LIPUTAN INFORMASI SMAN 1 BLANGKEJEREN Peringati Hari Sumpah Pemuda Pramuka Gudep SMANSA BKJ Adakan Hiking TIM PKWU SMANSA Melakukan Studi Banding Ke UMKM Keripik Pisang Porang SMAN 1 Blangkejeren Mendukung Program BEREH PEMDA Aceh Aku Terjajah Di Tengah Kemerdekaan Pelantikan OSIS dan Rohis Misteri Angka 13
19
Embed
LIPUTAN INFORMASI SMAN 1 BLANGKEJEREN · 3. Melaksanakan program kerja pengurus dengan disiplin dan penuh tanggungjawab 4. Menjadi teladan bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Blangkejeren
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LIPUTAN INFORMASI SMAN 1 BLANGKEJEREN
Peringati Hari Sumpah Pemuda Pramuka Gudep SMANSA BKJ Adakan Hiking
TIM PKWU SMANSA Melakukan Studi Banding Ke UMKM Keripik Pisang Porang
SMAN 1 Blangkejeren Mendukung Program BEREH PEMDA Aceh
Aku Terjajah Di Tengah Kemerdekaan
Pelantikan OSIS dan Rohis
Misteri Angka 13
“Ayo giatlah menulis, kami tunggu karyamu”
redaksi menerima sumbangan tulisan dalam bentuk sofhcopy, dan pemasangan iklan bisa di kirim melalui :
Memperingati Hari Sumpah Pemuda : Gudep SMAN 1 Blangkejeren Mengadakan Hiking
Alhamdulillah dalam rangka menyambut HUT PGRI yang ke 74, Tim Jurnalis
SMAN 1 Blangkejeren (Tim Majalah Lisan) Membuat ajang perlombaan
yang di kemas dalam bentuk Online, Dari mulai pendaftaran dan
pengumpulan karya berbasis online, dengan tema Lomba Guru. Lomba ini
bisa di ikuti oleh semua kalangan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan
Umum. Perlombaan di mulai dari tanggal 1-20 November 2019 dan
pengumuman pada tanggal 30 November 2019
Terbentuknya Lomba ini, menjadi sebuah gebrakan baru bagi kami, untuk
terus berbenah di tengah zaman yang serba berbasis teknologi. Kami
belajar memberikan tantangan terhadap diri sendiri untuk mulai belajar
menjadi salah satu generasi yang menciptakan bukan hanya terlena dengan
menyaksikan karya mereka-mereka yang terus bermunculan, dan tentunya
harapan kami dengan adanya lomba ini menjadi salah satu motivasi kami
untuk terus membenahi diri, memanfaatkan dan berkreatifitas dengan
teknologi dan sarana yang di miliki untuk memberikan kontribusi bagi
sekolah dan tentunya dengan kreatifitas yang di miliki bisa memberikan
manfaat untuk orang banyak, karena bukankah sebaik-baik orang adalah
orang yang bisa memberi manfaat untuk orang banyak?
Pelantikan pengurus OSIS periode kepengurusan 2019/2020 dilaksanakan pada hari Jum’at 04 Oktober 2019. Pengurus OSIS periode 2018/2019 secara simbolis menyerahkan bendera OSIS kepada pengurus baru yang diketuai oleh Bagas Yudha Pratama. Pengambilan sumpah dan janji dilaksanakan di depan siswa SMA Negeri 1 Blangkejeren sebagai wujud sosialisasi kepada seluruh siswa bahwa kepengurusan baru siap menerima estafet organisasi yang sudah berjalan dengan baik.
Sebelum melakukan pelantikan, kepala sekolah mengajukan beberapa pertanyaan yang dijawab serentak oleh pengurus OSIS yang baru. Bersediakah kalian menjadi pengurus OSIS SMA Negeri 1 Blangkejeren masa bakti 2019/2020 ? Bersediakah kalian memajukan kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Blangkejeren ? Bersediakah kalian menjadi teladan bagi siswa lain di SMA Negeri 1 Blangkejeren ? Bersediakah kalian menjunjung tinggi nama baik diri, keluarga dan sekolah ?
