Top Banner
MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Disusun oleh Sulaiman NIM : 07150035 PROGRAM STUDY ILMU KETATANEGARAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. HUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Disusun oleh Sulaiman NIM : 07150035 PROGRAM STUDY ILMU KETATANEGARAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH I. PENDAHULUAN Administrasi pembangunan merupakan gabungan dua pengertian, yaitu administrasi, yang berarti segenap proses penyelenggaraan dari setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu, dan pembangunan, yang merupakan rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa pokok pikiran sebagai berikut. 1. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus dilaksanakan secara terusmenerus, berkesinambungan, pentahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil tertentu yang diharapkan. 2. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu. 3. Pembangunan dilaksanakan secara berencana. 4. Pembangunan mengarah pada modernitas dan bertujuan untuk menemukan cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.
30
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH

MAKALAHHUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNANDisusun oleh SulaimanNIM : 07150035

PROGRAM STUDY ILMU KETATANEGARAANFAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS ABULYATAMA ACEHGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.HUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNANDisusun oleh SulaimanNIM : 07150035PROGRAM STUDY ILMU KETATANEGARAANFAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS ABULYATAMA ACEHI. PENDAHULUANAdministrasi pembangunan merupakan gabungan dua pengertian, yaitu administrasi, yangberarti segenap proses penyelenggaraan dari setiap usaha kerja sama sekelompok manusiauntuk mencapai tujuan tertentu, dan pembangunan, yang merupakan rangkaian usahaperubahan dan pertumbuhan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.Gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa pokok pikiran sebagai berikut.1. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus dilaksanakan secara terusmenerus,berkesinambungan, pentahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil tertentu yangdiharapkan.2. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan merupakan hasilpemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu.3. Pembangunan dilaksanakan secara berencana.4. Pembangunan mengarah pada modernitas dan bertujuan untuk menemukan cara hidupyang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta dapat menguasai ilmu pengetahuandan teknologi atau iptek.5. Pembangunan mempunyai tujuan yang bersifat multidimensional, meliputi berbagaiaspek kehidupan bangsa dan negara, terutama aspek politik, ekonomi, sosial-budaya,serta pertahanan dan keamanan.6. Pembangunan ditujukan untuk membina bangsa.

Page 2: MAKALAH

Secara umum, administrasi pembangunan diartikan sebagai bidang studi yang memelajarisistem administrasi negara di negara yang sedang membangun serta upaya untukmeningkatkan kemampuannya. Sementara dari sudut praktis, administrasi pembangunanmerangkum dua kegiatan besar dalam satu pengertian, yaitu administrasi dan pembangunan.Selanjutnya, pengertian hukum administrasi pembangunan menurut Prof. PrajudiAtmosudirdjo adalah sebagai berikut1. Hukum administrasi pembangunan merupakan hukum administrasi Negara yangdiarahkan untuk mendukung proses pembangunan, dalam arti untuk keperluankeberhasilan pembangunan, yang meliputi: hukum untuk perencanaan, pembiayaan,pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi.2. Hukum administrasi pembangunan merupakan hukum administrasi Negara yangdiarahkan untuk penyempurnaan administrasi negara agar berkemampuan mendukungproses pembangunGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.Menurut Prof. Bintoro, hukum administrasi pembangunan adalah hukum administrasi negarayang diarahkan untuk mendukung proses pembangunan nasional untuk merealisasipertumbuhan yang lebih baik (modernisasi) dan hukum yang diarahkan untukpenyempurnaan administrasi negara agar berkemampuan mendukung proses pembangunan.Menurut Prof. Sondang Siagian, hukum administrasi pembangunan adalah keseluruhanproses pelaksanaan pada serangkaian kegiatan yang bersifat pertumbuhan dan perubahanyang berencana menuju modernitas dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam rangkanational building.Setidaknya terdapat empat kecenderungan yang mengarahkan administrasi Negara kepadaadministrasi pembangunan. Kecenderungan-kecenderungan tersebut adalah sebagai berikut.1. Perhatian administrasi negara mengarah kepada masalah-masalah pelaksanaan danpencapaian tujuan pembangunan, yang dimulai dari perumusan kebijaksanaan, instrumenpelaksananya hingga pelaksanaan pembangunan itu sendiri.2. Administrasi negara mengembangkan penelaahan mengenai sikap dan peranan birokrasi

Page 3: MAKALAH

(behavioral approach), serta berbagai masalah hubungan manusia, seseorang ataukelompok dalam birokrasi tersebut, juga ditelaah tentang bagaimana keputusan diambil,dan pengetahuan dikembangkan.3. Kecenderungan melakukan pendekatan manajemen dalam administrasi negara. Di sinidikembangkan sistem analisis administrasi negara terhadap administrasi pembangunan,penggunaan teknik-teknik kuantitatif dan analitis dalam administrasi negara.4. Administrasi negara memberikan tekanan kepada ekologi sosial dan kultural. Di siniditekankan telaah terhadap hubungan dan sikap administratif dengan ekologi sosial danbudaya masyarakat tertentuAdministrasi pembangunan dikembangkan sebagai konsekuensi dari adanya ketimpanganantara administrasi pemerintahan di negara maju dengan administrasi pemerintahan dinegara berkembang. Fred W. Riggs memandang bahwa administrasi negara untuk negaraberkembang mempunyai pola perilaku yang berbeda dengan Negara maju, yang menyangkusistem, struktur, dan fungsiII. RUANG LINGKUP HUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNANAdministrasi pembangunan berkembang karena adanya kebutuhan di negara – negara yangsedang membangun untuk mengembangkan lembaga –lembaga dan pranata – pranata social,politik, dan ekonominya, agar pembangunan dapat berhasil. Oleh karena itu, pada dasarnyaadministrasi pembangunan adalah bidang studi yang mempelajari system administrasinegara di Negara yang sedang membangun serta upaya untuk meningkatkankemampuannya.Dari sudut praktik, administrasi pembangunan merangkum dua kegiatan besar dalam satupengertian, yakni administrasi dan pembangunan. Oleh karena itu, untuk memahamiadministrasi pembangunan perlu dipelajari hakikat administrasi, yaitu administrasi negaraGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.atau administrasi publik, dan hakikat pembangunan. Dengan demikian kajian mengenaikonsep administrasi pembangunan harus dimulai dengan teori – teori dalam ilmuadministrasi, yaitu mengenai administrasi negara dan berbagai konsep pembangunan.Administrasi pembangunan dengan demikian memiliki nilai – nilai yang dikandung dalam

