M("nqer a hut: PEMERIKSAAN KWANTITATIF PERPINOAHAN NUCLEOLUS AKIBAT AXOTOMI N.HVPOGLOSSUS OARI KELINCI PROYEK PPPT- UGM 1976/1977 No.: 7 8 Kepala A n atomf f :11 b .. •olo nt A ' · • • f , rl( n r orcr.•f :")(ll, OLEH SUBIVANTO fl.of, ci . Soem la tl Ah a . Bagian Anatami, Embryologi dan Anthropologi Faku It as Kedokteran U. G. M. Vogyakarta . OITUJUKAN KEPADA LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
M("nqera hut:
PEMERIKSAAN KWANTITATIF PERPINOAHAN NUCLEOLUS AKIBAT AXOTOMI N.HVPOGLOSSUS OARI KELINCI
PROYEK PPPT- UGM 1976/1977
No.: 7 8
Kepala B<~ Q!,!) A natomf f :11 b .. •olon t A ' · • • f , rl( n r orcr.•f :")(ll,
OLEH
SUBIVANTO fl.of, ci . Soemla tl Ah a .
Bagian Anatami, Embryologi dan Anthropologi Faku It as Kedokteran U. G. M.
Vogyakarta .
OITUJUKAN KEPADA
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
..
- i -
Prakata
Sudah banyak diselidild 1rsoalan neuron mengikuti c't::.ge
~lerasi retrograd a tau chromatolysis, baik secara his t ologi ,
sitokimia maupun microradiootografi. Kesemuanya terba tas pada
sel dengan sitoplasma dan nucleusnya, masih sedikit penyeli
dikan terhadap nucleolus yang terdapat didalam nucleus.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan kiranya belum lengkaplah
apabila melup8kan nucleolus ytmg tel'(Ja.put dn.l rm nucleus , me!l€;:~.
ngat fungsi dari nucleolus pada akhir akhir ini, diketahui j u
ga punya peranan yang sangat panting didalam kebidupan sel.
Didalam penyelidikan ini akan dicari secara obyektif
kwanti tatif, kedudukan nucleolus meJ1€ikuti degenerasi r e tro
grad atau chromatolysis. Hal ini akan menambah lengkapnya pe
nyelidikan yang pernah dilakukan di laboratorium Anatomi Fa
kul tas- Kedokteran U.G.~i. dan telah dipublikasikan di Ma j alah
Warta Anatomi.
Memang diakui bahwa banyak kekurangan kekurangan, berhu
bung fasili tas fasili tas yang ada sangat terbatas. Heskipun
demikian kiranya dengan alat yang sangat sederhana yang terda
pat dibagian .Anatomi, dan dengan kerja penuh kesabaran dan ke
telitian, diharapkan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan,
untuk menambah berkembangnya . .nu pengetahuan di Indonesia .
Akhirnya kami mengucap banyak terima kasih kepada :
1 • Lembaga Peneli tian UGJ.f yang telah mengusa.lla.Y..an beaya
untuk peneli tian ini.
2. Prof. Drs. R. Radiopoetro, Prof. dr. Soewasono dan
Prof. dr. Ny. Soemiati Ahmad yang memberikan bimbing
an dan kritik kritik dalam penyelidikan ini. 3 . Laboratorium Histologi Fakul tas Biologi UGloi.
4. Sejawat sejawat di bagian Anatftm:i. beserta para karya
wan Bagian ..-'\.natomi.
Bantuan bantuan yang telah diberikan kiranya tidak dapa:t
dinilai harganya.
- ii-
D a f t a r i s i
Prakata
Daftar isi
Intisari
I. Pengan tar
II. Cara penelitian
III. Hasil peneli tian dan pembahasan
A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
I V. Kesimpulan
v. Daftar pustaka
Halama.'1
i
ii
i i i
3
7
7
14
20
2 1
- iii -
I nti sari
Dipakai kelinci jan tan (: cc·rasa. I'tfasing masing nervus b.ypo
glessus kiri dipotong sepanjang kurang lebih 2 mm , unt uk kemu-
dian dibiarkan hidup postoperatif dengan lama yang berbeda b~
da. Kemudian kelinci di perfusi, mula mula dengan ai r garam fi
sioJ_ogis selanjutnya dengan campuran formaldehyde dan acidum
aceticum.
r•1edula oblongata 1:-",ita ambil dan pada t empat cUlllc."l.na terda
pat nucleus nervus hypoglossus dibuat potongan seri sec ar a
transve rsal, dan dicat dengan cresyl violet fas t. Dengan bcT.
tuan mikroskop caha.ya preparat diamati dan dihi t ung j umlah nu
cle-olus keseluruhan, juga dihitung jumlah nucleolus yang ekse.u,
trik.
