Top Banner
MAKALAH “Mahasiswa dan Aksi” Tema : “Aktualisasi Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia di Lingkungan Kampus” Nama Anggota Kelompok 7 : 1. Dimas Prasetyo 6101414020 2. Iftitah Anggraeni 7101414134 3. Rizma Nhazzla 7311414212 4. Ajie Katon Suryo 7311414213 5. Muhammad Mustain 8111414243
42

Mahasiswa dan Aksi

Mar 15, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mahasiswa dan Aksi

MAKALAH

“Mahasiswa dan Aksi”

Tema :

“Aktualisasi Pancasila sebagai Paradigma

Kehidupan Bangsa Indonesia di Lingkungan

Kampus”

Nama Anggota Kelompok 7 :

1. Dimas Prasetyo 6101414020

2. Iftitah Anggraeni 7101414134

3. Rizma Nhazzla 7311414212

4. Ajie Katon Suryo 7311414213

5. Muhammad Mustain 8111414243

Page 2: Mahasiswa dan Aksi

Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila

Universitas Negeri SemarangKata Pengantar

Puji syukur atas rahmat yang Allah SWT anugerahkan

kepada kita sehingga kesehatan badan, iman dan pikiran

tercurahkan kepada kita melalui rahmat-Nya. Anugerah

itu pula yang membuat Kelompok 7 dapat menyusun makalah

dari Tema “Aktualisasi Pancasila sebagai Paradigma

Kehidupan Bangsa Indonesia di Lingkungan Kampus” dengan

mengangkat judul “Mahasiswa dan Aksi”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu

mahasiswa dalam memahami peran dan fungsinya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

menciptakan suatu perubahan lebih baik bagi Indonesia.

Akhirnya kami menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang sudah mendukung  penyusunan makalah ini.

Selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami

2

Page 3: Mahasiswa dan Aksi

kepada rahmat Allah SWT dan dalam hal perbaikan makalah

ini ke depannya.

Semarang, 1 Desember 2014

Kelompok 7

Tim Pemakalah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa yang pembentukannya berasal dari kata

“Maha” dan “Siswa” atau sebagai pengertian dari pelajar

yang tertinggi levelnya. Sebagai kaum yang dianggap

terpelajar dan memiliki intelektual tinggi sudah

menjadi wajar jika seorang mahasiswa sadar akan peran

dan fungsinya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

3

Page 4: Mahasiswa dan Aksi

Negara Republik Indonesia didirikan dengan maksud

untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai

cita-cita tersebut, telah pula bersepakat membangun

kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang

bersifat demokratis (democratische rechtsstaat) dan

sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional

democracy) berdasarkan Pancasila.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak

permasalahan, tantangan, hambatan, rintangan, dan

bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah

yang harus dihadapi itu beraneka ragam corak dan

dimensinya. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan

masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang

terjadi sekarang ataupun yang akan datang dari masa

depan kita.

Dalam sejarahnya, mahasiswa telah menunjukan peran

dan eksistensinya dalam gerakan baik itu dalam

memperjuangkan kemerdekaan maupun gerakan pasca

kemerdekaan. Peran mahasiswa inilah yang diharapkan

akan tetap berlangsung guna mewujudkan tujuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

4

Page 5: Mahasiswa dan Aksi

B. Rumusan

Dari latar belakang tersebut, dapat dipaparkan

beberapa rumusan masalah yang bisa dibahas, yakni:

1. Apa itu Tri Darma Perguruan Tinggi dan kaitannya

dengan mahasiswa?

2. Apa itu tradisi kebebasan akademik, kebebasan

mimbar akademik, dan otonomi keilmuan?

3. Bagaimana peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa?

4. Bagaimana sejarah Pergerakan Mahasiswa?

5. Apa itu Aksi dan kaitannya dengan mahasiswa?

C. Tujuan

Pembuatan makalah dengan judul “Mahasiswa dan

Aksi” ini bertujuan untuk:

1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang Tri Darma

Perguruan Tinggi.

2. Agar mahasiswa lebih memahami tradisi kebebasan

akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi

keilmuan.

3. Agar mahasiswa lebih memahami peran pentingnya

dalam pembangunan bangsa.

4. Agar mahasiswa mengetahui sejarah pergerakan

mahasiswa dahulu.

5

Page 6: Mahasiswa dan Aksi

5. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa itu aksi

dalam pembangunan bangsa.

D. Manfaat

Dengan adanya pembuatan makalah ini ada manfaat-

manfaat yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Mahasiswa paham tentang Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Mahasiswa paham akan tradisi kebebasan akademik,

kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.

3. Mahasiswa paham akan peran pentingnya dalam

pembangunan bangsa.

4. Mahasiswa tahu tentang sejarah pergerakan mahasiswa

dahulu.

5. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa itu aksi

dalam pembangunan bangsa.

6. Saling mengingatkan akan betapa pentingnya

pergerakan mahasiswa dalam pembangunan bangsa.

6

Page 7: Mahasiswa dan Aksi

PEMBAHASAN

A. Tri Darma Perguruan Tinggi

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan tinggi

merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

7

Page 8: Mahasiswa dan Aksi

menengah yang mencakup program pendidikan diploma,

sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh pendidikan tinggi sebagai pusat

penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah,

dan pengabdian kepada masyarakat. Tiga bahasan pokok

itu yang menjadi tujuan dari adanya penyelenggaraan

Perguruan Tinggi yang menjadi tanggung jawab seluruh

civitas akademika Perguruan Tinggi baik itu jajaran

birokrasi dari Perguruan Tinggi, dosen maupun mahasiswa

sebagai peserta didik di pendidikan tinggi.

