STEP11. Hiperaktivitas otonom : peningkatan aktivitas saraf
otonom yang berlibhan , takikardi,nyeri kepala diare2. ketegangan
motorik : peningkatan tonus ototSTEP21. Apa definisi dari cemas dan
fobia ?2. Perbedaan cemas panik dan takut serta khawatir adalah ?3.
mengapa pasien berdebar debar ,pusing dan keringat dingin?4. Saraf
otonom , jelaskan !5. Mengapa muncul gjala psikis sperti kawatir
dan cemas?6. Tipe gangguan cemas ?7. Tingkatan cemas ?8. Mengapa
terjadi ketengangan motorik ?9. Mengapa keluhan hanya muncul pada
saat d tempat umum ?10. Pemeriksaan fisik dan penunjang ?STEP 31.
Apa definisi dari cemas dan fobia ?
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=20&submit.y=24&submit=prev&page=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-51402143-8717-bakso_tikus-chapter2.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-pratiwirit-5314-3-bab2.pdf
2. Perbedaan cemas panik dan takut adalah ?
Kecemasan (Anxiety) adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya
berupa perasaan gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan
manifestasi dari factor psikologis dan fisiologis.
Komponen-komponen yang terlibat saat seseorang merasa cemas adalah
komponen kognitif, somatik, emosional, and behavioral.Kecemasan
biasanya terjadi tanpa stimulus yang jelas, sehingga kecemasan
harus dibedakan dengan rasa takut (fear) sebab takut muncul karena
adanya ancaman yang jelas dari luar. Rasa takut berhubungan dengan
tingkah laku spesifik untuk menghindar dan menjauh dari stimulus
yang tidak menyenangkan. Sedangkan kecemasan merupakan akibat dari
ancaman yang tidak jelas, tidak bisa dikontrol dan tidak bisa
dihindari.Kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap stress
yang berguna untuk membantu seseorang dalam menghadapi situasi yang
sulit. Orang akan berusaha mencari solusi dan jalan keluar ketika
dihadapkan pada masalah. Upaya tersebut lebih disebabkan karena
keinginan orang yang bersangkutan untuk mereduksiperasaan tidak
nyaman yang timbul akibat kecemasan yang dialaminya. Lain halnya
jika kecemasan yang dialami seseorang terjadi secara berlebihan.
Karena kecemasan yang berlebihan sudah masuk dalam kategori
gangguan yang disebut dengan istilah gangguan kecemasan (anxiety
disorder).(Shahara Theo.2009.Perbedaan Kecemasan (Anxiety) dengan
Ketakutan (Fear).
1. Ganguan Panik.Serangan panik adalah suatu episode ansietas
yang cepat, intens dan meningkat yang berlangsung 15 sampai 30
menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar
juga ketidak nyamanan fisiologis.Gangguan panik mencakup munculnya
serangan panic yang berulang dan tidak terduga. Serangan-serangan
panic melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan
simtom-simtom fisik seperti jantung berdebar-debar; nafas cepat,
nafas tersengal, atau kesulitan bernafas, berkeringat banyak dan
rasa lemas serta pusing tujuh keliling (glas, 2000).Gejala gangguan
panikSerangan panic berulang adalah episode intermiten tingkat
ansietas atau rasa takut paling tinggi yang berlangsung 15 sampai
30 menit, disertai empat atau lebih gejala berikut : Frekuensi
jantung cepat, jantung berdegup keras, atau frekuensi jantung
sangat meningkat. Berkeringat Gemetar, menggigil Merasa tidak mampu
bernafas Merasa tersedak Nyeri dada Mual atau distress
gastrointestinal Pening pusing atau merasa ingin pingsan Merasa
segala sesuatu tidak nyata atau merasa terpisah dari diri
sendiri(depersonalisasi) Khawatir menjadi gila atau kehilanagn
kendali Takut akan segera menignggal Kesemutan Hot flash,
kedinginan sampai menggigil Khawatir akan berulangnya serangan
panic dengan menghindari tempat atau orang yang membuat serangan
panic muncul.Kriteria dari penderita panik adalah apabila dalam
tiga minggu terdapat sekurang-kurangnya tiga kali serangan panik
dan individu tersebut tidak dalam keadaan kerja fisik yang berat,
atau dalam situasi yang mengancam kehidupan. Para pengidap gangguan
ini biasanya akan mengkonsumsi minuman yang beralkohol, menelan
obat-obatan, dan secara sadar selalu menghindari situasai yang
kiranya akan menimbulkan penyakitnya ini sebagai usaha untuk
menenangkan diri.
