LAPORAN HASIL SGD 1 LBM 3MANAGEMENT OF OROMAXILLOFACIAL DISEASES
AND DISORDERS
Kelompok SGD 1 :
Amalia Nurul F.Saras AyuAlya MaqdaniAdlina FildzahSelvia
RachmawatiVicki BetsiAnnisa Meirani N.Dimas Raditya B.M. Nabeel
Wildan
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan hasil SGD 1 Management Of Oromaxillafacial
Diseases and Disorders. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
SGD yang telah dilaksanakan. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan
laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah membantu baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan laporan ini.Kami menyadari bahwa dalam
proses penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran
dan usul guna penyempurnaan laporan ini ini.Kami berharap semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita bersama.
Semarang, 15 Maret 2015
Penyusun
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSquamous Cell Carcinoma atau disebut juga
Karsinoma Sel Skuamosa merupakan kanker yang sering terjadi pada
rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak keratosis,
ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan.Karsinoma sel
skuamosa merupakan salah satu dari 10 jenis kanker yang paling
sering terjadi di seluruh dunia, dengan insidensi pada pria 5% dan
wanita 2%. Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut pada umumnya
terjadi pada usia di atas 50 tahun. Di Amerika Serikat prevalensi
kanker mencapai 34.000 kasus baru per tahun.Karsinoma sel skuamosa
adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu proses multipel.
Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya kanker. Sebuah penelitian mengindikasikan virus
seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus berperan dalam
proses tersebut. Namun penyebab pasti dari kanker masih belum
jelas, tetapi faktor-faktor pendukung dapat merangsang terjadinya
kanker. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua kategori,
yaitu faktor internal (herediter dan faktor pertumbuhan) dan faktor
eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obat-obatan,
radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut
dapat berperan secara individual atau berkombinasi dengan faktor
lain sehingga dapat mencetuskan kanker B. Learning Issue1. Apakah
ada hubungan Efek kemoterapi dan radioterapi terhadap adanya
ulserasi pada mukosa palatum dan terlihat perdarahan pada mukosa
?2. Apa hubungan demam dengan pasien pasca perawatan ?3. Mengapa
pasien mengalami pengurangan sensasi indra pengecapan ?4. Apa
komplikasi yang dapat muncul pasca perawatan kanker rongga mulut
?5. Apakah ada hubungan antara merokok dengan SCC ?6. Apakah
Etiologi dan gambaran klinis SCC ?7. Bagaimana Patofisiologi SCC
?8. Apa saja Macam-macam perawatan SCC ? 9. Bagaimana
penatalaksanaan komplikasi kasus skenario ? 10. Apa prognosis dari
pasca perawatan komplikasi kasus di skenario ?11. Apa treatment
sebelum radioterapi ?12. Bagaimana pertimbangan pencabutan sebelum
kemoterapi ?13. Bagaimana perjalanan terjadinya rambut rontok,
mulut kering, demam, dll. ( komplikasi ) ?14. Bagaimana perawatan
dan prosedur kemoterapi ?15. Berapa dosis radioterapi ?16.
Bagaimana cara kerja radioterapi terhadap sel kanker ?17. Apa TNM
dan penjelasannya ?18. Bagaimana Histopatologi Sel Kanker ?
C. Tujuan Untuk mengetahui hubungan Efek kemoterapi dan
radioterapi terhadap adanya ulserasi pada mukosa palatum dan
terlihat perdarahan pada mukosa Untuk mengetahui hubungan demam
dengan pasien pasca perawatan Untuk mengetahui mengapa pasien
mengalami pengurangan sensasi indra pengecapan Untuk mengetahui
komplikasi yang dapat muncul pasca perawatan kanker rongga mulut
Untuk mengetahui Apakah ada hubungan antara merokok dengan SCC
Untuk mengetahui Apakah Etiologi dan gambaran klinis SCC Untuk
mengetahui Bagaimana Patofisiologi SCC Untuk mengetahui Apa saja
Macam-macam perawatan SCC Untuk mengetahui Bagaimana
penatalaksanaan komplikasi kasus skenario Untuk mengetahui Apa
prognosis dari pasca perawatan komplikasi kasus di skenario Untuk
mengetahui Apa treatment sebelum radioterapi Untuk mengetahui
Bagaimana pertimbangan pencabutan sebelum kemoterapi Untuk
mengetahui Bagaimana perjalanan terjadinya rambut rontok, mulut
kering, demam, dll. ( komplikasi ) Untuk mengetahui Bagaimana
perawatan dan prosedur kemoterapi Untuk mengetahui Berapa dosis
radioterapi Untuk mengetahui Bagaimana cara kerja radioterapi
terhadap sel kanker Untuk mengetahui Apa TNM dan penjelasannya
Untuk mengetahui Bagaimana Histopatologi Sel Kanker
BAB IIISI Hubungan Efek kemoterapi dan radioterapi terhadap
adanya ulserasi pada mukosa palatum dan terllihat perdarahan pada
mukosa
Efek dari radioterapi menyebabkan ulserasi ( mukositis ).
