MACAM – MACAM SEDIAAN LARUTAN OBAT DRA. SHABIHA RAMADLANI J, APT
MACAM – MACAM SEDIAAN
LARUTAN OBAT
DRA. SHABIHA RAMADLANI J, APT
LARUTAN ORAL
Yaitu sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral , mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air.
1. Potiones (obat minum)Adalah solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam ( per oral ). Selain berbentuk larutan potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
2. ELIXIR SEDIAAN OBAT CAIR DENGAN RASA MANIS
MENGANDUNG ALKOHOL KURANG LEBIH 3% DIBANDINGKAN DENGAN SIRUPELIXIR KURANG
MANIS &KURANG KENTAL. KARENA MENGANDUNG GULA LEBIH SEDIKIT
DIBANDING DENGAN SIRUPKURANG EFEKTIF SEBAGAI PENUTUP RASA OBAT YANG TIDAK ENAK.
HIDRO ALKOHOLDAPAT MENJAGA STABILITAS OBATMAMPU MEMPERTAHANKAN KOMPONEN LARUTAN YANG LARUT DALAM AIR & YANG LARUT DALAM ALKOHOL DARIPADA SIRUP.
KEMUDAHAN DALAM PEMBUATANNYA(DENGAN MELARUTKAN BIASA)LEBIH DISUKAI DARIPADA SIRUP
PERBANDINGAN ALKOHOL SEDIAAN ELIKSIR BERBEDA-BEDATERGANTUNG SIFAT KELARUTA& AIR YANG BERBEDA.
JIKA SUATU KOMPONEN MEMPUNYAI SIFAT KELARUTAN DALAM AIR YANG JELEK ALKOHOL YANG DIBUTUHKAN > DARIPADA ELIKSIR DENGAN KOMPONEN YANG KELARUTANNYA DALAM AIR BAIK.
DISAMPING ALKOHOL DAN AIRPROPILEN GLIKOL & GLISERIN SERING DIGUNAKAN JUGA SEBAGAI PELARUT PEMBANTU.
ELIKSIR DENGAN KADAR ALKOHOL TINGGI LEBIH DISUKAI MENGGUNAKAN PEMANIS BUATAN (SAKARIN)?DENGAN KEMANISAN YANG SAMA BUTUH JUMLAH<< DIBANDINGKAN SUKROSA >> & SEDIKT LARUT DALAM ALKOHOL.
ELIKSIR DENGAN KADAR ALKOHOL 10-12% BERSIFAT SEBAGAI PENGAWET SENDIRITIDAK BUTUH ANTI MIKROBA.
KADAR ETANOL TINGGIEFEK FARMAKOLOGIUNTUK MENGURANGINYADAPAT DIGUNAKAN KOSOLVEN LAIN SEPERTI GLISERIN & PROPILEN GLIKOL.
PELARUT ETANOL (DALAM PH. BELANDA)
SPIRITUS FORTIOR 96% v/v ETANOL SPIRITUS 90% v/v ETANOL SPIRITUS DILUTUS 70% v/v ETANOL ALCOHOL ABSOLUTUS 98% ETANOL
DALAM F.I.
AETHANOL ABSOLUT99,4% - 100% v/v AETHANOL 94,7% - 95,2% v/v AETHANOL DILUTUM 69,1% - 71% v/v
SPIRITUS BAKAR
MENGANDUNG 75 % ALKOHOL & METIL ALKOHOL BERI WARNA BIRU METIL ALKOHOL BERACUN.
CAMPURAN PELARUT LAIN1. AETHER CUM SPIRITUCAMPURAN AQUA &
SPIRITUS SAMA BANYAK.2. SOLUTIO PETITCAMPURAN AQUA,GLYCERIN
& SPIRITUS FORTIOR.
3. SIRUP DEFINISILARUTAN YANG MENGANDUNG
SACCHAROSA DENGAN KADAR 64-66%. DALAM SEDIAAN FARMASIDISEBUT
MEDICATED SIRUP SIRUP YANG MENGANDUNG BAHAN PEMBERI
RASA TAPI TIDAK MENGANDUNG ZAT-ZAT OBATDINAMAKAN PEMBAWA BUKAN OBAT.
