M A KA LA H A G A M A Akhl Ak Ter puj i K e lo m p o k : 1. A lq o ma S u b kh i (03 ) 2 . A y u W a h yun i ( 05 ) 3. He rald y B haskarawan (1 8) 4. M . R e d d y an to (2 3 ) 5. N ila A fria nt i ( 2 8 ) DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
hidayah, kekuatan, kesehatan dan ketabahan kepada kami sehingga kami dapat menyusun
makalah agama ini, yang berjudul Akhlak Terpuji.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pendidikan terhadap siswa
tentang akhlak terpuji dimana siswa bisa mengambil pelajaran dari makalah kami yang bisa
mengembangkan kompetensi peserta didik dalam memperbaiki akhlak yang kurang baik.
Di dalam makalah makalah terdapat unsur unsur akhlak terpuji yang dikembangkan
untuk menjadikan siswa lebih baik daripada sebelumnya. Sebagai mana akhlak yangdilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sejak kecil, beliau dari sejak kecil sudah memiliki
akhlak terpuji.
Penyusunan makalah ini terselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Walaupun kami telah menyusun makalah ini dengan upaya yang sungguh-sungguh,
karena berbagai keterbatasan kami, makalah ini masih memiliki sejumlah kekurangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon maaf atas kekurangan dalam pembuatan
Untuk memberikan pengetahuan tentang pengertian Husnudzan,gigih,berinisiatif,relaberkorban,dan tata karma terhadap makhluk allah,serta sumber dan macam macam,akhlak terpuji.
2. Orang tua
Agar orang tua dapat memantau perkembangan pergaulan putra putrinya ditingkat SMA mengenai
akhlak putra putrinya tersebut,3. Guru
Agar dapat terus memberikan pengawasan kepada para siswa siswinya di sekolah untuk tetap
taat,disiplin,dan konsisten terhadap tata tertip sekolah mengenai pembinaan akhlak serta
memberikan sangsi yang sesuai apabila ada siswa siswinya yang melanggar.
4.Penulis
Agar dapat meningkatkan pengetahuaa tentang akhlak dan meningkatkannya.
Secara etimologis ahkhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya budi pekerti, tingkahlaku, perangai atau tabi’at (www.tasawufislam.blogspot.com)
Akhlaq adalah lafadz yang berasal dari bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari kata khuluq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berasal dari kata khalaq yang berarti
menciptakan, yang seakar dengan kata khaliq yang berarti pencipta, makhluq artinya yang
diciptakan, dan kahlq artinya ciptaan.( Muhammad Zainal Abidin Personal Blog)
Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun
dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika).
Adapaun akhlaq menurut beberapa ulama antara lain, menurut :
A)Imam Al-Ghazali
Terjemahannya :
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
B)Ibrahim Anis
Terjemahannya :
“Akhlaq adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
dipikir dan dipertimbangkan lebih dahul”.
C) Ibnu Maskawaih :
Akhlaq adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak
membutuhkan pikiran.
D) Menurut Ahmad Amin :
Khuluq (akhlaq) adalah membiasakan kehendak.
Dari keempat pengertian di atas dapat dipahami bahwa Akhlaq adalah gambaran atau
bayangan dari jiwa seseorang, mereka berbuat, bertindak, atau bertingkah laku berdasarkan apa
yang tertanam dalam jiwanya dan telah menjadi kebiasaan setiap hari tanpa ada pengaruh atau
dorongan dari pihak lain, mereka melakukan secara spontan tanpa pertimbangan pikiran
sebelumnya.