Janji Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Blangkejeren masa bakti 2019/2020 :Akan menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1. Mentaati tata tertib sekolah dan menjadi pelopor
dalam penegakan tata tertib sekolah
2. Menjunjung tinggi nama almamater SMA Negeri 1
Blangkejeren dengan prestasi dan akhlakul karimah
3. Melaksanakan program kerja pengurus dengan
disiplin dan penuh tanggungjawab
4. Menjadi teladan bagi siswa-siswi SMA Negeri 1
Blangkejeren dalam sikap, perkataan dan
perbuatan
5. Rela meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
kepentingan OSIS SMA Negeri 1 Blangkejeren
Di bulan yang sama Pengurus ROHIS SMA
Negeri 1 Blangkejeren resmi dilantik saat
program Kajian Jum’at Putri dilaksanakan.
Sebagai organisasi Islami di SMAN 1
Blangkejeren, Rohis sendiri merupakan
wadah pembinaan akhlak dan
keorganisasian dilingkup sekolah yang
sangat efektif dan membentuk karakter
Religius siswa, kegiatan Rohis di bagi
dalam 2 kelas, kelas putra pada malam
jum’at di bimbing oleh bapak Muali Arifin
Azis, S.Pd dan kelas putri yang di
laksanakan setiap hari Jum’at di bawah
bimbingan ibu Uswatun Hasanah, S.Pd.I
Yang di inisiasi oleh Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT dan dijalankan oleh Sekda Aceh Bapak
dr.Taqwallah, M.Kes , awalnya hanya diimplementasikan di lingkungan tempat kerja SKPA kemudian
diperluas hingga ke lingkungan sekolah yang ada di seluruh Aceh. SMAN 1 Blangkejeren
menyambut positif program tersebut, dan dinilai bisa menumbuhkan kebiasaan budaya bersih bagi
lingkungan sekolah. Dengan lingkungan dan sarana prasarana yang terawat akan mendukung
terselengaranya proses belajar belajar yang efektif dan tentunya menyenangkan.
PROFIL GURU
jika melakukan sesuatu beliau selalu mengakui kesalahannya. Memiliki ayah yang sangat disiplin
dalam mendidik semua anak-anaknya sehingga jika melakukan kesalahan ayah beliau akan bersikap
tegas dalam menanggapi kesalahan itu. Ayah beliau bekerja sebagai tukang penebang kayu, mesin
yang digunakan untuk menebang kayu merupakan milik seorang TNI yang apabila jika kayu tersebut
sudah mencapai target yang biasanya 1 ton yang menghabiskan waktu 2 bulan lamanya. Sehingga
hanya pulang dalam waktu 2 bulan sekali. Hasil penjualan kayu tersebut menjadi dipakai untuk
menafkahi keluarga juga untuk membayar sewa mesin pemotong kayu itu. Tentunya tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan hidup keluarga, oleh karena itu, Ibu beliau juga membantu mencari
nafkah dengan cara menjual beras yang bermodalkan dari uang hasil pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya. Didikan yang sangat keras dan
disiplin, menempa beliau tumbuh menjadi sosok yang pemberani, tangguh dan bertanggung jawab.
Beliau pertama sekolah di TK musara, lanjut ke Jenjang SD Muhammadiyah
Semasa SD beliau sangat rajin sekolah, dan pernah mendapatkan sertifikat 100% kehadiran di
sekolah. Dulu beliau tidak bercita-cita menjadi seorang guru, pernah ketika gurunya bertanya
tentang cita-cita kemudian teman-temannya menjawab menjadi guru, beliau menertawakan teman-
temannya karena ingin menjadi guru.
Setelah SD melanjutkan sekolahnya di SMPN 1 Blangkejeren. Semasa SMP beliau sangat bangga
karena akan belajar bahasa inggris, karena di dalam hati beliau pelajaran Bahasa inggris adalah
pelajaran yang sangat mudah. Tetapi beliau baru mengetahui bahwa pelajaran bahasa inggris tidak
seperti apa yang ada dipikirannya. Bahkan teman-teman saat itu sering mengejek karena tidak
mengerti tentang bahasa inggris. Oleh Guru yang mengajar menyarankan agar membeli kamus bahasa
inggris. Yang sangat membantu untuk memahami bahasa inggris, sehingga pada masanya beliau
cukup mahir dalam bahasa inggris
Mam Darma, begitulah panggilan akrab guru kita Darmawati,
S.Pd, Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Blangkejeren dan
mengampu tugas tambahan sebagai wakil kesiswaan SMAN 1
Blangkejeren. Di tengah-tengah padatnya aktifitas beliau
Alhamdulillah Tim Lisan mendapat kesempatan untuk meliput
profil dan kisah beliau dalam proses menjalani masa pendidikan.