Selain itu digambar pula pada kertas berkotak kotak nucl~
olus yang eksentrik dengan nucleusnya memaka~ camera l ucida.
Hal ini dipalmi untuk menentukan kesektor mana nucleolus ber
pindah. Dengan cara ini dapat diambil kesimpulan bahwa nucle o
lus pindah ketepi secara in vivo dan pindalmya ketepi tidak m£_
nunjukkan spesifikasi.
I I
I I
- 1 -
I. L.!'l n g A n t a r
Pendapat mengenai letak · ·wleolus dalam nucleus eel saraf
mengikuti degenerasl. retrograd atau chromatolysis masih sim
pang siur. Disatu pihak mengatakan bahwa nucleolus tetap ada
ditengah dari nucleus eel saraf mengikuti chromatolysis, se
dang dilain pihak mengatakan nucleolus akan pindah ketepi.
Dengan adanya perbedaan pendapat ini, kami ingin mencari ke
pastian apakah memang terjadi perpindahan nucleolus mengikuti
chromatolysis, dan kalau benar demikian kapankah peristiwa
tersebut terjadi. Hal ini sangat penting, sesuai dengan per
kembang~n ilmu pengetahuan di Indonesia, oleh karena proses
proses patologis yang mengenai neuron, misalnya karena infek
si virus (poliomyelitis), keracunan, inflamasi, pengikatan
dan pacuan pada sar af , anaemj_a dan sebagainya, kiranya juga
mempunyai gambaran yang serupa dan dapat dilukiskc.1.n sampai
seberapa jauh suatu saraf aka.n kembali kekeadaan semula se
telah mengalami sesuatu proses degenerasi.
Barr & Hamilton 1948 (3) yang menyelidiki pada kucing ~~
11gatakan bahwa nucleolus tetap ditengah dari nucleus eel sa
raf mengikuti chromatolysis. Pendapat ini disokong oleh peny~
Bila ki~a lihat pada tabel I tersebut, jumlah nucleolus
yang e ksentrik pada sisi yang dipotong (kiri) menunjukkan ke
. naikan sampai mencapai minggt1 ~m 4 untuk kemudian menurun. J,i
ka dilihat perbedaan antara nucleolus eksentr i k sisi yang d.!.
potong dan sisi yang tidak, dipootong, maka tampak pada minggu
minggu pertama sampai ke empat naik untuk mencapai puncak pa
da minggu ke empat selanjutnya menurun. (lihat gambar 2) .
60
50 .
40 .
30
I
I I •
. I
I I
I
/
•
/ /
/ \ ./... \ . \
\
\ •
\
7 14 21 28 35
\
. ---· a
42 49 . 56 70 77
Gambar 2. Grafik yang menunjukkan nucleolus yang eksentri :3 . absis: hari setelah pemotongan. or dinat : rata rata nucleolus eksentris, a . dari saraf ya~g dipotong b. dari saraf yang tidak dipotong c . perbedaan dari kcduanya .
- 10 -
Bila ki ta hi tung harga- t - dari perbedaan kanan dan kir i
menurut cara Olivier 1969 (21-); Bancroft 1966 ( 1); Sutrisn o .
T-:adi 1975-1976 (25), untuk n; _etahui apakah perbedaan t En·s e
but eukup berarti (signifikan), nampak bahwa hasilnya -eukup
berarti ( tabel II) • mulai hari ke tujuh sanrpai pad a hari ke
Tabe l II. Kejadian nucleolus yang eksentrik.
--~-----------------------------------------------Hari Nell. eks. Nell. eks. Beda t
yang pertama, bahwa nucleolus akan berkurang besarnya s etela..'"l .
nx otomi, teta pi tidak disinggung singgung mengenai let ak da
ri nucleolus, tetap ditongah atau pindah ketepi. Sedangkan
1-!ann 1895 ( 17) mengemuka.kan bahwa m:.cleolus sel sel saraf sen
soris akan membengkak setelah stimulasi listrik.