DIBUATUNTUK MEMBERI RASA YANG ENAK SUATU OBAT.
ADA 3 MACAM SIRUP YAITU :
sirup simplex mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v
sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan
sirup pewangi tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
KOMPONEN SIRUP DISAMPING AIR MURNI, SIRUP MENGANDUNG
KOMPONEN:1. GULAUMUMNYA SACHAROSA ATAU
PENGGANTI GULA YANG BERGUNA UNTUK MEMBERI RASA MANIS & KENTAL.
2. PENGAWET ANTI MIKROBA3. PEMBAU4. PEWARNA5. LAIN-LAINPELARUT KHUSUS, PEMBANTU
KELARUTAN, PENGENTAL & STABILISATOR.
1. SIRUP DENGAN DASAR SUKROSA & BUKAN SUKROSA
SUKROSAGULA YANG PALING SERING DIGUNAKAN.
DAPAT DIGANTI SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN DENGAN GULA LAIN DEXTROSE, ATAU BUKAN GULASORBITOL, GLISERIN & PROPILEN GLIKOL.
UNTUK PASIEN DIABETESZAT GLIKOGINETIK (SENYAWA YANG DIUBAH GLUKOSA DALAM TUBUH) DIGANTI DENGAN ZAT LAINMETIL SELULOSA/HIDROKSIMETILSELULOSATIDAK DIHIDROLISIS & DIABSORBSI KEDALAM ALIRA DARAH. DITAMBAH PEMANIS BUATAN.
PENGGUNAAN SUKROSA 60-80% RASA MANIS, VISKOSITAS, STABILITAS
LARUTAN ENCER SUKROSAMEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME.
SIRUP85% SUKROSE (PEKAT)DENGAN PEMBUATAN & PENYIMPANAN YANG BAIKSTABIL & RESISTEN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROORGANISME TIDAK MEMBUTUHKAN PENGAWET.
PENAMBAHAN SUKROSA JENUH PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAHMENGKRISTALSIRUP MENJADI TIDAK JENUHMIKROBA!!
2. PENGAWET ANTI MIKROBA
JUMLAH PENGAWET YANG DIBUTUHKAN MENJAGA SIRUP DARI PERTUMBUHAN BAKTERIDISESUAIKAN DENGAN VOLUME AIR,SIFAT DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI PENGAWET.
CONTOHBEBERAPA MINYAK PEMBERI RASA BERSIFAT STERIL & MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTI MIKROBA.
UMUM DIGUNAKANASAM BENZOAT(0,1-0,2%), NA BENZOAT(0.1-0,2%) & CAMPURAN METIL, PROPIL DAN BUTIL PARABEN (O,1%).
PEMBUATAN SIRUP DENGAN BANTUAN PANASGULA CEPAT LARUT
1. DIBUTUHKAN SECEPATNYA
2. KOMPONEN SIRUP TIDAK RUSAK /MENGUAP
3. JIKA ADA KOMPONEN LAIN YANG TIDAK TAHAN PANASTAMBAHKAN SETELAH DINGIN.
PANAS BERLEBIH INVERSI SUKROSA TERURAI DEXTROSA + FRUKTOSA (GULA INVERT)
ADANYA ASAMKECEPATAN INVERSI MENINGKAT GULA INVERTLEBIH MANIS, WARNA BERTAMBAH GELAP
(KUNING KECOKLATAN) LEBIH RENTAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA.
