Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis Keperawatan 1.Pengertian Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ). 2.Etiologi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) 1.Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya 2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain Menurut berat ringannya :
47

LP Hipertensi

Dec 07, 2014

Download

Documents

ivah12

wwertty
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LP Hipertensi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis Keperawatan1. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ).

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

2. EtiologiHipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan

menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )1.Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lainMenurut berat ringannya :1) Hipertensi ringan dengan tekanan diastole 90 – 120 mmHg.2) Hipertensi sedang dengan tekanan diastolik 105 – 120

mmHg.3) Hipertensi sedang dengan tekanan diastolik 120 mmHg.4) Hipertensi darurat / maligna lebih dari 130 mmHg.

3. PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi

pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

Page 2: LP Hipertensi

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

4. Tanda dan GejalaGejala-gejala hipertensi sering tidak ada, peninggian

tekanan darah kadang-kadang satu-satunya gejala oleh karena itu banyak sekali hipertensi di temukan secara kebetulan sewaktu pasien memeriksakan diri karena gejala penyakit lain, kalaupun ada antara lain; sakit kepala bagian belakang tengkuk, jantung berdebar-debar, sukar tidur, kepala pusing dan lain-lain yang tidak khas.

5. Pemeriksaan Penunjanga.Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh b.Pemeriksaan retina c.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantungd.EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kirie.Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosaf.Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar uring.Foto dada dan CT scan

6. PenatalaksanaanTujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan

resiko penyakit kardiovaskular dan morbiditas serta mortalitas yang berkaitan. a. Therapy

Tujuan dari terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik < 140 mmHg dan tekanan distolik < 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko.

Page 3: LP Hipertensi

1. Pengobatan Farmakologika). Diuretik

Obat ini bekerja dengan jalan mengeluarkan lebih banyak air dan natrium sebagai urine sehingga volume darah dalam semua pembuluh darah arteri akan berkurang juga hambatan dalam dinding pembuluh dan cardiac output akan menurun sehinggi akan menurunkan tekanan darah.

b). Penghambat AdrenergikDibagi dalam dua jenis alfa blocker dan beta blocker.

Prinsip kerja alfa blocker adalah menghambat reseptor alfa satu dipembuluh darah terhadap efek vasokontriksi, sehingga terjadi dilatasi arteriol dan vena yang berakibat turunnya resistensi ferifer dengan demikian menurunkan tekanan darah. Sedangkan prinsif kerja dari beta blocker dengan mengurangi denyut dan kontraksi dari jantung sehingga curah jantung berkurang dan juga dengan menghambat pengeluaran renin.

c). VasodilatorObat ini menyebabkan relaksasi langsung dari obat polos

arterial. Vasodilatator menurunkan tekanan dengan cepat sehingga dapat digunakan pada hipertensi darurat.

d). Penghambat Enzim Konversi AngiostensinPenghambat angiostensin II sehingga terjadi fase dilatasi dan aldosteron yang menyebabkan terjadinya sekresi natrium dan air sehingga tekanan darah turun.

e). Antagonis KalsiumBerkurangnya kadar ion kalsium akan menurunkan

kontraksi dari otot jantung maka akan menurunkan tekanan darah.

2. Pengobatan Non FarmakologikModifikasi gaya hidup dengan cara:a) Kurangi berat badan

Kegemukan sering ditemukan pada klien dengan hipertensi dan dengan mengurangi BB dapat menurunkan tekanan darah disamping mengurangi faktor resiko seperti tingginya kadar lemak.

b) Batasi garam dalam makananDengan membatasi konsumsi garam ternyata dapat

menurunkan tekanan darah, misalnya: dengan menggunakan diet rendah garam. Makanan rendah garam I

Dalam pemasakan makanan tidak ditambah garam dapur Makanan rendah garam II

Dalam pemasakan makanan ditambahkan 1 gram garam dapur (1/4 sendok teh).

Makanan rendah garam IIIDalam pemasakan ditambahkan 2 gram garam dapur (1/2 sendok)

c) Latihan fisik (olah raga) secara teraturOlahraga dapat menurunkan stress dan ketegangan dan

kotekolamin sehingga menurunkan tekanan darah.d) Kurangi minum alcohol

Page 4: LP Hipertensi

Alkohol akan bersifat penenang yang akan menekan system saraf dan memperlebar pembuluh darah sehingga orang jadi rileks namun setelah berhenti segera tekanan darah naik kembali dan kemungkinan akan melebihi sebelumnya, walaupun bukan sebagai etiologi namun alkohol adalah factor resiko maka harus dikurangi.

e) Makanan seratVegetarian mempunyai kecenderungan tekanan darahnya

rendah, maka pasien hipertensi dianjurkan mengikuti diet vegetarian.

f) Hindari minum kopi dan rokokMerokok dan kopi sama-sama akan meningkatkan tekanan

darah jadi sebaiknya dihindari.g) Mineral seperti kalium, kalsium.

