7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
1/39
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
RUMAH SAKIT ISLAM MALANG
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP Sdr.I
DALAM MENANGANI FRAKTUR TERTUTUP FEMUR 1/3
PROKSIMAL DEXTRA
Disusun unu! M"#"nu$i Tu%&s '("r!s$i)
O("$*
Ari+ Pri&n%%&r&, S.K"d.
-0.11.12
P"#i#in%*
dr. H. F&is4( T&u+i5i
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI6ERSITAS ISLAM MALANG
17
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
2/39
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-nya kepada penyusun sehingga laporan studi kasus stase bedah ini dapat diselesaikansesuai dengan rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasusguna memenuhi tugas
Clerkship sertamelatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus
kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif.
Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belum sempurna. ntuk itu, saran dan
kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran
dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga !aporan Studi "asus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta
rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kedokteran.
P"n8usun
Ari+ Pri&n%%&r&
#
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
3/39
DAFTAR ISI
H&(&n
KATA PENGANTAR.....................................................................................#
DAFTAR ISI................................................................................................... $
BAB I PENDAHULUAN
%.&. !atar 'elakang................................................................................(
%.# Tujuan.............................................................................................(
%.$. )anfaat............................................................................................*
BAB II LAPORAN KASUS
2.1 Anamnesa ................................................................................+
#.# Pemeriksaan fisik............................................................................
#.$ Pemeriksaan penunjang..................................................................&&
#.( low sheet.......................................................................................&$#.* iagnosa /olistik............................................................................&(
#.+ Penatalaksanaan /olistik................................................................&(
BAB III IDENTIKASI FUNGSI KELUARGA
BAB I6 TIN9AUAN PUSTAKA
(.& Anatomi dan isiologi....................................................................$0
(.# efinisi...........................................................................................$0
(.$ "lasifikasi .....................................................................................$&
(.(. "omplikasi.....................................................................................$(
BAB 6 PEMBAHASAN
*.& asar Penegakan iagnosa.............................................................$1
*.#asar Penatalaksanaan fraktur.........................................................(0
BAB 6I PENUTUP
+.& "esimpulan holistik.......................................................................(&
+.# Saran komprehensif........................................................................(&
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................(#
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB I
PENDAHULUAN
$
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
4/39
1.1 LATAR BELAKANG
raktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang ditentukan
sesuai dengan jenis dan luasnya 2Smelt3er 4 'are, #0005. raktur merupakan setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh 26ee7es, 6ou8, !ockhart, #00&5. raktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa 2)ansjoer, #0005. raktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang
bisa terjadi akibat trauma langsung 2kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian5, dan biasanya
lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok 2"%, &*5.
raktur dapat terjadi pada semua tingkat umur, yang beresiko tinggi untuk terjadinya fraktur
adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang membutuhkan kesimbangan, masalahgerakan, pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi 2tukang besi, supir, pembalap mobil, orang
dengan penyakit degeneratif atau neoplasma5 26ee7es, 6ou8, !ockhart, #00&5.
"arena berlatar belakang tingginya insiden fraktur dan kebutuhan diagnosis dan
penanganan yang cepat inilah, penulis mengangkat kasus ini sebagai pembelajaran dalam
upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap penanganan fraktur pada saudara %
1. TU9UAN
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan berkomunikasi
mahasiswa dalam berhadapan langsung dengan pasien, guna mencari informasi sebanyak-
banyaknya yang berhubungan dengan penyakit pasien untuk menunjang diagnosis kasus,
khususnya kasus fraktur tertutup femur tengah de8tra dengan upaya pendekatan kedokteran
keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.
1.3 MANFAAT
1. M&n+&& K"i(#u&n
- iharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang
fraktur tertutup femur tengah de8tra yang terjadi pada sdr.%antara lain etiologi,patofisiologi, gejala dan tanda, komplikasi, prognosis, serta penanganannya.
(
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
5/39
. M&n+&& Pr&!is
- iharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam menghadapi fraktur
tertutup femuralis sepertiga tengah atas de8trayang terjadi pada Sdr.%
- Sebagai media pembelajaran dan e7aluasi terhadap aspek kedokteran keluarga
dalam penanganan fraktur tertutup femursepertiga tengah atas de8tra.
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB II
LAPORAN KASUS
.1 IDENTITAS
*
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
6/39
.1.1 Id"ni&s P&si"n
9ama : Sdr.%
mur : #* tahun
;enis kelamin : !aki-laki
Alamat : tlogomas no
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
7/39
tempat tinggal pasien pada saat bangun tidur dan ingin mandi,pasien merasakan nyeri yang
sangat pada saat mengerakan kaki sebelah kanan.