Lahir di blangkejeren, 14 maret 1978. Beliau adalah anak
pertama dari 7 bersaudara. Semasa kecilnya bisa dikatakan
anak yang pemberani karena dan bertanggung jawab,
DARMAWATI S.Pd
Profil Guru
Lulus SMP beliau melanjutkan pendidikannya di SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN. Pada awalnya cita-cita
beliau adalah ingin menjadi tourist guide, akan tetapi Ayah beliau tidak menyetujui hal itu, dan menyarankan
agar kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Akhirnya beliau menyetujui perkataan ayah beliau
demi bisa kuliah. Dan berangkat ke Riau bersama ayahnya. Di Riau tinggal bersama Paman. Ayah beliau
menyuruh sang paman untuk mendaftarkan ke Universitas Islam Riau dengan jurusan Pendidikan Agama
Islam. Saat mengikuti tes ada 3 pilihan jurusan yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Agama Islam.
Beliau memilih jurusan dan menjawab soal tersebut dengan teliti dan benar.Sedangkan soal Bahasa Indonesia
dan Agama Islam beliau menjawabnya.
dengan asal-asal. Hal tersebut tidak diketahui oleh ayah dan paman. Setelah menunggu selama 2
bulan lamanya beliau dinyatakan lulus di Universitas Islam Riau dengan jurusan Bahasa Inggris.
beliau kemudian mengabari kedua orang tuanya yang berada di kampung halamannya bahwa beliau
telah lulus di Universitas Islam Riau dan meminta agar biaya kuliah segera dikirim. Saat itu ayah
dan ibu beliau berpesan bahwa beliau tidak boleh pulang sebelum menjadi sarjana. Hingga muncul
tekad pada saat itu agar terus berusaha belajar sungguh-sungguh demi bisa membahagiakan kedua
orang tuanya dan agar dapat memotivasi adik-adik beliau. Beliau kerja keras saat kuliah, pernah
menjadi Translator di PT.CALTEK. Hingga membuat beliau lama lulus kuliah. kemudian pernah
mengikuti pertukaran mahasiswa ke Singapore selama 2 bulan.
Ibu beliau berpesan agar beliau pulang ke Gayo lues untuk menjadi seorang guru dan membimbing
adik-adik beliau.pernah ibu beliau berpesan “Ibu sudah tua dan tidak sanggup untuk bekerja
lagi,Ibu ingin kamu yang bekerja dan membimbing adik-adikmu”.
Akhirnya,beliau bisa menjadi sarjana dan tidak lama kemudian musibah pun menimpa beliau. Sang
Ibu meninggal dunia, beliau sangat sedih karena telah kehilangan orang yang paling dicintainya
untuk selama-lamanya. Beliau selalu teringat pesan ibunya, hal itu membuatnya terus berusaha
semangat untuk membimbing adik –adiknya agar tidak merasa kehilangan sosok ibu. Meskipun saat
itu begitu beliau merasa belum bisa membahagiakan ibu dan ayahnya.
Pada Tahun 2001-2002 beliau diangkat menjadi guru di SMAN 1 Blangkejeren, kemudian
berpindah tugas ke SMA PEMDA yang sekarang menjadi SMAN Blangpegayon pada tahun 2003-
2005. Kemudian berpindah tugas lagi ke SMAN 1 Blangkejeren dari tahun 2005-sekarang. Pernah
menjadi Pembina obade mulai tahun 2004-2014, menjadi wali kelas tahun 2005-2007, pernah
menjadi Pembina PMR pada tahun 2006-2008, menjadi Wakasek sarana dan prasarana pada tahun
2010-2012, sebagai Pembina pramuka pada tahun 2003 sampai sekarang dan pada tahun 2012
sampai saat ini menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan di SMAN 1 Blangkejeren.
Saat di tanya bagaimana beliau untuk bisa tetap semangat dan sehat menjalani aktifitas yang
padat, Beliau menjawab dengan memberikan tips dari beliau, bahwa kunci hidup sehat itu adalah
Ikhlas dalam bekerja dan Olahraga, olahraga tidak perlu harus mengeluarkan uang, kuncinya hanya
aktif dalam bekerja. Beliau berprinsip bahwa beliau merasa memiliki sekolah ini seperti rumah
sendiri, Beliau mencurahkan hidupnya ke sekolah dan beliau sangat professional dalam bekerja.