Kalium menurut penelitian dapat menurunkan tekanan darah, diet tinggi kalsium juga dapat menurunkan tekanan darah. Misalnya: sumber kalsium: susu, teri kering, kacang-kacangan kering, sayuran hijau, daun kelor, bayam, kangkung, daun singkong, sawi hijau, kacang panjang dan bji melinjo. Sumber kalium: buah-buahan umpamanya: pisang ambon, air jeruk manis, tomat, daging, anggur, dan air susu murni.

h) Relaksasi dan hindari stressMenurunkan produksi dari ACTH dan kotekolamin.

a. Perawatan yang dapat dilakukan1. Klien istirahat total, selama tekanan masih belum stabil2. Monitor tekanan darah secara teratur.3. Penggunaan obat-obatan penurun tekanan darah4. Modifikasi gaya hidup5. Diet rendah garam 6. Olah raga yang teratur 7. Menghindari stress8. Menghentikan merokok dan minuman beralkohol

b. PerawatanPerawatan dirumah sakit tidak diperlukan kearah untuk untuk

krisis hipertensi, pendekatan perawatan bertahap untuk pengobatan berharap hipertensi adalah:1. Tahap I

Berupa tindakan konservatif berupa :a. Modifikasi diet

1) Pembatasan natrium2) Menurunkan masukan kolesterol dan lemak jenuh.3) Menurunkan masukan kalori untuk mengontrol BB4) Menurunkan masalah minum alkohol.

b. Menghentikan merokokc. Penatalaksanaan stressd. Program latihan reguler

2. Tahap IIBila diadakan konservatif gagal dapat digunakan diuretik,

penyekat beta adrenergik, penyekat saluran kalsium, penghambat enzim, pengubah angiostensin.

Page 5: LP Hipertensi

1. Tahap IIIPeningkatan dosis obat pertama atau perubahan obat kedua dari

kelas yang berbeda atau ganti obat dari kelas yang lain.2. Tahap IV

Obat ketiga dapat ditambahkan atau obat kedua dapat digantikan dari kelas yang berbeda.

3. Tahap VEvaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau obat ketiga atau

keempat dapat ditambah masing-masing dari kelas berbeda.

c. Pencegahan 1). Pencegahan primer

Dengan menghindarkan faktor-faktor resiko seperti merokok, obesitas dan lain-lain.

2). Pencegahan sekunderProgram deteksi dan pengawasan hipertensi secara dini.

7. KomplikasiKomplikasi yang tejadi pada otak dapat berupa stroke.

Sedangkan pada ginjal dapat terjadi gagal ginjal. Pada jantung dapat terjadi serangan jantung atau gagal jantung. Stroke dapat terjadi akibat dari pecahnya pembuluh darah atau adanya emboli. Gagal jantung terjadi akibat gagalnya kompensasi jantung karena bekerja terlalu keras dan gagal ginjal terjadi akibat dari kerusakan nefron.

Page 6: LP Hipertensi

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA1. Konsep Keluarga

a Pengertian KeluargaMenurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Nasrul Efendi, 1995:175).

b Struktur Keluarga Struktur keluarga ada bermacam-macam di antaranya :

1. PatrilinealKeluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. MatrilinealKeluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu.

3. MatrilokalAdalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga

sedarah isteri.4. Patrilokal

Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami .

5. Keluarga KawinanHubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau isteri.

c. Tipe / Bentuk Keluarga1). Keluarga Inti ( Nuclear Family )

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak-anak.2). Keluarga Besar ( Extendet family )

Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, ponakan dan sebagainya.

3). Keluarga berantai ( Serial Family )Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4). Keluarga Duda / Janda ( Single Family )Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5). Keluarga berkomposisi ( Composite )Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama

6). Keluarga kabitas ( Cahabitation )Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk keluarga.

d. Fungsi Keluarga1. Fungsi Biologis

a) Untuk meneruskan keturunanb) Memelihara dan membesarkan anakc) Memenuhi kebutuhan gizi keluargad) Memelihara dan merawat anggota keluarga

Page 7: LP Hipertensi

2. Fungsi Psikologisa) Memberikan kasih sayang dan rasa aman b) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluargad) Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasia) Membina sosialisasi pada anakb) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomia) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di

masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak.5. Fungsi Pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk prilakunya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

d. Tahap Perkembangan Keluarga1. Tahap pembentukan keluarga ; tahap ini dimulai dari pernikahan yang

dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.2. Tahap menjelang kelahiran anak; fungsi keluarga yang utama untuk

mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.

3. Tahap menghadapi bayi ; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya dan kondisinya masih lemah

4. Tahap menghadapi anak pra sekolah ; pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, agama , sosial budaya dan sebagainya.

5. Tahap menghadapi anak sekolah ; dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak, mengajari anak mempersiapkan masa depanya.

6. Tahap menghadapi anak remaja ; tahap ini adalah tahap yang paling rawan sebab anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya

7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat.; setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannnya, maka tahap selanjutnya melepas anak ke masyarakat

8. Tahap berdua kembali ; sebagian anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami isteri berdua saja.

9. Tahap masa tua ; tahap ini masuk ke dan tahap lanjut usia dan kedua orang tua bersiap diri untuk meningggalkan dunia pelayanan.

