Top Banner

of 16

Laprak BE

Jul 07, 2018

Download

Documents

Ilham Akbar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 Laprak BE

    1/16

    LAPORAN PRAKTIKUM

    BASIC ELECTRONICS  

    Oleh

    Ilham Akbar

    13614004

    Kelompok 1

    Tanggal Praktikum : 5 Maret 2016

    Tanggal Pengumpulan : 12 Maret 2016

    PROGRAM STUDI AERONOTIKA DAN

    ASTRONOTIKA

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN

    DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2016

  • 8/19/2019 Laprak BE

    2/16

    1.  Tujuan Pratikum

    Mahasiswa mampu merancang bagian-bagian dari sistem pengukuran,

    seperti wheatstone bridges  dan pengkondisian sinyal (Op-Amp dan  Filters),

    merencanakan sebuah eksperimen, melakukan eksperimen, melakukan analisis

    terhadap data yang didapat, dan mengkomunikasikan hasil eksperimen melalui

    laporan praktikum.

    2.  Dasaar Teori

    a.  Muatan Listrik

    Satuan muatan listrik dalam sistem SI adalah Coulomb (C). Muatan yang

    dimiliki elektron yang besarnya 1,6 x 10-19

    .b.  Arus Listrik

    Jumlah muatan listrik yang bergerak per satuan waktu yang melalui kawat

     penghantar listrik. Arus dibagi menjadi 2 jenis ,yaitu arus DC (searah) dan arus

    AC (bolak-balik).

    c.  Medan Listrik

    Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik.

    d.  Potensial Listrik

    Potensial listrik dapat didefinisikan sebagai usahan yang diperlukan untuk

    memindahkan muaatan positif sebesar 1 satuan dari tempat tak terhingga ke

    suatu titik tertentu. Potensial listrik dapat pula diartikan sebagai energi

     potensial listrik per satuan muatan penguji.

    e. 

    Resistansi/Tahanan Listrik

    Adanya hambatan listrik mengakibatkan arus listrik yang melalui material

    tidak teraliri sempurna, seperti arus yang dikonversi menjadi panas. Dalam

    rangkaian listik, terdapat komponen yang bernama resistor. Resistor adalah

    komponen dua kutub yang diddesain untuk menahan arus listrik dengann

    memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya.

  • 8/19/2019 Laprak BE

    3/16

     

    Gambar 1. Berbagai macam jenis resistor dan simbolnya

    Gambar 2. Kode warna pada resistor

  • 8/19/2019 Laprak BE

    4/16

    f.  Kapasitansi

    Kapasitansi didefinissikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk

    menampung muatan elektron. Berdasarkan kegunaannya kapasitor atau

    kondensastor dibagi dalam :

      Kondensator elektrolit/kondensator polar

      Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap)/non polar

      Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

    g.  Hukum Ohm

    Hukum Ohm menjelaskan tentang hubungan antaran tegangan, arus, dan

    hambatan. Pada suhu konstan, aarus listrik yang mengalir melalui sebuah hambatan

     berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan, juga berbanding terbalik dengan

     besarnya hambatan.

    Gambar 3. Gambar hukum Ohm

    h.  Hukum Kirchoff

    Hukum Kirchoff dibagi menjadi dua, aitu Hukum Arus Kirchoff dan Hukum

    Tegangan Kirchoff. Hukum Arus Kirchoff mengatakan bahwa “Jumlah arus yang

    mengalie masuk ke sebuah mmmode akan sama dengan jumlah arus yaang keluar

    dari node tersebut”.  Sedangkan, Hukum Tegangan Kirchoff mengatakan bahwa

    “Jumlah tegangan tiap komponen pada sebuah loop sama dengan nol”. 

    Gambar 4. Hukum Arus Kirchoff Gambar 5. Hukum Tegangan Kirchoff

  • 8/19/2019 Laprak BE

    5/16

    i. Wheatstone Br idge  

    Kekurangan dan ketidakpastian rangkaian input  menyebabkan orang

    mengembangkan wheatstone bridge. Wheatstone bridge  biasanya digunakan

    untuk pengukuran resistensi/tahanan di kisaran 1 Ω hingga 1 MΩ. Penggunaan

    wheatstone bridge terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip kondisi null (kondisi

    seimbang) dan prinsip defleksi. Pada prinsip null,  wheatstone  bridge terdiri

    empat resistor (R1, R2, R3, Rx), yang dirangkai dalam bentuk diamond . R2 dan

    R3 merupakan resistor yang telah diketahui besarnya, R1 adalah resistor variabel

    (resistor yang besarnya bisa diubah — ubah), dan Rx adalah nilai tahanan yang

    tidak diketahui terkait dengan transduser/sensor.

    Gambar 6. Rangkaian Dasar Wheatstone Bridge

    Sumber tegangan E akan memberikan catu daya ke rangkaian wheatstone

    bridge  jika saklar S1 ditutup. Untuk memperoleh nilai Rx dengan cara

    membentuk keadaaan seimbang (perbedaan potensial di B dan D adalah 0).Kondisi seimbang dapat diperoleh dengan menutup saklar S2 dan menyesuaikan

    nilai resistor variabel R1 sampai galvanometer G menunjukkan tidak ada arus

    listrik yang mengalir (G=0).

  • 8/19/2019 Laprak BE

    6/16

     

    b. Unbalanced Wheatstone Br idge

    Rangkaian ini menggunakan prisip defleksi sangat penting untuk

     pengukuran sinyal yang dinamis, dimana tidak mungkin untuk selau membuat

    kondisi seimbang dengan mengatur tahanan R1.

    Gambar 7. Skema rangkaian wheatstone bridge dengan prinsip defleksi

    Rg adalah resistansi galvanometer. Ib dan ig adalah arus yang keluar dari

     baterai danarus yang melewati galvanometer. Rb merupakan tahanan dalam

     baterai atau  power-supply. Rb tidak begitu mempengaruhi tahanan efektif

    rangkaian saat kondisi sedikit tidak seimbang. Berikut hubungan matematiknya:

     

    Yang akhirnya dapat menghasilkan hubungan antara besaran yang diukur,

    yaitu R4 dengan besarnya arus listrik yang mengalur pada galvanometer.

    Dengan kata lain besarnya arus yang ditunjukkan pada galvanometer

    merepresentasikan besaran tahanan yang diukur, yatiu R4.

  • 8/19/2019 Laprak BE

    7/16

     

    c. Operational Amphli fier (Op-amp ) 

    Amplifier digunakan untuk memperkuat sinyal listrik setelah proses

     pengukuran. Kita dapat menggunakan IC 741 sebagai komponen untuk penguat

    sinyal. Isi dari IC 741 ekivalen dengan rangkaian yang berisi 20 transistor dan

    12 resistor serta sebuah kondensator.

    Gambar 8. Gambar sketamtik dan fisik serta kaki-kaki IC 741

    IC di atas mempunyai dua buah terminal input , yaitu inverting input  dan non

    inverting input   sehingga disebut amplifier differensial. IC tersebut dalam

    mengoperasikannya dapat menggunakan sistem terbuka (open loop) atau sistem

    tertutup (close loop). Sistem tertutup ini disebut juga dengan op-amp.

    Pada sistem terbuka perbesarannya dinyatakan dengan :

    Gambar 4. Skematik sistem terbuka

  • 8/19/2019 Laprak BE

    8/16

    E adalah tegangan input  dengan tegangan output  Eo dengan gain A. Sedangkan,

     perbesaran pada sistem tertutup secara keseluruhan dinyatakan dengan :

    Gambar 6. Skematik sistem tertutup

    Penambahan umpan balik yang diperoleh dengan jalan memasang resistor pada

    kaki input  dan kaki output  berarti memberikan umpan balik ke input  dengan nilai

    output  yang dikalikan dengan bilangan lebih kecil dari satu. Tegangan umpan

     balik besarnya dapat ditulis dengan Ef = kEo, yang penguat menjadi E = Ei –  Ef.

