Budaya Bersih dalam Pandangan Islam (Sebagai Tugas Mata Kuliah Agama Islam semester genap Tahun Ajaran 2009/2010) Disusun Oleh : 1. Puri Diah Santya Rini (0906528594) 2. Muhammad Irsyad (0906526140) 3. Setia Wirawan (0906526216) 4. Insun Fastabikhul K. (0906641756) 5. Rabiah (0906559574) 6. Ulfa Olivia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Budaya Bersih dalam Pandangan Islam
(Sebagai Tugas Mata Kuliah Agama Islam semester genap Tahun Ajaran 2009/2010)
Disusun Oleh :
1. Puri Diah Santya Rini (0906528594)
2. Muhammad Irsyad (0906526140)
3. Setia Wirawan (0906526216)
4. Insun Fastabikhul K. (0906641756)
5. Rabiah (0906559574)
6. Ulfa Olivia
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
April, 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya hingga
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Budaya Bersih dalam Pandangan Islam” tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Abdi Kurnia, SH selaku
dosen mata kuliah Agama Islam serta semua pihak yang telah membantu kami hingga
terselesaikannya makalah ini.
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh karenanya, dengan
rendah hati dan tangan terbuka kami menerima saran serta usul untuk penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Depok, Mei 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan . .................................................................................5
1.4 Metode Penulisan . .................................................................................5
BAB II
2.1 Budaya Bersih menurut Islam.................................................................6
2.2 Islam dan Seni.........................................................................................8
2.3 Islam dan IPTEK.. ..................................................................................10
‘Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah
aku termasuk orang-orang yang bersuci’ (HR. At-Tirmidzi 1/78)
“Subhanakallahumma wabihamdika assyhadu anlaa ilaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika”
‘Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepadaMu’ (HR.
An-Nasa’i)
Dalam doa tersebut jelas dikatakan bahwa seluruh umat islam apabila telah
selesai berwudhu, bermunajah pada Allah agar “termasuk dalam orang-orang
yang bersih”.
Memang pengertian bersih sendiri dapat berkembang dalam beberapa arti,
bersih hati, diri dan masih banyak lagi. Jika dikaitkan dalam kehidupan
sehari-hari, sebenarnya umat islam telah meminta pada Allah setiap saat agar
selalu ‘bersih’, namun apa yang diucapkan dalam doa berbeda kenyataannya
dalam kehidupan sehari-hari. Justru di Indonesia yang merupakan negara
dengan mayoritas penduduk muslim di dunia telah menjadi salah satu negara
terkotor hampir dalam segala hal, dari segi birokrasi, ekonomi, lembaga
peradilan dan yang paling parah adalah masalah lingkungan. Suatu masalah
yang sepele namun terlalu disepelekan oleh masyarakat Indonesia. Hingga
melihat lingkungan yang kotor adalah suatu hal yang ‘biasa’, bukan Indonesia
namanya jika tidak kotor. Budaya bersih yang berasal dari agama yang paling
sempurna di muka bumi yaitu islam dianggap hanya sebagai angin lalu dan
tidak lebih dari kata-kata mutiara semata.
2.1.2 Pengembangan budaya bersih dalam islam
Bersih merupakan fitrah semua manusia. Bahkan saat manusia lahir ke dunia,
ia telah dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci seperti selembar kertas yang
baru dan belum terkena goresan. Bahkan Nabi Muhammad SAW senantiasa
mengajarkan pada umatnya untuk menjaga kebersihan mulai dari mandi
hingga memakai wewangian seperti dalam hadist berikut ini :
“Mandi, memotong kuku, mencabut bulu-bulu tak perlu, memakai siwak,
mengusapkan wewangian (parfum) sebisanya pada hari Jumat dianjurkan
pada setiap laki-laki yang telah baligh.”
(Muttafaq ‘alaih)
Islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk hidup sehat dan bersih, seperti di
riwayatkan bahwa Rasullulah sendiri bersabda “Kesehatan merupakan salah
satu hak bagi tubuh manusia.”
Pada masa dahulu orang-orang di Eropa menganggap bahwa mandi adalah
suatu hal yang dikerjakan oleh para rakyat jelata yang tubuhnya penuh dengan
kotoran. Maka tidak heran masyarakat dunia barat saat itu sangat primitif,
jarang mandi dan tidak mengenal sabun. Negara-negara islam telah mengenal
sabun sejak lama dan telah mengaplikasikannya untuk membersihkan diri.
