LOMBA MAKALAH FUD EXPO 2018 (Kehadiran Program Studi Psikologi Islam) Disusun Oleh : Miranda Refamala Ayuk Artika Trisna Amalia R Psikologi Islam – III B FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH IAIN SURAKARTA TAHUN 2018
LOMBA MAKALAH
FUD EXPO 2018
(Kehadiran Program Studi Psikologi Islam)
Disusun Oleh :
Miranda Refamala Ayuk Artika
Trisna Amalia R
Psikologi Islam – III B
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SURAKARTA TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memberikan bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sukoharjo, 29 November 2018
Penulis
2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................................... 11
PENUTUP .......................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta yang dahulu bernama Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta adalah Perguruan tinggi negeri Islam
yang berada dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia didirikan
pada tanggal 12 September 1992 berlokasi di Jalan Pandawa, Pucangan Kartasura,
Sukoharjo.
Tujuan pendirian lembaga ini bukanlah sekedar menilai dari segi kuantitasnya,
tetapi lebih penting dari itu ialah menilai kualitas mutu pendidikan. Gagasan tentang
pendirian lembaga ini muncul dari H. Munawwir Syadzali, MA dengan esensi mampu
menghasilkan lulusan yang mumpuni dan seimbang antara ilmu pengetahuan dan
umum dan agama.
Fakultas yang pertama kali dirintis oleh lembaga ini ialah Fakultas Syari’ah
dan Fakultas Ushuluddin, yang diresmikan pada 12 September 1992 di Balaikota
Surakarta langsung oleh H. Munawwir Syadzali sendiri. Perkembangan dari kedua
fakultas tersebut mengalami progresif dinilai dari calon mahasiswa yang cukup
unggul sebab mayoritas mereka berasal dari MAPK (Madrasah Alliyyah Program
Khusus) di seluruh Indonesia dan perhatian dari pihak Departemen Agama Pusat yang
sangat besar.
Fakultas Ushuluddin disini dibentuk guna untuk mengkaji ilmu tentang dasar-
dasar agama Islam yang menyangkut iktikad (keyakinan) kepada Allah, Rasul, kitab
suci, soal-soal ghaib (seperti hari kiamat,surge,dan neraka),qada dan qadar,ilmu
tauhid, dan teologi islam.
Fakultas Ushuluddin pertama kali membuka program studi AFI (Aqidah dan
Filsafat Islam) dan IAT (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), dengan seiring berjalannya
waktu mulai dibuka program studi baru yaitu TP (Tasawuf dan Psikoterapi),
kemudian pada tahun 2017 kembali membuka program studi baru yaitu PI (Psikologi
Islam).
Psikologi Islam mengalami kemajuan walaupun secara perlahan Setelah
terjadinya Islamisasi ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh Ismail Raji
al-Faruqi dan Syed Muhammad Naquib al-Attas, untuk menggali Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan.
4
Pada Perguruan Tinggi Islam Negeri sudah ada yang membuka program studi
Psikologi Islam, meskipun belum banyak. Hal ini dikarenakan psikologi islam
merupakan ilmu yang baru di Indonesia, yang diharapkan dapat memasukkan unsur
keislaman didalam ilmu-ilmu psikologi yang sejatinya bersumbu pada keilmuan barat.
Adanya program studi psikologi Islam dilatar belakangi karena kebutuhan
masyarakat di Karesidenan Surakarta yang belum bisa mengoptimalkan antara ilmu –
ilmu pengetahuan dan agama. Hal ini dikarenakan daerah Karesidenan Surakarta yang
mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, dengan hadirnya program studi
psikologi Islam di IAIN Surakarta dapat memberikan nuansa baru dalam keilmuan
yang ada .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan fakultas ushuluddin dari awal didirikan sampai saat
ini?
2. Bagaimana sejarah psikologi Islam ?
3. Bagaimana proses berdirinya Psikologi islam di IAIN Surakarta?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan fakultas ushuluddin dari awal sampai saat ini.