Untuk melekatkan akhlaq yang mulia pada diri seseorang, harus terlebih dahulu dilakukan
Artinya: “Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat.” (QS Al Baqarah ; 153)
Ujian dan cobaan pasti kan melintas dalam kehidupan setiap manusia. Ujian dan cobaan tersebut
bentuknya beragam, hal itu bisa berupa kemudahan dan kesulitan, kesenangan dan kesedihan, sehatdan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri, keluarga, sahabat dan
sebagainya. Ketika semuanya melintas maka yang harus dilakuakan adalah apabila itu merupakan
kebahagiaan maka sukurilah dan apabila hal tersebut merupakan kesedihan maka bersabarlah. Karena
pada hakekatnya Apa yang dialami manusia itu semua datangnya dari Allah dan merupakan ujian
hidup yang justru akan menambah keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT
berfirman :
Artinya: “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS Al Baqarah : 155-156)
Apapun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita harus berbaik sangka dan kita
harus tabah serta tawakal menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang hambanya
maka Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga kadar
keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar menerima cobaan yang Allah berikan maka
Allah akan memberikan ganjaran yang sangat mulia yaitu mendapatkan surganya Allah SWT seperti
yang diuraikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari:
Artinya :Dari Anas bin Malik, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :
“Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu
ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Oleh sebab itu, apabila seseorang gagal dalam suatu usaha, maka tidak sepantasnya menyalahkan
Allah SWT atau su’udzan kepada Allah SWT dengan menggap Allah penyebab kagagalannya, Allah
tidak mendengar doanya, Allah itu kikir, Allah tidak adil dan lain sebagainya. Sebaliknya dan
sebaiknya adalah harus berinstrospeksi diri, barangkali kegagalan tersebut disebabkan usahanya
belum sungguh-sunggu dilaksanakan secara maksimal. Kegagalan tersebut harus dijadikan pelajaran,
agar pada masa yang akan datang tidak terulang lagi dan tetap selalu bersikap sabar terhadap segala
ujian dan cobaan yang menimpa. Berikut beberapa cara agar kita bisa selalu bersikap sabar yaitu :
a. Senantiasa Berdzikir menyebut nama Allah SWT
Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi, zikir juga
bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di sekeliling kita dengan
tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga.
Orang yang sabar selalu mengingat Allah dan menyebut asama Allah apabila menghadapi kesulitan
dan musibah, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bila seseorang berzikir dan membaca Al Qur’an
hingga ia lupa untuk meminta sesuatu kepada Allah maka Allah akan memberikan nikmat kepadanya
melebihi apa yang sebelumnya ia inginkan
Artinya : “Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Tuhan Yang Maha
Mulia dan Maha Besar berfinnan : “Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada
Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa
yang Aku berikan kepada orang yang minta”. Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti
kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya“. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
Disebutkan pula dalam Firman Allah QS Ar Ra’du ayat 28 sebagai berikut:
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’du : 2)
Dalam ayat lain Allah menybutkan:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya (QS Al Ahzab : 41)
b. Mengendalikan Emosi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih mengendalikan nafsu atau emosi agar bisa
bersikap sabar yaitu:
Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, shalat,
puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan berang atau kemarahannyaapabila ayat suci Al Qur’an dibaca. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh apabila ayat suci Al Qur’an
bisa digunakan untuk melerai orang yang bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep
bagaimana caranya meredam amarah. “Berwudu’lah!” Demikian anjuran Rasulullah SAW.
Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu menghindarkan diri dari
kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak
mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang
yang tidak perduli, bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi,
mengeluarkan kata-kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.
Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki sifat sabar,maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik, yang cinta akan kebenaran,
hujan, tumbuh-tumbuhan, hewan, dingin, panas dan seluruh isi semesta merupakan nikmat dari Allah SWT
yang harus kita syukuri.
4.GIGIH
Pengertian gigih secara bahasa yaitu bersikap kerja keras. Gigis secara istilah berarti mempunyai
semangat hidup, tidak mengenal lelah, dan tidak menyerah. Gigih juga bisa diartikan kemauan kuat
seseorang dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita.
