AUEP-05 1 LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN HUBUNGAN KINERJA PEGAWAI DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi pada auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY) DRA.INDRI KARTIKA, M.SI, AKT PROVITA WIJAYANTI, SE UNISSULA Semarang ABSTRACT This research investigate the influence of performance on its acceptance of dysfunctional audit behavior with anteseden locus of control. Issue of this research are many corruption that happen in goverment specially in Central Java and DIY. Sample in this study consists of auditors that works in Central Java’s and DIY‘s BPKP in 2007. Sample consists of 140 auditors with convenience sampling method. Hypoteses are examined by using Partial Least Square (PLS). The results of empirical tests indicate that locus of control as an anteseden variable of influence performance on its acceptance of dysfunctional audit behavior. The results indicate that auditor’s individual characteristics influence of their performance. The willingness acceptance of dysfunctional audit behavior indicate that actual auditor’s dysfunctional behavior. Keywords: locus of control, performance, audit disfunctional behavior.
37
Embed
LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN · PDF fileilmu, terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan dan auditing mengenai penerimaan perilaku disfungsional audit dan juga diharapkan dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
AUEP-05 1
LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN HUBUNGAN KINERJA
PEGAWAI DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT
(Studi pada auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP
di Jawa Tengah dan DIY)
DRA.INDRI KARTIKA, M.SI, AKT
PROVITA WIJAYANTI, SE
UNISSULA Semarang
ABSTRACT
This research investigate the influence of performance on its acceptance of
dysfunctional audit behavior with anteseden locus of control. Issue of this research are
many corruption that happen in goverment specially in Central Java and DIY.
Sample in this study consists of auditors that works in Central Java’s and DIY‘s
BPKP in 2007. Sample consists of 140 auditors with convenience sampling method.
Hypoteses are examined by using Partial Least Square (PLS).
The results of empirical tests indicate that locus of control as an anteseden
variable of influence performance on its acceptance of dysfunctional audit behavior.
The results indicate that auditor’s individual characteristics influence of their
performance. The willingness acceptance of dysfunctional audit behavior indicate that
actual auditor’s dysfunctional behavior.
Keywords: locus of control, performance, audit disfunctional behavior.
AUEP-05 2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Predikat negara Indonesia sebagai 5 besar negara terkorup didunia menimbulkan
pertanyaan besar mengenai pengawasan dan pertanggungjawaban dilembaga
pemerintahan.( Tempo, 18 Desember 2005). Predikat tersebut mengindikasikan kurang
berfungsinya akuntan dan penegak hukum yang merupakan tenaga profesional teknis
yang secara sistematis bekerjasama untuk mencegah dan mengungkapkan kasus korupsi
di Indonesia secara tuntas. (Arif, 2002). Penyebab utama yang mungkin adalah karena
kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia.
Mardiasmo (2000) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam audit
pemerintahan di Indonesia yaitu: pertama tidak tersedianya indikator kinerja yang
memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun
daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang
dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Kedua, berkaitan dengan
masalah strukur lembaga audit terhadap pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia
yang overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan ketidakefisienan dan
ketidakefektifan pelaksanaan pengauditan.
Kualitas audit ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dan
pengendalian personal pengaudit. Penelitian dalam sistem pengendalian menyatakan
bahwa sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan
mengarah kepada perilaku disfungsional (Otley & Pierce, 1996).
Menurut Jansen & Glinow (1985) dalam Malone & Roberts (1996), perilaku
individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang
terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan. Dari
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku disfungsional audit dapat
disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) serta faktor
situasional saat melakukan audit (faktor eksternal).
Karakteristik personal yang mempengaruhi penerimaan perilaku disfungsional
diantaranya locus of control (Donelly et.al, 2003), dan Kinerja karyawan (Employ
performance) ( Gable & De Angelo, 1994; Donelly et al, 2003). Penelitian-penelitian
AUEP-05 3
terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif diantara eksternal
locus of control individual dengan suatu keinginan-keinginan atau maksud-maksud
untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh tujuan-tujuan
personil.
Solar & Bruehl (1971) dalam Donelly et al (2003) menyatakan bahwa individu
yang melakukan sebuah kinerja dibawah ekspektasi atasannya akan cenderung terlibat
untuk melakukan perilaku disfungsional karena mereka tidak melihat dirinya sendiri
dapat mencapai tujuan yang diperlukan untuk bertahan dalam sebuah perusahaan
melalui usahanya sendiri, sehingga perilaku disfungsional dianggap perlu dalam situasi
ini.