    Dengan sistem tertutup dapat menyesuaikan impedansi inpput dan impedansi

    output , yang dapat dihitung dengan hubungan berikut :

    Dimana Zi,f  adalah impedansi pada input  untuk sistem loop tertutup,  Zi adalah

    impedansi pada input   amplifier tanpa sistem tertutup. Sedangkan  Zo,f   adalah

    impedansi pada output  untuk sistem loop tertutup, Zo adalah impedansi amplifier

    tanpa loop tertutup.

    d. Filter

     Filtering (proses memfilter) merupakan usaha untuk menghilangkan

    atauapin mereduksi sinyal noise, dimana sinyal noisse ini merupakan sinyal yangtidak diinginkan. Ada banayak macam filter yang telah dikembangkan, tetapi

    mereka semua dapat dikategorikan dalam tiga tipe filter, yaitu lowpass filter,

    highpass filter, dan bandpass filter . Filter-filter tersebut ada yang bekerja tanpa

    digabung dengan penguat sinyal disebut dengan filter pasif, sedangkan ada

     beberapa filter yang digabung dengan penguat sinyal disebut filter aktif. Filter

    aktif sering dipakai karena sinyal hasil pengukuran merupakan sesuatu yang

  • 8/19/2019 Laprak BE

    9/16

    tidak diinginkan, sehingga sering dipakai filter aktif. Gabungan filter dan

     penguat sinyal, dipasaran sering dikenal sebagai “Signal Conditioner”.

     Lowpass filter  merupakan filter dimana sinyal-sinyal dengan frekuensi di

     bawah nilai cutoff  akan diloloskan dan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi

    dari cutoff  akan difilter. Highpass filter akan meloloskan sinyal dengan frekuensi

    di atas nilai cutoff . Sedangkan, bandpass filter  akan meloloskan sinyal dengan

    frekuensi dalam band  atau kisaran tertentu.

    Gambar 9. Penampilan kurva tiga tipe filter

    Dalam lowpass filter  RC (dengan komponen resistor R dan kapasitor C)

    dengan tingkat n (n buah filter yang dihubungkan secara serial) maka hubungan

    tegangan antara input  dan output  adalah :

    Dan pergeseran fasanya adalah :

    Sedangkan untuk highpass filter  RC dengan tingkat n maka hubungan antara

    input  dan output  adalah :

  • 8/19/2019 Laprak BE

    10/16

    3.  Prosedur Praktikum

    Sebelum memulai praktikum asisten mengecek kelengkapan atribut pratikan.

    Lalu, meminta pratikan mengumpulan tugas pendahuluan dan melakukan

     pengecekan. Setelah itu, asisten membagikan kembali tugas pendahuluan sebagai

     pedoman tambahan pratikian dalam melakukan praktikum.

    3.1 Praktikum Wheatstone Br idge

      Asisten memberikan kit elektronnik yang berisi prototyping board, sebuah catu

    daya, satu set resistor, satu set IC, satu set otensiometer, satu set kabel jumper.

      Asisten menjelaskan cara kerja dan prinsip prototypng board

     

    Merancang rangkaian wheatstone yang telah tersedia pada bagian teori, lalu

    meminta galvanometer kepada asisten.

      Percobaan pertama menggunakan prisip null, yaitu menentukan besarnya tahahan

    sensor dengan mengukur tahanan pada potensiometer yang satunya lagi

      Cari nilai tahanan yang tepat sehingga galvanometer menunjukkan angka nol.

      Lepaskan potensiometer, lalu ukur tahanannya. Bandingkan hasil pengukuran

    dengan hasil perhitungan

      Percobaan kedua menggunakan prinsip defleksi dan menentukan tahanan pada

    sensor. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan

    3.2 Praktikum Operational Amplifier

      Membuat 2 rangkaian op-amp untuk gain = -100 dan gain = +1000.

      Ukur besarnya sinyal yang dihasiilkan oleh sinyal yang keluar dari laptop dengan

    menggunakan oscillospe.

      Masukkan sinyal input  ke dalam input  op-amp yang sudah dibuat

      Amati output  sinyal yang sudah diperkuar dengan oscilloscope

      Hitung nilai gain yang didapat pada oscilloscope, lalu bandingkan dengan

     perhitung gain dari op-amp yang dirancang.

    3.3 Praktikum Filter

    Kelompok kami tidak melakukan pratikm filter karena kehabisan waktu sehingga

    tidak ada proseddur yang dilakukan dan pengolahan data.

  • 8/19/2019 Laprak BE

    11/16

    4.  Hasil dan Pengolahan Data

    4.1 Wheatstone bridge dengan “Prinsip null” 

    Gambar 10. Skematik wheatstone bridges dengan prinsip null

    Pada prinsip null, terdapat dua resistor tetap dan potensiometer. Setelah

    dibentuk rangkaian dibentuk, lalu atur salah satu potensiometer hingga

    multimeter menampilkan nilai nol. Setelah itu lakukan perhitungan.

    Perhitungan :

    R1 = 1005 Ω; R2 = 220 Ω; R3 = 220 Ω; Rx = ? 

    Rx = (R3/R2) R1= (220/220) 1005 = 1005 Ω 

    Kemudian Rx diukur dengan multimeter menunjukkan nilai 1007 Ω. 

    Error = [(Rreal-Rx)/Real] x 100% = [(1007-1005)/1007] x 100% = 0,20%

    Gambar 11. Pengukuran resistansi Rx

  • 8/19/2019 Laprak BE

    12/16

    4.2 Wheatstone bridge dengan “Prinsip defleksi” 

    Gambar 12. Skematik wheatstone bridge dengan prinsip defleksi 

    Perhitungan :

    ig = 19,8× 10-3 A

    Eg = 2,35 V

    R1=R2=R3=220 Ω 

    ig =Eg

    Rg + R 

    19,8 × 10− =2,35

    1 + R 

    R = 117,69 Ω 

    R =R1R4

    R1 + R4 +

    R2R3

    R2 + R3 

    117,69 =220 ∗ R4

    220 + R4 +

    220 ∗ 220

    220 + 220 

    R4 = 7,9685 Ω 

    Kemudian hasil pengukuran pada gelang R4 adalah 10 Ω 

    Error =Rukur Rhitung

    Rhitung  × 100% 

    Error =10 7,9685

    10  × 100% 

    Error = 20%

  • 8/19/2019 Laprak BE

    13/16

    4.3 Operational Amphlifier dengan Gain = -100 

    Gambar 13. Skematik rangkaian op-amp dengan gain -100

    Komponen yang digunakan sebagai berikut :

    Sinyal generator = Software Cool Edit  

    R1 = 10 Ω; R2 = 10 Ω; Rf = 1000 Ω; Ei = 5,85 V

    Saat pengamatan didapatkan data Eo = 0,4 V.

    Gambar 14. Penampakan pada oscilloscope

    Perhitungan

    Gain =Eo

    Ei 

    100 =Eo

    5,85 

    Eo = 585 V 

  • 8/19/2019 Laprak BE

    14/16

    Ada perbedaan yang signifikan antara pengukuran dengan perhitungan.

