Page 1
PENDAHULUAN
Sejarah Perkembangan Limnologi
Asal-mula perkembangan limnologi berwal dari abad
ke lima belas sampai enam belas, ketika itu para ilmuan
disebut sebagai filusuf , ketika itu ilmu pengetahuan alam
diekspolorasi khusus bagi orang yang mempunyai
kemampuan lebih dan masih bersifat individualis. Gorham
(1953) menelusuri perkembangan ekologi lahan basah dan
beberapa dari premis mendasar di Inggris, Hutchinson
(1967) meneliti danau dan kolam di biara Eropa pada
abad kelima belas. Namun, evolusi Limnologi menjadi
ilmu pengetahuan modern tergantung pada pengembangan
konsep dan alat dalam biologi, kimia, dan fisika yang
tidak tersedia hingga akhir abad kesembilan belas.
Limnologi sebagai ilmu pengetahuan modern biasanya
ditelusuri pada beberapa karya akhir abad kesembilan
belas ahli biologi yang terfokus pada studi danau. Para
pendiri lakustrin mendefinisikan limnologi lingkup dan
sifat lapangan dengan cara yang sangat utuh bertahan
sampai sekarang, mereka memandang masalah secara luas
dan integratively. Francois Forel adalah ilmuwan
Page 2
pertama yang menggunakan istilah limnologi dalam suatu
publikasi. Tiga jilid risalah di Danau Jenewa
(berbatasan dengan Swiss dan Perancis), yang
diterbitkan selama periode 1892-1904, dianggap sebagai
buku pertama Limnologi, dan dalam lingkup ensiklopedis.
Bidang pendukung utama limnologi modern (Edmondson,
1994) dan memperkuat gagasan bahwa limnologi adalah
aplikasi dari ilmu dasar yang relevan untuk analisis
danau sebagai unit dasar studi. Sifat yang integratif
Limnologi ditekankan bahkan sebelum istilah Forel
Limnologi.
Meskipun Limnologi modern meliputi studi tentang
semua perairan pedalaman, perkembangannya terutama
diidentifikasi dengan studi danau. Sebagian besar
kerangka kerja konseptual di mana ilmu pengetahuan
dibangun atau diperoleh dari studi di danau, dan
sebagian besar ilmuwan limnologi berawal dari danau.
Stephen Forbes, seorang arsitek utama dari kerangka
kerja untuk limnologi yang terlatih sebagai ahli
biologi ikan dan menghabiskan sebagian besar karirnya
bekerja di sungai diantaranya sungai di Illinois,
keadaan yang relatif sedikit danau alam. Hal ini dapat
Page 3
dimengerti mengapa limnologi berawal dari danau.
Bahkan saat ini, banyak ilmuwan limnologi
mengasosiasikan kata dengan studi danau (dan waduk).
Sampai-sampai ada kesadaran umum dari kata Limnologi,
persepsi ini berlaku untuk umum juga. Ada alasan
historis untuk situasi ini, tetapi telah menimbulkan
kesulitan dalam penggabungan berbagai cabang limnologi
menjadi lebih terkoordinasi dan terorganisir ilmu
pengetahuan ini. Termasuk sketsa biografi beberapa
ilmuwan limnologi yang telah memberikan sumbangan bagi
pemahaman ekosistem perairan pedalaman dan secara
signifikan mempengaruhi bidang ilmu limnologi.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun
1887, oleh Stephen Forbes menggambarkan danau sebagai
''mikrokosmos," atau dunia kecil. Meskipun istilah "
ekosistem" tidak diperkenalkan selama setengah abad
(Tansley, 1935), Forbes mendefinisikan pendekatan yang
memberi konsep ini. Dia mengusulkan bahwa penelitian
danau harus fokus pada banyak proses yang menentukan
bidang ekosistem ekologi: daur mineral, produksi dan
dekomposisi bahan organik, interaksi jaringan makanan
dan dampaknya terhadap struktur komunitas biologis, dan
Page 4
efek dari kondisi fisik, dan biologis
masyarakat. .Dilihat topik ini penting untuk memahami
danau sebagai fungsi, sistem terpadu. Gagasan danau
sebagai mikrokosmos (atau keterpadu ekosistem) telah
meliputi studi waktu, meskipun konsep telah diperluas
dan disempurnakan sebagai sains abad keduapuluh telah
menjadi lebih canggih, "Pengorganisasian Paradigma
Studi Ekosistem Perairan Pedalaman". Saat ini, fokus
studi limnologi danau sebagai "bayangan cermin dari
lanskap di sekitar kita (M. Hasler, dikutip dalam
Beckel, 1987) dengan kata lain, sebagai sistem terbuka
yang menerima input air, energi matahari, dan zat kimia
dari darat dan sumber atmosfer.
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang
berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air
meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri,
rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan
air tawar. 97% air di bumi adalah air asin, dan hanya
3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga
bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es
kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan
Page 5
terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya
sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di
udara. Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski
suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah
melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan
populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan
peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian
terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air
untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama
sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan
basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya.
Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat
ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan
ekosistem laut ataupun darat.
Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat
1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia
di bumi. Air sebagian besar terdapat di lautan pada
lapisan-lapisan es di kutub dan puncak-puncak gunung,
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,
sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Page 6
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai, muara) menuju laut. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Pengelolaan air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan mengundang konflik kepentingan.
Ekosistem air tawar dibagi atas danau, rawa, dan
sungai, telah mengalami kritis dalam pembentukan
peradaban sepanjang sejarah manusia. Dari zaman kuno,
peradaban telah dibangun berdasarkan pedekatan dengan
air. Mesopotamia kuno berkembang karena air yang cukup
disediakan oleh sungai-sungai Tigris dan Efrat; mesir
kuno yang tumbuh di sepanjang Sungai Nil; orang Roma
dikeluarkan sumber daya yang luas dalam membangun
jaringan yang rumit dari saluran air untuk memasok air
ke kota-kota mereka. Badan air sangat penting bagi
manusia bukan hanya untuk minum tetapi juga untuk
transportasi, pertanian, produksi energi, industri, dan
Page 7
pembuangan limbah. Meskipun ketergantungan masyarakat
pada sistem air tawar, hanya di abad ini pentingnya
melindungi kualitas sistem ini menjadi dikenal secara
luas.
RUANG LINGKUP LIMNOLOGI
Limnologi (dari bahasa Yunani limne, kolam renang
atau berawa-rawa yang berarti danau). Sebagaimana
didefinisikan dalam laporan terbaru di lapangan,
Limnologi mencakup studi danau, waduk, sungai, dan rawa
air tawar (Edmondson, 1994; Lewis, 1995; Lewis et al.,
1995). Limnologi adalah sebuah ilmu multidisipliner
yang menarik dari semua ilmu-ilmu dasar yang relevan
untuk memahami fisik, kimia, dan biologis perilaku
badan air tawar. Banyak cabang ilmu Limnologi yang
didasarkan pada penerapan ilmu-ilmu dasar seperti
fisika, kimia, geologi, dan biologi; cabang ilmu fisik
seperti optik, mekanika fluida dan perpindahan panas,
dan cabang-cabang ilmu pengetahuan biologis seperti
mikrobiologi, botani, ilmu pengetahuan tentang ikan,
invertebrata zoologi, dan ekologi. Limnologi
mengintegrasikan ilmu-ilmu lain tersebut dalam rangka
studi perairan pedalaman sebagai sistem ekologi
Page 8
(Edmondson, 1994; Lewis, 1995). Dalam sebuah kerangka
pikir yang berjudul ''Apakah Limnologi itu ?"
dijelaskan, Limnologi sebagai studi perairan pedalaman
yang sistemik. yaitu bidang ilmu multidisiplin yang
melibatkan semua ilmu pengetahuan dan dapat memahami
perairan seperti: fisik, kimia, bumi, dan ilmu biologi,
serta matematika Limnologi sehingga memiliki dua ciri
khas: integratif (yaitu, antar disiplin) ilmu
pengetahuan, dan terdiri dari banyak komponen Cabang
ilmu (yakni, multidisiplin). Lintas disiplin, sifat
multidisipliner Limnologi memberikan perspektif yang
luas dan penting dalam mengidentifikasi berbagai sumber
stres yang mungkin dapat mencegah badan air yang
melayani fungsi-fungsi pentingnya.