Motto beliau: mandiri, kerja keras dan selalu bermanfaat bagi semua orang.
Pesan beliau untuk generasi masa depan adalah “jangan pernah menyerah teruslah bekerja
keras, disiplinlah dalam segala hal dan ingat sesuatu yang kita tanam itu yang akan kita panen”
'Merdeka....merdeka....merdeka..'
Pagi menjelang siang itu bocah kecil
itu tiada henti menyerukan kata
merdeka, smbari ia mengelilingiku
dan lalu lalang kesana-kemari. Ya ,
bocah ingusan yng comel itu adalah
putriku anak keduaku. Aku adalah
seorang ibu rumah tangga biasa yang
hanya mengabdi pada suami, anak,
dan keluarga. Suamiku kebetulan
bekerja di pemerintahan dan dialah
tulang punggung bagi keluarga,
karena hanya suamiku yang sedikit
mapan kehidupannya dalam
keluarganya. Aku hanyalah wanita
biasa yang terpilih menjadi ibu
rumah tangga dan bukan memilih
menjadi ibu rumah tangga yang
sederhana.Jika saja dulu aku boleh
memilih maka pilihanku adalah
menjadi wanita yang mampu dalam
segala hal baik rumah tangga
maupun karier, namun aku bukan
manusia yang tak mensyukuri
nikmat aku aku termasuk wanita
beruntung karena nasib membawa
garis jodohku pada pria yang sangat
baik.
Izmaya Aini Dasly, S.Pd
AKU
TERJAJAH
DI TENGAH
KEMERDEKAAN
Lamunku terhenti sejenak ketika
putri cantikku ini menarik ujung
jilbabku
" Ine....ine...apa itu merdeka ?"
Ternyata putri kecilku ini sedari tadi
menyerukan kata merdeka belum
paham apa itu merdeka, Ia hanya
mengikuti seruan merdeka yng
terdengr dari luar rumah. Ya... hari ini
memang hari kemerdekan indonesia
17 Agustus. Iringan bendera merah
putih dan barisan siswa-siswa yang
ikut pawai.
" Ine....ine...apa itu merdeka adek
mau tau apa itu merdeka?"
Aku jadi lupa menjawab pertanyaan
putri cantik itu,jemariku terhenti tuk
memetik sayuran yang kan kusiapkan
tuk santapan siang ini.Aku duduk
dilantai dan mmndangi wajah bening
itu.
" Sayang ..., sini ine pangku, merdeka
itu artinya bebas, artinya tidak
terkekang dan tidak terjajah lagi, itu
adalah medeka."
dengan serius Dia mendengarkan
penjelasanku, tetapi apakah dia
mengerti atas penjelasanku ini?
Biarlah ia mendapat jawaban sejauh
pemahamannya.
" O....jadi merdeka itu bebas ya
ine...jadi adek juga merdeka ya
ne..Hore....hore...merdeka
!..merdeka...! "
Anak itu senang saja mendengar
jawabanku mengenai kata merdeka.
Ketika kujelaskan arti kata merdeka
tiba-tiba aku merasa mata ini terasa
panas seakan-akan menitik.Merdeka ,
bebasn , tidak terjajah , ah...benarkah
aku juga telah merdeka ?
Jika aku merdeka aku tidak akan
terjajah di tengah-tengah negeri yang
merdeka, aku akan merdeka dan
bebas dalam menentukan pilihan
hidupku.
Semakin teriknya mentari ini
semakin menambah panasnya titikan
bulir yang menglir dari mataku , kata
merdeka ini mengingatkanku akan
cerita beberapa tahun lalu disaat aku
tak berhak atas diriku sendiri, disaat
aku tak boleh menentukan jalan
hidupku sendiri. Aku bukanlah
perempuan biasa yang hanya
berijazahkan SMA atau SMP seperti
kebanyakan perempuan-perempuan
yang ada dikampung halamanku, aku
adalah perempuan yang menyandang
gelar sarjana, gelar yang kudapatkan
dengan susah payah, kesulitannya
bukan dari segi biaya tetapi dari ijin
keluarga. Dalam keluargaku bahkan
dikampung tempat tinggalku anak
perempuan itu cukup mengurus anak
dan suami tidak perlu sekolah tinggi-
tinggi, pada akhirnya juga akan ke
dapur. Susah payah aku menjelaskan
kepada kedua orangtuaku bahwa
pendidikan itu juga wsangat penting,
akhirnya keegoisan mereka luluh oleh
rayuanku saat itu. Lambat laun aku
akhirnya meraih gelar sarjana,
akhirnya diujung nama Khumaira itu
tertera S.Pd , sartjana pendidikan
yang telah lama menjadi cita-citaku
sedari kecil tuk menjadi seorang guru,
karena betapa mulia dimataku
menjadi seorang guru yang terus
mengalirkan ilmu kepada anak
didiknya.
