I. Judul Percobaan
: Penentuan Zat Organik pada Sampel Air yang diambil dari Sungai
dekat PT Siantar TopII. Hari/ Tanggal Percobaan: Senin / 30 Maret
2015 ; Pukul 13.00 WIBIII. Selesai Percobaan
: Senin / 30 Maret 2015 ; Pukul 16.00 WIBIV. Tujuan
Percobaan
: Untuk mengetahui zat organik dalam sampel air yang diambil
dari sungai dekat PT Siantar Top
V. Dasar Teori
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan di muka bumi, tak
terkecualibagi manusia. Setiap penggunaan air untuk suatu
kebutuhan, diperlukan syarat-syarat kualitas air sesuai
peruntukannya. Salah satu syarat yang penting adalah ukuran
banyaknya zat organik yang terdapat dalam air. Oleh karena
itupenentuan zat organik dalam air menjadi salah satu parameter
penting dalampenentuan kualitas air. Banyaknya zat organik dalam
air menjadi salah satuukuran seberapa jauh tingkat pencemaran pada
suatu perairan (Annonymous,2013).
Penentuan kandungan zat organik dalam air biasanya dilakukan
dengan mengukur kebutuhan oksigen dalam air untuk mendegradasi zat
organik, baikdengan bantuan mikroorganisme, zat kimia dan cara
lainnya. Saat ini telah adadua metode standar dalam pengukuran
kebutuhan oksigen di air, yaitu biological oxygen demand (BOD)
danchemical oxygen demand(COD) (Annonymous,2013).Zat organik adalah
zat yang pada umumnya merupakan bagian daribinatang atau tumbuh
tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon,protein, dan lemak
lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh
bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut (Arifin,2007).Limbah
organik adalah sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia
seperti rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, pertanian
danperikanan yang berupa bahan organik; yang biasanya tersusun oleh
karbon (Arifiani,2007).Limbah organk yang masuk ke dalam perairan
dalam bentuk padat yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut.
Pada umumnya yang dalam bentuk padatan akan langsung mengendap
menuju dasar perairan (Said,2003).Zat organik yang ada dalam air
berasal dari aktivitas bakteri terhadap limbah. Disamping itu,
pembuangan sampah organik dalam air secara terus menerus akan
mengakibatkan pembusukan sehingga menghasilkan bau yang tidak sedap
dan mengganggu kesehatan. Zat organik didalam air dioksidasi oleh
KMnO4, sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4 .
Oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam :
2KMnO4 + 3H2SO4 ( 2MnO4 + 2K2SO4 + 3H2O +5On
Oksidasi KMnO4 dalam kondisi basa :
2KMnO4 + H2O ( 2MnO4 + 2KOH + 3On
Bila ada zat organik yang dapat dioksidasi (misalnya oksalat)
maka sampel reaksinya adalah sebagai berikut :
C2H2O4 + On ( 2CO2 + H2O
VI. Alat dan Bahan
Alat:
Labu Erlenmeyer
3 buah Stopwatch
1 buah Gelas Kimia 1000 mL1 buah Pipet gondok 50 ml1 buah Kompor
Listrik
1 buah Pipet tetes
secukupnyaBahan:
Air limbah / sampel air
KMnO4 0,01 N
H2SO4 8 N
Asam Oksalat 0,01 N AquadesVII. Alur Kerja
1. Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat
2. Penentuan Kadar Zat Organik
VIII. Hasil PengamatanNo.Prosedur PercobaanHasil
PengamatanDugaan/ReaksiKesimpulan
1.Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat
SEBELUM:
Akuades = tidak berwarna
H2SO4 = tidak berwarna
H2C2O4 = tidak berwarna
KMnO4 = berwarna ungu SETELAH:
Akuades + H2SO4 = tidak berwarna
Setelah dipanaskan = tidak berwarna
Akuades + H2SO4 + panas + H2C2O4 = tidak berwarna
Setelah dititrasi dengan KMnO4 = berwarna merah muda
Volume KMnO4:
I = 2,9 mL
II = 3,0 mL
III = 3,0 mLReduksi :
2 MnO4- + 16 H+ + 10 e- 2 Mn2+ + 8 H2O
Oksidasi:
5 C2O42- 10 CO2 + 8 H2O + 10 e-2 MnO4-+ 16 H+ + 5 C2O42- 2 Mn2+
+ 10 CO2 + 8 H2O Baku Standar zat organik pada air adalah 10 ppm
(PERMENKES 2010). Normalitas rata-rata KMnO4 adalah 0,0167 N.