Meskipun kemajuan dalam ilmu limnologi dapat
memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas air
permukaan, pusat pengembangan dan riset limnologi
terkemuka telah menyatakan keprihatinan bahwa limnologi
telah mengalami kemunduran (Naiman et al., 1995).
Beberapa menyebutkan bahwa kurangnya anggaran riset
limnologi (Jumars, 1990), yang lain telah
mengidentifikasi kekurangan program pendidikan (Wetzel,
Page 9
1991), dan lainnya telah mengusulkan kepada akademi
kontemporer limnologi tentang masalah lingkungan
(Kalff, 1991). Dalam sebuah penilaian tentang status
Limnologi, anggota American Society of Limnologi dan
Oseanografi memperingatkan, "Limnologi menunjukkan tanda-
tanda fragmentasi, kehilangan identitas, dan arah yang buruk,
kesemuanya mengurangi potensi dalam memecahkan masalah yang
timbul dari peningkatan tuntutan masyarakat yang menempatkan pada
perairan pedalaman"(Lewis et al., 1995). Karena semakin
pentingnya air dipandang dari antar-disiplin ilmu
pengetahuan menangani masalah lingkungan, para pakar
limnologi dan bidang terkait untuk mengevaluasi
perubahan apa yang diperlukan dalam memperkuat system
pendidikan dan pengajaran limnologi. Keterlibatan
wakil-wakil dari akademisi, instansi pemerintah,
perusahaan konsultan swasta, dan peneliti laboratorium;
keterlibatan setiap orang harus memiliki keahlian dalam
bidang ekologi, zoologi, kimia air, hidrologi, dan
teknik lingkungan, serta limnologi. Dalam mempersiapkan
rekomendasi, dan mencari masukan dari masyarakat
professional. kemudian harus mengadakan workshop dengan
para manajer sumber daya air untuk membantu
mengembangkan rekomendasi-rekomendasi praktis untuk
Page 10
meningkatkan pendidikan dan pengajaran di bidang
limnologi.
Secara tradisional, para ilmuwan limnologi yang
mempelajari sifat-sifat biologis danau. Laporan
beberapa peneliti tentang Ekosistem Perairan Pedalaman
limnologi di definisikan secara luas mencakup biologi,
fisika, dan kimia dari semua perairan pedalaman,
termasuk sungai dan rawa-rawa serta danau. Laporan
peneliti dirancang untuk memperluas pemahaman tentang
limnologi dan untuk menyediakan landasan dalam
mengembangkan program pendidikan yang lebih baik, serta
mempersiapkan generasi berikutnya dalam mengatasi
tantangan kualitas ekosistem perairan tawar pada
umumnya. Para pihak pengelolaan sumberdaya perairan
tawar baik dari perguruan tinggi, pemerintah,
mahasiswa, dan pengelola sumber daya air di instansi
pemerintah dan sektor swasta dapat mempelajari lebih
lanjut tentang sejarah dan status usaha manusia untuk
memahami danau, sungai, lahan basah dan air tawar.
Untuk para dosen pengasuh matakuliah ilmu perairan,
diharapkan dapat merekomendasikan cara-cara untuk
memperkuat program limnologi pada masing-masing
Page 11
perguruan tinggi agar dapat menghasilkan generasi
terdidik dan mempunyai kesadaran tentang fungsi dan
manfaat tentang arti pentingnya keberadaan ekostem
perairan tawar, serta para peneliti mampu memahami dan
mengurangi banyak sumber-sumber degradasi kualitas
perairan.
Sebagai kompleksitas masalah perairan tawar semakin
meningkat, peran limnologi dalam menangani masalah akan
menjadi lebih kritis. Ahli lingkungan dapat merancang
sistem untuk mengurangi input polutan ke badan air;
biologi perikanan dapat menentukan perubahan kualitas
air yang dibutuhkan untuk menyelamatkan spesies yang
terancam seperti ikan dan biota alinnya; hydrologi
dapat mengidentifikasi pola aliran air mempengaruhi
gerakan kontaminan. Namun, berbagai tindakan yang
diperlukan untuk mengembalikan badan air terkontaminasi
dapat diidentifikasi oleh tim lintas disiplin, termasuk
ilmuwan limnologi dengan pengalaman dalam
mengintegrasikan banyak faktor yang mempengaruhi
ekosistem perairan menjadi gambaran luas secara
keseluruhan sistem. Terbatas manfaat yang dicapai
kualitas air sampai saat ini adalah akibat terlalu
Page 12
sempit fokus pada pengurangan masukan untuk danau,
sungai, dan lahan basah dari titik sumber mengingat
banyak faktor lain yang mempengaruhi kualitas air.
Dalam rangka untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga
akademik dan pendidikan lainnya adalah tempat pelatihan
generasi baru di bidang limnologi, perubahan diperlukan
dalam melandasi infrastruktur pendidikan limnologi dan
penelitian, seperti dijelaskan dalam bahan ajar ini.
SUMBER-SUMBER AIR TAWAR
1) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai,
danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami
dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami
menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan
penyerapan menuju ke bawah permukaan. Meski satu-
satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya
presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas
air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk
kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan,
permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik
Page 13
aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu
presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua
faktor tersebut juga mempengaruhi besarnya air yang
menghilang dari aliran permukaan. Aktivitas manusia
memiliki dampak yang besar dan terkadang menghancurkan
faktor-faktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan
kapasitas reservoir total dengan melakukan pembangunan
reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan
lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas
dan kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan sauran-
saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi.
Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu
waktu adalah hal yang penting. Sebagian manusia
membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya
petani membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi
dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam
palawija. Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air
permukaan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar
untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan
melepaskannya pada suatu waktu tertentu. Sedangkan
penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu,
misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk
Page 14
pendinginan, atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk
mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi
ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari
kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan
mengambil air permukaan dari area tangkapan hujan
lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga
ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun
biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil.
Manusia dapat menyebabkan hilangnya sumber air
permukaan dengan menjadikannya tidak lagi berguna,
misalnya dengan cara polusi. Brazil adalah negara yang
diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di
dunia, diikuti oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
2) Aliran sungai bawah tanah
Total volum air yang dialirkan dari daratan menuju
lautan dapat berupa kombinasi aliran air yang dapat
terlihat dan aliran yang cukup besar di bawah permukaan
melalui bebatuan dan lapisan bawah tanah yang disebut
dengan zona hiporeik (hyporheic zone). Untuk beberapa
sungai di lembah-lembah yang besar, komponen aliran
Page 15
yang "tidak terlihat" mungkin cukup besar dan melebihi
aliran permukaan. Zona hiporeik seringkali membentuk
hubungan dinamis antara perairan permukaan dengan
perairan subpermukaan dengan saling memberi ketika
salah satu bagian kekurangan air. Hal ini terutama
terjadi di area karst di mana lubang tempat
terbentuknya hubungan antara sungai bawah tanah dan
sungai permukaan cukup banyak.
