Page 1
LAPORAN WAWANCARA MAKNA KESELAMATAN DALAM
PERSPEKTIF AGAMA KATOLIK
MENURUT ROMO DIDIK DI GEREJA ST. ANTONIUS
KOTA SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUNG KURNIYANTO ISMAIL
NIM : 141314048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Page 2
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik ii
Page 3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulis
mampu menyelesaikan Laporan Wawancara Dalam Perspektif
Agama Katolik Menurut Romo Didik di Gereja St. Antonius Kota
Surakarta ini dengan baik. Sebagai rasa syukur, penulis
mengucapkan shalawat dan salam kepada kekasih-Nya,
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Semoga kita semua menjadi khalifah-Nya yang membawa
kebaikan di muka bumi.
Tujuan penulis menulis laporan wawancara ini,
selain untuk memenuhi tugas pendidikan agama, penulis
juga ingin mengetahui makna keselamatan dalam
perspektif agama Katolik, sehingga dapat memperkaya
wawasan pengetahuan khususnya dalam agama Katolik.
Dengan pengetahuan baru ini, diharapkan toleransi umat
beragama semakin terjaga dengan baik.
Sebagaimana diketahui bahwa dewasa ini toleransi
umat beragama adalah menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia. Disini, penulis akan merangkum hasil
wawancara dengan seorang tokoh agama Katolik yang sudah
matang akan kemampuan agamanya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tulisan ini
masih menyimpan banyak kekurangan. Untuk itu, dengan
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik iii
Page 4
rendah hati penulis sampaikan bahwa segala kritik dan
saran untuk perbaikan penulis harapkan dan tentunya
akan diterima dengan hati yang lapang dada.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 27 Oktober 2014
Penulis
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik iv
Page 5
DAFTAR ISI
COVER ............................................. i
KATA PENGANTAR ....................................
.................................................ii
DAFTAR ISI ........................................
................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik
.............................................3
Oleh Romo Didik – Gereja St. Antonius Surakarta
B. Perayaan Keagamaan Dalam Tradisi Katolik ..... 5
C. Pengalaman Keselamatan ....................... 7
Oleh Agung Kurniyanto Ismail
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................
............................................11
B. SARAN ........................................
............................................11
C. HARAPAN ......................................
............................................12
DAFTAR PUSTAKA ....................................
.................................................13
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik v
Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti menginginkan keselamatan,
baik keselamatan di dunia maupun keselamatan di akhirat
kelak. Berbagai cara telah dilakukan manusia demi
memperoleh keselamatan, salah satunya yaitu dengan
memeluk suatu agama untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup. Keselamatan diartikan sebagai cara seseorang
untuk dapat terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana,
maupun sesuatu keadaan buruk yang memungkinkan terjadi
pada manusia.
Dalam agama satu dengan agama yang lain mempunyai
cara untuk memaknai keselamatan berbeda-beda walaupun
pada akhirnya sebenarnya mempunyai tujuan yang sama.
Tidak jarang karena perbedaan tersebut justru membuat
seseorang menjadi fanatik dan merasa agamanya yang
paling benar. Akibatnya konflik dan perseteruan tidak
dapat dihindarkan, bahkan tidak jarang konflik yang
seharusnya tidak terjadi tersebut berujung pada
kematian dan membuat dendam antara umat satu dengan
yang lainnya. Hal ini sangat berbeda jauh dengan makna
keselamatan yang seharusnya membawa manusia ke dalam
kehidupan yang jauh dari malapetaka maupun terbebas
dari bencana.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik Page 1
Page 7
Terkadang memang perlu bagi setiap umat beragama
mengenal agama lain, disamping memperkaya wawasan dan
pengetahuan mengenai kepercayaan umat lain, hal ini
juga dapat mempererat tali persaudaraan antar umat
beragama, sehingga tercipta kehidupan yang damai dan
sejahtera. Perbedaan seharusnya menjadi sebuah kearifan
lokal yang harus dijaga dan dapat dijadikan sebagai
kekayaan budaya bangsa yang adiluhung.
Dengan demikian, tugas ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa, utamanya bagi penulis sendiri, karena dengan
mencari tahu akan makna keselamatan dalam perspektif
agama lain dapat memperkaya wawasan dalam beragama.