3. Ri:&8& P"n8&!i D&$u(u
6iwayat alergi obat : 2-5 6iwayat magh : 2-5
6iwayat alergi makanan : 2-5
/iperkolesterol : 2-5
iabetes mellitus : 2-5
/ipertensi : 2-5
6iwayat konstipasi : 2-5
6iwayat diare : 2-5
7. Ri:&8& P"n%4&&n
-6iwayat )6S : 2-5
-6iwayat operasi : 2-5
-6iwayat konsumsi obat : 2-5
. Ri:&8& P"n8&!i K"(u&r%&
6iwayat keluarga dengan penyakit serupa : 2-5
6iwayat gangguan saluran pencernaan pada keluarga : 2-5
6iwayat Alergi : 2-5
6iwayat ) : 2>5 ibu pasien
6iwayat hipertensi : 2-5
. Ri:&8& Gi;i* makan cukup #8 sehari rutin dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
8/39
&0. =astrointestinal : )ual 2-5, muntah 2-5, diare 2-5,nyeri perutseluruh bagian dan menjalar
ke bagian belakang2-5, kembung 2-5
&&. =enitourinaria : 'A" dan 'A' normal
. 9eurologic : "ejang 2-5, lumpuh 2-5, kaki kesemutan 2-5
&$. )uskuluskeletal : "aku sendi 2-5, nyeri sendi 2-5, nyeri otot 2-5
&(. Bkstremitas :
a. Atas kanan : bengkak 2-5, hangat 2-5, pucat 2-5, luka 2-5, dingin 2-5
b. Atas kiri : bengkak 2-5, hangat 2-5, pucat 2-5, luka 2-5, dingin 2-5
c. 'awah kanan: bengkak 2>5,hangat 2>5, pucat 2>5, luka 2>5, dingin 2-5
d. 'awah kiri : bengkak 2-5,hangat 2-5, pucat 2-5, luka 2-5, dingin 2-5
.3 PEMERIKSAAN FISIK
&. "eadaan mum
Tampak menahan sakit 2pre operasi5, kesadaran compos mentis 2=S(*+5, status gi3i
kesan cukup.
#. Tanda Cital dan Status =i3i
Tanda Cital
Tensi : @
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
9/39
*. )ata : onjuncti7a hiperemi 2-@-5, sklera ikterik 2-@-5, pupil isokor 2-@-5.
)ata cowong 2-@-5
+. /idung : 9afas cuping hidung 2-5, sekret 2-5, epistaksis2-5, deformitas
hidung 2-5
1. )ulut : 'ibir pucat 2-5, bibir kering 2-5, gusi berdarah 2-5
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
10/39
Akral hangat ?edem
! : deformitas 2-5, luka 2>5
: nyeri tekan 2-5, krepitasi 2-5
): normal
neurologik :
"esadaran : =S (*+ composmentis
ungsi sensorik
ungsi motorik
"ekuatan Tonus 6ef.isiologis 6ef.Patologis
&0
> >
> >
9 9
- 9
* *
- *
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
11/39
.7 Di&%n4s&
'(4s"d +r&?ur" OS +"#ur" 1/3 "n%&$ (&"r&( d"@r&
.7 P"#"ri!s&&n P"nun&n%
H"#&4(4%i
P"#"ri!s&&n 1= O!4"r 13
9u#(&$ s"( d&r&$
- /emoglobin 2g@dl5 &(.
-hematokrit 2F5 (+.0
- leokosit 2ribu@u!5 &(.&+
-trombosit 2ribu@u!5 &+(
-eritrosit 2juta@u!5 *,#(
-PW2f!5 &(.0
-6W-C 2F5 &0.0 -)C
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
12/39
RESUME
Pasien datang ke %= diantar oleh temannya pada hari rabu dengan
keluhan nyeri pada paha sebelah kanan. 9yeri dirasakan setelah
pasien terjatuh dari lantai tiga di tempat tinggal pasien pada saat
bangun tidur dan ingin mandi,pasien merasakan nyeri yang sangat
pada saat mengerakan kaki sebelah kanan.
Pemeriksaan fisik status lokalis Sdr.% didapatkan 9yeri tekan 2>5,
edema pada tungkai kanan atas, pucat, hambatan gerak 2>5.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosistosis, pada diff count
monosit mengalami peningkatan. Sedangkan limfosit mengalami
penurunan. 6o: didapatkan hasil fraktur femuralis &@$ tengah lateral de8tra.
.7 FLO SHEET
9ama : Sdr %
iagnosis : raktur Tertutup femoralis &@$ Proksimal e8tra
&n%%&( S O A )
##-0&-#0&(
pasienmengeluhnyeri padapaha sebelahkanan,nyeridirasakan
setelahpasienterjatuhjatuh darilantai tiga
":pasien tampakkesakitan kesadarancompos mentis=S : (*+Cital sign:T: @
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
13/39
#$-0&-#0&(
)erasakannyeri sedikitberkurang
=S : (*+"sdrn : )
T: @10 mm/g9:
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
14/39
?6% adalah suatu bentuk pembedahan dengan pemasangan internal
fiksasi pada tulang yang mengalami fraktur.Tujuan dari operasi ?6%
untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan
tidak mengalami pergeseran. %nternal fiksasi ini berupa %ntra )edullary
9ail biasanya digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur
tran7ers.
6eposisi
.=. N4n +&r#&!4"r&)i
Bed rest
iharapkan agar penderita istirahat dan tidak banyak bergerak.
!atihan motorik, menggerakan anggota tubuh agar dapat diketahui
secepatnya apabila ada kelainan akibat komplikasi trauma.
)engurangi stres dan beban pikiran
)engurangi@menghindari stres dengan lebih mendekatkan diri kepada
Hang )aha "uasa, agar tidak ada trauma psikologis setelah kejadian
kecelakaan kerja.