3) Air tanah
Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang
pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam. Air tanah
juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer di
bawah water table. Terkadang berguna untuk membuat
perbedaan antara perairan di bawah permukaan yang
berhubungan erat dengan perairan permukaan dan perairan
bawah tanah dalam di aquifer (yang terkadang disebut
dengan "air fosil").
Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan
dengan sistem perairan permukaan dalam hal adanya
input, output, dan penyimpanan. Perbedaan yang paling
mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah
Page 16
mengalir dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa
hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke
perairan permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan
air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh
lebih besar dari perairan permukaan. Input alami dari
air tanah adalah serapan dari perairan permukaan,
terutama wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output
alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
Air tanah mengalami ancaman berarti menghadapi
penggunaan berlebihan, misalnya untuk mengairi lahan
pertanian. Penggunaan secara belebihan di area pantai
dapat menyebabkan mengalirnya air laut menuju sistem
air tanah, menyebabkan air tanah dan tanah di atasnya
menjadi asin (intrusi air laut. Selain itu, manusia
juga dapat menyebabkan air tanah terpolusi, sama halnya
dengan air permukaan yang menyebabkan air tanah tidak
dapat digunakan.
4) Desalinasi
Desalinasi adalah proses buatan untuk mengubah air
asin (umumnya air laut) menjadi air tawar. Proses
desalinasi yang paling umum adalah destilasi dan
Page 17
osmosis terbalik. Desalinasi saat ini cukup mahal jika
dibandingkan dengan mengambil langsung dari sumber air
tawar, hanya sebagian kecil kebutuhan manusia terpenuhi
melalui desalinasi. Proses ini terjadi secara ekstensif
di Teluk Persia untuk mensuplai air bagi beberapa
wilayah di Timur Tengah dan fasilitas wisata dan
perhotelan di wilayah tersebut.
5) Air beku
Bongkahan es yang terlihat di New Foundland,
Canada. Es yang membeku di kutub dan glasier berpotensi
untuk dijadikan sumber air tawar karena dua per tiga
air tawar dunia berada dalam bentuk es. Beberapa skema
telah diajukan untuk menjadikan gunung es di kutub
sebagai sumber air, namun hingga saat ini hal itu hanya
sekedar rencana. Aliran glasier saat ini dikatakan
sebagai salah satu perairan permukaan. Himalaya, "Atap
Dunia" mengandung glasier dan es dalam jumlah besar di
luar wilayah kutub, dan menjadi sumber dari sepuluh
sungai besar di Asia yang menghidupi miliaran manusia.
Masalah yang terjadi saat ini adalah peningkatan
temperatur dunia yang cukup cepat, Nepal saat ini
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,6 derajat
Page 18
Celcius sejak sepuluh tahun lalu, sementara dunia
mengalami peningkatan sebesar 0,7 sejak ratusan tahun
yang lalu.
TIPOLOGI PERAIRAN MENGALIR
Secara historis, aliran sains telah diidentifikasi
paling kuat dengan aliran sungai biologi dan ekologi.
Ahli arus orang pertama mengidentifikasi biologi
disiplin ilmu seperti mikrobiologi kesehatan
masyarakat, biologi perikanan, dan perairan entomologi.
aliran biologi sebagian besar deskriptif melalui paruh
pertama abad kedua puluh dan difokuskan pada distribusi
dan aliran taksonomi organisme. Perkembangan ekologi
atau aliran sungai sebagai suatu disiplin analog
dengan danau tumbuh dari inisiatif yang dimulai pada
1950-an dan 1960-an. Hynes "1970 dengan bukunya The
Ecology of Running Waters biasanya dianggap sebagai buku
pertama aliran ekologi. Para ilmuwan telah
mengembangkan beberapa prinsip pengorganisasian dalam
beberapa dekade terakhir yang terpisah untuk
mengintegrasikan fisik, kimiawi, dan biologis merupakan
disiplin ilmu yang berkontribusi terhadap studi sungai
sebagai ekosistem. Seorang ilmuan dari RRC
Page 19
menggambarkan sistem sungai sebagai rangkaian terpadu
terus mengalami perubahan fisik yang menyebabkan
penyesuaian dalam berhubungan biota (Cummins et al.,
1995). Geomorfologi dan karakteristik hidrologi sungai
menyediakan perubahan fisika sebagai dasar bahwa
perubahan yang dapat diprediksi dari hulu ke hilir
sungai. Komunitas biologis yang berkembang dalam
adaptasi terhadap perubahan fisik. Konsep demikian
memiliki orientasi daerah aliran sungai dan berfokus
pada perairan darat dan interaksinya. Sejak
perkembangannya, para ilmuan Cina telah memodifikasi
dalam banyak cara untuk mengakomodasi berbagai faktor,
seperti iklim, geologi, efek anak sungai, dan
geomorfologi lokal, yang mempengaruhi aliran sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu
arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung
sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau.
Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung
keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri,
Page 20
karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi
fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Sungai merupakan jalan air alami. Laluan melalui sungai
merupakan cara biasa air hujan yang turun di daratan
untuk mengalir ke laut atau takungan air yang besar
seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai.
Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk
sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri
dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu
laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan. Wilayah sungai
adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil
pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai.
Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang
palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki
tanggul sebelah dalam. Bangunan sungai adalah bangunan
Page 21
yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan,
penggunaan dan pengendalian sungai. Garis sempadan
sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai.
Konsep daerah aliran sungai atau DAS sebagai unit
dasar, dari sistem hidrologi sungai setidaknya berawal
dari tahun 1920-an, dan perspektif daerah aliran sungai
telah digunakan baik dalam mengatur konsep dan
hidrologi dalam pengumpulan data. Limnologi semakin
menyadari bahwa sungai, danau, dan lahan basah harus
dianggap sebagai sistem yang saling terkait dalam
konteks DAS. Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan
Drainage Area, atau Rivers basin atau Watershed. DAS adalah daerah
yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah
tersebut, airnya mengalir ke sungai tersebut. Pemanfaatan terbesar
sebuah sungai adalah sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk
dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini
terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Suatu DAS dibatasi oleh topografi alami berupa
punggung-punggung bukit/gunung, dimana presipitasi yang
jatuh di atasnya mengalir melalui titik keluar tertentu
(outlet) yang akhirnya bermuara ke danau atau laut.
Page 22
Wilayah DAS terdiri dari komponen sumberdaya biotik,
abiotik dan lingkungan lainnya yang saling berinteraksi
membentuk kesatuan ekosistem. Ekosistem DAS sebagai
unit pengelolaan sumberdaya alam terdiri dari sistem
fisik, sistem biologis dan sistem manusia serta masing-
masing komponen dalam sistem dan subsistem-subsistemnya
saling berinteraksi. Wilayah DAS menjadi integrator
beragam interaksi komponen ekosistem, sehingga batas
DAS sering dijadikan batas ekologis. Batas ekologis
menjadi sangat enting dalam pembangunan berkelanjutan
yang menjamin fungsi ekologis dan ekonomi. Aliran
sungai yang umumnya berada di tengah wilayah DAS sering
dijadikan batas terluar dari batas administrasi daerah
otonom. Oleh karena itu batas DAS bersifat lintas lokal
melampaui batas-batas kekuasaan politis dan
administrasi, sehingga masalah DAS menyangkut beberapa
kabupaten dalam satu atau lebih propinsi. Pengaturan
dan pengelolaan Sumber daya air dalam DAS dirasakan
semakin kompleks dalam era otonomi daerah dan
berpotensi menimbulkan konflik antar daerah otonom
apabila tidak dipahami dengan menyeluruh. Oleh karena
itu strategi pengelolaan DAS secara terpadu,
menyeluruh, fleksibel. efisien dan berkeadilan dalam
Page 23
konteks otonomi daerah diperlukan untuk menghindari
konflik dan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan.