Selain itu dengan kegiatan studi lapangan ini membuat
mahasiswa dapat mengenal lebih dekat tentang ajaran
keselamatan dalam agama lain, mempererat hubungan dan
silaturahmi antar umat beragama, dan setidaknya
meminimalkan terjadinya konflik karena faktor
fanatisme.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 2
Page 8
BAB II
PEMBAHASAN
A.MAKNA KESELAMATAN DALAM PERSPEKTIF AGAMA
KATOLIK
Menurut Romo Didik, keselamatan yang utama
sejatinya adalah rahmat berasal dari Tuhan yang menjadi
hak prerogratif Allah dan semata-mata karena kebaikan
Allah. Tuhan menawarkan keselamatan kepada seluruh
umat-Nya. Tetapi banyak diantara manusia yang
mengabaikan tawaran keselamatan tersebut. Tawaran akan
keselamatan yang berasal dari Tuhan tersebut kebanyakan
ditolak oleh manusia yang dicerminkan oleh perbuatan-
perbuatan manusia yang rusak, dimana perbuatan yang
dimaksud seharusnya tidak dilakukan oleh manusia,
tetapi perbuatan tersebut kenyataannya dilakukan oleh
kebanyakan manusia. Tetapi karena cinta Allah yang
sangat besar dan Dia tidak menghendaki manusia binasa,
maka ia berkenan hadir untuk menemani kita sebagai
manusia. Dengan hadirnya Yesus Kristus diharapkan dapat
menerima tawaran akan keselamatan dan manusia bertobat
kepada Allah.
Kehadiran Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat
tidak serta merta dapat diterima oleh manusia. Tidak
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 3
Page 9
sedikit penolakan-penolakan yang diterima Yesus
Kristus. Tetapi kasih cinta Tuhan tidak pernah berhenti
dan putus, maka Dia selalu mengupayakan agar manusia
kembali kepada-Nya. Termasuk ketika dalam kehadiran,
penyertaan dan konsekuensi-Nya, Tuhan Yesus Kristus
harus berkorban hingga menempuh pada masa dimana Dia
harus wafat dan melalui proses kebangkitan-Nya. Hal ini
tidak lain karena Yesus Kristus dengan harapan yaitu
agar manusia bersedia menerima-Nya. Dia rela berkorban
untuk menebus dosa-dosa yang telah diperbuat manusia.
Manusia digambarkan dalam keadaan tersandra akibat
dosa-dosanya. Dengan demikian, karena cinta kasih
Allah, Tuhan Yesus Kristus dengan segala penyertaan-Nya
selama didunia harus menerima konsekuensinya wafat di
kayu salib untuk menebus dosa manusia. Keselamatan
dimaknai dengan menerima dan mengakui Yesus Kristus
sebagai juru selamat dengan menunjukkan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap perbuatan baik tersebut
tidak dimaknai sebatas subyeknya saja, semata-mata
Tuhan dapat dibeli dengan perbuatan-perbuatan baik
kita. Tetapi perbuatan baik tersebut seharusnya
dimaknai sebagai persembahan diri. Jika ditelaah
kembali, antara dosa dan kebaikan manusia, dosa-lah
yang lebih berat dibandingkan dengan kebaikan yang ada
pada manusia. Kebaikan yang Tuhan berikan kepada
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 4
Page 10
manusia adalah belas kasih Allah yang tidak boleh
diragukan manusia.
Salah satu dari sekian banyak ayat yang menjadi
pegangan keselematan bagi umat katolik tertulis dalam
Perjanjian Baru Injil Lukas bahwa “Roh Tuhan ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku18 untuk
memberikan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”19
(Luk. 4:18-19)
Ayat dalam Injil Deuterokanonika yang juga
digunakan sebagai pegangan iman seorang katolik
tertulis dalam Perjanjian Baru Injil Yohanes
difirmankan bahwa “Kata Yesus kepadanya:Akulah jalan dan
kebenaran hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6)
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa,
makna keselamatan dalam perspektif agama katolik yaitu
bersedia menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat
dan mengaplikasikan nilai-nilai yang menjadi ajaran-Nya
dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 5
Page 11
B.PERAYAAN KEAGAMAAN DALAM TRADISI KATOLIK
Kata perayaan, dalam agama Katolik mengacu pada
istilah liturgi. Liturgi merupakan doa resmi Gereja.
