Top Banner

of 36

Lapsus frozen shoulder

Jan 09, 2016

Download

Documents

lapsus frozen shoulder
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

dr. M. Ridwan, Sp. KFRLAPORAN KASUSFROZEN SHOULDERDEFINISIFrozen shoulder adalah suatu gangguan bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memperlihatkan kelainan pada rontgen, tetapi menunjukkan adanya pembatasan gerak. Frozen shoulder : kondisi dimana terjadi keterbatasan pada sendi glenohumeral yang didahului oleh adanya nyeri. EPIDEMIOLOGIFrozen shoulder mempengaruhi antara 2-5% dari populasi Rasio perempuan: laki-laki dari 60:40Kelompok usia yang paling umum antara 40 dan 60 tahun.ETIOLOGIFAKTOR PREDISPOSISIPeriode immobilisasi yang lamaAkibat trauma, over use, injuries atau operasi pada sendiHyperthyroidismePenyakit cardiovascularClinical depressionParkinson. PATOFISIOLOGIImobilisasi yang lama (nyeri) statis pembuluh vena dan menimbulkan reaksi timbunan protein terjadi fibrosus pada sendi glenohumeral mengakibatkan adhesi antar lapisan didalam sendi, sehingga terjadi perlengketan kapsul sendi dan terjadilah keterbatasan gerak pada sendi bahu.Sedangkan nyeri tersebut dapat dikarenkan oleh tendinitis bicipitalis, inflamasi rotator cuff, fraktur atau kelainan dari ekstra clavicular, yaitu angina.Akibat dari frozen shoulder adalah adanya nyeri kesemua gerakan, terutama gerak exorotasi, abduksi, dan endorotasi.GEJALA KLINISGEJALA KLINIS (Stadium)Stadium 1 (fase nyeri); pada fase ini pasien seringkali merasakan onset nyeri pada malam hari. Nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas tertentu, meskipun gerakan sendi dapat meningkatkan nyeri.

Stadium 2 (fase frozen atau adhesive); nyeri pada stadium 1 masih ada atau sudah berkurang, terjadi penurunan luas gerak sendi secara progresif pada semua arah gerakan. Pada fase ini terjadi gangguan yang bermakna pada aktivitas keseharian (ADL).

Stadium 3 (fase regresi); pada fase ini terjadi penurunan rasa nyeri dan peningkatan luas gerak sendi yang progresif, sekitar 40% pasien akan mengalami sedikit keterbatasan luas gerak sendi yang persisten, hanya 10% yang mengalami keterbatan fungsional jangka panjang.8PEMERIKSAAN FISIKTES KHUSUSPEMERIKSAAN PENUNJANGDIFFERENTIAL DIAGNOSISTendinitis BicipitalisBursitis SubacromialisTendinitis SupraspinatusLesi Rotator CuffPENATALAKSANAANMEDIKAMENTOSANon-steroidal anti-inflammatory medications (NSAIDS) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri (stadium 1 dan 2)IbuprofenAspirinNatrium diclofenacNON-MEDIKAMENTOSAMODALITAS FISIKPada observasi klinis menunjukkan bahwa modalitas elektroanalgesik dan modalitas panas dapat diberikan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan nyeri bahu yang berat.Modalitas fisik :Diathermy (SWD, MWD, USD)TENS