Saat ini kesadaran mahasiswa akan tanggung

jawabnya dalam menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi

semakin menurun, banyak mahasiswa yang lebih

mementingkan egoisme pribadi, tidak peka akan

lingkungannya, bersikap anarkisme, bahkan mahasiswa

hidup tanpa ideology pribadi Bangsa Indonesia yakni

ideology Pancasila.

Ideology Pancasila haruslah ada dan melekat pada

tiap-tiap mahasiswa dalam menjalankan tujuan dari

pendidikan tinggi yang tengah ditempuh dan dalam

perannya dalam pembangunan bangsa. Tri Darma Perguruan

Tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar tanggung

jawab yang dipanggul mahasiswa harus dikembangkan

secara simultan dan bersama-sama.

1. Pendidikan Tinggi

8

Page 9: Mahasiswa dan Aksi

Pendidikan dan mahasiswa merupakan satu kesatuan

yang selalu terkait. Sebagai kaum intelektual, kualitas

diri dalam hal pendidikan harus terus ditingkatkan

supaya mutu bangsa Indonesia juga bertambah berdasarkan

ilmu yang dipelajari selama jenjang pendidikan didunia

kampus.

Undang – undang tentang pendidikan tinggi

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari pengertian pendidikan diatas maka proses

pembelajaran yang ada di perguruan tinggi memiliki

peranan penting untuk mencipkan bibit – bibit unggul.

Pendidikan dan pengajaran yang baik akan menghasilkan

bibit unggul dari suatu perguruan tinggi yang akan

mampu membawa bangsa Indonesia kearah bangsa yang lebih

maju. Lulusan-lulusan yang berkualitas dari perguruan

tinggi akan menjadi penerus bangsa yang membawa

Indonesia kearah yang lebih maju. Sesuai dengan

pembukaan Undang -Udang Dasar 1945 yang berbunyi,

mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pendidikan dan

9

Page 10: Mahasiswa dan Aksi

pengajaran harus menjadi pokok dan sumber utama dalam

mencapai tujuan dari perguruan tinggi.

Dengan pendidikan, mahasiswa punya dasar berpikir

yang benar dalam memutuskan berbagai hal didunia kampus

maupun pasca kampus. Pola berpikir yang benar umumnya

diperoleh selama menempuh masa pendidikan melalui

berbagai proses belajar mengajar dan pengalaman

peribadi. Pendidikan yang ditempuh sesuai dengan

pilihan program studi yang disediakan oleh setiap

universitas dimana nantinya akan menjadi fokus

mahasiswa dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu

pengetahuannya.

2. Penelitian Ilmiah

Chairuddin P. Lubis menjelaskan bahwa penelitian

merupakan kegiatan dalam menghasilkan pengetahuan

empirik, teori, konsep, meteodologi, model atau

informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan,

teknologi dan atau kesenian. Dengan berbekalkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan, maka

penelitian bisa dilakukan dalam rangka kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedia ada.

Ilmu yang dikuasai melalui proses pendidikan di

perguruan tinggi harus diimplementasikan dan

diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah,

10

Page 11: Mahasiswa dan Aksi

seperti melalui penelitian. Penelitian mahasiswa bukan

hanya akan mengembangkan diri mahasiswa itu sendiri,

namun juga memberikan manfaat bagi kemajuan pperadaban

dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan

bangsa. Selain pengembangan diri secara ilmiah dan

akademis.

Mahasiswa pun harus senantiasa mengembangkan

kemampuan dirinya dalam hal softskill dan kedewasaan

diri dalam menyelesaikan segala masalah yang ada.

Mahasiswa harus mengembangkan pola pikir yang kritis

terhadap segala fenomena yang ada dan mengkajinya

secara keilmuan. Dengan melakukan penelitian,

mahasiswa punya peran langsung dalam menyelesaikan

berbagai fenomena permasalahan ilmiah sesuai dengan

keilmuan yang digelutinya. Penelitian menjadi faktor

penting untuk dalam mempercepat perkembangan ilmu

pengetahuan dasar maupun terapan yang manfaatnya bisa

dirasakan langsung maupun pada masa depan.

3. Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendidikan dan penelitian yang dilakukan mahasiswa

tidak akan memiliki guna yang signifikan apabila tidak

diterapkan kepada masyarakat secara langsung. Dalam hal

ini, masyarakat adalah komponen penting yang harus

tersentuh oleh pendidikan dan penelitian yang dilakukan

berbagai perguruan tinggi. Penelitian-penelitian yang

11

Page 12: Mahasiswa dan Aksi

berkembang diperguruan tinggi seharusnya mempunyai

manfaat yang konkrit dan dapat dirasakan langsung oleh

masyarakat secara umum.

Pada dasarnya, pengabdian masyarakat bertujuan

membantu masyarakat  agar mau dan mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri. Dengan kata lain, pengabdian

masyarakat yang dilakukan mahasiswa melalui berbagai

aktivitasnya harus mampu menghasilkan output berupa

masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya yang ada. Sekarang ini berbagai

organisasi mahasiswa disetiap perguruan tinggi sudah

sangat aktif melakukan berbagai aktivitas pengabdian

masyarakat seperti bina desa, pelatihan dan penyuluhan

masyarakat desa, bimbingan belajar kepada anak-anak,

dan berbagai aktivitas lainnya.