Page 8: LP Hipertensi

e. Tugas Tugas keluarga Dalam Bidang KesehatanPada dasarnya tugas keluarga ada 8 yaitu :1. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggotanya.2. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing4. Sosialisasi antar anggota keluarga 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang luas.8. Membangun dorongan dan semangat para anggota keluarga

2. Perawatan Kesehatan Keluarga

a. Pengertian Perawatan kesehatan keluarga menurut Salvicin G Bailon dan

Arceli S Magalaya (1978) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran (Nasrul Effendi, 1995:183).

b. Tujuan Perawatan Kesehatan KeluargaSedang tujuan dari perawatan kesehatan keluarga adalah :

1. Memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatannya dan mempertahankan fungsi keluarga.

2. Melindungi dalam memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan masyarakat.

c. Alasan Utama Keluarga Sebagai Unit PelayananAdapun alasan mengapa keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan

kesehatan adalah :1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.

4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

5. Keluarga merupakan perantara yang paling efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.

d. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang

menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :

1. Keluarga yang mempunyai anggota keluarga dalam usia subur dengan masalah sebagai berikut :a) Sosial ekonomi rendahb). Keluarga kurang mampu menanggulangi masalah kesehatan.

Page 9: LP Hipertensi

c). Adanya faktor keturunan yang tidak baik.2. Keluarga dengan resiko tinggi kebidanan (waktu hamil)

a). Usia < 16 tahun, >35 tahunb). Gizi kurang dan anemiac). Primipara dan multiparad). Hypertensie). Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3. Keluarga dengan anak resiko tinggia). Lahir prematur dan BB < 2500 grb). BB sukar naikc). Lahir dengan cacat bawaand). Ibu < gizi/anemiae). ASI kurangf). Ibu mempunyai penyakit yang mempengaruhi kehamilannya.

4. Keluarga yang mempunyai masalah dalam hubungan keluargaa). Anak yang tidak dikehendaki.b). Tidak ada penyesuaian pendapat, perselisihan, keteganganc). Anggota keluarga sakit/mabukd). Salah satu orang tua meninggalkan rumah/meninggal dunia.

5. Keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit kronik seperti TBC, Kusta, Hipertensi, dll

6. Keluarga dengan anggota keluarga berusia > 60 tahun.7. Kelompok khusus.

a). Panti Asuhanb). Panti Werda.

a. Prinsif-Prinsif Perawatan Keluarga Prinsip-prinsip dalam perawatan kesehatan keluarga, yaitu:

1. Bekerja bersama keluarga2. Dimulai sesuai kemampuan keluarga3. Menerima dan mengakui struktur keluarga4. Menekankan pada kemampuan keluarga.5. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan6. Sehat merupakan tujuan utama7. Asuhan perawatan sebagai sarana peningkatan kesehatan keluarga8. Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah

dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.9. Kegiatan bersifat promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif

dan rehabilitatif.10. Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.11. Sasaran adalah keluarga secara keseluruhan .12. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan

proses keperawatan .13. Kegiatan utama adalah penyuluhan dan asuhan keperawatan kesehatan

dasar/perawatan di rumah.14. Di utamakan keluarga dengan resiko tinggi.

Page 10: LP Hipertensi

b. Langkah-Langkah Perawatan KeluargaLangkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga

1. Mengadakan hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga : Memulai kontak, menyampaikan minat, menyatakan kesediaan, mempertahankan komunikasi.

2. Melaksanakan penjajakan I, yaitu Pengumpulan data 3. Menganalisanya dan menentukan masalah kesehatan dan perawatan

keluarga4. Menggolongkan masalah kesehatan yaitu Ancaman kesehatan, tidak

atau kurang sehat.5. Melaksanakan penjajakan II yaitu Menentukan masalah keperawatan6. Menentukan prioritas masalah dan menentukan masalah yang akan

dicapai lebih dahulu.7. Membuat perencanaan : Menentukan sasaran dan tujuan, menentukan

pendekatan dan tindakan keperawatan, menentukan kriteria dan standar, evaluasi

8. Melaksanakan implementasi9. Melaksanakan Evaluasi10. Meninjau kembali masalah keperawatan, yaitu Catatan perkembangan

3. Proses Keperawatan Keluargaa. Pengertian

Pengertian proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang di gunakan secara sistematis utnuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan yang telah di laksanankan. (Nasrul Effendi, 1995:192 )

b. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga1. Pengkajian

Pengkajian perawatan adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun social serta system integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah (Pusdiknakes, 1989).

