Top Banner
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
20

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

Aug 10, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

53

BAB III

METODOLOGI

Metodologi Pengumpulan Data

Dalam buku “Metodologi Penelitian untuk Public Relations-Kuantitatif dan

Kualitatif” (2011), Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si. mendefinisikan metode kualitatif

sebagai perilaku artistik, dimana pendekatan filosofis menjadi faktor penting.

Peneliti harus menggali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan menggunakan

rumus 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Sedangkan, metode

kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang bergantung pada data angka yang

memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik yang menghasilkan perhitungan

yang bersifat penggambaran atau kaitan antar variabel. Metode pengambilan data

yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kualitatif

dilakukan dengan cara studi pustaka, studi eksisting, observasi non-partisipatif, dan

wawancara yang didokumentasikan dengan pengambilan foto serta perekaman

suara. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan cara kuesioner.

3.1.1. Studi Pustaka

Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si. dalam buku Metodologi Penelitian untuk Public

Relations-Kuantitatif dan Kualitatif” (2011), mengatakan bahwa studi pustaka

adlah proses mencari kepustakaan yang terkait untuk digunakan dalam keperluan

penelitian. Fungsi dari studi pustaka adalah menyediakan kerangka teori untuk

perencanaan penelitian, menyediakan informasi tentang penelitian yang lampau

agar terhindar dari duplikasi yang tidak disengaja, memberikan rasa percaya diri

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

54

dalam penguasaan informasi, memberikan informasi tentang metode penelitian dari

penelitian sebelumnya, menyediakan temuan dan kesimpulan penyelidikan

terdahulu yang dapat digabungkan dengan kesimpulan kita.

Studi pustaka dapat bersumber dari buku, ensiklopedia, jurnal, majalah,

surat kabar, newsletter, manuskrip, monografi, memoar, naskah, surat, agenda,

konstitusi dan hukum UU, skripsi dan tesis serta disertasi yang tidak dipublikasikan,

buletin, surat edaran dari kantor pemerintah, rekaman di perguruan tinggi, laporan

hasil seminar dan pendidikan, laporan resmi pemerintah, dll. Penulis mencari data

sebanyak mungkin sebagai referensi, yang berkaitan dengan perilaku remaja,

penggunaan media sosial, dampak media sosial, fenomena saat ini, privacy,

informasi pribadi, UU yang berlaku, dll., melalui internet, buku, jurnal, portal

berita, dll.

3.1.2. Studi Eksisting

Penulis mempelajari apa saja yang telah dilakukan oleh pihak Internet Sehat.

Internet Sehat (www.internetsehat.id) adalah gerakan yang didirikan oleh ICT

Watch pada tahun 2002. Gerakan ini mengkampanyekan aktivitas berinternet yang

aman dan bermanfaat, baik untuk pribadi, keluarga, maupun untuk tujuan

pendidikan melalui berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, Foursquare,

dan Youtube.

Pihak Internet Sehat paling sering melakukan forum diskusi dan seminar

dengan mengundang pembicara yang ditujukan untuk orangtua. Selain itu, mereka

juga pernah membuat permainan ular tangga dalam leaflet yang ditujukan untuk

alat bantu orangtua dalam mengedukasi anak yang dapat dilakukan melalui

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

55

permainan. Dalam wawancara dengan Bapak Indriyatno Banyumurti, Direktur

Program ICT Watch sekaligus aktivis Internet Sehat, sejauh ini target sasaran

kebanyakan merupakan orang tua dan anak-anak. Mereka belum menargetkan

remaja karena merasa kesulitan dalam menjangkau kaum muda.

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

56

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

57

Gambar 3.1. Leaflet Internet Sehat

(http://internetsehat.id/literasi/)

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

58

Pihak Internet Sehat juga pernah menerbitkan buku “Internet Sehat-

Pedoman Ber-Internet yang Aman, Nyaman, dan Bertanggungjawab”, yang

didistribusikan secara online melalui slideshare yang terhubung kepada website

“internetsehat.org”, “literasidigital.id”, blog, dll. E-book ini telah diterbitkan

sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 2010, 2012, dan 2017. Internet Sehat juga telah

bekerja sama dengan Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informasi)

dalam menjalankan program dengan nama serupa “Internet Sehat”.

2010 2012 2017

Gambar 3.2. E-book Internet Sehat

(https://html2-f.scribdassets.com/397ct4mksg5kdpuh/images/1-3bcc5ffa60.jpg ,

https://www.slideshare.net/literasidigital/internet-sehat-pedoman-berinternet-aman-nyaman-dan-

bertanggungjawab , https://image.slidesharecdn.com/bukuinternetsehat-150918164756-lva1-

app6892/95/buku-internet-sehat-1-638.jpg?cb=1442595241)

3.1.3. Observasi Nonpartisipatif

Observasi adalah proses pengamatan yang direncanakan, dicatat secara sistematis,

dan dapat dikontrol reliabilitas dan validitasnya (Usman,H. & Purnomo, 2008).