2. Untuk mengetahui sejarah psikologi islam di Indonesia.
3. Untuk mengetahui proses berdirinya psikologi islam di IAIN Surakarta.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fakultas Ushuluddin di IAIN Surakarta
IAIN Surakarta yang disahkan melalui Perpres No. 1 tahun 2011 merupakan hasil
alih status dari STAIN Surakarta, selanjutnya STAIN Surakarta yang berdiri sejak 30 Juni
1997 (25 safar 1418 H) awalnya berasal dari IAIN Walisongo di Surakarta yang berdiri
pada 12 September 1992. Namun selama kurang lebih 5 tahun IAIN Walisongo di
Surakarta berjalan, pada 30 Juni 1997 melalui kebijakan menteri agama yang baru yakni
Drs. Malik Fadjar, M.Sc. IAIN Walisongo di Surakarta diubah menjadi STAIN Surakarta.
kebijakan ini juga menetapkan seluruh fakulatas daerah seperti Fakultas Syari’ah di
Pekalongan dan Fakultas Ushuluddin di Kudus yang tadinya telah direlokasi ke Surakarta
menjadi STAIN Surakarta.
Kebijakan menteri agama waktu itu diambil untuk mengembalikan fakultas-
fakultas filial, termasuk STAIN Surakarta, dapat menjadi kebanggaan umat islam di
daerah dan dapat berkembang sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki. Pendirian
fakultas ushuluddin ini dapat memberikan semacam berkah tersembunyi. Melalui kerja
keras dan usaha terus-menerus ke arah peningktan mutu akademik selama 13 tahun,
akhirnya pada 3 januari 2011 STAIN Surakarta bertransformasi menjadi IAIN Surakarta
dengan 3 fakultas salah satunya ialah fakultas ushuluddin. Peralihan ini, sungguh
merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh civitas akademika dan seluruh masyarakat
islam di Surakarta. Dengan demikian, peralihan ini merupakan amanah yang harus
diemban dengan penuh tanggung jawab dan harus terus dijadikan moment of truth bagi
IAIN Surakarta untuk memerankan diri sebagai agent of islamization dan agent of social
change.
Dengan semakin berkembangnya IAIN Surakarta khususnya pada fakultas
Ushuluddin menjadikan fakultas ini memiliki berbagai potensi baik potensi dalam bidang
akademik maupun potensi diluar bidang akademis. Oleh karena itu maka pengembangan
terhadap fakultas Ushuluddin ini kedepannya sangat dimungkinkan dan memiliki peluang
terbuka, sehingga mampu mengemban amanah alih status ke arah yang lebih baik dan
lebih berkapasitas dalam segala bidang.
6
B. Sejarah Psikologi Islam
Psikologi merupakan ilmu baru yang mulai berkembang di akhir abad 19 di daratan
Eropa yang kemudian berkembang pesat di abad XX di Amerika. Di Indonesia ilmu
psikologi juga banyak menarik perhatian masyarakat sejak tahun 1970-an.
Psikologi dan agama mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebelum psikologi barat
berkembang pada abad 19, agama menjadi refrensi pokok dalam menafsirkan maupun
sebagai solusi persoalan kejiwaan. Misalnya berkembang Moral Theraphy di Inggris
sebagai terapi bagi para penderita gangguan jiwa.
Di awal perkembangan psikologi fenomena agama menjadi kajian yang cukup
penting, yang kemudian melahirkan psikologi agama. Salah satu pusat pengembangan
psikologi agama adalah di Clark University yang dipimpin oleh Stanley Hall, beliau
adalah pendiri psikologi Barat. Universitas ini berbagai fenomena keagamaan seperti
Konversi agama, pengalaman keberagamaan , proses perkembangan keagamaan banyak
dikaji.
Pada waktu yang bersamaan muncul berbagai bentuk psikologi yang dikembangkan
berdasarkan satu denominasi agama tertentu. Sejak tahun 1960 –an para psikologi yang
beragama Hindu telah mencoba menggali suatu bentuk Hindu Psychology
(Sivananda,1946), merupakan seorang ilmuwan yang tertarik pada ajaran Budha
mengembangkan Buddhist Psychology, ilmuwan Yahudi mengembangkan Jewish
Psychology.
