Page 1
MAKALAH MATA KULIAH AGAMA ISLAM
KRITERIA CALON SUAMI DAN CALON ISTRI
IDAMAN DALAM PANDANGAN ISLAM
Disusun Oleh:
Kelompok IX
Oda Winda Swari (21030111130073)
Aryo Adi Prasetyo (21030111130074)
Dony Ridwan Prihadi (21030111130075)
Hanif Ardiansyah (21030111130076)
Kelas B
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
1
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah agama Islam yang berjudul : Kriteria Calon
Suami dan Calon Istri Idaman dalam Pandangan Islam tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang criteria dan ciri-ciri calon suami dan calon istri
idaman menurut “kacamata” Islam. Tentunya sebagai seorang muslimin dan
muslimah ingin mendapatkan suami dan istri yang diinginkan dan sesuai menurut
ajaran agama Islam.
Penulis menucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulosan makalah ini. Penulis menyadari ada kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembacanya.
Semarang, 19 Maret 2012
Penulis
2
Page 3
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................1
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab I Pendahuluan..............................................................................................4
I.1. Latar Belakang.........................................................................................4
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................5
I.3. Tujuan Penulisan......................................................................................5
I.4. Manfaat Penulisan....................................................................................5
Bab II Isi...............................................................................................................6
Pasangan Hidup untuk Kita............................................................................6
Mengapa Kita Harus Selektif dalam Mencari Pasangan Hidup?...................8
Akibatnya Salah Memilih Suami atau Istri....................................................9
Siapa yang Seharusnya Kita Pilih?.................................................................10
Pilihlah Orang yang Bertaqwa kepada Allah SWT........................................10
Saatnya Kita Memilih.....................................................................................12
Kriteria Calon Istri Idaman menurut Islam....................................................12
Kriteria Calon Suami menurut Islam..............................................................19
Bab III Penutup...................................................................................................24
III.1. Kesimpulan............................................................................................24
III.2. Saran......................................................................................................24
Daftar Pustaka.....................................................................................................25
3
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Tentu saja manusia
diciptakan oleh Allah SWT. Allah SWT telah menceritakan proses penciptaan
manusia di dalam Al-Qur'an secara terperinci. Manusia pertama yang
diciptakan oleh Allah SWT adalah Adam. Di dalam Al Qur’an dijelaskan
bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian
dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna
maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Pada
dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup
(isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim dijelaskan :“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari
tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan
adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan
dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka
akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya. Oleh karena itu,
pernikahan sangat dianjurkan dan Islam juga mengajarkan kepada umatnya
untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah
tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk
selama-lamanya sampai akhir hayat kita.
4
Page 5
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara memilih pasangan hidup dalam pandangan Islam?
2. Bagaimanakah kriteris calon suami idaman dalam “kacamata” Islam?
3. Bagaimanakah criteria calon istri idaman dalam “kacamata” Islam?
I.3. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah agama Islam di
jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
I.4. Manfaat Penulisan Makalah
Muslimin dan Muslimah dapat mendapatkan informasi mengenai criteria
pasangan hidup yaitu calon suami dan calon istri idaman dalam pandangan Islam.
5
Page 6
BAB II
ISI
Pasangan Hidup untuk Kita
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk social takkan
mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, manusia juga
membutuhkan pasangan hidup untuk menjalani kehidupan sampai masa tua dan
akhir hayat. Sesungguhnya Allah selalu memberikan kita nikmat lahir dan nikmat
batin. Secara lahiriah Allah memberikan kita jodoh atau pasangan dan secara
batiniah Allah memberi kita cinta. Jika tidak demikian maka kita tidak akan bisa
dimengerti dan dirasakan. Cinta tanpa pasangannya berarti tidak ada artinya,
pasangan tanpa cinta juga tidak ada artinya.
Gambar. Ilustrasi Pernikahan
Dalam Al Quran Surat Ar-Ruum :
“21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (Al-Quran: Surat Ar-Ruum : 21)
Ada 4 faktor yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, yaitu:
1. Rezeki
2. Jodoh
3. Ilmu
4. Agama
6
Page 7
Tapi keempat faktor itu sesungguhya tidak bisa mengantarkan kita sendiri
kepada kebahagiaan kecuali jika ada pasangannya, seperti Allah memberikan kita
rezeki, Allah tidak akan memberikan kebahagiaan kecuali memberikan sesuatu itu
pasangannya, dan pasangan rezeki itu kekayaan hati yaitu konaah. Jadi
sesungguhnya pasangan dari kekayaan lahir itu adalah kekayaan batin, yaitu
konaah. Pasangan jodoh itu cinta. Jadi seumpama tidak ada konaah maka
kekayaan itu tidak bisa dimengerti dan dirasakan. Orang akan selalu kurang
meskipun banyaknya harta yang dimiliki. Jika ada perempuan dan laki-laki tapi
tidak ada cinta, maka tidak akan bisa dimengerti makna pasangan tadi kecuali
hanya rasa keberlainan saja. Dia lain daripada saya, ia perempuan dan saya laki-
laki. Jadi rasanya hanya ada keberlainan saja.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Muslim atau
Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi
membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam.
Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan
cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah
menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam
hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan
menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami
atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi
(memberi nafkah) bagi anak istrinya. Ajaran Islam sangat menekankan system
pemilihan pasangan hidup (suami atau istri) yang berpedoman kepada nilai-nilai
Islam. Tujuannya agar lelaki yang shalih akan mendapatkan wanita yang shalihah,
demikian pula sebaliknya.
7
Page 8
Allah SWT berfirman:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-
wanita yang baik (pula)” (QS. An Nuur: 26).
Gambar. Ilustrasi Pasangan Hidup yang Baik
Mengapa Kita Harus Selektif dalam Mencari Pasangan Hidup?
Kecermatan memilih pasangan hidup sangat menentukan keberhasilan
perjalanan seorang hamba di dunia dan akhirat. Apalagi mengingat pernikahan
merupakan bentuk penyatuan dari dua lawan jenis yang berbeda dalam banyak
hal, keduanya tentu memiliki kebaikan dan keburukan yang tingkatannya juga
berbeda satu sama lain. Adalah menjadi suatu hak dan kewajiban bagi setiap
muslim dan muslimah untuk mencari pendamping yang benar-benar akan
membuka pintu kebaikan buat dirinya dan mengundang keridhaan dari Rabb-nya
dan hal ini hanya dapat dicapai bila diawali proses pemilihan calon pasangan
hidup yang selektif, yang dilandasi oleh semangat Islami sebagai dasar terjadinya
suatu pernikahan. Setelah pernikahan, tidak ada pilihan lagi buat kita, kecuali dua
hal: mendapatkan ketenangan yang membahagiakan rumah tangga atau
memperoleh kesengsaraan yang membinasakan.
8
Page 9
Akibatnya Salah Memilih Suami atau Istri
Akibat salah dalam memilih pasangan hidup, banyak pasangan suami istri
yang menghadapi kesulitan dan hidupnya malah tidak bahagia, bahkan perceraian
dan gonta ganti pasangan menjadi sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Dewasa
ini, begitu banyak kasus pertikaian di dalam sebuah keluarga, dari sekedar konflik
yang berbentuk pertengkaran mulut sampai dengan penganiayaan fisik bahkan
pembunuhan, yang disebabkan oleh kesalahan langkah awal dalam membentuk
rumah tangga. Iklim pergaulan di masyarakat kita yang memang cenderung
permisif dan belum Islami, merupakan penyebab utama yang melahirkan
pernikahan sebatas dorongan nafsu semata. Tolak ukur pencarian pasangan hidup
jarang yang berorientasi pada nilai-nilai agama. Melainkan seringkali hanya
sebatas keindahan fisik, melimpahnya materi dan mulianya status di masyarakat,
atau bahkan hanya karena sudah terlanjur cinta yang telah menyebabkan mata hati
menjadi buta terhadap kebaikan dan keburukan orang yang dicinta. Apabila
pernikahan terjadi hanya lantaran dorongan nafsu semacam itu, maka wajarlah
jika banyak pasangan yang bertikai mereasa kesulitan menyelesaikan
permasalahan rumah tangga mereka secara Islami, lantaran proses pernikahan
mereka terjadi begitu saja secara naluriah, tanpa ada landasan nilai-nilai ke-
Islaman yang mengawali. Lalu bagaimana mungkin akan kembali kepada Qur’an
dan Sunnah, sedangkan mereka dahulunya tidak berangkat dari keduanya? Maka
memilih pasangan hidup atas dasar nilai-nilai Islam adalah sikap yang penting,
dan berhati-hati dalam memilih pasangan hidup menjadi suatu keharusan bagi kita
Nasehat Luqman Al Hakim berikut ini:
“Wahai anakku, takutlah terhadap wanita jahat karena dia membuat
engkau beruban sebelum masanya. Dan takutlah wanita yang tidak baik karena
mereka mengajak kamu kepada yang tidak baik, dan hendaklah kamu berhati-hati
mencari yang baik dari mereka.”
Begitu pula untuk wanita berhati-hatilah dalam mencari pasangan.
Pasangan yang baik bisa mendukung dan mengarahkan hidup ke hal-hal yang
positif.
9
Page 10
Siapa yang Seharusnya Kita Pilih?