Dengan penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi

keluaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah:

a. Pendidikan Tinggi

Lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan

produktivitas masyarakat karena terlibatnya lulusan

dalam proses produksi.

b. Penelitian

Pengetahuan, ilmu dan teknologi baru, serta nilai

tambah (dalam arti luas) yang terjadi karena

penyebarluasan hasil penelitian.

12

Page 13: Mahasiswa dan Aksi

c. Pengabdian kepada masyarakat

Pengetahuan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di

masyarakat serta peningkatan kepercayaan dan

kehendak masyarakat untuk melibatkan perguruan

tinggi dalam masalah pembangunannya.

(Soegito,2013:177-178)

Ketiga pokok bahasan di atas sangat erat

hubungannya, karena penelitian harus menjunjung tinggi

kedua darma yang lain. Penelitian diperlukan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi.

Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya

tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses

pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi

hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya

diterapkan melalui pengabdian pada masyarakat sehingga

masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Mahasiswa yang dalam pengertiannya telah

dijelaskan sebelumnya memiliki beberapa karakteristik

yakni:

1. Mahasiswa adalah pribadi yang baru terlibat dalam

proses untuk menjadi ilmuwan. Mereka baru “belajar

dalam proses” untuk menguasai metode ilmu

(epistemology) guna mencapai tujuan kebenaran ilmu.

13

Page 14: Mahasiswa dan Aksi

2. Mahasiswa adalah pribadi yang “baru belajar dalam

proses” untuk menjadi ilmuwan. Mereka baru belajar

untuk menguasai teori-teori ilmu pengetahuan dan

belum tahu secara lengkap.

3. Mahasiswa adalah pribadi yang baru terlihat dalam

“proses untuk menjadi ilmuwan”. Mereka belum bisa

melakukan pembuktian dengan metode yang tepat.

Dari ketiga bentuk kelemahan mahasiswa tersebut

Suria Sumantri (Suria, 1986:27) menyebut mahasiswa

sebagai setengah ilmuwan dimana mereka belum memiliki

kewibawaan penuh pemegang otorita dalam kegiatan

keilmuwan yang masih harus dibimbing oleh dosen.

B. Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan

Otonomi Keilmuan

1. Kebebasan Akademik

Menurut PP No. 60 Tahun 1999, kebebasan akademik

merupakan kebebasan yang dimiliki oleh anggota sivitas

akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait

dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara bertanggungjawab dan mandiri. Menurut

Arthur Lovejoy yang dikutip oleh Haryasetyaka (2004),

14

Page 15: Mahasiswa dan Aksi

kebebasan akademik adalah kebebasan seseorang atau

seorang peneliti di lembaga i1mu pengetahuan untuk

mengkaji persoalan serta mengutarakan kesimpulannya

baik melalui penerbitan atau perkuliahan tanpa campur

tangan dari penguasa politik atau keagamaan atau

lembaga yang mempekerjakannya kecuali apabila metode

yang digunakannya tidak memadai atau bertentangan

dengan etika professional atau lembaga yang berwenang

dalam bidang keilmuannya. Menurut Nymeyer (1956)

kebebasan akademik adalah kebebasan anggota fakultas

untuk mengajar pada suatu sekolah dengan pikirannya

sendiri dan mempromosikan spekulasi dan kesimpulan yang

dibuat secara independen atau bebas dari apa yang

mungkin dikehendaki institusi.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

kebebasan akademik dilaksanakan olch lembaga ilmu

pengetahuan. Jika kedua definisi tersebut digabung maka

lembaga pelaksana kebebasan akademik adalah Perguruan

Tinggi. Kebebasan akademik yang dilaksanakan oleh

sivitas akademik tidak bersifat mutlak atau absolut.

Kebebasan tersebut harus memperhatikan etika

professional, etika yang berlaku dalam masyarakat. Jika

kita mengacu kepada UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM,

maka kebebasan akademik tidak dibenarkan bertentangan

dengan nilai-nilai agama, kesusilaan, keterbitan,

kepentingan umum dan keutuhan bangsa. Pelaksanaan

15

Page 16: Mahasiswa dan Aksi

kebebasan akademik dapat dilakukan melalui berbagai

media seperti melalui media cetak, media elektronik,

tatap muka atau bentuk media lainnya.

Kebebasan akademik harus dipahami sebagai

seperangkat hak dan kewajiban dengan tetap bertanggung

jawab dan akuntabel penuh kepada masyarakat. Mandiri,

dapat diartikan mampu berbicara dengan bebas tentang

masalah-masalah etika, budaya, sosial, ekonomi dan

lain-lain secara mandiri. Sedangkan menurut Prof.

Dr .Abdullah Ali M.Sc. kebebasan akademik sebagai

bagian dari kebebasan yang bertanggung jawab yang tidak

terpisahkan dari kebebasan setiap warga Negara.