Page 4: MAKALAH

administrasi dan pembangunan dengan paradigma yang sejalan, di mana peranan etikamenjadi makin tampil sebagai aspek yang penting dalam kebijaksanaan – kebijaksanaanpembangunan yang menjadi ruang lingkup tanggung jawab administrasi pembangunan.Coralie Bryant, Louise G. White (1989: 22-28) menyatakan pembangunan mencakup:1. KapasitasPembangunan mencakup pengembangan kapasitas untuk menentukan masa depanseseorang. Dalam konteks ini, kapasitas, meliputi faktor-faktor ekonomi seperti fasilitasfasilitasproduksi. Sangat sulit bagi seseorang atau suatu negara untuk meningkatkanpenguasaannya terhadap masa depannya jika faktor-faktor utama produksinya lesu, ataubila kebutuhan-kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Jadi pembangunan meliputi perhatianatas produksi dan pertumbuhan tetapi artinya jauh lebih luas daripada itu semata-mata.2. KeadilanPembangunan inenyangkut masalah-masalah distribusi. Betapapun majunya suatuperekonomian, apabila hanya sebagian kecil penduduk yang menikmati manfaatnya,pembangunan dalam arti sesungguhnya belumlah terjadi. Sungguhpun para ahli ekonomimendukung argumen keadilan, pada akhirnya keadilan itu tidak bergantung pada sesuaturasional ekonomi. Dalam jangka panjang, pembangunan ekonomi digalakkan dengan carameningkatkan sumber daya manusia di suatu negara dan dengan menyeimbangkankemampuan untuk mengkonsumsi.3. Penumbuhan kuasa dan wewenang (Empowerment)Pembangunan juga berarti penumbuhan kekuasaan dan wewenang bertindak yang lebihbesar kepada simiskin. Mengingat pertumbuhan ekonomi tidak dengan sendirinya akanretdistribusi secara meluas, maka pertanyaan mengenai manfaatnya adalah suatu masalahpolitik. Satu-satunya cara untuk menciptakan mekanisme dari dalam (Built-in) gunameluruskan keputusan-keputusan alokasi yang sangat tidak adil ialah menjadikan rakyatmempunyai pengaruh.4. Kelangsungan yang tertunjang (Sustainability)Pembangunan yang mencakup perhatian jangka panjang terhadap masa depan yangterangkum dalam istilah "sustainability" karena faktor-faktor seperti tanah tandus, energi

Page 5: MAKALAH

dan sumber-sumber mineral yang terbatas, dan soal-soal pencemaran, keputusankeputusanproduksi harus memperhitungkan masa depari.5. Saling ketergantunganSoal sustainability pada gilirannya memunculkan masalah saling ketergantungan yangrumit dan sulit dipahami. Seperti dicatat oleh teoritisi ketergantungan, dunia ketiga secaraekonomi bergantung kepada negara-negara industri. Tetapi benar jugalah bahwasebagian besar pertumbuhan negara-negara industri bergantung kepada dunia ketiga.Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.Pada kenyataanya ekspansi dagang AS bergantung kepada negara sedang berkembangyang semakin banyak pembeli barang dan jasa dari AS. Ketergantungan timbal-balik inihanya dapat diberikan sebagai saling ketergantungan.6. Ketidakmampuan AdministrasiPembangunan dan pengertian seluas pengertian yang dipakai disini, memunculkanmasalah-maslah khusus dalam tiap cabang ilmu sosial. Dalam bidang manajemen danadministrasi, pokok-pokok persoalan itu mendapatkan perhatian yang sedikit. Padahaldalam komunitas, negara dan dalam forum internasional, para administrator memainkanperan-peran penting yang berpengaruh. Manajemen bukanlah sekedar masalah pelayananjasa yang efisien atau kontrol efektif atas sistem-sistem yang ada. Manajemen adalahsuatu bidang yang berorientasi pada perubahan yang menangani dinamika kelembagaandan keadilan sosial. Persoalannya, administrasi dikebanyakan negara dunia ketiga lebihbercirikan ketidakmampuan daripada sifat imajinatif dan responsif dari lembaga-lembagayang adaDalam telaah administrasi pembangunan dibedakan adanya dua pengertian, yaituadministrasi bagi pembangunan dan pembangunan administrasi itu sendiri. Untuk membahasadministrasi bagi pembangunan, dalam konteks ini digunakan pendekatan manajemen.Karena itu, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa masalah administrasi bagi pembangunanadalah masalah manajemen pembangunan. Sedangkan untuk menerangkan pembangunanadministrasi akan digunakan pendekatan organisasi. Manajemen pembangunan adalah

Page 6: MAKALAH

manajemen publik dengan cirri – cirri yang khas, seperti juga administrasi publik (negara)dengan kekhasan tertentu.Pendekatan terhadap fungsi – fungsi tersebut dilengkapi dengan peran informasi yang amatpenting sebagai instrumen atau perangkat bagi manajemen. Pendekatan terhadap kajianpembangunan atau pembaharuan administrasi dapat dilakukan dari sisi administrasi sebagaiorganisasi pemerintahan. Fokus dari system administrasi negara sebagai unit analisiscenderung terkonsentrasi kepada birokrasi, baik sebagai institusi nasional maupun dalamhubungan dengan lingkungannya.Birokrasi yang dimaksud disini adalah tingkatan nasional dari administrasi, yangmemperlihatkan cirri – cirri umum (overall) yang mempengaruhi pelayanan publik sertapengelolaan pembangunan social ekonomi di Negara berkembang, yaitu :1. Administration Development (mengadministrasikan pembangunan)Proses pembangunan yang dilaksanakan dengan administrasi yang baik, akan berhasildengan baik pula2. Development of Administration (menyempurnakan administrasi negara)Administrasi negara disempurnakan dan diperbaiki agar berkemampuan mendukungproses pembangunan.Dengan demikian administrasi negara untuk keperluan keberhasilan pembangunan,meliputi :1. Hukum perencanaanGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.2. Hukum pembiayaan3. Hukum untuk pelaksanaannya4. Hukum untuk pengendaliannya5. Hukum untuk evaluasi.Sampai saat ini administrasi pembangunan belum merupakan suatu disiplin ilmu.Perkembangannya masih terus berlanjut hingga kini yang didahului oleh ilmu yang sudahada yaitu administrasi negara, yang mempunyai 4 pengertian, yaitu:1. Studi tentang pengorganisasian badan-badan Negara2. Manajemen dari manusia untuk mencapai tujuan3. Kegiatan pemerintahan dalam melaksanakan kekuasaannya4. Pelaksanaan politik negara.III. CIRI – CIRI HUKUM ADMINISTRASI PEMBANGUNANMenurut Prof. Bintoro, administrasi pembangunan memiliki 2 ciri utama yaitu1. Berorientasi pada perubahan kearah yang dianggap lebih baik untuk mendukung dan