Penipisan sel epitel dan kehilangan barrier dan pertahanan oral
rendah. Ada 2 :a. Stomatotoksisistas langsung : langsung ke Rongga
Mulut, penghambatan epitel basal, epitel tipis, pertahanan oral
rendah, biasanya pada daerah nonkeratin, terjadi setelah 7 hari
pasca kemoterapib. Stomatotoksisitas tak langsung : berpengaruh
pada selain Rongga Mulut. Terjadi setelah 12-16 hari pasca
kemoterapi. Terjadi infeksi, virus, bakteri, jamur dan pendarahan.
Rusaknya sel sel sehat sekitar.
Hubungan demam dengan pasien pasca perawatan
Karena adanya Ulcer, infeksi pada daerah tersebut Inflamasi
respon inflamasi merangsang hipotalamus mengeluarkan prostaglandin
suhu tubuh naik
Pasien mengalami pengurangan sensasi indra pengecapan
Efek radioterapi menyebabkan rusaknya struktur kelenjar saliva
dan sel sel asinar pada kelenjar parotis, bila saliva berkurang,
makanan tidak bisa menghantarkan rasa pada lidah. Selain itu, juga
terdapat kerusakan taste bud dan destruksi papilla pada lidah
menyebabkan kurangnya sensasi pengecapan. Destruksi papilla :
karena efek radioterapi yang mengenai keseluruhan
Komplikasi yang dapat muncul pasca perawatan kanker rongga
mulut
a. Kemoterapi :
Mukositis oleh karena Metotrexzate, MTX, Flurourasil/ 5-FU (
keluhan awal 3-4 hari, terjadi ulserasi setelah hari ke 7, terjadi
eritema, oleh karena proliferasi sel basal tidak terjadi/mitosis
terhambat ), Mual, Muntah, ( karena mekanisme : secara langsung
menstimulasi dari CTZ/ Chemo Reseptor Trigger Zone, dimediasai oleh
pengeluaran 5HidroksiTriptamin dan Neurokinin 1 akibat kemoterapi
)Kemoterapi bisa menyebabkan gangguan gastrointestinal dan
menyebabkan pengeluaran neurotransmitter ) baik kehilangan berat
badan, hasil sel hitung darah terjadi resiko anemia. Sebenarnya
tergantung obat : Alkil sistem imun turun, rambut rontok,
mengurangi kesuburan, leukimia. Antimitotik merusak saraf/
neurotoksik, Antimetabolik efek sama dengan alkil. Kulit menjadi
lebih gelap/gagal ginjal, Kandidiasis
Efek Hemorargik ( trombosit kurang, karena obat antikanker,
sehingga perdarahan ginggiva, muncul ptechie (ginggiva, mukosa
bukal dan lidah dan dasar palatum, ) echimosis ( dasar mulut dan
lidah ). Otot saraf, kesemutan, penurunan jumlah sel darah,
meningkatkan resiko penyakit darah. Kulit Kering, ( bersifat
sitostatik karena pembelahan sel terlambat )Obat Yang mempengaruhi
contohnya :1. Platinum Agent Platinum Compund Antibiotik
Antrasiklin Kesemuanya menyebabkan efek mual muntah2. Antimetabolik
: kulit menjadi gelap ( terjadi penghambatan sintesis DNA )Contoh :
Topoisonmeraseinhibitor, Vinkaalkaloid dan Taxanes terjadi hambatan
mitosis
b. Radioterapi : Xerostomia, Mukositis, Osteoradionekrosis (
Hipovaskularisasi dan Hiposelluler ), fibrosis ( otot dan jaringan
mengalami keterbatasan fungsi ), pengurangan sensasi kecap, Karies,
Trismus
Terdapat dua macam gejala :1. Dini : Xerostomia ( disfungsi
kelenjar saliva karena atropi,dosis : radiasi 10-15 Gy keluhan dry
mouth, 15-40 Gy keluhan masih berlangsung, >40 Gy Xrostomia semi
permanent karena rusaknya sel asinar yang banyak. ), Mukositis,
dermatitis, Kandidiasis2. Lanjut : 1 tahun setelah radioterapi,
gangguan pertumbuhan.
Terdapat pula dua macam komplikasi :1. Komplikasi Akut :
Mukositis, hilangnya rasa, xerostomia, infeksi, karies, kerusakan
jaringan periodontal. Edema dan trismus, pnrdarahan,
2. Komplikasi lanjutan : Osteoradionekrosis, nekrosis jarigna
lunak, ischemia, dan fibrosis.
c. PembedahanDengan pasien osteoradionekrosis, sisa debridement
dapat merusak rekonstruksi wajah. Bisa gagal : bila eksisi tidak
lengkap, sudah terjadi penyebaran limfatik atau hematogen, sudah
menginvasi saraf.
Indikasi : Tumor sudah melibatkan tulang, tumor kurang peka
terhadap kemo/radio terapi, tumor berulang pada daerah yang sudah
menerima dosis max radioterapi.
Hubungan antara merokok dengan SCC
Ada, karena rokok mengandung tembakau, tembakau sebagai zat
karsinogenik. Contoh : hidrokarbon, mitrosodikpanoramin, sofrolin,
polonium. Dari asap zat karsinogenik : CO, Hidrogen Siamadin
iritasi mukosa. Tar sebagai uap padat, setelah dingin membentuk
endapan coklat di Rongga Mulut, paru paru, saluran nafas,
berhubungan dengan rsiko timbulnya kanker.
Etiologi dan gambaran klinis SCC
a. Etiologi : Paparan zat karsinogen, imun rendah, OH buruk,
trauma kronis (multifaktorial ), Virus, kekurangan nutrisi ( Vit.
A,C,E, dan Fe ), Mutasi Gen. Kromosom 3,11,17 mempengaruhi TSGS,
sebagai kontrol pertumbuhan, proliferasi dan kematian sel.
b. Gambaran Klinis : lesi merah/putih/ulserasi pada lateral atau
ventral lidah, orofaring, dasar mulut, mukosa bukal, ginggiva, atau
bibir. Seiring bertambah usia mengalami indurasi, metastasis (
nodus limfonodi keras, kaku, dan tidak sakit ) bila meluas menuju
ke jaringan vital. Ulserasi tepi meninggi. Lokasi sering pada
lidah, 1/3 lateral tengah 46%, 1/3 anterior 14%, 1/3 posterior 6%,
dandorsum 4%. Sering muncul pada pria 50-70 tahun. Plak keratosis
dengan tepi indurasi, terlihat eritema. Sering dilidaha. SCC In
Situ : terbatas pada epidermisb. SCC Invasif : nodula kecil
berbatas tidak jelas.
Patofisiologi SCC
1. Inisiasi ( normal menjadi peka oleh karena mutasi p53,
protoonkogen, Gene Supressor Tumor ( TSG ), akibat kerusakan DNA
sehingga siklus sel tidak terkontrol dan tidak dikenali, terjadi
displasia sel normal.) 2. Induksi ( sel peka menjadi sel yang sudah
terangsang menjadi kanker ) 3. In situ ( tumbuh terus terbatas pada
epidermis ) 4. Invasif ( menyebar )5. Metastasis ( semakin tumbuh
dan menyebar luas )
Teraktifasinya protoonkogen menjadi onkogen TSG melemah
menyebabkan peningkatan molekul pada lesi menjadi agresif terjadi
hiperplasia karena kromosom 9p sehingga terjadi proliferasi sel
terus menerus displasia, karena perubahan kromosom 3p dan 17p
karsinoma in situ, melibatkan seluruh epitel tanpa invasi ke
membran basal/jaringan ikat karsinoma invasif metastasis
Macam macam perawatan SCC
a. Bedah ( indikasi tumor yang sensitif radiasi ) Indikasi :
Tumor sudah melibatkan tulang, tumor kurang peka terhadap
kemo/radio terapi, tumor berulang pada daerah yang sudah menerima
dosis max radioterapi. b. Radiasi ( indikasi tumor yang melibatkan
tulang ) : kisaran 4000-7000 radsLineks : 500-700 , Brachiterapi
2000-3000 faradDisekitar kepala dan leher 1 radiasi = 0,01 Gy. 5-7
minggu, sekali setiap hari. Kadar leukosit >= 5000, hb >=10
gr
Penatalaksanaan komplikasi kasus skenario
Dilakukan stimulasi saliva pilocarpin untuk merangsang sel
asinar, bila tidak bisa, diberikan saliva buatan. Contoh : (
mekanis permen , kimia asam sitrat )
-Dilakukan setelah 21 hari pasca kemoterapi, sebelumnya
dilakukan pmeriksaan lab untuk mngetahui jumlah leukosit dan
trombosit. ( jumlah aman : leukosit < 3500 sel/mm3, platelet
< 100 rb sell/mm3 ). -Pasien dalam kondisi resiko ringan. Selama
kemo memberikan obat kumur chlorhexidine, menyikat gigi dihentikan
sementara jika lesi yang oral sakit, nistatine 100 rb/unit bila ada
tanda candididasis. -Diberi acyclovir topikal bila terdapat virus
HSV, bila xerostomia, diberi saliva artificial dan sodium
bikarbonat rinse(bilas) 5%. Pada masa penyembuhan bisa dilakukan
perawatan gigi dengan menyikat gigi 2x sehari, kumur dengan larutan
chorhexidine + dental floss.