2. Penentuan Kadar Zat Organik
SEBELUM:
Sampel = berwarna hijau keruh Setelah diencerkan 100x = larutan
tidak berwarna KMnO4 = larutan ungu H2SO4 = tidak berwarna H2C2O4 =
tidak berwarna SETELAH:
Sampel + KMnO4 = larutan merah muda Penambahan KMnO4 sebanyak 5
tetes. Ditambahkan H2SO4 = berwarna merah muda Dipanaskan = warna
memudar Ditambahkan KMnO4 = berwarna ungu tua Ditambah H2C2O4 =
larutan tidak berwarna Dititrasi dengan KMnO4 = larutan berwarna
Volume KMnO4:I = 1,6 mL
II = 1,5 mL
III = 1,8 mLReduksi :
2 MnO4- + 16 H+ + 10 e- 2 Mn2+ + 8 H2O
Oksidasi:
5 C2O42- 10 CO2 + 8 H2O + 10 e-2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O42- 2 Mn2+
+ 10 CO2 + 8 H2OKadar zat organik dalam sampel air limbah dekat
pabrik Siantar Top adalah 59,58285 mg/L.
IX. Analisis dan PembahasanPercobaan ini bertujuan untuk
mentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dalam sampel secara
permanganometri. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah
air dari aliran sungai di dekat PT Siantar Top.A. Standarisasi
KMnO4 dengan Asam OksalatTitrasi permanganometri merupakan suatu
metode titrasi dengan menggunakan KMnO4. Larutan KMnO4 bukan
merupakan larutan standar primer maka dilakukan standarisasi dengan
menggunakan H2C2O4 yang ditambahkan dengan H2SO4.
Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah melakukan
standardisasi KMnO4 0,01 N dengan cara memasukkan 50 mL aquades
kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2,5 mL H2SO4. Setelah itu
dimasukkan beberapa butir batu didih. Tujuannya adalah untuk
mempercepat proses pemanasan (mendidih). Kemudian campuran tersebut
dipanaskan hingga suhu 60oC. Hal ini perlu dilakukan karena reaksi
ini akan berjalan lambat pada suhu kamar. Selanjutnya ditambahkan
dengan 5 mL asam oksalat dan dititrasi dengan KMnO4 hingga larutan
berwarna merah jambu. Dalam titrasi ini tidak diperlukan adanya
indicator, karena KMnO4 merupakan autoindikator dan KMnO4 merupakan
zat pengoksidasi yang sangat kuat.Volume KMnO4 yang didapatkan
dalam 3 kali titrasi adalah sebagai berikut:
V1: 2,9 mL
V2: 3,0 mL
V3: 3,0 mL
Dari perhitungan didapatkan Normalitas KMnO4 sebesar 0,01 N.
Reaksi yang terjadi saat standarisasi KMnO4 adalah: Reduksi:
10e + 2MnO4- + 16H+ ( 2Mn2+ + 8H2O
Oksidasi:
5C2O42- ( 10CO2 + 8H2O
Reaksi total:
2MnO4- + 16H+ + 5C2O42- ( 2 Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
B. Penentuan kadar zat organik
Setelah dilakukan standardisasi, selanjutnya ditentukan kadar
zat organik (angka permanganat) yaitu dengan memasukkan 50 mL
sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL lalu ditambah beberapa tetes
KMnO4 0,01 N hingga larutan berwarna merah muda. Kemudian
ditambahkan 2,5 mL H2SO4 8 N dan beberapa butir batu didih.
Penambahan batu didih ini berfungsi untuk mempercepat proses
pemanasan (mendidih). Larutan kemudian dipanaskan dalam penangas
air hingga mendidih. Setelah itu ditambahkan 5 mL KMnO4 0,01 N dan
dididihkan kembali selama 10 menit. Penambahan KMnO4 0,01 N ini
berfungsi untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat dalam air
sampel. Lalu ditambahkan dengan segera 10 mL asam oksalat 0,01 N.
Fungsi dari penambahan asam oksalat ini adalah untuk mereduksi sisa
KMnO4 0,01 N yang sebelumnya telah digunakan untuk mengoksidasi zat
organik. Kemudian kelebihan asam oksalat dititrasi dengan KMnO4
0,01 N hingga larutan berwarna merah jambu. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Reduksi:
10e + 2MnO4- + 16H+ ( 2Mn2+ + 8H2O
Oksidasi:
5C2O42- ( 10CO2 + 8H2O
Reaksi total:
2MnO4- + 16H+ + 5C2O42- ( 2 Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Dari hasil 3 kali titrasi diperoleh volume KMnO4
berturut-turut:V1: 1,6 mL
V2: 1,5 mL
V3: 1,8 mL
Dari hasil percobaan tersebut, maka dapat ditentukan kadar zat
organik yang terkandung dalam sampel air tersebut. Dan dari
perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil rata- rata zat
organik sebesar 59,58285 mg/L.