Page 7: MAKALAH

mendorong proses perubahan dalam berbagai bidang dalam rangka pembangunan yangdirencanakan. Dengan demikian dituntut kemampuan inovasi dalam berbagai bidangpembangunan.2. Berorientasi pada perbaikan dan penyempurnaan administrasi untuk menampungpembangunan. Diarahkan agar sistem administrasi berkemampuan menampungpembangunan. Perbaikan administrasi mempunyai efek manipulatif terhadap perubahanbidang lainnya dan pembangunan bidang lain memberi pengaruh terhadap pembangunanadministrasi. Jadi pembangunan administrasi tidak hanya untuk kepentingan administrasiitu saja, tetapi juga untuk pelayanan dan perubahan dibidang lainnya.Heady (1995) menunjukkan ada lima cirri administrasi yang indikasinya ditemukan secaraumum di banyak negara berkembang.1. Pola dasar (basic pattern) administrasi publik bersifat jiplakan (imitative) daripada asli(indigenous).2. Kedua, birokrasi di Negara berkembang kekurangan (deficient) sumber daya manusiaterampil yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pembangunan.3. Ketiga, birokrasi lebih berorientasi pada hal – hal lain daripada mengarah pada yangbenar – benar menghasilkan (production directed).4. Ada kesenjangan yang lebar antara apa yang dinyatakan atau yang hendak ditampilkandengan kenyataan (discrepancy between form and realitiy).5. Birokrasi di Negara berkembang acap kali bersifat otonom, artinya lepas dari prosespolitik dan pengawasan masyarakat.Terhadap analisis Heady ini dapat ditambahkan dua karakteristik lagi hasil dari pengamatanWallis (1989). Pertama, di banyak negara berkembang birokrasi sangat lamban dan makinGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.bertambah birokratik. Kedua, unsure – unsure non birokratik sangat berpengaruh terhadapbirokrasi. Misalnya hubungan keluarga, hubungan – hubungan primordial lain seperti sukudan agama, dan keterkaitan politik (political connections) mempengaruhi birokrasi Keadaanyang demikian itulah yang ingin diperbaiki melalui pembangunan administrasi. Banyakkonsep dikembangkan dalam pembangunan atau pembaharuan administrasi.Menurut Irving Swerdlow, ciri administrasi pembangunan adalah:1. Adanya suatu orientasi administrasi untuk mendukung pembangunan dengan

Page 8: MAKALAH

mengadakan perubahan administrasi ke arah keadaan yang lebih baik (modernisasi) baginegara berkembang2. Saling keterkaitan antara administrasi dengan aspek lainnya di bidang politik, ekonomi,sosial budaya.3. Administrator diharapkan sebagai unsur pembaharu dan juga dapat menciptakan sistemdan praktik administrasi yang mendukung pembangunan.Dalam melaksanakan itu semua, administrasi negara mempunyai 3 fungsi, yaitu:1. PerencanaanPerumusan kebijakan (policy formulation) Kebijakan tergantung dari kenyataan yang ada Kebijakan harus memproyeksikan kenyataan sekarang ke keadaan masa depan(forecast) Penyusunan program agar dapat dijalankan Pengambilan keputusan.2. PengawasanPengendalian unsur-unsur administrasi Struktur Keuangan Kepegawaian Sarana-sarana lainnya3. ManajemenPenggunaan dinamika administrasi Pimpinan Koordinasi Pengawasan Komunikasi.IV. PENDEKATAN DALAM ADMINISTRASI PEMBANGUNANPembangunan suatu bangsa yang jumlah penduduknya besar dan wilayahnya luas padadasarnya dilakukan melalui tiga pendekatan yakni pembangunan makro, sektoral danregional. Pembangunan makro mencakup sasaran – sasaran dan upaya – upaya pada lingkupnasional, yang pencapaiannya merupakan hasil dari upaya – upaya pada tingkat sektoral danregional (Kartasasmita, 1996d). Ketiga pendekatan tersebut mempunyai implikasiadministratif yang berbeda, sesuai lingkup dan kewenangan amsing – masing dalam rangkapenyelenggaraan negara dan pembangunan. Dari sisi inilah dimensi ruang dan daerahGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.menajdi penting artinya dalam administrasi pembangunan dan administrasi pembangunandaerah menjadi penting dalam rangka pembangunan nasional.

Page 9: MAKALAH

Pertimbangan dimensi ruang dan daerah dalam administrasi pembangunan memiliki carapandang atau pendekatan (Heaphy, 1971). Cara pandang pertama menyebutkan bahwadimensi ruang dan daerah dalam perencanaan pembangunan adalah perencanaanpembangunan bai suatu kota, daerah, ataupun wilayah. Pendekatan ini memandang kota,daerah, atau wilayah sebagi suatu maujud (entity) bebas yang pengembangannya tidakterikat dgh kota, daerah, atau wilayah lain,s ehingga penekanan perencaanaanya mengikutipola yang lepas dan mandiri (independent).Cara pandang kedua melihat bahwa pembangunan di daerah merupakan bagian daripembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah, dalam pednekatan inimerupakan pola perencanaan pada suatu jurisdiksi ruang atau wilayah tertentu yang dapatdigunakan sebagai bagian dari pola perencanaan pembangunan nasional. Yang ketiga adalahcara pandang yang melihat bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah instrumen bagipenentuan alokasi sumber daya pembangunan dan lokasi kegiatan di daerah yang telahdirencanakan secara terpusat yang berguna untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomiantar daerah.Kebijaksanaan yang menyangkut dimensi ruang dalam administrasi pembangunandipengaruhi oleh banyak faktor, disamping sistem pemerintahan, politik, dan ekonomisebagaimana disebutkan diatas, juga oleh pandangan eideologi, kemampuan sumber dayamanusia did aerah, pengelompokan wilayah, perubahan sosial, dan lain sebagainya.Implikasi aspek ruang yang meliputi tingkat pembangunan daerah, lokasi, mobilitaspenduduk dan penyebarannya, serta budaya daerah, memiliki hubungan dan keterkaitanyang sangat erat dengan pembangunan ekonomi. Untuk itu, administrasi pembangunan,dalam kaitannuya dengan dimensi ruang dan daerah harus dapat mencari jawaban tentangbagaimana pembangunan dapat tetap menjaga kesaruan dan persatuan, tetapi denganmemberikan kewenangan dan tanggung jawab yang cukup pada daerah dan masyarakatnya.1. Aspek-Aspek Dalam Administrasi PembangunanAda beberapa aspek dari dimensi ruang dan daerah yang berkaitan dengan administrasipembangunan daerah.