Observasi nonpartisipatif adalah salah satu jenis observasi dimana penulis tidak

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

59

berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut. Penulis menonton video seminar

diskusi tentang perlindungan data pribadi yang diadakan oleh Internet Sehat yang

bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA). Video tersebut di

upload pada tanggal 5 Februari 2018 di channel Youtube Internet Sehat, dan

ditonton pada tanggal 24 Februari 2018.

Gambar 3.3. Screen-Capture Video Bahan Observasi

(Dok. Pribadi, 2018)

Pembicara dalam video ini adalah Bapak Donny B.U., salah satu pendiri

sekaligus Direktur Eksekutif dari “ICT Watch”, sebuah organisasi non-profit yang

bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi, organisasi ini juga menjadi

dasar program edukasi dan advokasi nasional “Internet Sehat”. Beliau

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

60

membicarakan antara lain mengenai UU terkait perlindungan data pribadi,

fenomena masyarakat yang sering post aktivitas dan lokasi mereka, bahaya

profiling, dll.

Pembicara kedua adalah Bapak Ardi Sutedja K. yang merupakan Direktur

Utama PT Indonesia Dirgantara Expo (IDEX), sebuah perusahaan Event Organizer

nasional yang fokus pada kegiatan yang berkaitan dengan teknologi (TIK, Aviasi,

dan Maritim). Beliau juga merupakan salah satu pendiri dan pengurus Cyber

Security Forum (ICSF) dan Indonesia Chief Information Officers Forum (id.CIO),

organisasi non-profit yang fokus pada peningkatan kewaspadaan, peningkatan

kapasitas, dan pengembangan teknologi keamanan cyber di Indonesia. Dalam video

tersebut, beliau membicarakan tentang kurangnya awareness masyarakat mengenai

privacy dalam dunia maya, cyber hygiene, penipuan/scams, dll.

3.1.4. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap Bapak Indriyatno Banyumurti, Koordinator

Program ICT Watch sekaligus aktivis Internet Sehat, untuk mendapatkan data

mengenai penyebab kejahatan pada remaja dalam media sosial, cara

pencegahannya, dll. Wawancara dilakukan di Hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat,

pada tanggal 6 Maret 2018. Bapak Indriyatno Banyumurti menjelaskan mengenai

fenomena yang terjadi di masa kini bahwa remaja seringkali tidak waspada dalam

memberikan informasi pribadi di media sosial. Hal ini disebabkan karena

kurangnya kewaspadaan terhadap kemungkinan data mereka disalahgunakan oleh

orang-orang yang berniat jahat kepada mereka. Media sosial merupakan user-

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

61

generated content, maka tergantung dengan orang yang menggunakannya, dapat

dimanfaatkan untuk tujuan baik, maupun buruk, sama seperti di dunia nyata.

Gambar 3.4. Wawancara dengan Bapak Indriyatno Banyumurti

(Dok. Pribadi, 2018)

Penyebab kejahatan pada remaja yang paling umum adalah kurangnya

awareness atau kurangnya kepedulian dalam mengetahui sifat-sifat media sosial.

Yang kedua, terkait masalah privasi, dimana banyak sekali orang menemukan

media sosial sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi dirinya, kemudian lupa

bahwa ada informasi-informasi pribadi yang menjadi konsumsi publik. Dengan

mudahnya orang dapat melakukan profiling, menemukan siapa dia, dimana

rumahnya, dimana sekolahnya, siapa keluarganya, dsb. Media sosial mudah

diakses, siapapun bisa masuk dan dengan mudah juga bisa menyembunyikan

identitas/jati dirinya, sehingga lebih mudah melakukan kejahatan.

Di Indonesia, belum ada UU Perlindungan Data Pribadi yang menjabarkan

apa saja yang termasuk informasi pribadi dan melindungi data pribadi user. Dasar

hukum yang ada saat ini adalah UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) no.19

tahun 2016 yang mengatur tentang distribusi elektronik. UU ITE tidak berdiri

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

62

sendiri, semua peraturan perundangan yang berlaku di dunia nyata, tetap berlaku di

dunia maya. Ada beberapa hal yang tidak dilindungi UU ITE, sehingga UU

Perlindungan Data Pribadi tetap dibutuhkan. Misalnya, kita tidak dapat

menyalahkan provider suatu aplikasi, ketika data kita yang telah tersimpan

disalahgunakan oleh orang ketiga.