Bahkan parfum yang terkenal di Prancis sebenarnya lebih dulu terkenal di
dunia islam. Umat islam telah mengenal cara pembuatan parfum pada abad 8
masehi sedangkan dunia barat baru mulai mempelajarinya pada abad ke-14
Masehi. Hal ini membuktikan bahwa budaya bersih dalam islam telah mampu
merambah ke belahan dunia lainnya.
Yang patut disayangkan adalah budaya bersih itu sendiri seakan berkiblat pada
negara barat. Bangsa Eropa yang primitif telah berubah menjadi bangsa yang
mapan, maju dan modern. Hal ini tentu jauh berbeda bagi sebagian negara
dengan mayoritas penduduk muslim. Sebut saja Indonesia, budaya bersih di
Indonesia seakan mati dan memang tidak pernah ada jika melihat hal yang
menimpa Indonesia akhir-akhir ini.
Sungguh memprihatinkan memang namun hal ini juga tak terlepas dari andil
manusia itu sendiri dalam menciptakan lingkungan yang kotor jauh dari
kebersihan dan menyimpang dari budaya bersih yang diajarkan oleh Islam.
2.2 Agama Islam dan seni
2.2.1 Seni menurut islam
Quraish Shihab2 menjelaskan pengertian seni adalah keindahan. Ia (seni)
merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan
mengungkapkan keindahan. Seni itu lahir dari sisi terdalam manusia yang
didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis kein-
dahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang
dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Namun dalam prakteknya, seni seringkali dianggap sebagai suatu hal yang
‘haram’ dan menyimpang. Hal ini dikarenakan pandangan mereka yang
beranggapan bahwa seni tidak sejalan dengan ajaran agama islam merupakan
suatu pemahaman secara parsial.
2 Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al-qur’an (mantan Menteri Agama era Presiden Soeharto)
Islam sangat mengagungkan keindahan dalam hal ini seni seperti terdapat
dalam QS. Qaff : 6
“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di
atas mereka,bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun??”
Dalam hal ini langit yang diciptakan oleh Allah tidak hanya berfungsi sebagai
suatu ‘atap’ namun Allah juga menyimpan berjuta misteri didalamnya, langit
dijadikan oleh Allah sebagai tempat bergantungnya bintang, bulan, matahari
maupun benda langit lainnya yang Ia susun dengan sedemikian indahnya
sebagai suatu bentuk maha karya seni yang tiada tandingannya.
Begitu pula dengan laut, gunung, dan pemandangan alam lainnya. Allah tidak
lantas menciptakan laut hanya sebagai tempat mata pencaharian nelayan
dimana Allah menyediakan banyak ikan di laut. Atau Ia menciptakan gunung
bukan semata-mata hanya berfungsi sebagai daerah resapan. Tapi itu adalah
bentuk lukisan Allah yang luar biasa dan tidak ada satupun mahluk yang
sanggup menandinginya.
Dari uraian diatas jelas lah bahwa islam sama sekali tidak memandang negatif
pada seni atau mengharamkannya, namun yang perku ditekankan adalah
aplikasi dari seni itu sendiri yang kadangkala lebih menunjukkan kepada
pribadi individual dan bukan secara rohani nya. Pada akhirnya seni dianggap
sebagai suatu bentuk apresiasi kebebasan yang kadang-kadang kebablasan. Hal
ini yang diharamkan, seni berfungsi untuk mendekatkan manusia pada sang
Pencipta bukan justru malah menjauhkannya dan membuat manusia lupa diri.
Seni dalam islam bertujuan untuk memperhalus hati dan jiwa manusia agar ia
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT3.
2.2.2 Kaitan seni dan kebersihan
3 Kafrawi Abubakar, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar Raniry, konsentrasi Pendidikan Islam, dan juga Pemerhati Kesenian
Setelah mengetahui tentang pandangan islam mengenai seni maka dapat pula
disangkut pautkan antara kebersihan dan seni. Karena sesuatu yang indah dan
bersih dapat bernilai ibadah. Islam sangat mendukung hal ini.