2. Kebebasan Mimbar Akademik

Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan

setiap anggota sivitas akademika dalam menyebarluaskan

hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik

melalui kegiatan perkuliahan, ujian sidang, seminar,

diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan

pertemuan ilmiah lain yang sesuai dengan caída

keilmuan. Pelaksanaan kebebasan mimbar akademik: (a)

merupakan tanggung jawab setiap anggota sivitas

akademika yang terlibat; (b) menjadi tanggung jawab

perguruan tinggi, atau unit organisasi di dalam

perguruan tinggi, apabila perguruan tinggi atau unit

organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam

16

Page 17: Mahasiswa dan Aksi

pelaksanaannya; dan (c) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, dan dilandasi etika dan

norma/kaidah keilmuan.

Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik

dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk: (a)

melindungi dan mempertahankan hak kekayaan intelektual;

(b) melindungi dan mempertahankan kekayaan dan

keragaman alami, hayati, sosial, dan budaya bangsa dan

negara Indonesia; (c) menambah dan/atau meningkatkan

mutu kekayaan intelektual bangsa dan negara Indonesia;

dan (d) memperkuat daya saing bangsa dan negara

Indonesia. Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar

akademik dilaksanakan sesuai dengan otonomi perguruan

tinggi.

3. Otonomi Keilmuan

Pimpinan perguruan tinggi wajib mengupayakan dan

menjamin agar setiap anggota sivitas akademika

melaksanakan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan dilandasi etika dan norma/kaidah keilmuan. Otonomi

keilmuan merupakan kemandirian dan kebebasan sivitas

akademika suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan/atau olahraga yang melekat pada

kekhasan/keunikan cabang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan/atau olahraga yang bersangkutan, dalam

17

Page 18: Mahasiswa dan Aksi

menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau

mempertahankan kebenaran menurut caída keilmuannya

untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga.

C. Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Bangsa

Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang

seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada

sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan

sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai

mahasiswa secara administrasi di sebuah perguruan

tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan

mengajar serta kegiatan lainnya. Ternyata dibalik

statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang

menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan

peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada

tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai kaum yang dianggap terpelajar dan

berintelektual tinggi mahasiswa juga mempunyai tanggung

jawab sebagai garda terdepan dalam pembangunan bangsa.

Mahasiswa sudah seharusnya dapat berperan dan menjadi

18

Page 19: Mahasiswa dan Aksi

salah satu garda terdepan dalam pembangunan bangsa.

Peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa yaitu :

1. Control Social

Sebagai Control Social atau Sosial Kontrol,

mahasiswa dapat menjadi kontrol bagi berjalannya

pemerintahan. Baik dalam pembuatan kebijakan maupun

peraturan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa

juga bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada

pemerintah. Aspirasi ini bisa dilakukan oleh mahasiswa

dengan salah satunya dengan cara demonstrasi, tetapi

demonstrasi yang dilakukan harus sesuai dengan

peraturan dan tidak anarkis, serta tidak merusak

infrastuktrur maupun sarana dan prasarana yang ada.

Mahasiswa sebagai control social memiliki fungsi mitra

strategis pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang

dirasa baik dan berpihak pada rakyat. Dan jika

kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dirasa buruk

dan tidak berpihak pada rakyat, mahasiswa berfungsi

sebagai oposisi kritis terhadap kebijakan tersebut.

2. Agent Of Change

Mahasiswa sebagai bagian dari perubahan, sebagai

kaum intelektual peranan mahasiswa sangat dibutuhkan

dan penting dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat

19

Page 20: Mahasiswa dan Aksi

merealisasikan teori yang di pelajarinya di kampus,

terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa

juga harus berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah

yang ada di masyarakat dan memberikan solusi. Selain

itu mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah generasi

penerus bangsa untuk meneruskan dan menggantikan

generasi sebelumnya untuk melakukan perubahan bangsa ke

arah yang lebih baik dan maju.

Namun kini di era modern banyak mahasiswa yang

terjerat dalam narkoba, kasus kesusilaan, bentrokan

akibat dari suatu fanatisme yang berlebihan, dan hal

buruk lainnya. Serta tidak melakukan perannya

sebagaimana mesti perannya sebagai mahasiswa. setiap

gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa memang semata-

mata hanya dan untuk kepentingan rakyat dengan kata

lain mahasiswa sebagai ‘pembela rakyat’ ditengah

hegemoni kekuasaan yang mengkooptasi rakyat.

Menjadi agent of change yang senantiasa membawa

perubahan ke arah yang lebih baik bagi dirinya sendiri

maupun orang lain. Dan hal itu bisa dilakukan salah

satunya dengan idealisme. Dimana saat idealisme untuk

menjadi mahasiswa yang sesungguhnya, yang memiliki

intelektualitas tinggi dan nurani telah tertanam dalam

diri seseorang, maka ia telah naik ke satu anak tangga

menuju terbentuknya mahasiswa yang berkualitas.

20

Page 21: Mahasiswa dan Aksi

3. Iron Stock

Sebagai iron stock, mahasiswa adalah mata pisau

perjuangan manusia Indonesia untuk mencapai kemerdekaan

yang sesungguhnya. Kemerdekaan dari perbudakan ekonomi,

kemerdekaan dari kemiskinan, dan kemerdekaan dari

segala belenggu yang menghambat sejahteranya masyarakat

di bumi pertiwi ini.

Selain itu mahasiswa adalah harapan bangsa untuk

meneruskan perjuangan di masa depan. Sebagai golongan

muda pasti pada waktunya akan menggantikan golongan

tua, baik pada organisasi maupun pada pemerintahan.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa sudah seharusnya

mempersiapkan diri sebagai garda penerus perubahan

bangsa di masa depan.