Seharusnya orang dengan pendidikan tinggi lebih memahami dan waspada

terhadap kemungkinan orang dengan niat jahat dalam media sosial. Pada

kenyataannya tidak sejalan, karena korban berasal dari berbagai kalangan. “Wise

while online, think before posting” (slogan Internet Sehat), dimana “wise” berarti

bagaimana mereka aware, khususnya masalah privasi, bagaimana bertutur dan

berinteraksi di media sosial. Karena ada istilah “Once you post it online, you can

never take it back” yang berarti walaupun sudah kita hapus bisa jadi orang sudah

meng-capture postingan kita. Kemudian “think before posting”, karena apapun

yang kita post akan mempengaruhi digital footprint/jejak digital.

Gambar 3.5. Wawancara dengan Bapak Yulius Steven

(Dok. Pribadi, 2018)

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

63

Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 19 Maret 2018 dengan Bapak

Yulius Steven, psikolog UMN. Beliau mengatakan bahwa remaja suka

menggunakan media sosial karena pengaruh dari teman (peer influence) dan perlu

diingat pada usia tersebut hal ini sangatlah berpengaruh pada kehidupannya. Proses

ini merupakan bagian dari otak yang menginginkan reward system untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam upaya mencari identitas diri. Cara pikir

remaja seperti ini yang mengakibatkan banyak anak remaja yang berusaha

menunjukkan dirinya ke media sosial secara terang-terangan tanpa berpikir panjang

mengenai akibatnya. Mereka merasa dengan menunjukkan diri mereka yang cantik

atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan

sebagainya, akan membuat mereka lebih diperhatikan dan merasa dihargai. Dengan

ditambahkannya informasi pribadi tersebut, mereka ingin semua orang atau teman-

temannya di media sosial dapat melihat kehidupan sehari-harinya.

Keterbukaan ini yang akhirnya menjadi peluang bagi tindak kejahatan untuk

masuk dan memengaruhi remaja-remaja tersebut. Dengan beberapa ajakan, pujian,

dan mungkin juga ungkapan rasa suka, menjadi awal dari korban untuk merasa

percaya terhadap orang asing yang baru saja dikenalnya. Hal ini tentu menjadi

kemudahan bagi penjahat dalam melakukan berbagai tindakan kriminal.

3.1.5. Kuesioner

Teknik kuesioner merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data,

dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008:142). Kuesioner ini dilakukan dengan

metode random sampling, dengan penentuan jumlah sampel dengan Rumus Slovin.

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

64

Kuesioner disebarkan pada anak remaja usia 13-18 tahun, untuk mendapatkan data

kecenderungan kebiasaan mereka dalam menggunakan media sosial.

n=ukuransampelN=ukuranpopulasie=persenkelonggaranketidaktelitiankarenakesalahanpengambilansampelyangmasihdapatditolerirataudiinginkan,misalnya10%.

Gambar 3.6. Rumus Slovin

(Google, 2018)

Berdasarkan perhitungan tersebut, jika jumlah populasi remaja di Jakarta

berkisar pada angka 700.000 jiwa, dan persen kelonggaran yang masih dapat

ditolerir merupakan 10%, maka sampel yang diperlukan adalah 100 orang. Penulis

mendapatkan 160 responden yang memberikan hasil sebagai berikut:

Gambar 3.7. Usia Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

65

Dari 160 responden, 9 orang berusia 13 tahun (5,6%), 11 orang berusia 14

tahun (6,9%), 46 orang berusia 15 tahun (28,7%), 37 orang berusia 16 tahun

(23,1%), 23 orang berusia 17 tahun (14,4%), dan 34 orang berusia 18 tahun

(21,3%).

Gambar 3.8. Penggunaan Media Sosial Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 158 orang (98,8%) menggunakan media sosial,

sedangkan 2 orang (1,2%) yang tidak menggunakan media sosial.

Gambar 3.9. Waktu Penggunaan Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

66

Dari 160 responden, 7 orang menggunakan media sosial dibawah 1 jam per

hari (4,4%), 48 orang menggunakan media sosial antara 1-3 jam per hari (30%), 58

orang menggunakan media sosial antara 4-6 jam per hari (36,3%), dan 47 orang

menggunakan media sosial diatas 7 jam per hari (29,4%).

Gambar 3.10. Aplikasi Media Sosial Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 3 aplikasi media sosial yang paling sering digunakan

adalah Instagram yang berjumlah 136 orang (85%), kemudian diikuti dengan Line

dengan jumlah 135 orang (84,4%), lalu Youtube sebanyak 96 orang (61,3%).