3. Tipe gangguan cemas ? Macam-macam gangguan kecemasan DSM IV
Ggn.panik dengan atau tanpa agoraphobia Agoraphobia tanpa riwayat
ggn.panik Fobia spesifik Fobia social Ggn. Stress pascatraumatik
Ggn.stres akut Ggn.kecemasan umum PPDGJ F40 Ggn.anxietas fobik
F40.0 agorafobia F40.1 fobia social F40.2 fobia khas F40.8 ggn.
Anxietas fobik lainnya F40.9 ggn. Anxietas fobuk YTT F41 ggn.
Anxietas lainnya F41.0 ggn.panik F41.1 ggn. cemas menyeluruh F41.2
ggn. Campuran cemas dan depresi F41.3 ggn.anxietas campuran lainnya
F41.8 ggn anxietas lainnya YDT F41.9 ggn anxietas YTT F42 ggn.
Obsesif-kompulsif F42.0 predominan pikiran obsesif dan pengulangan
F42.1 predominan tindakan kompulsif (obsessional rituals) F42.2
campuran pikiran dan tindakan kompulsif F42.8 ggn. Obsesif
kompulsif lainnya F42.9 ggn. obsesif kompulsif YTT
4. Tingkatan cemas ?
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-pratiwirit-5314-3-bab2.pdf
5. Saraf otonom , jelaskan ! Tergantung indra dan
afferenIndrakorteks cerebritalamus serabut afferen sekresi atau
inhibisi
6. mengapa pasien berdebar debar ,pusing dan keringat
dingin?TeoriBiologis
Peristiwabiologis dapatmendahului konflik psikologis namun dapat
juga sebagai akibat dari suatukonflik psikologis.a) Sistem saraf
otonom
Stresor dapatmenyebabkanpelepasanepinefrindariadrenalmelalui
mekanismeberikutini:Ancamandipersepsiolehpancaindera,diteruskankekorteks
serebri,kemudianke sistemlimbikdanRAS(ReticularActivatingSystem),
laluke
hipotalamusdanhipofisis.Kemudiankelenjaradrenalmensekresikankatekolamin
danterjadilahstimulasisarafotonom.12Hiperaktivitassistemsaraf
otonomakan mempengaruhiberbagaisistemorgandanmenyebabkangejala
tertentu,misalnya:
kardiovaskuler(contohnya:takikardi),muskuler(contohnya:
nyerikepala), gastrointestinal (contohnya: diare), dan
pernafasan(contohnya: nafas cepat).b)Neurotransmiter
Tiga neurotransmiterutama yang berhubungan dengan kecemasan
adalah norepinefrin, serotonin, dangamma-aminobutyricacid
(GABA).http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-samtimadhi-6418-3-babii.pdf
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat membuat kerja jantung
lebih keras, sehingga dapat menyebabkan gangguan pada irama jantung
atau secara awam disebut jantung berdebar.Penyebab sakit kepala
yang diderita oleh para pengidap hipertensi adalah karena adanya
penyempitan atau pembengkakan pembuluh darah sehingga darah yang
mestinya dialirkan menjadi terhambat dan oksigen yang mesti
dihantarkan ke kepala juga tidak sampai.IDRUS FAISAL. POLA TEKANAN
DARAH PADA GANGGUAN CEMAS MENYELURUH.7. Mengapa muncul gjala psikis
sperti cemas? 8. Mengapa terjadi ketengangan motorik ?Keadaan fisik
sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan
diri untuk fight (berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya).
Pada fase ini tubuh merasakan tidak enak sebagai akibat dari
peningkatan sekresi hormon adrenalin dan nor adrenalin. Oleh karena
itu, maka gejala adanya kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot
dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung.
Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan menjadi
lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot
dada, leher dan punggung. Ketegangan dari kelompok agonis dan
antagonis akan menimbulkan tremor dan gemetar yang dengan mudah
dapat dilihat pada jari-jari tangan (Wilkie, 1985). Pada fase ini
kecemasan merupakan mekanisme peningkatan dari sistem syaraf yang
mengingatkan kita bahwa system syaraf fungsinya mulai gagal
mengolah informasi yang ada secara benar (Asdie,
1988)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27223/.../Chapter%20II.pdf
9. Mengapa keluhan hanya muncul pada saat d tempat umum ?Keadaan
traumatik menyebabkan penderita cenderung untuk mengaitkan serangan
panik dengan situasi yang dianggap berkaitan datangnya serangan,
misalnya kalau berada di tempat ramai, terjebak di jalan macet,
bepergian sendiri dan sebagainya. Dengan demikian, bahwa gangguan
panik berlanjut disertai agorafobia. Sementara itu, pada gangguan
cemas menyeluruh (GCM) biasanya mengalami gangguan yang berlangsung
menahun. Keluhan utama yang menonjol adalah kecemasan/kekhawatiran
yang berlebihan mengenai berbagai hal yang sebenarnya tidak
beralasan. Kecemasan tersebut tidak hanya datang sesekali, tetapi
hampir setiap waktu, lebih dari enam bulan.Etiologi agorafobia
belum diketahui secara pasti tapi pathogenesis fobia berhubungan
dengan faktor biologis, genetik, dan psikososial. Faktor
BiologiSistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah
neuroepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
Keseluruhan data biologis telah menyebabkan suatu perhatian kepada
batang otak (khususnya neuron noradrenergik di lokus sereleus dan
neuron seretonergik di nucleus raphe medialis), system limbic
(kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya kecemasan yang
terjadi lebih dahulu (anticipatory anxiety) dan korteks
prafrontalis (kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya
penghindaran fobik). Faktor geneticAgorafobia diperkirakan dipicu
oleh gangguan panik. Data penelitian menyimpulkan bahwa gangguan
ini memiliki komponen genetik yang jelas, juga menyatakan bahwa
gangguan panik dengan agorafobia adalah bentuk parah dari gangguan
panik dan lebih mungkin diturunkan. Beberapa penelitian menemukan
bahwa adanya peningkatan resiko gangguan panik empat hingga delapan
kali lipat pada sanak keluarga derajat pertama pasien dengan
gangguan psikiatrik lainnya. Faktor PsikososialFobia menggambarkan
interaksi antara diatesis genetika-konstitusional dan stressor
lingkungan. Penelitian menyimpulkan bahwa anak-anak tertentu yang
ada predisposisi konstitusional terhadap fobia memiliki temperamen
inhibisi perilaku terhadap yang tak dikenal dengan stres lingkungan
yang kronis akan mencetuskan timbulnya fobia, misalnya perpisahan
dengan orang tua, kekerasan dalam rumah tangga dapat mengaktivasi
diathesis laten pada anak-anak yang kemudian akan menjadi gejala
yang nyata.Rasa Cemas Berlebihan-Redi Mulyadi
10. Pemeriksaan fisik dan penunjang ?11. DD ?????????
Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran
anxietas menyeluruh adalah sebagai berikut: 1. Penderita harus
menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjolkan pada keadaan situasi khusus
tertentu saja.2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup
unsur-unsur berikut:a. kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa
seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi dan dsb.)b. ketegangan
motorik (gelisah,sakit,kepala,gemetaran tidak dapat santai)c.
overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan , berkeringat, jantung
berdebar-debar,sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering dsb)4. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan
berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan
somatik berulang yang menonjol.5. Adanya gejala-gejala lain yang
bersifat sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama
hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi
(F32.), gangguan anxietas fobik (F40) gangguan panik (F41,0) atau
gangguan obsesif-kompulsif (F42).Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA.
Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. p.
1-62.GANGGUAN CEMAS Macam-macam gangguan kecemasanDSM IV Ggn.panik
dengan atau tanpa agoraphobia Agoraphobia tanpa riwayat ggn.panik
Fobia spesifik Fobia social Ggn. Stress pascatraumatik Ggn.stres
akut Ggn.kecemasan umumPPDGJ F40 Ggn.anxietas fobikF40.0
agorafobiaF40.1 fobia socialF40.2 fobia khasF40.8 ggn. Anxietas
fobik lainnyaF40.9 ggn. Anxietas fobuk YTT F41 ggn. Anxietas
lainnyaF41.0 ggn.panikF41.1 ggn. cemas menyeluruhF41.2 ggn.
Campuran cemas dan depresiF41.3 ggn.anxietas campuran lainnyaF41.8
ggn anxietas lainnya YDTF41.9 ggn anxietas YTT F42 ggn.
Obsesif-kompulsifF42.0 predominan pikiran obsesif dan
pengulanganF42.1 predominan tindakan kompulsif (obsessional
rituals) F42.2 campuran pikiran dan tindakan kompulsifF42.8 ggn.
Obsesif kompulsif lainnyaF42.9 ggn. obsesif kompulsif YTT
GANGGUAN CEMAS MENYELURUHDEFINISI Menurut DSM-IV yang dimaksud
gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau
kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang kurangnya
selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas
disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan
bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya
Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini merupakan bentuk kecemasan
yang sifatnya menyeluruh dan menatap selama beberapa minggu atau
bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan,
ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.Kaplan
HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997. p. 1-62.ETIOLOGIEtiologi dari gangguan ini belum
diketahui secara pasti, namun diduga dua faktor yang berperan
terjadi di dalam gangguan ini yaitu, factor biologic dan
psikologik. Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah
neurotransmitter. Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan
pada gangguan ini yaitu, norepinefrin ,serotonin, dan gamma amino
butiric acid atau GABA . Namun menurut Iskandar neurotransmitter
yang memegang peranan utama pada gangguan cemas menyeluruh adalah
serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan pada gangguan
panik. Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda
dengan norepinefrin. Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya
anxietas, sedangkan Gamma Amino Butiric Acid atau GABA bersifat
menghambat terjadinya anxietas ini. Pengaruh dari
neutronstransmitter ini pada gangguan anxietas didapatkan dari
peranan benzodiazepin pada gangguan tersebut. Benzodiazepin dan
GABA membentuk GABABenzodiazepin complex yang akan menurunkan
anxietas atau kecemasan. Mengenai peranan serotonin dalam gangguan
anxietas ini didapatkan dari hasil pengamatan efektivitas
obat-obatan golongan serotonergik terhadap anxietas seperti
buspiron atau buspar yang merupakan agonist reseptor serotorgenik
tipe 1A (5-HT 1A). Diduga serotonin mempengaruhi reseptor
GABA-Benzodiazepin complex sehingga ia dapat berperan sebagai anti
cemas. Kemungkinan lain adalah interaksi antara serotonin dan
norepinefrin dalam mekanisme anxietas sebagai anti cemas.
Sehubungan dengan faktor-faktor psikologik yang berperan dalam
terjadinya anxietas ada tiga teori yang berhubungan dengan hal ini,
yaitu : teori psikoanalitik, teori behavorial, dan teori
eksistensial. Menurut teori psiko-analitik terjadinya anxietas ini
adalah akibat dari konflik unconscious yang tidak terselesaikan.
Teori behavior beranggapan bahwa terjadinya anxietas ini adalah
akibat tanggapan yang salah dan tidak teliti terhadap bahaya.
Ketidaktelitian ini sebagai akibat dari perhatian mereka yang
selektif pada detil-detil negative dalam kehidupan, penyimpangan
dalam proses informasi, dan pandangan yang negative terhadap
kemampuan pengendalian dirinya. Teori eksistensial bependapat bahwa
terjadinya anxietas adalah akibat tidak adanya rangsang yang dapat
diidentifikasi secara spesifik. Ketiadaan ini membuat orang menjadi
sadar akan kehampaannya di dalam kehidupan ini.Kaplan HI, Saddock
BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.
p. 1-62.
FAKTOR RESIKO
Ansietas atau Kecemasan Oleh Abdul Habib S.Kep
KRITERIA DIAGNOSISBerdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik
untuk gangguan campuran anxietas menyeluruh adalah sebagai berikut:
3. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjolkan pada
keadaan situasi khusus tertentu saja.4. Gejala-gejala tersebut
biasanya mencakup unsur-unsur berikut:d. kecemasan (khawatir akan
nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi dan
dsb.)e. ketegangan motorik (gelisah,sakit,kepala,gemetaran tidak
dapat santai)f. overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan ,
berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering dsb)6. Pada anak-anak sering terlihat
adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta
keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.7. Adanya
gejala-gejala lain yang bersifat sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan
anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresi (F32.), gangguan anxietas fobik (F40)
gangguan panik (F41,0) atau gangguan obsesif-kompulsif (F42).Kaplan
HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997. p. 1-62.
TERAPIPengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan
kecemasan menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan
psikoterapi dan farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup
banyak waktu bagi klinisi yang terlibat.1. PsikoterapiPendekatan
psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi:a. Terapi
kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang
dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab
distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan
somatik secara langsung.b. Terapi suportif, terapi yang menawarkan
ketentraman dan kenyamanan bagi pasien.c. Terapi berorientasi
tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan
mengenali kekuatan ego pasien. 2. Farmakoterapi Golongan
benzodiazepine sebagai drug of choice dari semua obat yang
mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan
keamanannya. Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek
antianxietas, anti konvulsan, anti insomnia, premdikasi tindakan
operatif.a. Diazepam : broadspektrumb. Nitrazepam : dosis
anti-anxietas dan anti insomnia berdekatan lebih efektif sebagai
anti insomniac. Clobazam : psychomotor performance paling kurang
terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap
aktifd. Lorazepam : short half life benzodiazepine , untuk
pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal.e. Alprazolam
: efektif untuk anxietas antisipatorik onset of action lebih cepat
dan mempunyai komponen efek anti depresi.Maslim R. Panduan Praktis
Penggunaan Klinis obat Psikotropika ed. Ketiga. Jakarta : Bagian
ilmu kedokteran Jiwa FK-UNIKA Atmajaya; 2001
PROGNOSISPerlangsungan dari gangguan ini bersifat kronis residif
dan prognosisnya sukar diramalkan. Sebanyak 25 % dari penderita
gangguan ini mengalami gangguan panik.Mansjoer A, dkk. Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001.
DERAJAT-RINGAN-SEDANGBERAT PANIKSTEP 4
ANXIETY
EtiologiBiologipsikologisgenetikaTIPE FOBIAOCDANXIETAS LAINPOST
TRAUMA