Islam telah mengajarkan dengan cermat atas dasar apa kita harus memilih
pasangan hidup kita:
“Dinikahi wanita atas dasar empat perkara: karena hartanya, karena
kecantikannya, karena keturunannya, dan karena agamanya. Barangsiapa yang
memilih agamanya, maka beruntunglah ia.” (HR. al Bukhari dan Muslim)
Maka jelaslah bagi kita bahwa ada empat dasar dalam menentukan siapa
yang layak untuk kita pilih menjadi pasangan hidup kita, yakhi kekayaan,
keelokan, keturunan serta akhlak dan agama. Dan di antara semuanya, maka
akhlak dan agama menjadi jaminan kedamaian dan kebahagiaan, sebaliknya
pengabaian bahkan pengingkaran terhadap masalah ini akan menyebabkan fitnah
dan kerusakan yang besar bagi para pelakunya. Alangkah indahnya memang bila
kesemuanya terkumpul pada diri seseorang hamba Allah.
Pilihlah Orang yang Bertaqwa kepada Allah SWT
1. Kekayaan
Hal ini memang utama, bahkan Rasullah saw adalah seorang
dermawan yang paling banyak sedekahnya, tetapi pernikahan bukanlah
sekedar transaksi perdagangan semata, bahkan Allah mengancam mereka
yang menikah semata-mata karena mengharapkan kekayaan dengan
kefakiran:
”Barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya, Allah tidak
akan menambahkannya kecuali kefakiran..” (HR. Ibnu Hibban).
2. Keelokan
Hal ini juga memang boleh-boleh saja dan menyukai keelokan
memang fitrah manusia, bahkan Allah sendiri indah dan menyukai
keindahan, tetapi pernikahan pun bukan sekedar kesenangan mata belaka.
Sesungguhnya keelokan merupakan karunia Allah kepada hamba-Nya,
yang kelak pasti akan diambil-Nya secara perlahan dengan
bertambahnya usia sang hamba. Karena memang tidak ada keelokan yang
berkekalan di dunia yang fana ini.
10
Page 11
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, sebab
kecantikan itu akan lenyap dan janganlah kamu menikahi mereka karena
hartanya, sebab harta itu akan membuat dia sombong. Akan tetapi
nikahilah mereka karena agamanya, sebab seorang budak wanita yang
hitam dan beragama itu lebih utama.” (HR. Ibnu Majah).
3. Keturunan
Demikian pula hal ini juga sesuatu yang utama, tetapi pernikahan
pun bukan sekedar kebanggaan silsilah yang justru bias membawa kepada
penyakit ‘ashobiyah’. Bahkan Allah mengancam mereka yang menikahi
seseorang hanya untuk mengejar keturunan, dengan memberikan
kerendahan bukan kemuliaan.
“Barangsiapa yang menikahi wanita karena keturunannya, Allah
tidak akan menambahkan kecuali kerendahan…”(HR. Ibnu Hibban)
4. Akhlak dan Agama
Inilah faktor yang paling utama, yang tidak boleh tidak, harus ada
pada calon pasangan hidup kita. Semakin baik akhlak dan agama
seseorang, maka seakan-akan semakin jelaslah kebahagiaan sebuah rumah
tangga telah terbentang dihadapan kita. Akhlak dan agama disini bukanlah
sebatas ilmu dan retorika atau banyaknya hapalan di kepala, melainkan
mencakup ucapan dan perbuatan sebagai cerminan dari hati
seseorang yang telah melekat dalam kepribadiannya.
Betapa beruntungnya menikah dengan hamba yang bertaqwa,
karena ia pandai menghormati pasangan hidupnya dan sangat berhati-hati
dari menzhaliminya.Dan sebaliknya penolakan terhadap lelaki atau wanita
yang bertaqwa, bagaikan menolak kebaikan dan menggantinya dengan
kerusakan.
“Jika datang seorang laki-laki kepadamu (untuk melamar), sedang
kau tahu ia baik akhlak dan agamanya lalu kau tolak, maka jadilah fitnah
buatmu dan kerusakan yang besar,” (HR. Ibnu Majah)
“Apabila telah datang kepadamu seorang wanita yang agama dan
akhlaknya baik maka nikahilah dia. Jika engkau menikahi wanita bukan
11
Page 12
atas dasar agama dan akhlak, maka wanita itu akan menjadi fitnah dan
menimbulkan kerusakan luas.”(HR. At Tirmidzi).
Akhirnya pernikahan yang ideal sesungguhnya merupakan
keseimbangan dari semua faktor tersebut, dengan akhlak dan agama
sebagai parameter yang paling penting, karena itu dalam
memilih pasangan hidup, jangan sampai niatan kita hanya sekedar mencari
kecantikan atau keturunan atau harta saja dengan meninggalkan criteria
taqwa, sehingga tidak ada keberkahan yang akan kita dapatkan dalam
rumah tangga kita kelak.
“Barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya, Allah tidak
akan menambahkannya kecuali kafakiran. Barangsiapa yang mengawini
wanita karena untuk memejamkan pandangannya, menjaga kemaluannya
serta menjalin tali persaudaraan, niscaya Allah memberkahinya.” (HR.
Ibnu Hibban).
Saatnya Kita Memilih
Tidak jarang seseorang dihadapkan pada sekian banyak pilihan
pasangan hidup yang dari segi akhlak dan agama sama dan setaraf, apalagi
masalah di dalam ketaqwaan seseorang memang sulit untuk dideteksi
dalam waktu yang singkat. Maka untuk mencari sebuah keutamaan,
pilihan kadang memang perlu dipersempit, sebab semakin banyak
pilihan maka akan semakin sulit bagi kita untuk memilih yang terbaik.
Dan menurut kacamata agama yang tentunya selalu selaras dengan fitrah
dan naluriah seorang insan. Ada beberapa keutamaan yang bisa
dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup.
Kriteria Calon Istri Idaman menurut Islam
1. Pilihan yang sekufu
“Pilihlah wanita-wanita yang akan melahirkan anak-anakmu dan
nikahilah wanita yang sekufu (sederajat) dan nikahlah dengan
mereka.”(HR. Ibnu Majah, Al Hakim, dan Al Baihaqi)
12
Page 13
Al Kafa’ah merupakan masalah kesesuaian dan kesamaan antara
pasangan pernikahan yang dianggap paling mendekati, seperti
pertimbangan akan masalah: usia, garis keturunan, kehormatan,
profesi, atau tingkat pendidikan. Para ulama menyarankan agar laki-
laki idealnya menikah dengan wanita yang setingkat dengannya atau di
bawahnya, sedangkan seorang wanita sebaiknya menikah dengan laki-
laki yang mempunyai tingkatan yang sama atau di atasnya.
Tetapi penting untuk dipahami, bahwa tingkat kesamaan sosial ini
bukanlah merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses pernikahan,
karena Islam sendiri adalah agama tanpa kelas, yang menyamakan
kedudukan semua hambanya, terkecuali dari ketakwaanya. Kalaupun
ia menjadi sebuah pertimbangan, adalah semata-mata sebagai tindakan
kehati-hatian, agar kelak tidak ada penyesalan dikemudian hari yang
akhirnya bias lebih menyakitkan, karena sesungguhnya hati manusia
itu memang sering labil dan mudah berubah-ubah. Dan masalah ini,
sebenarnya merupakan tata cara kebijaksanaan duniawi yang masih
bisa disepakati bila ada persetujuan diantara kedua belah pihak.
2. Memilih yang penuh kasih sayang dan subur
“Nikahilah wanita-wanita yang penuh kasih dan banyak
memberikan keturunan (subur) sebab aku akan bangga dengan
banyaknya ummat dihari kiamat kelak” (HR. Ahmad). Hamba
yang penuh kasih dan mengasihi adalah hamba yang memiliki nada
perasaan (afek) yang halus serta emosi yang terkendali. Kita dapat
mengenali apakah seseorang termasuk kriteria ini melalui ucapan,
perbuatan ataupun tatapan mata, baik dikala ia gembira maupun
kecewa, yang kesemuanya itu dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana kepribadian dan isi hati yang dimilikinya. Apakah
dipenuhi kelembutan dan kasih sayang? Ataukah dipenuhi kekasaran ,
kebencian dan kepalsuan.
Sementara itu mereka secara mudahnya dapat kita ketahui dari
berapa jumlah saudara atau keluarganya yang terdekat, atau dari jenis
13
Page 14
penyakit penghambat keturunan yang diderita dirinya ataupun
saudaranya dan keluarganya yang terdekat.
3. Memilih kerabat yang jauh
Nasihat Rasulullah saw. “Janganlah kalian menikahi kerabat dekat,
sebab dapat berakibat melahirkan keturunan yang lemah akal dan
fisik.”
Dan selain untuk menjaga kualitas keturunan dari penyakit
bawaan, menikahi mereka yang berasal jauh dari keluarga kita akan
menambah ikatan kekerabatan dengan orang lain, serta memberikan
kebahagiaan sendiri bila harus berpergian jauh untuk
saling silaturahim.
4. Memilih para gadis
“Nikahilah para gadis sebab ia lebih lembut mulutnya, lebih
lengkap rahimnya, dan tidak berfikir untuk menyeleweng, serta rela
dengan apa yang ada di tanganmu.” (HR. Ibnu Majah. Al Baihaqi dari
Uwaimir bin Saidah)
Pernikahan dengan yang masih gadis lebih utama daripada janda,
karena dapat membuat hubungan lebih erat dan menyatu, mereka lebih
mudah digoda dan Bercanda serta bersenang-senang, lebih setia dan
menerima, serta lebih sedikit beban mental dan psikologisnya
bagi kita. Semua ini mempunyai kesan dan kenikmatan tersendiri di
dalam menambah keindahan rumah tangga.