Penelitian ini penting dilakukan karena Indonesia masih menyandang gelar
sebagai negara kelima terkorup didunia. Hal tersebut menunjukkan tidak berfungsinya
badan pengawas yaitu BPKP sebagai auditor internal pemerintah. Penelitian
sebelumnya telah meneliti karakteristik personal auditor yang bekerja di kantor akuntan
publik (KAP) yang berkontribusi pada penerimaan perilaku disfungsional audit, tetapi
belum ada penelitian terhadap auditor pemerintah khususnya auditor pemerintah yang
bekerja pada BPKP. Oleh karena itu Penelitian ini akan meneliti tentang hubungan
karakteristik personal yang terdiri dari locus of control ( Malone dan Robert, 1996;
Donelly et al, 2003), Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah perlu
dipulihkan dengan praktek profesional yang dijalankan para auditor pemerintah
terutama yang bertugas sebagai pengawas.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang
masalah yang dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif locus of control eksternal dengan penerimaan
perilaku disfungsional audit?
1. Apakah locus of control sebagai variabel anteseden dalam hubungan antara
kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit?
2. Apakah kinerja pegawai berhubungan negatif dengan penerimaan perilaku
disfungsional audit?
AUEP-05 4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk menguji secara empiris:
1. Pengaruh locus of control eksternal terhadap penerimaan perilaku disfungsional
audit
2. Pengaruh locus of control sebagai variabel anteseden pengaruh kinerja pegawai
terhadap penerimaan perilaku disfungsional
3. Pengaruh kinerja pegawai terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Pengembangan teoritis
Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu, terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan dan auditing mengenai
penerimaan perilaku disfungsional audit dan juga diharapkan dapat dipakai
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang.
2. Pengembangan praktik
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi praktis, yaitu bagi
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan profesi untuk
merencanakan program profesional dan praktek manajemen untuk mendorong
pekerjaan audit yang berkualitas dalam menciptakan tata kelola pemerintahan
yang yang baik.
2. KAJIAN TEORITIK DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Teori Motivasi
Menurut Gibson (1994) motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang
kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang akan memulai atau
mengarahkan perilakunya. Secara lebih khusus Hellriegel et al (2001) dalam (Ghozali &
Ivan, 2006) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk
bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang
mengarah pada tujuan.
AUEP-05 5
Menurut Chambell et al. (1970) yang dikutip oleh Gibson (1994), motivasi
berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon (usaha) setelah seseorang memilih
tindakan tertentu, dan kelangsungan perilaku atau seberapa lama orang tersebut
berperilaku menurut cara tertentu.
Dalam teori X dan Y yang ditemukan oleh Mc Gregor, individu yang memiliki
external locus of control akan bertipe X dikarenakan mereka tidak menyukai
tanggungjawab, dan harus dipaksa agar berprestasi, mereka harus dimotivasi oleh
lingkungannya. Sedangkan untuk internal locus of control akan bertipe Y dikarenakan
mereka menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggungjawab, dan dapat menjalankan
Konstruk dengan nilai loading factor > 0,5 yang bisa digunakan untuk mengukur model
penelitian ini dan konstruk yang kurang dari 0.5 harus dihapus. Dari 35 konstruk dalam
penelitian ini hanya 20 konstruk memiliki loading factor >0,5 sebagaimana tampak
pada tabel 2 (lihat lampiran). Locus of control 16 konstruk hanya 8 konstruk yang nilai
loading factor >0,50, kinerja pegawai 7 konstruk dengan 6 konstruk memiliki loading
factor >0,5 dan penerimaan perilaku disfungsional audit 12 konstruk dengan 6 konstruk
yang memiliki loading factor >0,5.
2.Composite reliability
Tabel 3
Composite Reliability
Construct Composite Reliability
Locus Of Control 0,85623
Kinerja 0,918604
Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit 0,863488
Dari tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing konstruk sangat reliabel
yaitu memiliki composite reliability diatas 0,80 sehingga dapat disimpulkan data yang
diperoleh sangat reliabel.
AUEP-05 14
2. Evaluasi Inner Model atau Structural Model.
Tabel 4
Struktur Model
Pengaruh antar variabel Koefisien Estimate T-statistik
LC-- KINERJA -0,442 -6,3146
KINERJA-- PDA -0,246 -2,5573
LC- PDA 0,448 6,4959
a. Pengujian Hipotesa Pertama
Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas adalah menguji hipotesa pertama yaitu
locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku
disfungsional audit. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t sebesar 6,4959 dan nilai
koefisien estimasi sebesar 0,488 Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung
lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error
5% dan hipotesis 1 yang diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of
control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional
audit, dan besarnya pengaruh adalah 48,8%.
b. Pengujian Hipotesa Kedua
Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas adalah menguji hipotesa kedua yaitu
locus of control eksternal berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Hasil dari
pengujian diperoleh nilai t sebesar -6,3146 dan nilai koefisien estimasi sebesar -
0,442. Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error 5% dan hipotesis 2 yang
diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control eksternal
berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai, dan besarnya pengaruh adalah 44,2%
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hyatt & Prawitt ( 2001) bahwa
seseorang yang memiliki persepsi kinerja bernilai rendah dipengaruhi oleh
karakteristik individu yaitu locus of control eksternal.