PENGGUNAAN AIR MURNI YANG TELAH DIDIHKAN & PENAMBAHAN ZAT PENGAWET MENINGKATKAN STABILITAS
SIMPAN DALAM WADAH YANG TERTUTUP RAPAT
3. PEMBERI RASA UNTUK MEMBUAT SIRUP SEDAP RASANYA. CONTOH: MINYAK MENGUAP (MINYAK JERUK) ,
VANILI,DLL. LARUT DALAM AIR. UNTUK ZAT YANG
KELARUTAN DALAM AIR BURUKTAMBAHKAN ALKOHOL
4. PEMBERI WARNA
UNTUK MENAMBAH DAYA TARIK SIRUP. UMUMNYA DIGUNAKAN ZAT
PEWARNADISESUAIKAN DENGAN PEMBERI RASA YANG DIGUNAKANMISAL: HIJAU..RASA PERMEN, COKLAT..RASA COKLAT, DLL.
PEWARNALARUT DALAM AIR,TIDAK BEREAKSI DENGAN KOMPONEN LAIN DARI SIRUP, STABIL PADA PENYIMPANAN.
PEMBUATAN SIRUP DENGAN BANTUAN PANASGULA CEPAT LARUT
1. DIBUTUHKAN SECEPATNYA
2. KOMPONEN SIRUP TIDAK RUSAK /MENGUAP
3. JIKA ADA KOMPONEN LAIN YANG TIDAK TAHAN PANASTAMBAHKAN SETELAH DINGIN.
PANAS BERLEBIH INVERSI SUKROSA TERURAI DEXTROSA + FRUKTOSA (GULA INVERT)
ADANYA ASAMKECEPATAN INVERSI MENINGKAT GULA INVERTLEBIH MANIS, WARNA BERTAMBAH GELAP
(KUNING KECOKLATAN) LEBIH RENTAN TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA.
PENGGUNAAN AIR MURNI YANG TELAH DIDIHKAN & PENAMBAHAN ZAT PENGAWET MENINGKATKAN STABILITAS
SIMPAN DALAM WADAH YANG TERTUTUP RAPAT
NETRALISASI, SATURATIO DAN POTIO EFFERVESCENT.
A. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral Contoh : Solutio Citratis Magnesici, Amygdalas Ammonicus
Pembuatan : Seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian basanya bila perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
CONTOH NETRALISASI PEMBUATAN ASCAL
ASCAL (CALCII ACETYLSALICYLAS)
DALAM PH. BELANDA CARA MEMBUAT 1,2 g ASCAL 1g ACID
ACETYLSALICYLAS DIGERUS HALUS CAMPUR DENGAN 1/3 g CALCII CARBONAS DALAM MORTIR CAMPURAN TERSEBUT DIGERUS DENGAN 10 g AIRSETELAH GAS CO2 KELUARSARING LARUTAN
B. SATURATIO obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
asam dengan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
Pembuatan : Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.
2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
TUJUAN PEMBERIAN OBAT SATURASI:
Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak. Pengobatan
•CO2 mempercepat absorbsi•Merangsang keluarnya getah pencernaan yang banyak•Sebagai carminativum atau laxans•Untuk antioxydant
untuk menyegarkan rasa minuman ( corrigensia).•Memberi efek psiokologi bahwa obat tersebut kuat
menjaga stabilitas obat
C. POTIO EFFERVESCENT adalah saturatio yang CO2nya lewat
jenuh Pembuatan : Langkah 1 dan 2 sama dengan pada
saturatio. Langkah ke 3 Seluruh bagian asam
dimasukkan kedalam basa dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK SEDIAAN SATURATIO DAN POTIO EFFERVESCENT
diberikan dalam botol yang kuat , berisi kira-kira 8/10 bagian dan tertutup kedap dengan tutup gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop.
Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut , karena tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah karena botol berisi gas dalam jumlah besar.
PENAMBAHAN BAHAN –BAHAN.