5. Memiliki Agama yang Bagus
Inilah yang harus kita jadikan inti sebelum kriteria-kriteria
lainnya.Tentu saja wanita idaman memiliki aqidah yang
bagus.Seorang wanita yang baik agamanya tentu saja tidak suka
membaca ramalan-ramalan bintang seperti zodiak dan shio.Karena ini
tentu saja menunjukkan rusaknya aqidah wanita tersebut. Membaca
ramalan bintang sama halnya dengan mendatangi tukang ramal.
Bahkan ini lebih parah dikarenakan tukang ramal sendiri yang datang
14
Page 15
ke rumahnya dan ia bawa melalui majalah yang memuat berbagai
ramalan bintang setiap pekan atau setiap bulannya. Jika cuma sekedar
membaca ramalan tersebut, Rasulullah SAW bersabda,
�ة� �ل �ي �ل �ع�ين ب ر�� �ة أ �ه�ص�ال �ل �ل �ق�ب �م�ت ى�ء�ل �ش� �ه�ع�ن ل
� أ اف�اف�س� �ىع�ر! �ت �أ م�ن
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya
mengenai sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.”
Jika sampai membenarkan ramalan tersebut, lebih parah lagi
akibatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
�ىم�ح�م!د� �ع�ل �ز�ل �ن �م�اأ ب �ف�ر� �ف�ق�د�ك �ق�ول �م�اي �ف�ص�د!ق�ه�ب افا و�ع�ر!� �أ �اه�نا �ىك �ت �أ م�ن
“Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia
membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kufur pada Al
Qur’an yang diturunkan pada Muhammad”
Begitu pula ia paham tentang hukum-hukum Islam yang berkenaan
dengan dirinya dan juga untuk mengurus keluarga nantinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan
seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya. Beliau
bersabda,
�د�اك� �ي �ت �ر�ب �ت �الد4ين �ذ�ات ب �ه�ا،ف�اظ�ف�ر� �د�ين �ه�او�ل �ه�او�ج�م�ال ب �ح�س� �ه�او�ل �م�ال �ع�ل ب ر�� �ة�أل أ �م�ر� ال �ح� �ك �ن ت
“Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat,
harta dan kecantikannya.Pilihlah perempuan yang baik agamanya.
Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”
Inilah kriteria wanita idaman yang patut diperhatikan pertama kali
–yaitu baiknya agama- sebelum kriteria lainnya, sebelum kecantikan,
martabat dan harta.
6. Selalu Menjaga Aurat
Kriteria ini pun harus ada dan jadi pilihan.Namun sayangnya
sebagian pria malah menginginkan wanita yang buka-buka aurat dan
seksi.Benarlah, laki-laki yang jelek memang menginginkan wanita
yang jelek pula.
15
Page 16
Ingatlah, sangat bahaya jika seorang wanita yang berpakaian
namun telanjang dijadikan pilihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
!ا �ه�االن �ب �ون �ض�ر�ب �ق�ر�ي �ب �ال �اب ذ�ن� �أ �اط ك ي ه�م�اق�و�م م�ع�ه�م�س� ر�
� �م�أ !ار�ل لن �ه�ال� �أ �م�ن �ف�ان ص�ن
�ة�ال �ل �م�ائ �ال ت �خ� �ب �م�ة�ال ن س�� �أ !ك ه�ن ء�وس� ر� �ت �ال م�ائ �ت م�م�يال �ات ع�ار�ي �ات ي �اس� اء ك �س� و�ن س�
�ذ�ا �ذ�او�ك ة�ك ير� �م�س� �وج�د�م�ن �ي !ر�يح�ه�ال �ن �ر�يح�ه�او�إ �ج�د�ن �ي !ة�و�ال ن �ج� �ال �ن ل �د�خ� �ي
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku
lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk
memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan
sekian.”
Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits
ini adalah:
1. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja
menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita
yang berpakaian tetapi telanjang.
2. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam
tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.
Sedangkan aurat wanita yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuhnya
kecuali wajah dan telapak tangan.
Allah Ta’ala berfirman,
�ا �ان �و�ك �ن �ؤ�ذ�ي ي �ف�ال� ف�ن �ع�ر� �ي ن� �ىأ د�ن
� �أ �ك !ذ�ل �ه�ن �يب ب �ج�ال� !م�ن �ه�ن �ي �ع�ل �ين �د�ن �ي �ين �م�ؤ�م�ن اء�ال �س� �و�ن �ك �ات �ن �و�ب و�اج�ك �ز� �أل� Jق�ل �ي !ب Jه�االن ي� �اأ ي
ح�يم�ا ار� !ه�غ�ف�ور� لل
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka
mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59).