Bdukasi terhadap pasien mengenai:
- Penyakit fraktur tertutup femur &@$ proksimal de8tra
- )akna perlunya pemantauan dan inter7ensi lanjut mengenai fraktur
tertutup femur &@$ proksimal de8tra- "omplikasi fraktur tertutup femur&@$ proksimal de8tra
- "omplikasi operasi ?6%
.=.3 F&r#&!4"r&)i
R/ in"!si
RANITIDIN
K4#)4sisi
Tiap ml injeksi mengandung 6anitidin /l setara dengan ranitidine #* mg.
F&r#&!4(4%i
Suatu antagonis histamin pada reseptor /# yang menghambat kerja histamin
secara kompetitif pada reseptor /# dan mengurangi sekresi asam lambung. "adar
dalam serum yang diperlukan untuk menghambat *0F perangsangan sekresi asam
lambung adalah $+ I ( mg@ml. kadar tersebut bertahan selama + I < jam setelah
pemberian dosis *0 mg %)@%C.
Indi!&si
&(
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
15/39
ntuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis
atau ulkus usus dua belas jari yang sulit diatasi, atau sebagai pengobatan alternatif
jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi ranitidin oral.
K4nr& Indi!&si/ipersensitif
E+"! S)in%
Sakit kepala, Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk,
insomnia, 7ertigo, agitasi, depresi, halusinasi, "ardio7askuler, jarang dilaporkan :
aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block,premature
verticular beats, =astrointestinal : konstipasi, diare, mual, nyeri perut, jarang
dilaporkan : pancreatitis, )uskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan
mialgia.
D4sis
In"!si IM **0 mg 2tanpa pengenceran5 tiap + I < jam.
In"!si I6 in"r#i"n *
&. %ntermiten bolus : *0 mg 2# ml5 tiap + I < jam. Bncerkan injeksi *0 mg
dalam larutan natrium klorida 0, F atau larutan injeksi %C lain yang cocok
sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari #,* mg@ml 2total 7olume #0 ml5.
"ecepatan injeksi tidak lebih dari ( ml per menit 2dengan waktu * menit5.
#. %nfus intermiten : *0 mg 2# ml5 tiap + I < jam. Bncerkan injeksi *0 mg
dalam larutan dextrose* F atau larutan %C lain yang cocok sampai didapat
konsentrasi tidak lebih besar dari 0,* mg@ml 2total 7olume &00 ml5. "ecepatan
infus tidak lebih dari * I 1 ml per menit 2dengan waktu &* I #0 menit5.
$. %nfus %C kontinyu : &*0 mg 6anitidin diencerkan dalam #*0 ml dextrose*F
atau larutan %C lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan +,#* mg@jam
selama #( jam. ntuk penderita sindrom Jollinger I Bllison atau kondisi
hipersekretori lain. 6anitidin injeksi harus diencerkan dengan
larutan dextrose*F atau larutan %C lain yang cocok sehingga sehingga
&*
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
16/39
diperoleh konsentrasi tidak lebih dari #,* mg@ml. kecepatan infus dimulai &
mg@kg ''@jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.
K"4r4(&? 3@3 #% I6
"etorolac inj &0 mg atau $0 mg@ml
%ndikasi: ketorolac parenteral diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka
pendek 2maksimal # hari5 terhadap nyeri akut derajat sedang-berat segera
setelah operasi.
osis: osis awal ketorolac 2untuk pasien dewasa5: &0 mg diikuti dengan
peningkatan dosis &0-$0 mg setiap (-+ jam bila diperlukan. Setiap pasien
harus diberikan dosis efektif terendah yang sesuai dengan tingkat nyeri dan
respon dari masing-masing pasien. osis maksimal untuk pasien dewasa 0
mg@hr. Pasien lanjut usia, dengan gagal ginjal ringan, ''K*0 kg: +0 mg@hr.
Terapi kombinasi dengan analgetik opioid 2morfin dan phetidine5 untuk
mendapatkan efek analgetik yang optimal pada periode paska bedah awal
dapat dilakukan jika nyeri bertambah hebat, karena ketorolac tidak
mengganggu penyerapan analgetik opioid dan dapat menurunkan dosis
opioid yang diperlukan.
"ontraindikasi: alergi terhadap ketorolac, ulkus peptikum aktif, pasien yang
menderita atau diduga mengidap penyakit serebro7askular, diatesis
hemoragic 2gangguan hemostasis5 antara lain gangguan koagulasi, karena
ketorolac menghambat agregasi trombosit sehingga dapat memperpanjang
waktu perdarahan, hipo7olemi akibat dehidrasi, gangguan ginjal sedang-
berat 2kreatinin G&+0 mmol@!5, kehamilan, persalinan, melahirkan atau
laktasi, anak K&+ tahun, bila diberikan secara epidural atau intratekal.
Sediaan: # ml 8 + amp &0 mg@ml, $0 mg@ml
R"n?&n& +&r#&!4 )4s 4)"r&si*
.=.7 F&r#&!4"r&)i
6@ injeksi
R&niidin @1 ) I6
6anitidin /! *0 mg
%ndikasi: pengobatan jangka pendek untuk ulkus@tukak duodenum aktif,
ulkus@tukak lambung aktif, ulkus gastrik ringan, ulkus yang menyertai
pada pemberian A%9S, hiperasiditas, ulkus pasca operasi, profilaksis ulkus
karena stress pada penyakit berat, profilaksis hemorage berulang pada
&+
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
17/39
penderita perdarahan ulkus peptik, gejala refluks esofagitis, terapi
pemeliharaan setelah penyembuhan tukak duodenum dan lambung,
sindrom Jolinger-Bllison
"ontraindikasi: /ipersensitifitasosis: %) *0 mg tiap +-< jam 2tanpa pengenceran5, %C bolus intermitten
*0 mg 2# ml5 tiap +-< jam 2larutkan dalam larutan infus5. %nfus %C kontinu:
&*0 mg diencerkan dalam #*0 ml larutan infus %C kecepatan +,#* mg@jam
selama #( jam.