Page 10: MAKALAH

1. Regionalisasi atau perwilayahan.Regionalisasi, sebagai bagian dari upaya mengatasi aspek ruang dalampembangunan, memberikan keuntungan dalam mempertajam fokus dalam lingkupruang yang jauh lebih kecil dalam suatu negara. Tidak ada rumusan baku dan pastiyang dapat digunakan dalam pengelompokan atau penggolongan suatu wilayah.Namun, wilayah disini umumnya dimaksudkan sebagai suatu wujud (entity) politikdan pemerintahan,a rtinya unit – unit wilayah pemerintah sesuai dengantingkatannya, baik bersifatmotonom atau administratif. Unit – unit wilayah dapatdibentuk karena alasan historis, geografis, kondisi ekonomi atau latar belakangsosial budaya (Kartasasmita, 1996).Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.2. Ruang, akan tercermin dalam penataan ruang.Tata ruang pada hakikatnya merupakan lingkungan fisik yang mempunyaihubungan organisatoris / fungsional antara berbagai macam obyek dan manusiayang terpisah dalam ruang – ruang (Rapoport, 1980). Di dalam tata ruang terdapatsuatu distribusi dari tindakan manusia dan kegiatannya untuk mencapai tujuansebagaimana dirumuskan sebelumnya.Tata ruang dalam hal ini, menurut Wetzing (1978), merupakan jabataran dari suatuproduk perencanaan fisik, konsepsi tata rung ini tidak hanya menyangkut suatuwawasan yang disebut wawasan spesial, tetapi menyangkut pula aspek – aspek nonspasial atau a-spasial (Foley, 1970). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwastruktur fisiks angat ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor – faktor nonfisik sepertiorganisasi fungsional, pola sosial budaya, dan nilai kehidupan komunitas (Porteous,1981).3. Otonomi daerah.Masyarakat dalam suatu negara tidak hanya tinggal dan berada di pusatpemerintahan, tetapi juga di tempat – tempat yang jauh dan terpencil dari pusatpemerintahan. Jika kewenangan dan penguasaan pusat atas sumber daya menjaditerlalu besar, maka akan timbul konflik atas penguasaan sumber – sumber dayatersebut. Untuk menjaga agar konflik tersebut tidak terjadi dan meletakkankewenangan pada masyarakat dalam menentukan nasib sendiri sesuai denganprinsip kedaulatan rakyat maka diterapkan prinsip ekonomi.

Page 11: MAKALAH

Melalui otonomi diharapkan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat didaerah menjadi lebih efektif. Dimensi administratif yang berkaitan dengan otonomiadalah sentralisasi. Desentralisasi pada dasarnya adalah penataan mekanismepengelolaan kebiajaksanaan dengan kewenangan yang lebih besar diberikan kepadadaerah agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan menjadilebih efektif dan efisien. Desentralisasi dierminkan oleh pendelegasianpenyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan kepada pemerintah daerahdan hak untuk mengurus keperluannya sendiri. Selain memberikan hak – hakkepada daerah, desentralisasi juga menerima kewajiban – kewajiban. Kedua aspekini harus dapat diserasikan, dan untuk itu administrasi pembangunan berperandalam menjembatani kebijaksanaan dan strategi nasional dengan upaya – upayapembangunan yang diselenggarakan di daerah.4. Partisipasi masyarakatDalam pembangunan. Salah satu karakteristik atau cirri sistem administrasimodern adalah bahwa pengambilan keputusan dilakukan sedapat – dapatnya padatingkat yang paling bawah (grass-root level). Dalam hal ini masyarakat, bersama –sama dengan aparatur pemerintah, menjadi stakeholder dalam perumusan,implementasi, dan evaluasi daris etiap upaya pembangunan. Dengan meningkatnyapendidikan, masyarakat akan menjadi semakin terbuka, semakin maju dan modern.Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.Dalam kondisi seperti ini, masyarakat tidak akan puas dengan hanya mendegar danmelaksanakan petunjuk, tetapi juga ingin ikut berpartisipasi dalam pembangunandan menentukan nasib mereka sendiri. Pembangunan yang memberi kesempatandan bertumpu pada masyarakat telah menjadi paradigm pembangunan yangmemang relatif baru, namun sekarang berkembang dan dianut oleh para pakarseperti terungkat dalam banyak kepustakaan mengenai studi pembangunan(Kartasasmita, 1996).5. Implikasi dari dimensi administrasi dalam pembangunan daerah yang dikaitkandengan kemajemukan adalah dimungkinkannya keragaman dalam kebijaksanaan(policy diversity). Dari segi perencanaan pembangunan harus dipahami bahwa satu

Page 12: MAKALAH

daerah berbeda dengan daerah lainnya. Tak ada satu pun daerah yang memilikikarakteristik yang sama, baik dari potensi ekonomi, sumber daya manusia, maupunkelembagaan masyarakatnya. Disamping itu, premis bahwa pemerintahan di daerahlebih mengetahui permasalahan daerahnya semakin menguat.Dalam kerangka ini, kebijaksanaan yang bersifat nasional harus luwes (flexible),agar aparat pemerintah dibawahnya dapat mengembangkan dan memodifikasikebijaksanaan tersebut sesuai dengan kondisi masing – masing wilayah (Heaphy,1971). Untuk itu, kebijaksanaan nasional harus memahami karakteristik daerahdalam mempertimbangkan potensi pembangunan di daerah terutama dalamkebijaksanaan investasi sarana dan prasarana guna merangsang berkembangnyakegiatan ekonomi daerah.2. Comparative AdministrationDalam pelaksanaannya, Metode, Peralatan, dan Analisa Administrasi Negara hanyaberorientasi pada masyarakat maju, sehingga tidak cocok untuk negara berkembang. Halini terbukti dengan adanya bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa bagi negaraberkembang pada tahun 1950, tidak mencapai sasaran karena sistem administrasinegaranya tidak cocok.Selanjutnya bagaimana ketiga fungsi administrasi negara agar dapat diterapkan dinegara berkembang, maka dilakukanlah studi banding (comparative study) antaranegara maju dan negara berkembang.Untuk itu para ahli melakukan comparative studi yang dipelopori Fred W. Riggs tahun1957: Agraria and Industria yang Disebut sebagai CAG (Comparative AdministrationGroup) dengan tujuan:1. Mencari model dan konsep administrasi negara yang cocok untuk negaraberkembang2. Mengembangkan administrasi negara untuk pembangunan di negara berkembang.Sebelum Riggs didahului oleh Robert Dahl tahun 1947: The Science of PublicAdministration yang menyatakan:1. Generalisasi tidak bisa diuniversalkan dan diterapkan pada semua Negara2. Tidak ada generalisasi yang benar-benar universalGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.3. Harus ada studi administrasi negara yang bertumpu pada berbagai faktor yaituhistori, sosiologis, dan faktor lain yang memberi ciri pada tiap Negara