BAGIAN-BAGIAN SUNGAI DAN CIRI-CIRINYA
Bagian Hulu Bagian hulu memiliki ciri-ciri:
arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung
sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs),
kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan
tidak terjadi pengendapan.
Bagian Tengah Bagian tengah mempunyai ciri-ciri:
arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai
berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping
(vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U
(konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan
sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang
mencapai 180° atau lebih.
Bagian Hilir Bagian hilir memiliki ciri-ciri:
arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke
samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan,
di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta
palungnya yang lebar
Page 24
Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber
airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari
air hujan atau sumber mata air.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari
pencairan es.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari
sumber mata air.
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai
dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya
sepanjang tahun relatif tetap.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim
hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau
airnya kecil.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau
airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya
pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai
jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya
Page 25
saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu :
a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah lereng awal.
b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang
aliran airnya mengikuti strike batuan.
c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya
berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau
berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan
serta bermuara di sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan
bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa
dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan
menjadi dua yaitu :
Page 26
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada
struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini
terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu
menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang,
struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan
batuan yang menutupinya.
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6
macam yaitu :
a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar
meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat
di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
2) Radial Sentrifugal, adalah pola aliran yang mengumpul
menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah
basin (cekungan).
b.Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur.
Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk
memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini
Page 27
biasanya terdapat di daerah datar atau daerah
dataran pantai.
c.Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti
daun.
d.Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut
siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
e.Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak
sungainya membentuk sudut lancip.
f.Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk
lingkaran.
TIPOLOGI PERAIRAN MENGGENANG
1. DANAU
Perlu kita sadari bahwa pemahaman tentang berbagai
faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia dan
biologi ekosistem Danau adalah suatu hal yang sangat
penting, dan harus diakui bahwa pengetahuan kita
tentang karakteristik ekosistem Danau masih sangat
terbatas. Sebenarnya sudah banyak dilakukan penelitian
oleh berbagai pihak pada ekosistem Danau, tetapi
umumnya merupakan penelitian yang sifatnya sesaat dan
temporal saja, sehingga tidak mendapatkan gambaran
Page 28
kondisi ekologis danau secara menyeluruh. Kita masih
belum memahami secara rinci tentang bagaimana pola
temperatur air danau secara vertikal, bagaimana kondisi
substrat dasar danau dan bagaimana pola distribusi dan
pertumbuhan biota air yang terdapat di Danau.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
pola temperatur air danau di beberapa lokasi
penelitian, diperoleh bahwa nilai temperatur pada
bagian permukaan Danau tidak berbeda jauh dengan
besaran temperatur pada bagian danau yang lebih dalam
(pada kedalaman 200 – 500 m), dengan selisih hanya
sekitar 10 C. Hal ini menunjukkan bahwa sulit menemukan
lapisan air di mana terjadi termoklin, yaitu terjadinya
penurunan temperatur air secara drastis sejalan dengan
bertambahnya kedalaman air. Adanya termoklin akan
menyebabkan terjadinya stagnasi arus air secara
vertikal, karena adanya perbedaan temperatur yang besar
antara lapisan permukaan dengan lapisan bagian dasar
danau. Hal ini menyebabkan air danau sulit bercampur
secara vertikal. Dengan sulitnya terbentuk lapisan
termoklin di Danau, maka peluang terjadinya sirkulasi
air danau secara vertikal menjadi lebih besar. Oleh
karena itu penelitian yang rinci tentang pola arus
Page 29
menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Pemahaman tentang pola sirkulasi air ini misalnya dapat
dimanfaatkan oleh nelayan budidaya ikan dalam jaring
apung untuk menghindarkan ikan budidaya dari
kemungkinan terkena senyawa toksik yang terakumulasi di
dasar perairan dan naik ke permukaan pada saat terjadi
proses sirkulasi air.
Secara hidrologis sumber atau suplai air danau-
danau oxbow dan limpasan banjir lainnya ad%alah umumnya
berasal dari sungai utama. Memang ada sebagian danau
yang sumber airnya berasal dari dalam tanah. Sehingga
danau-danau tersebut ekologinya sangat dipengaruhi oleh
tingkat konektivitas atau keterbukaannya dengan sungai.
Ukuran penyabaran danau-danau tersebut juga sangat
mempengaruhi ekosistemnya. Kedalaman danau-danau
tersebut bervariasi antara 3 – 14 m. Fluktuasi muka air
danau di DAS Kahayan antara musim kemarau dan musim
penghujan bisa mencapai 6 m (Wulandari et al., 2003).
Demikian juga tentang pola pertumbuhan dan
distribusi plankton perlu dipahami secara menyeluruh
dan mendetail. Pertumbuhan plankton sangat berfluktuasi
tergantung dari perubahan berbagai faktor lingkungan
Page 30
seperti musim, ketersediaan nutrisi (terutama fosfor),
cahaya, dan temperatur air. Hal ini menunjukkan adanya
interaksi yang sangat erat antara faktor-faktor
lingkungan abiotik dengan keberadaan organisme air,
sehingga perubahan nilai dari berbagai faktor
lingkungan abiotik akan mempengaruhi keanekaragaman
organisme air. Pemahaman mengenai interaksi antara
organisme di danau dengan parameter lingkungan abiotik
selanjutnya dapat dikembangkan untuk menentukan
organisme air sebagai bioindikator kualitas ekosistem
danau. Oleh karena itu adanya stasiun penelitian yang
sifatnya permanen menjadi suatu kebutuhan mendesak
dalam rangka melakukan berbagai kegiatan penelitian dan
pemantauan terhadap berbagai faktor lingkungan danau
secara berkesinambungan.
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan
luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga
ratusan meter persegi. Danau adalah sejumlah air (tawar
atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup
luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser,
aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya
danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan
Page 31
olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi
yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang
seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak
berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih
atas. Proses terbentuknya danau dapat dibedakan atas :
glacier, tanah longsor yang membendung lembah,
pelarutan mineral tertentu dalam tanah sehingga
permukaan tanah menurun membentuk cekungan.
danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat
penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan
danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat
aktivitas vulkanisme / gunung berapi
danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk
akibat percampuran aktivitas tektonisme dan
vulkanisme
danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat
pelarutan tanah kapur
danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat
mencairnya es / keringnya daerah es yang kemudian
terisi air
Page 32
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa danau
yang dalam terdiri atas tiga zona utama, masing-masing
dengan ciri komunitas organisme yamg terdiri dari :
Tepian danau (zona litoral) pada zona ini
cahaya masih menembus dasar perairan. Produsen utama
pada zona ini adalah tumbuhan tingkat tinggi hingga
ke alga yang menempel pada tumbuhan dan pada setiap
substrat lainnya. Konsumen pada zona ini terdiri
dari crustacea kecil, cacing pipih, larva serangga
dan siput. Demikian pula bentuknya yang lebih besar
yaitu ikan, katak dan kura-kura.