Sediaan: ampul #* mg@ml 8 # 8 * 2jenis ranitidin yang lain: $0 8 &*0 mg
tablet, $0 8 $00 mg tablet5
K"4r4(&? 3@3 #% I6
"etorolac inj &0 mg atau $0 mg@ml
%ndikasi: ketorolac parenteral diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka
pendek 2maksimal # hari5 terhadap nyeri akut derajat sedang-berat segera
setelah operasi.
osis: osis awal ketorolac 2untuk pasien dewasa5: &0 mg diikuti dengan
peningkatan dosis &0-$0 mg setiap (-+ jam bila diperlukan. Setiap pasien
harus diberikan dosis efektif terendah yang sesuai dengan tingkat nyeri
dan respon dari masing-masing pasien. osis maksimal untuk pasien
dewasa 0 mg@hr. Pasien lanjut usia, dengan gagal ginjal ringan, ''K*0
kg: +0 mg@hr. Terapi kombinasi dengan analgetik opioid 2morfin dan
phetidine5 untuk mendapatkan efek analgetik yang optimal pada periode
paska bedah awal dapat dilakukan jika nyeri bertambah hebat, karena
ketorolac tidak mengganggu penyerapan analgetik opioid dan dapat
menurunkan dosis opioid yang diperlukan.
"ontraindikasi: alergi terhadap ketorolac, ulkus peptikum aktif, pasien
yang menderita atau diduga mengidap penyakit serebro7askular, diatesis
hemoragic 2gangguan hemostasis5 antara lain gangguan koagulasi, karena
ketorolac menghambat agregasi trombosit sehingga dapat memperpanjang
waktu perdarahan, hipo7olemi akibat dehidrasi, gangguan ginjal sedang-
berat 2kreatinin G&+0 mmol@!5, kehamilan, persalinan, melahirkan atau
laktasi, anak K&+ tahun, bila diberikan secara epidural atau intratekal.
Sediaan: # ml 8 + amp &0 mg@ml, $0 mg@ml
P"ri#)"r&n in"? 1 ) I6
%ndikasi: untuk keluhan mual dan muntah
Bfek samping : mengantuk, sakit kepala, gelisah, pusing , lelah, hipertensi.
&1
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
18/39
'"+ri&@4n" in"!si
%ndikasi : untuk berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadan yang
parah.
Bfek samping : reaksi hipersensiti7itas, efek =%, infeksi candida,perpanjangan PT, APTT.
"ontraindikasi : hipersensitif terhadap cephalosporin dan penisilin.
osis : &-# gr %)@%C setiap #( jam atau dibagi menjadi setiap jam.
)aksimal ( gr dalam satu hari.
Ond&ns"r4n
%ndikasi : mual dan muntah karena obat kemoterapi dan radioterapi
sitotoksik.
"ontraindikasi : hipersensitif
'"+i@i#"
%ndikasi : infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, otitis media, faringitis,
bronchitis akut dan kronik, demam tifoid.
"ontraindikasi : hipersensiitif terhadap sefiksim
Bfek samping : syok, reaksi hipersensiti7itas, kelainan hematologi,
peningkatan hasil tes fungsi hati, gangguan =%, sakit kepala atau pusing,
gangguan pernafasan, disfungsi ginjal.
Tr&d4(
%ndikasi:
Tramadol diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang
hingga berat, seperti tersebut di bawah ini:
- 9yeri akut dan kronik yang berat.
- 9yeri pasca bedah.
"ontra %ndikasi :
- "eracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang
mempengaruhi SSP lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase
2)A?5.
- Penderita yang hipersensitif terhadap Tramadol."omposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Tramadol /idroklorida *0 mg
ara "erja ?bat:
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. i
samping itu Tramadol menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf
aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri
&
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
19/39
terhambat.
Bfek Samping:
- Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek
samping yang dapat terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah,
sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan
sakit kepala.
- )eskipun Tramadol berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang
terbukti insidens ketergantungan setelah penggunaan Tramadol,
Perhatian:
- /ati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala,
peningkatan tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang
berat atau hipersekresi bronkusL karena dapat meningkatkan resiko kejang
atau syok.
- apat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan Tramadol
dikombinasi dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis
yang dianjurkan.
- Tramadol tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat.
)eskipun termasuk agonis opiat, T6A)A?! tidak dapat menekan
gejala putus obat, akibat pemberian morfin.
- Tramadol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-
benar diperlukan.
- 0,&F Tramadol diekskresikan melalui AS% 2Air Susu %bu5.
- Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti
kemampuan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
- !ama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan,
oleh karena itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh
diberikan lebih lama daripada yang diperlukan.
%nteraksi ?bat:
- Penggunaan Tramadol bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP
2seperti: tranMuilli3er, hipnotik5, dapat meningkatkan efek sedasinya.