AUEP-05 15
c. Pengujian Hipotesa Ketiga
Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas locus of control sebagai anteseden
hubungan kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit. Hasil
dari pengujian diperoleh nilai t sebesar -2,5573 dan nilai koefisien estimasi sebesar -
0,246. Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel
sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error 5% dan hipotesis 3 yang
diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control sebagai anteseden
hubungan kinerja dengan penerimaan perilaku disfungsional audit adalah terbukti
dengan diterimanya hipotesis kedua sedangkan dampak dari locus of control sebagai
anteseden adalah adanya pengaruh negatif kinerja pegawai terhadap penerimaan
perilaku disfungsional audit. Artinya terjadinya hubungan negatif antara kinerja
pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit didahului oleh adanya
hubungan locus of control terhadap kinerja.
5. KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku
disfungsional audit. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki
kecenderungan locus of control eksternal akan lebih memberikan toleransi/
menerima perilaku disfungsional audit.
2. Locus of control eksternal berhubungan negatif terhadap kinerja pegawai. Jadi dapat
disimpulkan bahwa auditor yang memeiliki kecenderungan locus of control
eksternal memiliki kinerja yang lebih rendah
3. Locus of control sebagai anteseden hubungan kinerja pegawai penerimaan perilaku
disfungsional audit.. Artinya terjadinya hubungan negatif antara kinerja pegawai
dengan penerimaan perilaku disfungsional audit didahului oleh adanya hubungan
locus of control terhadap kinerja. Auditor yang memiliki kecenderungan locus of
control eksternal akan memiliki kinerja yang rendah dan auditor yang memiliki
kinerja yang rendah akan lebih menerima perilaku disfungsional audit.
AUEP-05 16
5.2. Saran
Penelitian ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga saran dalam penelitian
ini adalah :
1. Penelitian ini tidak membedakan jabatan auditor yaitu : auditor ahli madya,
auditor ahli muda, auditor ahli pratama, auditor penyelia, auditor pelaksana
lanjutan dan auditor pelaksana, penelitian selanjutnya dapat membedakan
jabatan auditor untuk mengetahui perbedaan penerimaan perilaku disfungsional
diantara berbagai jabatan auditor.
2. Peneliti hanya menggunakan sampel di dua propinsi yaitu Jawa Tengah dan
DIY, diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada ruang
lingkup yang lebih besar
3. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor eksternal yang mempengaruhi
penerimaan perilaku disfungsional audit seperti time budget pressure, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi dan program audit.
5.3. Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini membuktikan bahwa penerimaan perilaku disfungsional
dipengaruhi oleh kinerja pegawai didahului oleh locus of control. Pemerintah (BPKP)
sebaiknya menempatkan pegawai sesuai dengan karakteristik individu. Individu yang
mempunyai locus of control internal sebaiknya diberikan pekerjaan di bidang manajerial
sedangkan pegawai yang memiliki karakteristik individu locus of control eksternal
sebaiknya diberikan pekerjaan bersifat operasional. Penempatan pegawai yang tidak
sesuai dengan karakteristik individu akan menyebabkan kinerja mereka kurang baik dan
mereka cenderung melakukan perilaku menyimpang. Hal ini juga dapat diterapkan pada
kantor akuntan publik.
AUEP-05 17
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Soekrisno. 1996. Auditing. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Salemba Empat. Akers. M.D & Eaton. T.V. 2003. “Underreporting of Chargable Time : The Impact of
Gender and Characteristics OF underreporters.” Journal of Managerial Issues 1. Arens, Alvin,A and James, K.L.1995 Auditing An Integrated Approach, 4th ed. New
Jersey : Prentice Hall, Inc. Bluedorn, A.C. (1982), “A unified model of turnover from organizations”, Human
Relations, Vol. 35 No. 2. Brownel, P. 1982. Participation and Budgeting, Locus of Control and Organizational
Effektiviness. The Accounting Review. Vol LVI (4). Christina Sososutikno, 2003. “ Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 ”Auditor Acceptance of
Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’ PersonalCharacteristics.” Journal of Behavioral Research In Accounting : vol 15.
