Lab./SMF Ilmu Penyakit Mata Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman / RSUD AW. Syahranie KATARAK SENILE MATUR disusun oleh Rr. Widyastuti Pusparini 04.45394.00184.09 Pembimbing dr. Syamsul Hidayat, Sp. M Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Lab./SMF Ilmu Penyakit Mata Laporan KasusFakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman / RSUD AW. Syahranie
KATARAK SENILE MATUR
disusun oleh
Rr. Widyastuti Pusparini
04.45394.00184.09
Pembimbing
dr. Syamsul Hidayat, Sp. M
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Pada Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Katarak adalah kekeruhan lensa. Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai
oleh hidrasi (penambahan cairan) lensa dan denaturasi protein lensa. (1) Katarak
umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut,dimana katarak terjadi akibat proses
penuaan atau degenerasi maka katarak ini disebut katarak senile. Katarak lainnya ialah
katarak kongenital dan juvenile disebut juga katarak perkembangan atau pertumbuhan
karena secara biologik serat lensa masih dalam perkembangan. Kekeruhan lensa dapat
pula terjadi akibat penyakit lain yang disebut katarak komplikata atau dapat akibat
rudapaksa yang disebut katarak trauma.
Prevalensi katarak di Amerika Serikat ialah sekitar 300.000-400.000 dengan sekitar
7000 kasus menjadi buta irreversibel akibat komplikasi tekhnik operasi. Dari penelitian
mata Framingham sejak tahun 1973-1975 katarak senile terdapat pada 15,5% dari 2477
pasien. Dengan tiga tipe yakni nuklear, kortikal dan subkapsular posterior, meningkat
seiring dengan usia , dengan usia tertua ialah 75 tahun atau lebih. Katarak nuklear ,
kortikal dan subkapsular posterior ditemukan sebanyak 65,5%; 27,7% dan 19,7% dari
populasi penelitian. (2)
Di dunia, katarak senile menjadi gangguan penglihatan utama dan penyebab
kebutaan utama. Setidaknya prevalensi katarak sekitar 5-10 juta per tahun, dan akibat
komplikasi tekhnik operasi menghasilkan 100.000-200.000 mata buta irreversibel.
Estimasi data 1,2 % dari seluruh populasi Afrika mengalami buta dengan katarak
sebangai penyebab kebutaan sebanyak 36 %. Penelitian di dataran Punjab menyatakan
bahwa prevalensi katarak senile adalah 15,3% dari 1269 orang yang berusia sekitar 30
tahun atau lebih. Peningkatan signifikan terjadi sebanyak 67% pada usia tujuh puluh
tahun atau lebih. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Skotlandia barat menyatakan
bahwa katarak senile sebagai penyebab kebutaan pertama. (2)
2
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan laporan kasus ini ialah untuk mengetahui penegakkan diagnosis
katarak dan penatalaksanaan yang dilakukan serta membandingkan dengan teori yang
telah ada.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Katarak berasal dari kata Yunani yakni katarrhakies, dalam bahasa Inggris
cataract dan dalam bahasa latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa
yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan lensa yang terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan ) lensa dan denaturasi protein lensa. (1)
II.2. Etiologi
Katarak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti : (3)
Usia (perubahan foto-oksidatif/ katarak senile) Trauma tumpul maupun tajam pada okuli Bedah mata (vitrektomi pars plana, operasi fistulla, iridektomi perifer) Penyakit intraokuli :
Penyakit sistemik - Penyakit metabolik: diabetes mellitus, galaktosemia,tetany.- Gangguan sirkulasi : carotid stenosis (ischemic ophtalmopathy, Takayasu)- Penyakit sistemik : dermatitis atopik- Lainnya : neurofibromatosis tipe II
Terapi : kortikosteroid, sitostatik tertentu, parasimpatomimetik local Radiasi :
iridotomi perifer, dan trabekulektomi. Terlepas dari terapi yang dipilih, terapi
glaucoma akan mempengaruhi prosedur pembedahan katarak, dan hal ini harus
dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan.