Bahwa mahasiwa mempunyai peran dalam melakukan

perubahan dan pembangungan bangsa ke arah yang lebih

baik. Misalnya dalam lingkungan kampus yaitu, belajar

dengan sungguh-sungguh, melakukan penelitian dan

memberikan solusi terhadap masalah yang ada,

menciptakan ide-ide dan gagasan-gagasan dari penelitian

yang dilakukan. Dalam masyarakat mahasiswa dapat

berperan sebagai aspirasi masyarakat terhadap

pemerintah, melakukan kontrol terhadap kebijakan dan

peraturan yang di buat oleh pemerintah, melakukan

pengabdian kepada masyarakat sesuai bidang yang di

21

Page 22: Mahasiswa dan Aksi

kuasai. Dengan peran mahasiswa yang seperti itu tidak

tertutup kemungkinan pembangunan bangsa akan cepat

tercapai dan kesejahteraan masyarakat merata.

D. Sejarah Pergerakan Mahasiswa

Dalam sejarah Indonesia pergerakan mahasiswa

maupun pemuda telah begitu banyak menunjukkan

eksistensinya, baik dalam perjuangan melawan penjajah

untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia maupun dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Sejarah telah menjadi

bukti idealisme, kepeloporan, pemikiran kritis,

konsistensi semangat perubahan, dan pergerakannya yang

melekat pada sosok mahasiswa telah banyak mewarnai

peradaban Indonesia. Dan gerakan mahasiswa seringkali

menjadi cikal bakal perjuangan nasional.

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan

kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar

perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan

kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan

para aktivis yang terlibat di dalamnya. Sejarah

Pergerakan mahsiswa dapat dibagi ke dalam dua bagian,

yakni gerakan di masa memperjuangkan kemerdekaan atau

22

Page 23: Mahasiswa dan Aksi

pra kemerdekaan dan gerakan setelah kemerdekaan atau

pasca kemerdekaan.

1. Pra Kemerdekaan

a. Gerakan Tahun 1908

Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908 lahir suatu

organisasi pelajar Boedi Utomo sebagai salah

satu massa pergerakan nasional dengan tujuan

“merumuskan secara samar-samar yaitu: Kemajuan

bagi Hindia, dimana jangkauannya terbatas pada

penduduk Pula Jawa dan Pulau Madura dan baru

kemudian meluas untuk penduduk Hindia Belanda

seluruhnya dengan tidak dengan tidak

memperlihatkan perbedaan keturunan, jenis

kelamin, dan agama”. (Poesponegoro dan

Notosusanto, 1993: 335)

Pada konggres yang pertama di Yogyakarta,

tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan

perkumpulan : Kemajuan yang selaras buat negeri

dan bangsa, terutama dengan memajukan

pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang,

teknik dan industri, serta kebudayaan.

23

Page 24: Mahasiswa dan Aksi

Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang

sedang belajar di Belanda, salah satunya

Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di

Nederland Handelshogeschool di Rotterdam

mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian

berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging

tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari

pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang

berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir

untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme

yang diperjuangkan, organisasi ini kembali

berganti nama baru menjadi Perhimpunan

Indonesia, tahun 1925.

Kehadiran Boedi Oetomo, Indische Vereeninging,

dll pada masa itu merupakan suatu episode

sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan

pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa

sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam

sejarah Indonesia : generasi 1908, dengan misi

utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan

hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia

untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong

semangat rakyat melalui penerangan-penerangan

pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang

membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.

24

Page 25: Mahasiswa dan Aksi

b. Gerakan Tahun 1928

Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa

yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging

(berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali

ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan

kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan

melihat situasi politik yang di hadapi, mereka

membentuk kelompok studi yang dikenal amat

berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus

kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok

Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang

dibentuk di Surabaya pada tanggal 29 Oktober

1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum

(Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para

nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik

di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada

tanggal 11 Juli 1925.

Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi

Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian

Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI),

prototipe organisasi yang menghimpun seluruh

elemen gerakan mahasiswa yang bersifat

kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St.

Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik,

Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi

25

Page 26: Mahasiswa dan Aksi

mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-

club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-

an.

Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa,

intelektual, dan aktivis pemuda itulah,

munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang

memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28

Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui

Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta

pada 26-28 Oktober 1928.

c. Gerakan Tahun 1945

Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika

pergerakan nasional yang ditandai dengan

kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat

pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi

Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi

partai politik, terutama dengan tujuan

memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi

Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa

Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum

menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).

Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan

politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh

lebih represif dibandingkan dengan kolonial

26

Page 27: Mahasiswa dan Aksi

Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan

terhadap segala kegiatan yang berbau politik;

dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan

segala organisasi pelajar dan mahasiswa,

termasuk partai politik, serta insiden kecil di

Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang

mengakibatkan mahasiswa dipecat dan

dipenjarakan.

Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut,

maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk

lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan

berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama

di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal

dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan

sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya,

Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-

tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal

generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.

Salah satu peran angkatan muda 1945 yang

bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah

tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul

Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa

menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar

secepatnya memproklamirkan kemerdekaan,

27

Page 28: Mahasiswa dan Aksi

peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa

Rengasdengklok.