Gigih sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika ingin
mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan
hati. Setiap muslim wajib memilki sifat dan sikap gigih. Gigih dalam beribadah, gigih alam belajar untuk
mencapai cita-cita dan gigih dalam mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup. Allah SWT berfirman
dalam QS Alam Nasrah : 7 yang berbunyi:
Artinya: “ Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain.” (QS Alam Nasrah : 7)
Ayat Al-Quran yang menyatakan tentang anjuran bersifat gigih juga dijelaskan dalam QS. Al-
Jumu’ah : 10. Dan diperintahkan pula dalam sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih bagus dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,
namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi
kamu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya …” (HR Muslim)
Selain sabda nabi yang tersebut di atas, dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu
Sakir dinyatakan pula bahwa :
Artinya : “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan
bekerjalah untuk kepentingan akheratmu seolah-olah kamu akan mati besok.” (HR. Ibnu Sakir)
Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akanmerasa keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah dan karunia
Allah akan menaungi kita. Gigihlah dalam berusaha, Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat
pekerjaan kita, sehingga tidak akan ada usaha kita yang sia-sia dan selalu ada perubahan pada diri kita ke
arah yang lebih baik sebagai mana sabda nabi Muhammad SAW :
Artinya : “Barang siapa yang keadaannya hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia adalah orang yang
beruntung. Barang siapa yang keadaan hari ini seperti kemarin dia adalah orang yang rugi, dan barang siapa
yang yang keadaan hari ini lebih buruk dari hari kemarin dia terkutuk.” (HR. Hakim)
Beberapa sikap yang dimiliki seseorang yang gigih antara lain adalah :
a. Gigih dalam berusaha dan menjalaninya dengan sabar dan ihlas
b. Memiliki program perencanaan yang baik dan membagi waktu yang tepat
c. Memiliki rasa tanggung jawab, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa
d. Selalu memohon pertolongan dan perlindungan Allah SWT
e. Selalu ada keinginan ke arah perubahan yang lebih baik,
5.BERINISIATIF
Inisiatif secara bahasa berasal dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa, perintis jalan sebagaipelopor atau langkah pertama atau teladan. Inisiatif bisa difahami sebagai sikap yang senantiasa berbuat
sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.
Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator. Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : “ Barang siapa merintis jalan kebaikan (meletakkan dasar), maka ia memperoleh pahala
secara langsung dari perbuatannya. Disamping juga dari pihak orang yang mengikiti jejaknya. Demikian pula
barang siapa merintis jalan maksiat maka ia tertimpa siksa ganda (kejahatan dari diri sendiri dan orang yang
menirunya).” (Al-Hadits)
Dalam Firman Allah SWT QS An Najm : 38-41 juga disebutkan :
Artinya : “39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan
diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS An Najm : 38-41)
Kemudian dijelaskan pula dalam firman Allah SWT QS. Alam Nasrah ayat 1-8 berikut ini :
Artinya : “1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. Dan Kami tinggikan bagimu
sebutan (nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. “ (QS
tumbuh-tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara.
Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan demikian semura tumbuhan terutama tumbuhan yang ditanam harus dipelihara dengan baik, seperti
membersihkan rumput-rumput yang tidak berguna harus di buang, dijaga jangan sampai dirusak atau
dimakan hama, semuanya itu agar tumbuh subur. Itulah sebagian diantara cara-cara menyayangi tumbuh-
tumbuhan.
3. Akhlak Terhadap Binatang
Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi
kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia.
Hewan ada yang bersifat liar, jinak, atau hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang di angkasa,
berenang di air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak persamannya dengan manusia
yang merasakan lapar, haus, berkelamin, hidup berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.
Binatang ternak atau peliharaan atau binatang apapun jenisnya yang dipelihara perlu disayangi. Caramenyayangi binatang peliharaan antara lain dengan memberinya makanan, menyediakan tempatnya
(kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga kesehatannya, bahkan kalau mungkin
mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang dilakukan oleh kebun binatang pada umumnya.
Disamping itu juga kita boleh membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah
untuk membunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan penyiksaan, seperti
menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru membakarnya. Bunuhlah binatang itu dengan alat
yang menyebabkan ia segera mati sehingga ia tidak merasa tersiksa.
4. Akhlak Terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin merupakan makhluk gaib yang harus
kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang
tidak patuh dan taat kepada Allah SWT diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah
SWT yaitu sejenis jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakanNya Nabi
Adam as.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa serta Maha berkehendak,
sedangkan semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan setan berada di dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu,
cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan adalah sebagai berikut :
a. Jangan menuruti langkah-langkah setan
b. Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan setan
c. Selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari segala godaan iblis dan setan
d. Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya