Top Banner
1 LEKSEM GEDHANG DALAM BAHASA JAWA untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Deskripsi Bahasa Diampu oleh Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana,S.U.,M.A Oleh: Amanah 14/370991/PSA/7737 ILMU LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA
47

LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

Apr 24, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

1

LEKSEM GEDHANG DALAM BAHASA JAWA

untuk memenuhi tugasMata Kuliah Deskripsi Bahasa

Diampu oleh Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana,S.U.,M.A

Oleh:

Amanah 14/370991/PSA/7737

ILMU LINGUISTIKFAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

2

2015

1. Latar Belakang

Manusia berbeda dengan binatang atau makhluk yang lain salah

satunya karena memiliki bahasa. Bahasa sangat berfungsi bagi

kehidupan manusia yaitu untuk mengidentifikasikan segala

sesuatu yang ada disekitarnya. Ada banyak hal yang ditandai

oleh manusia dan itu terjadi sesuai dengan seberapa

pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, misalnya leksem pisang

dalam bahasa jawa. Leksem pisang dalam bahasa Jawa diantaranya

yaitu gedhang raja, gedhang kepok, gedhang tanduk dan sebagainya.

Masing – masing leksem tersebut memiliki pembeda sendiri-

sendiri. Terkadang tidak semua bahasa memiliki kosa kata benda

tersebut. Akan tetapi, ada juga yang memiliki beragam kosa

kata dengan satu referensi atau benda yang dituju. Oleh karena

itu, sangat penting sekali pemeriksaan kosakata dalam ranah

tertentu agar tidak hanya berupa sisa-sisa kebudayaan.

Pisang termasuk kelompok brakahan yaitu tumbuhan yang tidak

berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang

bukan nasi ( Suhandano, 2004:182). Potensi produksi buah

pisang di Indonesia terutama pada daerah Jawa memiliki sebaran

buah pisang yang luas dan ditanam dipekarangan maupun ladang

Page 3: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

3

serta sebagian sudah ada dalam bentuk perkebunan. Ini juga

didukung oleh cuaca atau musim yangmana Indonesia merupakan

daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan

kemarau. Dalam masyarakat Jawa pisang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan makanan dan juga untuk keperluan ritual magis,

yaitu sebagai bahan kelengkapan sesaji (Suhandano, 2004:175).

Selain itu, pisang dalam bahasa Jawa termasuk dalam taksa

kategori generik yang spesifiknya pada kemiripan karakteristik

tumbuh-tumbuhan dibawah taksa generik. Sekalipun jumlah

tumbuh-tumbuhan yang ada di bawah taksa generik pisang ini

cukup banyak, misalnya mirip dalam hal bentuk batang, daun,

bunga, dan buahnya. Suhandano (2004) berpendapat bahwa

perbedaan antara pisang yang satu dengan pisang yang lain

tidak begitu mencolok . Bahkan penutur bahasa Jawa yang dalam

kehidupan sehari-harinya tidak begitu akrab dengan pisang

kadang-kadang sulit menemukan perbedaan jenis yang satu dengan

yang lainnya.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dijelaskan

bagaimana leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa dan

mengungkapkan makna leksem-leksem pisang dalam bahasa jawa

dengan analisis semantik, karena perbedaan leksem akan lebih

jelas apabila kita lihat dari ranah semantik . Semantik

merupakan sistem dan penyelidikan tentang makna dan arti dalam

suatu bahasa (Kridalaksana, 2008:216). Semantik dibagi menjadi

dua yaitu semantik leksikal dan semantik gramatikal .

Page 4: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

4

Penelitian ini menggunakan semantik leksikal untuk menyelidiki

unsur-unsur kosakata suatu bahasa pada umumnya atau makna yang

sesuai dengan referennya . Kemudian menelusuri sebab-sebab

yang melatarbelakangi terjadinya penamaan leksem pisang dalam

bahasa Jawa, karena penamaan terhadap sesuatu benda tidak

bersifat arbiter. Ada beberapa yang melatarbelakangi

terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata

yang ada dalam leksikon bahasa Indonesia yaitu peniruan bunyi,

penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemuan dan

pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan dan

penamaan baru (Chaer, 2013:44). Selain itu juga menggunakan

analisis komponensial untuk membedakan makna yang satu dengan

yang lain.

Menurut Wijana dan Rohmadi (2008) analisis komponensial

adalah usaha untuk menguraikan komponen-komponen makna yang

dimiliki oleh sebuah kata dan membandingkannya dengan

komponen-komponen makna yang dimilikinya. Karena Kata atau

leksem dalam setiap bahasa itu dapat dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau

berdekatan karena sama-sama berada dalam satu bidang kegiatan

atau keilmuan (Chaer, 2013:110). Sehingga pada penelitian ini

akan dijelaskan tentang leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa

dengan kajian semantik yang menggunakan medan makna dan

komponen makna. Medan makna merupakan bagian dari sistem

semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang kehidupan

Page 5: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

5

atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang

direalisasikan oleh seperangakat unsur leksikal maknanya yang

berhubungan (Kridalaksana, 2008:151). Sedangkan komponen makna

setiap kata yang bersama-sama membentuk makna kata .

Sehingga pada penelitian ini akan diuraikan leksem-leksem

pisang dalam bahasa Jawa dan mengungkapkan nama leksem-leksem

pisang dalam bahasa Jawa dengan analisis semantik, yaitu

semantik leksikal dan analisis komponensial. Karena menurut

peneliti pemberian nama pada beberapa leksem pisang dalam

bahasa Jawa memiliki alasan tertentu dan tidak bersifat

arbitrer . Selain itu, setiap leksem pisang itu memiliki

pembeda, mungkin dari rasanya (indra perasa), bentuk, dan

warna mirip dengan yang diacu. Oleh karena itu, diharapkan

masyarakat dapat mengetahui dan memberikan pengetahuan secara

kebahasaan khususnya penamaan pada leksem pisang dalam bahasa

Jawa yang mulai ditinggalkan dan tidak dikenal oleh generasi

muda pada zaman sekarang. Untuk para Linguis dapat mengetahui

latar belakang penamaan khususnya buah pisang dalam bahasa

Jawa dan melestarikan kebudayaan Jawa yang memiliki

keberagaman leksikon khususnya buah pisang. Manfaat lainnya

yaitu bisa membantu untuk referensi pada penyusunan kamus

tentang klasifikasi buah-buahan khususnya yaitu pisang dalam

bahasa Jawa.

2. Metode Penelitian

Page 6: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

6

Sumber data yang digunakan yaitu sumber tulis maupun lisan.

Pada sumber data lisan peneliti langsung wawancara kepada

pedagang pisang yang ada di pasar dan juga informan asli orang

jawa yang mengetahui tentang leksem pisang dalam bahasa Jawa.

Selain itu, penulis juga menggunakan metode introspektif yaitu

sebagai penutur asli bahasa Jawa dengan menambahkan leksem

pisang pada bahasa Jawa. Sumber data tertulis yaitu berupa

buku-buku dan kamus yang relevan dengan leksem pisang dalam

bahasa Jawa.

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini metode

cakap yaitu percakapan antara peneliti dengan informan

(Mahsun, 2000:68). Sehingga teknik yang digunakan menggunakan

teknik cakap semuka karena peneliti melakukan wawancara bebas

dengan beberapa orang yang dianggap mengetahui tentang leksem

pisang dalam bahasa Jawa. Selain itu, untuk melengkapi data

yang diperoleh sebagai hasil wawancara tadi, dilakukan pula

pengumpulan data pustaka, sehingga diharapkan data yang

diperoleh lebih lengkap sehingga dapat membantu dalam

penyusunannya.

Analisis data pada penelitian ini diawali dengan mencatat

leksem untuk pisang pada bahasa Jawa. Kemudian mengamati benda

yang ditandai dengan leksem sehingga didapatkan beberapa ciri-

ciri dari leksem pisang dalam bahasa Jawa. Metode yang

digunakan adalah metode padan referensial karena data yang

menjadi objek penelitian mengacu pada referen diluar bahasa

Page 7: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

7

(Sudaryanto, 1993:13). Kemudian dianalisis dengan menjabarkan

makna leksikal dan analisis komponensial. Sehingga dari makna

leksikal dapat diketahui apa yang melatarbelakangi penamaannya

dan dari analisis komponen makna dapat diketahui ciri pembeda

atau unsur apa yang membedakan varian-varian dalam suatu

kategori.

Hasil Analisis

Macam-macam leksem pisang dalam bahasa Jawa, sebagai

berikut:

1. Gedhang Ambon

a. Gedhang ambon kuning

Gedhang ambon kuning merupakan pisang yang baunya wangi dan

kulitnya berwarna kuning . Pisang ini cocok langsung dimakan

tanpa di olah terlebih dahulu karena akan lembek. Apabila

sudah masak maka rasanya manis, warna dagingnya agak putih

kekuningan dan pulen (empuk dan enak) dan warna kulitnya

kuning muda . Pisang jenis ini tidak memiliki biji serta

berbentuk lonjong .

b. Gedhang ambon lumut

Gedhang ambon lumut merupakan pisang yang baunya wangi dan

warna kulitnya hijau. Pisang ini sangat enak langsung

dimakan tanpa perlu diolah terlebih dahulu karena jika

digoreng nanti jadinya pisangnya akan lembek. Jika sudah

masak rasanya manis, dengan warna daging putih kemerahan

Page 8: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

8

serta lunak. Meskipun sudah masak warna kulitnya tetap

berwarna hijau dengan bintik-bintik coklat .

c. Gedhang ambon putih

Gedhang ambon putih merupakan pisang yang baunya harum dan

warna kulitnya kuning keputih-putihan atau pucat. Ciri-

cirinya memiliki bentuk yang lebih panjang daripada pisang

ambon lumut. Setelah masak maka warna daging buahnya akan

putih kekuningan, warna kulitnya kuning keputih-putihan

serta rasa yang agak berbeda daripada jenis pisang ambon

yang lain yaitu agak sedikit masam.

2. Gedhang ampyang

Gedhang ampyang memiliki nama lain pisang barangan

memiliki ketebalan kulit 0,3 cm dengan ukuran panjangnya 12-

15 cm . Setelah masak pisang ini akan berwarna kuning dengan

bintik-bintik coklat pada permukaan dan rasanya manis .

Sedangkan rasanya manis dengan warna daging kuning kemerahan

dan berbentuk lonjong tanpa biji.

3. Gedhang emas

Gedhang emas merupakan pisang yang memiliki kulit tipis

serta rasanya manis dan nama lainnya adalah pisang barlen.

Pisang ini cocok sekali langsung dimakan tanpa diolah dan

banyak ditemui dipasar buah. Setelah masak rasanya sangat

manis dengan warna kulitnya kuning cerah atau keemasan.

Daging buahnya lunak dan berwarna kuning terang serta tidak

ada bijinya. Ukuran pisang ini termasuk pendek dengan

Page 9: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

9

bawahnya berbentuk tumpul tetapi sangat cantik untuk di

pandang.

4. Gedhang kapasari

Gedhang kapasari memiliki sedikit biji, dalam satu buah

kurang lebih ada 4-6 biji . Akan tetapi, pisang ini harganya

sangat murah dan cepat masaknya. Setelah masak rasanya

manis, dengan warna kulit kuning serta diujungnya ada warna

hitam dan dagingnya berwarna putih dengan bentuk lonjong

tapi agak besar . Pisang ini juga mudah ditemukan di pasar

tradisional.

5. Gedhang Kepok

a. Gedhang kepok kuning

Gedhang kepok kuning sangat populer dikalangan masyarakat

karena rasanya yang manis setelah masak . Apalagi setelah di

olah seperti digoreng sangat enak sekali. Pisang ini dapat

di olah menjadi pisang goreng kipas. Bentuk nya pipih atau

gepeng sehingga ada yang menyebutnya pisang gepeng. Pisang

kepok kuning memiliki kulit yang tebal dan panjangnya

sekitar 10-12 cm .

b. Gedhang kepok putih

Gedhang kepok putih juga disebut dengan pisang gepeng karena

bentuknya yang pipih. Setelah masak warna kulitnya berubah

menjadi kuning dan dagingnya berwarna putih. Akan tetapi

pisang ini jarang disukai oleh masyarakat karena rasanya

kurang manis. Pisang ini cocok juga dimakan setelah olahan

dengan cara digoreng seperti pisang kepok kuning. Gedhang

Page 10: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

10

kepok putih sangat sulit dibedakan dengan gedhang kepok kuning

karena perbedaan diantara keduanya terletak pada daging

buahnya. Jadi, kita sebagai pembeli terkadang sering

tertipu, karena kita bisa membedakannya setelah kita

merasakannya.

6. Gedhang kidang

Gedhang kidang memiliki warna kulit yang khas sekali yaitu

berwarna merah jingga agak ungu. Akan tetapi, buah ini

jarang sekali ditemui dipasar . Setelah masak warna daging

buahnya putih kekuningan dengan rasa manisnya yang pas

banget di lidah dengan bentuknya yang lonjong dan tidak

berbiji. Akan tetapi, menurut masyarakat Jawa orang yang

sedang hamil tidak boleh makan pisang ini karena membuat ibu

menjadi lemah atau lemes ketika melahirkan. Pisang ini juga

jarang ditemui di pasar-pasar tradisional.

7. Gedhang kluthuk.

Gedhang kluthuk memiliki ciri khas berbiji banyak dan

sebelum masak bisa dibuat campuran rujak, khususnya yaitu

rujak cingur. Fungsi dari pisang ini sebagai penetralisir

makanan yang berbahan rasa masam dan sambal yang pedas.

Selain itu, daunnya banyak dimanfaatkan untuk bungkus karena

bentuknya yang lebar. Akan tetapi, pisang ini setelah masak

banyak dijauhi masyarakat karena terlalu banyak biji dan

agak keras dan tajam. Padahal setelah masak rasanya manis

dengan daging buahnya yang berwarna putih kekuningan.

8. Gedhang kulit tipis

Page 11: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

11

Gedhang kulit tipis nama lainnya adalah pisang lampung

dinamakan kulit tipis karena memiliki kulit yang tipis

seperti gedhang emas. Bentuknya lonjong serta bawahnya

lancip. Bentuknya lebih runcing daripada pisang emas.

Setelah masak rasanya manis, warna daging buahnya putih

kekuningan, warna kulitnya kuning dan tidak ada bijinya.

Sangat cocok untuk dimakan langsung tanpa diolah terlebih

dahulu.

9. Gedhang Raja

a. Gedhang raja asli

Gedhang raja merupakan pisang yang biasa digunakan untuk

sesaji bagi budaya jawa. Akan tetapi pisang yang dipilih

yang sudah hampir masak serta yang jumlah pisangnya genap

(asli, bukan dibuat genap) (Warpani, 2015:23). Pada acara

pernikahan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar

pasangan yang akan dinikahkan mempunyai kemakmuran,

kemuliaan dan kehormatan seperti raja. Pisang ini sangat

cocok dimakan langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Setelah

masak rasanya sangat manis, warna daging buahnya kuning

kemerahan, warna kulitnya kuning ada bintik coklat dan tidak

ada bijinya.

b. Gedhang raja nangka

Gedhang raja nangka setelah masak memiliki rasa masam manis

mirip seperti rasa buah nangka. Setelah masak warna kulitnya

tetap berwarna hijau dan warna daging buahnya putih serta

agak keras. Pisang ini memiliki kulit yang tebal dan

Page 12: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

12

termasuk pisang yang berukuran panjang. Bentuknya lonjong

lancip bawah dan tidak memiliki bijinya. Jadi, pisang ini

enak dimakan tanpa di olah terlebih dahulu.

10. Gedhang susu

Gedhang susu nama lainnya yaitu raja sereh. Rasanya sangat

khas sekali yaitu manis dengan sepat-sepat sedikit. Cocok

sekali untuk dimakan langsung tanpa diolah. Setelah masak

warna kulitnya kuning kecoklatan dengan bintik coklat

kehitaman dan warna daging buahnya putih. Pisang ini

berbentuk lonjong serta diujungnya terdapat seperti tangkai

yang berwarna hitam dan tidak memiliki biji. Akan tetapi,

bagi yang tidak menyukai rasa masam dan sepat maka jarang

menyukai pisang jenis ini.

11. Gedhang tanduk

Gedhang tanduk memiliki nama lain yaitu gedhang byar. Untuk

ukuran pisang, termasuk pisang yang paling panjang. Cocok

sekali dimakan setelah olahan yaitu dengan digoreng. Pisang

ini memiliki bentuk lonjong yang menyerupai tanduk dan tidak

memiliki biji. Setelah masak rasanya manis, warna kulitnya

kuning kemerahan ada bintik coklat dan warna dagingnya

kuning kemerahan.

12. Gedhang uter

Gedhang uter merupakan pisang yang terkadang buahnya ada

bijinya dan terkadang tidak ada. Ciri-cirinya memiliki

ketebalan kulit 0,3 cm dan panjangnya 9-12 cm, setelah masak

rasanya manis, kulitnya berwarna kuning dan dagingnya

Page 13: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

13

berwarna putih kekuningan. Pisang ini berbentuk lonjong dan

tengahnya agak besar sehingga terlihat berisi sehingga akan

terlihat bulat.

Analisis semantis leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa

Pada penelitian ini tentang leksem pisang dalam bahasa Jawa

dengan menggunakan analisis semantik. Analisis semantik dalam

penelitian ini menguraikan makna leksikal leksem-leksem pisang

dalam bahasa Jawa dengan komponen makna. Leksem-leksem pisang

dalam bahasa Jawa memiliki makna dan unsur yang berbeda-beda ,

sehingga untuk mengetahui makna dan unsur-unsurnya, data

dianalisis menggunakan analisis komponensial. Analisis komponen

yang meliputi komponen-komponen pembentuk leksem-leksem dalam

bahasa Jawa yaitu tebal kulit, panjang, warna kulit dan daging

buah setelah masak, rasanya setelah masak, memiliki biji atau

tidak, bentuk dan rujukan. Komponen-komponen tersebut digunakan

untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat pada leksem pisang

dalam bahasa Jawa.

Pada uraian berikut ini akan dijelaskan menggunakan analisis

semantik leksem pisang dalam bahasa Jawa . Sehingga dapat

diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan peristiwa yang

melatarbelakangi terjadinya penamaan leksem pisang dalam bahasa

Jawa yaitu sebagai berikut:

A. Penyebutan sifat khas.

Page 14: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

14

Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang

dilatarbelakangi oleh penyebutan sifat khas dapat

diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu :

a. Berdasarkan aroma dan warna kulit .

1. Gedhang ambon kuning

Gedhang ambon kuning merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi karena aroma dan warna kulitnya

. Gedhang ambon kuning dapat dianalisis sebagai berikut :

gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal pari

atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.

Ambon merupakan sesuatu yang berbau-bau atau bau-bauan .

Kuning merupakan sebuah kata sifat yang menunjukkan warna.

Menurut peneliti, penamaan leksem gedhang ambon kuning pada

nama pisang dimaksudkan pisang yang baunya wangi dan warna

kulitnya setelah masak berwarna kuning muda .

Gedhang ambon kuning memiliki ketebalan kulit 0,4 cm dan

panjangnya 15-20 cm . Apabila sudah masak maka rasanya

manis, warna dagingnya agak putih kekuningan warna kulitnya

kuning muda . Uraian di atas dapat dibuat tabel sebagai

berikut :

Page 15: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

15

Tabel 1

Analisis Komponen Makna Gedhang Ambon Kuning

Pokok Diferensiasi

Gedhang Ambon Kuning Ketebalan kulit 0,4 cm

Ukuran 15-20 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning muda

Warna daging Agak putih

kekuningan dan

pulen (empuk dan

enak).

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong

2. Gedhang ambon putih

Gedhang ambon putih merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi karena aroma dan warna

kulitnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut :

gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.

Ambon merupakan sesuatu yang berbau-bau, putih sebuah kata

Page 16: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

16

sifat yang menunjukkan arti warna. Menurut peneliti,

penamaan dengan gedhang ambon putih menunjukkan kalau pisang

ini berbau wangi dan warna kulitnya kuning pucat.

Pisang ambon putih memiliki ketebalan kulit 0,4 cm dan

panjangnya 17-23 cm . Setelah masak memiliki warna daging

putih kekuningan, warna kulitnya kuning keputih-putihan

serta rasanya agak berbeda daripada jenis pisang ambon yang

lain yaitu agak sedikit masam. Uraian diatas dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 2

Analisis komponen makna Gedhang ambon putih

Pokok Diferensiasi

Gedhang Ambon putih Ketebalan kulit 0,4 cm

Ukuran 17-23 cm

Rasa Manis sedikit masam

Warna kulit Kuning keputih-

putihan

Warna daging Putih kekuningan

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong tapi lebih

besar dari gedhang

Page 17: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

17

ambon lumut

b. Berdasarkan bentuk dan warna daging buah.

1. Gedhang kepok kuning

Gedhang kepok kuning merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi karena bentuk dan warna

dagingnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut:

gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan selain nasi. Kepok

yaitu bungkusan ketan, bertepuk tangan maksudnya bentuknya

pipih atau gepeng. Kuning merupakan kata yang menunjukkan

arti warna. Menurut peneliti , penamaan gedhang kepok kuning

merupakan pisang yang berbentuk pipih dan kuning

menunjukkan warna daging buahnya.

Gedhang kepok kuning memiliki rasa yang manis setelah

masak . Bentuknya yang pipih atau gepeng sehingga ada yang

menyebutnya pisang gepeng. Pisang kapok kuning memiliki

tebal kuli 0,4 cm dan panjangnya 10-12 cm . Uraian diatas

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Analisis komponen makna Gedhang kepok kuning

Pokok Diferensiasi

Gedhang kepok kuning Ketebalan kulit 0,4 cm

Ukuran 10-12 cm

Page 18: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

18

Rasa Manis

Warna kulit Kuning

Warna daging Putih kekuningan.

Biji Tidak ada biji

Bentuk Pipih

2. Gedhang kepok putih

Gedhang kepok putih merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi karena bentuk dan warna

dagingnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut:

gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan selain nasi. Kepok

yaitu bungkusan ketan, bertepuk tangan maksudnya bentuknya

menjadi pipih atau gepeng. Putih merupakan kata yang

menunjukkan arti warna. Jadi menurut peneliti gedhang kepok

putih merupakan pisang yang berbentuk pipih dan putih

menunjukkan warna daging buahnya karena kuning keputih-

putihan.

Gedhang kepok putih juga disebut dengan pisang gepeng

karena bentuknya yang pipih. Ketebalan kulitnya 0,4 cm dan

panjangnya 10-12 cm. Setelah masak warna kulitnya berubah

Page 19: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

19

menjadi kuning dan dagingnya berwarna putih. Uraian diatas

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4

Analisis komponen makna Gedhang kepok putih

Pokok Diferensiasi

Gedhang kepok putih Ketebalan kulit 0,4 cm

Ukuran 10-12 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning

Warna daging Putih

Biji Tidak ada biji

Bentuk Pipih

c. Berdasarkan banyak biji .

1. Gedhang kluthuk.

Gedhang kluthuk merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi karena memiliki sifat yang khas yaitu

banyak biji. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut :

gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.

Page 20: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

20

Kluthuk merupakan kata yang melekat juga pada beberapa buah

lagi yaitu jambu kluthuk dalam bahasa Jawa yang memiliki ciri

banyak biji. Jadi , penamaan gedhang kluthuk merupakan pisang

yang memiliki banyak biji karena kluthuk artinya pisang biji

dalam kamus bausastra Jawa-Indonesia (Prawiroatmojo, 1957:

258).

Gedhang kluthuk memiliki ciri khas berbiji banyak dan

sebelum masak bisa dibuat campuran rujak. Selain itu,

daunnya banyak digunakan untuk bungkus karena lebar sekali.

Pisang kluthuk memilki ketebalan kulit 0,3 cm dan panjangnya

9-12 cm. Setelah masak rasanya manis dengan daging buahnya

berwarna putih kekuningan dan kulitnya berwarna kuning.

Pisang ini memilki bentuk pipih dan berbentuk segi empat.

Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Analisis komponen makna Gedhang kluthuk

Pokok Diferensiasi

Gedhang kluthuk Ketebalan kulit 0,3 cm

Ukuran 9-12 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning

Warna daging Putih kekuningan

Page 21: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

21

Biji Ada banyak

Bentuk Pipih berbentuk

segi empat

d. Berdasarkan ketebalan kulit.

1. Gedhang kulit tipis

Gedhang kulit tipis merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi karena ketebalan kulitnya. Gedhang kulit tipis

merupakan pisang yang memiliki kulit tipis. Pisang ini dapat

dianalisis sebagai berikut: gedhang termasuk kelompok

tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat

mengenyangkan yang bukan nasi. Kulit merupakan pembungkus

diluar. Tipis merupakan sedikit antara permukaan yang satu

dengan yang lain. Jadi menurut peneliti, gedhang kulit tipis

merupakan pisang yang memiliki kulit tipis sehingga

dinamakan pisang kulit tipis.

Gedhang kulit tipis memiliki ciri-ciri ketebalan kulit 0,2

cm dan panjangnya 9 cm. Bentuknya lonjong serta bawahnya

lancip. Setelah masak rasanya manis, warna daging buahnya

putih kekuningan, warna kulitnya kuning dan tidak ada

bijinya. Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 6

Analisis komponen makna Gedhang kulit tipis

Page 22: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

22

Pokok Diferensiasi

Gedhang kulit tipis Ketebalan kulit 0,2 cm

Ukuran 9 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning

Warna daging Putih kekuningan

Biji Tidak ada biji

Bentuk Lonjong bawahnya

lancip

B. Keserupaan

Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang

dilatarbelakangi oleh keserupaan dapat diklasifikasikan

menjadi empat tipe yaitu :

a. Berdasarkan warna kulit.

1. Gedhang ambon lumut

Gedhang ambon lumut merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi warna kulitnya seperti lumut.

Gedhang ambon lumut dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang

termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau

makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi. Ambon

merupakan sesuatu yang berbau , lumut merupakan tumbuhan

Page 23: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

23

hijau atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh dan

berkelompok membentuk hamparan menyerupai beludu atau batu,

kayu, tanah atau tembok yang lembab. Menurut peneliti,

gedhang ambon lumut merupakan pisang yang berbau wangi dan

warna kulitnya hijau yang mirip dengan warna lumut. Jadi,

penamaan pada pisang ini menggunakan nama lumut untuk

mendeskripsikan warna kulit buahnya. Karena warna buahnya

mirip atau serupa dengan warna lumut.

Gedhang ambon lumut memiliki ciri-ciri dengan ketebalan

kulit 0,3 cm dan panjang 15-20 cm. Jika sudah masak rasanya

manis, dengan warna daging putih kemerahan serta lunak dan

warna kulitnya hijau lumut dengan bintik-bintik coklat .

jenis pisang ini tidak ada bijinya dengan bentuk lonjong .

Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 7

Analisis komponen makna Gedhang ambon lumut

Pokok Diferensiasi

Gedhang Ambon lumut Ketebalan kulit 0,3 cm

Ukuran 15-20 cm

Rasa Manis

Warna kulit Hijau lumut dengan

bintik bintik.

Warna daging Putih kemerah-

Page 24: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

24

merahan dan lunak

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong.

2. Gedhang emas

Gedhang emas merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi karena warna kulitnya seperti emas. Pisang

ini dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang termasuk

kelompok tumbuhan yang tidak berasal pari atau makanan yang

dapat mengenyangkan yang bukan nasi. Emas merupakan logam

mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk.

Menurut peneliti, penamaan leksem gedhang emas menunjukkan

warna dari kulitnya seperti emas. Jadi, menggunakan kata

emas untuk mendeskripsikan warna kulitnya.

Gedhang emas memiliki tebal kulit 0,2 cm. Setelah

masak rasanya sangat manis dengan warna kulitnya kuning

cerah atau keemasan. Daging buahnya lunak dan berwarna

kuning terang serta tidak berbiji. Uraian diatas dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 8

Analisis komponen makna gedhang emas

Pokok Diferensiasi

Gedhang emas Ketebalan kulit 0,2 cm

Page 25: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

25

Ukuran 8-12 cm

Rasa Sangat manis

Warna kulit Kuning cerah .

Warna daging Kuning terang dan

lunak

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong bawah

tumpul

b. Berdasarkan rasa buah.

1. Gedhang ampyang

Gedhang ampyang merupakan leksem pisang yang

penamaannya dilatarbelakangi karena rasanya seperti makanan

yang namanya ampyang. Gedhang ampyang dapat dianalisis

sebagai berikut : gedhang termasuk tumbuhan yang tidak

berasal dari pari atau makanan dapat mengenyangkan yang bukan

nasi. Ampyang merupakan makanan dari kacang dan gula. Jadi,

gedhang ampyang merupakan pisang yang rasanya manis seperti

makanan ampyang. Sehingga penamaan pisang ini menggunakan

kata ampyang untuk mendeskripsikan rasanya.

Gedhang ampyang memilki ketebalan kulit 0,3 cm dengan

ukuran panjangnya 12-15 cm . Setelah masak pisang ini akan

berwarna kuning dengan bintik-bintik coklat pada permukaan

Page 26: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

26

dan rasanya manis . Sedangkan rasanya manis dengan warna

daging kuning kemerahan dan berbentuk lonjong tanpa biji.

Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 9

Analisis komponen makna Gedhang ampyang

Pokok Diferensiasi

Gedhang ampyang Ketebalan kulit 0,3 cm

Ukuran 12-15 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning dengan

bintik coklat pada

permukaan

Warna daging Kuning kemerahan

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong

2. Gedhang raja nangka

Gedhang raja nangka nama lainnya yaitu gedhang nangka

merupakan leksem yang penamaannya dilatarbelakangi rasanya

mirip buah nangka. Pisang ini dapat dianalisis sebagai

berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang bukan berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan tetapi bukan

Page 27: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

27

nasi. Raja merupakan penguasa tertinggi pada suatu kerajaan

atau orang yang teristimewa. Nangka merupakan buah yang

kulit buahnya berduri yang tidak tajam dan rasanya asam

manis serta ada juga yang hambar. Jadi, penamaan gedhang raja

nangka menggunakan kata raja karena ukuran pisangnya panjang

dari pada yang lain pada kelompok pisang raja dan kata

nangka karena pisang ini rasanya seperti nangka. Sehingga,

gedhang raja nangka merupakan pisang yang memiliki rasanya

yang mirip buah nangka.

Gedhang raja nangka memiliki ciri warna kulitnya hijau

dan warna daging buahnya putih serta agak keras setelah

masak. Pisang ini memiliki ketebalan 0,4 cm, panjang 24-28

cm, bentuknya lonjong lancip bawah dan tidak ada bijinya.

Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Analisis komponen makna Gedhang raja nangka

Pokok Diferensiasi

Gedhang raja nangka Ketebalan kulit 0,4 cm.

Ukuran 24-28.

Rasa Asam manis

Warna kulit Hijau.

Warna daging Putih dan agak

keras.

Page 28: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

28

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong lancip

bawah

3. Gedhang susu

Gedhang susu merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi rasanya seperti rasa susu. Pisang ini dapat

dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumubuhan yang

tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan

tetapi bukan nasi. susu merupakan suatu cairan yang rasanya

manis.. Jadi , penamaan gedhang susu merupakan pisang yang

rasanya seperti susu . Karena komposisi antara susu dan

pisang sangat mirip sekali yaitu komposisi susu: kalori,

protein, lemak, karbohidrat, kalium, kalsium, fosfor, besi,

vitamin B1 , dan vitamin C sedangkan komposisi pisang sama

kecuali kalori dan vitamin B1.

Gedhang susu memiliki ciri-ciri ketebalan kulit 0,3 cm

dan panjangnya 10-15 cm. Setelah masak warna kulitnya kuning

kecoklatan dengan bintik coklat kehitaman , warna daging

buahnya putih dan rasanya agak masam. Uraian diatas dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 11

Analisis komponen makna Gedhang susu

Page 29: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

29

Pokok Diferensiasi

Gedhang susu Ketebalan kulit 0,3 cm

Ukuran 10-15 cm

Rasa Manis ada rasa

sepat.

Warna kulit Kuning kecoklatan

dengan bintik

coklat kehitaman.

Warna daging Putih

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong di ujung

terhadap hitam

seperti tangkai

c. Berdasarkan sifat kekhasan

1. Gedhang kidang

Gedhang kidang merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi karena warna kulitnya mirip kidang. Pisang

ini dapat dianalisis sebagai berikut : gedhang termasuk

tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat

mengenyangkan tapi bukan nasi. Kidang merupakan binatang

menyusui sebangsa rusa kecil, cepat larinya dan bertanduk

Page 30: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

30

kecil warnanya coklatnya agak mencolok. Jadi, penamaan

gedhang kidang menggunakan kidang karena sifat kekhasannya sama

yaitu untuk menujukkan bahwa warna kulitnya itu mencolok

daripada yang lain.

Gedhang kidang memilki warna kulit yang khas sekali

yaitu berwarna merah jingga agak ungu. Ketebalan kulitnya

0,4 cm dan panjangnya 8-12 cm . Setelah masak warna daging

buahnya putih kekuningan dengan rasa manisnya yang pas

banget di lidah. Bentuknya lonjong dan tidak berbiji.

Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 12

Analisis komponen makna Gedhang kidang

Pokok Diferensiasi

Gedhang kidang Ketebalan kulit 0,4 cm

Ukuran 8-12 cm

Rasa Manis

Warna kulit Merah jingga agak

unggu

Warna daging Putih kekuningan.

Biji Tidak ada biji

Bentuk Lonjong

Page 31: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

31

2. Gedhang raja.

Gedhang raja merupakan leksem pisang yang penamaannya

dilatarbelakangi dari manfaat buahnya seperti raja. Pisang

ini dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan

tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat

mengenyangkan tetapi bukan nasi. raja merupakan pemimpin

suatu kerajaan, menurut orang Jawa raja yaitu kedudukan yang

tertinggi dan multifungsi. Jadi , penamaan ini menggunakan

kata raja karena dalam adat Jawa gedhang raja selain

dimanfaatkan sebagai makanan atau buah juga digunakan untuk

sesaji. Sehingga leksem ini menggunakan kata raja karena

manfaat dari gedhang raja seperti seorang raja.

Gedhang raja ciri-cirinya memiliki ketebalan kulit 0,3

cm, panjangnya 12-18 cm dan bentuknya lonjong agak

melengkung dengan bagian pangkal bulat. Setelah masak

rasanya sangat manis, warna daging buahnya kuning kemerahan,

warna kulitnya kuning ada bintik coklat dan tidak ada

bijinya. Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13

Analisis komponen makna Gedhang raja

Pokok Diferensiasi

Gedhang raja Ketebalan kulit 0,3 cm.

Page 32: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

32

Ukuran 12-18 cm.

