2.4.1.Pengertian Akuntansi LingkunganAkuntansi Lingkungan
(Environmental Accounting) atau EA adala istilah yang berkaitan
dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam
praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya
lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter maupun non moneter
yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi
kualitas lingkungan.Akuntansi Lingkungan Hidup adalah metodologi
untuk menilai biaya dan manfaat dari sebuah kegiatan lingkungan
untuk mengurangi dampak lingkungan. Hasil akuntansi ini digunakan
oleh para pimpinan perusahaan untuk membuat keputusan yang
berkaitan dengan perbaikan lingkungan.Konsep akuntansi lingkungan
sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa.
Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya
kesadaram lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar
perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya
kegiatan industri demi bisnis saja.Namun sampai dengan pertengahan
tahun 1990-an konsep atau kata ini tidak banyak terdengar termasuk
di Jepang. Pada pertengahan tahun 1990-an The International
Accounting Standards Committee (IASC) mengembangkan konsep tentang
prinsip-prinsip akuntansi Internasional. Termasuk didalamnya
pengembangan akuntansi lingkungan dan akuntansi dan audit hak-hak
azasi manusia. Kemudian juga standar industri semakin berkembang
dan auditor/accreditor professional seperti The American Institute
of Certified Public Auditors (AICPA) yang mengeluarkan
prinsip-prinsip universal tentang environmental audits.Sejak tahun
1999, Kementrian Lingkungan Hidup Jepang telah terlibat sebagai
salah satu anggota tim ali tentang the Governments role in
promoting environmental management accounting initiated by the
United Nations Division for Sustainable Development (UNDSD)
environmental management accounting initiative.Selain itu juga
Jepang terlibat dalam Environmental Management Accounting
Network-Asia Pacifik (EMAN-AP) atau Jaringan Akuntansi Pengelolaan
Lingkungan, sebuah jaringan yang terdiri dari peneliti dan praktisi
akuntansi lingkungan dari 14 negara kawasan Asia pasifik. Jaringan
ini didirikan pada September tahun 2001 untuk memperkenalkan dan
menyebarluaskan penggunaan metoda akuntansi pengelolaan lingkungan
dan menyumbang atau memberikan dukungan pada pembangunan
berkelanjutan di Asia Pasifik. Koordinasi di Jepang di pegang oleh
the Institute for Global Environmental Strategies (IGES)
theKansaiResearchCenter.Pada pertengahan tahun 1990-an ketika
istilah environmental accounting belum banyak dikenal hanya
beberapa perusahaan saja yang menerapkannya mula-mula dengan
mengungkapkan masalah lingkungan walaupun sebenarnya perusahaan
Canon sudah mulai menerapkan EA pada taun 1983. hal ini berkaitan
dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
lingkungan sebagai dampak dari aktivitas industri atau bisnis
mereka. Namun kemudian jumlah perusahaan yang menerapkan
environmental accounting meningkat dari 10.4 persen pada tahun 1998
menjadi 20.9 persen di tahun 1999 dan 27.0 persen di tahun 2000.
dari jumlah ini 17.3 persen sudah menerapkan dan memperkenalkan
environmental accounting dan 34 persen sedang mempertimbangkan akan
segera menerapkannya. Hal ini berkaitan dengan dikeluarkannya the
environmental accounting guideline yang diterbitkan oleh the
Environmental Agency (yang kemudian berubah menjadi Ministry of
Environment (MOE) pada Mei 2000, kemudian draft ini diperbaiki lagi
pada Maret tahun 2002 sebagai Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi
Lingkungan Edisi 2002 (Environmental Accounting Guidelines, 2002
Edition). Mungkin kini semakin banyak perusahaan di Jepang yang
menerapkan akuntansi lingkungan ini.Banyak perusahaan industri dan
jasa besar dunia yang kini menerapkan akuntansi lingkungan.
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan
dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang
biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic
benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan
untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan efek
perlindungan lingkungan (environmental protection).Adaperusahaan
jasa yang menyusun panduan akuntansi lingkungan untuk
perusahaan-perusahaan jasa. Misalnya perusahaan elektronik Jepang
Fujitsu menyewa jasa perusahaan konsultasi akuntan untuk menyusun
environmental accounting guidelines sesuai dengan petunjuk yang
dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jepang. Namun mereka
menambahkan beberapa item-item baru dengan tujuan untuk mendapatkan
akuntansi lingkungan hidup yang lebih efisien. Selain itu
penggunaan teknologi informasi juga memungkinkan aliran informasi
dari pabrik-pabrik mereka di seluruh dunia berjalan tanpa
penundaan. Hasilnya kesadaran lingkungan diantara para pekerjanya
meningkat, upaya mengurangi biaya berhasil baik dan ada hasil
positif penganganan persoalan lingkungan dan pengurangan dampak
negatif lingkungan yang didukung pabrik-pabrik dan anak perusahaan
di seluruh dunia.2.4.2.Tujuan Penerapan Akuntansi
LingkunganAdabeberapa maksud dikembangkannya akuntansi
lingkungan:1.Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen
lingkungan.2.Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan
masyarakat.Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan
digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan
ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data
akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya
fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya konservasi lingkungan
keseluruhan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan
pengelolaan lingkungan. Selain itu akuntansi lingkungan juga
digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun
untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung
terus menerus.Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi
lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan,
kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada public.
Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari para
pihak, pelanggan dan masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk
merubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan
lingkungan.Didalam akuntansi lingkungan ada beberapa komponen
pembiayaan yang harus dihitung misalnya:1.Biaya operasional bisnis
yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, biaya
memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau fee kontrak untuk
menjalankan fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja
untuk menjalankan operasi fasilitas pengelolaan lingkungan serta
biaya kontrak untuk pengelolaan limbah (recycling)2.Biaya daur
ulang yang dijual yang disebut sebagai Cost incurred by upstream
and down-stream business operations is te contract fee paid to
theJapanContainer and Package Recycling Association.3.Biaya
penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total
untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk
pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan fasilitas
pabrik.2.4.3.Akuntansi Lingkungan di IndonesiaBagaimana
denganIndonesia? Tidak banyak informasi atau diskusi yang berkaitan
dengan akuntansi lingkungan sebagai sala satu sistem penilaian
lingkungan khusus. Ada satu langkah yang dirintis oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dengan Bank Indonesia yang ini termaktub dalam
nota kesepahaman (MoU) antara KLH dan Bank Indonesia (BI) yang
ditandatangani pada tahun 2005 yang lalu. Kesepakatan ini
sebenarnya sebagai tindak lanjut dari Peraturan BankIndonesianomor
7/2/PBI/1005 tentang penetapan peringkat kualitas aktiva bagi bank
umum. Peraturan tersebut, mengatur aktiva produktif untuk kredit
termasuk pada kualitas kredit. Aspek lingkungan hidup menjadi salah
satu faktor didalam penilaian kredit itu. BI sepakat menggunakan
proper (perangkat penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam
Pengelolaan lingkungan hidup) KLH dalam menilai kelayakan
kredit.Penilaian tingkat kinerja perusahaan (Proper) terkait dengan
lingkungan hidup yang menjadi program tahunan Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk penilaian tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan, dampak pada lingkungan, yang dapat berpengaruh
pada penentuan kualitas kredit perusahaan, kelayakan perusahaan dan
sebagainya. Hasil penelitian ini disampaikan ke Bank ataur kreditor
lainnya. Proper ini diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 27/MenLH/2002. misalnya Bank sebagai debitur dapat menurunkan
kredit bagi perusahaan berperingkat buruk. Jika tidak layak dari
sudut lingkungan karena kinerja buruk maka perusahaan bisa tidak
diijinkan mendapatkan kredit.Adajuga pemberian sstem ISO. Dengan
sistem ISO perusahaan yang punya komitmen untuk kemudian
memperbaiki kinerja terhadap lingkungan yang baik dapat diberikan
sertifikat ISO sedangkan yang tidak, tidak akan mendapatkannya.
Perusahaan masi terus bisa melakukan operasi bisnisnya. Namun
dengan proper perusahaan bisa tidak bisa diberikan ijin operasi
atau tidak mendapatkan kredit.BAB IIIKESIMPULANIlmuSocio Economic
Accountingmerupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan
mencoba mengidentifikasi, mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek
sosial benefit dan sosial cost yang ditimbulkan oleh lembaga.
Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang
dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk
meningkatkaa peran lembaga, baik perusahaan atau yang lain untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam lingkungan secara
kesaluruhan.Dari semakin besarnya dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan perusahaan ini juga berpengaruh terhadap masalah
lingkungan dan pelestarian alam. Tidak jauh berbeda dengan
akuntansi sosial, akuntansi lingkungan juga mencoba menyoroti aspek
sosial, dan pelestarian alam.Perhatian dunia bisnis terhadap
pelestarian alam dewasa ini semakin tinggi. Akuntansi sosial
berfungsi untuk mengukur bagaimana efisiensi suatu sistem ekonomi
berfungsi dan memberikan data periodik yang menyangkut indikasi
posisi suatu negara menyangkut ukuran externalities. Setelah muncul
akuntansi sosial kemudian muncul akuntansi lingkungan. Tidak jauh
berbeda dengan akuntansi sosial, akuntansi lingkungan juga membahas
mengenai sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap pelestarian
alam, akuntansi lingkungan adalah istilah yang berkaitan dengan
dimasukkannya biaya lingkungan ke dalam praktek akuntansi
perusahaan atau lembaga pemerintah.
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Dalam dunia bisnis yang kompleks, mungkin menggunakan beratus
ratus tenaga kerja, mulai dari perencanaan pengembangan, direktur
pemasaran sampai kepada bagian kebersihan. Bagaimana perusahaan
merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol semua kegiatannya,
bagaimana mensuplai informasi kepada banyak orang dalam perusahaan,
disinilah letak pentingnya peranan sistem informasi
akuntansi.Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai
yaitu dari pihak luar perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam
perusahaan (internal). Pihak pihak ekternal antara lain pelanggan,
supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah,
sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen,
purchasing, dan inventary control management, production
management, personal management, finansial management.Peranan
sistem informasi akuntansiMemperbaiki kualitas & mengurangi
biaya dalam menghasilkan barang/jasaMemperbaiki
efisiensiMemperbaiki pengambilan keputusanMenciptakan keunggulan
kompetitif
2.5. GOLONGAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSIGolongan pemakai
sistem Informasi akuntansi terdiri dari 2 golongan yaitu :Pemakai
Informasi InternalAdalah pemakai Informasi yang berasal dari dalam
perusahaan. Dapat digolongkan menjadi :manajemenpurchasing
managementinventory control managementproduction managementpersonal
managementfinansial management.Pemakai Informasi EksternalAdalah
pemakai Informasi yang berasal dari luar perusahaan. Dapat
digolongkan menjadi :PelangganKebutuhan pelanggan mencakup
informasi mengenai produk perusahaan seperti: harga, bentuk barang,
dimana dan bagaimana barang tersebut dapat dibeli, apa jenisnya,
pelayanan apa yang dapat diberikan perusahaan.Pemasok Apabila
perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka pemasok akan
meminta informasi mengenai tingkat kepercayaan realibility,jumlah
kredit yang telah diperoleh dan kemampuan atau ability
untukmembayar kembali.Para pemegang sahamMereka ingin menilai
pelaksanaan yang telah berlaku dan memperkirakan pelaksanaan yang
akan datang.Penyediaan laporan tahunan atau annual report untuk
para pemegang saham disebut sebagai fungsi pelayanan atau steward
ship function dan secara tradisional merupakan tanggung jawab
sistem informasi akuntansi.d. Para karyawanKaryawan berkepentingan
terhadapinformasi umum, seperti tingkat upah rata-rata, tunjangan,
laba perusahaan, tingkat kesempatan kerja, tingkat produktifitas
dan lain-lain.Para pemberi pinjamanLembaga-lembaga keuangan yang
meminjamkan dana sangat berkepentingan atas faktor-faktor seperti
reputasi atau nama baik dan kemempuan manajemen perusahaan,
kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan dan prospek untuk
keberhasilan pada masa depan
Instansi pemerintahKantor pelayanan pajak berkepentingan
terhadap informasi mengenai laba perusahaan dan jumlah pajak yang
terutang oleh perusahaan kepada pemerintahan atau Negara2.6
PENGOLAHAN DATAPengolahan data adalah suatu kegiatan yang merubah
bentuk data menjadi Informasi agar memiliki manfaat atau kegunaan
bagi yang membutuhkan.Sistem Informasi Akuntansi melakukan empat
tugas pengolahan data yaitu :1. Pengumpulan Data ;Saat perusahaan
menyediakan produk dan jasa ke lingkungan,setiap tindakan
dijelaskan oleh suatu catatan data.Sistem pengolahan data
mengumpulkan data yang menjelaskan setiap transaksi internal
perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.2. Manipulasi Data
;Operasi Manipulasi data meliputi :PengklasifikasianSetiap karyawan
digolongkan menurut departemen.PengurutanCatatan-catatan disusun
sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen
data.PerhitunganMelakukan perhitungan dalam pembayaran gaji
karyawan.PengikhtisaranBanyak data yang perlu disarikan menjadi
bentuk total, subtotal, dan rata-rata.3. Penyimpanan Data ;Setiap
transaksi dijelaskan oleh beberapa elemen data. Seluruh data
disimpan dalam suatu database.4. Penyiapan Dokumen ;SIA
menghasilkan output yang dipicu dalam 2 cara :Oleh suatu tindakan,
output yang dihasilkan jika sesuatu terjadi.Oleh jadwal waktu,
output yang dihasilkan pada suatu saat tertentu.Output tersebut
dalam bentuk dokumen kertas
2.7. CONTOH SISTEM INFORMASI AKUNTANSIDi bawah ini merupakan
beberapa contoh Sistem Informasi Akuntansi :1. Sistem yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi, perusahaan yang
mendistribusikan produk dan jasanya kepada pelanggan2. Dalam sistem
informasi pembayaran (kepada pemasok) maka data input adalah semua
tagihan dari pemasok diproses dengan cara tertentu sehingga
memberikan informasi berupa tanggal jatuh tempo, besarnya
pembayaran, cara pembayaran dll. Sehingga manajemen mampu
memutuskan kebijakan pembayaran yang tepat3. Bagian pemasaran
mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam
jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta
laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari
usulan produk baru tersebut 4. Bagian SIA memproyeksikan perkiraan
biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk
tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah
diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian
diberikan ke bagian pemasaran.Dari contoh diatas dapat ditemukan 2
aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu
:Pentingnya komunikasi antar departemen/subsistem yang mengarah
untuk tercapainya suatu keputusan.Peranan SIA dalam menghasilkan
informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil
keputusan.
Makalah Akuntansi : Perkembangan Akuntansi Di Indonesia
PENDAHULUAN Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut
perkembangan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi di Indonesia. Faktor tersebut antara lain lingkungan
politik dan ekonomi serta organisasi profesi. Seperti diketahui
Indonesia telah mengalami perubahan dalam lingkungan politik dengan
ditandai pergantian kepemimpin yang memiliki karakter berbeda.
Perbedaan karakter kepemimpinan ini pada akhirnya akan mempengaruhi
model ekonomi Negara serta mempengaruhi praktik akuntansi. Secara
singkat pada makalah ini mencoba membahas perkembangan praktik
akuntansi di Indonesia. Pembahasan pertama dimulai dengan
mengambarkan sejarah perkembangan akuntansi si Indonesia. Pada
bagian berikutnya akan dibahas perkembangan organisasi profesi
akuntansi, dan penyususnan standar akuntansi di Indonesia.
PEMBAHASAN 1. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONEISA
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan
Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso
1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi ddi
Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan
yang dilaksanakan Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta
(Soemarso 1995). Pada era ini Belanda menganlkan sistem pembukuan
berpasangan (Double-entry bookkeeping) sebagaimana yang
dikembangkan ole h luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang
merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan
memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selam
era ini (Diga dan Yunus 1997). Kegiatan ekonomi pada masa
penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an awal tahun 1900an.
Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga
pengusaha Belanda banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan
tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi
auditing mulai mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907
(Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya
diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia
untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan
perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Intrernal auditor yagn pertama
kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn yang sudah berada di
Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan
pekerjaan audit (menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan)
adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia pada tahun 1907
(Soemarso 1995). Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak
berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang
terbentuk pada tahun 1915 (Soemarso 1995). Akuntan public yang
pertama adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan kantor di
Indonesia pada tahun 1918. pendirian kantor ini diikuti kantor
akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y. Voerens pada tahun 1920
dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst
(Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia
yang bekerja sebagai akuntan public. Orang Indonesia pertama yang
bekerja di bidang akuntansi adalah JD. Massie, yang diangkat
sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21
September 1929 (Soemasro 1995). Kesempatan bagi akuntan lokal
(Indoenesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya
Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanya ada satu orang
akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soemarso
1995). Praktik akuntansi model Belanda masih diggunakan selama era
setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi
masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi
atas perusahaan yagn dimiliki Belanda dan pindahnya orang-orang
Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan
akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997). Atas dasar
nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya
berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada
era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan
akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga
pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi
yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti oembukaan jurusan
akuntansi di Universitas Indonesia 1952, Institut Ilmu Keuangan
(Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990, Universitas Padjajaran
1960, Univeritas Sumatra Utara 1960, Universitas Airlangga 1960 dan
Universitas Gajah Mada 1964 (Soemarso 1995) telah mendorong
pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika
pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua
lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga dan
Yunus 1997). Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat
muncul dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan
akuntansi. Kelompok terebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang
lebih kompetetif dan lebh berorentasi pada pasar dengan dukungan
praktik akutansi lebih baik. Kebijakan kelompok tersebut
memeperoleh dukungan yang kuta dari investor asing dan
lembaga-lembaga internasional (Rosser 1990). Sebelum perbaikan
pasar model dan pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an dan
awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang memiliki
tiga jenis pembukuan satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya
dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk
menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat digunakan
untuk mengajukan pinjaman/ kredit dari bank domestic dan asing; dan
satu lagi yang menunjukkan hasil negative (rugi) untuk tujuan pajak
(Kwik 1994). Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki
kualitas pelaporan keuangan muncul seiring dengan terjadinya
berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku investor. Sekandal pertama adalah kasus
Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yagn
dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta Go Public pada tahun 1990
tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003).
Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam,
auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya,
auditor Bank Duta mengeluarkan wajar tanpa pengecualian. Kasus ini
diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty (Pertengahan 1992) dan
Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi
pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbaiki
jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar modal
dari model casino mejadi model yang dapat memobilisasi aliran
investasi jangka panjang. Bewrbagai skandal tersebut telah
mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk mengeluarkan
kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah
bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank) melaksanakan proyek
Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk mengembangakan regulasi
akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995,
pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam
Undang-undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995
pemerintah memasukkan aspek akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam
Undang-undang Pasar Modal (Rosser 1999). Jatuhnya nilai rupiah pada
tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk
memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998,
kebangkrutan konglomerat, collapsenya sistem perbankan,
meningnkatnya inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja
sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagai paket
penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini kesalahan secara
tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akutansi dan
rendahnya kualitas keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan
perkembangan praktik akuntansi di Indonesia
PERKEMBANGAN POLITIK DAN SOSIAL PERKEMBANGAN EKONOMI
PERKEMBANGAN AKUNTANSI ERA KOLONIAL BELANDA (1595-1945) : Belanda
menguasai Jawa dan kepulauan lain. Islam menjadi agama mayoritas
Perusahaan Hindia Belanda (VOC) menguasai perdagangan di Indonesia.
Keterlibatan dan aktifitas Pribumi di perdagangan dibatasi dengan
ketat. Etnis China diberi hak khusus dibidang perdagangan dan
transportasi air Belanda mengenalkan akuntansi di Indonesia
Regulasi akuntansi yang pertama dikeluarkan tahun 1642 oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda. Regulasi terebut mengatur
administrasi Kas dan Piutang (Abdil Kadir 1982) ERA SUKARNO
(1945-1966) : Indonesia memperoleh kemerdekaan. Kepemimpinan
presiden Soekarni dekat dengan pemerintah Cina (RRC). Tahun 1965
terjadi usaha kudeta oleh komunis yang berhasil digagalkan dan
mendorong peran militer. Dominasi perdagangan oleh Belanda dan
China mendorong munculnya ketidak adilan di masyarakat. Akhirnya,
Indonesia memilih pendekatan sosialis dalam pembangunan yang
ditandai dengan dominasi peran Negara. Tahun 1958, semua perusahaan
milik Belanda dinasionalisasi dan warga Negara Belanda keluar dari
Indonesia. Akademi lulusan Amerika mengisi kekosongan posisi
akuntan dan sistem akuntansi dan auditing Amerika dikenalkan di
Indonesia. Baik akuntansi model Belanda maupun Amerika digunakan
secara bersama. Ikatan Akuntansi Indonesia didirikan tahun 1957
untuk memberi pedoman dan untuk mengkoordinasi aktivitas akuntan.
ERA SUHARTO (1966-1998) : Suharto menjadi Presiden tahun 1966
dengan pendekatan kebijakan ekonomi dan politik yang konservatif
Dibawah kepemimpinan Suharto, pembangunan ekonomi didasarkan pada
pendekatan kapitalis. Investor asing didorong dan tahun 1967
dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing yang menghasilkan
munculnya perusahaan asing Tahun 1997-1998 Krisis Keuangan Asia
menimpa Indonesia dan banyak perusahaan yang bangkrut. Terjadi
transfer pengetahuan dan keahlian akuntansi secara langsung dari
kantor pusat perusahaan asing kepada karyawan Indonesia dan secara
tidak langsung mempengaruhi aktivitas bisnis. Tahun 1973, IAI
mengadopsi seperangkat prinsip akuntansi dan standar auditing serta
professional code of conduct. Prinsip-prinsip akuntansi didasarkan
pada pedoman akuntansi yang dipublikasikan AICPA tahun 1965.
Standar akuntansi internasional diadopsi tahun 1995 ERA SETELAH
SUHARTO (SETELAH 1998) : Suharto dipaksa mengundurkan diri pada
tahun 1998 Indonesia berjuang dari kesulitan ekonomi dan stabilitas
sosial. Regulasi diperketat untuk memperbaiki pengungkapa
informasi.
2. PERKEMBANGAN ORGANISASI PROFESI AKUNTANSI Sampai dengan tahun
1950an, di Indonesia belum ada profesi akuntansi lulusan
universitas lokakl. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi
proffesional yang berasal dari Belanda. Munculnya Undang-Undang No.
34/ 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya
akuntan yang berasal dari universitas lokal. Pada tahun 1957,
kelompok pertama mahasiswa akuntansi lulus dari Universitas
Indonesia. Namun demikian, kantor akuntan public milik orang
Belanda tidak mengakui kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan
tersebut, akuntan lulusan Universitas Indonesia bersama-sama dengan
dengan akuntan senior lulusan Belanda mendirikan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957. professor Soemarjo
Tjitrosidojo akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI
yang pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI ini antara lain
mempromosikan status profesi akuntansi, mendukung pembangunan
nasional dan meningkatkan keahlian serta kompetensi akuntan. Selama
tahun 1960an, menurunnya peran kegiatan keuangan mengakibatkan
penurunan permintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh
pada perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Namun demikian,
perubahan kondisi ekonomi dan politik yang terjadi pada akhir era
tersebut, telah mendorong pertumbuhan profesi akuntansi. Profesi
akuntansi mulai berkembang cepat sejak tahun 1967 yaitu setelah
dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan
Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968 (Soemarso 1995).
Usaha profesionalisasi IAI mendapat sambutan ketika dilaksanakan
konvensi akuntansi yang pertama yaitu pada tahun 1969. hal ini
terutama disebabkan oleh adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan
yang mewajibkan akuntan bersertifikat menjadi anggota IAI (ADB
2003) Pada tahun 1973, IAI membentuk Komite Norma Pemeriksaan
Akuntan (KNPA) untuk mendukung terciptanya perbaikan ujian
akuntansi (Bahciar 2001). Yayasan Pengembangan Ilmu Akuntansi
Indonesia (YPAI) didirikan pada tahun 1974 untuk mendukung
pengembangan profesi melalui program pelatihan dan kegiatan
penelitian. Selanjutnya pada tahun 1985 dibentuk Tim Koordinasi
Pengembangan Akuntansi (TKPA). Kegitan TKPA ini didukung sepenuhnya
oleh IAI dan didanai oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun 1993.
misinya adalah untuk mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi
akuntansi, standar profesi dank ode etik profesi. Kemajuan
selanjutnya dapat dilihat pada tahun 1990an ketika Bank Dunia
mensponsori Proyek Pengembangan Akunatan (PPA). Melalui proyek ini,
berbagai standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar
profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai
dikenalkan. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar
Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan publik
yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik
sebagai akuntan public selama 1997 tidak wajib mengikuti USAP).