Zona limnetik merupakan lapisan air yang
terbuka dan masih memungkinkan terjadinya
produktivitas primer, makin kedalam kita turun pada
zona ini jumlah cahaya yang tersedia untuk
fotosintesis makin berkurang samapai sama dengan
laju respirasinya. Pada tahapan ini tidak terjadi
produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih
dangkal dalam air keruh dari pada air jernih, dan
merupakan ciri yang jauh lebih penting untuk danau.
Kehidupan pada zona ini di dominasi oleh
mikroorganisme terapung yaitu planton dan hewan yang
Page 33
bergerak aktif disebut nekton. Produsen utama pada
zona ini adalah alga dan planton. Konsumen primer
mencakup krustasea terapung mikroskopik misalnya :
Dephnia cycklos dan rotifer, biota-biata ini
merupakan zooplankton. Nekton merupakan konsumen
sekunder termasuk didalamnya serangga yang berenang
dan ikan, pada umumnya ikan bergerak bebas dari satu
zona ke zona lainnya.
Zona profundal merupakan zona dalam atau
dasar sehingga cahaya tidak lagi menembus, sehingga
tidak terjadi produktifitas primer. Kalori bahan
organic yang di alirkan dari zona litoral dan
limnetik. Konsumen primer pada zona ini berasal dari
dekoposit serasah, bentos menggambarkan setiap
organisme yang hidup di dasar. Sedimen yang terdapat
pada zona profundal juga menunjang populasi dari
baktei dan fungi. Proses dekomposisi atau penguraian
bahan organik akan membebaskan nutrient organik
untuk pendauran ulang. Aktifitas kedua
mikroorganisme ini bagian akhir energy yang melalui
jarring-jaring makanan di danau. Pada daerah denga
perubahan musim yang nyata pemanasan suatu permukaan
danau pada musim panas akan mencegah percampuran air
Page 34
permukaan dan bagian bwahnya. Hal ini disebabkan air
hangat kurang padat atau pekat dari pada air dingin.
Air permukaan mampu memperoleh oksigen terlarut
langsung dari udara dan. Danau juga di bagi atas
daerah yang masih di tembus cahaya dan tidak di
tebus cahaya matahari di antaranya adalah :
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang
dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi
hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik.
Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur
yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan
daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di
dasar.
2. WADUK
Page 35
Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai
akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini
bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran
alur/badan/palung sungai, atau Waduk atau Bendungan,
adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan
pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan
rekreasi.
3. RAWA
Rawa adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang
menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari
sumber mata air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
1.Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, karena
tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya
selalu tergenang. Rawa yang airnya tidak mengalami
pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang
bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat
dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH)
mencapai 4,5.
Page 36
Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme
(hewan maupun tumbuhtumbuhan) yang hidup.
Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut
yang tebal.
2. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian karena
memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya
berganti. pergantian memiliki ciri-ciri yaitu:
Airnya tidak terlalu asam.
Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah,
ikan serta tumbuh-tumbuhan
rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-
lain.
Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita,
manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
a. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan
bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang
kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan
dinding dan lain-lain,
b. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
c. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
d. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
Page 37
Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat
yang harus kita jaga kelestariannya. Untuk menjaga
kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara
lain:
1. Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
2. Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat
membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.
KLASIFIKASI ORGANISME AIR TAWAR
Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem
air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan
Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang
biru, ganggang hijau). Fauna ekosistem air tawar:
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada
ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing,
molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung,
ammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke
air bila mencari makanan saja.
Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara
beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam
rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya
Page 38
lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi
sebagai berikut:
Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah
secara terus-menerus melalui proses osmosis.
Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang
secara aktif
Air diekskresikan melalui ginjal secara
berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.
Pengelompokkan Organisme Pada Ekosistem Danau
1. Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi,
dibagi menjadi 2 kelompok:
a. Organisme autotrof: organisme yang dapat
mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau
tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai
produsen dalam ekosistem air tawar.
b. Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam
ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan
organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan
sampah atau sisa organisme lain.
Page 39
2. Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme
air tawar dibedakan atas 5 macam:
a. Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton
tumbahan) dan zooplankton (plankton hewan),
merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu
dipengaruhi oleh arus air.
b. Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang.
Contoh: ikan, serangga air.
c. Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung
di permukaan air.
d. Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu
substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.
3. Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan
menjadi 3 macam:
a. Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang
hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta,
misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger,
kiambang.
Page 40
b. Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang,
siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
c. Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas
bakteri dan mikroba lain.
Kebiasaan hidup biota berdasarkan kadalaman pada
habitat lentik
Litoral
(daerah
tepi)
Daerah air
dangkal, sehingga
cahaya matahari
masih dapat
menembus hingga ke
dasar
Organisme :
Tumbuhan
berakar,fitoplankto
n,zooplankton, dan
hewan bentos
Limnetik
(daerah
tengah)
Daerah yang
terbuka dan dapat
ditembus cahaya
matahari
Organisme :
zooplankton,
fitoplankton,
nekton, dan neuston
Profundal
(daerah
dasar)
Daerah yang tidak
dapat ditembus
oleh cahaya
matahari.
Bakteri pengurai
dan ikan pemakan
sisa organisme mati
Page 41
Gambar : Penggolongan Organisme Berdasarkan
Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup biota pada habitat lotik
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus
karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya
bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada
batu.
Page 42
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi
hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari
pusaran air.
Berdasar kedalamannya Pada Habitat Lotik:
1. Zona Arus Deras: Daerah dangkal dan kecepatan arus
cukup tinggi, sehingga dasar perairan padat dan
tidak ada endapan. Organisme yang hidup : Bentos
yang telah beradaptasi. Periphyton yang melekat
kuat. Ikan yang dapat berenang kuat.
2. Zona Arus Lambat: Daerah perairan yang dalam dan
kecepatan arus sudah berkurang, sehingga terjadi
proses pengendapan dan dasar perairan lunak.
3. Organisme yg hidup : Plankton, Nekton penggali,
Bentos di dasar endapan
Penggolongan Organisme Air Tawar tiga tingkatan yang di
gambarkan sebagai berikut :
Penggolongan Organisme Air
Tawar
Aliran energi
Kebiasaan hidup
Kedalaman
Page 43
Bentuk Adaptasi Organisme Air Tawar
Adaptasi tumbuhan
1. Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel
satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau.
2. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar
(akar sulur).
3. Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat
air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan atau isotonis
Adaptasi Hewan
1. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat.
2. ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan
Page 44
Rantai makan yang terdapat pada ekosistem perairan
tawar namapak seperti gamabar berikut :
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan
dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau
melalui jenjang makan (tumbuhanherbivora-carnivora).
Pada setiap tahap pemindahan energi, 80 – 90% energi
potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-
langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja.
Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan
semakin besar pula energi yang tersedia. Ada dua tipe
dasar rantai makanan:
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain) Misal,
tumbuhan-herbivora-carnivora
Page 45
2. Rantai makanan sisa (detritus food chain) Bahan mati
mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan
sisa) predator.