Seni dan kebersihan yang menjadikannya sebagai suatu nilai ibadah sangat
berkaitan erat. Dewasa ini setiap tahunnya terjadi peningkatan volume sampah
rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia. Di jakarta pada
khususnya, dalam sehari dapat mencetak hingga 28 ribu meter kubik atau
setara setengah besarnya Candi Borobudur yang berarti dalam dua hari
sampah di Jakarta banyaknya sebesar candi Borobudur dan dalam setahun,
sampah Jakarta bisa membangun lebih dari 150 candi sampah4.
Tujuan dari seni menurut islam adalah memperhalus hati dan jiwa manusia
agar ia dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal ini dapat diwujudkan dengan penggalangan daur ulang sampah secara
artistik. Menganut prinsip ekonomi yaitu mencipatkan suatu barang yang tidak
berdaya guna menjadi memiliki nilai guna secara ekonomis. Telah banyak
terdapat perkumpulan ibu-ibu atau para remaja yang serius dalam melakukan
daur ulang sampah. Dengan tujuan dapat menyelamatkan lingkungan. Bahan-
bahan untuk membuat karya seni ini adalah sampah atau limbah bungkus
plastik seperti bekas detergent, pewangi pakaian, pencuci piring dan sampah
plastik lainnya yang di bawah tangan-tangan terampil mereka, dapat menjadi
suatu barang yang artistik, berdaya guna dan memiliki nilai jual. Mereka
biasanya membuat sampah-sampah tersebut menjadi tas, sandal, dompet dan
masih banyak lainnya.
Hal ini tentu mendatangakan manfaat yang sangat besar bagi sistem
perekonmian negara, lingkungan, diri sendiri dan tentunya merupakan suatu
nilai ibadah karena menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung
jawab seluruh umat terlebih lagi umat islam. Seperti dalam hadist disebutkan :
Sesungguhnya Islam itu bersih, hendaklah kamu mewujudkan kebersihan
karena sesungguhnya tidak akan masuk sorga kecuali orang yang bersih
(HR Khatib)
2.3 Agama islam dan IPTEK
4 Dikutip dari pernyataan Ali Firdaus, pakar tekhnologi UI dalam beberapa surat kabar nasional edisi 29 September 2009
2.3.1 Islam dan tekhnologi
''Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan
praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis
berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,''5.
Islam sama sekali tidak menyepelekan teknologi dan sains. Para ilmuwan
muslim telah banyak memberikan kontribusi yang nyata dalam peradaban
dunia khususnya dalam bidang tekhnologi.
Simaklah penjelasan al-Amiri tentang mekanika dalam kitabnya yang bertajuk
al-Ilam bimaqib al-Islam (Pengantar tentang Keunggulan-keunggulan Islam).
Menurut al-Amiri, mekanika merupakan disiplin ilmu yang menerapkan
matematika dan ilmu alam.
''Mekanika memungkinkan seseorang menaikkan air yang terpendam di
bawah kulit bumi dan juga mengangkat air dengan kincir atau air mancur,
mengakut barang-barang berat dengan sedikit tenaga, membangun
lengkungan jembatan di atas sungai yang dalam dan melakukan berbagai hal
lainnya,'' papar al-Amiri seperti dikutip al-Hassan dan Hill.
Al-Amiri berpendapat bahwa ilmu mekanika sebagai cabang matematika. Tak
heran, jika ia memasukannya dalam sebuah kelompok bersama aritmatika,
geometri, dan musik. ''Dari penyelidikan yang kami lakukan terhadap ilmu-
ilmu matematika, dapat dikatakan bahwa sama sekali tak terdapat kontradiksi
antara ilmu-ilmu tersebut dengan ilmu-ilmu keagamaan,'' tutur al-Amiri yang
wafat pada 381 H/ 991 M.6
para penguasa di zaman kekhalifahan islam menempatkan para insinyur dalam
posisi yang tertiggi dan terhormat.
Para engineer muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam
bidang tehnik sipil seperti bendungan, jembatan, penerangan jalan umum,
irigasi hingga gedung pencakar langit.
Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban islam
dikenal sangat bersih. Pada masa itu insyinur muslim sudah mampu
5 Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History6 Seorang Filsuf asal Iran
menciptakan sarana pengumpul sampah berupa kontainer, sesuatu yang belum
pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.
2.3.2 Tekhnologi dan kebersihan
Telah dijelaskan bahwa islam sangat mendukung berkembangnya tekhnologi
bahkan dizaman kekhalifahan dulu telah dibuat suatu sarana pengumpul
sampah yang berupa sebuah kontainer dan merupakan suatu hal yang baru
yang belum pernah ada dalam peradaban manusia.