Yang termasuk dalam tahap pengkajian, antara lain :a) Pengumpulan datab) Analisa datac) Perumusan masalahd) Prioritas Masalahe) Menegakkan diagnosa masalah

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :a) Wawancarab) Pengamatanc) Studi dokumentasid) Pemeriksaan fisik

Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :a) Identitas keluargab) Riwayat kesehatan keluargac) Anggota keluarga

Page 11: LP Hipertensi

d) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatane) Keadaan keluarga meliputi bio, psikososial, spiritual, lingkungan

dan data penunjang lainnya.2 analisa Data

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,

meliputi :a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluargab) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.c) Keadaan gizi anggota keluarga.d) Status imunisasi keluarga.e) Kehamilan dan keluarga berencana.

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi :a) Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan,

konstruksi. Luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya.

b) Sumber air minumc) Jamban keluargad) Tempat pembuangan air limbahe) Pemanfaat pekarangan yang ada dan sebagainya.

3) Karakteristik keluarga meliputi :a) Sifat-sifat keluarga b) Dinamika keluarga c) Komunikasi dalam keluargad) Interaksi antar anggota keluargae) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluargaf) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

3 Perumusan MasalahTipologi masalah kesehatan dan keperawata keluarga; Dari

pengkajian atau penjajakan diatas kemungkinan timbul masalah kesehatan yangbersifat;1) Ancaman kesehatan, adalah keadaan-keadaan yang dapat

memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan, contohnya :a) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga, seperti Diabetes.b) Bahaya petularan dari penyakit menular, seperti TB Paru.c) Jumlah anggota keluarga yang melampaui batas sumber

daya keluarga.d) Resiko kecelakaan, misalnya rumah yang telah lapuk, obat-

obatan/racun yang tidak tersimpan baik dan lain-lain.e) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota

keluarga.f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, seperti

hubungan keluarga yang kurang harmonis, hubungan orang tua dan anak tegang, orang tua yang tidak dewasa.

g) Sanitasi lingkungan yang jelek.

Page 12: LP Hipertensi

h) Kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti minum minuman keras, merokok, makan ikan/daging mentah.

i) Sifat atau kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.j) Riwayat persalinan sulitk) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak

wanita memainkan peranan ibu karena meninggal.l) Imunisasi anak tidak lengkap.

2) Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam mempertahankan kesehatan. Termasuk didalamnya keadaan sakit apakah sudah didiagnosa atau belum, kegagalan bertumbuh/berkembang sesuai kecepatan normal.

3) Krisis adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka, misalnya : perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, anak masuk sekolah, remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga dan lain-lain

4 Penjajakan Tahap IIDari masalah kesehatan sesuai prioritas dikaji lebih lanjut

berdasarkan lima tugas keluarga ,sehingga didapatkan masalah keluarga yaitu,a. KMK mengenal masalah kesehatan keluarga,disebabkan

karena; 1) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui.3) Sikap dan falsafah hidup

b. KMK mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil tindakan,disebabkan karena :1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol 3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan dan kurang nya sumber daya keluarg4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan5) Ketidak cocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada 7) Takut akibat dari tindakan 8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan 9) Fasalitas kesehatan tidak terjangkau 10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan11) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

c. KMK merawat anggota keluarga yang sakit.1) Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab,

gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

3) Kurang/ tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan4) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,

misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.

Page 13: LP Hipertensi

5) Sikap negatif terhadap yang sakit.6) Konflik induvidu dalam keluarga 7) Sikap dan pandangan hidup8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

d. KMK memodifikasi lingkungan rumah 1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggungjawab, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah

3) Ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan.4) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit5) Sikap dan pandangan hidup6) Ketidakkompakan dalam keluarga,sikapacuh terhadap anggota

keluarga yang mempunyai masalah.e. KMK menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh 3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga

kesehatan.4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan 5) Rasa takut pada akibat dari tindakan.6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.7) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan8) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.9) Sikap dan falsafah hidup.

5 Prioritas Masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan priorotas

masalah adalah sebagai berikut :a. Tidak mungkin masalah-maslah kesehatan dan keperawatan pada

keluarga dapat di atasi sekaligus.b. Perlu pertimbangan masalah-masalah yang dapat mengancam

kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.c. Perlu pertimbangan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan

keperawatan yang akan di berikan.d. Keterlibatan keluarga dalam pemecahan masalah yang mereka

hadapi. .e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan atau keperawatan keluarga.f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

Dalam menyusun prioritas masalah perlu didasarkan kepada beberapa kriteria sebagai berikut :1) Sifat masalah

(a) Ancaman kesehatan(b) Keadaan sakit atau kurang sehat(c) Situasi krisis

2) Kemungkinan masalah dapat dirubahAdalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

3) Potensi masalah untuk dicegah Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat di

Page 14: LP Hipertensi

kurangi atau dicegah melalui tindakan perawatan dan kesehatan.4) Masalah yang menonjol

Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk di atasi melalui intervensi perawatan dan kesehatan.

Skala prioritas masalah dalam menyusun masalah kesehatan keluarga :Table 1. Skoring prioritas masalah

Kriteria Nilai Bobot

Sifat masalah :Skala : Ancamam kesehatan.