2. Pasca Kemerdekaan

a. Gerakan Tahun 1966

Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa

Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang

ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal

dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal

kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional,

sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa

masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa

saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada

lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Cosmas

Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat),

Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari

PMKRI, Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan '66

mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten

negara. Dimana pada saat itu Partai Komunis

Indonesia (PKI), sebagai pengusung paham

komunisme, telah cukup hebat merasuki sektor-

sektor pemerintahan.

Dukungan masyarakat terhadap pergerakan

mahasiswa yang terbangun dibeberapa wilayah

nusantara memaksa Presiden Soekarno untuk

28

Page 29: Mahasiswa dan Aksi

berpihak pada rakyat. Selogan NASAKOM yang

dipaksakan Soekarno akhirnya runtuh dengan

dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret

(SUPERSEMAR). Peristiwa ini menandai berakhirnya

kepemimpinan Orde Lama (ORLA) dan memasuki era

Orde Baru (ORBA) dibawah kepemimpinan Suharto.

Mahasiswa, rakyat dan militer saling

bergandengan tangan dalam gerakan ini. Satu isu

yang diusung cukup membuat pemerintahan Soekarno

goyang. ”Bubarkan PKI,” merupakan isu sentral

yang akhirnya menelurkan isu-isu yang lain

sehingga lahirlah ”Tritura.” Dapatlah dikatakan

bahwa trend gerakan pada masa itu merupakan

gerakan yang bercirikan pada kepedulian sosial

dan juga merupakan gerakan refresif mahasiswa

karena melihat kondisi masyarakat yang begitu

memprihatinkan dan juga gerakan ini didukung

oleh kekuatan militer dibelakangnya. Gerakan ini

berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk

mendukung mahasiswa menentang Komunis yang

ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).

Akan tetapi, saat itu beberapa aktivis ‘66

memilih menanggalkan baju idealismenya untuk

mengecap kenikmatan menjadi anggota parlemen,

berduyun-duyun masuk Golkar, sebuah entitas yang

29

Page 30: Mahasiswa dan Aksi

kemudian dikecam. Orang yang paling keras

memprotes perilaku memalukan ini adalah Soe Hok

Gie, aktivis ‘66 sekaligus intelektual merdeka

yang mati muda. Gie marah dan kecewa menyaksikan

teman-temannya sesama demonstran melebur dalam

kekuasaan; tidak sabar menjadi penunggu gerbang

idealisme yang selama ini digemborkan lewat

aksi-aksi demonstrasinya. Gie menuduh mereka

pengkhianat karena telah melacurkan diri untuk

meneguhkan legitimasi rezim Orba.

b. Gerakan Tahun 1974

Gerakan mahasiswa tahun 1974 merupakan gerakan

yang mengalamai konfrontasi dengan militer.

Dimana “menjelang kedatangan Perdana Mentri

Jepang Kakuei Tanaka, pada tanggal 15 Januari

1974 di Jakarta terjadi demonstrasi besar-

besaran mahasiswa yang disusul dengan aksi

anarki” (Poesponegoro dan Notosusanto, 1993:

637). Pada saat itu fasilitas umum terbakar

habis karena aksi tersebut. Sehingga peristiwa

tersebut terkenal dengan julukan ‘Malapetaka

Lima Belas Januari’ (Malari). Aktivis mahasiswa

yang mencuat namanya pada masa ini diantaranya

Hariman Siregar, sedangkan mahasiswa yang gugur

dari peristiwa ini adalah Arif Rahman Hakim.

30

Page 31: Mahasiswa dan Aksi

c. Gerakan Tahun 1977-1978

Gerakan yang mengkritik strategi pembangunan dan

kepemimpinan nasional pada tahun 1977-1978 yang

mengakibatkan untuk pertama kalinya kampus-

kampus perguruan tinggi Indonesia diserbu dan

diduduki oleh militer. Pemerintah Orde Baru

mengeluarkan kebijakan melalui SK Mentri

Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Josoef, No.

0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus

(NKK). Disusul dengan SK No. 0230/U/J/1980

tentang pedoman umum organisasi dan keanggotaan

Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).

Salah satu ciri dari pemerintahan Orde Baru

adalah kuatnya pengaruh militer yang mendukung

pemerintahan. Maka dari itu, gerakan mahasiswa

mau tidak mau harus berhadapan dengan tindakan

refresif militer dalam hal ini ABRI. Berbagai

aksi mahasiswa pastilah mendapatkan tekanan yang

begitu besar. Trend gerakan pada masa itu adalah

sebuah gerakan bercirikan poloitik. Hal ini

dapat dilihat dari penentangan terhadap kasus

korupsi yang diduga dilakukan oleh pemerintahan

31

Page 32: Mahasiswa dan Aksi

Orde Baru. Selain itu, kritik mahasiswa terhadap

strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.

Secara sekilas strategi pembanguanan Orde Baru

menguntungkan rakyat. Akan tetapi korban dan

kerugian yang didertia oleh rakyat justeru lebih

besar dari keuntungan dan manfaatnya. Misal,

pembangunan sebuah sarana baik milik pemerintah,

umum, ataupun perorangan dari anggota keluarga

pejabat tanahnya berasal dari tanah rakyat yang

dibebaskan secara paksa. Pembebasan tanah secara

paksa ini tidak juga mendapatkan ganti rugi.

