LAPORAN PENDAHULUAN KANKER KOLOREKTAL A. PENDAHULUAN Secara
embriologik, kolon kanan berasal dari usus tengah sedangkan kolon
kiri sampai rectum berasal dari usus belakang. Sekum. Kolon
asendens dan bagian kanan kolon transversum didarahi oleh cabang
a.mesenterika superior yaitu a.ileokolika, a.kolika dekstra, dan
a.kolika media. Sedangkan kolon transversum bagian kiri, kolon
desendens, kolon sigmoid dan sebagian besar rektum didarahi oleh
a.mesenterika inferior melalui a.kolika sinistra, a.sigmoid dan
a.hemoroidalis superior. Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis
yang berasal dari n.splanknikus dan pleksusu presakralis serta
serabut parasimpatis yang berasal dari n.vagus.Oleh karena
distribusi persarafan usus tengah dan usus belakang sehingga nyeri
alih pada kedua bagian kolon kiri dan kanan akan berbeda. Fungsi
usus besar adalah menyerap air, vitamin dan elektrolit, eksresi
mukus, serta menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar.
Kolon menerima 700-1000 ml cairan usus halus namun hanya 150-200 ml
yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya Karsinoma kolon (Ca.
Colon) merupakan jenis kanker yang banyak dijumpai di klinik dengan
tingkat mortalitas yang cukup tinggi. Kanker kolon merupakan
penyebab ke dua dari semua kematian kanker di Amerika, baik pada
pria maupun wanita dan hanya dilampai oleh kanker paru-paru dan
mammae. Klien yang mengalami Ca. Colon membutuhkan perawatan
profesional dan dukungan keluarga yang adekuat. Klien memerlukan
tindakan pembedahan berupa laparotomi (pembukaan dinding abdomen )
dan kolostomi (pembuatan lubang melalui dinding abdomen ke dalam
kolon iliaka untuk mengeluarkan feces ) dilakukan untuk mengatasi
masalah eliminasi.
Large IntestineTransverse colon
Ascending colon Small intestine Ileocecal valve Caecum Appendix
Rectum Internal anal sphincter
Descending colon
Sigmoid colon External anal sphincter Anus Anal canal
Secara epidemilogis, kanker kolorektal didunia mencapai urutan
ke 4 dalam hal kejadian, dengan jumlah pasien laki-laki sedikir
lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 19,4 dan 15,3
per 100.000 penduduk. Di Amerika Serikat, kanker kolorektal
menempati penyebab kematian kedua terbanyak dari seluruh kasus
kanker dan rata-rata pasien
berusia 67 tahun dan labih dari 50 % kematian terjadi pada
mereka yang berusia di atas 55 tahun. Di Indonesia, didapatkan
angka yang agak berbeda seperti yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Perhimpunan
Patologik Anatomi Indonesia bahwa kanker kolorektal cenderung
terjadi pada usia yang lebih muda dibandingkan dari laporan negara
Barat. Data yang didapatkan dari bagian Anatomi FK UI bahwa pasien
yang berusia di bawah 40 tahun adalah 35, 26%. B. DEFINISI Kanker
kolorektal adalah kanker yang berasal dalam permukaan usus besar
(kolon) atau rektum/rektal, umumnya kanker kolorektal berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas terdapat adenoma atau berbentuk
polip. Adenoma atau polip pada kolorektal dapat diangkat dengan
mudah hanya saja jarang menimbulkan gejala apapun, sehingga tidak
terdeteksi dalam waktu cukup lama hingga berkembang menjadi kanker
kolorektal. Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang
terjadi pada kolon, rektum, dan appendix. Distribusi kanker pada
kolon adalah 20% terdapat di sepanjang kolon asenden, 10% di kolon
transversum, 15% di kolon desenden, dan 50 % di rektosigmoideus.
