Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut kita untuk selalu peka terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing dengan negara lain dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang profesional dan siap pakai. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas terutama terjadi di jenjang pendidikan universitas. Universitas menjadi tempat bagi para calon tenaga kerja untuk mendapatkan ilmu sebanyak – banyaknya sebelum dapat terjun ke dunia industri. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, hendaknya memiliki kemampuan untuk dapat mengaplikasikan teori – teori yang telah kami dapatkan di bangku kuliah pada dunia industri. Sebagai mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja, pengenalan kondisi lingkungan kerja merupakan hal penting agar ilmu teoritis yang di dapatkan pada saat mengikuti perkuliahan dapat diaplikasikasikan dan disinkronisasi dengan keadaan di lapangan. Untuk mencapai tujuan mampu mengaplikasikan teori di dalam dunia industri yang sebenarnya, maka mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia diharuskan untuk mengikuti mata kuliah kerja praktik sebagai salah satu syarat dalam meraih 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut kita untuk
selalu peka terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, Indonesia harus
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing dengan negara lain
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia yang berkualitas
adalah tenaga kerja yang profesional dan siap pakai. Pembentukan sumber daya manusia
yang berkualitas terutama terjadi di jenjang pendidikan universitas. Universitas menjadi
tempat bagi para calon tenaga kerja untuk mendapatkan ilmu sebanyak – banyaknya sebelum
dapat terjun ke dunia industri. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, hendaknya memiliki
kemampuan untuk dapat mengaplikasikan teori – teori yang telah kami dapatkan di bangku
kuliah pada dunia industri.
Sebagai mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja, pengenalan kondisi lingkungan
kerja merupakan hal penting agar ilmu teoritis yang di dapatkan pada saat mengikuti
perkuliahan dapat diaplikasikasikan dan disinkronisasi dengan keadaan di lapangan. Untuk
mencapai tujuan mampu mengaplikasikan teori di dalam dunia industri yang sebenarnya,
maka mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia diharuskan untuk mengikuti mata
kuliah kerja praktik sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana. Melalui kerja
praktik, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman kerja secara langsung, mengenal
lingkungan pekerjaan, serta mampu menerapkan ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan
di lapangan.
Pada kesempatan kali ini , penulis melakukan kerja praktik di PT. Badak NGL, khususnya
di Machinery and Heavy Equipment Section, Maintenance department. Latar belakang
penulis memilih PT. Badak NGL sebagai tempat kerja praktik adalah karena PT. Badak NGL
merupakan perusahaan pencairan gas alam bertaraf internasional serta penghasil LNG dan
LPG terbesar di dunia. Selain itu, kerja praktik ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis
untuk menerapkan ilmu metalurgi dan material di bidang inspeksi PT. Badak NGL.
PT. Badak NGL dinilai memiliki suatu sistem dan teknologi handal, yang sangat baik
untuk dijadikan objek pembelajaran. Dengan kelengkapan instrumen yang beroperasi di PT.
Badak NGL, mahasiswa tentunya akan memiliki kesempatan untuk lebih mengerti sistem-
1
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
sistem yang beroperasi secara real dengan memahami dan mengamati instrumen yang ada
secara langsung.Dalam sistem produksinya, perusahaan ini menggunakan alat-alat modern
dan handal. Setiap proses yang ada di PT. Badak NGL dikontrol dan dijaga sedemikian rupa,
sehingga diperoleh produk (LNG dan LPG) yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan
permintaan pasar. Gas alam merupakan kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai produk, salah satunya diolah menjadi gas alam cair (Liquified Natural Gas)
yang merupakan bahan bakar fosil terbersih. Pada tahun 2013, potensi gas alam di Indonesia
mencapai 104 tcf (trillyun cubic feet) (Bloomberg,2013) sehingga sangat potensial untuk
diolah demi kepentingan negara.