- Penggunaan Tramadol bersama dengan tranMuilli3er juga dapat
meningkatkan efek analgesiknya.
osis: Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan
beratnya rasa sakit dan respon klinis dari penderita.
&
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
20/39
osis untuk dewasa dan anak berumur di atas &( tahun:
osis tunggal: & kapsul.
osis perhari: hingga < kapsul.
Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua &
kapsul Tramadol lagi, setalah selang waktu $0 - +0 menit.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan
penyesuaian dosis.
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB III
PEMBAHASAN
ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
.1 Id"ni+i!&si +un%si !"(u&r%&
9o 9ama "edudukan !@P mur Pendidikan PekerjaanPasien
klinik"et.
&Tn.A
Ayah ! +# S& P9S Tidak -
#9y.6
%bu P +0 S& P9S Tidak -
$9n. S
Anak & P $* S& %6T Tidak -
(Sdr. %
Anak #!
#* S)A mahasiswa HA -
Sumber: data primer, #$ ;anuari #0&(
"esimpulan:Sdr. % tinggal dalam nuclear family
. Fun%si H4(isi!
&.ungsi 'iologis
#0
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
21/39
Sdr.% adalah pasien dengan fraktur tertutup tibia femuralis &@$ proksimal
de8tra. alam struktur keluarga Sdr % adalah anak terakhir.
&. ungsi Psikologis
Pasien memiliki hubungan cukup baik dengan keluarga
#. ungsi Sosial
"eluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
Fun%si Fisi4(4%is d"n%&n A(& APGAR S?4r"
ntuk menilai fungsi fisiologis digunakan AP=A6 score. AP=A6score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut
pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga
yang lain. AP=A6scoremeliputi :
Ad&)&i4n * kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi
dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan, dan
saran dari anggota keluarga yang lain.
P&rn"rs$i) *menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling
mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami
oleh keluarga tersebut
Gr4:$ * menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru
yang dilakukan anggota keluarga tersebut
A++"?i4n * menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi
antar anggota keluarga
R"s4(" * menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga
yang lain.
P"ni(&i&n *
o /ampir selalu : # poin
o "adang I kadang : & poin
o /ampir tak pernah : 0 poin
P"n8i#)u(&n *
o 9ilai rata-rata K * : kurang
o 9ilai rata-rata +-1 : cukup@sedang
o 9ilai rata-rata
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
22/39
APGAR score Tn. A= 9
APGARS"rin%/
s"(&(u
K&d&n%C
!&d&n%
9&r&n%/
Tid&!A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya
bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
= Saya puas dengan cara keluarga saya menerima danmendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatanbaru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga sayamengekspresikan kasih sayangnya dan meresponemosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
6 Saya puas dengan cara keluarga saya dan sayamembagi waktu bersama-sama
"esimpulan: total 02AP=A6 baik5
APGAR score N. R =9
APGARS"rin%/
s"(&(u
K&d&n%C
!&d&n%
9&r&n%/
Tid&!
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga sayabila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas danmembagi masalah dengan saya
= Saya puas dengan cara keluarga saya menerima danmendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatanbaru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan meresponemosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
6 Saya puas dengan cara keluarga saya dan sayamembagi waktu bersama-sama
"esimpulan: total 02AP=A6 baik5
APGAR score Nn. ! = 9
APGARS"rin%/
s"(&(u
K&d&n%C
!&d&n%
9&r&n%/
Tid&!A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya
bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas danmembagi masalah dengan saya
= Saya puas dengan cara keluarga saya menerima danmendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatanbaru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga sayamengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
6 Saya puas dengan cara keluarga saya dan sayamembagi waktu bersama-sama
"esimpulan: total 02AP=A6 baik5
##
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
23/39
APGAR score !dr. " = #
APGARS"rin%/
s"(&(u
K&d&n%C
!&d&n%
9&r&n%/
Tid&!A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya
bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
= Saya puas dengan cara keluarga saya menerima danmendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatanbaru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga sayamengekspresikan kasih sayangnya dan meresponemosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
6 Saya puas dengan cara keluarga saya dan sayamembagi waktu bersama-sama
"esimpulan: total 2AP=A6 kurang5
Fun%si P&4(4%is
ungsi patologis dari keluarga Sdr % dinilai dengan menggunakan alat
S..6.B.B.) sebagai berikut.
Tabel 5.7!CR$$% keluar&a penderita
SUMBER PATOLOGIS
!ocial /ubungan dengan teman-teman Sdr.% kurang berjalan lancarkarena padatnya kegiatan kampus dan pondok.
-
Culture )enggunakan adat-istiadat ;awa, bahasa ;awa, serta bahasa%ndonesia secara sopan dengan sesama anggota keluarga danorang lain dikehidupan sehari-hari. Anggota keluarga jugatelah mengikuti perubahan 3aman dan tergolong modern.
-
Reli&ious "eluarga Sdr. % memiliki agama yang kuat diperlihatkandengan pendidikan anak-anaknya yang dilandasi kehidupanpesantren.
-
$conomic Penghasilan keluarga yang relatif cukup dan tergolongcukup.
>
$ducational Tingkat pendidikan keluarga kurang, pendidikan terakhirorang tua Sdr. % adalah S%. ?leh karena itu keluarga tidakbegitu mengetahui penyakit yang dialami anaknya.