Rakyat tidak mampu berbuat apa-apa sebab

eksekusi dilaksanakan oleh militer. Militer

ketika itu seperti momok yang menakutkan bagi

masyarakat. Dikenal istilah ”ABRI Masuk Desa”.

d. Gerakan Tahun 1990

Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud

Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai

gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi

Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini

ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra

kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa

Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri

32

Page 33: Mahasiswa dan Aksi

dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul

kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena

kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut

organisasi kampus yang mandiri, bebas dari

pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi

kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan bila

akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun

1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai

perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan

bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan

alternatif yang independen.

Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan

yang lebih independen, meski tidak persis serupa

dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya

sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk

membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal

kebangkitan kembali mahasiswa pada tahun 1990-

an.

Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat

dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan

mimbar akademik di dalam kampus pada tahun 1987-

1990 sehingga akhirnya demonstrasi bisa

33

Page 34: Mahasiswa dan Aksi

dilakukan mahasiswa di dalam kampus. Saat itu

demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan

aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap

terlarang.

e. Gerakan Tahun 1998

Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan

mencapai klimaksnya pada tahun 1998, di diawali

dengan terjadi krisis moneter di pertengahan

tahun 1997 dimana harga-harga kebutuhan

melambung tinggi dan daya beli masyarakat pun

berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan

penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto

menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa.

Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa

dengan agenda REFORMASI nya mendapat simpati dan

dukungan yang luar biasa dari rakyat. Mahasiswa

menjadi tumpuan rakyat dalam mengubah kondisi

yang ada, kondisi dimana rakyat sudah bosan

dengan pemerintahan yang terlalu lama. Politisi

diluar kekuasaan pun menjadi tumpul karena

terlalu kuatnya lingkar kekuasaan, dan dikenal

dengan sebutan jalur ABG (ABRI, Birokrat, dan

Golkar).

34

Page 35: Mahasiswa dan Aksi

Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR menjadi

tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di

Indonesia, seluruh komponen mahasiswa dengan

berbagai atribut almamater dan kelompok

semuanya tumpah ruah di Gedung Dewan ini,

tercatat FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa

Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI

(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan

FORKOT (Forum Kota). Sungguh aneh dan luar

biasa, elemen mahasiswa yang berbeda paham dan

aliran dapat bersatu dengan satu tujuan :

Turunkan Soeharto.

Perjuangan mahasiswa menuntut lengsernya sang

Presiden memang tercapai, tapi perjuangan ini

sangat mahal harganya karena harus dibayar

dengan 4 nyawa mahasiswa Tri Sakti, mereka gugur

sebagai Pahlawan Reformasi.

E. Mahasiswa dan Aksi

Aksi mahasiswa oleh banyak orang sering

disalahartikan, dimana aksi yaitu demonstrasi. Aksi

dari mahasiswa yaitu demonstrasi. Dan ini kesalahan

35

Page 36: Mahasiswa dan Aksi

pemahaman yang sangat sering terjadi. Aksi dan

demonstrasi sekilas terlihat memiliki makna yang sama,

padahal berbeda, walau saling berkaitan satu sama

lainnya. Aksi tidak sama dengan demonstrasi. Makna aksi

itu sangatlah luas dan demonstrasi itu sendiri salah

satu dari aksi.

Aksi dalam KBBI berarti gerakan atau tindakan.

Ketika seseorang belajar , maka itu adalah sebuah aksi.

Ketika sedang bekerja, maka itu adalah sebuah aksi.

Ketika seseorang berorasi, maka itu adalah sebuah aksi.

Ketika berdiskusi, maka itu adalah aksi. Ketika

sekelompok orang atau seseorang menyebar opini melalui

tulisan atau komentar, maka itu adalah aksi. Ketika ada

suatu perkelahian, maka itu adalah aksi. Ketika kita

protes, maka itu adalah aksi. Lain hal ketika seseorang

atau kita diam karena tidak berfikir, maka itu bukan

merupakan aksi. Karena aksi itu bergerak, bukan diam.

Aksi itu berfikir, tidak mengawang. Aksi itu

menghasilkan, bukan nihil dan tidak ada hasil.

Demonstrasi salah satu pengertiannya adalah

pernyataan protes yang dilakukan secara missal. Jadi

jelaslah bahwa aksi dan demonstrasi berbeda. Korelasi

atau hubungan dari aksi dan demonstrasi sendiri adalah

demonstrasi merupakan bagian dari aksi. Saat melakukan

demonstrasi berarti kita melakukan aksi, tetapi saat

36

Page 37: Mahasiswa dan Aksi

kita melakukan aksi belum tentu kita melakukan

demonstrasi.

Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa memang identik

dengan demonstrasi. Dahulu saat mahasiswa melakukan

aksi dalam bentuk demonstrasi, masyarakat akan respect

bahkan mereka ikut mendukung dengan apa yang dilakukan

mahasiswa. Namun kini terkadang masyarakat tak acuh

atau bahkan mereka resah dengan adanya demonstrasi

mahasiswa. Dikarenakan demonstrasi itu yang ricuh,

mengganggu dan merusak fasislitas umum.

Apakah dengan hal tersebut sebaiknya tidak ada

lagi aksi demo yang dilakukan mahasiswa? Jawabannya

tidak, karena bagaimanapun Indonesia masih butuh

perubahan kearah lebih baik dan disinlah mahasiswa

berperan sebagai “agent of change”. Sejatinya banyak

cara untuk melakukan suatu perubahan selama hal itu

baik. Dan kuncinya adalah “Take Action With Your

Passion”, beraksi untuk suatu perubahan yang lebih baik

dengan passion kita masing-masing.

