1 LEKSEM GEDHANG DALAM BAHASA JAWA untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Deskripsi Bahasa Diampu oleh Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana,S.U.,M.A Oleh: Amanah 14/370991/PSA/7737 ILMU LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA
1
LEKSEM GEDHANG DALAM BAHASA JAWA
untuk memenuhi tugasMata Kuliah Deskripsi Bahasa
Diampu oleh Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana,S.U.,M.A
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIKFAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2
2015
1. Latar Belakang
Manusia berbeda dengan binatang atau makhluk yang lain salah
satunya karena memiliki bahasa. Bahasa sangat berfungsi bagi
kehidupan manusia yaitu untuk mengidentifikasikan segala
sesuatu yang ada disekitarnya. Ada banyak hal yang ditandai
oleh manusia dan itu terjadi sesuai dengan seberapa
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, misalnya leksem pisang
dalam bahasa jawa. Leksem pisang dalam bahasa Jawa diantaranya
yaitu gedhang raja, gedhang kepok, gedhang tanduk dan sebagainya.
Masing – masing leksem tersebut memiliki pembeda sendiri-
sendiri. Terkadang tidak semua bahasa memiliki kosa kata benda
tersebut. Akan tetapi, ada juga yang memiliki beragam kosa
kata dengan satu referensi atau benda yang dituju. Oleh karena
itu, sangat penting sekali pemeriksaan kosakata dalam ranah
tertentu agar tidak hanya berupa sisa-sisa kebudayaan.
Pisang termasuk kelompok brakahan yaitu tumbuhan yang tidak
berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang
bukan nasi ( Suhandano, 2004:182). Potensi produksi buah
pisang di Indonesia terutama pada daerah Jawa memiliki sebaran
buah pisang yang luas dan ditanam dipekarangan maupun ladang
3
serta sebagian sudah ada dalam bentuk perkebunan. Ini juga
didukung oleh cuaca atau musim yangmana Indonesia merupakan
daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan
kemarau. Dalam masyarakat Jawa pisang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan juga untuk keperluan ritual magis,
yaitu sebagai bahan kelengkapan sesaji (Suhandano, 2004:175).
Selain itu, pisang dalam bahasa Jawa termasuk dalam taksa
kategori generik yang spesifiknya pada kemiripan karakteristik
tumbuh-tumbuhan dibawah taksa generik. Sekalipun jumlah
tumbuh-tumbuhan yang ada di bawah taksa generik pisang ini
cukup banyak, misalnya mirip dalam hal bentuk batang, daun,
bunga, dan buahnya. Suhandano (2004) berpendapat bahwa
perbedaan antara pisang yang satu dengan pisang yang lain
tidak begitu mencolok . Bahkan penutur bahasa Jawa yang dalam
kehidupan sehari-harinya tidak begitu akrab dengan pisang
kadang-kadang sulit menemukan perbedaan jenis yang satu dengan
yang lainnya.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dijelaskan
bagaimana leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa dan
mengungkapkan makna leksem-leksem pisang dalam bahasa jawa
dengan analisis semantik, karena perbedaan leksem akan lebih
jelas apabila kita lihat dari ranah semantik . Semantik
merupakan sistem dan penyelidikan tentang makna dan arti dalam
suatu bahasa (Kridalaksana, 2008:216). Semantik dibagi menjadi
dua yaitu semantik leksikal dan semantik gramatikal .
4
Penelitian ini menggunakan semantik leksikal untuk menyelidiki
unsur-unsur kosakata suatu bahasa pada umumnya atau makna yang
sesuai dengan referennya . Kemudian menelusuri sebab-sebab
yang melatarbelakangi terjadinya penamaan leksem pisang dalam
bahasa Jawa, karena penamaan terhadap sesuatu benda tidak
bersifat arbiter. Ada beberapa yang melatarbelakangi
terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata
yang ada dalam leksikon bahasa Indonesia yaitu peniruan bunyi,
penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemuan dan
pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan dan
penamaan baru (Chaer, 2013:44). Selain itu juga menggunakan
analisis komponensial untuk membedakan makna yang satu dengan
yang lain.
Menurut Wijana dan Rohmadi (2008) analisis komponensial
adalah usaha untuk menguraikan komponen-komponen makna yang
dimiliki oleh sebuah kata dan membandingkannya dengan
komponen-komponen makna yang dimilikinya. Karena Kata atau
leksem dalam setiap bahasa itu dapat dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau
berdekatan karena sama-sama berada dalam satu bidang kegiatan
atau keilmuan (Chaer, 2013:110). Sehingga pada penelitian ini
akan dijelaskan tentang leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa
dengan kajian semantik yang menggunakan medan makna dan
komponen makna. Medan makna merupakan bagian dari sistem
semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang kehidupan
5
atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang
direalisasikan oleh seperangakat unsur leksikal maknanya yang
berhubungan (Kridalaksana, 2008:151). Sedangkan komponen makna
setiap kata yang bersama-sama membentuk makna kata .
Sehingga pada penelitian ini akan diuraikan leksem-leksem
pisang dalam bahasa Jawa dan mengungkapkan nama leksem-leksem
pisang dalam bahasa Jawa dengan analisis semantik, yaitu
semantik leksikal dan analisis komponensial. Karena menurut
peneliti pemberian nama pada beberapa leksem pisang dalam
bahasa Jawa memiliki alasan tertentu dan tidak bersifat
arbitrer . Selain itu, setiap leksem pisang itu memiliki
pembeda, mungkin dari rasanya (indra perasa), bentuk, dan
warna mirip dengan yang diacu. Oleh karena itu, diharapkan
masyarakat dapat mengetahui dan memberikan pengetahuan secara
kebahasaan khususnya penamaan pada leksem pisang dalam bahasa
Jawa yang mulai ditinggalkan dan tidak dikenal oleh generasi
muda pada zaman sekarang. Untuk para Linguis dapat mengetahui
latar belakang penamaan khususnya buah pisang dalam bahasa
Jawa dan melestarikan kebudayaan Jawa yang memiliki
keberagaman leksikon khususnya buah pisang. Manfaat lainnya
yaitu bisa membantu untuk referensi pada penyusunan kamus
tentang klasifikasi buah-buahan khususnya yaitu pisang dalam
bahasa Jawa.
