KONSEP DASAR DIABETES MILITUS 1. PROSES DM Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel β yang memproduksi insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar gula darah.Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya gula ke dalam sel, untuk kemudian didalam sel gula tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga (kalori). Bila insulin tidak ada, maka gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar gula dalam darah meningkat. Keadaan ini terjadi pada diabetes melitus tife-1.Pada keaadaan diabetes melitus tife-2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tife-2, jumlah lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka gula yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (gula) dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP DASAR DIABETES MILITUS
1. PROSES DM
Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar
penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat
kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut
pulau-pulau Langerhans yang berisi sel β yang memproduksi insulin yang
sangat berperan dalam mengatur kadar gula darah.Insulin yang
dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya gula ke dalam sel, untuk kemudian didalam sel
gula tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga (kalori). Bila insulin tidak
ada, maka gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat
kadar gula dalam darah meningkat. Keadaan ini terjadi pada diabetes
melitus tife-1.Pada keaadaan diabetes melitus tife-2, jumlah insulin bisa
normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin
di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini diibaratkan sebagai lubang
kunci masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tife-2, jumlah lubang
kuncinya (reseptor) kurang, maka gula yang masuk ke dalam sel sedikit,
sehingga sel kekurangan bahan bakar (gula) dan kadar gula darah
meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM tife-
1, bedanya adalah pada DM tife-2 disamping kadar gula tinggi dalam
darah juga kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tife-2 juga bisa
ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik,
sehingga gagal membawa gula ke dalam sel. Disamping penyebab diatas,
DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel
sehingga gula gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme
energy.
2. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada pasien DM adalah :
1. Poliuria.
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing. Kencing yang yang sering dan dalam jumlah yang
banyak akan sangat mengganggu pasien, terutama pada waktu malam
hari.
2. Polidipsi.
Akibat volume urie yang sangat besar dan keluarnya air yang
menyebabkan dehidrasi ekstra sel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi
ekstrasel karena air intrasel akan berdifusin keluar sel mengikuti gradien
konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH (Anti Diuretic Hormone) dan
menimbulkan haus. Rasa haus amat sering dialami oleh pasien karena
banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering
disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus adalah udara yang panas atau
beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu pasien
minum banyak.
3. Polifagia.
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolismekan menjadi
glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, pasien selalu
merasa lapar.
4. Penurunan BB dan rasa lemah.
Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan
penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal
ini disebabkan karena glukosa dalam darah tidak bisa masuk ke dalam
sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya pasien kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
5. Gangguan saraf tepi / kesemutan.
Pasien mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
malam, sehingga mengganggu tidur.
6. Gangguan penglihatan.
Pada fase awal penyakit DM sering dijumpai gangguan penglihatan yang
sering mendorong pasien mengganti kacamatanya, agar dapat melihat
dengan baik.
7. Gatal / bisul.
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula
keluhan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat
terjadi akibat yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau peniti.
8. Gangguan ereksi.
Gangguan ini menjadi masalah tersembunyi. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang tabu membicarakan masalah seks, apalagi
menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
9. Keputihan.
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan, bahkan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.
3. PATOFIS
A. Pathway
B. Komplikasi Diabetes Militus
1) Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang
disebabkan penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat
ringan berupa gelisah sampai berat koma disertai kejang.
Penyebab tersering adalah akibat pemakaian obat
hiperglikemik oral golongan sulfonilurea (klorpropamida
dan glibenklamid). Hipoglikemia sering pula terjadi pada
pengobatan dengan insulin, tetapi biasanya ringan. Begitu
pula dengan penggunaan insulin drip.
1) Penyebab dari hipoglikemia antara lain : makan
kurang dari aturan yang ditentukan, berat badan
turun, sesudah olah raga, sesudah melahirkan,
sembuh dari sakit, makan obat yang mempunyai
sifat serupa, pemberian suntikan insulin yang tidak
tepat.
2) Tanda–tanda hipoglikemia : mulai muncul bila
glukosa darah, 50 mg/dl, meskipun dapat pula
terjadi pada kadar glukosa darah yang lebih tinggi,
berbeda pada orang seorang. Adapun tanta-tanda
hipoglikemia adalah :
a) Stadium parasimpatik : lapar, mual, dan
tekanan darah turun
b) Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu,
sulit bicara, dan kesulitan menghitung
sederhana
c) Stadium simpatik : keringat dingin pada
muka terutama di hidung, bibir atau tangan,
dan berdebar-debar
d) Stadium gangguan otak berat : koma (tidak
sadar) dengan atau tanpa kejang.
3) Pencegahan untuk pasien yang menggunakan
insulin :
a) Dosis insulin tepat
b) Menyuntik di bawah kulit, jangan terlalu
dalam
c) Kurangi dosis insulin bila ada perubahan
seperti makan agak kurang, olah raga,
sesudah operasi, dan melahirkan.
4) Pengobatan :
a) Stadium permulaan (sadar) : pemberian gula
murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop,
permen dan makanan yang mengandung
hidrat arang.
b) Stadium lanjut (koma hipoglikemi) :
Penangan keadaan gawat darurat ini harus
cepat dan tepat. Berikan glukosa 40%
sebanyak 2 flakon, IV setiap 10–20 menit
hingga pasien sadar disertai pemberian
cairan dextrose 10% per infus, 6 jam perkolf
untuk mempertahankan nilai glukosa darah
normal atau di atas normal. Bila belum
teratasi dapat diberikan antagonis insulin
seperti: adrenalin, kortison dosis tinggiatau
glukagon 1 mg IV, tetapi sebaiknya
penggunaan adrenalin perlu dibatasi
mengingat efek sampingnya.
b. Hiperglikemia
Kelompok hiperglikemia, dari anamnese ditemukan masukan
kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang
didahului oleh stress akut. Tanda khas adalah kesadaran menurun
disertai dehidrasi berat. Pada sub kelompok ketoasidosis diabetik
(KAD) ditemukan hiperglikemia berat dengan ketosis atau
asidosis. Patogesis keduanya berbeda hanya dalam derajat
defisiensi insulin.
1) Pengobatan : pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi
terutama pada HNK. Pemberian cepat cairan NaCl ½
normal dengan insulin dosis kecil akan memperbaiki
keadaan.
2) Ketoasidosis Diabetik (KAD) merupakan defisiensi insulin
berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit DM.
Timbulnya KAD merupakan ancaman kematian bagi
penyandang DM. Faktor yang mempengaruhi angka
kematian tersebut antara lain terlambat ditegakkan diagnosa
karena biasanya penyandang DM dibawa setelah koma;
pasien belum tahu mengidap diabetes; sering ditemukan
bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, seperti :