>
%edical alam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Sdr. % pergike 6S% hanya pada saat tidak bisa menangani permasalahankesehatan sendiri. ?rang tua berkemampuan cukup untukmembiayai pelayanan kesehatan sehingga prosespembayaran secara mandiri.
-
"esimpulan: "eluarga Sdr % memiliki fungsi patologis dalam bidang ekonomi
dan edukasi.
#$
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
24/39
1.7 P4(& in"r&!si !"(u&r%&
Di&%r 1. Pola interaksi keluarga Sdr.%
"eterangan:
: hubungan baik : laki-laki
: hubungan kurang baik : perempuan
: pasien
K"si#)u(&n
/ubungan antara Tn.S dengan semua anggota keluarga baik.
1. G"n4%r
Alamat lengkap : : ;l. !intas sumba dompu 9o&(
'entuk keluarga :Nuclear 'amil
"eterangan:
: meninggal dunia : tinggal dalam satu rumah
#(
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
25/39
: laki-laki : pasien
: perempuan
.
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
26/39
di rumah
dengan kondisi
yang baik,
;arak antar rumah: + meter
Tidak bertingkat -
!antai rumah: keramik, ubin
inding rumah: tembok
;amban : ada 2W5
"amar mandi : ada 2& kamar mandi5
apur : ada 2& dapur5
Tempat bermain : -
Penerangan listrik : cukup memadai
"etersediaan air bersih :sumur dan PA)
"ondisi umum rumah 2kamar5: )emiliki halaman dengan rumah yang
tertata bersih dan rapi
Tempat pembuangan sampah : Pembuangan sampah di rumah di buang
di belakang rumah dan dibakar.
*.1.$ enah 6umah
#+
K
K R.
K
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
27/39
K""r&n%&n*
%ndoor : - !uas rumah : &*8&& m #
- !antai : "eramik dan ubin
- Pencahayaan dan 7entilasi: ukup
?utdoor : - /alaman rumah : memiliki halaman rumah- Sumber air bersih : Sumur- PA)
- Saluran pembuangan air : !angsung menuju selokan
- Saluraan jamban : menuju septic tank
- Pembuangan sampah : di belakang rumah dan dibakar
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB I6
TIN9AUAN PUSTAKA
A9AT?)% A9 %S%?!?=% T!A9=
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih #*F berat badan,
dan otot menyusun kurang lebih *0F."esehatan baikya fungsi system
musculoskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang-
tulang memberi perlindungan terhadap organ 7ital termasuk otak, jantung dan
paru. "erangka tulang merupakan kerangkayang kuat untuk meyangga struktur
tubuh otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuhbergerak metrik.Tulang
meyimpam kalsium, fosfor, magnesium, fluor. Tulang dalam tubuh manusia
yangterbagi dalam empat kategori: tulang panjang 2missal femur tulang kumat 5
tulang pendek 2missal tulang tarsalia 5,tulang pipih 2sternum5 dan tulang tak
teratur 27ertebra5. Tulangtersusun oleh jaringan tulang kanselus 2trabekular atau
#1
Dapur
WC
K D
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
28/39
spongius5.Tulang tersusun atassel,matrik protein,deposit mineral. Sel-selnya
terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas,osteositdan osteocklas. ?steoblas berfungi
dalam pembetukan tulang dengan mensekresikan matrikstulang. )atrik
merupakan kerangka dimana garam - garam mineral anorganik di timbun.
?stiosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharahan fungsi tulang dan
tarletak ostion.?stioklas adalah sel multi nukliar yang berperan dalam
panghancuran,resorpsi danremodeling tulang. Tulang diselimuti oleh membran
fibrus padat di namakan periosteum mengandung saraf,bempembuluh darah dan
limfatik. Bndosteum adalah membrane faskulertipis yang menutupi rongga
sumsum tulang panjang dan rongga I rongga dalam tulangkanselus.Sumsum
tulang merupakan jaringan faskuler dalam rongga sumsum tulang panjang
dandalam pipih.Sumsum tulang merah yang terletak di sternum,ilium,fertebra dan
rusuk padaorang dewasa,bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan
putih.pembentukantulang .Tulang mulai tarbentuk lama sebelum kelahiran.
2)ansjoer. #000 : $(1
K(&si+i!&si Fr&!ur
&. )enurut )ansjoer 2#00#5 ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan
dunia luar di bagi menjadi # antara lain:
a. raktur tertutup 2closed5
ikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih 2karena kulit masih
utuh5 tanpa komplikasi. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri
yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
&5 Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cederajaringan lunak sekitarnya.
#5 Tingkat & : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.
$5 Tingkat # : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
lunak bagian dalam dan pembengkakan.
(5 Tingkat $ : edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata dan ancaman sindroma kompartement.
#
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
29/39
b. raktur terbuka 2open@compound fraktur5
ikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit
yang memungkinkan @ potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari
luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah. erajat
patah tulang terbuka :
&5 erajat %
!aserasi K # cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal.
#5 erajat %%
!aserasi G # cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen
jelas.