Pengenalan USAP ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal
ini dapat dilihat SK Menteri Keuangan No. 43/ KMK. 017/ 1997 yang
berisi ketentuan tentang prosedur perizinan, pengawasan, dan sanksi
bagi akuntan public yang bermasalah (SK ini kemudian diganti dengan
SK No. 470/ kmk.017/ 1999). Empat pupluh lima tahun setelah
pendirian, IAI berkembang menjadi organisasi profesi yang diakui
keberadaanya di Indonesia dan berprofesi sebagai akuntan publik,
akuntan manajemen, akuntan pendidikan dan akuntan pemerintahan.
Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis
keuangan di Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya
berbagai perusahaan dan Bank di Indonesia. Hal ini disebabkan
perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang
mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit
opinions) dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Asian Devloment
Bank (ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Develoment
Program (FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan
memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor
public dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah
adalah usaha untuk menyusun peraturan yang membuat : 1) Auditor
bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit 2)
Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan
keuangan dan informasi publik lainnya. Tahun 2001, Departemen
Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang Rancangan
Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam draft ini disebutkan
bahwa tujuan dibenetuknya UU Akuntan Publik adalah : a) Melindungi
kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan public. b)
Memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik. c)
Mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam
menyongsong era liberalisasi jasa akuntan publik. Hal penting dalam
RUU AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik
dan kantor akuntan public dapat dituntut dengan sanksi pidana. 3.
PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA Proses penyusunan standar
akuntansi yang baik harus memiliki lima tahapan (ADB 2003) : 1)
Design aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti
dan exposure draft disiapkan 2) Approval draft tersebut direview
dan jika layak akan disetujui sebagai standar. 3) Education
penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan tentang
pengaruh dan implementasi standar yang baru 4) Implementation
ketentuan dalam standar terebut diaplikasikan dalam perusahaan. 5)
Enforcement pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak
menerapkan. Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada dasarnya
mengacu pada model Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut
aturan yang dibuat Dewan Standar Akuntansi Keuangan, proses
penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap
berikut ini (ADB 2003) : a. Issue Identification. Kongres IAI yang
bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi tentang program kerja
strategi DSAK. DSAK ini memonitor dan mempertimbangkan pengumuman
resmi yang dikeluarkan International Accounting Standar Board
(IASB) dan badan perumus standar akuntansi lainnya serta mereview
masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak tertentu. b.
Preliminary Consideration. DSAK mendiskusikan isu yang ada dan
komisi yang diperlukan serta melakukan penelitian terhadap isu yang
ada sebelum isu tersebut dimasukkan dalam program kerja DSAK. c.
Preparation of Accounting Discussion Paper. Untuk setiap topic yang
diterima, DSAK membentuk Komite Khusus untuk menyiapkan topic
outline dan Accounting Discussion Paper (ADP) yang secara rinci
menjelaskan dan menganalisa topik tersebut. d. Preparation of
Exposure Draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang terdapat dalam
ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten dengan kerangan
standar akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan. e.
Publication of ED. ED dipublikasikan di Media Akuntansi Majalah IAI
dan didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan paling lambat
1 bulan sebelum Public hearing. f. Public Hearings. Public hearing
diselenggarakan untuk memeberi kesempatan pada pihak yang
berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap ED
tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi
dengan pemerintah, organisasi dan individu lain yang relevan
sebelum disyahkan menajadi PSAK. g. PSAK Preparation. Jika perlu,
DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil konsultasi yang telah
dilakukan. h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk
diterbitkan sebagai pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK
yang disetujui dipublikasikan melalui Media Akuntansi dan Website
IAI.
METODE PENGHITUNGAN ALOKASI BIAYA metode langsungmerupakan
metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi didepartemen jasa
secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini
mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi
suatu departemen jasa menikmati departemen jasa lainnya, namun
terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya pemakain jasa.
metode step-downmerupakan mengalukasian biaya secara bertahap.
metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh
departemen lainnya. oleh karena itu departemen yang menikmati
jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah mengalokasikan
semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain.
umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen
yang jumlah biayanya paling besar atau dari departemen jasa yang
jasanya paling banyak digunakan oleh departemen lain. metode
resiprokal merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang
terjadi didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang
menikmati.selain dialokasikan kedepartemen produksi, biaya yang
terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke departemen jasa
lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya
dilakukan berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah
dialokasikan biayanya akan menerima alokasi biaya departemen jasa
yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat
dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.
Pengertian BOPSemua biaya produksi selain biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua
biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung,
biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya
yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung
pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut
sebagaibiaya produksi tidak langsung.
Karakteristik BOPa.Jumlahnya tidak proporsional dengan volume
produksib.Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk
atau pesananc.Jumlahnya tidak material
Tujuan Penyusunan Anggaran BOPa.Mengetahui penggunaan biaya
secara efisienb.Menentukan harga pokokc.Mengetahui pengalokasian
biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau departemen dimana
biaya dibebankand.Sebagai alat pengawasan BOP
Jenis-jenis BOP1. Biaya bahan penolongAdalah biaya bahan yang
digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya
relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis
dan paku dalam perusahaan mebel.2. Biaya tenaga kerja tak
langsungAdalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang
secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegawai
administrasi pabrik dll.3. Biaya penyusutan aktiva tetap
pabrikAdalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan
di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun
tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik,
mesin-mesin, kendaraan pabrik4. Biaya reperasi dan pemeliharaan
aktiva tetap pabrikAdalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan
dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.5.
Biaya asuransiAdalah biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi
resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gedung
pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik.6. Biaya-biaya yang timbul
karena penggunaan jasa pihak lainAdalah biaya-biaya yang timbul
karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran
proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan
pabrik.7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantuDalam
perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen
bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang
terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya
overhead pabrik (BOP).
Penggolongan BOP1. Penggolongan BOP berdasarkan sifatnya:*Biaya
bahan penolong*Biaya reparasi dan pemeliharaan*Biaya tenaga kerja
tidak langsung*Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap
aktiva tetap*Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya
waktu*Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai
2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume produksi:*Biaya overhead pabrik tetapadalah Biaya
overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.*Biaya overhead pabrik variableadalah biaya overhead
pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.*Biaya overhead pabrik semivariabeladalah biaya overhead
pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
3. Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen:*BOP
langsung departemenadalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam
departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen
tersebut. Contoh: gaji mandor departetemen produksi, biaya
depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.*BOP tidak langsung
departemenadalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati
oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi,
pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik
Laporan keuangan perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan
laporan keuangan perusahaan pada umumnya. Perbedaan yang paling
terlihat hanyalah terdapat dalam rekening-rekeningnya
saja.Perbedaan rekening tersebut terutama karena perusahaan
manufaktur melakukan proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan
jadi. Sedangkan perusahaan dagang tidaklah demikian.Laporan
keuangan biasanya dibuat minimal satu tahun sekali di akhir periode
akuntansi. Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari tiga laporan,
yaitu neraca atau balance sheet, laporan laba rugi, dan laporan
modal atau laporan perubahan posisi keuangan.Di dalam laporan
keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba rugi lebih
digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara laporan
posisi keuangan digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan
atau para pemegang saham. Pihak yang BerkepentinganBeberapa pihak
yang membutuhkan informasi dalam laporan keuangan diantaranya
adalah investor yang menanamkan modalnya, investor potensial yang
diharapan akan menanamkan modalnya, pemasok, karyawan atau pegawai,
pemberi pinjaman dari bank maupun dari non-bank, konsumen,
pemerintah, dan masyarakat umum.Pihak-pihak yang berkepentingan
pada laporan keuangan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.