Ketika pasien dengan glaucoma memiliki katarak yang signifikan secara
visual, oftalmologis harus memberikan keputusan pembedahan yang tepat.
Keputusan dibuat adalah ketika katarak telah signifikan berpengaruh pada
penglihatan pasien, dengan keadaan glaucoma. Efek dari katarak pada fungsi
penglihatan pada pasien dengan glaucoma termasuk reduksi dari lapangan pandang
yang seiring dengan visus. Oleh karena itu, Advanced Glaucoma Intervention
Study (AGIS) mendemonstrasikan, bahwa rata-rata ekstraksi katarak akan
memperbaiki defek lapangan pandang sekaligus memperbaiki visus.
Ketika keputusan untunk melakukan pembedahan katarak dibuat, dokter
harus memutuskan apakah akan melakukan prosedur bedah katarak saja, kombinasi
antara ekstraksi katarak dan prosedur glaucoma atau ekstraksi bertahap dan
prosedur glaucoma. Setiap pilihan memiliki keuntungan tersendiri dan dapat
disesuaikan dengan kondisi individual pasien, seperti yang diharapkan, pada
banyak studi telah dikemukakan bahwa pada sebagian pasien, prosedur kombinasi
akan menghasilkan tekanan intra ocular yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan ekstraksi katarak saja. Bagaimanapun juga, ekstraksi katarak saja akan
memberikan reduksi jangka panjang tekanan intra ocular pada beberapa pasien, dan
hal ini terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Banyak studi yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan intra
ocular setelah dilakukan pembedahan katarak phacoemulsi. Tekanan intra ocular
pada mata dengan glaucoma akan turun segera pada saat setelah operasi, dan akan
19
berada pada nilai normal pada sebagian besar pasien setelah 1 hari pasca
pembedahan. Shingleton dan kolega (2001) menunjukkan jumlah yang signifikan
dari mata dengan hipotoni (IOP < 5 mmHg) pada 30 menit setelah pembedahan
katarak, namun hal ini menjadi nilai normal 1 hari pasca operasi. Terdapat pula
bukti bahwa tindakan bedah katarak ekstra kapsular dapat meningkatkan tekanan
intra ocular dalam jangka pendek.
Penurunan tekanan intra ocular jangka panjang setelah tindakan bedah
katarak adalah 2-4 mmHg, ditemukan pada sebagian besar pasien. Studi
menunjukkan fakoemulsifikasi kornea akan menyebabkan turunnya tekanan intra
ocular 1 tahun setelah pembedahan pada pasien tanpa glaucoma, dengan glaucoma,
atau pasien yang diduga memiliki glaucoma. Beberapa studi juga mengemukakan
bahwa pengurangan jangka panjang tekanan intra ocular akan lebih besar pada
pasien dengan glaucoma sudut tertutup dibandingkan pasien dengan glaucoma
sudut terbuka.
Efek turunnya tekanan intra ocular sebaiknya dapat ditangani pada pasien
dengan glaucoma dan katarak. Pada salah satu studi, pasien dengan glaucoma tidak
memerlukan obat-obatan untuk glaucoma setelah 1 tahun tindakan
fakoemulsifikasi. Pengurangan TIO pada pasien relatif kecil, sehingga dokter harus
mempertimbangkan manajemen glaucoma pada pasien tersebut. Secara singkat,
pasien dengan glaucoma dan katarak terdahulu dipertimbangkan untuk
mendapatkan obat-obatan penurun TIO, dan keputusan yang sebaiknya diambil
adalah ekstraksi katarak terlebih dahulu dan setelah itu mempertahankan TIO yang
didapat setelah pembedahan sebagai nilai dasar (baseline). Pengurangan TIO
setelah bedah katarak merupakan hal yang penting dalam observasi pasien,
khususnya tanpa penggunaan obat-obatan. Dan juga pada pasien dengan TIO yang
stabil selama bertahun-tahun dengan medikasi, namun saat ini menderita katarak,
dimana setelah pembedahan katarak, reduksi TIO harus dipertahankan dibawah
target dengan ataupun tanpa bantuan obat-obatan.