Doa resmi itu dilakukan sepanjang tahun liturgi yang
berpusat pada hari Minggu dan memuncak pada pesta
tahunan Paskah. Liturgi terwujud dalam bentuk ibadat
harian dan perayaan sakramen-sakramen. Keseluruhan doa
tersebut bersumber dan mewujudkan secara nyata misteri
Paskah yakni kurban Kristus yang menyelamatkan manusia.
Dalam mencapai keselamatan diperlukan beberapa
tata cara yang harus dilakukan, seperti yang Romo Didik
katakan bahwa perayaan keagamaan dalam tradisi katolik
terangkum dalam “Tri Hari Suci” yaitu Kamis Putih, Jumat
Agung, dan Paskah. Kamis Putih adalah hari dimana
perayaannya dilakukan pada hari Kamis sebelum hari raya
Paskah. Pada hari ini, umat Katolik memperingati
peristiwa Perjamuan Terakhir, tepat pada satu malam
sebelum Yesus wafat dikayu salib. Selanjutnya Jumat
Agung, yaitu hari raya wafatnya Isa Almasih yang
diperingati dalam peristiwa penyaliban Yesus. Sedangkan
hari raya Paskah dilakukan dalam rangka memperingati
peristiwa kebangkitan Yesus setelah tiga hari
disalibkan. Hari raya Paskah merupakan hari raya yang
terpenting dan sebagai puncak perayaan keagamaan umat
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 6
Page 12
Katolik.Perhitungan hari raya Paskah dihitung pada hari
Minggu setelah bulan purnama pertama setelah tanggal 20
Maret.
Selain Tri Hari Suci, umat Katolik juga mempunyai
perayaan keagamaan lain, seperti perayaan Ekaristi,
Epifani, Rabu Abu, Minggu Palem, Kabar Sukacita
(Annunciation), Kerahiman Ilahi (Divine Mercy),
Kenaikan Isa Almasih, Pentakosta, Tritunggal Mahakudus
(Holy Trinity), Natal, dan lain sebagainya.
Upacara keagamaan tersebut tidak lain sebagai cara
manusia mengingat Tuhan dan sebagai persembahan dalam
hubungannya dengan Tuhan secara vertikal. Hal ini
dimaksudkan untuk mencapai keselamatan diperlukan
beberapa persembahan dari manusia yang ditujukan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 7
Page 13
C.PENGALAMAN KESELAMATANSetiap orang tentunya mempunyai pengalaman akan
keselamatan yang pernah terjadi dalam dirinya. Tentu
saja, keselamatan tersebut tidak lepas dari campur
tangan Tuhan Yang Maha Penyelamat. Kuasa-Nya yang luar
biasa benar-benar membuktikan bahwasanya Dia-lah yang
patut kita agungkan. Tiada daya dan upaya manusia tanpa
seijin Allah Yang Maha Perkasa.
Seringkali Tuhan menyelamatkan hidup saya. Banyak
pengalaman dimana kuasa-Nya selalu menghampiri saya
setiap saat. Salah satunya dengan cara-Nya
menyelamatkan hidup saya ketika saya lulus Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini semakin membuktikan
khususnya kepada saya bahwa Tuhan Maha Pengasih dan
Penyayang.
Ketika saya telah menyelesaikan SMK jurusan
Pariwisata di Kota Surakarta. Saya mendaftarkan diri
untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) dengan melamar beasiswa Bidik Misi yang
didanai oleh pemerintah. Saya memilih program studi
(prodi) Hubungan Internasional di Universitas
Brawijaya, Malang sebagai pilihan pertama. Sedangkan
untuk pilihan prioritas kedua, saya memilih prodi
Manajemen di Universitas Diponegoro, Semarang.
Sementara itu, untuk menunggu hasil pengumuman
SNMPTN, saya melamar pekerjaan di sebuah perusahaan
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 8
Page 14
swasta di Kota Surakarta. Alhamdulillah, saya diterima
sebagai staff Administrasi di perusahaan tersebut. Hal
yang membuat saya senang untuk bekerja perusahaan
tersebut yaitu kami selalu melaksanakan ibadah pagi
(Salat Duha) bersama-sama. Rekan-rekan kerja disana
juga sangat baik, mereka selalu mengingatkan satu sama
lain ketika waktunya ibadah sudah datang. Saya sangat
beruntung, selain bisa diterima diposisi yang saya
inginkan, saya juga merasa lebih dekat dengan-Nya.