2. Metode Penelitian
6
Sumber data yang digunakan yaitu sumber tulis maupun lisan.
Pada sumber data lisan peneliti langsung wawancara kepada
pedagang pisang yang ada di pasar dan juga informan asli orang
jawa yang mengetahui tentang leksem pisang dalam bahasa Jawa.
Selain itu, penulis juga menggunakan metode introspektif yaitu
sebagai penutur asli bahasa Jawa dengan menambahkan leksem
pisang pada bahasa Jawa. Sumber data tertulis yaitu berupa
buku-buku dan kamus yang relevan dengan leksem pisang dalam
bahasa Jawa.
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini metode
cakap yaitu percakapan antara peneliti dengan informan
(Mahsun, 2000:68). Sehingga teknik yang digunakan menggunakan
teknik cakap semuka karena peneliti melakukan wawancara bebas
dengan beberapa orang yang dianggap mengetahui tentang leksem
pisang dalam bahasa Jawa. Selain itu, untuk melengkapi data
yang diperoleh sebagai hasil wawancara tadi, dilakukan pula
pengumpulan data pustaka, sehingga diharapkan data yang
diperoleh lebih lengkap sehingga dapat membantu dalam
penyusunannya.
Analisis data pada penelitian ini diawali dengan mencatat
leksem untuk pisang pada bahasa Jawa. Kemudian mengamati benda
yang ditandai dengan leksem sehingga didapatkan beberapa ciri-
ciri dari leksem pisang dalam bahasa Jawa. Metode yang
digunakan adalah metode padan referensial karena data yang
menjadi objek penelitian mengacu pada referen diluar bahasa
7
(Sudaryanto, 1993:13). Kemudian dianalisis dengan menjabarkan
makna leksikal dan analisis komponensial. Sehingga dari makna
leksikal dapat diketahui apa yang melatarbelakangi penamaannya
dan dari analisis komponen makna dapat diketahui ciri pembeda
atau unsur apa yang membedakan varian-varian dalam suatu
kategori.
Hasil Analisis
Macam-macam leksem pisang dalam bahasa Jawa, sebagai
berikut:
1. Gedhang Ambon
a. Gedhang ambon kuning
Gedhang ambon kuning merupakan pisang yang baunya wangi dan
kulitnya berwarna kuning . Pisang ini cocok langsung dimakan
tanpa di olah terlebih dahulu karena akan lembek. Apabila
sudah masak maka rasanya manis, warna dagingnya agak putih
kekuningan dan pulen (empuk dan enak) dan warna kulitnya
kuning muda . Pisang jenis ini tidak memiliki biji serta
berbentuk lonjong .
b. Gedhang ambon lumut
Gedhang ambon lumut merupakan pisang yang baunya wangi dan
warna kulitnya hijau. Pisang ini sangat enak langsung
dimakan tanpa perlu diolah terlebih dahulu karena jika
digoreng nanti jadinya pisangnya akan lembek. Jika sudah
masak rasanya manis, dengan warna daging putih kemerahan
8
serta lunak. Meskipun sudah masak warna kulitnya tetap
berwarna hijau dengan bintik-bintik coklat .
c. Gedhang ambon putih
Gedhang ambon putih merupakan pisang yang baunya harum dan
warna kulitnya kuning keputih-putihan atau pucat. Ciri-
cirinya memiliki bentuk yang lebih panjang daripada pisang
ambon lumut. Setelah masak maka warna daging buahnya akan
putih kekuningan, warna kulitnya kuning keputih-putihan
serta rasa yang agak berbeda daripada jenis pisang ambon
yang lain yaitu agak sedikit masam.
2. Gedhang ampyang
Gedhang ampyang memiliki nama lain pisang barangan
memiliki ketebalan kulit 0,3 cm dengan ukuran panjangnya 12-
15 cm . Setelah masak pisang ini akan berwarna kuning dengan
bintik-bintik coklat pada permukaan dan rasanya manis .
Sedangkan rasanya manis dengan warna daging kuning kemerahan
dan berbentuk lonjong tanpa biji.
3. Gedhang emas
Gedhang emas merupakan pisang yang memiliki kulit tipis
serta rasanya manis dan nama lainnya adalah pisang barlen.
Pisang ini cocok sekali langsung dimakan tanpa diolah dan
banyak ditemui dipasar buah. Setelah masak rasanya sangat
manis dengan warna kulitnya kuning cerah atau keemasan.
Daging buahnya lunak dan berwarna kuning terang serta tidak
ada bijinya. Ukuran pisang ini termasuk pendek dengan
9
bawahnya berbentuk tumpul tetapi sangat cantik untuk di
pandang.
4. Gedhang kapasari
Gedhang kapasari memiliki sedikit biji, dalam satu buah
kurang lebih ada 4-6 biji . Akan tetapi, pisang ini harganya
sangat murah dan cepat masaknya. Setelah masak rasanya
manis, dengan warna kulit kuning serta diujungnya ada warna
hitam dan dagingnya berwarna putih dengan bentuk lonjong
tapi agak besar . Pisang ini juga mudah ditemukan di pasar
tradisional.