Dengan masyarakat yang mulai resah akan aksi-aksi

demo mahasiswa, mahasiswa sendiri tak perlu alergi

dengan aksi. Kita sebaiknya tetap beraksi dengan hal-

hal yang sesuai dengan passion kita karena aksi tidak

selalu dengan demonstrasi. Bisa itu aksi dengan tulisan

atau karya tulis, aksi dengan kegiatan social

37

Page 38: Mahasiswa dan Aksi

masyarakat, aksi dengan menciptakan suatu hal atau

gagasan yang baru atau bahkan melakukan aksi

demonstrasi. Semuanya bebas untuk memilih asalkan hal-

hal lain dikedepankan yakni paham dengan aksi yang kita

lakukan dan paham akan tujuan dari aksi itu sendiri

serta saling menghormati saat melakukan aksi.

Aksi itu dapat membuat mahasiswa bersatu,

menimbulkan optimisme dan menciptakan suatu perubahan.

Selama Indonesia masih butuh kebaikan selama itu pula

mahasiswa beraksi. Beraksi bukan untuk suatu gaya-

gayaan tetapi beraksi untuk menunjukkan kepada

koruptor, mafia, dan penjahat Negara lainnya bahwa

rakyat Indonesia tidak akan tinggal diam saat Negerinya

dirusak dan menunjukkan bahwa perubahan untuk Indonesia

lebih baik untuk mewujudkan masyarakat yang adil,

makmur, dan sentosa bisa terwujud.

PENUTUP

38

Page 39: Mahasiswa dan Aksi

A. Kesimpulan

1. Tri darma Perguruan Tinggi dengan tiga bahasan

pokok yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian

Masyarakat yang menjadi tujuan dari adanya

penyelenggaraan Perguruan Tinggi yang menjadi

tanggung jawab seluruh civitas akademika Perguruan

Tinggi baik itu jajaran birokrasi dari Perguruan

Tinggi, dosen maupun mahasiswa sebagai peserta

didik di pendidikan tinggi.

2. Sebagai kaum yang dianggap terpelajar dan

berintelektual tinggi mahasiswa juga mempunyai

tanggung jawab sebagai garda terdepan dalam

pembangunan bangsa. Sehingga mahasiswa dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki peran

sebagai Social Control, Agent of Change, dan Iron

Stock.

3. Dalam sejarah Indonesia pergerakan mahasiswa

maupun pemuda telah begitu banyak menunjukkan

eksistensinya, baik dalam perjuangan melawan

penjajah untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia

maupun dalam mewujudkan demokrasi Pancasila.

4. Mahasiswa dalam melaksanakan perannya sebaiknya

melakukan aksi dengan passion masing-masing (Take

Action with Your Passion). Aksi yang dapat membuat

39

Page 40: Mahasiswa dan Aksi

mahasiswa bersatu, menimbulkan optimisme dan

menciptakan suatu perubahan untuk mewujudkan

masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa.

B. Saran

1. Sebaiknya seluruh civitas akademika di Perguruan

Tinggi kini sadar akan tanggung jawab terhadap Tri

Darma Perguruan Tinggi sebagai aktualisasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Sebaiknya dengan sejarah tentang pergerakan

mahasiswa yang telah diketahui, mahasiswa lebih

menghargai akan sejarah itu dan melanjutkan

perjuangan pembangunan Indonesia.

3. Mahasiswa lebih menghargai posisinya dengan

bertanggung jawab dan menjalankan berbagai peran

dengan sebaik mungkin.

4. Mahasiswa di masa kini tetap melakukan aksi dengan

pilihan masing-masing yang disesuaikan dengan

passionnya sebagai wujud dari menjalankan perannya

sebagai mahasiswa.

40

Page 41: Mahasiswa dan Aksi

DAFTAR PUSTAKA

Soegito. 2013. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat

Pengembangan MKU-MKDK UNNES.

Marwati Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1993.

Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

UU Sistem Pendidikan Nasional. 2003. UU RI No. 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar

Grafika.

41

Page 42: Mahasiswa dan Aksi

http://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/peranan-mahasiswa-

dalam-kehidupan.html (diunduh tanggal 1 November

2014 pukul 08.16)

http://catatanaktivismuda.blogspot.com/2013/09/tri-

dharma-perguruan-tinggitdpt.html (diunduh tanggal

1 November 2014 pukul 08.19)

http://doupafia.wordpress.com/2012/03/28/aksi-dan-

demonstrasi/ (diunduh tanggal 1 November 2014

pukul 08.20)

http://malindoo.wordpress.com/2013/03/31/mahasiswa-dan-

tri-dharma-perguruan-tinggi-2/ (diunduh tanggal 1

November 2014 pukul 08.22)

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/

2011/05/20/kebebasan-akademik-dan-otonomi-

keilmuan/ (diunduh tanggal 28 November 2014 pukul

06.30)

http://perilakuorganisasi.com/otonomi-keilmuan-dan-

kebebasan-akademik.html (diunduh tanggal 28

November 2014 pukul 06.31)

http://chayaelula.blogspot.com/2010/03/akademik-dan-

ilmiah.html (diunduh tanggal 28 November 2014

pukul 06.34)

42