1. Zat – zat yang dilarutkan dalam bagian asam
a. Zat netral dalam jumlah kecil.Bila jumlahnya banyak, sebagian dilarutkan dalam asam sebagian dilarutkan dalam basa, berdasarkan perbandingan jumlah airnya.
b. Zat-zat mudah menguap.c. Ekstrak dalam jumlah kecil dan
alkaloid
2. ZAT- ZAT YANG DILARUTKAN DALAM BAGIAN BASA.
a. Garam dari asam yang sukar larut . misalnya natrii benzoas, natrii salisilas.
b. Bila saturasi mengandung asam tartrat maka garam-garam kalium dan ammonium harus ditambahkan kedalam bagian basanya, bila tidak, akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam tartrat.
c. SENYAWA YANG BEREAKSI ALKALIS NATRII BENZOAS, NATRII SALICYLASLARUTKAN DALAM BAGIAN BASANATRII BICARBONAS
d. ZAT YANG TIDAK DAPAT LARUT DALAM POTIO RIVERI TIDAK BOLEH DILARUTKAN DIPISAH DAN DIBUAT SERBUK
e. ZAT-ZAT SEPERTI LUMINAL NA, DIURETIN, AMINOPHYLINMESKI DAPAT LARUT DALAM BAGIAN BASA, TETAPI PADA PENAMBAHAN ASAMENDAPAN
f. ZAT-ZAT TERSEBUT TIDAK BOLEH DICAMPUR DALAM POTIO RIVERIDIPISAH DAN DIBUAT SERBUK.
g. PADA PEMBUATAN LARUTAN TERJADI GAS CO2DAPAT DIBUAT NETRALISASI ATAU SATURASI (SEPERTI POTIO RIVERI)
UNTUK MELIHAT BERAPA BAGIAN ASAM ATAU BASA YANG DIPERLUKAN DAPAT MELIHAT TABEL PENJENUHAN ( SATURASI DAN NETRALISASI ) DALAM FARMAKOPE BELANDA EDISI V BERIKUT INI :
TABEL SATURASI DAN NETRALISASI (FARMAKOPE BELANDA V)Untuk 10
bagian Asam
Amygdalat Asam Asetat
Encer Asam Sitrat
Asam Salisilat
Asam Tartrat
Ammonia 8,9 58,8 4,1 8,1 4,41 Kalium
Karbonat - 144,7 10,1 20,0 10,9
Natrium Karbonat
- 69,9 4,9 9,7 5,2
Natrium Bikarbonat
18,1 119,0 8,3 16,4 8,9
Ammonia Kalium Karbonat
Natrium karbonat
Natrium Bikarbonat
Asam Amygdalat
11,2 - - 5,5
Asam Asetat (e)
1,7 0,7 1,43 0,84
Asam Sitrat
24,0 9,9 20,4 12,0
Asam Salisilat
12,3 5,0 10,4 6,1
Asam Tartrat
22,7 9,2 19,1 11,2
CONTOH RESEP
R/ Natrii Bicarbonas 3 Acid Citric qs Belladon Tinct 2 Luminal Na 1 Aqua ad 200 m.f. Potio Riferi S.4.d.d.C
PENYELESAIAN LARUTKAN 3 g NATRII BICARBONAS
DALAM 55g AIR LARUTKAN ACID CITRICLIHAT TABEL
(10 BAGIAN NATRII BICARBONAS: 8,3 BAGIAN ACID CITRIC)2,5 g ACID CITRIC DALAM 25 ml AIR
TINCTUR BELLADONAELARUTKAN DALAM LARUTAN ACID CITRIC
BUAT POTIO RIVERI LUMINAL NA SERBUKDIPISAH
5. GUTTAE ( DROP)
Guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi , apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan oleh Farmakope Indonesia. Biasanya obat diteteskan ke dalam makanan atau minuman atau dapat diteteskan langsung kedalam mulut.
Dalam perdagangan dikenal pediatric drop yaitu obat tetes yang digunakan untuk anak-anak atau bayi .
Obat tetes sebagai obat luar, biasanya disebutkan tujuan pemakaiannya misalnya : eye drop untuk mata, ear drop untuk telinga.
LARUTAN TOPIKAL Larutan topikal ialah larutan yang
biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan topikal pada mukosa mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio
SEDIAAN-SEDIAAN LARUTAN TOPICAL
1. CollyriumAdalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonus, digunakan untuk membersihkan mata.dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih,masukkan kedalam wadah, tutup dan sterilkan.
Penyimpanan : Dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap.