Ketika pengumuman SNMPTN, saya dinyatakan tidak
diterima dikedua universitas yang saya pilih. Tetapi,
semangat saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi tidak surut. Saya mendaftarkan diri kembali
dengan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN). Pilihan prioritas saya di Universitas
Udayana, Bali. Pilihan prioritas kedua saya memilih
Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Selanjutnya
Universitas Negeri Yogyakarta saya tempatkan sebagai
pilihan prioritas terakhir. Dengan percaya diri akan
kemampuan yang saya miliki, saya mengambil prodi
Manajemen.
Tiba pada saat pengumuman SBMPTN, saya dinyatakan
tidak diterima disemua universitas yang telah saya
pilih. Saya sempat frustasi dengan keadaan tersebut.
Tetapi, lagi-lagi semangat saya untuk dapat melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi tidak surut. Akhirnya
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 9
Page 15
saya mendaftarkan diri dalam ujian mandiri di
Universitas Negeri Semarang. Tetapi pada jadwal yang
ditentukan untuk ujian, saya tidak dapat menghadirinya
karena masalah pekerjaan kantor, dan juga kebetulan
pada waktu itu saya sedang ditempatkan di luar kota,
tepatnya di Pacitan, Jawa Timur.
Tidak langsung menyerah, saya kembali mencoba
mendaftarkan diri ke Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta dengan jurusan manajemen melalui jalur
beasiswa Bidik Misi. Hasil pengumuman menyatakan saya
tidak diterima. Akhirnya saya mendaftarkan diri saya di
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Yogyakarta
melalui jalur beasiswa BAKKIN (Beasiswa dari yayasan
LIA). Sebenarnya saya kurang minat dengan jurusan di
STBA LIA Yogyakarta tersebut. Sejak Sekolah Menengah
Pertama (SMP), saya selalu mendapatkan nilai buruk
untuk bahasa asing. Tetapi saya tetap mencoba
mendaftakan diri saya di STBA LIA Yogyakarta. Saya
berdoa kepada Yang Mahakuasa supaya perjuangan saya
selama ini untuk dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi tidak sia-sia. Bahkan saya
pernah bernazar jika saya diterima di STBA LIA
Yogyakarta, saya akan puasa selama 30 hari.
Tepat tiga bulan saya bekerja sebagai staff
administrasi, saya mendapat kabar mengejutkan dari STBA
LIA Yogyakarta, bahwa saya diterima di program studi
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 10
Page 16
DIII Bahasa Inggris. Saya benar-benar tidak menyangka
saya akan diterima disana, mengingat nilai-nilai saya
selama SMP dan SMK yang buruk di bahasa asing, justru
sekarang saya diterima di STBA LIA Yogyakarta dengan
beasiswa BAKKIN. Setelah saya renungkan betul-betul,
saya ingat bahwa saya ingin sekali dapat melanjutkan
pendidikan saya di luar negeri. Ternyata inilah, kado
istimewa yang Allah SWT berikan kepada saya. Kemudian
keesokan harinya, saya memutuskan untuk berhenti
bekerja sebagai staff administrasi dan menjalani hidup
yang baru sebagai mahasiswa.
Surat pengunduran diri saya diterima oleh wakil
manajer, tetapi saya diminta untuk bekerja hingga sore
hari untuk hari terakhir. Pada pukul 15.00 saya
meninggalkan kantor cabang Pacitan dimana tempat saya
bekerja untuk menuju rumah saya di Kota Surakarta. Tiga
jam kemudian saya sampai di rumah saya. Setelah salat
maghrib dan berkemas, saya melanjutkan perjalanan saya
menuju Yogyakarta dalam kondisi yang sangat melelahkan.
Pasalnya keesokan harinya saya harus mengikuti
Orientasi Mahasiswa Baru (Rimasba) di kampus STBA LIA
Yogyakarta, jadi saya tetap memutuskan berkendara
sendiri ke Yogyakarta pada hari itu juga. Dalam kondisi
ngantuk berat, saya nekat berkendara dari Kota Surakarta
menuju Yogyakarta. Akibatnya insiden kecelakaan terjadi
pada diri saya, beruntung hanya kecelakaan-kecelakaan
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 11
Page 17
kecil yang saya alami, sehingga saya masih dapat
mengikuti Rimasba keesokan harinya. Saya masih
bersyukur karena hanya kecelakaan kecil saja yang
menimpa saya.
Setahun kemudian, saya kembali mendaftarkan diri
di Universitas Sanata Dharma dengan jalur Bidik Misi.