5. Gedhang Kepok
a. Gedhang kepok kuning
Gedhang kepok kuning sangat populer dikalangan masyarakat
karena rasanya yang manis setelah masak . Apalagi setelah di
olah seperti digoreng sangat enak sekali. Pisang ini dapat
di olah menjadi pisang goreng kipas. Bentuk nya pipih atau
gepeng sehingga ada yang menyebutnya pisang gepeng. Pisang
kepok kuning memiliki kulit yang tebal dan panjangnya
sekitar 10-12 cm .
b. Gedhang kepok putih
Gedhang kepok putih juga disebut dengan pisang gepeng karena
bentuknya yang pipih. Setelah masak warna kulitnya berubah
menjadi kuning dan dagingnya berwarna putih. Akan tetapi
pisang ini jarang disukai oleh masyarakat karena rasanya
kurang manis. Pisang ini cocok juga dimakan setelah olahan
dengan cara digoreng seperti pisang kepok kuning. Gedhang
10
kepok putih sangat sulit dibedakan dengan gedhang kepok kuning
karena perbedaan diantara keduanya terletak pada daging
buahnya. Jadi, kita sebagai pembeli terkadang sering
tertipu, karena kita bisa membedakannya setelah kita
merasakannya.
6. Gedhang kidang
Gedhang kidang memiliki warna kulit yang khas sekali yaitu
berwarna merah jingga agak ungu. Akan tetapi, buah ini
jarang sekali ditemui dipasar . Setelah masak warna daging
buahnya putih kekuningan dengan rasa manisnya yang pas
banget di lidah dengan bentuknya yang lonjong dan tidak
berbiji. Akan tetapi, menurut masyarakat Jawa orang yang
sedang hamil tidak boleh makan pisang ini karena membuat ibu
menjadi lemah atau lemes ketika melahirkan. Pisang ini juga
jarang ditemui di pasar-pasar tradisional.
7. Gedhang kluthuk.
Gedhang kluthuk memiliki ciri khas berbiji banyak dan
sebelum masak bisa dibuat campuran rujak, khususnya yaitu
rujak cingur. Fungsi dari pisang ini sebagai penetralisir
makanan yang berbahan rasa masam dan sambal yang pedas.
Selain itu, daunnya banyak dimanfaatkan untuk bungkus karena
bentuknya yang lebar. Akan tetapi, pisang ini setelah masak
banyak dijauhi masyarakat karena terlalu banyak biji dan
agak keras dan tajam. Padahal setelah masak rasanya manis
dengan daging buahnya yang berwarna putih kekuningan.
8. Gedhang kulit tipis
11
Gedhang kulit tipis nama lainnya adalah pisang lampung
dinamakan kulit tipis karena memiliki kulit yang tipis
seperti gedhang emas. Bentuknya lonjong serta bawahnya
lancip. Bentuknya lebih runcing daripada pisang emas.
Setelah masak rasanya manis, warna daging buahnya putih
kekuningan, warna kulitnya kuning dan tidak ada bijinya.
Sangat cocok untuk dimakan langsung tanpa diolah terlebih
dahulu.
9. Gedhang Raja
a. Gedhang raja asli
Gedhang raja merupakan pisang yang biasa digunakan untuk
sesaji bagi budaya jawa. Akan tetapi pisang yang dipilih
yang sudah hampir masak serta yang jumlah pisangnya genap
(asli, bukan dibuat genap) (Warpani, 2015:23). Pada acara
pernikahan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar
pasangan yang akan dinikahkan mempunyai kemakmuran,
kemuliaan dan kehormatan seperti raja. Pisang ini sangat
cocok dimakan langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Setelah
masak rasanya sangat manis, warna daging buahnya kuning
kemerahan, warna kulitnya kuning ada bintik coklat dan tidak
ada bijinya.
b. Gedhang raja nangka
Gedhang raja nangka setelah masak memiliki rasa masam manis
mirip seperti rasa buah nangka. Setelah masak warna kulitnya
tetap berwarna hijau dan warna daging buahnya putih serta
agak keras. Pisang ini memiliki kulit yang tebal dan
12
termasuk pisang yang berukuran panjang. Bentuknya lonjong
lancip bawah dan tidak memiliki bijinya. Jadi, pisang ini
enak dimakan tanpa di olah terlebih dahulu.
10. Gedhang susu
Gedhang susu nama lainnya yaitu raja sereh. Rasanya sangat
khas sekali yaitu manis dengan sepat-sepat sedikit. Cocok
sekali untuk dimakan langsung tanpa diolah. Setelah masak
warna kulitnya kuning kecoklatan dengan bintik coklat
kehitaman dan warna daging buahnya putih. Pisang ini
berbentuk lonjong serta diujungnya terdapat seperti tangkai
yang berwarna hitam dan tidak memiliki biji. Akan tetapi,
bagi yang tidak menyukai rasa masam dan sepat maka jarang
menyukai pisang jenis ini.
11. Gedhang tanduk
Gedhang tanduk memiliki nama lain yaitu gedhang byar. Untuk
ukuran pisang, termasuk pisang yang paling panjang. Cocok
sekali dimakan setelah olahan yaitu dengan digoreng. Pisang
ini memiliki bentuk lonjong yang menyerupai tanduk dan tidak
memiliki biji. Setelah masak rasanya manis, warna kulitnya
kuning kemerahan ada bintik coklat dan warna dagingnya
kuning kemerahan.
12. Gedhang uter
Gedhang uter merupakan pisang yang terkadang buahnya ada
bijinya dan terkadang tidak ada. Ciri-cirinya memiliki
ketebalan kulit 0,3 cm dan panjangnya 9-12 cm, setelah masak
rasanya manis, kulitnya berwarna kuning dan dagingnya
13
berwarna putih kekuningan. Pisang ini berbentuk lonjong dan
tengahnya agak besar sehingga terlihat berisi sehingga akan
terlihat bulat.
Analisis semantis leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa
Pada penelitian ini tentang leksem pisang dalam bahasa Jawa
dengan menggunakan analisis semantik. Analisis semantik dalam
penelitian ini menguraikan makna leksikal leksem-leksem pisang
dalam bahasa Jawa dengan komponen makna. Leksem-leksem pisang
dalam bahasa Jawa memiliki makna dan unsur yang berbeda-beda ,
sehingga untuk mengetahui makna dan unsur-unsurnya, data
dianalisis menggunakan analisis komponensial. Analisis komponen
yang meliputi komponen-komponen pembentuk leksem-leksem dalam
bahasa Jawa yaitu tebal kulit, panjang, warna kulit dan daging
buah setelah masak, rasanya setelah masak, memiliki biji atau
tidak, bentuk dan rujukan. Komponen-komponen tersebut digunakan
untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat pada leksem pisang
dalam bahasa Jawa.