Page 13: MAKALAH

Titik balik dari pemikiran administrasi pembangunan diawali pendapat Esei WoodrowWilson tahun 1887 yang menyatakan bahwa perbandingan dengan negara lain dapatmenghasilkan gagasan perbaikan terhadap asas-asas administrasi negara, meskipunlingkungannya berbeda. Namun dalam pelaksanaannya dapat dilakukan penyesuaianpenyesuaiansehingga dapat saja timbul asas yang bersifat universal yang dapatditerapkan pada semua negara baik pada negara berkembang maupun negara maju.Riggs tahun 1957 menyatakan bahwa administrasi negara pada negara berkembangmempunyai pola prilaku yang berbeda dengan negara maju yang menyangkut sistem,struktur, dan fungsi. Perbandingan dengan negara-negara lain dapat menghasilkangagasan perbaikan. Meskipun lingkungannya berbeda, namun dapat dilakukanpenyesuaian sehingga timbul asas-asas universal dari administrasi negara.Hasil studi banding Comparative Administration Group meliputi :1. Negara Maju Pengangkatan dan pemberhentian pegawai dengan standar tertentu(meryt system dan carier system); Negara Berkembang Pengangkatan danpemberhentian pegawai dengan birokrasi (nepotisme)2. Negara Maju Hubungan satu sama lain: Lega Rational Impersonal (semuapersoalan diselesaikan dalam kantor); Negara Berkembang Hubungan satu samalain: Birocratic Clict (persoalan diselesaikan di luar kantor)3. Negara Maju Diferensiasi fungsi tegas; Negara Berkembang Diferensiasi fungsitidak jelas4. Negara Maju Penawaran permintaan terjadi pada formal market; NegaraBerkembang Penawaran dan permintaan terjadi dalam informal market5. Negara Maju Administrasi efektif dan efisien; Negara Berkembang Administrasiefektif tapi tidak efisienDalam perkembangan selanjutnya administrasi negara berorientasi untuk mendukungusaha-usaha pembangunan bagi negara berkembang, dimana lebih ditekankan padaaspek rencana dan pelaksanaannya.Akhirnya munculah Development Administration Group yang dalam perkembanganselanjutnya mulai terasa adanya perbedaan antara konsep administrasi negara denganadministrasi pembangunan, yaitu :1. Administrasi Negara Lebih banyak terkait dengan masyarakat negara maju2. Administrasi Pembangunan Lebih banyak terkait dengan masyarakat negaraberkembang3. Administrasi Negara Administrasi negara bersifat netral terhadap tujuan

Page 14: MAKALAH

pembangunanGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.4. Administrasi Pembangunan Administrasi pembangunan mempunyai peran aktif danberkepentingan terhadap tujuan pembangunan5. Administrasi Negara Lebih menekankan pada pelaksanaan yang tertib/efisien dariunit kegiatan pemerintahan (berorientasi masa kini)6. Administrasi Pembangunan Berorientasi pada usaha-usaha yang mendorongperubahanperubahankearah keadaan yang lebih baik di masa depan (berorientasi ke masadepan)7. Administrasi Negara Lebih menekankan pada tugas-tugas umum (rutin) dalamrangkapelayanan masyarakat (public service) dan tertib pemerintahan (law and order)Administrasi negara lebih bersifat balancing agent Lebih menekankan padatugas-tugas pembangunan (development functions) dari pemerintah : AdministrasiPembangunan Administrasi pembangunan lebih bersikap sebagaidevelopment agent8. Administrasi Negara Lebih menengok pada kerapihan aparatur9. Administrasi Pembangunan Administrasi pembangunan mengaitkan denganperumusankebijakan dan pelaksanaan tujuan pembangunan di segala bidang10. Administrasi Negara Menempatkan administrator dalam aparatur pemerintahsekedar sebagai pelaksana11. Administrasi Pembangunan Administrator dalam aparatur pemerintah jugamerupakanpenggerak perubahan (change agent)12. Administrasi Negara Berpendekatan legalistis13. Administrasi Pembangunan Berpendekatan LingkunganKarakteristik birokrasi negara berkembang menurut Fred W. Riggs adalah:1. Birokrasi terlibat jauh dalam pengambilan keputusan politik, jadi birokrasi tidakhanya terlibat dalam fungsi penerapan peraturan atau fungsi keluaran lainnya2. Birokrasi menunjukan karakteristik prismatic, dimana menunjukan kecenderunganprilaku birokrasi yang umum dan dapat diperkirakan dengan terbuka3. Birokrasi sangat berkaitan dengan apa yang disebut wewenang atau kekuasaanpolitik yang dominan pada rezim itu4. Birokrasinya adalah multifungsionalis dari peranan birokrasinya. Merekamenunjukan kecenderungan nyata dari birokrat yang mempunyai kedudukan tinggi

Page 15: MAKALAH

dengan sendirinya menjadi elit politik dalam masyarakat dan bahkan menjadikandirinya menjadi akar bagi elit yang dominan.Birokrasi perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan, karena ia dapatmenjadi kekuatan yang baik, tetapi dapat juga menjadi penghambat bagi perubahanperubahanjika yang lebih menonjol adalah sikap ritualis.Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.V. REFORMASI BIROKRASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASIPEMBANGUNANDalam segala aspek yang berhubungan dengan pemerintahan, reformasi birokras menjadi isuyang sangat kuat untuk direalisasikan. Terlebih lagi, birokrasi pemerinta Indonesia telahmemberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kondis keterpurukan bangsa Indonesiadalam krisis multidimensi yang berkepanjangan.Birokrasi yang telah dibangun oleh pemerintah sebelum era reformasi telah membangunbudaya birokrasi yang kental dengan (KKN). Akan tetapi, pemerintahan pascareformasi puntidak menjamin keberlangsungan reformasi birokrasi terealisasi dengan baik. Kurangnyakomitmen pemerintah pascareformasi terhadap reformasi birokrasi ini cenderung berbandinglurus dengan kurangnya komitmen pemerintah terhadap pemberantasan KKN yang sudahmenjadi penyakit akut dalam birokrasi pemerintahanIndonesia selama ini. Sebagian masyarakat memberikan cap negatif terhadap komitmenpemerintah pascareformasi terhadap reformasi birokrasi. Ironisnya, sebagian masyarakatIndonesia saat ini, justru merindukan pemerintahan Orde Baru yang dinggap dapatmemberikan kemapanan kepada masyarakat, walaupun hanya kemapanan yang bersifatsemu.Hasil survei Political and Economic Risk Consultancy menunjukkan bahwa kualitasbirokrasi di Indonesia termasuk yang terburuk bersama Vietnam dan India. Gambaran inijuga sedikit banyak menyiratkan betapa agenda reformasi birokrasi tidak pernah secaraserius menjadi prioritas utama dari pemerintah. Dampak dari sikap itu tercermin dariketidakmampuan Indonesia untuk keluar dari krisis yang mendera, dan Indonesia bahkanmenjadi negara yang paling lambat, bahkan hingga saat ini belum mampu, keluar dari