Hal ini menjelaskan bahwa islam sangat menjunjung kebersihan seperti yang
diungkapkan dalam pepatah arab “kebersihan merupakan sebagian dari iman”
apabila sesorang tidak memperdulikan kebersihan dapat dikatakan bahwa ia
telah mengadaikan imannya yang begitu berharga demi kehidupan yang kotor
dan jorok.
Dalam perkembangannya, tekhnologi peradaban islam yang sangat luar biasa
terutama dalam menjaga kebersihan justru lebih berhasil diterapkan di negara-
negara kafir atau dengan mayoritas penduduk non-islam, sebut saja Swiss
yang mendapatkan predikat negara terbersih di dunia.7
Swiss mendapatkan nilai EPI (indeks performa lingkungan) 95,5 pada skala
100. Menunjukkan nilai yang nyaris sempurna, hal ini didasarkan pada 8
parameter yaitu sanitasi, kualitas air, peraturan penggunaan pestisida dll.
Sungguh ironis, karena mengingat dari 10 negara yang dinobatkan sebagai
negara terbersih di dunia baik oleh riset universitas-universitas dunia maupun
majalah internasional seperti majalah Forbes Amerika Serikat, mereka
diantara adalah Swiss, Swedia, Norwegia, Finlandia, Kostarika, Austria, New
Zealand, Kolumbia, Prancis dan Jepang.
Melihat daftar diatas praktis tidak ada satupun negara islam yang termasuk
dalam ‘negara bersih’ dalam hal lingkungannya. Padahal Islam sendiri
mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan baik pribadi maupun lingkungan.
Di jepang, prefektur Kyoto pada khususnya mereka memiliki suatu pusat
pendaur ulangan sampah terpadu yang bernama orii inceneration plant di
tempat ini seluruh sampah dari prefektur Kyoto diolah hingga menghasilkan
7 Versi Majalah Forbes, Amerika yang dikembangkan oleh Columbia university’s center (International earth science information network) dan Yale University’s center (Environmental law and policy), 21 Januari 2010
suatu bahan mentah yang nantinya dapat dimanfatkan bagi kegiatan ekonomi
atau setidak-tidaknya mengurangi dampak limbah rumah tangga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang sempurna dan indah, penuh dengan kesucian. Suatu hal
yang mustahil apabila agama yang sempurna mengajarkan pada para pemeluknya
untuk berperilaku kotor. Islam memang agama yang baik tapi tidak otomatis
berdampak pada pemeluknya akan baik pula. Singkatnya, islam merupakan agama
yang baik, namun belum tentu pengikutnya. Saat suatu ajaran yang sempurna
dijalankan oleh orang yang pemahamannya akan islam hanya sebatas aqidah semata
maka orang tersebut tidak akan bisa membuat islam menjadi baik. Harus ada
kesinambungan antara aqidah, fiqih dan akhlak dalam membentuk suatu lingkungan
yang bersih dan mewujudkan kebersihan seperti apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT. Pengertian islam secara parsial inilah yang menjadikan mereka tidak
dapat hidup bersih, selama ini ajaran islam diidentikkan dengan sholat, puasa, zakat
dan lain-lainnya seperti yang terdapat dalam rukun islam dan rukun iman. Namun
sebenarnya cakupan ajaran islam sangatlah luas dan tidak hanya terbatas pada hal-hal
yang sifatnya textbook tersebut. menyadari akan pentingnya kebersihan merupakan
implementasi ajaran islam yang menurut pepatah arab bahkan bernilai setengah dari
keimanan seorang muslim.
Peranan lembaga-lembaga islam dalam mengajak umat untuk senantiasa menjaga
kebersihan dirasakan kurang dan belum ada gaungnya. Hal ini disebabkan karena
kebersihan dianggap suatu masalah yang sepele, masih ada masalah lain yang lebih
penting dan lebih besar untuk ditangani segera daripada masalah kebersihan. Sebut
saja fatwa haram rokok, rebonding, foto pra wedding dan masih banyak lagi
‘permasalahan penting’ versi lembaga-lembaga islam tersebut.
Seperti yang telah dikatakan diawal bahwa jika manusia sendiri mengabaikan
pentingnya kebersihan maka jangan salahkan alam apabila suata saat ia mengamuk