    4.4 Operational Amphli fi er dengan Gain = +1000

    Gambar 15. Skematik rangkaian op-amp dengan gain -100

    Komponen yang digunakan sebagai berikut :

    Sinyal generator = Software Cool Edit  

    R1 = 10 Ω; R2 = 10 Ω; Rf = 1000 Ω; Ei = 5,85 V

    Saat pengamatan nilai Eo tidak terambil karena waktu yang diberikan telah

    habis dan pada saat difoto, rangkaian sudah tidak terhhubung dengan sinyal

    generator, sehingga hanaya muncul bentuk sinyalnya saja.

    Gambar 15. Tampilan pada oscilloscope 

  • 8/19/2019 Laprak BE

    15/16

    5.  Analisis

    Pada percobaan wheatstone bridgedengan menggunakan prinsip null, kita akan

    menentukan besarana tahanan yang tidak diketahui sebagai simulai dari tegangan sensor

     berdasarkan prosedur. Hasil perhitungan Rx dengan wheatstone bridge adalah 1005 Ω.

    Kemudian Rx yang berupa potensiometer ini dilepaskan dari breadboard untuk diukur

    hambatannya menggunakan multimeter dan menunjukkan besaran 1007 Ω, sehingga error

     pengukuran sebesar 0,2 %. Error ini dapat terjadi karena hambatan pada kabel yang

    diabaikan pada saat perhitungan.

    Pada percobaan wheatstone bridge dengan menggunakan prinsip defleksi, hasil

     pengukuran dan perhitungan R4 adalah 10 Ω dan 7,9685 Ω. Terdapat error sebesar 20%.

    Ini disebabkan hambatan kabel yang diabaikan. Selain itu, saat akhir praktikum dilakukan

     pengecekan nilai dari resistor tetap yang digunakan dan didapat hasil nilai yang diukur

    menggunakan mulltimeter sebesar 214 Ω, sedangkan yang tertera adalah 220 Ω.  

    Pada percobaa rangkaian Op-amp dengan gain -100, digunakan inpu sebesar 5,85 V

    dan didapat dari oscilloscope output  sebesar 0,4 V. Ini berbeda dengan hasil perhitungan

    yang seharusnya didapat output  sebesar -585 V. Ini dapat disebabkan rangkaian yang tidak

    menempel pada bread board   dan sambungan kabel ke oscilloscope yang kurang

    mendukung.

    6.  Kesimpulan dan Saran

      Rangkaian wheatstone dapat digunakan untuk mengukur input  tahanan dari

    sensor/transducer dengan prinsip null atau defleksu dengan cukup akurat

     bergantung pada keperluan.

      Prinsip null digunakan untuk pengukuran dengan membuat kondisi

    seimbang, yaitu nilai nol pada galvanometer dengan cara memvariasikan

    tahanan pada resistor variabel atau semacamnya

      Prinsip defleksi dilakukan pada pengukuran tahanan/sinyal yang dinamis

    emnggunakan rangkaian unbalanced bridge.

      Operational Amphilifier dapat digunakan untuk memperbesar atau

    menguatkan sinyal dari sensor untuk dapat diolah selanjutnya.

      Saran menggunakan multimeter digital untuk mempermudah pengukuran

    tegangan, arus, dan tahanan.

  • 8/19/2019 Laprak BE

    16/16

      Sebaiknya tidak menggunakan tahanan terlalu kecil untuk mencegah

    kerusakan pada resistor.

      Saran untuk ketersediaan alat-alat yang dipakai sebanding dengan jumlah

     praktikan untuk mempersingkat waktu yang dihabiskan dalam praktikum.

    7.  Referensi

      Dunn, Measurement and Data Analysis for Engineering and Science,

    CRC Press

      J.P. Holman, Experimental Methods for Engineers, Mc GrawHill

     

    Laboratorium Sistem. (2014),  Basic Electronics (Elektronika terapan,

    wheatstone bridge, pengkondisian sinyal), Modul Eksperimen,

     Aeronotika dan Astronotika FTMD-ITB, Bandung

    8.  Lampiran

    Lampiran ada di lembar selanjutnya.