Page 16: MAKALAH

keterpurukan. Hasil serupa juga ditunjukkan The World Competitiveness Yearbook yangdikeluarkan oleh Institute for Management Development (IMD) yang menggolongkanindeks kompetitif birokrasi Indonesia di kelompok terendah sebelum India dan VietnamTerkait dengan birokrasi itu sendiri sebagai bagian dari perkembanganadministrasipembangunan, Max Weber, sosiolog Jerman yang merumuskan konsepbirokrasi untukpertama kali, mempunyai pemikiran bahwa birokratisasi adalah prasyarat bagi pembangunanekonomi dan upaya penciptaan industri modern. Tanpa birokrasi tidak mungkin dicapaiekonomi modern yang berkelanjutan dan industrialisasi yang cepatPermasalahan lain dalam birokrasi adalah secara nasional sumber daya aparatur belummemiliki kualifikasi sebagaimana yang diharapkan. Salah satu indikasinya adalah tingginyaketidaksesuaian antara jenjang pendidikan yang ditempuh dengan tempat/posisi kerja.Berdasarkan data kepegawaian, dari jumlah pegawai sebesar 3.932.766 orang, bagianterbesar (2.330.597 orang atau hampir 60%) berpendidikan sekolah lanjutan tingkat atas(SLTA), sedangkan yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 614.247 orang (15,6%).Jumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang masih didominasi oleh pegawai berpendidikanSLTA, secara langsung dapat berpengaruh terhadap kinerja birokrasi dalam melaksanakanGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.tugas dan fungsinya, misalnya lamban dan kurang mampu melahirkan inovasi yang dapatmenunjang pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.Demikian pula kesejahteraan aparatur yang terkait langsung dengan gaji pegawai, jaminansosial, serta fasilitas hidup lainnya yang sangat jauh dari memuaskan. Inilah salah satu faktorpenting yang menyebabkan pelaksanaan pelayanan publik selama ini tidak sesuai denganharapan dan tuntutan masyarakat. Rendahnya tingkat kesejahteraan PNS diyakini telahmendorong mereka ke arah perbuatan tercela dengan melakukan penyelewengan dan KKNDalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, birokrasi sebagai ujung tombakpelaksana pelayanan publik mencakup berbagai program pembangunan dan kebijaksanaanpemerintah. Akan tetapi dalam kenyataannya, birokrasi yang dimaksudkan untuk

Page 17: MAKALAH

melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan tersebut, seringkalimendapatkan kesan berbeda dari pandangan masyarakat.Birokrasi di dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan (termasuk didalamnya penyelenggaraan pelayanan publik) diberi kesan adanya proses panjang danberbelit-belit apabila masyarakat menyelesaikan urusannya berkaitan dengan pelayananaparatur pemerintahan. Akibatnya, birokrasi selalu mendapatkan citra negatif yang tidakmenguntungkan bagi perkembangan birokrasi itu sendiri (khususnya dalam hal pelayananpublik).Oleh karena itu, untuk menanggulangi kesan buruk birokrasi yang telah ada selama ini, perludilakukan beberapa perubahan sikap dan perilaku berkaitan dengan birokrasi dan pelakunya(birokrat), antara lain seperti di bawah ini.1. Birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada halpengayoman dan pelayanan masyarakat, serta menghindarkan kesan pendekatankekuasaan dan kewenangan.2. Birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasimodern, ramping, efektif, dan efesien yang mampu membedakan antara tugas-tugasyang perlu ditangani dan yang tidak perlu ditangani (termasuk membagi tugas-tugasyang dapat diserahkan kepada masyarakat).3. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan sistem dan prosedur kerjanyayang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern, yaitu pelayanan cepat, tepat,akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas, efesiensi biaya, dan ketepatanwaktu.4. Birokrasi harus memosisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik alih-alih sebagaiagen pembaharu (agent of change) pembangunan.5. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi yangkinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebihdesentralistis, inovatif, fleksibel, dan responsifDari pandangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi birokrasi yang mampumemberikan pelayanan publik secara efektif dan efesien kepada masyarakat, salah satunyajika strukturnya lebih terdesentralisasi daripada tersentralisasi. Struktur yang desentralistis

Page 18: MAKALAH

diharapkan akan lebih mudah mengantisipasi kebutuhan dan kepentingan yang diperlukanGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.oleh masyarakat, sehingga dengan cepat birokrasi dapat menyediakan pelayanannya sesuaiyang diharapkan masyarakat pelanggannya.Sedangkan dalam konteks persyaratan budaya organisasi birokrasi, perlu dipersiapkantenaga kerja atau aparat yang benar-benar memiliki kemampuan (capability), memilikiloyalitas kepentingan (competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan (consistency ataucoherency)Pendayagunaan Pengawasan MasyarakatAparatur pemerintah adalah organisasi-organisasi kerja yang sebagian besar bertugasmelayani kepentingan umum atau masyarakat. Oleh karena itu aparatur pemerintah selalumendapat perhatian dan sorotan dari berbagai pihak dilingkungan masyarakat, baik yanglangsung maupun tidak langsung dilayani oleh suatu organisasi/unit kerja tertentu.Perhatian dan sorotan yang dapat disampaikan dalam berbagai bentuk dan cara itu,merupakan masukan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan pengawasan melekat. Dengankata lain, setiap kritik, saran, pertanyaan, dan lain-lain yang dapat dari masyarakat mengenaipelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang ditujukan pada satuanorganisasi/unit kerja tertentu disebut Pengawasan Masyarakat (Waskat).Fungsi pengendalian melalui pengawasan melekat harus terbuka terhadap pengawasanmasyarakat, yang harus dikembangkan sebagai penunjang pengawasan fungsional. Daripengawasan masyarakat pimpinan aparatur pemerintah memperoleh masukan dan setelahditeliti dapat digunakan untuk menilai apakah jajaran yang dipimpinnya telah melaksanakantugas melayani dan mengayomi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Informasi darimasyarakat harus diteliti dan berdasarkan hasil yang diperoleh pimpinan dapat mengambillangkah-langkah yang perlu untuk menjadikan aparaturnya lebih efektif, efisien, bersih, danberwibawa dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan.Etika AdministrasiDunia etika adalah dunia filsafat, nilai,dan norma. Dunia administrasi adalah dunia