PENGARUH MANUSIA TERHADAP EKOSISTEM AIR TAWAR
Manusia adalah penentu kualitas lingkungan, sehingga
dalam pemanfaatan sumber daya lingkungan hidup, manusia
dapat melakukan aktifitas yang berdampak positif atau
negatif terhadap lingkungan. Manusia juga mempunyai
pengaruh yang paling kuat dalam mengubah ekosistem, baik
langsung maupun tidak langsung aktifitas manusia
seringkali dapat mengubah volume, susunan dan
struktur komponen organik lingkungan dengan mengubah
bahan organik yang ada.
Hubungan antara organisme dan lingkungan fisiknya
begitu erat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Mengubah hubungan organisme dan lingkungan fisiknya
berarti melakukan perubahan terhadap susunan dan struktur
biotik dan abiotik, atau mengubah lingkungan hidup yang
bermuara pada munculnya berbagai dampak dan resiko bagi
manusia itu sendiri. Manusia berinteraksi dengan
lingkungan, dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan hidup
Page 46
tersebut. Hubungan manusia dan lingkungannya bersifat
sirkuler. Berbagai kegiatan manusia dari sekedar bernafas
hingga membendung sungai, sedikit banyak akan mengubah
lingkungannya dan perubahan lingkungan itu pada saatnya
akan kembali mempengaruhi manusia. Pengaruh terhadap satu
unsur akan merambat pada unsur lainnya yang bergerak
merambat secara halus, seringkali pengaruhnya terhadap
manusia tidak dapat terlihat dan terasakan, namun pada
suatu saat pengaruh tersebut akan terakumulasi dan
memberikan dampak yang nyata.
Kualitas kehidupan tergantung dari derajat pemenuhan
kebutuhan dasar yang diperoleh dari suatu lingkungan, dan
kualitas lingkungan dapat menjadi ukuran derajat pmenuhan
kebutuhan dasar tersebut. Semakin tinggi derajat kualitas
kehidupan dalam suatu lingkungan berarti semakin tinggi
pula derajat pemenuhan kebutuhan dasar, atau sebaliknya.
Dengan demikian, kualitas lingkungan yang baik akan
menghasilkan derajat kulaitas pemenuhan kebutuhan dasar
yang baik, dan selanjutnya menghasilkan kualitas
lingkungan yang baik.
Air dapat mengalami pencemaran oleh polutan-polutan
yang ada di alam. Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
Page 47
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai,
gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan
(sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada
air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke
dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin
organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah
tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air. Pencemaran air berdampak
luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam,
dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau,
nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar
Page 48
kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan
ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan
bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi
berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas
bakteri menurun.
Bahan pencemar berupa gas, material terlarut, dan
partikulat dapat mencemari suatu sistem perairan danau
melalui udara, tanah, limpasan pertanian, dan limbah
baik publik, maupun industri (Edward, 1993). Richard
dan Morgan (2002) melaporkan bahwa terjadi cemaran
logam timbal dan poliklorinasi bifenil (PCB) pada ikan
di Long Lake Amerika. Konsentrasi cemarannya telah
berada pada ambang batas untuk dikeluarkan rekomendasi
konsumsi ikan tersebut.
Penggunaan pestisida dalam menopang peningkatan
produk pertanian maupun perkebunan telah banyak
membantu untuk meningkatkan produksi pertanian. Namun
demikian penggunaan pestisida ini juga memberikan
dampak negatif baik terhadap manusia, biota maupun
lingkungan. Erin, et. al. (2001) mendapatkan bahwa terjadi
Page 49
resiko kematian janin dua kali lebih besar bagi ibu
yang saat kehamilannya berusia 3-8 minggu tinggal dekat
areal pertanian dibandingkan dengan yang tinggal jauh
dari daerah pertanian. Penggunaan herbisida
klorofenoksi (yang mengandung 2,4-D) telah terbukti
mengakibatkan resiko cacat bawaan pada bayi yang
dilahirkan oleh ibu-ibu yang bermukin didekat daerah
pertanian (Schreinemachers, 2003).
Penggunaan pestisida oleh petani di sekitar tepian
Danau tidak terelakan, yang diperoleh dari petani di
sekitar kawasan ekosistem air menunjukkan bahwa dalam
setahun disemprotkan sekitar 1500 kg pestisida padat
dan 140 L pestisida cair. Pestisida fosfat-organik yang
digunakan di sekitar Danau.. Penggunaan pestisida ini
juga memberikan dampak negatif, seperti dilaporkan oleh
Wira-Maharani (2004), didapatkan bahwa 28 % petani di
sekitar kawasan EkosistemDanau mengalami keracunan
pestisida akibat terpapar saat penggunaan pestisida.
Dilaporkan pula bahwa terdapat residu cemaran pestisida
klor-organik (DDT dan klorotalonil) pada air Danau,
namun cemaran (Putra-Manuaba, 2007). Terjadinya
pencemaran pestisida terhadap lingkungan termasuk danau
Page 50
disebabkan oleh beberapa hal seperti cara aplikasi,
wujud pestisida saat diaplikasikan, sifat tanah dan
tanaman, volatilitas dan solubilitas pestisida, serta
iklim (Ahlrichs, et al., 1974; Waldron, 1992; Kerle, et
al., 1996).
Transfer pestisida dapat terjadi melalui 5 cara, yaitu;
1. Adsorpsi adalah terikatnya pestisida dengan
partikel-partikel tanah. Jumlah pestisida yang
dapat terikat dalam tanah bergantung pada jenis
pestisida, kelembaban, pH, dan tekstur tanah.
Pestisida dapat teradsorpsi dengan kuat pada tanah
berlempung ataupun tanah yang kaya bahan-bahan
organik, sebaliknya pestisida tidak dapat
teradsorpsi dengan kuat pada tanah berpasir.
Adsorpsi pestisida yang kuat di dalam tanah
mengakibatkan tidak terjadi penguapan sehingga
tidak menimbulkan pencemaran terhadap air tanah
maupun air danau (Anonim, 1996; Waldron, 1996).
2. Penguapan adalah suatu proses perubahan bentuk
padat atau cair ke bentuk gas, sehingga dalam
bentuk gas bahan tersebut dapat bergerak dengan
bebas ke udara sesuai dengan pergerakan arah
Page 51
angin. Kehilangan akibat penguapan ini dapat
menghancurkan tanaman yang jauh dari tempat dimana
pestisida tersebut digunakan. Pestisida dapat
menguap dengan mudah di samping memang
pestisidanya bersifat mudah menguap, juga sebagai
akibat dari tanahnya yang berpasir dan basah.
Cuaca yang panas, kering dan berangin juga
mempercepat terjadinya penguapan pestisida
(Anonim, 1996; Waldron, 1996).
3. Kehilangan pestisida saat aplikasi adalah
kehilangan yang disebabkan terbawanya pestisida
oleh angin saat disemprotkan. Kehilangan ini
dipengaruhi oleh ukuran butiran semprotan, semakin
kecil ukuran butiran semakin tinggi kemungkinan
untuk hilang, kecepatan angin, jarak antara lubang
penyemprot dengan tanaman target. Pestisida yang
hilang atau tidak mengenai target ini dapat
membahayakan atau mengkontaminasi tanaman lain,
bahkan dapat membahayakan orang lain, ternak
ataupun hewan bukan target. Demikian juga,
pestisida ini dapat mencemari danau, sungai
sehingga membahayakan biota yang ada di dalamnya
(Anonim, 1996; Waldron, 1996).