Setelah aku sarjana aku berpikir
kalau aku sudah bebas seperti kata
merdeka itu, ternyata aku masih
terbelenggu dalam jajahan adat dan
kebudayaan yang keluarga dan
kampungku. Sudah selayaknya anak
perempuan yang dewasa akan
dinikahkan dan dilamar tuk berumah
tangga, hal inilah yanyg tak sesuai
dengan cita-citaku.
" Maira dua hari lagi keluarga Tengku
Dullah akan datang melamarmu ,
untuk anaknya Hanafi "
itulah kalimat berita yang kudengar
dari ine yang sampai saat ini sangat
menyayat hatiku. Tersayat hatiku
bukan karena aku punya belahan hati
saat itu karena dalam keluargaku
tidak ada kebiasaan tuk menjalin cinta
dengan lelaki manapun, tetapi
tersdayatnya hatiku karena aku masih
ingin melanjutkan cita-cita mulia
menjadi seorang guru. Ternyata saat
itu segala rayuku pada ibu dan kakak-
kakakku tak dihiraukan.
"Sudahlah apa kurangnya anak
Tengku Dullah itu , dia kan lulusan
sarjana sama sepertimu sudah
bekerja pula, keluarganya ternama di
kampung kita, kakak rasa ama sudah
tepat memilihkanmu seorang calon
suami yang alim dan berpendidikan.
Hanya itu yang dapat diberikan kakak
sulungku sebagai motivasi untukku,
namun itu tidak menghilangkan risau
hatiku.
Lepas magrib dua hari setelah
lamaran rampunglah mufakat antara
dua keluarga, esok lusa pagi akan
datang hantaran penginte dari
keluarga calon mempelai pria. Tanpa
bertanya padaku , aku bersedia atau
tidak ritual adat tetap akan
dilaksanakan. Aku pasrah , kala
mataku menangis darahpun ritual ini
akan tetap terjadi dan pernikahan ini
juga akan tetap terjadi. Terbersit di
hatiku tuk melarikan diri dari
kampung , namun itu bukan jalan
keluar dari masalahku , melarikan diri
akan semakin menambah beban
keluargaku, bagiku marwah keluarga
adalah di atas segalanya.
Selepas acara hantaran penginte
lepas magrib aku sudah dihias bak
putri raja tapi tiada terpancar rona
bahagia dari wajahku saat itu, hanya
air mata yang mengalir dari
mataku.Kutatap wajahku yang telah
berhias di depan cemin, kucoba terus
tuk tetap tegar, hanya inilah yang
dapat kupersembahkan tuk
keluargaku setelah apa yang mereka
korbankan untukku selama ini. Inilah
aku perempuan bukan perempuan
biasa tetapi terpilih menjadi
perempuan biasa saja yang akan sama
sepeeti mereka hanya mengurus
rumah tanngga.
" Aku terima nikahnya Khumaira binti
yusuf dengan emas kawin 5 mayam
emas tunai"
Tangisku yang tadinya telah reda
tertumpah semakin panas sering kata
ijab-qabul yang diucapkan
Muhammad Hanafi bin Abdullah yang
telah sah menjadi imamku, dalam
hatiku terbersit mampukah aku
menjadi makmum diawali oleh
keterpaksaan ?
mampukan aku menjadi istri yang
baik sementara aku belum ingin
menjadi seorang istri?
mampukah aku akan setia dan
mencintai sementara saling bertatap
muka saja aku tak pernah?