Gable, M., and F. Dangello. 1994. “Locus of Control, Machiavellianism, and
Managerial Job Performance.” Journal of Psychology 128. Ghozali, I (2006). “Structural equation Modeling PLS”. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang. Herningsih, Sucahyo. (2001). Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hyatt, T., and D. Prawitt. 2001. “Does Congruence Between Audit Structure and
Auditors Locus of Control Affect Job Performance?.” The Accounting Review 76.
IAI, Media Akuntansi No. 20/ th.IV./ 1997 Ivan Aris Setiawan dan Imam Ghozali, 2006. Akuntansi Keperilakuan : Konsep dan
Kajian Empiris Perilaku Akuntan. BPFE UNDIP . Semarang. Iyer, V.M. (1998). “Characteristic of ccounting firm alumni who benefit their former
firm”. Accounting Horizons (March).
AUEP-05 18
Kelley, T., and L. Margheim. 1990. “The Impact of Time Budget Pressure, Personality,and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior.” Auditing: A Journal of Practice & Theory 9.
Kompas, 2 Maret 2000. Magnis-Suseno, F. (1997). Javanese Ethics and World View: The Javanese Idea of The
Good Life, PT Gramedia. Jakarta. Mardiasmo. 2000. Akuntansi sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Maryanti, P. 2005. “ Analisis Penerimaan Auditor atas Disfungsional Audit Behavior :
Pendekatan Karakteristik Personal Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa)”. Jurnal manajemen akuntansi dan sistem informasi. Vol 5. (2).
Malone, C.F, and R.W Robberts. 1996. “Factors Associated With The Incidence of
Reduced Audit Quality Behaviors.” Auditing: A Journal of Practice and Theory 15.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi
pertama. BPFE. Yogyakarta. Noury, H., and R. Parker. 1998. “The Relationship Between Budget Participation and
JobPerformance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational Commitment.”Accounting: Organizations and Society 23.
Otley, D., and B.Pierce. 1995. “The Control Problem in Public Accounting Firms: An Empirical Study of The Impact of Leadership Style.” Accounting,
Organizations and Society 20. -----------------------------.1996. “ Auditor Time Budget Pressure Consequence and
Antecedents.” Accounting Auditing & Accountability journal vol 9. -----------------------------. 1996. “ The Operation Of Control Systems in Large Audit
Firms.” Auditing: A Journal of Practice and Theory 15 (2). Paswerk, W.R., and Strawser, J.R. (1996). “The Determinant and Outcomes Associated
with Job Insecurti in A Profesional Accounting Environment”. Behavioral Research in Accounting.
Rahman, Arif. 1999. ”Auditing Forensik dan Kontribusi Akuntansi dalam Pemberantsan
Korupsi”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol 3.(1). Randall, D. 1990. “The Consequences of Organizational Commitment : methodological
Investigation”. Journal of Organizational Behavior 11.
AUEP-05 19
Rush R.H. and Harrel A. 1990. “The Impact of Personality Characteristic on The Turrnover Behavior of Accounting Proffessional”. Auditing: A Journal of Practice and Theory 9 (2).
Robbins, Stephen P. and Marry Coulter. 1999. Manajemen. (judul asli: Management 6th
edition). Jilid 1. Penerjemah T. Hermaya. Jakarta: PT. Prenhallindo. Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. (judul asli: Organizational Behavior
Concept, Controversies, Applications 8th edition) Jilid 1. Penerjemah Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prenhallindo. 2003. Perilaku Organisasi. (judul asli: Organizational Behavior 9th edition) jilid 1 dan 2. Penerjemah Tim Indeks. Jakarta: PT. Indeks, GramediaGrup 2003. Organizational Behavior, 10th edition. New Jersey :PrenticeHall, Inc.
Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan. (2005). Auditors’ Perception of
Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of Chargeable Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http : //www.aber.ac.uk.
St. Vena P. 2006. ” Sifat Mechavelian dan pertimbangan etis : Anteseden Independensi
dan Perilaku Etis Auditor. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Suryanita W. Dodi S dan Hanung T. 2006.” Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”.
Simposium Nasional Akuntansi 9 . Padang. Suwandi dan Nur Indriantoro.1994.” Pengaruh Model Turnover Pasewark & Strawser:
Studi Empiris pada Lingkungan Akuntan Publik”.Journal riset akuntansi Indonesia.Vol2.no.2.
Tempo, 18 Desember 2004. Tett, R.P. and Meyer, J.P. (1993), “Job satisfaction, organizational commitment,
turnover intention, and turnover: path analyses based on meta-analytic findings”, Personnel Psychology, Vol. 46 No. 2.