Berdasarkan standart baku mutu yang ditetapkan keputusan Menteri
Kesehatan No. 492 tahun 2010, untuk standart maksimum baku mutu
KMnO4 adalah sebesar 10 mg/L, oleh karena itu air sungai tersebut
dapat dikatakan tidak layak karena memiliki nilai yang melebihi
syarat baku mutu air minum.
X. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kadar zat organik yang terkandung dalam sampel
air dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan di dekat
pabrik minyak goreng Gresik adalah sebesar 59,58285 mg/L.XI. Daftar
PustakaAmaria, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Anonim, 2008. Limbah. http://idwikipedia.org/wiki/limbah.
(diakses tanggal 5 April 2015)
Anonim, 1973. Buju Cara-cara Analisis Kimia. Surabaya : Balai
penelitian Kimia.
Alaerts, G dan Santika Sri Sumestri, 1984. Metode Penelitian
Air. Surabaya : Usaha Nasional
Ashfi, Azzahra. 2014. Laporan Menentukan Kadar Zat Organik
(Nilai Permanganat).
http://bumikimia.blogspot.com/2014/06/laporan-menentukan-kadar-zat-organik.html.
(diakses tanggal 4 April 2015)Very, Ervina. 2013. Laporan Limbah
Pengujian Zat Organik. http://vonyervina.blogspot.comhtml. (diakses
tanggal 4 April 2015)
Lampiran Volume KMnO4 = 2,9 mL
Volume KMnO4 = 3mL
Volume KMnO4 = 3mL
Normalitas rata-rata KMnO4 = Zat organik dalam sampel air:
Dimana:
a= mL KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan saat titras
b = normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = normalitas asam oksalat
d = mL sampel yang digunakan
1. Volume KMnO4 = 1,6 mL
2. Volume KMnO4 = 1,5 mL
3. Volume KMnO4 = 1,8 mL
Kadar zat organik total
LAMPIRAN GAMBAR
50 mL aquades
Dimasukkan ke dalam erlenmenyer
Ditambah 2,5 mL H2SO4
Dimasukkan beberapa butir batu didih pada larutan
Dipanaskan pada suhu 600C
Ditambahkan 5 mL asam oksalat
Dititrasi dengan KMnO4 sampai berwarna merah jambu
Warna merah jambu
50 mL sampel air
Dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL
Ditambah KMnO4 0,01 N beberapa tetes sehingga timbul warna merah
muda
Warna merah muda
Ditambah 2,5 mL H2SO4 dan beberapa butir batu didih
Dipanaskan sampai mendidih
Ditambahkan 5 mL larutan KMnO4 0,01 N
Didihkan selama 10 menit
Ditambahkan 5 mL asam oksalat
Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan KMnO4 sampai berwarna
merah jambu
Direplikasi sebanyak 3 kali
Warna merah muda dan Volume KMnO4
50 mL aquades
Dimasukkan ke dalam erlenmenyer
Ditambah 2,5 mL H2SO4
Dimasukkan beberapa butir batu didih pada larutan
Dipanaskan pada suhu 600C
Ditambahkan 5 mL asam oksalat
Dititrasi dengan KMnO4 sampai berwarna merah jambu
Warna merah jambu
50 mL sampel air
Dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL
Ditambah KMnO4 0,01 N beberapa tetes sehingga timbul warna merah
muda
Warna merah muda
Ditambah 2,5 mL H2SO4 dan beberapa butir batu didih
Dipanaskan sampai mendidih
Ditambahkan 5 mL larutan KMnO4 0,01 N
Didihkan selama 10 menit
Ditambahkan 5 mL asam oksalat
Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan KMnO4 sampai berwarna
merah jambu
Direplikasi sebanyak 3 kali
Warna merah muda dan Volume KMnO4
Sampel air diencerkan 10 kali
Sampel + beberapa tetes KMnO4
dipanaskan
Larutan berwarna merah muda
Di titrasi dgn KMnO4 0,01 N
+ 5 ml asam oksalat (tidak berwarna)
dipanaskan
Aquades + 2,5 ml H2SO4
Setelah titrasi dengan KMnO4
(berwarna merah muda)
+ 10 ml asam oksalat (tidak berwarna)
10