$5 erajat %%%
!uka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
#. )enurut )ansjoer 2#00#5 derajat kerusakan tulang dibagi menjadi # yaitu:
a. Patah tulang lengkap 2omplete fraktur5
ikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan yang
lainya, atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari
tulang dan fragmen tulang biasanya berubak tempat.
b. Patah tulang tidak lengkap ( "ncomplete )raktur *
'ila antara oatahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu
sisi patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut &reen
stick. )enurut Price dan Wilson 2 #00*5 kekuatan dan sudut dari tenaga
fisik,keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. raktur lengkap
terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap
tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
$. )enurut )ansjoer 2#00#5 bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma ada * yaitu:
a. raktur Transversal : fraktur yang arahnya malintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b. raktur +blik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi juga.
c. raktur !piral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang di
sebabkan oleh trauma rotasi.
#
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
30/39
d. raktur,ompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kea rah permukaan lain.
e. raktur A)ulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau
traksi otot pada insersinya pada tulang.
(. )enurut Smelt3er dan 'are 2#00&5 jumlah garis patahan ada $ antara lain:
a. raktur,omuniti) : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b. raktur !e&mental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
c. raktur %ultiple : fraktur diman garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada tulang yang sama
7.1.3 Ei4(4%i
raktur dapat terjadi akibat adanya tekanan yang melebihi kemampuan
tulang dalam menahan tekanan. Tekanan pada tulang dapat berupa tekanan
berputar yang menyebabkan fraktur bersifat spiral atau oblik, tekanan
membengkok yang menyabkan fraktur trans7ersal, tekanan sepanjang aksis tulang
yang menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi, kompresi
7ertical dapat menyebabkan fraktur kominutif atau memecah, misalnya pada
badan 7ertebra, talus, atau fraktur buckle pada anak-anak.
raktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. mumnya fraktur disebabkan oleh
trauma di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. raktur cenderung
terjadi pada laki-laki, biasanya fraktur terjadi pada umur di bawah (* tahun dan
sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh
kecelakaan kendaraan bermotor.Pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada laki-
laki yang berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait
dengan perubahan hormone pada menopause.
7.1.7 M&ni+"s&si K(inis Fr&!ur
)anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ekstremitas, krepituis, pembekakan lokal, dan perubahan warna
$0
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
31/39
2smelt3er, #00#5. =ejala umum fraktur menurut 6ee7es 2#00&5 adalah rasa sakit,
pembengkakan, dan kelainan bentuk.
a. 9yeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di
imobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk badai alamiah
yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
b. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tak dapat digunakan dan
cendrung bergerak secara tidak alamiah 2gerakan luar biasa5 bukannya tetap rigid
seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai
menyebabkan deformitas 2terlihat maupun teraba5 ekstermitas yang bisa diketahui
dengan membandingkan ekstermitas normal.ekstermitas tak dapat berfungsi
dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya otot.
c. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.
ragmen sering Saling melingkupi satu sama lain sampai #,*-* cm 2&-# inchi5.
d. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang
lainnya. ji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih
berat.
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi
setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.
.1. K4#)(i!&si Fr&!ur
a. "omplikasi dini
"omplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pascatrauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut
komplikasi lanjut.
&5 Pada Tulang
a5 %nfeksi, terutama pada fraktur terbuka.
b5?steomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan
operasi pada fraktur tertutup. "eadaan ini dapat menimbulkan delayed
union atau bahkan non union. "omplikasi sendi dan tulang dapat
$&
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
32/39
berupa artritis supuratif yang sering terjadi pada fraktur terbuka atau
pasca operasi yang melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan
kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi.
#5 Pada ;aringan lunak
a5 !epuh, "ulit yang melepuh adalah akibat dari ele7asi kulit superfisial
karena edema. Terapinya adalah dengan menutup kasa steril kering dan
melakukan pemasangan elastik.
b5 ekubitus, terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips.
?leh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah
yang menonjol
$5 Pada ?tot
Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot
tersebut terganggu. /al ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat
pada serabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang. "ehancuran otot akibat
trauma dan terjepit dalam waktu cukup lama akan menimbulkan sindroma
crush atau trombus .
(5 Pada pembuluh darah
Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus.
Sedangkan pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami
retraksi dan perdarahan berhenti spontan. Pada jaringan distal dari lesi akan
mengalami iskemi bahkan nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu
melakukan reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak pada pembuluh
darah sehingga dapat menimbulkan spasme. !apisan intima pembuluh darah
tersebut terlepas dan terjadi trombus pada kompresi arteri yang lama seperti
pemasangan torniMuet dapat terjadi sindrome crush. Pembuluh 7ena yangputus perlu dilakukan repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi
*5 Pada saraf
'erupa kompresi, neuropraksi, neurometsis 2saraf putus5, aksonometsis
2kerusakan akson5. Setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi dan
identifikasi ner7us.
b. "omplikasi lanjut
$#
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
33/39
Pada tulang dapat berupa mal union, delayed union atau non union. Pada
pemeriksaaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau
perpanjang.
&5 elayed union
Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara
normal. Pada pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat bayangan sklerosis
pada ujung-ujung fraktur, Terapi konser7atif selama + bulan bila gagal
dilakukan ?steotomi. !ebih #0 minggu dilakukan cancellus grafting 2-&+
minggu5.
#5 9on union
imana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan. Tipe %
2hypertrophic non union5 tidak akan terjadi proses penyembuhan fraktur dan
diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrus yang masih mempunyai
potensi untuk union dengan melakukan koreksi fiksasi dan bone grafting.