Berbeda dengan penyelidiknn yang dilnkukan oleh Hodge
1889 ( 1 5), beliau mengamati adanya. pengurangan jumla.h nucleo.
lus sel saraf motorik setelah diadakan stimulasi dengan lis.
trik, sedangkan Warri.ngton 1898 ( 26) mengemukaka.n bahwa struJ£
tur nucleolus sering pecah peca.h dan berubah menjadi pecahan
- 15 -
pecahan kecil dalam tempo 14 hari.
Mackey dkk. 1964 (18) dalam percobaannya dengan memotong
:nervus ischiadicus pada tilru mendapatkan nucleolus memb·,::Jar,
sedangkan nucleus dro1 nucleolus letaknya eksentris pada hari
ke 4 sampai ke 21 postoperatif. Barron & Tuncbay 1964 (5) da
lam penyelidikannya dengan mengadakan pemotongan pada plexus
brachialis mendapatkan adanya eksentrisitas dari nucleolus p~
da cornu anterior. Begitu juga Rees EL 1971 (22) secara kwan-
. titatif dalam percobaannya dengnn menggunakan tikus sebagai
binatang percobaan dan memotong nervus hypoglosausnya mendapa!
kan nucleolus yang eksentris.
Pada percobaan yang dilakuka.n di bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran U.G.M. dengan memotong nervus hypoglossus kelinci
t ampak adanya eksentrisitaa dari nucleollts. r1elihat hasil pa
da tabel I, tampak ada kenaikan jumlah nucleolus yang eksen
tris sampai pada minggu ke 4, selanjutnya turun sampai pada
minggu ke 11 belum mencapai jumlah yang normal atau mendekati
normal. (bisa juga dilihat pada ga.mbar grafik). Nampaknya re
generasi dari nucleolus belum mungkin dalam tempo 77 hari, a
t au tida.k mungk:!.u melihat lama hidup postoperatit 11 minggu
dengan gambaran jumla.h nucleolus yang eksentris sama atau h~~ . ·
pir sama dengan kelinci hidup postoperatif 10 minggu. Hn.l ini
1 ·ranya. da:pat menerangk.an ke:i. ...,uan dalam peneli tian Subiy:-..~.o. t o
1974 (24) mengenai jumlah eel tipe III pada hnri ke 77 lebih
banya.k dnri pada hari ke 63, tetapi jumlah sel tipe III s ama
dengan jumlah sel tipe II pad.a he.ri ke 77 poatoperatif (kalau
terjadi regenerasi yang sempurne seharusnya eel tipe II lebih
bnnyak dari pad.a eel tipe III).
Nenurut pend.apa t Nicholson 1 924 ( 20) ; Rees EL 1971 ( 22),
pada kurang lebih 42 fu~i postoperatif neuron nampak menj adi
normal. Kiranya pada kelinci yang dipnkni di Laboratorium An£
tomi Fakultas Kedokteran U.G.M., tidak dapat sempurna menjadi
normal. Hal ini kemungkinan disebabkan perbedaan jenis bina
t a."lg yang dipe.kai, atau kemungkinan juga letak pemotongan re-
- 16 -
l atif lebih dekat dengan sel sara.f.
Kej adian eksentrisitas dari nucleolus nampaknya berhubungan
dcmgan jumlah neuron yang mec· ·.lami chromatolysis dan ter -
gantm1g bera t ringannya gangguan. Perlu dicatat disini bah~m
penyelidikan yang dilakukan di laboratorium Anatomi t erbatas
pada potongan transversal. Kemungkinan juga terj adi eksentri
s itas nucleolus kearah depan atau belru~ang . Meskipun demi kian
kami berpendapat bahwa hal ini sudah bisa mewakili eksentrisi
tas nucleolus keberbagai arah.
Cammermeyer 1967 (8) menemukan eksentrisitas nucl eolus
yang signifikan pada kelinci. Beliau berpendapat hal ini di
sebabkan karena dorongan mikrotom terhadap nucleolus berhu
bung adanya perubahan komposisi nucleoplasma dari s el yang
mengalami chromatolysis. Jadi nucleolus tidak terpotong .
Jika seandainya besar nucleolus 3 ;urn., irisan yang dila
kukan setebal 10 f'Ulil, kemungkinan mikrotom akan mengenai nu
cleolus adalah 1 :3 t/3 ytmg berarti bahvra 3.3 1/3 % nucl eolus
akan terpotong at au terdorong. Apabila nucleolus terpot ong ,
tidak : pindah karena dorongan mikrotom, gambaran frelprensi
di s tribusi yang diambil secara r~ndom kira kira seperti gam
bar 5a. Sebaliknya bila nucleolus tidek terpotong, t etapi t e£
dorong mikrotom gambarnya akan condong kear ah j alannya pisau,
k :i.r a kira seperti terlihat pc: gambar 5b, (lihat gambar 5o. 1 b ) .