Pasien dengan mukositis skala 3-4 diberi obat kumur dengan
anastesi. Co : benzokaine atau tetrakain spray.
Prognosis dari pasca perawatan komplikasi kasus di skenario
Tumor yang terlokalisir : 70% Persentase 81% pada pasien yang
melakukan terapi pembedahan, Persentase 70% pada pasien yang
melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radiasi, Persentase
sekitar 55% pada pasien yang hanya melakukan radioterapi. Tumor
bersifat regional : 46%. Persentase 60% pada pasien yang melakukan
terapi pembedahan, Persentase kelangsungan hidup sebesar 58% pada
pasien yang melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi,
Persentase kelangsungan hidup sebesar 39% pada pasien yang
melakukan radioterapi. Pada pasien kanker rongga mulut yang telah
mengalami metastasis persentase kelangsungan hidup secara
keseluruhan sebesar 33%
Treatment sebelum radioterapi
Sayur dan buah buahan untuk meningkatkan imun, mengkonsumsi
daging putih seperti ikan, pembersihan gigi/ SRP, atau kontrol
untuk diet, konsultasi ke psikologi. Pencabutan gigi bisa dilakukan
sebelum raditerapi pada gigi non vital agar tidak terjadi
penyebaran infeksi. ( 3 bulan sebelum radioterapi, karena bisa
nekrotik )
Pertimbangan pencabutan sebelum kemoterapiSebelum kemoterapi
pencabutan dilakukan 7-10 hari sebelum kemo. Check status
hematologi terlebih dahulu untuk mencegah perdarahan/infeksi lebih
lanjut. Diberikan antibiotik profilaksis. Perjalanan terjadinya
rambut rontok, mulut kering, demam, dll. ( komplikasi ) Adanya Obat
kemoterapi perubahan/mutasi DNA menyebabkan rambut rontok, mulut
kering dan lain lain. Cara kerja radioterapi terhadap sel
kanker
Ionisasi air dan elektrolik cairan tubuh baik intra maupun
ekstraselluler ion berekasi terhadap molekul DNA dalam kromosom
reaksi DNA ganda pecah, perubahan rantai dan kematian sel dosis
letal dan reparasi lebih rendah dari normalnya pada sel kanker.Pada
sel radiasi korpuskular ( elektron,dll ), radiasi
elektromagenetikDNA sel kanker sel radioterapi bekerja merusak DNA
sel kanker karena elektron, foton dengan cara mengionisasi DNA
kembali.
TNMStadium Lokal : karsinoma in situ dan infiltrasi lokalStadium
Metastase Regional metastase berdekatan
Histopatologi Sel Kanker
Secara histologis karsinoma sel skuamosa diklasifikasikan oleh
WHO menjadi: 17
1. Well differentiated (Grade I): yaitu proliferasi sel-sel
tumor dimana sel-sel keratin basaloid
masih berdiferensiasi dengan baik membentuk keratin (keratin
pearl)
2. Moderate differentiated (Grade II): yaitu proliferasi sel-sel
tumor dimana sebagian sel-sel
basaloid tersebut menunjukkan diferensiasi, membentuk
keratin.
3. Poorly differentiated (Grade III): yaitu proliferasi sel-sel
tumor dimana seluruh sel-sel
basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin, sehingga sulit
dikenali lagi.
BAB IIIPETA KONSEP
DAFTAR PUSTAKASkeel RT, Handbook of Cancer Chemoterapy, 3th
Edition, Little, Brown and Company, London, 1987; 59-78Manfred
Schwab (Ed) Encyclopedia Refference of Cancer, Springer, Berlin,
2001 : 195Pignon JP, Bourhis J, Domenge C. Chemotherapy added to
locoregional treatment for head and neck squamous-cell carcinoma,
The Lancet , 2000; Vol 355: 949-55