Prioritas pertama saya di prodi Psikologi, kedua
Akuntansi, dan yang terakhir Pendidikan Sejarah. Saya
hampir tidak percaya dengan jawaban Tuhan yang
menyatakan saya diterima di prodi Pendidikan Sejarah.
Terkadang saya berpikir, begitu bodohkah diriku,
sehingga saya hanya layak masuk di prodi tersebut.
Sampai sekarangpun saya masih sering berpikir demikian,
tetapi bagaimanapun juga saya tetap yakin rencana Tuhan
adalah yang terbaik.
Hingga saat ini saya tetap masih melanjutkan
pendidikan saya di STBA LIA Yogyakarta dengan
menggantinya ke kelas malam. Bagaimanapun juga saya
memang harus bersyukur atas rahmatnya, saya sebagai
anak penjual angkringan dapat kuliah di dua perguruan
tinggi di Yogyakarta. Dari pengalaman saya tersebut,
saya sadar kenapa Tuhan tidak mengabulkan permohonan
saya untuk kuliah dengan jurusan Hubungan
Internasional, karena bila diteliti kembali seorang
mahasiswa Hubungan Internasional harus memiliki
kemampuan lebih dalam bidang bahasa, politik, dan
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 12
Page 18
hukum. Sedangkan kemampuan saya dalam berbahasa inggris
masih sangat kurang. Akhirnya Tuhan memberikan saya
jawaban yang tepat, yaitu STBA LIA Yogyakarta. Saya
masih berharap setelah lulus dari STBA LIA Yogyakarta
dan Universitas Sanata Dharma, saya dapat melanjutkan
pendidikan saya ke jenjang S2 di luar negeri. Ternyata
Tuhan juga tidak ingin besok saya mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi di luar negeri, kemudian Dia
menyelamatkan saya dengan memberikan saya STBA LIA
Yogyakarta sebagai jawaban atas doa saya. Karena itu,
saya yakin bahwa rencananya selalu luar biasa.
Demikian, disamping keselamatan-keselamatan yang saya
alami, Tuhan juga mengajarkan kesabaran kepada saya dan
menjadikan saya lebih tangguh.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 13
Page 19
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULANMemahami agama yang berbeda dengan kepercayaan
yang kita anut, selain memperkaya kita akan wawasan dan
pengetahuan dalam hal beragama, juga dapat
meminimalikan konflik yang terjadi karena perbedaan
yang ditimbulkan karena fanatisme. Pada dasarnya semua
agama mengajarkan kepada kebaikan, menghormati dan
menghargai sesama. Dengan memahami makna keselamatan
dalam perspektif agama-agama mampu membuat kita menutup
diri akan fanatisme yang ujungnya membawa malapetaka
serta jauh dari konsep keselamatan. Kegiatan wawancara
dengan tokoh agama ini selain sebagai ajang silaturahmi
juga sebagai momen untuk saling terbuka dan mengenal
satu sama lain.
B.SARANDalam melaksanakan proses wawancara, ada beberapa
tokoh agama yang meminta surat pengantar dari
universitas, meskipun tidak semua dari mereka
menanyakan persoalan ini. Tetapi akan lebih baik lagi
jika sebelum mahasiswa ditugaskan untuk mengadakan
wawancara, pihak kampus melalui dosen penanggung jawab
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 14
Page 20
atau koordinator memberikan surat pengantar, mengingat
bahwa kegiatan wawancara ini terkait dengan kampus
sebagai lembaga yang bertanggung jawab pertama kalinya.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 15
Page 21
C.HARAPANPenulis berharap semoga kegiatan semacam ini
selalu diadakan bagi mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Pendidikan Agama, mengingat manfaat dan reaksi
positif yang berguna utamanya bagi mahasiswa sendiri.
Dengan kegiatan ini mahasiswa setidaknya menjadi lebih
dekat dengan tokoh agama yang berbeda dengan
kepercayaan mahasiswa, sehingga dapat menjadi ajang
silaturahmi antar umat beragama dan mempererat
persaudaraan. Melalui kegiatan semacam ini, mahasiswa
dapat memahami makna keselamatan dalam perspektif
agama-agama dengan baik dan benar, sehingga diharapkan
tidak berpaham fanatisme.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 16
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Deuterokanonika
Raharjo, Budi dkk. 2014. Makna Keselamatan Dalam Perspektif
Agama-agama. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata
Dharma.
Makna Keselamatan Dalam Perspektif Agama Katolik 17