Page 19: MAKALAH

keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenan dengan persoalan baik danburuk, sedangkan administrasi adalah konkrit dan harus mewujudkan apa yang diinginkan(get the job done). Pembicaraan tentang etika dalam administrasi adalah bagaimanamengaitkan keduanya, bagaimana gagsangagasan administrasi--seperti ketertiban,efesiensi,kemanfaatan, produktivitas-dapat menjealaskan etika dalam praktiknya, dan bagaimanagagasan-gagasan dasar etika—mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk dapatmenjelaskan hakikat administrasi.Sejak dasawarsa tahun 1970-an, etika administrasi telah menjadi bidang studi yangberkembang pesat dalam ilmu administrasi. Nicholas Henry (1995) berpandangan ada tigaperkembangan yang mendorong berkembangnya konsep etika dalam ilmu administrasi, yaitu1. Hilangnya dikotomi politik-administrasi2. Tampilnya teori-teori pengambilan keputusan di mana masalah prilaku manusia menjaditema sentral dibandingkan dengan pendekatan sebelumnya, seperti rasionalitas danefisiensiGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.3. Berkembangnya pandangan-pandangan pembaharuan, yang disebut counterculturecritique, termasuk di dalamnya kelompok administrasi negara baruPeran etika dalam administrasi mengambil wujud yang lebih terang belakangan ini saja, yakni kurang lebih dalam dua dasawarsa terakhir ini. Masalah etika ini terutama lebihditampilkan oleh kenyataan bahwa meskipun kekuasaan ada di tangan mereka yangmemegang kekuasaan politik (political masters), namun administrasi juga memilikikewenangan yang secara umum disebut discretionary power. Persoalannya sekarang adalahapa jaminan dan bagaimana menjamin kewenangan itu digunakan secara “benar” dan tidaksecara “salah” atau secara baik dan tidak secara buruk.Banyak pembahasan dalam kepustakaan dan kajian subdisiplin etika administrasi yangmerupakan upaya untuk menjawab pertanyaan itu. Etika tentu bukan hanya masalahadministrasi negara. Ia masalah manusia dan kemanusiaan, dan karena itu sejak lama sudahmenjadi bidang studi ilmu falsafat dan juga dipelajari dalam semua bidang ilmu sosial. Di

Page 20: MAKALAH

bidang administrasi, etika juga tidak terbatas hanya pada administrasi negara, tetapi jugadalam administrasi niaga, yaitu antara lain disebut sebagai business ethics.VI. KEBIJAKSANAAN PUBLIK DALAM ADMINISTRASI PEMBANGUNANKebijaksanaan publik (public policy) merupakan bidang kajian yang berkembang pesat padadasawarsa (1980-an. Bidang kajian ini, yang oleh banyak ahli dipandang sebagai suatusubdisiplin atau sub-field, menjadi bidang kajian ilmu administrasi dan ilmu politik, bahkanoleh Henry (1995) diidentifikasi sebagai berada di antara (twilight zone) kedua disiplin ilmuitu.Ilmu ekonomi, khususnya ekonomi politik juga mempunyai kontribusi yang kuat pada studikebijaksanaan. Kebijaksanaan atau policy berkembang sebagai bidang studi multidisiplin,sehingga sering disebut sebagai policy sciences. Sebagai suatu bidang studi, kebijaksanaanpublik relatif masih baru, tetapi telah menarik banyak perahtian dan menjadi kajian dalamberbagai disiplin ilmu sosial. Analisis kebijaksanaan (policy) analysis) selain merupakanmetode untuk memahami apa dan bagaimana kebijaksanaan terjadi, juga menyediakan alatyang bermanfaat bagi para praktisi yang terlibat dalam proses kebijaksanaan.Analisis kebijaksanaan adalah upaya menghasilkan dan mentransformasikan informasi yangdibutuhkan untuk suatu kebijaksanaan, dengan menggunakan berbagai metode penelitiandan pembahasan dalam suatu kondisi tertentu untuk menyelesaikan masalah (Dunn, 1981).Analisis kebijaksanaan publik dengan demikian lebih banyak memberi perhatian kepadateknik yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kebijaksanaan, dalamkaitannya dengan masukan (input), keluaran (outpuT0, hasil, pengorbanan, dan lainsebagainya, yang berkaitan dengan kebijaksanaan publik (Waldo, 1992), dan bukan padasubstansi dari kebijaksanaan itu sendiri.Oleh karena itu, banyak yang menganggap bahwa kebijaksanaan publik lebih dekat kepadaadministrasi negara dibandingkan dengan ilmu politik. Bahlan Eulau menyatakan bahwaGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.studi kebijaksanaan sebenarnya hanyalah “administrasi negara lama dalam baju yangdiperbaharui” (dalam Goodin, 1982). Henry menunjukkan bahwa kebijaksanaan publik dari

Page 21: MAKALAH

segi politik lebih banyak memberikan perhatian kepada substansi (substantive branch)dibandingkan dengan administrasi negara yang lebih memperhatikan masalah – masalahperancangan, pilihan, pelaksanaan, evaluasi, efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan hal –hal lain yang tidak berkenaan dengan isi dari kebijaksanaan itu sendiri (theoretical branch).Meskipun sebenarnya ilmu politik pun mengkaji kebijaksanaan publik sebagai analisis yangbersifat deskriptif dengan membedakannya dengan substansi yang disebutnya policyadvocacy yang bersifat preskriptif. Policy analysis mempersoalkan mengapa, sedangkanpolicy advocacy mempersoalkan apa yang harus dilakukan pemerintah (Dye, 1995). Namun,asumsi yang mendasar adalah bahwa dengan mengetahui berbagai daya (kekuatan) yangmembentuk kebijaksanaan dan dampaknya, maka kebijaksanaan yang diambil akan lebihbaik, dalama rti bisa menghasilkan apa yang dikehendaki dengan kebijaksanaan tersebutsecara lebih tepat, efisien,dan efektif.1. Pendekatan Dalam Kebijaksanaan PublicBerbagai metode pendekatan dalam analisis kebijaksanaan publik telah dikembangkan.Ada pendekatan deskriptif vs preskriptif, ada pula pendekatan deterministik vsprobabilistik dilihat dari derajat kepastiannya (Stokey dan Zeckhauser, 1978). Ataudengan pednekatan lain, ada yang bersifat empirik, evaluatif dan normatif (Dunn, 1981).Robert Goodin,s eorang pakar ilmu politik mendekati dengan teori empiris dan teori etisatau teori nilai. Pendekatan ini sangat tipikal ilmu politik seperti ditunjukkan oleh Henrydiatas.Untuk memahami dan menjelaskan kebijaksanaan publik, Dye menunjukkana danyasembilan model, yakni model institusional, proses, kelompok, elite, rasional, inkremental,teori permainan (game theory), pilihan public (public choice), dan sistem. Henry lebihlanjut membagi modelnya dalam dua kelompok, yakni sebagai proses dan sebagaikeluaran (outpu). Sebagai proses ia menggolongkan enam model, yakni model elite,kelompok, sistem, institusional, neo-institusional, dan anarki yang diatur (organizedanarchy). Dari segi output, ia mengenalkan tiga model, yakni inkremental, rasional dan

Page 22: MAKALAH

perencanaan strategis.Pendekatan proses lebih bersifat deskriptif,s edangkan pendekatan output lebih bersifatpreskriptif. Preskriptif dimaksudkan bahwa dengan pendekatan yang baik maka hasil atauisi dari kebijaksanaan publik akan menjadi lebih baik pula. Bukan maksudnya disiniuntuk membahas model – model tersebut. Yang patut dicatat adalah bahwa banyakkebijaksanaan tidak dapat dijelaskan hanya melalui satu model, tetapi merupakangabungan dari berbagai model. Perhatian dalam kebijaksanaan publik banyak diberikankepada proses penetapan kebijaksanaan. Pembuatan kebijaksanaan pada umumnya adalahsebuah proses yang dilakukan melalui tahap – tahap tertentu.Pada garis besarnya proses tersebut dikenali sebagai berikut : pengenalan masalah,penetapan agenda, perumusan kebijaksanaan, pengukuhan (legitimation), pelaksanaanGenerated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.dan evaluasi (Dye, 1995). Jones menguraikannya lebih rinci, meliputi 11 tahapan ataurangkaian kegiatan dalam proses, yakni : pemahaman, penghitungan (aggregation),pengorganisasian, perwakilan, penetapan agenda, perumusan, pengukuhan, pendanaan,pelaksanaan, evaluasi, penyesuaian atau penyelesaian (penghentian). Meskipun lebihrinci, unsur – unsur pokoknya tidak banyak berbeda dengan pandangan Dye diatas.2. Kebijaksanaan Publik dan PembangunanDalam konteks pembahasan ini, dan dalam studi – studi kebijaksanaan publik,pengetahuan mengenai keduanya memang diperlukan. Para pengambil kebijaksanaanyang tidak memahami metodologi penetapan kebijaksanaan publik, dapat menanggungresiko mengambil pendekatan yang menyebabkan hasil atau dampak kebijaksanaanpublik tidak sesuai dengan yang dimaksud. Sebaliknya, para pelajar dan praktisi yangingin mendalami pengetahuan mengenai berbagai aspek kebijaksanaan, tidak mungkinhanya membatasi diri pada teknik analisis, tanpa mengetahui isu – isu yang dihadapidalam masyarakat, yang akan dijawab dan diatasi dengan berbagai kebijaksanaan.Karena, meskipun Dye menyatakan tidak perlu kebijaksanaan publik itu mengandung

Page 23: MAKALAH

tujuan yang rasional (bahkan tidak mengambil langkah apapun sudah menunjukkankebijaksanaan), namun dalam praktiknya untuk setiap kebijaksanaan publik harus jelasapa yang ingin dihasilkan.Di negara berkembang kebijaksanaan pembangunan menjadi pokok substansi (policycontent) kebijaksanaan publik. Setiap hari pemerintah di semua negara mengambilkeputusan atas dasar kewenangannya mengatur alokasi sumber daya publik, mengarahkankegiatan masyarakat, memberikan pelayanan publik, menjamin keamanan danketentraman, dan sebagainya. Kegiatan itu tidak ada bedanya di negara manapun, baiknegara maju maupun negara berkembang. Namun, tetap ada perbedaan di antarakeduanya. Pertama – tama disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi yang berbeda, danjuga karena adanya kegiatan pembangunan di Negara berkembang yang merupakankegiatan diatas dari yang “biasa” dilakukan oleh pemerintah di negara maju.Adanya sistem administrasi negara yang mampu menyelenggarakan pembangunanmenjadi prsyarat bagi berhasilnya pembangunan. Berarti pula administrasi negara yangmampu menghasilkan kebijaksanaan – kebijaksanaan publik yang “baik”, dan mendorong“kepentingan umum”, merupakan tantangan yang lebih besar bagi negara yang sedangmembangun (Grindle dan Thomas, 1991). Oleh karena itu, pengetahuan mengenaikebijaksanaan publik dan berbagai aspeknya perlu dimiliki oleh para pelajar administrasipembangunan.Yang amat penting adalah mempelajari dan memahami kondisi lingkungan kebijaksanaanpublik di negara berkembang, yang berbeda dengan di negara – negara maju danmempengaruhi kebijaksanan, berfungsinya administrasi pembangunan di negaraberkembang, serta proses penetapan kebijaksanan publik untuk pembangunan (lihatKartasasmita, 1995b).Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.VII. PENUTUPReformasi birokrasi dibutuhkan untuk menjamin terlaksananya reformasi di bidang laindalam suatu pemerintahan yang mengaplikasikan konsep administrasi pembangunan. Oleh

Page 24: MAKALAH

karena itu, tanpa mengabaikan reformasi di bidang lain rekomendasi yang pertama harusdilakukan adalah reformasi birokrasi yang meliputi kelembagaan dan ketatalaksanaan,sumber daya manusia, dan pengawasan dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan danpembangunan.Reformasi kelembagaan dilakukan melalui perampingan struktur organisasi birokrasipemerintah di pusat dan daerah untuk menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas danfungsinya. Penyusunan organisasi yang didasarkan pada analisis jabatan ini harus terusdiupayakan. Oleh karena adanya tuntutan yang mendesak dan harus dilakukan untukmendorong proses percepatan reformasi birokrasi, upaya-upaya khusus di bidangkelembagaan adalah sebagai berikut1. Melakukan redefenisi kelembagaan birokrasi termasuk melakukan penataankelembagaan sesuai dengan standard operating procedure atau SOP.2. Melakukan penerapan audit institusi dan pengawasan dari masyarakat3. Di bidang ketatalaksanaan perlu dipertimbangkan sistem rekrutmen dan promosipegawai sesuai dengan kecakapan dan kemampuannya dan dapat diberhentikan jikabekerja secara buruk sebagaimana yang berlaku di lingkungan swasta.Selanjutnya, usaha untuk mendorong peningkatan kompetensi aparat birokrasi pemerintah,baik di pusat maupun di daerah, sebagai wujud profesionalisme dalam pelaksanaan tugasdan fungsinya, harus memerhatikan tiga hal pokok di bawah ini.1. Peningkatan kesejahteraan aparat birokrasi pemerintah.2. Peningkatan etika dan moral birokrasi pemerintah.3. Peningkatan profesionalisme birokrasi pemerintah.4. Educational ethics (adanya pendidikan etika)Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.DAFTAR PUSTAKA1. Hayati, Tri, Harsanto Nursadi, dan Andhika Danesjvara. Administrasi Pembangunan:Suatu Pendekatan Hukum dan Pernecanaannya. Depok: Badan Penerbit Fakultas HukumUniversitas Indonesia, 2005.2. Kartasasmita, Ginandjar. Administrasi Pembangunan: Perkembangan dan Praktiknya diIndonesia. Jakarta: LP3ES, 1997.3. Siagian, Sondang P. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Strateginya.Jakarta: Bumi Aksara, 2003.4. Tjokroamidjojo, Bintoro. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES, 1995.

Page 25: MAKALAH

5. Bryant, Coralie & Louise G. White, Manajemen Pembangunan Untuk NegaraBerkembang. LP3ES, 1987.Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.