16
Page 17
Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang
dipakai oleh wanita setelah memakai khimar.Sedangkan khimar
adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
�ه�ا م�ن م�اظ�ه�ر� �ال! !إ �ه�ن �ت �ز�ين �د�ين �ب ي !و�ال� وج�ه�ن �ف�ر� �ح�ف�ظ�ن !و�ي �ص�ار�ه�ن ب� �أ �م�ن �غ�ض�ض�ن �ي �ات �م�ؤ�م�ن �ل �ل و�ق�ل
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya.” (QS. An Nuur : 31).
7. Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman juga sepatutnya memenuhi
beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari
berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali
wajah dan telapak tangan.
Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
�ول�ى !ة�األ� �ي اه�ل �ج� ال ج� Jر� �ب �ت ن ج� �ر! �ب ت !و�ال� �ن �ك �وت �ي �ف�يب ن و�ق�ر�
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-
tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab :
33).
Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak
menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu
Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
�ة �ي ان �ز� �ر�يح�ه�اف�ه�ي �ج�د�وام�ن �ي �ىق�و�م�ل �ع�ل ت �ف�م�ر! ت �ع�ط�ر� ت �ة�اس� أ Jم�اام�ر� �ي أ
17
Page 18
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui
sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia
pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.
Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non
muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
اء� - - 4س� �الن �م�ن �ت ج4ال �ر� �م�ت ،و�ال ج�ال� �الر4 �م�ن �ين !ث ن �م�خ� ال صلىاللهعليهوسلم Jى� !ب �الن �ع�ن ل
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan
kaum wanita yang menyerupai kaum pria.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
�ه�م� �ق�و�م�ف�ه�و�م�ن !ه�ب ب �ش� �ت م�ن
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
bagian dari mereka”.
Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus
dipenuhi.Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.
8. Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang
shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh
menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan
yang mendesak.Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan
masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi
laki-laki.Allah Ta’ala berfirman,
�ول�ى !ة�األ� �ي اه�ل �ج� ال ج� Jر� �ب �ت ن ج� �ر! �ب ت !و�ال� �ن �ك �وت �ي �ف�يب ن و�ق�ر�
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS
Al Ahzab: 33).
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
: �ق�ول� �ف�ت �ط�ان ي ف�ه�االش! ر� �ش� ت �ه�ااس� �ت �ي �ب �م�ن ت ج� �ذ�اخ�ر� !ه�اإ �ن ة ،و�إ �ة�ع�و�ر� أ �م�ر� !ال �ن إ
�ه�ا" �ت �ي �ف�يق�ع�ر�ب �ت �ان �ذ�اك !ه�إ �ىالل �ل �إ �ون �ك �م�ات ب �ق�ر� �ه�،و�أ �ت ب �ع�ج� �الأ ح�د إ� �يأ آن م�ار�
18
Page 19
“Sesungguhnya perempuan itu aurat.Jika dia keluar rumah maka
setan menyambutnya.Keadaan perempuan yang paling dekat dengan
wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”
9. Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
�ر� ي �خ� !ب �ال �ىإ ت� �أ �ي �اء�ال ي �ح� ال
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.”
Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu
semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-
laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula,
sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-
idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah
umum yang mesti diperhatikan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan
keberkahan dalam hidup ini.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan
menjadi sempurna.
Kriteria Calon Suami menurut Islam:
1. Beragama Islam
Allah berfirman dalam beberapa ayat berikut: "...Allah sekali-kali tidak
akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-
orang yang beriman"(Q.S. An-Nisaa' : 141)
"...Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mu'min lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan
ampunan dengan izin-Nya..."(Q.S. Al-Baqarah : 221)
Ketentuan-ketentuan di atas dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan kepada kaum perempuan muslim agar mereka tidak menjadi
19
Page 20
obyek bagi musuh-musuh islam dalam usahanya melemahkan kaum
muslimin dan menghancurkan Islam dari pemerkuaan bumi ini.
Perkawinan merupakan jalan bagi orang-orang kafir untuk memaksakan
kehendaknya dengan leluasa terhadap keluarga agar mengikuti agama
mereka.
Hal ini bisa terjadi sebab suami oleh Islam ditempatkan sebagai
pemimpin dan penguasa dalam rumah tangga yang harus ditaati oleh istri.
Dengan kekuasaannya para suami kafir mudah sekali memurtadkan istri
dari Islam dan mengajak anak-anaknya mengikuti agamanya. Dengan cara
semacam ini jumlah kaum muslimin lama-kelamaan akan menjadi
berkurang dan kekuatannya menjadi lemah. Hal semacam ini sudah tentu
sangat membahayakan perkembangan umat Islam dan sekalipun merusak
kemurnian ajaran Islam.