Polip adalah tonjolan di atas permukaan mukosa. Polip dapat dibagi
menjadi 3 jenis yaitu neoplasma epithelium, nonneoplasma, dan
submukosa. Klasifikasi polip kolorektal Epithelium Submukosa
Neoplasia Nonneplasia Premaligna Mukosa Limfoid hyperplasia Tubular
Hiperplastik Pneumatosis cystoids intestinalis Tubulo Villousum
Inflamatosa Colitis cystica profunda Villousum Pseudo polip Lifoma
Displasia rendah Juvenile karsinoid Displasia berat lesi metastasis
(karsinomaintra mukosa) Maligna/karsinoma Karsinomatosus Polip
maligna Peutz-Jeghers Dan lain-lain leiomioma Hemangioma Fibroma
Endometriosis Dan lain-lain
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Kanker kolon dapat timbul melalui
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Polip kolon
dapat berdegenerasi menjadi maligna sehingga polip kolon harus
dicurigai. Selain itu, radang kronik kolon seperti kolitis ulserosa
atau kolitis amuba kronik dapat beresiko tinggi menjadi kanker
kolorektal. Faktor risiko lainnya antara lain:
1. 2. 3.
4. 5.
6. 7. 8.
Peradangan (inflamasi) usus dalam periode lama, seperti :
kolitis ulseratif. Riwayat keluarga. Hereditary nonpolyposis
colorectal cancer (HNPCC) merupakan penyakit keturunan dengan
risiko terjadi kanker kolorektal pada usia muda, ditemukan polip
dalam jumlah sedikit. Familial adenomatous polyposis (FAP)
merupakan penyakit keturunan yang jarang ditemukan dapat ditemukan
ratusan polip pada kolon dan rektum. Pola makan dan gaya hidup,
makanan rendah serat, makanan dengan kadar lemak tinggi dan lamanya
waktu transit sisa hasil pencernaan dalam kolon dan rektal
meningkatkan risiko kanker kolorektal. Diabetes, meningkatkan 40 %
berkembangnya kanker kolorektal Rokok dan alkohol Riwayat polip
atau kanker kolorektal
D. PATOFISIOLOGI Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma
yang berkembang dari polip adenoma. Insidensi tumor dari kolon
kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan kolon
sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi,
menimbulkan beberapa gejala. Pada saat timbul gejala, penyakit
mungkin sudah menyebar kedalam lapisan lebih dalam dari jaringan
usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar
dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa,
dan dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar,
kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa,
saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai
oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering
berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa
saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih
normal. Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga menyebar
melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder
seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. Penyemaian dari
tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor
meluas melalui serosa atau selama pemotongan pembedahan. Polip
adenoma Polip maligna Menyusup serta merusak jaringan normal serta
meluas kedalam struktur sekitarnya Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain Penyebaran
kanker kolon dapat melalui 3 cara, yaitu penyebaran secara langsung
ke organ terdekat, melalui sistem limpatikus dan hematogen, serta
melalui implantasi sel ke daerah peritoneal. Karsinoma kolon dan
rektum mulai berkembang pada mukosa dan bertumbuh sambil menembus
dinding dan meluas secara sirkuler ke arah oral dan aboral.
Penyebaran perkontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ
sekitarnya misalnya ureter, buli-buli, uterus, vagina atau prostat.
Penyebaran limfogen terjadi ke kelenjar parailiaka, mesenterium
dan paraaorta. Penyebaran hematogen terutama ke hati. Penyebaran
peritoneal mengakibatkan peritonitis karsinomatosa dengan atau
tanpa asites. Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi
pada area rektal dan 2030 % terjadi di sigmoid dan kolon desending
(Black dan Jacob, 1997). Kanker kolorektal terutama adenocarcinoma
(muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada kolon
asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali
lebih banyak). Tumor bowel maligna menyebar dengan cara: 1.
Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara
langsung misalnya ke abdomen dari kolon transversum. Penyebaran
secara langsung juga dapat mengenai bladder, ureter dan organ
reproduksi. 2. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke
hati, juga bisa mengenai paru-paru, ginjal dan tulang. 3. Tertanam
ke rongga abdomen. E. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi kanker kolon
secara umum adalah : 1. Perdarahan rektum 2. Perubahan pola BAB 3.
Tenesmus 4. Obstruksi intestinal 5. Nyeri abdomen 6. Kehilangan
berat badan 7. Anorexia 8. Mual dan muntah 9. Anemia 10. Massa
palpasi Manifestasi klinis sesuai dengan bagian kolon yang terkena
kaeganasan Colon Kanan Colon Kiri Rektal/Rectosigmoid Obstruksi
(nyeri abdomen Evakuasi feses yang Nyeri dangkal abdomen. dan kram,
penipisan tidak lengkap setelah anemia feses, konstipasi dan
defekasi. melena (feses hitam, seperti distensi ) Konstipasi dan
diare ter) Adanya darah segar bergantian. dyspepsia dalam feses.