DiatermiDiatermi adalah terapi pengobatan yang paling sering diberikan pada pasien dengan penyakit sendi seperti rheumatoid artritis dan osteoartritis.Dalam diatermi, arus listrik frekuansi tinggi disampaikan melalui gelombang pendek, mikro atau ultra sound untuk menghasilkan panas jauh di dalam jaringan tubuhPanas dapat digunakan untuk meningkatkan aliran darah atau untuk menghilangkan rasa sakitJuga dapat digunakan sebagai alat bedah untuk menutup pembuluh darah atau menghancurkan sel-sel yang abnormal.Secara umum, efek fisiologik pemanasan meliputi : Hemodinamik Meningkatkan aliran darah Mengurangi inflamasi kronik Meningkatkan inflamasi akut Neuromuskuler Meningkatkan firing rate serat Ia (muscle spindle) Menurunkan firing rate serat II (muscle spindle) Relaksasi umum Meningkatkan kecepatan hantaran saraf Sendi dan jaringan ikat Meningkatkan ekstensibilitas tendon Meningkatkan aktivitas kolagenase Mengurangi kekakuan sendi Mengurangi nyeri Meningkatkan firing rate serat Ib (organ tendon golgi) Jenis-jenis DiatermiKontraindikasi DiatermiTrauma akut, inflamasi Gangguan sirkulasi Edema Scar yang besar Gangguan sensibilitas Adanya logam (perhiasan, pacemaker, IUD, implant, dll) Keganasan Gangguan kognitif dan komunikasi sehingga sulit melaporkan nyeri Lensa kontak Kehamilan dan menstruasi Imaturitas tulang 20TENSTranscutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. Pemberian TENS dapat menurunkan nyeri, baik dengan cara peningkatan vaskularisasi pada jaringan yang rusak tersebut , maupun melalui normalisasi saraf pada level spinal maupun supra spinal, sehingga dengan berkurangnya nyeri pada bahu didapatkan gerakan yang lebih ringan. Efek TENS terhadap pengurangan nyeri juga dapat mengurangi spasme dan meningkatkan sirkulasi.TENS efektif mengurangi nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter besar dan kecil melalui kulit yang selanjutnya akan memberikan informasi sensoris ke saraf pusat. TENS menghilangkan nyeri dikaitkan melalui sistem reseptor nosiseptif dan mekanoreseptor. Sistem reseptor nosiseptif bukan akhiran saraf bebas, melainkan fleksus saraf halus tak bermyelin yang mengelilingi jaringan dan pembuluh darah.Pengurangan nyeri yang ditimbulkan oleh TENS dapat juga meningkatkan kekuatan otot karena menormalkan aktivitas motor neuron sehingga otot dapat berkontraksi secara maksimal, dan berkurangnya refleks exitability dari beberapa otot antagonis gelang bahu sehingga otot agonis dapat melakukan gerakan, dan karena stabilitas terbesar pada sendi bahu oleh otot, maka hal tersebut meningkatkan mobilitas sendi bahu.TERAPI MANIPULASITerapi manipulasi adalah suatu gerakan pasif yang digerakkan dengan tiba- tiba, amplitude kecil dan kecepatan yang tinggi, sehingga pasien tidak mampu menghentikan gerakan yang terjadi.Tujuannya adalah untuk memperbaiki joint play movement dan dengan demikian memperbaiki roll-gliding yang terjadi selama gerakan aktif.Terapi manipulasi harus diakhiri apabila sendi telah mencapai LGS maksimal tanpa nyeri dan pasien dapat melakukan gerakan aktif dengan normal.TERAPI MANIPULASIGerakan translasi (traksi dan gliding) dibagi menjadi tiga gradasi.Gradasi gerakan ini ditentukan berdasarkan tingkat kekendoran (slack) sendi yang dirasakan fisioterapis saat melakukan gerakan pasif.TERAPI MANIPULASI (Grade)Grade I traksi merupakan gerakan dengan amplitudo sangat kecil sehingga tidak sampai terasa adanya geseran permukaan sendi. Kekuatan gaya tarik yang diberikan sebatas cukup untuk menetralisir gaya kompresi yang bekerja pada sendi.Kombinasi antara tegangan otot, gaya kohevisitas kedua permukaan sendi dan tekiri atmosfer menghasilkan gaya kompresi pada sendi.

25TERAPI LATIHAN (ROM exercise stertching)Pendulum exerciseCrossover arm stretch

Pada fase akut program rehabilitasi yang diberikan bertujuan untuk mengontrol nyeri dan edema serta melindungi otot.

Latihan aktif disini bertujuan untuk menjaga serta menambah lingkup gerak sendi (LGS).

Codman pendulum exercis.Codman pendulum exercise dilakukan pada stadium akut.Tujuan : Untuk mencegah perlengketan pada sendi bahu dengan melakukan gerakan pasif sedini mungkin yang dilakukan pasien secara aktif.Gerakan pasif dilakukan untuk mempertahankan pergerakan pada sendi & mencegah pelengketan permukaan sendi. Sedangkan pencegahan gerakan aktif adalah untuk mencegah terjadinya kontraksi otot- otot rotator cuff & abductor bahu.

