DEMENSIA I. Pendahuluan Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi yang tidak dapat dihindari. Seluruh sistem, cepat atau lambat akan mengalami degenerasi. Manifestasi klinik, laboratorik dan radiologik bergantung pada organ dan/atau sistem yang terkena. Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang sudah tua harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara abnormal mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi klinik yang khas adalah timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai pelemahan fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat terjadi pada umur berapa saja, bergantung pada faktor penyebabnya, namun demikian demensia lebih sering terjadi pada lansia. 1 Demensia merupakan suatu sindroma akibat gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi mental-intelektual (kognitif). Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. 2,3 Dari aspek medik, demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronis 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DEMENSIA
I. Pendahuluan
Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi yang
tidak dapat dihindari. Seluruh sistem, cepat atau lambat akan mengalami degenerasi.
Manifestasi klinik, laboratorik dan radiologik bergantung pada organ dan/atau sistem yang
terkena. Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang sudah tua harus
dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara abnormal
mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi klinik yang khas adalah
timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai pelemahan fungsi
kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat terjadi pada umur berapa saja,
bergantung pada faktor penyebabnya, namun demikian demensia lebih sering terjadi pada
lansia. 1
Demensia merupakan suatu sindroma akibat gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi mental-intelektual (kognitif). Fungsi
kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan
I. IDENTITAS PASIENNama : Tn.B Jenis kelamin : Laki-lakiStatus perkawinan : menikahAgama : IslamWarga Negara : IndonesiaSuku Bangsa : BugisPendidikan : SMAPekerjaan : Pegawai Koperasi SwastaAlamat : BTN Mutiara Permai
LAPORAN PSIKIATRIK Diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 6 September 2011II. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama dan alasan MRSJ/terapi :Perasaan takut mati
b. Keluhan Tambahan :Jantung berdebar, keringat dingin, sakit kepala, susah tidur dan nafsu makan berkurang.
c. Riwayat gangguan sekarang : Keluhan dan gejala :
Perasaan takut dialami sejak 3 bulan yang lalu, pasien selalu merasa takut mati. Rasa takut pasien berawal saat hampir tersambar petir disertai suara guntur yang sangat keras. Pada saat itu pasien merasa tiba-tiba kakinya kram dan jantungnya berdebar kencang. Semenjak kejadian itu pasien merasa takut mati terutama bila sendirian. Jika rasa takut datang pasien berusaha menenangkan diri dengan berdzikir. Pasien khawatir jika ia meninggal maka tidak ada yang membiayai anak-anaknya. Keluhan lain yang dirasakan adalah sakit kepala, susah tidur dan nafsu makan berkurang, dengan adanya keluhan ini pasien merasa pekerjaaannya sedikit terganggu dan susah untuk beristirahat. Tidak ditemukan adanya hubungan gangguan sekarang dengan penyakit sebelumnya.
d. Riwayat kehidupan pribadi :
11
- Riwayat prenatal dan perinatalPasien lahir normal, cukup bulan dan dibantu oleh dukun. Sewaktu hamil ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat ibu menggunakan obat-obatan, rokok dan meminum alkohol tidak ada.
- Riwayat masa kanak awal (1-3 tahun)Pasien mendapatkan asi sampai umur ± 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan baik, seperti anak sebayanya.
- Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun)Pasien masuk SD pada umur 6 tahun, prestasi disekolah biasa-biasa saja. Pasien sering merasa takut jika disuruh naik kedepan kelas, karena jika tidak tahu maka guru akan memarahinya.
- Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)Pasien melanjutkan sekolah sampai tamat SMA, prestasi biasa saja, hubungan dengan teman sebaya baik. Pasien dikenal sebagai pribadi yang pendiam, dan jarang bergaul. Tidak ada kegiatan ekstrakulikuler yang diikutinya. Pasien pada saat itu masukjurusan IPA dan sangaat menyukai pelajaran Matematika.
- Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat Pendidikan
Setelah tamat SMA pasien tidak melanjutkan pendidikannya ke Universitas karena keterbatasan ekonomi orangtuanya. Pada masa ini pasien juga beberapa kali pacaran, tetapi hubungan tersebut tidak lebih dari 1 bulan. Alasannya pasien merasa takut mengecewakan pacarnya karena tidak memiliki pendidikan yang baik. Disini pasien mulai belajar merokok pada usia 20 tahun.
b. Riwayat PekerjaanSejak tahun 2008 pasien bekerja sebagai pegawai di salah satu koperasi swasta di Makassar. Sebelumnya psien pernah menjadi sales di salah satu perusahaan selama 2 tahun dan pernah bekerja di Daeler selama 1 tahun.
c. Riwayat Pernikahan Pasien sudah menikah dengan wanita pilihannya dan memiliki 2 orang anak (laki-laki dan perempuan).
e. Riwayat kehidupan keluarga :Pasien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara (L, L, P, L, L). Hubungan dengan keluarga baik. Riwayat gangguan yang sama dalam keluarga tidak ada.
f. Situasi sekarang :Pasien tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya.
g. Persepsi pasein tentang dirinya :Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat 6)
12
III. AUTOANAMNESADM : Assalamu Alaikum pak. Perkenalkan nama saya Rizal, dokter muda yang
bertugas disini. Nama bapak siapa ?P : Waalaikum salam. Nama saya B. DokDM : Ada yang bisa saya bantu pak ?P : begini dok, saya itu selalu merasa takut. DM : Kalau boleh saya tahu apa yang Bapak takutkan?P : Saya takut mati dok. DM : Bisa Bapak ceritakan bagaimana awalnya sampai Bapak merasa demikian?P : Iye dok. Awalnya rasa takut itu muncul saat saya sedang mengendarai motor
saat itu tiba-tiba terdengar suara guntur yang sangat keras kemudian ada petir yang hampir mengenai saya dok. Semenjak kejadian itu saya sering merasa takut mati.
DM : apa yang bapak rasakan pada saat itu?P : saya merasa kakiku kram dok, trus jantung saya berdebar-debar.DM : setelah kejadian itu apa yang Bapak rasakan?P : Mulai mi sering datang rasa takutku dok.DM : Apa rasa takut itu Bapak rasakan sepanjang hari? P : Tidak ji Dok, ituji kalau lagi sendirian ka saya merasa ketakutan.DM : setelah kejadian 3 bulan yang lalu itu, apa ada kejadian lain yang membuat
bapak merasa takut mati? P : tidak ada dok.DM : ketika perasaan takutnya muncul, selain merasa kram pada kaki mungkin ada
Perasaan lain yang bapak rasakan ?P : kalau kram kakiku itu dok hanya pada saat ada guntur itu saja dok, tapi
Sekarang kalau saya takut saya selalu merasakan jantung saya berdebar-debar dan keluar mi keringat dinginku.
DM : Jadi apa yang bapak lakukan kalau muncul perasaan seperti itu ?P : Saya biasa tenangkan diriku dengan berzikir dok, alhamdulillah kalau
Sudah berdzikir tenangmi saya rasa dok.DM : Oh, begitu ya pak..ada lagi keluhan yang lain pak ?P : iya dok, kadang-kadang juga muncul rasa tegang di leherku dok, sakit juga
kepalaku, susah tidur juga, sama nafsu makanku agak kurang.DM : susah tidurnya bagaimana pak ?P : Tidak tau dok, susah sekali baru bisa tidur, jadi biasanya saya tidur nanti jam 1.DM : Kalau bapak tidur apakah sering terbangun-bangun?P : Tidakji dok. Cuma susah kalau baru mau tidur. DM : mungkin ada yang bapak pikirkan sampai susah tidur?P : iya dok, saya pikir kalau saya meninggal nanti tidak ada yang biayai anak saya.DM : Kalau boleh tahu anaknya ada berapa pak?