Selepas ritual katib dilanjutkan
dengan ritual-ritual lainnya yaitu
mahbai dimana aku saling bermulai
sapa dengan orang yang yang
jangankan menyapanya melihatnya
saja aku tak perrnah, karena lelaki
yang berkulit putih berdada bidang
itu baru beberapa bulan kembali ke
kampung . Selama tiga hari itulah
kami saling kenal sekalipun di mata
orang-orang Dia adalah sempurna
namun kesempurnaan itu tertutup
dimataku oleh rasa kecewa akan
terjajahnya hatiku. Ritual selanjutnya
kulalui dengan perih hatiku semakin
layu selayu daun pembungkus kero
tum bawaan tuk ritual mahberu ,
langkah pertamaku di rumah
mertuaku diiringi percikan daun kayu
. Setelah dua bulan aku berada
dirumah mertuaku kucoba meminta
izin pada suamiku tuk mengabdi pada
sekolah yang ada di dekat rumah,
tetapi bukan jawaban yang kudapat
melainkan petunjuk .
" Maira ...dalam keluarga ini tidak ada
seorang menantu yang bekerja diluar
rumah ,cukup menjadi istri soleha dan
ibu yang baik kelak"
Dengan lembutnya suamiku
membalas pertanyaanku selembut
angin malam yang semakin kelam
saat itu.
" Tapi bang...."
Belum selasai aku berbicara ia
mentapku dan menyilangkan telunjuk
ke bibirnya berarti aku harus diam.
" Sstt...sudhlah aku hanya tak ingin
engkau mendapat masalah kelak ,
karena aku ingin engkau bahagia
bersamaku tanpa ada masalah
dengan keluarga ini "
Sejak saat itu aku menutup rapat
keinghinanku tuk mengabdikan
ilmuku pada anak negeri.
Delapan tahun telah berlalu
cerita usang itu masih lekat dalam
ingatanku , delapan tahun lalu aku
tenggelam bersama cita-cita muliaku.
Delapan tahun tahun yang lalu isak
tangisku yang tersedu-sedu dalam
balutan jajahan budaya terhadap cita-
citaku. Aku kini dibimbing imam yang
shaleh untukku dan anak-anakku, ya
memang sesuai dengan ucapan
kakak-kakakku dulu Ia calon imam
yang baik dan sholeh tiada sesal jika
hidup berdamping dengannya, namun
aku tetap merasa aku tak merdeka
ketika jalan hidupku harus
ditentukkan oleh budaya yang ada.
"Ine.....ine..., ine kenapa ?"
" ine kena pisau ya....kenapa ine
nangis?"
Lamunanku akan cerita lalu buyar
tanpa sadar ternyata putri cantik ini
menyadarkanku bahwa itu adalah
delapan tahun lalu, kini aku telah
menjadi seorang istri dan ibu dari
kedua anak-anakku. Aku ak sadar
dalam lamunku tiada terasa pipiku
basah mengalir bulir yang semakin
hangat, cepat-cepat kusapu pipiku
karena aku tak ingin mengundang
penasaran dan perhatian anakku .
" Tidak sayang tadi ine iris bawang
jadi mata ine pedih "
Penjelasanku seakan masuk akal bagi
putri kecil itu.
Kuhempaskan cita-cita demi
marwah sebuah keluarga besar,
namun tetap kusematkan cita-cita itu
pada anandaku buah hatiku buah
cinta yang ada diantara cinta yang
bersemi seiriny waktu delapan tahun
ditengah tenggelamnya cita-citaku.
Sekalipun aku tak dapat menjadi
seorang guru pemberi ilmu pada
tunas-tunas bangsa namun aku tetap
menjadi guru bagi anak-anakku,
demikian pesan suamiku tuk tetap
memotifasiku , sebagai suami ia tetap
mendukungku tuk menyelipkan cita-
cita pada anak-anakku. Sekalipun
seorang wanita berhak tuk merdeka
dalam cita-cita, ya cita-cita dan
keinginanku dulu yang tak dapat
kuraih karena aku terpilih menjadi
wanita biasa saja.
(Blangkejeren, 23 September 2018)
Salah satu kegiatan Program Kewirausahaan (PKWu) SMAN 1 Blangkejeren adalah
melaksanakan studi banding ke tempat pengolahan usaha yang sudah berjalan,
nahhh untuk edisi ini mereka mengunjungi usaha pengolahan keripik yang terdapat
di desa Porang kecamatan Blangkejeren, Usaha Keripik Pisang Porang yang produk
olahannya sudah sangat terkenal dan di gemari di Gayo Lues, Pengolahannya yang
masih manual dan alami menghasilkan keripik yang lezat dan tentunya
menyehatkan. Dengan adanya kegiatan ini semoga membuat Tim PKWu smansa
menjadi lebih semangat dalam menciptakan produk yang berkualitas ke depannya.