Negara barat yang dominan beragama Kristen juga mengembangkan Christian
Psychology, missal penerbitan jurnal Psychology and Christianity dan bentuk aplikasi
Pastoral Couseling. Slaah satu buku psikologi Kristen yang terbit di Indonesia adalah
“Psikologi yang Sebenarnya” karangan W. Stanley Heath (1995).
Wacana Islamic Psychology di dalam ranah psikologi modern masih belum banyak
dikenal. Dilihat dari proses ini , kehadiran Psikologi Islam masih dikatakan agak tertinggal
dibandingkan dengna psikologi yang berwawasan religius lainnya. Psikologi Islam telah
didefiniskan oleh beberapa ahli psikologi . Ancok dan Suroso (2004) tidak menyebut
psikologi islam, namun psikologi islam dengan mengartikannya sebagai perspektif islam
terhadap psikologi modern dengan membuang konsep-konsep yang tidak seseuai dan
bertentangan dengan agama Islam.
7
Bastaman (2005) mengartikan psikologi islam dengan corak psikologi berdasarkan
citra manusia menurut ajaran islam, yang mempelajari keunikan dan pola perilaku
manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar,
dan alam kerohanian, dengan maksud meningkatkan kesehatan mental dan kualitas
keberagaman.
Dari tiga ahli psikologi islam tersebut, maka disimpulkan bahwa psikologi islam
adalah pandangan islam terhadap ilmu psikologi modern dengan berbagai aspek. Islam
dengan demikian hanya memberikan komentar dan penilaian terhadap konsep – konsep
psikologi modern, baik dari segi tauhid (pandangan keyakinan Islam) atau syariat
(pandangan hukum Islam).
Psikologi Islam yang mengambil basis epistemologinya berangkat dari
pemikiran-pemikiran kejiwaan yang terdapat dalam kajian Filsafat Islam dan
Tasawuf Falsafi dengan maestro tokohnya al-Farabi dan Ibnu Sina. Hal ini agar
kajian Psikologi Islam dapat teraktualisasi dan dipraktekkan sebagai sebuah
jawaban dalam satu misi serta visi untuk membentuk sebuah peradaban Islam yang
maju.
Dengan meningkatkan kembali pemikiran – pemikiran psikologi dari khasanah,
psikologi Islam telah berkembang dibeberapa negara Islam, seperti Timur Tengah maupun
di Malaysia dan Indonesia. Gerakan perkembangan psikologi Islam berawal ketika Malik
Badri, seorang psikolog dari Afrika, menerbitkan buku The Dilemma of Moslem
Psychologist pada tahun 1979. Buku ini mengkritik secara tajam psikologi barat yang
telah mendapat sambutan luar biasa dan menjadi pemicu bagi munculnya pemikiran
Psikologi Islam.
Pendekatan yang digunakan oleh Malik Badri dalam merumuskan teori-teori
psikologi Islam. Para peneliti melakukan telaah terhadap karya Malik Badri , yaitu : ”Al-
Tafakkur min al-Musyahadah ila al-Syuhud : Dirasah al-Nafsiyah al-Islamiyah (Dalam
versi bahasa Indonesia berjudul, Tafakkur : Perspektif Psikologi Islam)”. Peneliti
menganggap karya dari Malik Badri ini sebagai salah satu tema dalam perspektif
psikologi, tentang proses berpikir dalam konsep psikologi Islam.
Dalam melakukan analisa pendekatan perumusan teori psikologi Islam dari
persepsi Malik Badri. Peneliti menggunakan alat analisa berupa jenis pendekatan psikologi
Islam menurut pendapat Abdul Mujib dan Jusuf Muzakir. Pendekatan yang digunakan
dalam membangun psikologi Islam sebagaimana yang dipraktekan oleh para psikologi
8
maupun terdahulu, setidaknya terdiri dari tiga aspek yaitu pendekatan skriptualis,
pendekatan filosofis, dan pendekatan tasawwufi (sufistik). Ketiga pendekatan dalam
psikologi Islam ini, berdasarkan tiga acuan yaitu wahyu, akal dan intuisi.