20
BAB III
LAPORAN KASUS
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari
Minggu, 10 Juli 2011 di Ruang Perawatan Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda, pukul 20.00 WITA
I. Identitas pasien
Nama : Ny. R
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Alamat : Long Iram
21
II. Anamnesis
Keluhan Utama : Pandangan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pandangan dirasakan kabur pada kedua mata, terutama lebih berat pada mata kanan
sejak 1 tahun yang lalu. Pandangan kabur terjadi sejara perlahan-lahan tanpa disertai
adanya mata merah, sakit, mengeluarkan kotoran, ataupun berair. Awalnya pasien
merasakan adanya pandangan berkabut dan semakin hari semakin memberat. Pasien
tidak dapat mengenali lawan bicaranya dan hanya samar-samar melihat wajah orang
atau benda yang ada di depannya.
Pasien mengeluhkan kadang mata kanan tersebut terasa silau saat melihat cahaya.
Pasien merasakan lebih nyaman melihat pada keadaan cahaya yang tidak terlalu terang
(gelap) dibandingkan dengan cahaya yang terang.
Pasien tidak merasakan adanya perbedaan dalam melihat dekat ataupun jauh karena
pasien mengatakan pandangannya sangat berkabut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, riwayat HT dan
DM tidak ada
Riwayat Penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien dengan keluhan yang sama
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat trauma : tidak ada
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan sakit : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Status lokalis :
Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
22
Visus 1/~ 6/30
Sekret - -
Posisi bola mata Ortoforia Ortoforia
Lapang pandang Normal Normal
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Palpebra superior Edem (-) Edem (-)
Palpebra inferior Edem (-) Edem (-)
Cilia Normal Normal
Konjungtiva bulbi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Konjungtiva tarsal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kornea Jernih Jernih
COA Dalam Dalam
Pupil
- Bentuk
- Diameter
- Refleks
Bulat
4 mm
+
Bulat
4 mm
+
Iris Warna coklat Warna coklat
Iris Shadow test (-) (-)
Lensa Keruh Jernih
TIO (palpasi) Normal Normal
Light perseption Baik Baik
Projection test Baik Baik
Funduskopi Tampak warna
kehitaman
Tidak ditemukan
kelainan
Gambar :
23
Lensa tampak keruh
OD OS
IV. Diagnosis
Katarak senile matur okuli dextra
V. Penatalaksanaan
Pro ECCE + IOL
VI. Prognosis
Dubia ad bonam
LAPORAN OPERASI
1. Hari / tanggal : Senin / 11 Juli 2011
2. Waktu : 09.00 – 10. 15 WITA ( 75 menit)
3. Langkah operasi :
a. Pasien dibaringkan dalam posisi supine
b. Mata kanan ditetesi dengan pantocaine dan midriasil
c. Disinfeksi lapangan operasi dengan betadine
d. Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril
e. Dilakukan anestesi local dengan lidokain secara retrobulbar pada mata kanan
f. Dipasang speculum pada mata kanan dan dilakukan fiksasi pada konjunctiva bulbi
mata kanan
g. Dilakukan incise konjunctiva (konjunctiva flap), perdarahan dikontrol dengan
kauter
h. Dilakukan insisi limbus sekitar 2 mm untuk membuat groove sampai menembus
COA
i. Memasukan Trivan blue pada COA untuk mewarnai kapsul anterior lensa
24
j. Memasukkan Visco ke dalam COA yang berguna agar kapsul posterior lebih datar
k. Melakukan kapsulotomi dengan metode sirkuler
l. Mengeluarkan nucleus dengan aspirasi dan irigasi, sisa korteks & kapsul anterior
lensa diambil dengan aspirasi dan irigasi
m. Melakukan pemasangan IOL
n. Dilakukan penjahitan pada bagian yang diinsisi