Tipe %% 2atrophic non union5 disebut juga sendi palsu 2pseudoartrosis5
terdapat jaringan sino7ial sebagai kapsul sendi beserta rongga sino7ial yang
berisi cairan, rosesunion tidak akan dicapai walaupun dilakukan imobilisasi
lama.
$5 )al union
Penyambungan fraktur tidak normal sehingga menimbulkan deformitas.
Tindakan refraktur atau osteotomi koreksi.
(5 ?steomielitis
?steomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan
operasi pada fraktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union
sampai non union 2infected non union5. %mobilisasi anggota gerak yangmengalami osteomielitis mengakibatkan terjadinya atropi tulang berupa
osteoporosis dan atropi otot.
*5 "ekakuan sendi
"ekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat diakibatkan
imobilisasi lama, sehingga terjadi perlengketan peri artikuler, perlengketan
intraartikuler, perlengketan antara otot dan tendon. Pencegahannya berupa
memperpendek waktu imobilisasi dan melakukan latihan aktif dan pasif
$$
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
34/39
pada sendi. Pembebasan periengketan secara pembedahan hanya dilakukan
pada penderita dengan kekakuan sendi menetap.
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB 6
PEMBAHASAN
.1 D&s&r P"n"%&!&n Di&%n4sis
.1.1Ann"sis
Pasien datang dengan suatu trauma 2traumatic fraktur5 akibat kecelakaan
kerja. Pada pasien, "ulit tidak rusak atau robek dengan jelas. "aki menjadi
memar dan bengkak. Pada fraktur kaki ditemukan adanya pembengkakan pada
kaki dan terasa nyeri dan terlihat deformitas pada kaki sebelah kanan bawah yaitu
pada region cruris.
.1. P"#"ri!s&&n Fisi!
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:
Syok, anemia atau perdarahan.
$(
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
35/39
"erusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang
atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.
aktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis 2penyakit Paget5.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan:
!ook 2%nspeksi5
- eformitas: angulasi 2 medial, lateral, posterior atau anterior5,
diskrepensi 2rotasi,perpendekan atau perpanjangan5.
- 'engkak atau kebiruan.
- ungsio laesa 2hilangnya fungsi gerak5.
- Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal
yang penting adalah apakah kulit itu utuh. "alau kulit robek dan luka
memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka 2compound5.
eel 2palpasi5
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat
nyeri. /al-hal yang perlu diperhatikan:
- Temperatur lokalis yang meningkat
- 9yeri tekanL nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh
kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.
- "repitasiL dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara
hati-hati.
- Pemeriksaan 7askuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri
radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan
anggota gerak yang terkena. 6efilling 2pengisian5 arteri pada kuku.
$*
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
36/39
- edera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan
pembedahan.
)o7e 2pergerakan5
- 9yeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
- =erakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada
sendinya.
- Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri
hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar,
disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak
seperti pembuluh darah dan saraf.
.1.3 P"#"ri!s&&n P"nun&n%
Sinar -N
engan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mengidentifikasi adanya fraktur.
Walaupun demikian pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan
keadaan, lokasi serta eksistensi fraktur. ntuk menghindari nyeri serta kerusakan
jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan bidai yang
bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan
radiologis.
Tujuan pemeriksaan radiologis:
ntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
ntuk konfirmasi adanya fraktur.
ntuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta
pergerakannya.
ntuk mengetahui teknik pengobatan.
ntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
ntuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.
$+
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
37/39
ntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
ntuk melihat adanya benda asing.
Pemeriksaan dengan sinar-N harus dilakukan dengan ketentuan O6ules of TwoO:
ua pandangan
raktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-N tunggal dan
sekurang-kurangnya harus dilakukan # sudut pandang 2AP 4 !ateral@?bliMue5.
ua sendi
Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi.
Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah,
atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur
keduanya harus disertakan dalam foto sinar-N.
ua tungkai
Pada sinar-N anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. oto pada
tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.
ua cedera
"ekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari & tingkat.
"arena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil fotosinar-N pada pel7is dan tulang belakang.
ua kesempatan
Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai
akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh &0-&( hari kemudian dapat
memudahkan diagnosis.
Pencitraan "husus
mumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu
dinyatakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang terkena dan
lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur itu
sendiri. "onfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta waktu
penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur trans7ersal lebihlambat dari
fraktur oblik karena kontak yang kurang. "adang-kadang fraktur atau keseluruhan
fraktur tidak nyata pada sinar-N biasa.Tomografi mungkin berguna untuk lesi
spinal atau fraktur kondilus tibia. T atau )6% mungkin merupakan satu-satunya
$1
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
38/39
cara yang dapat membantu, sesungguhnya potret transeksional sangat penting
untuk 7isualisasi fraktur secara tepat pada tempat yang sukar. 6adioisotop
scanning berguna untuk mendiagnosis fraktur-tekanan yang dicurigai atau fraktur
tak bergeser yang lain.
. P"n&&(&!s&n&&n
raktur
&. 9on operatif
a. 6eduksi
b. %mobilisasi
c. Pemeriksaan dalam
masa penyembuhan
#. ?peratif
a. iksasi eksternal- Standar
- 6ing i8ator
- ?6%
- %ntramedullary 9ailling
b. Amputasi
LAPORAN STUDI KASUS STASE BEDAH
BAB 6I
PENUTUP
7/25/2019 Lapsus Bedah Fraktur
39/39