Untuk menjadi LNG, gas alam harus melalui berbagai proses, dengan proses utamanya
adalah pendinginan. PT. Badak NGL mempunyai delapan train dengan dua train yang sedang
mengalami idle time. Train ini berfungsi menjalani lima proses utama untuk menghasilkan
gas alam cair. Proses tersebut adalah penghilangan CO2, dehidrasi dan penghilangan merkuri,
fraksionasi gas alam, penyediaan sistem refrigerasi, dan pencairan metana menjadi LNG
1.2. Kegiatan Kerja Praktik
1.2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanan
Pelaksaan kerja praktik dilaksanakan selama 7 minggu mulai tanggal 1 Juli 2014 sampai
20 Aguatus 2014 di Machinery and Heavy Equipment Section, Maintenance department, PT.
Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktik
Secara umum, tujuan kerja praktik kali ini adalah :
1. Dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah pada keadaan sebenarnya d i
dunia industri.
2. Memenuhi syarat kelulusan di Departemen Teknik Mesin FTUI
3. Mempelajari dan memahami proses pembuatan LNG dan LPG di PT. Badak NGL.
4. Menambah wawasan dan pemahaman tentang dunia industri, khususnya industri m
inyak dan gas.
5. Meningkatkan hubungan baikk antara Departemen Teknik Mesin FTUI dengan PT
Badak NGL.
Sedangkan, tujuan kerja praktik secara khusus adalah:
2
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
1. Memahami aplikasi ilmu metalurgi dan material dalam kegiatan inspeksi di Machinery
and Heavy Equipment Section, Maintenance department PT. Badak NGL.
2. Mengenal permasalahan dan solusi praktis pada alat-alat mekanikal dalam industri
LNG
3. Meningkatkan kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan (decision
making) dalam permasalahan aktual di industri, khususnya di PT. Badak NGL
1.2.3. Ruang Lingkup Kerja Praktik
Ruang lingkup kerja praktik di PT. Badak NGL Bontang, meliputi kegiatan :
1. Orientasi secara umum mengenai section yang ada pada Maintenance Department di
PT. Badak NGL Bontang
2. Oriantasi lapangan dengan pengambilan data tugas khusus
1.3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini secara umum terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian I mengenai tugas umum dan bagian II mengenai tugas khusus, sedangkan
sistematika laporan bagian I adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan kerja praktik, waktu dan tempat
pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup, serta sistematika penulisan
laporan
BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisi penjelasan mengenai gas alam dan perkembangan LNG di
Indonesia
BAB III : Tinjauan Umum Perusahaan
Berisi sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan , dan pola
bisnis PT. Badak NGL, serta struktur organisasinya
BAB IV : Sistem Proses
Berisi mengenai penjelasan proses pencairan gas alam di PT. Badak
NGL mulai dari proses pencairan gas hingga storage and loading LNG
dan LPG.
3
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
BAB II
GAS ALAM
2.1. Gas Alam
Gas alam atau yang biasa disebut gas bumi merupakan campuran dari sejumlah senyawa
hidrokarbon yang terbentuk dari fosil-fosil organik yang tertimbun di lapisan kulit bumi
selama jutaan tahun. Proses pembentukannya terjadi secara alami dengan rentang waktu yang
cukup panjang. Pada awalnya gas alam yang seringkali ditemukan bersama minyak bumi
disebut associated gas, dibakar begitu saja karena dianggap tidak berharga, bahkan dinilai
sebagai pengotor (impurities) pada indurstri pengolahan minyak bumi. Gas alam juga
ditemukan dalam bentuk ladang gas bumi yang terpisah dari minyak bumi yang disebut non-
associated gas. Komponen utama penyusun gas alam adalah CH4 (metana). Selain metana,
gas alam juga mengandung berbagai senyawa seperti C2, C3, C4, kondensat (hidrokarbon berat
seperti C5+), CO2, H2S, merkuri, air, dan lainnya.
Gas alam juga merupakan salah satu sumber daya terpenting di bumi. Gas alam dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, transportasi dan gas kota, maupun
dalam berbagai prosesn industri petrokimia (pupuk, olefin, dan aromatik). Keuntungan
memakai gas alam sebagai bahan bakar adalah gas alam merupakan bahan bakar yang bersih,
dan relatif murah dibandingkan minyak bumi yang harganya semakin melambung.
Hambatan terbesar dalam pengadaan gas alam adalah distribusi kepada pembeli. Hal ini
dikarenakan letak ladang gas yang sangat jauh dari pembeli, sehingga dibutuhkan pengecilan
volume spesifik dari gas alam untuk kemudian dapat dikapalkan ke berbagai tempat.
Volume gas dapat dikecilkan hingga 600 kali dengan cara merubah fasa gas alam menjadi
cair. Hal ini dapat dicapai dengan mendinginkan gas hingga temperatur cryogenic
(temperatur dibawah -100o F) menjadi LNG (Liquified Natural Gas) ataupun dengan
meningkatkan tekanan sehingga menjadi LPG (Liqufied Petroleum Gas). LNG dan LPG ini
kemudian dapat dikapalkan hingga ke tempat pembeli.
2.2. Perkembangan LNG Indonesia
4
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
Perkembangan LNG di Indonesia bermula dari ditemukannya cadangan gas bumi berskala
besar pada awal tahun 1970-an ketika ditemukan cadangan gas alam dalam skala besar di dua
lokasi berjauhan, yaitu Lapangan Gas Arun pada akhir 1971 di Daerah Istimewa Aceh oleh
Mobil Oil Indonesia dan Lapangan Gas Badak pada Februari 1972 oleh Roy M. Hufflington
(Huffco) di Provinsi Kalimantan Timur. Penemuan dua ladang gas ini merangsang kegiatan
eksplorasi ladang gas di seluruh Indonesia yang mengakibatkan ditemukannya ladang-ladang
gas baru. Cadangan baru ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang dapat dilihat pada
tabel dan gambar dibawah ini
No Tempat Cadangan (TCF)
1 Arun 16,3
2 Riau 18
3 Jambi 0,9
4 Sumatra Selatan 6,8
5 Natuna 46,6
6 Laut Jawa bagian barat 7,8
5
Gambar 2.1 Cadangan gas alam Indonesia (sumber : dirjen migas)
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
7 Jawa Timur 5,6
8 Bontang 51,8
9 Donggi 5,25
10 Sulawesi Selatan 0,8
11 Tangguh 18,3
Tabel 2.1 Potensi Gas Alam Indonesia
Sementara itu, Mobil Oil Indonesia dan Huffco kemudian bekerja berdasarkan kontrak
hasil bagi produksi dengan perusahaan minyak negara Pertamina serta menyetujui untuk
mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam cair dalam jumlah besar. Hal
ini merupakan suatu revolusi baru dalam sejarah bisnis LNG di Indonesia dimana ketiga
perusahaan yang bersangkutan belum memiliki pengalaman dalam penanganan LNG, bahkan
bisnis LNG belum pernah dikenal sebelumnya. Pada saat itu terdapat hanya 4 pabrik LNG di
dunia yang baru beroperasi selama 3-4 tahun sehingga pada mulanya, proyek ambisius ini
dipandang dengan sebelah mataoleh calon konsumen LNG. Namun, Pertamina tetap bekerja
keras bersama dua rekanannya selama berbulan-bulan untuk menawarkan proyek tersebut ke
calon pembeli LNG, calon pemodal dan calon rekanan lain ke seluruh dunia. Akhirnya, usaha
tersebut membuahkan hasil pada 5 Desember 1973, yaitu dibuatnya persetujuan kontrak
dengan lima pembeli dari Jepang, yaitu The Chubu Electric Co., The Kansai Electric Power
Co., Kyushu Electric Power CO., Nippon Steel Corp. dan Osaka Gas LTD. Kontrak kerja
tersebut dikenal dengan “Kontrak 1973” yang mengandung komitmen para pembeli untuk
mengimpor LNG dari Indonesia selama 20 tahun yang diproduksi dan dipasok oleh kilang
LNG Badak.
Sementara itu, Pertamina menyetujui untuk mulai pemasokan LNG pada pertengahan
1977 dari dua kilang LNG yang akan dibangun dalam waktu 42 bulan. Ini merupakan suatu
tantangan besar dimana seiring dengan rencana pembangunan kilang LNG, direncanakan
pula untuk membangun armada tanker untuk transportasi dan beberapa terminal penerima
(recipient, termasuk mengatur jadwal dukungan keuangan. Namun demikian, proyek ini
melibatkan sejumlah perusahaan, bank, lembaga keuangan dan pemerintah dari tiga negara,
yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Setiap negara mempunyai satu tujuanm yaitu
mengirim LNG dari Indonesia ke Jepang sehinggs kerjasama antara semua pihak merupakan
dasar dari kesuksesan proyek ini. PT. Badak NGL yeng telah berjalan selama lebih dari 30
6
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
tahun dalam sejarah LNG Indonesia membuktikan bahwa satu visi, yaitu kerja sama jangka
panjang antara banyak pihak merupakan aspek mendasar untuk mencapai suatu kesuksesan.
PT. Badak NGL didirkan pada 26 November 1974, yang merupakan suatu perusahaan
nirlaba oleh Pertamina, Vico dan Jilco sebagai pemegang saham. Perusahaan ini diberi
kepercayaan untuk melaksakan operasi dan pemeliharaan kilang LNG Badak. Dalam
perjanjian kerja sama disebutkan bahwa PT. Badak NGL tidak akan memperoleh keuntungan
dari usaha ini, dan hanya berperan sebagai salah satu jaringan di tengah rantai bisnis LNG.
Dengan demikian PT. Badak NGL merupakan operating organization yang bersifat non-
profit.
2.3. Teknologi LNG
Teknologi LNG pada dasarnya adalah proses perubahan gas alam dalam fase gas ke fase
cair atau lebih dikenal dengan liquified natural gas (gas alam yang dicairkan). Melalui
perubahan fase tersebut, volumenya mengecil hingga 1/600 kalinya dari volume asal,
sehingga mempermudah penyimpanan dan transportasinya. Teknologi ini dapat memperluas
jangkauan pemasaran gas alam karena mampu mengatasi ketebatasan jarak transportasi
dengan menggunakan sistemperpipaan,
Proses pencairan gas alam dilakukan pada suhu sekitar -156OC pada tekanan atmosfer.
Proses tersebut memanfaatkan teknologi kriogenik sebagai dasar prosesnya. Pada suhu
tersebut, terdapat permasalahan teknik karena tidak semua material tahan terhadap suhu
tersebut. oleh karena itu, semua peralatan yang mengalami kontak langsung dengan proses
pencairan LNG dibuat dari nikel atau alumunium yang dapat bertahan pada suhu tersebut.
Pada prinsipnya pencairan gas alam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
didinginkan pada tekanan tetap atau dilakukan penurunan tekakanan pada suhu tetap atau
kombinasi dari keduanya. Pencairan gas alam pada tekanan sangat rendah tidakmungkin
dilakukan karena kondensasi hidrokarbon pada tekanan rendah sangat tidak memungkinkan.
Pada proses pembuatan LNG umumnya digunakan dengan menurunkan temperatur pada
tekanan tetap. Hal ini dikarenakan pada umumnya pembuatan LNG dilakukan pada skala
besar, sehingga penggunaan kontainer bertekanan tinggi sangat mahal dan berisiko. Proses
pendinginan atau penurunan temperatur dalam pembuatan LNG memanfaatkan siklus
refrigerasi.
Teknologi krionegenik ini sebenarnya sudah lama dikenalkan oleh para ahli dari Perancis
pada tahun 1877 dalam skala laboratorium. Namun, teknologi ini baru digunakan beberapa
7
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
dekade berikutnya karena alasan kelayakan ekonomi. Teknologi ini pertama kali digunakan
oleh perusahaan di Ohio, Amerika Serikat pada 1940 untuk menyimpan gas alam apabila
permintaan gas alam menurun.
Pendukung lain berkembangnya teknologi ini adalah kepedulian manusia terhadap
lingkungan hidup. Gas alam merupakan sumber energi paling bersih apabila dibandingan
dengan sumber energi lainnya untuk menghasilkan nilai kalor yang sama.
2.4. Produk Perusahaan
Produk utama yang dihasilkan PT. Badak NGL adalah liquified natural gas (LNG) dengan
kapasitas desain produksi mencapai 22,1 MPTA (million tonnes per annum). Saat ini
produksi LNG pertahunnya hanya sekitar 17 ton karena keterbatasan pasokan gas alam. Hal
ini menyebabkan hanya 6 train saja yang beroperasi (train C,D,E,F,G,H). Pada tabel
ditampilkan spesifikasi LNG:
Sifat Fisik
Wujud : Cair
Temperatur : -158oC
Tekanan : 0,07 kg/cm2kg
Warna : Tidak berwarna
Bau : Hidrokarbon
Massa Jenis : Rata-rata 453
kg/cm3
Nilai Kalor
(HHV)
: 1100-1165
Btu/SCF
Tabel 2.2 Sifat Fisik LNG
Tabel 2.3 Komposisi LNG
Komposisi
8
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
C1H4 : Minimal 90%
C2H6 : Maksimal 5%
C3 : Maksimal 3,5%
C4 : Maksimal 1,5%
C5 : Maksimal 0,05%
N2 : Maksimal 0,02%
Hg : 0 ppb
H2S : Maksimal 0,25
gram/100SCF
Total
Belerang
: 1,3 gram/SCF
Total : 100%
Produk samping dai LNG adalah LPG (liquified petroleum gas) dengan kapasitas desain
produksi 1 MPTA. Prosuk LPG dibagi menjadi dua, yaitu propana dan butana. Berikut adalah
tabel tentang spesifikasi LPG
Sifat Fisik Propana Butana
Wujud Cair
Tekanan Uap 200 psig 70 psig
C2 - Maksimal 2%
C3 - Maksimal 96%
C4 Maksimal 95% Maksimal 2,5%
C5 Maksimal 1% -
Sulfur 30 ppm
Residu Maksimal 60 ppm pada 38oC
Maksimal 10 ppm pada 105oC
Tabel 2.4 Spesifikasi LPG
9
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Gambaran Umum dan Profil Perusahaan
PT. Badak NGL merupakan perusahaan untuk mengelola, memelihara, serta
mengoperasikan kilang LNG dan LPG Bontang yang mulai didirikan pada tahun 1974 sampai
tahun 1990. Perusahaan ini merupakan Joint Venture atau gabungan dari beberapa
perusahaan. Pada awal didirikannya, kepemilikan saham di PT. Badak NGL adalah :
1. Pertamina (Pemilik Aset) sebesar 55%2. HUFFCO (Produsen Gas) sebesar 30%3. JILCO (Japan Indonesian LNG Company) yang mewakili pembeli dari Jepang,
sebesar 15%
Saat ini PT. Badak NGL masih merupakan perusahaan Joint Venture yang kepemilikan
sahamnya sebagai berikut :
10
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
1. Pertamina sebesar 55%2. VICO sebesar 20%3. JILCO sebesar 15%4. TOTAL sebesar 10%
Gambar 3.1 Pembagian Saham PT. Badak NGL
Kepimilikan saham terbesar PT. Badak NGL dimiliki oleh Pertamina, sehingga Pertamina
mempunyai kuasa terbesar dalam pengambilan keputusan dan menentukan arah kebijakan
perusahaan. Hal ini menjamin teraksananya UUD 1945 pasal 33 ayat 3 tentang sumberdaya
alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. PT. Badak NGL
adalah perusahaan yang bersifat tidak mencari untung (non-profit). Tugas pokok PT. Badak
NGL yang mempunyai filosofi safety-reliability-eficiency (aman-handal-efisien) ialah
mengelola, memelihara dan mengoperasikan kilang LNG Bontang, sedangkan seluruh
kekayaan/aset LNG Badak merupakan hak milik Pertamina.
Berikut adalah profil PT. Badak NGL yang disusun berdasarkan sejarah dan
perkembangan perusahaan
Nama : PT. Badak Natural Gas Liquefaction
Alamat : Bontang, Kalimantan Timur
Produk : Liquefaction Natural Gas (LNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG)
Visi : Sebagai penghasil LNG terbaik di dunia dan berkontribusi secara langsung
dalam pemenuhan kebutuhan energi yang bersih untuk memperbaiki kualitas
kehidupan
Misi : 1. Memproduksi LNG secara aman, handal, efisien dan ramah lingkungan
2. Mengutamakan SDM secara maksimal
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, serta
4. Memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
11
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
Motto : Selalu yang terbaik
Prinsip : 1. Berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan
menerapkan process safety management
2. Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapat dan sertifikasi EMS ISO 14001
3. Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui penerapan quality management system dan mempertahankan sertifikat ISO 9001-2000
4. Professional excellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan kompetensi
5. Mengelola bisnis dengan menerapkan “best industrial practices” dan “good corporate governance”
3.2. Struktur Organisasi
PT. Badak NGL dipimpin oleh seorang President Director yang berkedudukan di Jakarta,
sedangkan untuk pelaksana kegiatan opeasi kilang LNG/LPG dipegang oleh
Director/General Manager yang berkedudukan di Bontang, Kalimantan Timur. Struktur
organisasi di PT. Badak NGL digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut :
12
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
Director/General Manager membawahi dua divisi, yaitu Production Division dan
Bussiness Support Division serta lima departemen sebagai berikut :
1. Accounting Operation and Control Department2. Internal Audit Department3. Safety and Health Environment Quality Department4. Corporate Strategic Planning and Bussiness Development Department5. Corporate Secretary Department
Masing-masing divisi dan departemen yang disebutkan diatas memiliki pembagian
menjadi departemen dan seksi yang akan dijelaskan lebih lanjut.
13
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
3.2.1.Divisi Produksi (Production Division)
Director CEO yang bertindak sebagai Plant Coordinator membawahi beberapa divisi
yang berada di PT. Badak NGL. Salah satu divisi penting yang berada di PT. Badak LNG
adalah Divisi Produksi. Divisi ini bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi sesuai
dengan rencana pimpinan perusahaan. Gambar 3.3 berikut merupakan bagan pembagian
Divisi Produksi PT. Badak NGL
Gambar 3.3 Bagan Divisi Produksi
3.2.1.1.Operation Department
Merupakan departemen yang bertanggung jawab langsung untuk proses pengolahan gas
alam menjadi LNG dan kemudian mendistribusikannya. Departemen ini terdiri dari tiga seksi
yang masing-masing dikepalai oleh seorang manager dan satu deputy manager yang
membawahi empat seksi yaitu :
1. Process Train ABCD Section
Bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus proses train
ABCD. Didalamnya termasuk fasilitas penghilangan CO2, H2O, serta Hg yang mungkin ada,
unit fraksinasi, dan sistem refrijerasi. Setiap dua train akan memiliki satu orang shift
supervisor dan setiap shift supervisor akan mengepalai dua orang senior officer yang
masing-masing mengoperasikan satu train. Setiap train akan dioperasikan oleh satu orang
senior officer dan 2-3 orang field operator. Pada saat train yang shut-down, maka train yang
shut-down akan diawasi oleh satu orang shift supervisor, sedangkan shift supervisor lain
akan mengawasi tiga train yang beroperasi
14
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
2. Process Train EFGH Section
Bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus proses train
EFGH. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsungan penyediaan LNG
yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli
3. Fire and Safety
Bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah PT. Badak NGL dan juga
bertanggung jawab apabila terjadi kebakaran di PT. Badak NGL
4. Utilities I Section
Bertanggung jawab atas semua hal yang mendukung proses di train ABDC seperti
pembangkit listrik, pengadaan udara bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan udara
bertekanan, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran
5. Utilities II Section
Tugas seksi ini sama dengan Utilities I Section, hanya saja seksi ini bertanggung jawab
untuk train EFGH
6. Storage and Loading Section
Bertanggung jawab atas penerimaan feed gas, fasilitan penyimpanan LNG/LPG, Nitrogen
Plant, dermaga pengapalan dan pemuatan LNG ke kapal
7. Marine Section
Bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan mooring boat serta rambu-
rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan
3.2.1.2. Maintenance Department
Departemen perawatan (Maintenance Department) bertanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanan atas pemeliharaan peralatan dan bangunan yang terhubung dengan sumur gas.
Terdapat 6 seksi dalam Maintenance Department, dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini
Gambar 3.4 Pembagian Maintenance Department
15
Maintenance Department
Stasionary Equipment & Construction
Section
Machinery and Heavy Equipment
Section
Warehouse & Supply Chain
Section
Instrumen Section
Maintenance Planning & Turn Around Section
Electrical Section
Reliability Section
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
Dari gambar diatas dilihat bahwa Maintenance Department terdiri dari 7 section, yaitu :
1. Stasionary Equipment & Construction Section
Adapun tanggung jawab dari section ini adalah :
a. Pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan statis seperti bejana bertekanan, pipa, heat exhanger, dan lain-lain
b. Melaksanakan preventif maintenance untuk alat statis c. Pekerjaan non-listrik, non-instrumen, non-mobile, dan non-rotating seperti pagar dan
shelterd. Perbaikan dan perawatan daerah off-plot
2. Machinery and Heavy Equipment Section
Tanggung jawab dari Machinery and Heavy Equipment Section adalah merawat dan
memperbaiki rotating machine dan mobile yang terdapat pada Plant dan non-plant, yaitu :
a. Machine and Welding Shop Sub-Section
Bertanggung jawab untuk melakukan pengerjaan mesin yang berhubungan dengan
reparasi dan modifikasi dari peralatan
b. Field Rotating Equipment Sub-Section
Bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki semua peralatan berputar yang
ada di kilang agar tetap handal, efisien, dan aman
c. Machinery Reliability and Preventive Maintenance Sub-Section
Bertanggung jawab melakukan Preventive Maintenance dan Predictive Maintenance
pada seluruh rotating equipment yang ada di seluruh kilang
3. Warehouse & Supply Chain Section
Bertanggung jawab memelihara sejumlah material dan part yang digunakan untuk
operasional kilang. Tugas umum Warehouse & Supply Chain Section ialah :
a. Menyediakan chemical untuk keperluan process dan fuel untuk kendaraan operasional b. Menyimpan spare part untuk seluruh peralatan yang ada di kilangc. Menjaga nilai inventory pada level tertentu yang dianggap efisien d. Menerima dan memeriksa kuantitas dan kualitas material yang dibelie. Memproses PR pembelian material untuk keperluan shut down dan overhaul project
4. Instrumen Section
Dibagi menjadi beberapa sub-section, yaitu :
a. Instrument Shop
16
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
Bertanggung jawab memperbaiki dan memelihara seluruh peralatan instrument yang ada
di plant, rumah sakit, dan lain-lain. Dalam menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara
lain Electronic Shop, General, dan Analyzer
b. Train and Preventive Maintenance Sub-Section
Bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharaan peralatan instrument di plant,
dan melakukan preventive maintenance untuk menjaga kualitas alat
c. Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section
Bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh peralatan instrument yang ada di
daerah Utilities, Storage/Loading, dan Off-Plot.
d. DCS and PLC Group
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed Control System) dan PLC
(Programmable Logic Controller)
5. Maintenance Planning & Turn Around Section
Tanggung jawab dari MPTA yaitu :
a. Planning/programming b. Coordinatingc. Servicingd. Controlling
6. Electrical Section
Tanggung jawab Electrical Section adalah memperbaiki, memelihara, serta memasang
suku cadang apabila ada kerusakan yang terjadi pada instalasi komponen elektrik di pabrik.
Seksi ini dibagi mejadi 4 bagian, yaitu :
a. Trains and Utilities
Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik yang dipakai
pada sistem pembangkit tenaga listrik dan distribusi serta perlengkapan di PT. Badak NGL,
baik yang digunakan di plant maupin di community dan bertanggung jawab terhadap
kelancaran operasi alat-alat listrik yang digunakan di semua unit train
b. Off-Plot, Plant, Support Facilities, and Feeder
Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik pada bagian
off-plot, plant support facilities dan feeder. Alat-alat yng dipelihara diantaranya :
a. Cooling Water Pump Unit
17
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment – Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan TimurAnggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
b. Storage/Loading LPG and LNG Unit (Loading & Circulation Pumps, BOG Compressors)
c. Hypochlorinator
c. Plant Support Facilities and Feederer
Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan fasilitas-fasilitas peralatan listrik dan feeder
yang ada di plant
d. Preventive Maintenance, Air Conditioning and Shop
Memonitor kelayakan alat-alat listrik yang dipakai di plan. Tanggung jawab utama sub-
seksi ini adalah kalibrasi (kalibrasi relay-relay, alat ukur, breaker, dan lainnya), Air
Conditioner Preventive Maintenance, serta Rewinding (perbaikan motos-motor dengan
kapasitas 200 HP kebawah)
7. Reliability Section
Seksi ini bertanggung jawab terhadap keandalan dari setiap train pemrosesan LNG
beserta utilitas pendukungnya
Adapun tugas atau pekerjaan Maintenance Department meliputi :
1. Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, ataupun tahunan
2. Pembersihan alat-alat, untuk mencegaah akibat buruk dari kotoran 3. Pengkalibrasian alat-alat4. Perbaikan alat-alat 5. Penggantian alat-alat yang rusak atau perbaikan alat yang rusak sehingga dapat
dipakai kembali
Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Corrective Maintenance
Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan pada peralatan
tersebut
2. Preventive Maintenance (PM)
Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik atas dasar