Page 52
4. Limpasan akhir adalah terbawanya pestisida
bersama-sama aliran air menuju daerah yang lebih
rendah. Pestisida yang terbawa ini dapat bercampur
dengan air atau terikat dengan tanah erosi yang
ikut terbawa. Banyaknya pestisida yang terbawa ini
dipengaruhi oleh: kecuraman lokasi, kelembaban
tanah, curah hujan, dan jenis pestisida yang
digunakan. Limpasan dari daerah pertanian yang
menggunakan pestisida akan dapat mencemari aliran
air, sungai, danau, sumur maupun air tanah. Residu
cemaran pestisida pada permukaan air dapat
membahayakan tanaman, biota dan juga dapat
mencemari air tanah (Anonim, 1996; Waldron, 1996).
5. Rembesan adalah perpindahan pestisida dalam air di
dalam tanah. Perembesan dapat terjadi keseluruh
penjuru, ke bawah, atas dan samping. Fakto-faktor
yang mempengaruhi terjadinya perembesan adalah
sifat-sifat pestisida dan tanah, dan interaksi
pestisida dengan air seperti saat terjadinya hujan
ataupun irigasi saat musim tanam. Proses
perembesan dapat meningkat bila pestisidanya
bersifat mudah larut dalam air, tanahnya berpasir,
turun hujan saat penggunaan pestisida, dan
Page 53
pestisidanya teradsorpsi dengan kuat dalam tanah
(Anonim, 1996; Waldron, 1996).
Proses degradasi adalah proses terjadinya peruraian
pestisida setelah digunakan, dapat terjadi sebagai
akibat adanya; mikroba, reaksi kimia, dan sinar
matahari. Prosesnya dapat terjadi setiap saat dari
hitungan jam, hari, sampai tahunan bergantung pada
kondisi lingkungan dan sifat-sifat kimia pestisida
(Anonim, 1996). Degradasi akibat mikroba (microbial
degradation) adalah degradasi pestisida oleh
mikroorganisme seperti fungi dan bakteri. Proses
degradasi oleh mikroba ini akan mengalami peningkatan
bila: temperatur, pH tanah cocok untuk pertumbuhan
mikroba, cukup oksigen, dan fertilitas tanahnya cukup
baik.
1. Degradasi kimia (chemical degradation) adalah proses
degradasi akibat terjadi reaksireaksi kimia. Tipe
dan kecepatan reaksi yang terjadi dipengaruhi
oleh; ikatan antara pestisida dengan tanah,
temperatur dan pH tanah.
2. Degradasi akibat sinar matahari (photodegradation)
adalah degradasi pestisida oleh adanya sinar
Page 54
matahari. Tingkat degradasi akibat sinar matahari
ini dipengaruhi oleh intensitas dan spektrum sinar
matahari, lamanya terpapar, dan sifat pestisida.
Pestisida dapat mengalami degradasi lebih cepat
pada rumah kaca yang beratapkan plastik
dibandingkan dengan yang beratapkan kaca, karena
kaca mampu menahan sinar UV lebih baik
dibandingkan plastik.
Beberapa peneliti perairan tawar telah melakukan
berbagai pemodelan, mengingat danau, sungai, dan rawa
banyak mendapatkan tekanan akibat peningkatan aktivitas
pemanfaatan kawasan, sebagai objek pariwisata,
perkembangan aktivitas perhotelan, dan pertanian di
wilayah tepian. Secara keseluruhan pemanfaatan kawasan
tepian danau, sungai dan rawa adalah merupakan vegetasi
alami darat berupa hutan, daerah sempadan yang masih
alami, merupakan daerah dengan aktivitas pertanian, dan
merupakan kawasan pemukiman, pertanian, perkebunan dan
perikanan.
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA
1. Suhu
Page 55
Suhu suatu perairan sangat dipengaruhi oleh musim,
lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Waktu dalam
suatu hari dan sirkulasi udara , penutupan awan dan
aliran serta kedalaman dari perairan. Menurut
pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu
kisaran 25 – 32 ºC. Menurut hukum Vant Hoffs, kenaikan
suhu sebesar 10º C (hanya pada kisaran temperature yang
masih bisa ditolerir) akan meningkatkan laju
metabolisme dari organisme sebesar 2-3 kali lipat.
Akibat meningkatnya laju metabolisme akan mengakibatkan
konsumsi oksigen meningkat, sementara dilain pihak
dengan naiknya temperature akan mengakibatkan kelarutan
oksigen dalam air menjadi berkurang.
2. Kecerahan
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau
sebagian cahaya yang diteruskan. Kecerahan air
tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan
dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan
cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain
itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang
dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya.
Page 56
3. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap
dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam
air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan
anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti
lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik
seperti plankton dan mikroorganisme lainnya
4. Oksigen Terlarut (O²)
Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup
yang tinggal di air baik tanaman maupun hewan
tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen
berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman
tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan
(turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis
respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan
air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut
antara 15 mg/l pada suhu 0º C dan 8 mg/l pada suhu
25ºC.
5. Nitrat (NO3)
Page 57
Nitrat adalah bentuk nitrogen utama diperairan
alami. Nitrat berasal dari ammonium yang masuk ke dalam
badan sungai terutama melalui limbah domestic
konsentrasinya di dalam sungai akan semakin berkurang
bila semakin jauh dari titik pembuangan yang disebabkan
adanya aktifitas mikroorganisme di dalam air contohnya
bakteri nitrosumonas. Mikroorganisme tersebut akan
mengoksidasi ammonium menjadi nitrit dan akhirnya
menjadi nitrat oleh bakteri. Proses oksidasi tersebut
akan menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut semakin
berkurang, terutama pada musim kemarau saat turun hujan
semakin sedikit di mana volume aliran air sungai
menjadi rendah.
Dalam kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut
sangat rendah dapat terjadi kebalikan dari stratifikasi
yaitu proses denitrifikasi di mana nitrat akan
menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lepas ke
udara atau dapat juga kembali membentuk ammonium dan
amoniak melalui proses amonifikasi nitrat. Nitrat dapat
digunakan untuk mengklafisikasikan tingkat kesuburan
perairan. Perairan oligotrofik kadar nitrat 0 – 1 mg/l,
Page 58
perairan mesotrofik kadar nitrat 1 – 5 mg/l, perairan
eutrofik kadar nitrat 5 -50 mg/l.
6. Fosfat (PO4)
Dalam ekosistem air, fosfor terdapat dalam 3 bentuk
senyawa yaitu senyawa fosfor anorganik seperti
ortoposfat senyawa organik dalam protoplasma dan
sebagai senyawa organik terlarut yang terbentuk dari
proses penguraian tubuh manusia. Sumber posfat di
perairan biasanya berasal dari:
Pelapukan batuan mineral
Dekomposisi bahan organik
Deterjen
Limbah industri dan domestik
Pupuk lahan pertanian
Adapun peranan posfat adalah :
Berperan terhadap transfer energy di dalam sel
yang terdapat pada ATP dan ADP
Posfor dalam bentuk ortoposfat yang dimanfaatkan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Dari
polifosfat dihidrolisis dulu membentuk ortoposfat.
Proses hidrolisis untuk polifosfat menjadi
Page 59
ortofosfat sangat dipengaruhi oleh suhu dan ph.
Phosfat anorganik setelah masuk ketumbuhan seperti
fitoplankton mengalami perubahan organofosfat.
Phosfat yang berikatan dengan ferry tidak larut
dan mengendap di dasar perairan pada saat terjadi
anaerob, ferry mengalami reduksi menjadi ferro
yang bersifat larut dan melepaskan posfat ke
parairan sehingga keberadaan posfat meningkat.
Kadar posfat di perairan alami berkisar 0,005 –
0,02 mg/l dalam bentuk (P-PO4) untuk air minum 0,2
mg/l (PO4).