Nucleolus eksentris dalare material ynng masih di blok, pada 0 0 0 . s ektor 300 - 0 - eO - akan terdorong ketengah, nucleolus
yang ditengah pada sektor 120°-180°-240° akan t erdorong
kepinggir ba~roili, sedang nucleolus yang terdapat pada selctor
60 ° .. 120 ° dan 240 ° .. 300 ° baik yang terleta.k di tengah maupun
yang terletak dipinggir (eksentris) akan tida~ banyak mempe
ngart'Ld bentuk gaJnbaran frebrenai distribusi. Akibatnya ben
tuk gambaran frela'l'ensi distribusi akan condong pindah kebawah.
Kenyataan yang kita dapatkan adalah seperti pada gambar 3. J£
eli pengaruh dorongan roikrotom terhadtl.p perpindahan nucleolus
a
- 17 -
. .........
b
·~ .. .. --·"
':/ 240° /
/ /
/-<
"Gb. 5a. gambn.ran freki-mnsi-distribusi nuc l eol us yang el{Sentris diambil secara random.
b. gambar an kira kira frekvrens i dis tri busi nucleolus yang eksentris condong kes ekt or bawah, jika perpindahan nucleolus karena doro!13'an mikrotom. ap arah pisau.
Pengaruh gravi t asi sepcrti ya11g diajukan oleh Herr i ck
1895 (1 4), kiranya bis a dikesampingkan dalam percobaan yang
dilakukan pada saat ini, knrena mulai dari cara perfus i sam
pai pada fiksasi material ....,dlama tiga hari sudah dius r:. ~ .. a.kan
supaya letak otak dalam kedudukan basis otak menghadap keba
w·ah, sehingga hal ini akan menyisihkan sedimentasi nucleol us .
Jika seandainya ada pengaruh gra.vi tasi, grunbaran yang ki ta
peroleh adalah kurang lebih sama denga.n gambaran yanr; dipero
leh karena doronga.n mikrotom. Dengan demikian pengaruh dorong,
an mikrotom atau pengaruh gravitasi dalam percobaan yang di
lakukru1 di laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran U.G.M.,
bisa disingkir~~ den kami beranggapan bahwa proses eksentri
sitas nucleolus memru1g ~~ vivo, seperti pendapat Rees EL 1971
(22) dalam percobaannya terhadap nervus hypoglossus t ikus.
- 18 -
~'feliha.t hal hal tersebut diatas, pengama tan mengenai ek
sentrisi tas nucleolus, baik sece.ra subyektif maupun secar a o-··
byektif kwanti tatif, bulQm :-upa.kan ga.mbaran yang umum dari
chromatolysis. Kiranya hal ini masih tergantung dar i jenis bi
natang, macam saraf yc~g dipotong, jauh dekatnya pemotongru1
dengan nucleus dari saraf tersebut, letak dari sel s el s are1
terse but.
~ Cara pindahnya nucleolus ketepi mendekati membran dari
nucleus masih belum terdapat penjelasan yang pasti dan s ifat
nya masih raba raba. Mungkin ini disebabkan karena f aktor f i
sis, misalnya karena perobahan tekanan osmose antar a nucleus
dan sitoplasma, peruballi~ viskositas nucleoplasma, at au pert~
karan metabolisme nntara nucleus dan sitoplasma.
Pergantian air dan hasil metabolisme melalui membrru1 dari nu
cleus rupa rupanya mempunyai peranan dalam gerakan nucleolus
ketepi _atau sebaliknya.
Bratgarcl, Edstrom & Hydel1 1957 (6) mengatakan bahua dal am sel
sel yang mengalami chromatolysis terdapat kenai kan sintese l i
pid, tambahnyc pembuatan protein dan pengambilan air yang ba
nyak, sehingga menyebabkan volume sel naik dan mengakibatkc.n
perubahan tekanan osmose. Tetapi apaka.h ini juga akan mengEJ..cj..
ba t kan perubahan vi~kositas dalam nucleoplas ma, pe ruba~~ te
kanan osmose dal am nucleop) -a a tau perubahan permeabili t a.s
membran dari nucleus, kiranya masih menj adi sebuah per t anyaan.
Seperti diketahui bahwa nucleolus mempunyai fungsi pem