Gambar 3.11. Posting Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

67

Dari 160 responden, angka tertinggi yang berjumlah 115 orang suka update

foto (71,9%), diikuti dengan update video dan kegiatan yang berada di angka 51

orang (31,9%), kemudian status sebanyak 33 orang (20,6%).

Gambar 3.12. Akun Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 92 orang mengunci akun media sosial mereka (57,5%),

sedangkan 68 orang tidak mengunci akun media sosial mereka (42,5%).

Gambar 3.13. Gadget Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 152 orang sering menggunakan HP (95%), 2 orang

sering menggunakan tablet (1,2%), 5 orang sering menggunakan laptop (3,1%), dan

1 orang sering menggunakan komputer PC (0,6%).

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

68

Gambar 3.14. Interaksi Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 94 orang pernah berinteraksi dengan orang asing

melalui sosial media (58,8%), sedangkan 66 orang tidak pernah berinteraksi dengan

orang asing melalui sosial media (41,3%).

Gambar 3.15. Pertemuan Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 53 orang pernah bertemu tatap muka dengan orang

yang baru dikenal melalui media sosial (58,8%), sedangkan 107 orang tidak pernah

bertemu dengan orang yang baru dikenal melalui media sosial (41,3%).

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

69

Gambar 3.16. Bahaya Menurut Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, pernyataan tertinggi berada di skala 5 yaitu sebanyak

50 orang (31,3%), diikuti oleh skala 6 sebanyak 30 orang (18,8%), lalu skala 7

sebanyak 24 orang (15%) dan skala 8 sebanyak 22 orang (13,8%), kemudian skala

4 sebanyak 10 orang (6,3%) dan skala 10 sebanyak 9 orang (5,6%), sisanya 15

orang terbagi di skala 3,9,2,1 dengan presentase masing-masing dibawah 5%.

Gambar 3.17. Kejahatan Menurut Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden diatas, jawaban serupa dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jawaban saja. Jawaban terbanyak adalah penipuan dengan 65 responden,

kemudian dilanjutkan dengan 57 responden menyebutkan cyberbullying, 36 orang

menyebutkan penculikan, 31 responden menyebutkan cybercrime, 29 responden

menyebutkan penyalahgunaan data/identitas, 24 responden menyebutkan hoax, 20

responden menyebutkan pemerkosaan dan hal yang berbau seksual, 8 responden

menyebutkan perampokan, dan 8 responden tidak tahu.

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

70

Gambar 3.18. Perlindungan Diri Menurut Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari 160 responden, 117 orang mengatakan mereka tahu cara melindungi

diri dalam media sosial (73,1%), sedangkan 43 orang tidak tahu cara melindungi

diri dalam media sosial (26,9%).

Gambar 3.19. Trik Menurut Responden

(Dok. Pribadi, 2018)

Dari pertanyaan sebelumnya, 117 orang yang menjawab tahu

dikelompokkan lagi menjadi bebertapa jawaban. 85 responden mengatakan tahu

dan dapat menyebutkan dengan jelas setidaknya 1 cara yang mereka lakukan. 71

dari 85 responden tersebut telah menjawab mengenai cara melindungi diri yang

berhubungan dengan pentingnya informasi pribadi dan perlunya waspada dengan

orang yang baru dikenal. Namun ada 32 responden yang menjawab “YA” di

pertanyaan sebelumnya, tetapi jawaban pada pertanyaan ini menjadi tidak relevan

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6641/44/bab iii.pdf · atau ganteng, bersekolah di tempat yang terkenal, menuliskan informasi diri dan sebagainya,

71

atau bisa dianggap tidak tahu. Dengan demikian, saya simpulkan bahwa orang yang

tidak/belum tahu cara melindungi diri di media sosial sebesar 46,9%.

Metodologi Perancangan

Berdasarkan Landa (2011), tahapan yang dilakukan dalam perancangan kampanye

ini adalah:

1. Orientasi:

Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan kampanye.

2. Identifikasi masalah:

Remaja banyak menjadi korban kejahatan melalui media sosial dengan cara

profiling dan modus perkenalan, karena kurangnya awareness dalam

mengetahui sifat-sifat media sosial dan menjaga informasi diri.

3. Analisis:

Studi pustaka, studi eksisting, observasi, wawancara, kuesioner.

4. Strategi kampanye:

Menggunakan penyampaian yang memberitahu adanya ancaman dalam

kegiatan sehari-hari yang memberikan perasaan terkejut, sehingga

memberikan rasa takut.

5. Konsep Visual: Mindmapping, Brainstorming, Keywords.

6. Visualisasi: Sketsa, digitalisasi.

7. Implementasi: Menerapkan desain pada setiap media.

Perancangan Kampanye Sosial..., Benita Vela Viantika, FSD UMN, 2018