26Eksternal RotasiForward flexion

Step LadderShoulder wheel exercise

Tujuan dari pemberian overhead pulley adalah untuk menambah lingkup gerak sendi dan meningkatkan nilai kekuatan otot dengan bantuan alat ini. Dengan adanya gerakan yang berulang-ulang maka akan terjadi penambahan lingkup gerak sendi serta menjaga dan menambah kekuatan otot jika diberi beban (Kisner, 1996).28SURGICALManipulation under anesthesia. releases the tightening and increases range of motion.Shoulder arthroscopy cut through tight portions of the joint capsule.

PROGNOSISPenanganan sedini mungkin secara tepat membuat prognosis gerak dan fungsi dari kasus frozen sholder adalah baik.Penderita sebaiknya diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan bahu kembali tanpa rasa nyeri tetapi memerlukan waktu beberapa bulan.LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama: Ny. YUmur: 51 tahunJenis kelamin: PerempuanPekerjaan: Ibu rumah tanggaAgama: IslamAlamat: Jl. Teluk Cendrawasih 13 RT5/3 MalangTgl Pemeriksaan: 7 September 2015ANAMNESISKeluhan utama : Nyeri pada bahu saat digerakkanPasien datang dengan keluhan lengan bagian kanan sulit untuk digerakkan. Saat digerakkan rasanya nyeri di daerah bahu dan terbatas pergerakannya. Pasien mengaku sudah kurang lebih 1.5 bulan terakhir jarang menggunakan lengan kanannya untuk aktivitas karena pasien merasa takut setelah menjalani operasi pengangkatan payudara bagian kanan di bulan Juni 2015. Lengan bagian kiri dapat bergerak bebas tanpa ada rasa nyeri.R. Penyakit Dahulu :Terdiagnosa Ca mammae sejak November 2013, menjalani beberapa seri kemoterapi lalu dilakukan pengangkatan pada bulan Juni 2015. DM (-) HT (-) penyakit jantung (-) riwayat stroke (-)R. Penyakit Keluarga :keganasan (-) DM (-) HT (-) penyakit jantung (-) riwayat stroke (-)R.Sosial :Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, tidak bekerja. Tinggal bersama adik serta keluarga adiknya. Pasien mempunyai 3 orang anak, namun semuanya sudah berumah tangga dan tinggal di rumah terpisah.STATUS FUNGSIONALR/L handed: Right handedGangguan bahasa: (-) Tidak adaADL: Independent (Barthel index 100)Gait: Dalam batas normalAmbulasi: Berjalan sendiriPEMERIKSAAN FISIK1.Status GeneralisataKeadaan Umum : kesan sakit ringan, GCS : 456 CMTanda Vital : Tekanan Darah : 130/80 mmHgNadi : 80 x/menitRespirasi Rate: 16 x/menitSuhu : 36,5 CParu: Vesikular, simetris, Rhonki (-), wheezing (-)Jantung: S1S2 single regular, murmur(-) gallop(-)STATUS NEUROLOGIS

N.cranialis :dbnSensoris : dbnRefleks fisiologis :BPR +2/+2 TPR+2/+2KPR +2/+2APR+2/+2Refleks patologis :Tromner-/-Hoffman-/-Babinski-/-Chaddock-/- Oppenheim-/-Saraf otonom : inkontinensia urin (-), gangguan alvi (-)37STATUS LOKALIS (Left shoulder)Inspeksi: dalam batas normalPalpasiMMT : 4/55 55Tonus : normalROM : AGA S dan AGB dalam batas normal AGA D : terbatas (abduksi 90)38TES KHUSUSDrop Arm Test: -Yergasson Test: -Appley scratch test : +Aprehension Test: -DIAGNOSISDaftar Masalah MedikFrozen shoulder dextra post radikal mastektomi.

Diagnosis FungsionalImpairment40PROBLEM REHABILITASIMedik: (+) Frozen shoulderAmbulasi : Bisa jalan sendiriADL: Barthel Score Index 100 (Independent)Psikososial: (-)Vokasional: (-)Bahasa : (-)Lain: (-)

41Exercise: Shoulder manipulationModalitas: TENS shoulder dextraEdukasi:Pasien dianjurkan agar tetap meggunakan lengannya dalam batas toleransi pasien untuk menghindari posisi immobilisasi yang lama yang dapat memperburuk kondisi frozen shoulder.PLANNING REHABILITASI42FOTO PASIENPERBANDINGAN LENGAN KANAN DAN KIRI

THANK YOU44