Tidak/kurang sehatKrisis

231

1

Kemungkinan masalah dapat di ubah Skala : Dengan mudah

Hanya sebagianTidak dapat

210

2

Potensi masalah untuk di rubah :Skala : Tinggi

Cukup Rendah

321

1

Menonjolnya masalah :Skala : Masalah berat harus di

tanganiMasalah yang tidak perlu segera di tangani.Masalah tidak di rasakan

2

1

0

1

Page 15: LP Hipertensi

Sumber : Nasrul effendi, 1998 : 53.

Skoring :1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor --------------- X bobotAngka tinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua criteria4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prioritas masalah adalah sebagai berikut :1) Sifat masalah

Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga .

2) Kemungkinan masalah dapat diubah Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah :a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk

mengatasi masalah .b) Sumber daya keluarga di antaranya keuangan, tenaga,

sarana dan prasarana.c) Sumber daya perawatan, di antaranya dalah

pengetahuan, keterampilan dan waktu.d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas,

organisasi seperti posyandu, DUKM, polindes dan sebagainya.

3) Potensi masalah untuk dicegah:Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi

pencegahan masalah adalah :a) Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan

dengan beratnya penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognosa atau beratnya masalah.

b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadi masalah. lamanya masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.

c) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.

Page 16: LP Hipertensi

d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi utuk mencegah masalah.

6. PerencanaanRencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang

di rencanakan oleh perawat untuk di laksanakan dalam menyelesaikan / mengatasi masalah keperawatan yang telah di tentukan sesuai prioritas .(Effendy,1998)

Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga ;1) Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan

/meringankan masalah yang sedang dihadapi.2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah di

pelajari dan pikiran yang logis.3) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan

datang. 4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan

yang diindentifikasi.5) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.6) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus.

Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung pada :1) Penentuan masalah kesehatan yang keperawatan yang jelas dan

didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.

2) Rencana yang realistis artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

3) Sesuai tujuan dan falsafah keperawatan.4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :5) Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan dan keperawatan

keluarga6) Menentukan prioritas masalah7) Memilih tindakan yang tepat8) Pelaksanaan tindakan9) Penilaian hasil tindakan.

Pentingnya membuat rencana perawatan (Little & Carnevali) a) Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah

penyampaian perawatan yang tepat dengan memperhatikan keunikan sipenerima.

b) Membantu dalam menentukan prioritas dengan memberikan data-data tentang keadaan dan sifat masalah.

c) Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan yang bersangkutan.

d) Menjalin kesinambungan dari perawatan yang diberikan. e) Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi

kepada tim kesehatan lainya tentang tindakan yang dikerjakan oleh perawat

Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluerga adalah meliputi ; 1) Menentukan sasaran (goal )

Sasaran adalah suatu keadaan atau situasi yang diharapkan setelah tindakan dilaksanakan. Sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha di arahkan. Contoh ; setelah tindakan keperawatan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit. Yang menjadi sasaran adalah anggota

Page 17: LP Hipertensi

keluarga yang sakit.2) Menentukan tujuan.

Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terperinci tentang hasil keperawatan. Dilihat dari jangka waktu maka tujuan keperawatan di bagi menjadi ; a) Tujuan jangka pendek, ditentukan pada keadaan yang

mengancam kehidupan misalnya sakit berat dan kekurangan kalori protein. Contoh ; bayi yang belum di imunisasi dari suatu keluarga harus segera di beri imunisasi

b) Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada perubahan perilaku yang menguntungkan dan mengarah pada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatanya. Contoh; seluruh anggota keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit.

3) Menentukan tindakan keperawatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan

keperawatan;a) Merangsang keluarga mengenal masalah dan menerima

masalah dan kebutuhan kesehatan mereka melalui :- Memperluas kemampuan keluarga melalui penyuluhan

kesehatan. - Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari

situasi tersebut. - Mengembangkan sifat positif keluarga.

b) Menolong keluarga untuk melakukan tindakan keperawatan. - Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat

bila mereka tidak mengambil tindakan. - Memperkenalkan pada keluarga tentang alternatif yang

dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang di perlukan dalam melakukan tindakan keperawatan.

c) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat. - Memberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga

yang sakit. - Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga

agar terjadi saling pengertian yang mendalam.4) Menentukan kriteria dan standar.

Kriteria adalah gambaran tentang faaktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standart menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Contoh; - Tujuan; keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan

yang baik terhadap anak yang mengalami malnutrisi. - Kriteria; jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada

anak yang menderita malnutrisi. - Standar; pemberian makanan pada anak sesuai dengan

petunjuk.

7. Implementasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan

Page 18: LP Hipertensi

pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga,antara lain :a. Sumber daya keluarga b. Tingkat pendidikan keluarga c. Adat istiadat yang berlaku.-Respon dan penerimaan keluargad. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga .

8. Evaluasi Setelah tindakan keperawatan yang dilakukan perlu dievaluasi

baik verbal maupun nonverbal yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan(Effendy,1998).

Tolak ukur yang digunakan dalam evaluasi.1. Kriteria keberhaslan.2. Standart keperawatan 3. Perubahan prilaku.

Pengukuran hasil penilaian: Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3dimensi, yaitu:a. Keadaan fisik,misalnya peningkatan Berat Badan Anak.b. Psikologis dan sikap,misalnya berkembangnya sikap positif

keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan dirumah.-Pengetahuan dan perubahan prilaku,misalnya keluarga melaksanakan petunjuk

c. Petunjuk yang berkaitan dengan perawat payudara selama menyusui.

BAB 3TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGAPADA KELUARGA NY.M

DI RT.03 DESA BUNIPAH KEC. ALUH-ALUH

Pengkajian (Tanggal.20 Februari 2013)A. Data Umum

1. Nama KK : Ny.M2. Umur : 65 th.3. Alamat : RT 03 Desa Bunipah, Kec. Aluh-aluh4. Pendidikan : SD5. Pekerjaan : Tani6. Agama : Islam7. Komposisi Keluarga :

No. Nama Sex UmurHub.

Dg. KK Pendd Agama Pekerjaan Status kes

1.234

Ny.MTn.ANy.JAn.S

PLPL

65 th.45 th.38 th.11 th.

KKMenantu

AnakCucu

SDMTSN

SDSD

Islam Petani HipertensiSehatSehatSehat

Genogram

Page 19: LP Hipertensi

Keterangan :

= Laki - Laki

= Meninggal ( Laki-Laki )

= Menantu

= Cucu

= Pasien = Perempuan

= Serumah

= Meninggal ( Perempuan )8. Tipe keluarga : Extended family9. Kewargaan negara / suku bangsa : Indonesia / Banjar.10. Agama : Islam.11. Status social ekonomi keluarga :

PendapatanPendapatan keluarga dalam satu bulan antara Rp 250.000-

500.000 diperoleh dari hasil panen dan kerja sampingan, penghasilan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari serta biaya untuk sekolah anak.

SosialKeluarga Ny.M aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat,

seperti pengajian dan yasinan, hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar berjalan dengan baik.

12. Aktivitas rekreasi keluarga :Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.

B. Riwayat Perkembangan Keluarga1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini 2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Tercapai

Saat di kaji, di dapat data yaitu anak klien semuanya sudah berkeluarga dan bisa mandiri dalam masyarakat, dalam hal ini di tunjukkan bahwa semua anak klien sudah menikah semua. Semua harapan sudah tercapai.

Page 20: LP Hipertensi

3. Riwayat Keluarga IntiNy.M mengatakan dirinya menderita penyakit Hipertensi dan sudah pernah dibawa berobat ke posyandu lansi,setiap bulannya Ny.M mengontrolkan keadaannya ke posyandu tersebut.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa orang tua Ny.M tidak ada yang terkena penyakit seperti yang di alami klien saat ini. Hanya Klien yang dapat penyakit yaitu Hipertensi, Di keluarga tidak ad yang menderita penyakit seperti Ny.M.

C. Keadaan Lingkungan1. Karakteristik Rumah

Keterangan:1. Ruang tamu2. Kamar3. Kamar4. Dapur

Status dalam kepemilikan rumah adalah milik sendiri, bentuk bangunan rumahnya adalah kayu, dimana komposisi ruangan terdiri dari ruang tamu, 2 buah kamar tidur, dan dapur. penerangan rumah dari listrik, jendela dibuka pada siang hari, , lantai terbuat dari papan, kebersihan

1

2

3 4

Page 21: LP Hipertensi

rumah kurang bersih. Halaman rumah dijadikan tempat kandang ternak.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RWKeluarga Ny.M tinggal berdekatan dengan tetangga dan Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal keluarga Ny.M sebagian besar adalah penduduk asli yang merupakan pekerja tani. Mereka tinggal dalam rumah yang berdekatan. Interaksi antar warga banyak dilakukan pada waktu sore hari.

3. Mobilitas Geografis KeluargaKeluarga Ny.M sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah tangga sampai sekarang, berdasarkan keterangan dulu daerah sekitar lingkungan tempat tinggal masih jarang ditempati penduduk.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakatSaat berada di kampung, keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, kecuali orang tuanya yang sudah lanjur usia namun masih aktif jalan, kepasar dan keliling-keliling tetangga.

5. Sistem pendukung keluargaKeluarga Ny.M mempunyai 9 orang anak, dan masing-masing sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri, tp ada 1 anaknya yang masih tinggal serumah sehingga bila mana ada anggota keluarga yang sakit semua saling memperhatikan dan membantu untuk penyembuhan.Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga masih kurang, seperti tidak ada dana khusus untuk anggaran pemeliharaan kesehatan, tidak tersedia persediyaan obat dalam rumah.Ny.M selalu mengontrolkan penyakit Hipertensinya ke posyandu lansia setiap bulannya

D. Struktur Keluarga1. Pola komunikasi keluarga

Waktu berkumpul dengan keluarga setiap hari, dalam pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Ny.M ( Ibu dari Ny.J / Mertua dari Tn.A)

2. Struktur Kekuatan Keluarga:Didalam aktivitas sehari-hari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.

3. Struktur Peran Keluarga a. Ny.M sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dalam

kelurgab. Ny.J anak dari Ny.M yang tinggal se rumah Sebagai Ibu rumah

tangga.c. Tn.A menantu dari Ny.M seorang petani,mencari nafkah keluarga dan

untuk membiayai anaknya sendiri untuk sekolahd. An.S cucu dari Ny.M masih duduk dibangku sekolah

4. Nilai dan norma keluargaNilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya. Keluarga ini menganggap bahwa hipertensi yang diderita Ny.M adalah

Page 22: LP Hipertensi

penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk mengendalikan dilakukan dengan mengatur makanan dan segera periksa ke Posyandu lansia setiap bulannay. Keluarga Ny.M mempercayakan perawatan kesehatannya kepada tenaga kesehatan.

E. Fungsi Keluarga1. Fungsi Afeksi

Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama.Keluarga Ny.M memahami keadaan penyakit yang dideritanya dan anak juga membantu sering mengingatkan tentang diet yang harus ditaati oleh ibunya, misalnya makan rendah garam, rendah lemak dan lain-lain. Mereka saling menyayangi dan memberi perhatian.

2. Fungsi Sosial Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Seperti memenuhi kebutuhan pendidikan, kalua ada kegiatan kemasyarakatan, keluarga selalu ikut didalamnya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan.Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit hipertensi.Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi pada penyakit hipertensi.

4. Fungsi ReproduksiNy.M saat ini sudah berusia 65 tahun dan tidak menjadi akseptor KB karena alasan sudah tua dan suaminya sudah lama meninggal, tidak mungkin hamil. Selama melahirkan mulai anak pertama sampai anak terakhir, tidak mengalami gangguan yang berarti..

5. Fungsi EkonomiKeluarga Ibu Sutri menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap hari. Menurut pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Jika ada sisa keuangan, maka disimpan untuk keadaan yang mendadak bagi keluarga.

F. Stress dan Koping Keluarga1. Stressor yang dimiliki

Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga Ny.M adalah penyakit hipertensi yang dideritanya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressorKeluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh Ny.M karena sakit yang dideritanya sudah semenjak dahulu dan keluarga yakin bahwa penyakitnya akan sembuh .

3. Strategi koping yang digunakanDalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya keluarga Ny.M mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum mengambil suatu keputusan. Ny.M memberikan pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang dihadapinya. Keluarga berhati-hati dalam memilih makanan

Page 23: LP Hipertensi

terutama yang memiliki kadar garam yang tinggi.4. Strategi adaptasi disfungsional

Ny.M selalu diberi persiapan uang untuk ke Posyandu, kalau kalau terjadi kekambuhan hipertensinya.

G. Pemeriksaan FisikMelakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.1) Pemeriksaan fisik umum:

Keadaan umum Ny.M : Nampak sudah mulai lemah karena memasuki umur lansia, makan dan minum masih dalam batas normal,Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 160 / 100 mmHg.Respirasi : 24 x/mntSuhu : 36,2 0CTB : 150 cm

2) Pemeriksaan fisik khusus: Kepala dan leher

Pada pemeriksaan kepala, tidak terdapat adanya benjolan, bentuk kepala normal.

Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada daerah oksipital.

Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak terdapat udema, kornea tampak warna putih, penglihatan masih baik.

Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan. Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda – tanda sianosis. Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).

Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik.

Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.

H. Harapan KeluargaKeluarga Ny.M berharap anggota keluarga dapat berperan masing-masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Penyaki Hipertensinya dapat sembuh total.

I. Analisa DataPenjajakan tahap I1. Ancaman Kesehatan

a) Sanitasi lingkungan2. Kurang / tidak sehat

a) Ny.M menderita penyakit hipertensi.3. Krisis

Tidak ada.

Page 24: LP Hipertensi

Penjajakan tahap II

Analisa Data

No DataMasalah

KesehatanMasalah

Keperawatan

Page 25: LP Hipertensi

1

2

♦ Keadaan rumah tampak kurang bersih

♦ Pendapatan perbulan Rp 250.000 – 500.000

♦ Pembuangan air limbah rumah tangga disembarang tempat

♦ Sampah dibuang kesungai♦ WC keluarga yaitu cemplung

terbuka

♦ Ny.M mengeluh sakit pada bagian pundak,dan daerah oksipital

♦ Ny.M tidak membiarkan saja penyakitnya, Ny.M dan keluarga mengusahakan untuk kesembuhannya

Sanitasi lingkungan yang jelek

Penyakit hipertensi pada Ny.M

Ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan rumah dan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kesehatan B.D ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan

Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga nya yang sakit B.D kurang pengetahuan tentang penyakit dan faktor-faktor penyebab penyakit tersebut

Menentukan Prioritas Masalah

1. Sanitasi lingkungan yang jelek.

Page 26: LP Hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah

Kemungkinan masalah terjadi

Potensial masalah dapat dicegah

Penonjolan masalah

2/3 x 1

½ x 1

2/3 x 1

0/2 x 1

2/3

1

2/3

0

Merupakan ancaman terhadap kesehatan

Masalah yang dapat diubah sebagian karena keluarga kurang menyadari pentingnya sanitasi lingkungan yang baik

Masalah cukup dapat dicegah apabila adanya kesadaran keluarga untuk merubah prilaku kebiasaan yang kurang sehat

Keluarga tidak menyadari bahwa sanitasi lingkungan rumah dan sekitarnya kurang sehat

Total skor 2 1/3

2. Penyakit hipertensi pada Ny.M

Page 27: LP Hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1

2

3

4

Sifat masalah

Kemungkinan masalah dapat diubah

Potensial masalah dapat dicegah

Penonjolan masalah

3/3 x 1

½ x 2

2/3 x 1

½ x 1

1

2

2/3

½

Masalah merupakan tidak / kurang sehat

Kurangnya pengetahuan keluarga yang cukup tentang penyebab, cara pengobatan dan penanganan

Kurangnya pengetahuan keluarga yang cukup tentang cara pencegahan hipertensi

Keluarga menyadari masalah, tidak mengetahui cara pengobatan penyakit

Total skor 3 1/6

Prioritas Masalah1. Penyakit hipertensi pada Ny.M dengan skor 3 1/6.2. Sanitasi lingkungan yang jelek dengan skor 2 1/3.

Page 28: LP Hipertensi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan Sasaran Tu-U Sasaran Tu-KEvaluasi

(1) IntervensiKriteria Standar

1 Resiko penyakit hipertensi kambuh kembali pada Ny.M

Ke tidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi B.D kurang pengetahuan tentang penyakit dan faktor penyebabnya

Setelah 2x kunjungan rumah, keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit

Setelah 2x instruksi keluarga dapat menyebutkan tentang : Pengertian

penyakit hipertensi, faktor-faktor yang menyebab kannya

Akibat / komplikasi nya

Cara penanganan penyakit hipertensi

Respon verbal

Keluarga dapat mengerti apa itu penyakit hipertensi

Keluarga dapat menyebut kan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit hipertensi

Keluarga dapat menyebut kan cara penanga nan penyakit hipertensi

Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

Jelaskan apa itu penyakit hipertensi kepada keluarga dengan meng gunakan bahasa yang mudah dipahami

Jelaskan faktor-faktor penyebab penyakit hipertensi serta komplikasinya

Page 29: LP Hipertensi

2 Sanitasi lingkungan yang kurang sehat

Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan lingkungan B.D kurang informasi tentang lingkungan yang baik atau buruk serta akibat yang ditimbulkannya

Setelah 2x kunjungan rumah, keluarga dapat memelihara kesehatan lingkungan

Setelah 2x intervensi keluarga dapat menyebutkan tentang : Pengertian

sanitasi lingkungan

Akibat sanitasi lingkungan yang jelek

Cara pemeliharaan lingkungan

Respon verbal

Keluarga mengerti akibat sanitasi yang buruk

Keluarga dapat menyebutkan akibat dari sanitasi yang buruk

Keluarga mengerti cara memelihara kesehatan lingkungan yang baik

Kaji pengetahuan keluarga tentang sanitasi lingkungan

Berikan keluarga pengetahuan tentang cara memelihara lingkungan yang sehat

Berikan keluarga pengetahuan tentang akibat dari sanitasi lingkungan yang jelek

Page 30: LP Hipertensi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No TanggalDiagnosa

KeperawatanImplementasi Evaluasi

1

2

Rabu 20-2-2013Jam 20.00

Rabu 20-2-2013Jam 20.30

Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi B.D kurang pengetahuan tentang penyakit dan faktor penyebabnya

Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan lingkungan B.D kurang informasi tentang lingkungan yang baik atau buruk serta akibat yang ditimbulkannya

♦ Mengkaji pengetahuan tentang penyakit hipertensi

♦ Menjelaskan apa itu penyakit hipertensi kepada keluarga dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

♦ Menjelaskan faktor-faktor penyebab penyakit hipertensi serta komplikasinya

♦ Mengkaji pengetahuan keluarga tentang sanitasi lingkungan

♦ Memberikan keluarga pengetahuan tentang cara memelihara lingkungan yang sehat

♦ Memberikan keluarga pengetahuan tentang akibat dari sanitasi lingkungan yang jelek

S :♦ Keluarga Ny.M

mengatakan bahwa mereka telah mengetahui tentang penyakit hipertensi

O :♦ Keluarga dapat

menyebutkan faktor-faktor penyebab penyakit dan penanganan penyakit hipertensi

A :♦ Masalah teratasiP :♦ Intervensi

dihentikan

S :♦ Keluarga Ny.M

mengatakan bahwa mereka mengerti akibat sanitasi yang buruk

O :♦ Keluarga tampak

mengerti dengan apa yang dijelaskan

A :♦ Masalah teratasiP :♦ Intervensi

dihentikan