o. Injeksi gentamycin subconjunctiva, speculum dilepas, lapangan operasi dibersihkan
p. Diberi salep chloramphenicol dan mata kanan ditutup dengan kasa
q. Operasi selesai
Follow up
Tanggal S O A P
11/7/2011 Pandangan
kabur
VOD : 1/~, Light
perception baik,
projection test
baik, VOS : 6/30
TIO T0-T0
Katarak
senile matur
OD
Pro ECCE + IOL
12/7/2011 Pandangan
kabur (+),
berbayang
(+). Nyeri (-),
berair (-)
VOD : 1/60, VOS
6/30, light
perception baik,
tanda infeksi (-),
TIO T0-T0
Post SICS +
IOL hari ke I
a/i katarak
senile matur
OD
Cendo Xitrol 4 x II gtt
OD
Amoxicillin 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x
500 mg
Dexamethasone 3 x 1 tab
Rawat jalan di Poli Mata
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh keluhan pasien berupa pandangan kabur yang
turun secara perlahan tanpa disertai dengan adanya keluhan mata merah, keluar kotoran,
ataupun rasa sakit. Pada literature disebutkan bahwa gejala katarak adalah suatu keadaan
mata tenang dengan penurunan visus yang perlahan. Selain penglihatan yang turun, pasien
juga mengeluhkan adanya rasa silau saat melihat cahaya dan keluhan perbedaan
pandangan dimana pasien merasa lebih nyaman saat melihat pada keadaan yang tidak
terlalu terang (gelap). Hal ini telah sesuai dengan literature dimana katarak dapat memiliki
keluhan berupa silau saat melihat cahaya. Keluhan lain yang khas pada katarak adalah
miopisasi, namun pada pasien ini tidak didapatkan keluhan perbedaan pandangan saat
melihat dekat ataupun jauh.(2)
Dari pemeriksaan fisik didapatkan visus untuk mata kanan adalah 1/~, yaitu pasien
hanya bisa melihat proyeksi sinar saja dari jarak 1 meter. Berdasarkan literature,
didapatkan visus akan menurun secara berangsur-angsur hingga tinggal proyeksi sinar saja
26
pada katarak senilis. Pada pemeriksaan dengan oftalmoskop setelah dilakukan midriasis
pupil, didapatkan gambaran bahwa fundus tidak dapat dilihat dan tidak ditemukan refleks
fundus (refleks fundus negative). Pemeriksaan sederhana dengan menggunakan senter,
didapatkan bayangan iris (iris shadow test) yang negatif, dimana literature menyebutkan
bahwa hal ini merupakan temuan klinis pada katarak senile tipe matur. (1) (2)
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah tindakan SICS dengan
implantasi IOL. Berdasarkan literature, indikasi tindakan pembedahan pada katarak senile
antara lain katarak yang telah mengganggu pekerjaan sehari-hari meskipun katarak belum
matur, katarak matur, dan katarak yang telah menimbulkan penyulit seperti katarak
intumesen yang menimbulkan glaucoma. Tindakan pembedahan pada pasien ini telah
sesuai dengan literatur yang ada karena berdasarkan anamnesis dan oemeriksaan fisik,
didapatkan katarak senile matur.
Teknik pembedahan yang digunakan adalah SICS (small incision cataract surgery),
merupakan teknik yang menggunakan insisi yang kecil, kemudian dilakukan pembuatan
suatu sklerokorneal tunnel. Setelah dibuat tunnel kemudian kapsul anterior lensa dibuka
dengan tekhnik can opener atau curvilinear capsulorhexis (CCC). Kemudian tahap
selanjutnya adalah pengeluaran nukleus dan pembersihan sisa korteks lensa. Teknik ini
menurut literature banyak digunakan pada negara berkembang karena memiliki efektifitas,
waktu kerja yang cukup singkat, serta masa pulih yang relative cepat. (13)
Implantasi IOL memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan koreksi refraksi lain
seperti penggunaan kacamata maupun lensa kontak. Penggunaan kacamata relative lebih
tidak nyaman karena ketebalan lensa yang digunakan, walaupun telah dibuat dari plastic.