Catatan : Pada etiket harus tertera :
Masa penggunaan setelah tutup dibuka.“ Obat cuci mata”
Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya. Kolirium yang mengandung pengawet dapat digunakan paling lama tujuh hari setelah botol dibuka tutupnya.
2. GUTTAE OPHTHALMICAE. Tetes mata adalah larutan steril bebas
partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
HAL –HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMBUATAN OBAT TETES MATA :
a. Nilai isotonisitas.
Secara ideal obat tetes mata harus memiliki nilai isotonis sama dengan larutan NaCl 0,9 % b/v. Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi yang setara dengan larutan NaCl 2, 0 % b/v.
B. PENDAPARAN Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata adalah
untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya : garam – garam alkaloid.
Air mata normal memiliki pH 7,4 secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti pada air mata, tetapi karena beberapa bahan obat tidak stabil (tidak larut/ rusak/ mengendap) pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata di dapar pada pH sedekat mungkin dengan pH air mata supaya tidak terlalu merangsang mata.
Pada larutan yang digunakan pada mata, terlebih pada mata yang luka sterilitas adalah yang paling penting, untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.
C. PENGAWET
Wadah larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. Larutan harus mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu wadah dibuka pada saat digunakan.
Pengawet yang dianjurkan :o nipagin dan nipasolo fenil merkuri nitrat, timerosolo benzalkonium klorido klorbutanol, fenil etil alcohol
Untuk penggunaan pada pembedahan , selain steril larutan obat mata tidak boleh mengandung antibakteri karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan mata.
D. PENGENTAL
Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata yang dikentalkan harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Contoh : metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alcohol
CARA PEMBUATAN OBAT TETES MATA Obat dilarutkan kedalam sal;ah satu zat pembawa yang
mengandung salah satu zat pengawet , dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 115-116oC selama 30 menit.
Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang
mengandung salah satu zat pengawet dan disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan kedalam wadah secara tehnik aseptis dan tutup rapat
Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang
mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam wadah, tutup rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid , dipanaskan pada suhu 98- 100oC selama 30 menit.
3. GARGARISMA (GARGLE)
Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
Penandaan.1. Petunjuk pengenceran sebelum
digunakan2. “ Hanya untuk kumur, tidak ditelan “
Contoh : Betadin Gargle
5. GUTTAE ORIS Tetes mulut adalah obat tetes yang
digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan.
6. GUTTAE NASALES
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
7. INHALATIONES
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran pernafasan . Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli. Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas. ( akan dibahas lebih lanjut dikelas III)
Penandaan : Jika mengandung bahan yang tidak larut pada etiket harus tertera “ Kocok dahulu”
8. INJECTIONES / OBAT SUNTIK.
9. LAVEMENT / CLYSMA / ENEMA. Cairan yang pemakaiannya per rectum/colon yang
gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik Enema yang digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih faeces sebelum operasi, tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga berfungsi sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedative, anthelmintic dan lain-lain. Dalam hal ini untuk mengurangi kerja obat yang bersifat merangsang terhadap usus , dipakai basis berlendir misalnya mucilago amyli. Pada pemakaian per rectal berlaku dosis maksimal.
Enema diberikan dalam jumlah variasi tergantung pada umur dan keadaan penderita. Umumnya 0,5 sampai 1 liter, tetapi ada juga yang diperpekat dan diberikan sebanyak 100 – 200 ml.
10. DOUCHE.
Adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Karenanya larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. Untuk memudahkan, kebanyakan douche ini dibuat dalam bentuk kering/padat (serbuk, tablet yang kalau hendak digunakan dilarutkan dalam sejumlah air tertentu, dapat juga diberikan larutan kental yang nantinya diencerkan seperlunya. Contoh Betadin Vaginal Douche (dikemas beserta aplikatornya)
11. EPITHEMA /OBAT KOMPRES
Adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mengeringkan luka bernanah. Contoh : Liquor Burowi, Solutio Rivanol, campuran Borwater - Rivanol.