Jadi, di samping penyusunan laporan keuangan yang standar, biasanya
disertakan pula beberapa informasi yang diminta khusus oleh pemakai
tertentu. Keterbatasan Laporan KeuanganMeskipun laporan keuangan
dapat menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan, namun tidak
sepenuhnya laporan keuangan tersebut dapat dijadikan landasan dalam
mengambil keputusan manajemen.Pada laporan keuangan perusahaan
manufaktur, biasanya perusahaan manufaktur menyimpan modal yang
cukup banyak, sehingga kekeliruan dalam mengambil keputusan
tentulah memberikan dampak yang tidak sepele. Berikut adalah
beberapa keterbatasan laporan keuangan:1) Laporan keuangan hanya
menyediakan data kuantitatif :Dengan kata lain, laporan keuangan
mengabaikan beberapa data kualitatif yang mungkin sangat berarti
untuk dijadikan bahan pertimbangan. Misalnya tingkat kesetiaan
konsumen pada produk, kesan produk di mata pelanggan, kemampuan
karyawan atau pegawai yang handal serta profesional, dan lain
sebagainya.2) Laporan keuangan berisi istilah-istilah yang bersifat
teknis Beberapa istilah teknis tersebut lebih sering ditemukan
dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur. Setiap pembaca,
apapun latar belakangnya, akan dipaksa untuk memahami istilah
teknis yang tercantum dalam laporan keuangan atau mereka tidak akan
memahami isi laporan keuangan yang disodorkan padanya sama
sekali.3) Adanya beberapa variasi metode perhitungan :Hal ini dapat
memberikan kesalahpahaman antara akuntan yang menyusun laporan
keuangan dan pemakai laporan keuangan. Beberapa variasi metode
perhitungan tersebut setidaknya muncul pada metode perhitungan
penyusutan aktiva tetap, perhitungan laba rugi perusahaan, dan
penilaian persediaan (bahan baku, bahan dalam proses, maupun bahan
jadi).4) Laporan keuangan mengacu pada data-data historis yang
telah terjadi di masa lampau Hal ini menyebabkan laporan keuangan
tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya sumber rujukan informasi
dalam memutuskan suatu kebijakan. Karena di sisi lain, dalam
memutuskan suatu kebijakan, haruslah dipertimbangkan pula proyeksi
atau kecenderungan atau peramalan terhadap beberapa kondisi di masa
mendatang. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan manufaktur
menunjukkan bahwa produknya memberikan laba yang besar di tiap
tahunnya. Perusahaan manufaktur tersebut tidak boleh lantas
memutuskan untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya begitu
saja. Sebelumnya, ia harus mempertimbangkan apakah di masa depan
akan muncul produk baru yang lebih inovatif yang dapat menggeser
turun penjualannya, atau apakah akan ada kebijakan pemerintah yang
berpotensi untuk membatasi pemasarannya, atau mungkinkah pesaing
akan melakukan strategi penjualan yang bisa memukul mundur
perusahaan, dan masih banya lagi bahan pertimbangan lainnya.Laporan
keuangan perusahaan manufaktur berisi beberapa angka taksiran atau
perkiraan Angka-angka taksiran ini nampak betul dalam penyusutan
aktiva tetap, yaitu tanah, bangunan, peralatan kantor, mesin,
kendaraan, dan aktiva lain yang digunakan dalam operasi perusahaan.
Angka-angka yang ditaksir dalam perhitungan penyusutan metode garis
lurus adalah angka-angka residu dan umur manfaat aktiva yang
disusutkan.
Tiga Bagian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian:
Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan
disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
dan tunduk pada audit (review) oleh independen Akuntan Publik
(CPA). Istilah " Laporan Keuangan Diaudit " menunjukkan bahwa
laporan keuangan perusahaan telah memenuhi GAAP dan telah diaudit
oleh akuntan publik.Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan manufaktur menyediakan data tentang kekayaan bersih
perusahaan (Neraca), profitabilitas (Laporan Laba Rugi) dan kas
yang tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode waktu tertentu.Neraca
menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti
persediaan dan peralatan (aset), jumlah uang perusahaan berutang
kepada para pemberi pinjaman, pemasok dan karyawan (kewajiban), dan
jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau pemilik ke
dalam perusahaan (ekuitas pemegang saham). Cara mudah untuk
mengingat data pada Neraca adalah:
Aktiva - Kewajiban = Ekuitas Pemegang Saham
Lalu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan
manufaktur? Inilah dia Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan
total yang dibuat oleh perusahaan dari penjualan setelah biaya
untuk manufaktur, distribusi dan biaya lainnya sudah dipotong. Data
yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi diringkas sebagai
berikut:
Sales. Costs + Expenses = IncomeRincian Arus Kas Pernyataan
pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan. Ini adalah
catatan pembayaran perusahaan (arus kas keluar) dan deposito (arus
kas masuk). Data yang dilaporkan pada Laporan Arus Kas adalah:
(Cash on Hand + Cash Deposits) -- Cash Payments = Available
CashAnda dapat menggunakan data dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas untuk melakukan analisis keuangan perusahaan. Ada
18 rasio keuangan yang mengidentifikasi likuiditas perusahaan,
risiko, efisiensi dan profitabilitas. Berikut adalah lima cara yang
utama untuk menghitungnya:Rasio Lancar = Aktiva Lancar Kewajiban
Lancar
Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena
hal ini menunjukkan perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak
kewajiban sehingga memiliki stabilitas finansial yang lebih
besar.
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan
Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat
perusahaan menjual produk, dan hal ini akan mengurangi biaya
pergudangan dan meningkatkan aliran kas.
Perputaran Piutang = Penjualan Bersih Piutang
Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan ini dapat menerima uang tunai dari penjualan kepada
pelanggan yang relatif cepat. Lebih banyak uang di tangan
memungkinkan perusahaan untuk membayar utang tepat waktu dan
membeli aset tambahan bila diperlukan.
Margin Laba Kotor = Laba Kotor Total PenjualanSemakin tinggi
margin laba kotor, perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil
membuat produk-produknya. Sebuah marjin laba kotor yang sebesar
80%, misalnya, menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam
penjualan, hanya .20 sebenarnya dihabiskan untuk membuat produk
yang dijual.
Debt to Equity Ratio = Total Liabilities Total Shareholders'
EquitySebuah hutang yang lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan
perusahaan memiliki utang kurang, lebih stabil secara finansial dan
dalam posisi yang baik untuk mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih
tinggi membawa risiko kredit yang lebih tinggi.
Cara Mendeteksi Penipuan Laporan Keuangan Perusahaan
ManufakturBanyak firma memanfaatkan Six Sigma Report dalam
mendeteksi penipuan pada saat penyusuan laporan keuangan perusahaan
manufaktur untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi
bidang utama yang berfokus pada pada peningkatan. Six Sigma
didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan memiliki sumber daya
yang terbatas, karena itu, harus memusatkan sumber daya di daerah
dengan dampak yang paling bisa di antisipasi. Untuk mengetahui
daerah yang paling potensial untuk perbaikan, analisis statistik
digunakan. Perusahaan manufaktur bertujuan untuk mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keuntungan menggunakan Six Sigma Report
untuk mengukur kemajuan. Manajer dengan keahlian Six Sigma Report
dikategorikan sebagai manajer ber'sabuk hitam' yang mampu
menghasilkan laporan untuk mendorong perbaikan dari pengambilan
keputusan.mencari harga pokok produksi
Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat
digunakan sebagai alat untuk membandingkan hasil yang dicapai
dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal ini dapat
berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan
perencanaan biaya yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga
kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu pekerjaan dapat
dihindari Menurut Mulyadi:Akuntansi biaya merupakan proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan
dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta
penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).Pendapat mengenai
akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah Alat manajemen dalam
memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono,
1999 : 12).
Menurut Abdul Halim, Akuntansi Biaya adalahAkuntansi yang
membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari sesuatu
produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi
pesanan dari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang
dagangan yang akan dijual (Halim, 1996 : 3)Berdasarkan
definisidefinisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa
akuntansi biaya sangat penting artinya bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan yang mereka pimpin, sebab akuntansi biaya
merupakan alat untuk pengawasan dan bila mungkin menekan biaya
produksi yang bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi
barang/jasa secara teliti dalam suatu periode tertentu.Beberapa
tujuan lain dari akuntansi biaya, adalah :1. Pengendalian biaya,
akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan akan
terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan kemudian
menyajikan analisis terhadap penyimpangannya.2. Pengambilan
keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang relevan
dengan keputusan yang akan di ambil dan biaya yang relevan ini
selalu berhubungan dengan biaya masa yang akan datang (Mulyadi,
2002 : 24).
Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga
pokok produk, maka akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan
meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa.
Biaya-biaya yang dikumpulkan disajikan adalah biaya-biaya yang
telah terjadi pada masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi
biaya untuk penentuan harga pokok produk ini untuk memenuhi
kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk melayani
kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan
harga pokok produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang
lazim.1. Pengertian BiayaPerusahaan dalam melakukan aktivitasnya
tidak bisa lepas dari pengorbanan sumber-sumber ekonomis atau
alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang
diinginkan.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya
sangat penting artinya, sebab biaya harus relevan dengan proses
produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya diukur dengan
nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas
perusahaan. Barang atau jasa yang dikorbankan merupakan pengurangan
atas harta atau dibebankan sebagai hutang pada saat barang atau
jasa itu diperoleh.
Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya
seperti yang dikemukakan di bawah ini : Menurut Mulyadi :Biaya
dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya dalam arti sempit
adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau
dalam istilah lain disebut dengan harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8).
Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah Jasa atau
manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau dilkeluarkan
dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap
unit usaha (Harnanto & Zulkifli, 2003 : 15).
Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk
dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai
pedoman di dalam penyusunan laporan biaya. Beberapa konsep dan
terminologi tersebut adalah : Harga Perolehan atau harga Pokok
(Cost)Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang, dalam bentuk :- Kas yang dibayarkan ,
atau- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau-
Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau- Hutang yang timbul,
atau- Tambahan modalDalam rangka pemilikan barang dan jasa yang
diperlukan perusahaan , baik pada masa lalu (harga perolehan yang
telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan
yang akan terjadi).
2. Biaya (expenses)Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan
akan dipakai sebagai pengurang penghasilan .Biaya digolongkan ke
dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.3. Penghasilan
(Revenues)Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang dalam bentuk :- Kas yang diterima, atau- Piutang yang timbul,
atau- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau- Nilai jasa yang
diterima, atau- Pengurangan hutang, atau- Pengurangan modal - Dalam
rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan
oleh perusahaan kepada pihak lain.
4. Rugi dan laba (Profit and loss)Rugi dan laba adalah hasil
dari proses mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan
dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua
penghasilan lebih besar dibanding biaya , maka selisihnya adalah
laba bersih.Apabila penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan
semua biaya, selisihnya rugi bersih.
5. Rugi (Losses)Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan
perusahaan yang bukan pengambilan modal oleh pemilik, di mana tidak
ada manfaat uyang diperoleh dari berkurangnya aktiva.(Supriyono,
1999 : 16)
2. Penggolongan Biaya ProduksiPenggolongan adalah proses
mengelompokkan secara sitematis atas keseluruhan elemen yang ada ke
dalam golongan-golongan ternetu yang lebih ringkas untuk dapat
memberikan informasi lebih punya arti atau lebih penting.
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang
akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya
harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan
disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung
untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujan yang berbeda
diperlukan cara penggolongan yang berbeda pula, atau tidak ada satu
cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan
menyajikan informasi biaya.
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat
fungsi yang utama, yaitu ; fungsi produksi, adalah fungsi yang
berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesaiyang siap untuk dijual. fungsi pemasaran, adalah fungsi yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap
dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba
sesuai yang diinginkan perusahaan samapai dengan pengumpulan kas
dari hasil penjualan. fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi
yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan
agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).
Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi pokok perusahaan yang
lain, tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan langsung pada
fungsi lain tersebut. fungsi keuangan, adalah fungsi yang
berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang
diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu penting, jika dana
yang ada dalam perusahaan telah dapat terpenuhi.(Supriyono, 1999 :
18)
Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok biaya, yaitu :1. Biaya produksiPengertian
biaya produksi menurut Supriyono adalah semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai (Supriyono, 1999 : 19)
Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu
produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan penghasilan
(revenue) di periode mana produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)
Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama
kegiatan produksi rumah tangga, secara eksplisit tentu saja
memerlukan biaya produksi, dalam hal ini mencerminkan pengeluaran
nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk memperoleh input.
Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu :
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
a. Biaya Bahan Baku (material cost)Biaya ini sering disebut
dengan istilah biaya utama (prime cost). Bahan baku merupakan bahan
yang membantu bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dapat
diproduksi sendiri maupun diperoleh dari pembelian. Di dalam
memperoleh bahan baku pengusaha tidak hanya mengeluarkan biaya
sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan
ongkos transportasi
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi
untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan
siap untuk diproduksi, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang
dibeli. Harga pokok bahan baku tersebut terdiri dari harga beli
ditambah dengan biayabiaya pembelian dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku sampai dalam keadaan siap
untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri
dari dua macam, yaitu bahan baku langsung (direct material) dan
bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan baku langsung
adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses
produksi dan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang secara
tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan
baku langsung, sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan
direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah
semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih
terperinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi
selama periode yang akan datang.
b. Biaya Tenaga Kerja
Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja yang bekerja di pabrik
juga dikelompokkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
berperan dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak
langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung berperan
dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja
adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah
yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi rencana tentang
jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode
produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari
anggaran tenaga kerja yang secara terperinci akan memuat : Jumlah
barang yang diproduksi Jumlah produksi yang dihasilkan
Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi Jumlah jam / hari
tenaga kerja langsung setiap produksi Tingkat upah rata-rata per
jam/hari tenaga kerja langsung. Waktu kapan upah rata-rata per
jam/hari tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di
samping biaya overhead pabrik. Yang merupakan salah satu biaya
untuk mengubah bahan baku manjadi produk jasa. Sebelum lebih lanjut
perlu dipahami batasan biaya tenaga kerja dan cara penggolongannya.
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga
yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut .
(Mulyadi , 2002 : 343)
Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2
(dua) bagian yaitu :1. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor),
adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang
manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada
produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah
balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi
manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada
produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
c .Biaya Overhead Pabrik (factory Overhead).
Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam
proses produksi dimasukkan (dikelompokkan) ke dalam biaya overhead
pabrik.
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biayabiaya
dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi,
kecuali bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh
karena terlalu banyaknya jenis biaya yang muncul dalam operasional
pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Sedangkan anggaran biaya
overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai
biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan
proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu besarnya
biaya overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang
akan diperoleh.
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik
menurut sifatnya dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara
lain : Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya
yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva Biaya yang
yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya overhead lain
yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai (Mulyadi,
2002 : 208).
2. Biaya Pemasaran
Menurut Supriyono, Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka
penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi
kas (Supriyono, 1999 : 21).Biaya pemasaran meliputi biaya untuk
melaksanakan fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai,
fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi advertensi, fungsi
pemberian kredit dan pengumpulan piutang, dan fungsi pembuatan
faktur atau administrasi penjualan.
3. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum ini
terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan
pengwasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam
biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia,
sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan dan
sebagainya.
Pengertian Harga pokok ProduksiHarga Pokok adalah gambaran
kuantitatif pengorbanan yang harus dilakukan oleh produsen pada
waktu terjadinya pertukaran barang-barang atau jasajasa yang
ditawarkannya di pasar (Winardi, 2000 : 249).
Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan
biaya-biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, buruh
langsung / tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,
sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada
setiap periode.
Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga
pokok secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan
harus diklasifikasikan menurut aliranaliran biaya itu sendiri. Di
dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik.
Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk
dalam proses supaya bisa dianalisis kegiatannya selama periode
tertentu, maka harus disusun laporan biaya produksi yang biasanya
di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :
a) Data produksiBerisi jumlah produk dalam proses pada awal
periode, jumlah produk yang telah diolah selama periode tertentu,
jumlah produk selesai ditransfer ke gudang, dan produk yang masih
dalam proses pada akhir periode dengan tingkat penyelesaian
tertentu.
b) Biaya yang dibebankanMemperhatikan biaya-biaya produksi yang
terjadi atau yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dalam bagian
ini disajikan biaya total dan biaya pemantauan tiap-tiap elemen
biaya produksi.
c) Perhitungan biayaMemperhatikan perhitungan harga produk
selesai yang ditransfer ke gudang dan biaya produk dalam proses
pada akhir periode.(Mulyadi, 2002 : 189)
Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk
dimana biaya produksi dibebankan kepada proses selama periode
tertentu. Dalam metode ini tidak ada pembedaan antara biaya
langsung dan biaya tidak langsung, sedangkan biaya overhead pabrik
terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam
proses produksi yang secara tidak langsung ikut dalam membuat
barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
Metode pengumpulan harga pokok produksiPembuatan suatu produk
mempunyai dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya non
produksi. Biaya produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non
produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non
produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan
umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan
untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk
yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non
produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung
total harga pokok produk.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara
produksi, menurut Mulyadi, secara garis besar cara memproduksi
produk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :1. Produksi atas
dasar pesananperusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan,
mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan (job order cost method).Dalam metode ini
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga
pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi
pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
yang bersangkutan.