Ketiga acuan tersebut digunakan secara simultan, walaupun salah satu di antaranya
ada yang lebih dominan. Pendekatan skriptualis lebih mengutamakan wahyu, pendekatan
filosofis mengutamakan akal dan pendekatan sufistik atau tasawwufi mengutamakan
intuisi. Psikologi Islam memiliki cara pandang dalam melihat hubungan manusia dengan
Tuhan. Setiap madzhab memiliki pandangan tersendiri tentang hubungan manusia dengan
Tuhan.
Psikoanalisis beranggapan bahwa keyakinan keagamaan adalah suatu bentuk
delusi. Behaviorsime tidak acuh, humansitik sejalan dengan agama tetapi tidak diniati
untuk melaksanakan ajaran agama dan Psikologi transpersonal berfokus pada pengalaman
puncak. Psikologi Islam menurut Nashori (2002), menganggap pengabdian manusia akan
mencapai tingkat yang optimal ketika manusia mengaktualisasikan kesempurnaan yang
dikaruniakan Tuhan.
Pada tahun 1990-an di Indonesia gerakan ini mulai digaungkan semakin keras di
awal milineum ketiga. Beberapa pertemuan nasional telah dilaksanakan dan buku – buku
mulai banyak diterbitkan (Nashori, 2002). Psikologi Islam disambut baik oleh intektual
muslim dari institusi keagamaan, seperti STAIN, IAIN, UIN. Bahkan universitas islam di
Indonesia juga telah mencantumkan Psikologi Islam sebagai salah satu mata kuliah resmi,
seperti di Universitas Islam Indonesia dan beberapa Universitas Muhammadiyah.
Sementara di Universitas negeri seperti UGM penelitian- penelitian telah banyak
dilakukan oleh mahasiswa maupun staf di bidangnya.
9
C. Proses Berdirinya Program Studi Psikologi Islam di IAIN Surakarta
Program studi Psikologi Islam adalah salah satu dari empat jurusan yang ada di
Fakultas Ushuluddin. Jurusan – jurusan tersebut yakni jurusan Ilmu Al-Qura’an dan
Tafsir, Aqidah Filsafat Islam, Tasawuf Psikoterapi dan Psikologi Islam.
Pembukaan jurusan ini dilatarbelakangi oleh harapan untuk islamisasi sains
khususnya dalam bidang psikologi. Keberadaan jurusan ini di Fakultas Ushuluddin dengan
rasionalitas bahwa Psikologi setara dengan ilmu Tasawuf dilihat dari sudut pendekatan
dan objek kajian. Perbedaan terletak pada sifat abstark dan konkrit.
Tasawuf bersifat abstrak dan sulit diukur, sementara psikologi bersifat konkrit dan
memiliki parameter pengukuran yang jelas. Sebenarnya, secara logika kedua jenis kajian
ini dapat disatukan dan diintegrasikan. Pemikaran abstrak dalam Tasawuf dapat
diturunkan ke alam konkrit dengan merumuskan konsep – konsep kesalehan kepada
perilaku konkrit dengan menggunakan parameter psikologi.
Di samping itu, ilmu – ilmu yang dipelajari di Fakultas Ushuluddin adalah ilmu –
ilmu dasar agama yakni Al- Qur’an dan Hadits serta ilmu – ilmu terkait. Untuk tujuan
integrasi antara ilmu – ilmu keislaman dengan psikologi, maka cukup rasional keberadaan
Psikologi Islam di Ushuluddin.
Psikologi Islam di IAIN Surakarta merupakan salah satu jurusan baru di Fakultas
Ushuluddin. Pada tanggal 12 April 2017 surat izin operasional dengan SK NO. 21/32/2017
menjadi dasar pembukaan jurusan Psikologi Islam di IAIN Surakarta. Pada tanggal 6
Maret 2014, guna membuat proposal pembentukan program Psikologi Islam mulailah
dibentuk sebuah tim. Tim bekerjasama dengan universitas – universitas lain yang sudah
lebih dulu mendirikan jurusan Psikologi Islam, seperti IAIN Kediri.