Pada uraian berikut ini akan dijelaskan menggunakan analisis
semantik leksem pisang dalam bahasa Jawa . Sehingga dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan peristiwa yang
melatarbelakangi terjadinya penamaan leksem pisang dalam bahasa
Jawa yaitu sebagai berikut:
A. Penyebutan sifat khas.
14
Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang
dilatarbelakangi oleh penyebutan sifat khas dapat
diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu :
a. Berdasarkan aroma dan warna kulit .
1. Gedhang ambon kuning
Gedhang ambon kuning merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi karena aroma dan warna kulitnya
. Gedhang ambon kuning dapat dianalisis sebagai berikut :
gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal pari
atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.
Ambon merupakan sesuatu yang berbau-bau atau bau-bauan .
Kuning merupakan sebuah kata sifat yang menunjukkan warna.
Menurut peneliti, penamaan leksem gedhang ambon kuning pada
nama pisang dimaksudkan pisang yang baunya wangi dan warna
kulitnya setelah masak berwarna kuning muda .
Gedhang ambon kuning memiliki ketebalan kulit 0,4 cm dan
panjangnya 15-20 cm . Apabila sudah masak maka rasanya
manis, warna dagingnya agak putih kekuningan warna kulitnya
kuning muda . Uraian di atas dapat dibuat tabel sebagai
berikut :
15
Tabel 1
Analisis Komponen Makna Gedhang Ambon Kuning
Pokok Diferensiasi
Gedhang Ambon Kuning Ketebalan kulit 0,4 cm
Ukuran 15-20 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning muda
Warna daging Agak putih
kekuningan dan
pulen (empuk dan
enak).
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong
2. Gedhang ambon putih
Gedhang ambon putih merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi karena aroma dan warna
kulitnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut :
gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.
Ambon merupakan sesuatu yang berbau-bau, putih sebuah kata
16
sifat yang menunjukkan arti warna. Menurut peneliti,
penamaan dengan gedhang ambon putih menunjukkan kalau pisang
ini berbau wangi dan warna kulitnya kuning pucat.
Pisang ambon putih memiliki ketebalan kulit 0,4 cm dan
panjangnya 17-23 cm . Setelah masak memiliki warna daging
putih kekuningan, warna kulitnya kuning keputih-putihan
serta rasanya agak berbeda daripada jenis pisang ambon yang
lain yaitu agak sedikit masam. Uraian diatas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 2
Analisis komponen makna Gedhang ambon putih
Pokok Diferensiasi
Gedhang Ambon putih Ketebalan kulit 0,4 cm
Ukuran 17-23 cm
Rasa Manis sedikit masam
Warna kulit Kuning keputih-
putihan
Warna daging Putih kekuningan
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong tapi lebih
besar dari gedhang
17
ambon lumut
b. Berdasarkan bentuk dan warna daging buah.
1. Gedhang kepok kuning
Gedhang kepok kuning merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi karena bentuk dan warna
dagingnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut:
gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan selain nasi. Kepok
yaitu bungkusan ketan, bertepuk tangan maksudnya bentuknya
pipih atau gepeng. Kuning merupakan kata yang menunjukkan
arti warna. Menurut peneliti , penamaan gedhang kepok kuning
merupakan pisang yang berbentuk pipih dan kuning
menunjukkan warna daging buahnya.
Gedhang kepok kuning memiliki rasa yang manis setelah
masak . Bentuknya yang pipih atau gepeng sehingga ada yang
menyebutnya pisang gepeng. Pisang kapok kuning memiliki
tebal kuli 0,4 cm dan panjangnya 10-12 cm . Uraian diatas
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3
Analisis komponen makna Gedhang kepok kuning
Pokok Diferensiasi
Gedhang kepok kuning Ketebalan kulit 0,4 cm
Ukuran 10-12 cm
18
Rasa Manis
Warna kulit Kuning
Warna daging Putih kekuningan.
Biji Tidak ada biji
Bentuk Pipih
2. Gedhang kepok putih
Gedhang kepok putih merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi karena bentuk dan warna
dagingnya. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut:
gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan selain nasi. Kepok
yaitu bungkusan ketan, bertepuk tangan maksudnya bentuknya
menjadi pipih atau gepeng. Putih merupakan kata yang
menunjukkan arti warna. Jadi menurut peneliti gedhang kepok
putih merupakan pisang yang berbentuk pipih dan putih
menunjukkan warna daging buahnya karena kuning keputih-
putihan.
Gedhang kepok putih juga disebut dengan pisang gepeng
karena bentuknya yang pipih. Ketebalan kulitnya 0,4 cm dan
panjangnya 10-12 cm. Setelah masak warna kulitnya berubah
19
menjadi kuning dan dagingnya berwarna putih. Uraian diatas
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4
Analisis komponen makna Gedhang kepok putih
Pokok Diferensiasi
Gedhang kepok putih Ketebalan kulit 0,4 cm
Ukuran 10-12 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning
Warna daging Putih
Biji Tidak ada biji
Bentuk Pipih
c. Berdasarkan banyak biji .
1. Gedhang kluthuk.
Gedhang kluthuk merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi karena memiliki sifat yang khas yaitu
banyak biji. Pisang ini dapat dianalisis sebagai berikut :
gedhang termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi.
20
Kluthuk merupakan kata yang melekat juga pada beberapa buah
lagi yaitu jambu kluthuk dalam bahasa Jawa yang memiliki ciri
banyak biji. Jadi , penamaan gedhang kluthuk merupakan pisang
yang memiliki banyak biji karena kluthuk artinya pisang biji
dalam kamus bausastra Jawa-Indonesia (Prawiroatmojo, 1957:
258).
Gedhang kluthuk memiliki ciri khas berbiji banyak dan
sebelum masak bisa dibuat campuran rujak. Selain itu,
daunnya banyak digunakan untuk bungkus karena lebar sekali.
Pisang kluthuk memilki ketebalan kulit 0,3 cm dan panjangnya
9-12 cm. Setelah masak rasanya manis dengan daging buahnya
berwarna putih kekuningan dan kulitnya berwarna kuning.
Pisang ini memilki bentuk pipih dan berbentuk segi empat.
Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Analisis komponen makna Gedhang kluthuk
Pokok Diferensiasi
Gedhang kluthuk Ketebalan kulit 0,3 cm
Ukuran 9-12 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning
Warna daging Putih kekuningan
21
Biji Ada banyak
Bentuk Pipih berbentuk
segi empat
d. Berdasarkan ketebalan kulit.
1. Gedhang kulit tipis
Gedhang kulit tipis merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi karena ketebalan kulitnya. Gedhang kulit tipis
merupakan pisang yang memiliki kulit tipis. Pisang ini dapat
dianalisis sebagai berikut: gedhang termasuk kelompok
tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat
mengenyangkan yang bukan nasi. Kulit merupakan pembungkus
diluar. Tipis merupakan sedikit antara permukaan yang satu
dengan yang lain. Jadi menurut peneliti, gedhang kulit tipis
merupakan pisang yang memiliki kulit tipis sehingga
dinamakan pisang kulit tipis.
Gedhang kulit tipis memiliki ciri-ciri ketebalan kulit 0,2
cm dan panjangnya 9 cm. Bentuknya lonjong serta bawahnya
lancip. Setelah masak rasanya manis, warna daging buahnya
putih kekuningan, warna kulitnya kuning dan tidak ada
bijinya. Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6
Analisis komponen makna Gedhang kulit tipis
22
Pokok Diferensiasi
Gedhang kulit tipis Ketebalan kulit 0,2 cm
Ukuran 9 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning
Warna daging Putih kekuningan
Biji Tidak ada biji
Bentuk Lonjong bawahnya
lancip
B. Keserupaan
Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang
dilatarbelakangi oleh keserupaan dapat diklasifikasikan
menjadi empat tipe yaitu :
a. Berdasarkan warna kulit.
1. Gedhang ambon lumut
Gedhang ambon lumut merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi warna kulitnya seperti lumut.
Gedhang ambon lumut dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang
termasuk kelompok tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau
makanan yang dapat mengenyangkan yang bukan nasi. Ambon
merupakan sesuatu yang berbau , lumut merupakan tumbuhan
23
hijau atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh dan
berkelompok membentuk hamparan menyerupai beludu atau batu,
kayu, tanah atau tembok yang lembab. Menurut peneliti,
gedhang ambon lumut merupakan pisang yang berbau wangi dan
warna kulitnya hijau yang mirip dengan warna lumut. Jadi,
penamaan pada pisang ini menggunakan nama lumut untuk
mendeskripsikan warna kulit buahnya. Karena warna buahnya
mirip atau serupa dengan warna lumut.
Gedhang ambon lumut memiliki ciri-ciri dengan ketebalan
kulit 0,3 cm dan panjang 15-20 cm. Jika sudah masak rasanya
manis, dengan warna daging putih kemerahan serta lunak dan
warna kulitnya hijau lumut dengan bintik-bintik coklat .
jenis pisang ini tidak ada bijinya dengan bentuk lonjong .
Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 7
Analisis komponen makna Gedhang ambon lumut
Pokok Diferensiasi
Gedhang Ambon lumut Ketebalan kulit 0,3 cm
Ukuran 15-20 cm
Rasa Manis
Warna kulit Hijau lumut dengan
bintik bintik.
Warna daging Putih kemerah-
24
merahan dan lunak
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong.
2. Gedhang emas
Gedhang emas merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi karena warna kulitnya seperti emas. Pisang
ini dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang termasuk
kelompok tumbuhan yang tidak berasal pari atau makanan yang
dapat mengenyangkan yang bukan nasi. Emas merupakan logam
mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk.
Menurut peneliti, penamaan leksem gedhang emas menunjukkan
warna dari kulitnya seperti emas. Jadi, menggunakan kata
emas untuk mendeskripsikan warna kulitnya.
Gedhang emas memiliki tebal kulit 0,2 cm. Setelah
masak rasanya sangat manis dengan warna kulitnya kuning
cerah atau keemasan. Daging buahnya lunak dan berwarna
kuning terang serta tidak berbiji. Uraian diatas dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 8
Analisis komponen makna gedhang emas
Pokok Diferensiasi
Gedhang emas Ketebalan kulit 0,2 cm
25
Ukuran 8-12 cm
Rasa Sangat manis
Warna kulit Kuning cerah .
Warna daging Kuning terang dan
lunak
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong bawah
tumpul
b. Berdasarkan rasa buah.
1. Gedhang ampyang
Gedhang ampyang merupakan leksem pisang yang
penamaannya dilatarbelakangi karena rasanya seperti makanan
yang namanya ampyang. Gedhang ampyang dapat dianalisis
sebagai berikut : gedhang termasuk tumbuhan yang tidak
berasal dari pari atau makanan dapat mengenyangkan yang bukan
nasi. Ampyang merupakan makanan dari kacang dan gula. Jadi,
gedhang ampyang merupakan pisang yang rasanya manis seperti
makanan ampyang. Sehingga penamaan pisang ini menggunakan
kata ampyang untuk mendeskripsikan rasanya.
Gedhang ampyang memilki ketebalan kulit 0,3 cm dengan
ukuran panjangnya 12-15 cm . Setelah masak pisang ini akan
berwarna kuning dengan bintik-bintik coklat pada permukaan
26
dan rasanya manis . Sedangkan rasanya manis dengan warna
daging kuning kemerahan dan berbentuk lonjong tanpa biji.
Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 9
Analisis komponen makna Gedhang ampyang
Pokok Diferensiasi
Gedhang ampyang Ketebalan kulit 0,3 cm
Ukuran 12-15 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning dengan
bintik coklat pada
permukaan
Warna daging Kuning kemerahan
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong
2. Gedhang raja nangka
Gedhang raja nangka nama lainnya yaitu gedhang nangka
merupakan leksem yang penamaannya dilatarbelakangi rasanya
mirip buah nangka. Pisang ini dapat dianalisis sebagai
berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang bukan berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan tetapi bukan
27
nasi. Raja merupakan penguasa tertinggi pada suatu kerajaan
atau orang yang teristimewa. Nangka merupakan buah yang
kulit buahnya berduri yang tidak tajam dan rasanya asam
manis serta ada juga yang hambar. Jadi, penamaan gedhang raja
nangka menggunakan kata raja karena ukuran pisangnya panjang
dari pada yang lain pada kelompok pisang raja dan kata
nangka karena pisang ini rasanya seperti nangka. Sehingga,
gedhang raja nangka merupakan pisang yang memiliki rasanya
yang mirip buah nangka.
Gedhang raja nangka memiliki ciri warna kulitnya hijau
dan warna daging buahnya putih serta agak keras setelah
masak. Pisang ini memiliki ketebalan 0,4 cm, panjang 24-28
cm, bentuknya lonjong lancip bawah dan tidak ada bijinya.
Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10
Analisis komponen makna Gedhang raja nangka
Pokok Diferensiasi
Gedhang raja nangka Ketebalan kulit 0,4 cm.
Ukuran 24-28.
Rasa Asam manis
Warna kulit Hijau.
Warna daging Putih dan agak
keras.
28
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong lancip
bawah
3. Gedhang susu
Gedhang susu merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi rasanya seperti rasa susu. Pisang ini dapat
dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumubuhan yang
tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan
tetapi bukan nasi. susu merupakan suatu cairan yang rasanya
manis.. Jadi , penamaan gedhang susu merupakan pisang yang
rasanya seperti susu . Karena komposisi antara susu dan
pisang sangat mirip sekali yaitu komposisi susu: kalori,
protein, lemak, karbohidrat, kalium, kalsium, fosfor, besi,
vitamin B1 , dan vitamin C sedangkan komposisi pisang sama
kecuali kalori dan vitamin B1.
Gedhang susu memiliki ciri-ciri ketebalan kulit 0,3 cm
dan panjangnya 10-15 cm. Setelah masak warna kulitnya kuning
kecoklatan dengan bintik coklat kehitaman , warna daging
buahnya putih dan rasanya agak masam. Uraian diatas dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 11
Analisis komponen makna Gedhang susu
29
Pokok Diferensiasi
Gedhang susu Ketebalan kulit 0,3 cm
Ukuran 10-15 cm
Rasa Manis ada rasa
sepat.
Warna kulit Kuning kecoklatan
dengan bintik
coklat kehitaman.
Warna daging Putih
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong di ujung
terhadap hitam
seperti tangkai
c. Berdasarkan sifat kekhasan
1. Gedhang kidang
Gedhang kidang merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi karena warna kulitnya mirip kidang. Pisang
ini dapat dianalisis sebagai berikut : gedhang termasuk
tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat
mengenyangkan tapi bukan nasi. Kidang merupakan binatang
menyusui sebangsa rusa kecil, cepat larinya dan bertanduk
30
kecil warnanya coklatnya agak mencolok. Jadi, penamaan
gedhang kidang menggunakan kidang karena sifat kekhasannya sama
yaitu untuk menujukkan bahwa warna kulitnya itu mencolok
daripada yang lain.
Gedhang kidang memilki warna kulit yang khas sekali
yaitu berwarna merah jingga agak ungu. Ketebalan kulitnya
0,4 cm dan panjangnya 8-12 cm . Setelah masak warna daging
buahnya putih kekuningan dengan rasa manisnya yang pas
banget di lidah. Bentuknya lonjong dan tidak berbiji.
Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 12
Analisis komponen makna Gedhang kidang
Pokok Diferensiasi
Gedhang kidang Ketebalan kulit 0,4 cm
Ukuran 8-12 cm
Rasa Manis
Warna kulit Merah jingga agak
unggu
Warna daging Putih kekuningan.
Biji Tidak ada biji
Bentuk Lonjong
31
2. Gedhang raja.
Gedhang raja merupakan leksem pisang yang penamaannya
dilatarbelakangi dari manfaat buahnya seperti raja. Pisang
ini dapat dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan
tumbuhan yang tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat
mengenyangkan tetapi bukan nasi. raja merupakan pemimpin
suatu kerajaan, menurut orang Jawa raja yaitu kedudukan yang
tertinggi dan multifungsi. Jadi , penamaan ini menggunakan
kata raja karena dalam adat Jawa gedhang raja selain
dimanfaatkan sebagai makanan atau buah juga digunakan untuk
sesaji. Sehingga leksem ini menggunakan kata raja karena
manfaat dari gedhang raja seperti seorang raja.
Gedhang raja ciri-cirinya memiliki ketebalan kulit 0,3
cm, panjangnya 12-18 cm dan bentuknya lonjong agak
melengkung dengan bagian pangkal bulat. Setelah masak
rasanya sangat manis, warna daging buahnya kuning kemerahan,
warna kulitnya kuning ada bintik coklat dan tidak ada
bijinya. Uraian diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13
Analisis komponen makna Gedhang raja
Pokok Diferensiasi
Gedhang raja Ketebalan kulit 0,3 cm.
32
Ukuran 12-18 cm.
Rasa Manis
Warna kulit Kuning ada bintik
coklat
Warna daging Kuning kemerahan
Biji Tidak ada biji
Bentuk Lonjong melengkung
bagian pangkal
tumpul.
d. Berdasarkan bentuk.
1. Gedhang tanduk .
Gedhang tanduk merupakan penamaannya dilatarbelakangi
bentuknya yang mirip dengan tanduk. Pisang ini dapat
dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang
tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat
mengenyangkan tetapi bukan nasi. Tanduk merupakan cula dua
yang tumbuh diatas kepala ( kambing, kerbau) dan bentuknya
melengkung. Jadi, gedhang tanduk merupakan pisang yang
memiliki ukuran panjang dan bentuknya seperti tanduk.
Gedhang tanduk memiliki dengan ketebalan kulit 0,5 cm
dan panjangnya 25-30 cm. Pisang ini memilki bentuk lonjong
yang menyerupai tanduk dan tidak memilki biji. Setelah masak
33
rasanya manis, warna kulitnya kuning kemerahan ada bintik
coklat dan warna dagingnya kuning kemerahan. Uraian diatas
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 14
Analisis komponen makna Gedhang tanduk
Pokok Diferensiasi
Gedhang tanduk Ketebalan kulit 0,5 cm
Ukuran 25-30 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning kemerahan
dengan ada bintik
coklat.
Warna daging Kuning
Biji Tidak ada
Bentuk Lonjong menyerupai
tanduk
2. Gedhang uter
Gedhang uter merupakan penamaan yang dilatarbelakangi
bentuk seperti arti dari kata uter . Pisang ini dapat
dianalisis sebagai berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang
34
tidak berasal dari pari atau makanan yang dapat mengenyangkan
tetapi bukan nasi. Uter merupakan kata kerja arttinya (di-)
diiris (digunting) berbentuk bulat (daun pisang). Jadi ,
gedhang uter memiliki bentuk seperti uter. Sehingga dalam
penamaannya menggunakan kata kerja uter untuk mendeskripsikan
bentuk buah pisang uter.
Gedhang uter memiliki ketebalan kulit 0,3 cm dan
panjangnya 9-12 cm, setelah masak rasanya manis, kulitnya
berwarna kuning dan dagingnya berwarna putih kekuningan.
Pisang ini berbentuk lonjong dan tengahnya agak besar serta
tidak memilki biji. Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 15
Analisis komponen makna Gedhang uter
Pokok Diferensiasi
Gedhang uter Ketebalan kulit 0,3 cm.
Ukuran 9-12 cm.
Rasa Manis.
Warna kulit Kuning.
Warna daging Putih kekuningan
Biji Tidak ada biji
35
Bentuk Lonjong tengah
besar.
C. Tempat Asal
Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa yang
dilatarbelakangi oleh tempat asal yaitu:
1. Gedhang kapasari
Gedhang Kapasari merupakan penamaan yang dilatarbelakangi
karena tempat asal. Pisang ini dapat dianalisis sebagai
berikut: gedhang merupakan tumbuhan yang tidak berasal dari
pari atau makanan yang dapat mengenyangkan tetapi bukan nasi.
kapasari merupakan suatu nama kota di Surabaya. Jadi gedhang
kapasari merupakan pisang yang banyak tumbuh di kota Kapasari,
sehingga penamaannya menggunakan nama kota yaitu kapasari
Gedhang kapasari memiliki sedikit biji, dalam satu buah
kurang lebih ada 4-6 biji. Setelah masak rasanya manis,
dengan warna kulit kuning diujungnya ada warna hitam dan
dagingnya berwarna putih dengan bentuk lonjong tapi agak
besar . uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 16
Analisis komponen makna Gedhang kapasari
Pokok Diferensiasi
Gedhang kapasari Ketebalan kulit 0,3 cm
36
Ukuran 10-15 cm
Rasa Manis
Warna kulit Kuning di ujungnya
ada warna hitam
Warna daging Putih
Biji Ada biji 5-6 per
buah
Bentuk Lonjong tumpul
diujung
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas ada dua kesimpulan yaitu
pertama leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa yaitu sebagai
berikut: (1) Gedhang Ambon jenisnya: gedhang ambon kuning, gedhang
ambon lumut, dan gedhang ambon putih, (2) Gedhang Ampyang (3) Gedhang
Kepok : gedhang kepok kuning dan gedhang kepok putih, (4) Gedhang Kidang,
(5) Gedhang Kapasari, (6) Gedhang Kluthuk (7) Gedhang Uter, (8) Gedhang
Emas (9) Gedhang Kulit Tipis, (10) Gedhang Raja jenisnya: gedhang raja asli
dan gedhang raja nangka (11) Gedhang Susu (12) Gedhang Tanduk .
Kedua, leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa untuk analisis
semantik yang menggunakan semantik leksikal dan analisis
komponensial . Penamaan leksem pisang dalam bahasa Jawa
berdasarkan peristiwa yang melatarbelakanginya dapat
37
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : (1) Penyebutan sifat khas,
ada empat tipe yaitu a. berdasarkan aroma dan warna kulit yaitu
gedhang ambon kuning dan gedhang ambon putih, b. berdasarkan bentuk dan
warna daging buah yaitu : gedhang kepok kuning dan gedhang kepok putih,
c. berdasarkan banyak biji yaitu : gedhang kluthuk, d. berdasarkan
ketebalan kulit yaitu: gedhang kulit tipis, (2) Keserupaan , ada empat
tipe yaitu : a. warna kulit yaitu : gedhang ambon lumut dan gedhang
emas, b. berdasarkan rasa buah yaitu: gedhang ampyang, gedhang raja
nangka, dan gedhang susu, c. berdasarkan sifat kekhasan yaitu: gedhang
kidang dan gedhang raja, d. berdasarkan bentuk yaitu: gedhang tanduk dan
gedhang uter, (3) Tempat Asal : gedhang kapasari.
38
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Dalimartha, Setiawan dan Felix Andrian. 2014. Fakta Ilmiah Buah dan
Sayur. Jakarta: Penebar Plus.
Gatot, Murniatmo. 1980. Risalah Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Balai
Peneletian Sejarah dan Budaya.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun. 2000. Penelitian Bahasa Berbagai Tahapan Strategi, Metode dan Teknik-
Tekninya. Mataram : Universitas Mataram.
Prawiroatmojo. 1957. Bausastra Jawa- Indonesia . Surabaya: Gunung
Agung.
Ullmann, Stephen. 2011. Pengantar Semantik (diadaptasi oleh
Sumarsono). Yoryakarta: Pustaka Pelajar.
39
Sudaryanto. 1993. Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suhandano, 2004. Klasifikasi Tumbuh-Tumbuhan dalam bahasa jawa:
Sebuah kajian Linguistik Antropologis. Disertasi UGM : 2004.
Sunarjono, Hendro. 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Suyanti, Sulusi Prabawati dan Dondy A.Styabud. 2008. Teknologi
Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang . Balai Besar
Penelitian dan Pengembanagan Pascapanen , Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. (Online)
http://staff.unila.ac.id/bungdarwin/files/2014/06/ok-
teknologi-pascapanen-pisang.pdf. Diakses pada tanggal 09
maret 2015.
Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta. 2002. Kamus Bahasa Jawa.
Yogyakarta: Penerbit Konisius (Anggota IKAPI).
Warpani, Suwardjoko Proboainagoro. 2015. Makna Tata Cara dan
Perlengkapan Pengantin Adat Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.
Wibowo, Emiliana Sadilah dan Ani Rostiyati. 1990/1991. Sistem
Pengetahuan Tradisional Masyarakat Jawa (Studi tentang Simbolisme dan
Pengetahuan Flora Fauna). Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional
Yogyakarta.
40
Wijaya, Adi. 2012. Manfaat dan Kandungan Susu Bagi Kesehatan. (Online)
( permathic. Blogspot.com/2012/05/manfaat-dan kandungan-
susu-bagi-html) diakses pada 31 maret 2015.
LAMPIRAN
No.
leksem pisang Ciri-ciri Gambar
41
1. Gedhang ambonkuning
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 15-20 cm c.Rasa : Manisd.Warna kulit : Kuning mudae.Warna daging : Agak putihkekuningan dan pulen (empuk dan enak)f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong.
2. Gedhang ambonlumut
a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 15-20 cm c.Rasa : Manisd.Warna kulit : Hijau lumut dengan bintik-bintik.e.Warna daging : putih kemerah-merahan dan lunak.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong.
3. Gedhang ambonputih
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 17-23 cm c.Rasa : Manis sedikit masam.d.Warna kulit : kuning pucat.e.Warna daging : putih kekuningan.f.Biji :
42
Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong tapi lebih besar dari gedhang ambon lumut.
4. Gedhang ampyang
a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 12-15 cm c.Rasa : Manis.d.Warna kulit : kuning dengan bintik-bintik coklat pada permukaan.e.Warna daging : kuning kemerahan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong
No.
Leksem pisang Ciri-ciri Gambar
5. Gedhang emas a.Ketebalan kulit : 0,2 cm b.Ukuran : 8-12 cm c.Rasa :Sangat manis.d.Warna kulit : kuning cerah atau keemasan.e.Warna daging : kuning terang dan lunak.f.Biji : Tidak ada biji
43
g.Bentuk : Lonjong bawah tumpul
6. Gedhang kapasari
a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 10-15 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : kuning diujungnya ada warna hitam.e.Warna daging : Putih.f.Biji : Ada biji tapi sedikit (satubuah ada 4-6 biji)g.Bentuk : Lonjong tumpul diujung
7. Gedhang kepokkuning
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 10-12 cm c.Rasa :Lebih manis dari pisang kepok putih.d.Warna kulit : kuning e.Warna daging : putih kekuninganf.Biji : Tidak ada biji.g.Bentuk : Pipih
8. Gedhang kepokputih.
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 10-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : kuning e.Warna daging : putih.f.Biji : Tidak ada biji.
44
g.Bentuk : Pipih
No.
Leksempisang
Ciri-ciri Gambar
9. Gedhang kidang
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 8-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Merah jingga agak unggu.e.Warna daging : Putih kekuningan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong
10.
Gedhang kluthuk
a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 9-12 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning.e.Warna daging : Putih kekuningan.f.Biji : Berbiji banyak.g.Bentuk : Pipih dan berbentuk segi empat.
11.
Gedhang kulit tipis
a.Ketebalan kulit : 0,2 cm b.Ukuran : 9 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning keputih-putihan.e.Warna daging : Putih
45
kekuningan.f.Biji : Tidak ada biji.g.Bentuk : Lonjong bawah lancip.
12.
Gedhang raja a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 12-18 cm c.Rasa :Manis.d.Warna kulit : Kuning ada bintik coklat. e.Warna daging :Kuning kemerahan.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong melengkung bagian pangkal tumpul.
No.
Leksempisang
Ciri-ciri Gambar
13.
Gedhang raja nangka
a.Ketebalan kulit : 0,4 cm b.Ukuran : 24-28 cm c.Rasa : Manis sedikit masam.d.Warna kulit : Hijau.e.Warna daging : Putih dan agak keras.f.Biji :
46
Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong lancip bawah.
14.
Gedhang susu
a.Ketebalan kulit : 0,3 cm b.Ukuran : 10-15 cm c.Rasa : manis ada rasa sepatnya.d.Warna kulit : Kuning kecoklatan dengan bintik coklat kehitaman.e.Warna daging : Putih.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong di ujung terhadap hitam sepertitangkai.
15.
Gedhang tanduk
a.Ketebalan kulit : 0,5 cm b.Ukuran : 25-30 cm c.Rasa : Manis.d.Warna kulit : Kuning kemerahan ada bintik coklat.e.Warna daging : Kuning.f.Biji : Tidak ada bijig.Bentuk : Lonjong menyerupai tanduk.