Kacamata juga akan menghasilkan bayangan 30% lebih besar jika dibandingkan dengan
ukuran asli karena otak tidak dapat melakukan fusi bayangan secara simultan antara mata
normal dan mata dengan kacamata katarak. Selain itu berdasarkan literature, penggunaan
kacamata akan menimbulkan suatu lingkaran buta yang disebut skotoma, dimana hal
tersebut tidak didapatkan pada koreksi yang lain seperti IOL dan lensa kontak. (12) (14)
Penggunaan lensa kontak memiliki perbesaran bayangan 10% dari ukuran asli,
dimana hal ini merupakan keuntungan yang lain jika dibandingkan dengan penggunaan
lensa. Namun mengingat penderita katarak adalah orang dengan usia lanjut, maka
dikhawatirkan akan timbul masalah yang berkaitan dengan pemasangan dan higienitas
sehingga pemilihan lensa kontak dirasakan tidak efektif. (14)
27
Keadaan setelah operasi menunjukkan stabilitas dan tidak ada tanda infeksi yang
ditemukan. Pada hari pertama setelah operasi didapatkan visus pasien menjadi 1/60 dan
berdasarkan keluhan klinis pasien telah dapat melihat walaupun dalam keadaan yang
masih kabur. Pasien kemudian diperbolehkan untuk rawat jalan di Poliklinik Mata untuk
kontrol pasca operasi dan untuk evaluasi IOL.
Terapi medikamentosa yang diberikan adalah antibiotic, analgetik, dan
kortikosteroid dalam bentuk topical dan sistemik. Antibiotic yang diberikan adalah
Amoxicillin 3x500 mg, untuk membunuh bakteri gram positif dan gram negative.
Analgetik yang diberikan adalah Asam Mefenamat 3x500 mg. Asam mefenamat
merupakan obat golongan NSAID yang bersifat analgetik dan anti radang, sehingga dapat
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri akibat tindakan pembedahan yang dilakukan.
Kortikosteroid yang diberikan adalah dalam bentuk topical, yakni cendo xitrol yang
merupakan suatu antiseptic dengan kortikosteroid, digunakan dalam inflamasi ocular yang
responsive terhadap steroid, infeksi atau resiko infeksi bakteri pada mata, inflamasi
palpebra dan konjunctiva bulbar, kornea adan segmen anterior bola mata.
Prognosis pasien ini cukup baik, karena berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan hasil projection test dan light perception yang baik. Berdasarkan literaur,
pasien katarak yang disertai dengan kelainan retina maupun nervus optikus akan memiliki
prognosis yang berbeda jika dibandingkan dengan pasien tanpa kelainan retina. (2)
28
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan kasus pada seorang wanita berusia 53 tahun, yang merupakan
pasien rawat inap di Ruang Perawatan Dahlia RSUD AW Syahranie. Dari hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperoleh, ditegakkan diagnosis
katarak senile matur okuli dextra. Pada penderita dilakukan bedah katarak dengan teknik
SICS dan implantasi IOL, dan dirawat selama 1 hari setelah pembedahan. Pasien diberikan
terapi medikamentosa setelah operasi berupa antibiotic, analgetik, dan kortikosteroid.
Pasien diperbolehkan rawat jalan dan disarankan melakukan kontrol di Poli Mata RSUD
AW. Syahranie. Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam.
29
Daftar Pustaka
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata.Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006.
2. OCampo, Vicente Victor and Foster, C Stephen. Cataract Senile. http://www.medscape.com/article/1210914. [Online] eMedicine, May 20, 2010. [Cited: December 25, 2010.]
3. Schlote, T, et al. Pocket Atlas of Ophthamology. New York : Thieme, 2006.
4. Vaughan, Daniel G, Asbury, Taylor and Eva, Paul R. Oftalmologi Umum.Edisi 14. Jakarta : Widya Medika, 2000.
5. Ilyas, Sidarta, et al. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Sagung Seto, 2002.
6. Langston and Pavan, D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition.: Lippincot,Williams&Wilkins, 2002.
7. Paine, David A and Randleman, Bradley J. www.eMedicineHealth/cataract. Cataracts. [Online] WebMD, 3 18, 2008. [Cited: 12 27, 2010.]