Standar akuntansi syariah dinilai lebih sesuai dipakai entitas
bisnis syariah daripada International Financial Reporting Standard
(IFRS). Sayangnya, beberapa Lembaga Keuangan Syariah (LKS) global
lebih suka memakai IFRS.
Sulit dipungkiri, standarisasi dan penerapan akuntansi syariah
di lembaga keuangan syariah masih menjadi wacana. Pun di tingkat
global. Standar akuntansi syariah pun kembali menjadi topik hangat
di sebuah konferensi internasional di Toronto, Kanada. Konferensi
bertajuk: Critical Perspective Accounting 2014 Conference7-9 Juli
2014ini adalah konferensi yang digelar sekali dalam tiga tahun dan
kali ini diikuti oleh hampir 194 peserta yang sebagiannya adalah
guru besar dari 23 negara.Dari Indonesia, hadir Murniati Mukhlisin,
Dosen Senior Akuntansi Syariah, STEI Tazkia. Murniati yang kini
sedang menempuh program doktoral di University of Glasgow,
Skotlandia, Inggris ini memaparkan hasil risetnya mengenai praktik
standar akuntansi syariah di lembaga keuangan syariah beberapa
negara.
Saya membentangkan hasil riset saya mengenai pentingnya
akuntansi dari perspektif Islam yang seharusnya diadopsi oleh
lembaga keuangan syariah. Yang saya dapati adalah lembaga keuangan
syariah di berbagai negara lebih tertarik untuk mengadopsi standar
pelaporan keuangan internasional seperti IFRS disebabkan karena
keperluan branding supaya bisa lebih berkompetisi di dunia
internasional. Ujar Murniati kepada MySharing melalui surat
elektronik.Murniati melanjutkan bahwa banyak faktor faktor
penyumbang bagaimana suatu standar asing bisa masuk ke suatu negara
seperti di level makro, meso dan mikro. Saat ini, Indonesia adalah
satu satunya negara yang telah menerbitkan standar akuntansi
syariah untuk entitas bisnis syariah seperti bank syariah, asuransi
syariah, dan perusahaan syariah. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
dan berbagai regulator keuangan seperti Bank Indonesia, Bapepam,
OJK, dan Kementerian Keuangan. Standar akuntansi syariah itu untuk
memastikan standar tersebut sesuai dengan syariah dan memenuhi
kebutuhan industri.
Tidak dinafikkan bahwa IFRS adalah suatu standar yang dibuat
lebih global dan sistematik dalam bahasanya, tetapi dalam banyak
hal tidak sesuai untuk melaporkan transaksi transaksi syariah
sehingga tidak tepat jika diadopsi oleh lembaga keuangan syariah.
Saya harapkan Indonesia akan tetap konsisten dengan standar
akuntansi syariah yang sudah dikeluarkan untuk entitas bisnis
syariah bahkan mengembangkannya lebih baik lagi untuk memastikan
prinsip prinsip syariah senantiasa dipenuhi. Menjadi industri
syariah yang mampu berkompetisi sangat dianjurkan dalam Islam
tetapi dengan syarat hasilnya harus mampu menjadikan ekonomi
Indonesia lebih baik, dinikmati secara merata, mengurangi tingkat
kemiskinan, dan pada akhirnya membawa keberkahan bagi segenap warga
negara Indonesia. kata Penerima Beasiswa Dikti, Kementerian Agama
Republik Indonesia ini.Di Indonesia, standar akuntansi syariah
dapat ditemukan pada Pernyataan Standar Akuntansi dan Keuangan
(PSAK) 101 sampai 106.
Informasi AkuntansiAkuntansi menghasilkan informasi yang
dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data
yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi
pemakainya. Untuk menjadi informasi data harus mengandung nilai dan
kualitas tertentu.
a. Nilai InformasiNilai Informasi adalah kemampuan informasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam
mengambil keputusan.Jadi suatu informasi harus dapat :1. Menambah
pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa
mendatang).2. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai
probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak
pastian.3. Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan prilaku
(tindakan).b. Kualitas InformasiKualitas informasi berkaitan dengan
intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi diatas.
Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi
pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur
utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai
prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan informasi pada waktunya.
Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian, kenetralan, dan
ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin
diungkapkan.Komparabilitas atas penyajian informasi merupakan
kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih bermakna karena
tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai. Agar
komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk
setiap periode harus konsisten.c. Sumber Informasi Perusahaana.
Penyedia ModalPerusahaan menyediakan laporan keuangan, siaran pers
(press release), pertemuan analis, dan buku fakta (fack book).Dari
penyedia, perusahaan menerima informasi tentang kebenaran dalam
pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas, dan kapasitas
keuangan.b. PelangganPerusahaan menyediakan informasi tentang
kualitas produk/jasa dan menerima informasi tentang kelayakan
kredit dan kualifikasi pelanggan.c. Masyarakat UmumPerusahaan
menyediakan informasi tentang , pengaruh lingkungan, pengaruh
ketenagakerjaan, dan pembayaran pajak, serta menerima informasi
tentang, kebijakan/aturan pajak, persyaratan ketenagakerjaan,
kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.d.
PegawaiPerusahaan menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan
ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan, serta menerima informasi tentang, surat
referensi/kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang
sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan.
Sistem double entry terdokumentasi pada abad ke-15 dengan
diterbitkannya tulisan Luca Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah
sumpah. Pencatatan di bawah sumpah ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa, keberadaan standar yang didukung teori sangat
penting untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli
sejarah ekonomi mengklaim bahwa, sistem pembukuan berpasangan
merupakan sesuatu yang vital bagi perkembangan dan evolusi
kapitalisme.Beberapa alasan umum yang dikemukakan untuk menjelaskan
peran pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi
setelah abad pertengahan, yaitu:1. Menyumbangkan sikap baru dalam
kehidupan ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan
dikembangkan serta sistem tersebut memberikan ilham dalam pencarian
profit yang rasional.2. Pembukuan yang sistematik mengembangkan
keteraturan dalam akun dan organisasi suatu entitas. Sifat dualitas
memungkinkan pengecekan akurasi; mekanisme dan objektivitasnya
memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara teratur dan
berkesinambungan.3. Sistem double entry memungkinkan pemisahan
kepemilikan dan manajemen sehingga mendorong pertumbuhan entitas
bisnis
2.2 AKUNTANSI & KAPITALISME
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa
sejarawan ekonomi dengan adannya klaim umum bahwa pembukuan
pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital didalam
perkembangan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan
argumentasi sebagai berikut:organisasi modern yang rasional dari
perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi tanpa adana
faktor penting di dalam perkembangannya : pemisahan bisnis dari
rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang
rasional.Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selajutnya
di kenal sebagai tesis atau Argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa
transfortasi aktiva mejadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi
kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis
dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya
kemungkianan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk
seorang wirausahawan yang kapitalisme untuk merencanakan,
melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta
melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga
memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan
berikut umumnyamuncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan
berpasangan dalam ekspansi ekonomi.1. Pencatatan berpasangan
memberikan kontribusi bagi munculnya sikap baru atas kehidupan
ekonomi2. Semangat baru melakukan akuisisi ini di dukung dan
didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan
ekonomis.3. Pembukuan pencatatan berpasangan mengisinkan adanya
organisasi yang sistematis.4. Pembukuan pencatatan berpasangan
mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan
karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan
saham gabungan.
Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke 16 sampai
dengan abad-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan
berpasangan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya
menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia mengatakan
:Sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari
pemberian kerangka kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan
dan sementara datanya dapat di atur, dikelompokkan, dan
dikelompokkan ulang kembali.Sistem tidak dengan sendirinya
menentukan rentang dari data yang harus dimasukkan kedalam satu
aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam
perguruan internal dan perguruan ulang data.
2.3 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi merupakan studi tentang evolusi pemikiran,
praktik dan institusi akuntansi sebagai tanggapan terhadap
perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial. Sejarah skuntansi
penting bagi padagogi atau pendidik, kebijakan, dan praktek
akuntansi, karena memungkinkan untuk memahami kondisi kita dewasa
ini dan untuk meramal atau mengendalikan masa depan. Dalam
kaitannya dengan padagogi, sejarah akuntansi sangat membantu untuk
memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan evolusinya
sebagai suatu sains sosial dengan lebih baik.Dalam kaitanya dengan
perspektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana
penilaian yang lebih baik terhadap praktek yang berjalan melalui
perbandingan dengan metode yang digunakan sebelumnya.Sejarah
akuntasi penting bagi pedidikan, kebijakan, dan praktek akuntansi.