2. Taat Beragama dan Baik Akhlaqnya
Disebutkan dalam Hadits sebagai berikut: "Bila datang seorang
laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya, hendaklah kamu
nikahkan dia, karena kalo engkau tidak mau menikahkannya, niscaya
akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas."(H.R.
Tirmidzi dan Ahmad)
Hadits di atas memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin,
khususnya para orang tua atau wali, untuk benar-benar memperhatikan
ketaatan beragama dan akhlaq laki-laki yang akan menjadi suami dari anak
atau perempuan di bawah perwaliannya. bila ada laki-laki yang taat
beragama dan baik akhlaqnya namun tidak mampu membiayai diri untuk
kawin, masyarakat muslim diharuskan memberikan pertolongan kepada
yang bersangkutan agar dapat menikah dengan baik. Seorang perempuan
sering kali lebih memperhatikan kemampuan materi dari laki-laki yang
akan menjadi calon suaminya dan mengabaikan sisi agama dan tanggung
jawabnya dalam merealisasikan kehidupan beragama sehari hari. ia
menganggap bahwa yang lebih penting dalam rumah tangga adalah
kemampuan materi seorang suami sehingga dapat mewujudkan
20
Page 21
kesejahteraan bagi keluarganya. Ia tidak mempedulikan masalah akhlaq
dan ketaatan beragama karena menganggap bahwa kesejahteraan keluarga
dapat diperoleh walaupun mereka tidak taat beragama.
Para perempuan muslim harus benar-benar seksama mencermati masalah
kualitas keagamaan dan akhlaq laki-laki tersebut agar kelak dirinya tidak
terjerumus ke dalam kehidupan rumah tangga yang menyimpang dari
ajaran Islam. Insya Allah, dengan suami yang benar-benar berpegang pada
akhlaq yang baik dan menjalankan agama yang lurus, istri dan anak-anak
kelak akan menikmati suasana rumah tangga yang penuh bahagia.
3. Menjauhi Kemaksiatan
Allah berfirman dalam QS At-Tahiriim Ayat 6 :
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat pada apa yang
diperintahkan."
Disebutkan juga dalam hadits berikut :
"Tiga golongan yang Allah haramkan masuk syurga yaitu : peminum
minuman keras, orang yang durhaka terhadap ibu bapaknya, dan orang
yang berbuat dayyuts yang menanamkan perbutan dosa kepada
keluarganya."(H.R. Nasa'i)
Menjauhi kemaksiatan ialah menjauhi perbuatan yang diharamkan
oleh agama, terutama yang tergolong dosa besar, seperti syirik, berjudi,
berzina, mabuk, mencuri dan lain-lainnya. Ayat di atas menegaskan bahwa
kepala keluarga bertanggung jawab untuk menjauhkan anggota
keluarganya dari segala macam dosa. Kepala keluarga yang membiarkan
keluarganya berbuat dosa, apalagi memberi contoh melakukan perbuatan-
perbuatan dosa, berarti menyiapkan diri masuk ke dalam neraka. Hal
semacam ini dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena para suami
dinyatakan sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk
membersihkan anggota keluarganya dari perbuatan maksiat, dengan
21
Page 22
sendirinya dia harus dapat dijadikan contoh sebagai orang yang bersih dari
perbuatan maksiat. Dia harus menjadi orang yang taat menjauhi larangan-
larangan agama, terutama yang tergolong dosa-dosa besar. Bila seorang
suami ternyata suka melakukan perbuatan maksiat, dia tak layak untuk
menjadi kepala keluarga. Dikatakan demikian sebab dia sendiri tidak dapat
memelihara dirinya dari perbuatan yang menjerumuskannya ke dalam
neraka, padahal seorang suami bertanggung jawab untuk menyelamatkan
diri dan keluarganya dari siksa tersebut.
Syarat seorang calon suami harus menjauhkan diri dari perbuatan-
perbuatan maksiat adalah suatu hal yangmutlak menurut ketentuan agama.
Oleh karena itu, para perempuan muslim wajib dengan seksama dan teliti
menyelidiki laki-laki calon suaminya apakah ia seorang yang bersih dari
perbuatan-perbuatan maksiat atau sebaliknya.