Rasa Manis

Warna kulit Kuning ada bintik

coklat

Warna daging Kuning kemerahan

Biji Tidak ada biji

Bentuk Lonjong melengkung

bagian pangkal

tumpul.

d. Berdasarkan bentuk.

1. Gedhang tanduk .

Gedhang tanduk merupakan penamaannya dilatarbelakangi

bentuknya yang mirip dengan tanduk. Pisang ini dapat

dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang

tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat

mengenyangkan tetapi bukan nasi. Tanduk merupakan cula dua

yang tumbuh diatas kepala ( kambing, kerbau) dan bentuknya

melengkung. Jadi, gedhang tanduk merupakan pisang yang

memiliki ukuran panjang dan bentuknya seperti tanduk.

Gedhang tanduk memiliki dengan ketebalan kulit 0,5 cm

dan panjangnya 25-30 cm. Pisang ini memilki bentuk lonjong

yang menyerupai tanduk dan tidak memilki biji. Setelah masak

Page 33: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

33

rasanya manis, warna kulitnya kuning kemerahan ada bintik

coklat dan warna dagingnya kuning kemerahan. Uraian diatas

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 14

Analisis komponen makna Gedhang tanduk

Pokok Diferensiasi

Gedhang tanduk Ketebalan kulit 0,5 cm

Ukuran 25-30 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning kemerahan

dengan ada bintik

coklat.

Warna daging Kuning

Biji Tidak ada

Bentuk Lonjong menyerupai

tanduk

2. Gedhang uter

Gedhang uter merupakan penamaan yang dilatarbelakangi

bentuk seperti arti dari kata uter . Pisang ini dapat

dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang

Page 34: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

34

tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan

tetapi bukan nasi. Uter merupakan kata kerja arttinya (di-)

diiris (digunting) berbentuk bulat (daun pisang). Jadi ,

gedhang uter memiliki bentuk seperti uter. Sehingga dalam

penamaannya menggunakan kata kerja uter untuk mendeskripsikan

bentuk buah pisang uter.

Gedhang uter memiliki ketebalan kulit 0,3 cm dan

panjangnya 9-12 cm, setelah masak rasanya manis, kulitnya

berwarna kuning dan dagingnya berwarna putih kekuningan.

Pisang ini berbentuk lonjong dan tengahnya agak besar serta

tidak memilki biji. Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 15

Analisis komponen makna Gedhang uter

Pokok Diferensiasi

Gedhang uter Ketebalan kulit 0,3 cm.

Ukuran 9-12 cm.

Rasa Manis.

Warna kulit Kuning.

Warna daging Putih kekuningan

Biji Tidak ada biji

Page 35: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

35

Bentuk Lonjong tengah

besar.

C. Tempat Asal

Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang

dilatarbelakangi oleh tempat asal yaitu:

1. Gedhang kapasari

Gedhang Kapasari merupakan penamaan yang dilatarbelakangi

karena tempat asal. Pisang ini dapat dianalisis sebagai

berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang tidak berasal dari

pari atau makanan yang dapat mengenyangkan tetapi bukan nasi.

kapasari merupakan suatu nama kota di Surabaya. Jadi gedhang

kapasari merupakan pisang yang banyak tumbuh di kota Kapasari,

sehingga penamaannya menggunakan nama kota yaitu kapasari

Gedhang kapasari memiliki sedikit biji, dalam satu buah

kurang lebih ada 4-6 biji. Setelah masak rasanya manis,

dengan warna kulit kuning diujungnya ada warna hitam dan

dagingnya berwarna putih dengan bentuk lonjong tapi agak

besar . uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 16

Analisis komponen makna Gedhang kapasari

Pokok Diferensiasi

Gedhang kapasari Ketebalan kulit 0,3 cm

Page 36: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

36

Ukuran 10-15 cm

Rasa Manis

Warna kulit Kuning di ujungnya

ada warna hitam

Warna daging Putih

Biji Ada biji 5-6 per

buah

Bentuk Lonjong tumpul

diujung

Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas ada dua kesimpulan yaitu

pertama leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa yaitu sebagai

berikut: (1) Gedhang Ambon jenisnya: gedhang ambon kuning, gedhang

ambon lumut, dan gedhang ambon putih, (2) Gedhang Ampyang (3) Gedhang

Kepok : gedhang kepok kuning dan gedhang kepok putih, (4) Gedhang Kidang,

(5) Gedhang Kapasari, (6) Gedhang Kluthuk (7) Gedhang Uter, (8) Gedhang

Emas (9) Gedhang Kulit Tipis, (10) Gedhang Raja jenisnya: gedhang raja asli

dan gedhang raja nangka (11) Gedhang Susu (12) Gedhang Tanduk .

Kedua, leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa untuk analisis

semantik yang menggunakan semantik leksikal dan analisis

komponensial . Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa

berdasarkan peristiwa yang melatarbelakanginya dapat

Page 37: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

37

diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : (1) Penyebutan sifat khas,

ada empat tipe yaitu a. berdasarkan aroma dan warna kulit yaitu

gedhang ambon kuning dan gedhang ambon putih, b. berdasarkan bentuk dan

warna daging buah yaitu : gedhang kepok kuning dan gedhang kepok putih,

c. berdasarkan banyak biji yaitu : gedhang kluthuk, d. berdasarkan

ketebalan kulit yaitu: gedhang kulit tipis, (2) Keserupaan , ada empat

tipe yaitu : a. warna kulit yaitu : gedhang ambon lumut dan gedhang

emas, b. berdasarkan rasa buah yaitu: gedhang ampyang, gedhang raja

nangka, dan gedhang susu, c. berdasarkan sifat kekhasan yaitu: gedhang

kidang dan gedhang raja, d. berdasarkan bentuk yaitu: gedhang tanduk dan

gedhang uter, (3) Tempat Asal : gedhang kapasari.

Page 38: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

38

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Dalimartha, Setiawan dan Felix Andrian. 2014. Fakta Ilmiah Buah dan

Sayur. Jakarta: Penebar Plus.