Sejarah memungkinkan kita untuk dapat lebih baik memahami masa kini
dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita:Berkaitan dengan
pedidikan, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk memberikan
pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntasi
dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus
akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan
dibawah ini :Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada
traadisi ang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik
para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang
mereka miliki. Kedua, adanya inpor keunggulan-keunggulan pemikiran,
kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif
yang penting mungkin saja akan hilang, terpragmentasikan, atau
dipelajari secara tidak sempurna didalam jangka waktu yang lebih
panjang kecuali jika mereka telah di dukumentasikan dan digabungkan
oleh orang-orang terpelajar yang memilliki keahlian sejarah.
Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interprestasi dari
sejarah perkembangan pemmikiran dan praktik akuntansi, para emperis
saat ini akan beresiko berdasarkan investigasi yang mereka lakukan
pada kalim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak
berdasar.Berkaitan dengan praktek akuntansi, sejarah akuntansi
dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktek-praktek
yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode
yang pernah digunakan dimasa lalu.Adapun definisi sejarah akuntansi
adalah studi tentang evolusi pemikiran, praktek, dan institusi
akuntansi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan
kebutuhan sosial.
Beberapa pengaruh relevansi sejarah akuntansi dalam pendidikan,
sbb:1. Suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dibangun
selama beberapa abad mendidik anggotanya untuk menghargai warisan
intelektual mereka,2. Yang didokumentasikan dan dibentuk oleh para
ilmuwan yang memiliki keterampilan historis,3. Tanpa akses terhadap
analisis dan interprestasi perkembangan historis dalam pemikiran
dan praktek akuntansi.Adapun bidang-bidang yang menjanjikan
pengetahuan yang penting dalam sejarah akuntansi, sebagai
berikut:1. Bidang Biografi, aspek utama pada pengaruh kunci
terhadap konsep, praktek, dan institusi akuntansi;2. Bidang Sejarah
Institusional, aspek utamanya pengaruh pada lingkungan sosial,
ekonomi, dan politik;3. Bidang Perkembangan Pemikiran, aspek
utamanya pada perkembangan dasar konseptual, dampak aliran
pemikiran terhdap praktek, disiplin institusi, dll;4. Bidang
Sejarah Umum, aspek utamanya tentang perkembangan akuntansi,
penekanan pada tradisional;5. Bidang Sejarah Kritis, aspek utamanya
menilai konteks konplik sosial, politik, ekonomi, dan interaksi
institusional;6. Bidang Database Taksonoi dan Bibliografi, aspek
utamanya sumber informasi yang utama, mendukung riset-riset
kontemporer;7. Histiografi, aspek utamanya mengevaluasi riset
sejarah akuntansi.
Jadi, Sejarah Akuntansi meningkatkan kemampuan orang yang
tertarik dengan bidang akuntansi untuk membuat pertimbangan yang
lebih luasdan dengan dasar yang lebih berinformasi. Sejarah
akuntansi juga memungkinkan kita untuk menghubungkan sesuatu yang
dipraktekkan di masa lalu dengan apa yang seharusnya dipraktekkan,
dengan kata lain kaitan antara kenyataan sejarahdengan kenyataan
positif dan normatif, suatu kaitan yang mendukung pandangan
terhadap sejarah sebagai produk budaya yang diperoleh dalam konteks
lingkungan sosial budaya, politik, ekonomi, dan temporal.
2.4 ISU-ISU AKUNTANSI
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adala yang paling
luas ruang lingkupnya.Konsep ini mengarahkan akuntansi
internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterma secara universal.Tujuannya
adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas
prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.Di dalam kerangka
kerja konsep ini, akuntansi internasional di anggap sebagai sebuah
sistem universal yang dapat diterapkan disemua negara. Sebuah
seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang beralaku umum (generally
accepted accounting principles-GAAP) yang diterima diseluruh dunia,
seperti yang berlaku di amerika serikat, akan dibentuk, praktik dan
prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan diseluruh negara.
Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem
internasional.Konsep dari akuntansi konpratif atau akuntansi
internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi
pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam akuntasi
perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.1. Kesadaran akan adanya
keragaman internasional didalam akuntansi perusahaan2. Pemahaman
akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari
masing-masing negara.3. Kemapuan untuk menilai dammpak dari
beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan
Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas
kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari
akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, konsep-konsep dan
teori-teori akuntasni yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan
hal-hal sebagai berikut :1. Teori universal atau dunia2. Teori
multinasional3. Teori konparatif4. Teori transaksi-transaksi
internasional 5. Teori transalasiMasing-masing teori-teori di atas
memberikan dasar atas pengembangan dari sebuah kerangka kerja
konseptual untuk akuntansi internasional. Miskipin akan terdapat
argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukaiSementara
itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya
tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala
internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi.
Faktor-faktor tersebut antara lain sbb:1. Sistem hukumPeraturan
perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur
akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di
suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman,
Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam
codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan
dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu
doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika
Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem
common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk
kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.2.
Sumber pendanaanBerdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :Kelompok yang pertama adalah
perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para
pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah
perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank,
negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian
besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para
shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal,
lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure),
pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair
information).3. Sistem perpajakanSejauh mana sistem perpajakan
dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh
mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi
(accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus
sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain
seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia,
terdapat aturan aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial
perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah
depresiasi.4. Profesi akuntan Badan-badan yang dibentuk sebagai
wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil
yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk,
wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut.Di beberapa negara
ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan
atau hanya sebagai akuntan perusahaan.Anggota suatu badan yang
mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan
publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha,
industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan
pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa
menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas
standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.5.
InflasiDi negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan
persen setiap tahun, seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode
general price level adjustment menjadi relevan mengingat adanya
kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat
dibandingkan tetap menggunakan historical cost.6. Teori
AkuntansiTeori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan
praktik-praktik akuntansiseperti halnya yang terjadi di Belanda. Di
negara ini para ahli teori akuntansimengatakan bahwa pengguna
laporan keuangan akan mendapatkan penilaianatas kinerja yang wajar
dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkanuntuk menggunakan
judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angkatertentu. Dalam
hal ini disarankan penggunaan replacement cost information.Salah
satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi
adalahdengan disusunnya conceptual framework.7. Accidents of
HistorySistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi
politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan.Kejadian-kejadian
tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam
penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di
akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan
adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia,
krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya
pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata
uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih
kurs.Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan
sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang
mendudukinya.Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara
tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi di
suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak
antara lain dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya
perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan
suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh
dunia.Arti harmoni standar akuntansi Istilah harmoni standar
akuntansi sebagai kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini
lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan dari pada
standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapakan oleh semua negara yang lain.
Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan
komonikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat
diartikan dan dipahami secara internasional.Definisi dari
harmonisasi tesebut dianggap lebih realistis dan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk diterima dari pada
standardisasi.Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan,
filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional, yang
ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber
daya nasional.
Manfaat dari harmonisasiTerdapat bermacam-macam keuntungan dai
harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu
standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang
diakui secara internasional tidak hanya akan akan mengurangi b iaya
penyiapan untuk negara negara tersebut melainkan juga memungkinkan
mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama
standart akuntansi yang berlaku secara internasional. Kedua,
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatkan saling ketergantungan dari negara negara didalam
kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi internasional
adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standart
akuntansi dan audityang berlaku secara internasional.Ketiga, adanya
kebutuhan dari perusahaan perusahaan untuk memperoleh modal dari
luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai
proyek proyek dan pinjaman pinjaman luar negeri yang tersedia,
telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
JOB ORDER COSTING
4.1 Job Order Costing (Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan)
Dalam sistim perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order
costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang
terpisah. Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara
efektif, pesanan harus dapat diintifikasikan secara terpisah.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan
ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
hanya melibatkan delapan ayat jurnal berikut ini :1. Pembelian
bahan baku2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik3. Pengakuan biaya
overhead pabrik4. Penggunaan bahan baku5. Distribusi beban gaji
tenaga kerja6. Pembebanan estimasi biaya overhead7. Penyelesaian
pesanan8. Penjualan produk
Contoh : Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak
Terdepartementalisasi