4. Taat Kepada Orang Tuanya
Disebutkan dalam Hadits berikut: Dari Mu'awiyah bin Jahimah,
sesungguhnya Jahimah berkata: "Saya datang kepada Nabi SAW, untuk
minta izin kepada beliau guna pergi berjihad, namun Nabi SAW bertanya:
"Apakah kamu masih punya ibu bapak (yang tidak bisa mengurus
dirinya)?". Saya menjawab: "Masih". Beliau bersabda: "Uruslah mereka,
karena syurga ada di bawah telapak kaki mereka"."(H.R. Thabarani,
Hadits hasan)
Disebutkan pula dalam Hadits berikut:
Dari Ibnu 'Umar RA ujarnya: "Rasulullah SAW bersabda: "Berbaktilah
kepada orang tua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada
kalian; dan peliharalah kehormatan (istri-istri orang), niscaya
kehormatan istri-istri kalian terpelihara".(H.R. Thabarani, Hadits hasan)
Ketaatan anak kepada orang tua dalam rangka menjalankan
perintah agama menjadikan mereka ridla. Keridlaan ibu dan bapak kepada
anaknya dapat mengantarkan anaknya masuk syurga kelak di akhirat. Hal
ini membuktikan bahwa ketaatan anak kepada orang tua atau ibu bapak
merupakan kunci pokok bagi keselamatan anak dalam kehidupannya di
dunia dan di akhirat. Anak yang taat kepada orang tua dapat diharapkan
22
Page 23
akan bisa memimpin keluarganya ke jalan yang diridlai oleh Allah.
Karena pentingnya seorang muslimah mendapatkan suami yang mengerti
tanggung jawab dan taat kepada orang tuanya, hendaklah perempuan
perempuan muslim memperhatikan hal ini. Para perempuan muslim tidak
seharusnya hanya melihat keadaan fisik dan penampilan lahir seorang laki-
laki tanpa mempedulikan sikap dan perilakunya apakah ia orang yang taat
kepada orang tuany ataukah durhaka kepada mereka.
8. Dapat Memimpin
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34 :"Laki-laki adalah
pemimpin kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
atas sebagian lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian
harta mereka..."
Fungsi suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga adalah
meluruskan kesalahan istri, meninggatkan ketaqwaan istri, memperluas
pengetahuan dan pemahaman istri mengenai tanggung jawabnya terhadap
suami dan keluarga, menolong istri memecahkan kesulitan yang dihadapi
dan mendorong istri untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan
mentalnya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari terutama dalam
mendidik anak-anak.
9. Berperilaku Halus
Rasulullah saw bersabda: "Orang mu'mim yang paling baik
imannya yaitu yang paling baik akhlaqnya; dan orang yang paling baik di
antara kamu yaitu orang yang sangat baik kepada istrinya."(H.R.
Bukhari).
Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus.
Hampir setiap saat muncul permasalahan yang bisa menimbulkan
perselisihan , pertengkaran dan percekcokan antara suami istri. Bila suami
orang yang berperilaku atau kejam, ia tidak akan segan-segan berbuat
kasar dan kejam kepada istrinya. Sudh tentu perlakuan kasar semacam ini
tidak diinginkan oleh setiap istri walau berbuat salah.
23
Page 24
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Allah telah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, dan
untuk mengikat hubungan di antara keduanya islam menganjurkan kepada
manusia untuk menikah. Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri
atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria
memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah,
hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini
dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan
pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam
hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan
menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi
suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam
menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu sebaiknya
dalam memilih jodoh kita lebih mementingkan akhlak dan agama.
III.2. Saran
Saudaraku hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang
mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin
atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan. Yang
demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal
sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak
bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila
iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut
berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan
atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq
mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
24
Page 25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Penciptaan Manusia. http://sayyidulayyaam.blogspot.com .
Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012.
Anonim. 2010. Calon Suami yang Baik Dalam Islam .
http://tajung.blogspot.com/Kriteria. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012.
Anonim. http://akuislam.com/blog/wpcontent/uploads/2011/03/tumblr_lpum
497lFr1r008mdo1_400.png. Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012.
Anonim. 2009. Kriteria Memilih Pasangan Hidup Menurut Islam.
http://gugundesign.wordpress.com. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012.
Anonim. Nikah Isalmi. http://myoesuf.files.wordpress.com/2011/02/nikah-
islami.jpg. Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012.
Anonim. Wanita Idaman Lelaki. http://profhariz.com/wp-content/uploads/2011
/09/Wanita-Idaman-Lelaki.jpg Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012.
Iqbal, Muhammad. 2010. Mencari Pasangan Hidup.
http://takabasword.forumotion.com. Diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
Khabib. Petunjuk Memilih Suami. http://khabib.staff.ugm.ac.id. Diakses pada
tanggal: 19 Maret 2012.
Saidah. 2010. Pasangan hidup. http://citysaidah.wordpress.com. Diakses pada
tanggal: 17 Maret 2012.
Wajidah, Ammar. 2010. 16 Kriteria Calon Suami Idaman Menurut Islam.
http://ammarwajidah.blogspot.com. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012.
Yanwar, Pro. 2009. Arti Pasangan Hidup. http://yanwarinside.wordpress.com
/tag/arti-pasangan-hidup/ . Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012.
25