7. PH (Derajat Keasaman)
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan
OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih
akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000
teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7.
Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun
dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila
ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik
dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa.
Kondisi perairan yang ebersifat sangat asam atau basa
akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna
Page 60
akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan
respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah yang
akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat
terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin
tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup
organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air
terganggu. Nilai pH suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas
fotosintesis. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan
organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks
kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan
asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik
tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu
perairan (Odum, 1971). Nilai pH juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan
(Pescod, 1973). Nilai pH pada suatu perairan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap organisme perairan
sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan
baik buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Biasanya
Page 61
angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator
dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-
unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh
fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk
bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu
alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar
perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara
perlahan (Sary, 2006). Tingkat pH lebih kecil dari 4, 8
dan lebih besar dari 9, 2 sudah dapat dianggap
tercemar. Disamping itu larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan
asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi, yaitu Larutan ini mempertahankan
pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
Page 62
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan
seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-
lain. Larutan penyangga yang sedangkan pH yang tinggi
mengindikasikan perairan basa. Larutan penyangga yang
bersifat basa Larutan ini mempertahankan pH pada daerah
basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat
dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal
dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat
dimana basa lemahnya dicampurkan berlebihi. Secara pH
parameter ntuk kehidupan ikan-ikan tersebut adalah 6,5-
8,4 (Asdak, 2007).
Derajat keasaman ini pH sangat penting sebagai
parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan
laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.
Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup
pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya
nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai
atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Fluktuasi
pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air
tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air
tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai
Page 63
semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada
penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air.
Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan
lebih mudah dilakukan.
Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan
mencirikan keseimbangan
antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran
konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan (Saeni, 1989). Sebagian besar
biota akuatik sensitif
terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-
8,5 (Effendi, 2003).
Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter
kualitas air karena pH mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain
itu organisme akuatik dapat bertahan hidup pada kisaran
pH tertentu. Fluktuasi pH sangat ditentukan oleh
alkaliniitas air tersebut. Suatu perairan yang
produktif dan mendukung kelangsungan hidup organisme
akuatik terutama ikan menurut PP No. 82 (2001) yaitu
berkisar 6-9. Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup. Ikan
Page 64
sangat toleran terhadap derajat keasaman (pH) air. Ikan
ini dapat bertahan hidup di perairan dengan derajat
keasamaan yang agak asam (pH rendah) sampai di perairan
yang basa (pH tinggi) dengan pH 5-9. Kandungan oksigen
yaitu 02 terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan patin
adalah 3-6 ppm. Kadar karbondioksida (CO2) yang bisa
ditoleran adalah 9-20 ppm. Tingkat alkalinitas yang
dibutuhkan 80-250 ppm. Secara sederhana, pengertian pH
menunjukkan kondisi asam atau basa dari suatu perairan.
Derajat keasaman juga merupakan indikator yang dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur lain yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Nilai pH yang rendah
mengindikasikan bahwa perairan asam, sedangkan pH yang
tinggi mengindikasikan perairan basa. Kedua kondisi ini
tidak baik untuk kegiatan budidaya. Perubahan pH secara
mendadak ditandai dengan berenangnya ikan sangat cepat.
Bila terjadi penurunan pH secara terus-menerus, akan
keluar lendir yang berlebihan atau iritasi kulit
sehingga ikan akan mudah diserang penyakit. Kondisi
yang baik untuk ukuran keasaman perairan budidaya
berada pada kisaran pH 6 —8 (R. Eko Prihartono, 2004).
pH atau kadar keasamaan air yang baik untuk budidaya
lobster air tawar adalah berada pada angka 6 sampai 8.
Page 65
9. Kesadahan
Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam
divalent (valensi dua) atau kesadahan adalah jumlah ion
kalsium, magnesium, strontium dan barium yang sangat
terdapat dalam air. Namun karena konsentrasi strontium
dan barium yang sangat sedikit maka kesadahan lebih
ditekan pada keberadaan ion kalsium dan magnesium saja.
Nilai kesadahan air menunjukkan indikasi tentang sifat-
sifat air dan juga indikasi tentang adanya pencemaran
air. Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air
untuk membentuk busa. Semakin sadah air, semakin susah
untuk sabun untuk membentuk busa karena menadi
prepitasi yang mengendap. Perairan dengan nilai
kesadahan tinggi pada umumnya adalah perairan yang
berada pada wilayah yang memiliki lapisan tanah puncak
(top soil) tebal dan batuan kapur.
10. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah gas yang tersusu atas satu
atom karbon dan dua atom oksigen. Atmosfer bumi
mengandung karbondioksida dengan persentase yang
relative kecil (0,033%), meskipun persentase
karbondioksida di atmosfer kecil, akan tetapi
Page 66
keberadaan karbondioksida di perairan relative banyak,
karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yanag
tinggi, Sumber CO2 dalam perairan berasal dari :
a. Difusi dari atmosfir : Karbondioksida yang
terdapat di atmosfir mengalami difusi secara
langsung dalam air, walaupun volume karbondioksida
di atmosfir hanya sedikit.
b. Air hujan : Air hujan melarutkan karbondioksida,
kandungan sekitar 0,55-0,60 mg/l dari
karbondioksida diatmosfir bumi.
c. Air yang melewati tanah organic : Tanah organic
yang mengalami dekomposisi mengandung relative
banyak karbondioksida sebagai hasil proses
dekomposisi.
d. Respirasi tumbuhan, hewan, bakteri aerob dan
anaerob: Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan
karbondioksida, dekomposisi bahan organic pada
kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai
salah satu produk akhir.dekomposisi anaerob
karbohidrat pada bagian dasar perairan, pada
akhirnya akan menghasilkan karbondioksida.
Page 67
Beberapa fakror-faktor yang mempengaruhi fliktuasikarbondioksida antara lain :
Suhu pH
11. Amoniak
Amoniak merupakan hasil perombakan asam-asam amino
oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob, amoniak
dalam perairan tidak terlalu berbahaya jika air itu
diberi klor. Peningkatan kadar amoniak NH3 dalam
perairan dipicu oleh tingginya proses perombakan
protein yang dilakukan oleh bakteri dan akan
menghasilkan nitrat, kadar amoniak ini juga dipicu oleh
tinggi rendahnya suhu dalam perairan tersebut karena
dengan adanya fluktuasi suhu dalam perairan akan
menyaebabkan perbedaan tingkat respirasi bakteri yang
akan mengakibatkan perombakan protein dalam perairan.
SIKLUS AIR
Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang
ada di planet ini adalah sama walaupun manusia,
binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk
Page 68
kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak
terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus
hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan
banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam.
Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang
membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui.
Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk
cairan, gas atau uap, maupun padat/es. Jumlah air
seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara
dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners
akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam
kelangsungan hidup manusia di bumi.
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :
A. Siklus Pendek
1) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas
matahari
2) Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3) Turun hujan di permukaan laut
B. Siklus Sedang
Page 69
1) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas
matahari
2) Terjadi kondensasi
3) Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4) Pembentukan awan
5) Turun hujan di permukaan daratan
6) Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C. Siklus Panjang
1) Air laut menguap menjadi uap gas karena panas
matahari
2) Uap air mengalami sublimasi
3) Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4) Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5) Pembentukan awan
6) Turun salju
7) Pembentukan gletser
Page 70
8) Gletser mencair membentuk aliran sungai
9) Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian
ke laut