13
P : dua ji dok, yang pertama laki-laki kelas 6 SD, yang kedua perempuan kelas 3 SDDM : Apakah bapak kadang bermimpi buruk?P : Tidak pernah dok.DM : Bagaimana hubungan bapak sama anak istri atau keluarganya, mungkin ada
Masalah ?P : tidak adaji dok. Baik-baikji hubunganku sama anggota keluargaku.DM : kalau hubungan bapak dengan teman kerja bapak apa ada masalah?P : Tidak ada dok, karena pada dasarnya saya orangnya tidak terlalu suka bergaul.
jadi jarang punya masalah dengan orang lain.DM : Jadi bagaimana rencana bapak selanjutnya?P : Saya harus lebih giat bekerja dok untuk membahagiakan istri dan anak saya.DM : Bagaimana pekerjaan bapak dalam 3 bulan terakhir?P : Agak terganggu dok, susah ka konsentrasi.DM : apa masih ada lagi keluhan yang bapak ingin ceritakan?P : Tidak DokDM : Oh ya pak, rasanya sudah cukup, terima kasih waktunya pak, sebaiknya bapak
tidak usah terlalu memikirkan tentang kematian lagi. Soalnya kematian kan sudah ditentukan sama Allah ya pak.
P : iya dok, terima kasih banyak atas sarannya.
IV. STATUS MENTALa. Deskripsi umum
Penampilan : seorang pria, wajah sesaui umur, kulit warna berwarna hitam, memakai baju putih bergaris hitam, memakai topi dan membawa jaket tentara, menggunakan celana kain warna hitam.
Kesadaran : Baik Perilaku dan aktivitas psikomotor : saat wawancara pasien duduk sambil
menggoyangkan kaki kanannya. Pembicaraan : spontan, lancar, intonasi suara biasa Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
b. Keadaan afektif (mood), perassan, dan empati : Mood : cemas Afek : cemas Keserasian : serasi Empati : dapat dirabarasakan
c. Fungsi intelektual (kognitif) : Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan
taraf pendidikan Daya konsentrasi : baik Orientasi (waktu, tempat, dan orang): baik
14
Daya ingat : baik Pikiran abstrak : baik Bakat kreatif : tidak ditelusuri Kemampuan menolong diri sendiri : baik
d. Gangguan persepsi : Halusinasi : tidak ada Ilusi : tidak ada Depersonalisasi : tidak ada Derealisasi : tidak ada
e. Proses berikir : 1. Arus pikiran :
Produktivitas : cukup Kontinuitas : relevan, koheren Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran : Preokupasi : pasien selalu memikirkan kematian. Gangguan isi pikiran : tidak ada
f. Pengendalian implus : baikg. Daya nilai :
Norma sosial : baik Uji daya nilai : baik Penilaian realitas : baik
h. Tilikan (insight) : Derajat 6 (pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan)i. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT Pemeriksaan fisik dan Neurologis :
a. Status internus Keadaan umum tampak baik, kesadaran komposmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, N = 88x/I, P = 16x/I, S= 36,6oC. konjungtiva tidak pucat, sclera tidak iskterus, cord dan pulmo dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
b. Status Neurologis Gejala rangsang selaput otak : kk (-), ks (-)(-), pupil bulat dan isokor 2 mm/2mm, reflex cahaya (+)(+), fungsi motoris dan sensoris keempat ekstremitas dalam batas norma, tidak ditemukan reflex patologis.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNATampak seorang laki-laki, 41 tahun berpakaian rapi datang ke RS dengan
keluhan utama merasa takut mati. Hal ini dialaminya sejak 3 bulan yang lalu, dialami tidak terjadi sepanjang hari dan secara tiba-tiba. Pasien selalu memikirkan bahwa jika
15
ia mati maka tidak ada yang membiayai anaknya. Perasaan takut ini awalnya muncul ketika pasien hampir tersambar petir. Saat itu pasien merasa kakinya kram, jantungnya berdebar-debar dan keringat dingin, selain itu pasien juga merasakan susah tidur dan nafsu makan berkurang, perasaan tegang pada leher sampai membuatnya sakit kepala. Dalam pemeriksaan status mental, didapatkan penampilan pasien rapi, perilaku dan aktivitas psikomotor saat wawancara pasien duduk dengan menyerong ke kiri sambil menggerakkan kaki kanannya. afek cemas, empati dapat dirabarasakan. Terdapat preokupasi dimana pasien sering memikirkan kematian. Pengendalian implus dan daya nilai baik, insight derajat 6 dengan taraf dapat dipercaya. Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK1. Gangguan Panik (F41.0)
Merupakan keadaan dimana seseorang akan merasa panik yang berlebihan terhadap suatu keadaan-keadaan yang secara objektif tidak berbahaya. Serangan datang secara spontan dan tiba-tiba disertai gejala otonomik yang kuat terutama system kardiovaskular dan sitem pernafasan.
2. Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)Merupakan kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari,
sepanjang hari dan terjadi selama sekurangnya 6 bulan. Penderita akan merasa sulit untuk mengendalikan kekhawatirannya, terdapat pula gejala-gejala somatic seperti ketegangan otot, sulit tidur, kegelisahan dan iritabilitas.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I :
Gangguan Anxietas YTT (F.41.9). Aksis II :
Pasien orang yang pendiam dan tidak terlalu suka bergaul. Aksis III :
Tidak ada diagnosis Aksis IV :
Stressor psikososial Aksis V :
GAF Scale pasien ini adalah 80-71. Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.
VIII. DAFTAR PROBLEM
16
Organobiologik : pada pasien tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, diduga terdapat ketidakseimbangan neurotrasnmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmaka.
Psikologik : ditemukan adanya perasaan cemas karena pasien merasa takut mati sehingga menimbulkan gejala psikis yang membuat pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik : tidak ditemukan adanaya masalah dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
IX. PROGNOSIS baik
Faktor pendukung : Cepat mendapatkan pengobatan Stresor psikososial jelas pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat tidak ada masalah dalam keluarga dan dukungan dari keluarga cukup
besar tidak ada riwayat gangguan psikiatrik, medis dan berhubungan zat
lainnya Faktor Penghambat :
Tidak ditemukan
X. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka :
- Alprazolam 0,5 mg 3 x 1/2b. Psikoterapi supportif berupa:
Ventilasi : Memberikan kesempatan pada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati sehingga perasaan pasien
menjadi lega.
Konseling : Memberikan pengertian pada pasien tentang
penyakitnya dan pasien memahami kondisi dirinya sendiri
lebih baik, selain itu pasien dinasehati untuk berobat teratur.
c. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang sekitar tentang
penyakit pasien sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang
kondusif sehingga membantu proses penyembuhan
X. FOLLOW UP
17
Membantu keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit serta menilai
efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat
yang diberikan.
XI. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Ansietas merupakan suatu keadaaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan
gejala somatik yang menandakan satu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf
Autonomik (SSA).
Kecemasan yang dialami dalam menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya memberi isyarat pada makhluk hidup agar melakukan tindakan
mempertahanan diri untuk menghindar atau mengurangi bahaya. Namun biasanya pasien
dengan gangguan kecemasan, mereka membuat penilaian yang berlebihan terhadap
kemungkinan terjadinya dan parahnya suatu kejadian yang menakutkan.
Gejala kecemasan yang ada pada pasien ini yaitu perasaan takut mati, disertai
dengan jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan susah tidur. Awalnya keadaan ini
mulai dialami pasien sejak pasien mendengar suara Guntur yang sangat keras dan
hampir tersambar petir 3 bulan lalu. Gejala ini munculnya dengan tiba-tiba dan tidak
setiap waktu, sehingga tidak memenuhi diagnosis gangguan anxietas menyeluruh yang
gejala kecemasannya dirasakan hampir setiap waktu. Gangguan anxietas fobik juga
dapat disingkirkan karena tidak ada penghindaran terhadap suatu objek yang jelas.
Gangguan panik juga dapat dsingkirkan karena tidak terdapat gejala panik. Oleh karena
alasan-alasan itu maka diagnosa pasien ini adalah Anxietas YTT.