Feses berdarah. nyeri di atas umbilicus Tenesmus Perubahan
kebiasaan anorexia, nausea, vomiting Perdarahan rektal defekasi.
rasa tidak nyaman diperut Perubahan pola BAB Perubahan BB kanan
bawah Obstruksi intestine teraba massa saat palpasi Penurunan BB
(Smeltzer dan Bare, 2002 dan Black dan Jacob, 1997) : Kolon kanan
Kolon kiri Rektum
Aspek klinis Nyeri Defekasi Obstruksi
Kolitis Karena penyusupan Diare /diare berkala Jarang
Obstruksi Karena obstruksi Konstipasi progresif Hampir selalu
Okul /makroskopik Normal Jarang Lambat Lambat
Proktitis Karena tenesmi Tenesmi terusmenerus Tidak/jarang
Makroskopik Perub bentuk Jarang Lambat Lambat
Darah pada feses Okul Feses Normal/diare Dispepsi Sering
Memburuknya keadaan umum Anemia Hampir selalu Hampir selalu F.
KLASIFIKASI DAN STADIUM
1.
Duke Stadium 0 (carcinoma in situ) Kanker belum menembus membran
basal dari mukosa kolon atau rektum. Stadium I Kanker telah
menembus membran basal hingga lapisan kedua atau ketiga (submukosa/
muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum tetapi belum
menyebar keluar dari dinding kolon/rektum (Duke A). Stadium II
Kanker telah menembus jaringan serosa dan menyebar keluar dari
dinding usus kolon/rektum dan ke jaringan sekitar tetapi belum
menyebar pada kelenjar getah bening (Duke B). Stadium III Kanker
telah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat tetapi belum
pada organ
tubuh lainnya (Duke C). Stadium IV Kanker telah menyebar pada
organ tubuh lainnya (Duke D).2.
Stadium TNM menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC)
Stadium T N M Duke 0 Tis N0 M0 I T1 N0 M0 A T2 N0 M0 II A T3 N0 M0
B II B T4 N0 M0 III A T1-T2 N1 M0 C III B T3-T4 N1 M0 III C Any T
N2 M0 IV Any T Any N M1 D
Keterangan T : Tumor primer Tx : Tumor primer tidak dapat di
nilai T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer Tis : Carcinoma in
situ, terbatas pada intraepitelial atau terjadi invasi pada lamina
propria T1 : Tumor menyebar pada submukosa T2 : Tumor menyebar pada
muskularis propria T3 : Tumor menyebar menembus muskularis propria
ke dalam subserosa atau ke dalam jaringan sekitar kolon atau rektum
tapi belum mengenai peritoneal. T4 : Tumor menyebar pada organ
tubuh lainnya atau menimbulkan perforasi peritoneum viseral. N Nx
N0 N1 N2 M Mx M0 M1 : Kelenjar getah bening regional/node :
Penyebaran pada kelenjar getah bening tidak dapat di nilai : Tidak
ada penyebaran pada kelenjar getah bening : Telah terjadi
metastasis pada 1-3 kelenjar getah bening regional : Telah terjadi
metastasis pada lebih dari 4 kelenjar getah bening : Metastasis :
Metastasis tidak dapat di nilai : Tidak terdapat metastasis :
Terdapat metastasis
Klasifikasi Histologi 1. Adenocarcinoma (berdifferensiasi baik,
sedang, buruk). 2. Adenocarcinoma musinosum (berlendir) 3. Signet
Ring Cell Carcinoma.
Signet Ring Cell Carcinoma merupakan salah satu jenis kanker
kolorektal dengan bentuk sel kankernya secara mikroskopis terlihat
seperti cincin dengan sebuah permata yang sebenarnya adalah inti
sel yang terdesak ke pinggir sel. Hal ini karena badan sel dipenuhi
oleh mukus. Signet Ring Cell Carcinoma merupakan jenis sel kanker
yang bersifat ganas dan berprognosis buruk; banyak ditemukan pada
penderita kanker kolorektal dengan usia muda (