Tim bekerja selama kurang lebih 8 bulan, selama 8 bulan tim mengumpulkan data
dan membuat rumusan sehingga pada tanggal 15 Oktober 2014 secara resmi proposal
Psikologi Islam diajukan ke Diktis (Direktorat Pendidikan Tinggi Islam) dan diterima pada
21 Oktober 2014. Pada siding Diktis di Bogor pada tanggal 12-13 Desember 2014 nilai
proposal Psikologi Islam memuaskan yaitu 80,6. Namun ada suatu kendala yaitu ketika
Psikologi Islam tidak masuk ke dalam Fakultas Ushuluddin, disebabkan Diktis
memasukkan Psikologi Islam untuk bergabung ke dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, maka terjadilah penundaan karena tim lebih memilih Psikologi Islam masuk
bergabung bersama Fakultas Ushuluddin.
10
Baru pada tahun 2016, setelah adanya perubahan dan keluarnya SK Kementerian
Agama disetujuilah dibukanya jurusan Psikologi Islam, maka dengan perubahan itu
proposal kembali ditata kemudian dikirim. Pada tanggal 7 Desember 2016 secara resmi
proposal diajukan kembali dan diterima secara resmi tanggal 9 Desember 2016.
Pada tanggal 30 Maret 2017 Kementerian dari Jakarta mendatangi kampus IAIN
Surakarta untuk melakukan visitasi proposal. Tanggal 12 April 2017 surat isin operasional
dengan SK No. 21/32/2017 menjadi dasar pembukaan jurusan Psikologi Islam . 9 Mei
2017 diadakan rapat seluruh dosen FUD untuk memperkenalkan jurusan Psikologi Islam.
Pada tanggal yang sama Dr. H.Moh. Abdul Kholiq Hasan,M.A.,M.Ed terpilih menjadi
Ketua Program Studi Psikologi Islam.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadirnya Perguruan Tinggi Agama Islam memberikan nafas bagi
perkembangan keilmuan islam di Indonesia, ditambah dengan program studi yang
dibuka adalah upaya integrasi keilmuan umum dan islam. Itu menjadi jawaban atas
paradigma islam rahmatan lil ‘alamiin. Suatu kebaruan akan banyak tantangan yang
dihadapi tentunya, begitu juga dengan hadirnya program studi Psikologi Islam.
Namun seiring berjalannya waktu akan sama seperti program studi yang lain. Dengan
demikian mayarakat muslim akan menerima manfaat teoritis dan praktis ajaran agama
Islam, melalui fakultas-fakultas di Perguruan Tinggi Agama Islam, dalam hal ini
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan yang ada. Penulis berharap
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah berikutnya. Semoga makalah ini memberikan
manfaat teoritis maupun praktis bagi penulis pada khususnya juga pembaca yang
budiman pada umumnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. (2017). Psikologi Islam. Yogyakarta: UAD Press. Retrieved from
https://eprints.uad.ac.id/id/eprint/5145
KBBI. (2018, Desember 01). Retrieved from
https://google.co.id/mp/s/kbbi.web.id/usuluddin.html
Psikologi, I. (2018, Desember 01). Retrieved from
https://islampsikologi.wordpress.com
Refamala, M. (2018, Maret 14). Profil Jurusan. Diambil kembali dari
http://psikologiislamiainsurakarta.wordpress.com
Subandi. (2005). Reposisi Psikologi Islam. Temu Ilmiah Nasional.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Wikipedia. (2018, Februari 12). Retrieved from
https://id.m.wikipedia.org/wiki/IAIN_Surakarta
Zaharrudin. (2013). Telaah Kritis Terhadap Pemikiran Psikologi Islam di
Indonesia. Intizar Volume 19, No. 1, 163-188.
_________ (2017). Psikologi Islam Perspektif Malik Badri. Psikis Jurnal
Psikologi Islami Volume III, No. 1.
13
BIODATA PENULIS
Miranda Refamala A. A
Trisna Amalia R
Jurusan Psikologi Islam – SMT 3