Gatot, Murniatmo. 1980. Risalah Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Balai

Peneletian Sejarah dan Budaya.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. 2000. Penelitian Bahasa Berbagai Tahapan Strategi, Metode dan Teknik-

Tekninya. Mataram : Universitas Mataram.

Prawiroatmojo. 1957. Bausastra Jawa- Indonesia . Surabaya: Gunung

Agung.

Ullmann, Stephen. 2011. Pengantar Semantik (diadaptasi oleh

Sumarsono). Yoryakarta: Pustaka Pelajar.

Page 39: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

39

Sudaryanto. 1993. Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Suhandano, 2004. Klasifikasi Tumbuh-Tumbuhan dalam bahasa jawa:

Sebuah kajian Linguistik Antropologis. Disertasi UGM : 2004.

Sunarjono, Hendro. 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Suyanti, Sulusi Prabawati dan Dondy A.Styabud. 2008. Teknologi

Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang . Balai Besar

Penelitian dan Pengembanagan Pascapanen , Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. (Online)

http://staff.unila.ac.id/bungdarwin/files/2014/06/ok-

teknologi-pascapanen-pisang.pdf. Diakses pada tanggal 09

maret 2015.

Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta. 2002. Kamus Bahasa Jawa.

Yogyakarta: Penerbit Konisius (Anggota IKAPI).

Warpani, Suwardjoko Proboainagoro. 2015. Makna Tata Cara dan

Perlengkapan Pengantin Adat Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Wibowo, Emiliana Sadilah dan Ani Rostiyati. 1990/1991. Sistem

Pengetahuan Tradisional Masyarakat Jawa (Studi tentang Simbolisme dan

Pengetahuan Flora Fauna). Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional

Yogyakarta.

Page 40: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

40

Wijaya, Adi. 2012. Manfaat dan Kandungan Susu Bagi Kesehatan. (Online)

( permathic. Blogspot.com/2012/05/manfaat-dan kandungan-

susu-bagi-html) diakses pada 31 maret 2015.

LAMPIRAN

No.

leksem pisang Ciri-ciri Gambar

Page 41: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

41

1. Gedhang ambonkuning

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 15-20 cm c.Rasa : Manisd.Warna kulit : Kuning mudae.Warna daging : Agak putihkekuningan dan pulen (empuk dan enak)f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong.

2. Gedhang ambonlumut

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 15-20 cm c.Rasa : Manisd.Warna kulit : Hijau lumut dengan bintik-bintik.e.Warna daging : putih kemerah-merahan dan lunak.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong.

3. Gedhang ambonputih

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 17-23 cm c.Rasa : Manis sedikit masam.d.Warna kulit : kuning pucat.e.Warna daging : putih kekuningan.f.Biji :

Page 42: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

42

Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong tapi lebih besar dari gedhang ambon lumut.

4. Gedhang ampyang

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 12-15 cm c.Rasa : Manis.d.Warna kulit : kuning dengan bintik-bintik coklat pada permukaan.e.Warna daging : kuning kemerahan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong

No.

Leksem pisang Ciri-ciri Gambar

5. Gedhang emas a.Ketebalan kulit : 0,2 cm b.Ukuran : 8-12 cm c.Rasa :Sangat manis.d.Warna kulit : kuning cerah atau keemasan.e.Warna daging : kuning terang dan lunak.f.Biji : Tidak ada biji

Page 43: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

43

g.Bentuk : Lonjong bawah tumpul

6. Gedhang kapasari

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 10-15 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : kuning diujungnya ada warna hitam.e.Warna daging : Putih.f.Biji : Ada biji tapi sedikit (satubuah ada 4-6 biji)g.Bentuk : Lonjong tumpul diujung

7. Gedhang kepokkuning

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 10-12 cm c.Rasa :Lebih manis dari pisang kepok putih.d.Warna kulit : kuning e.Warna daging : putih kekuninganf.Biji : Tidak ada biji.g.Bentuk : Pipih

8. Gedhang kepokputih.

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 10-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : kuning e.Warna daging : putih.f.Biji : Tidak ada biji.

Page 44: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

44

g.Bentuk : Pipih

No.

Leksempisang

Ciri-ciri Gambar

9. Gedhang kidang

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 8-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Merah jingga agak unggu.e.Warna daging : Putih kekuningan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong

10.

Gedhang kluthuk

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 9-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning.e.Warna daging : Putih kekuningan.f.Biji : Berbiji banyak.g.Bentuk : Pipih dan berbentuk segi empat.

11.

Gedhang kulit tipis

a.Ketebalan kulit : 0,2 cm b.Ukuran : 9 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning keputih-putihan.e.Warna daging : Putih

Page 45: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

45

kekuningan.f.Biji : Tidak ada biji.g.Bentuk : Lonjong bawah lancip.

12.

Gedhang raja a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 12-18 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning ada bintik coklat. e.Warna daging :Kuning kemerahan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong melengkung bagian pangkal tumpul.

No.

Leksempisang

Ciri-ciri Gambar

13.

Gedhang raja nangka

a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 24-28 cm c.Rasa : Manis sedikit masam.d.Warna kulit : Hijau.e.Warna daging : Putih dan agak keras.f.Biji :

Page 46: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

46

Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong lancip bawah.

14.

Gedhang susu

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 10-15 cm c.Rasa : manis ada rasa sepatnya.d.Warna kulit : Kuning kecoklatan dengan bintik coklat kehitaman.e.Warna daging : Putih.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong di ujung terhadap hitam sepertitangkai.

15.

Gedhang tanduk

a.Ketebalan kulit : 0,5 cm b.Ukuran : 25-30 cm c.Rasa : Manis.d.Warna kulit : Kuning kemerahan ada bintik coklat.e.Warna daging : Kuning.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong menyerupai tanduk.

Page 47: LEKSEM GEDHANG (PISANG) DALAM BAHASA JAWA

47

16.

Gedhang uter

a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 9-12 cm c.Rasa : Manis.d.Warna kulit : Kuning.e.Warna daging : Putih kekuningan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong tengahnya besar.