LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 LUKA BAKAR YANG DISERTAI TRAUMA INHALASI BLOK XX Tutor: dr. HANINA Dewi Paramita G1A108068 Reisa Maulidya G1A109105 Debbi Triyuni Desi G1A107052 Sulin Ziyati G1A109007 Yoshanda Krisna P. G1A109048 Arindia Wulandari G1A109019 Wely Wahyura G1A109032 M. Septian Saad G1A109053 Anita Rahayu Wijayanti G1A109009 Citra Utami Viollety G1A109010 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2012/2013
28
Embed
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7 · PDF fileApa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini? ... berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna ... No. Hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 7
LUKA BAKAR YANG DISERTAI TRAUMA INHALASI
BLOK XX
Tutor: dr. HANINA
Dewi Paramita G1A108068
Reisa Maulidya G1A109105
Debbi Triyuni Desi G1A107052
Sulin Ziyati G1A109007
Yoshanda Krisna P. G1A109048
Arindia Wulandari G1A109019
Wely Wahyura G1A109032
M. Septian Saad G1A109053
Anita Rahayu Wijayanti G1A109009
Citra Utami Viollety G1A109010
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
2012/2013
2
SKENARIO
Seorang pria, Tn. R 33 th, dibawa ke UGD karena luka bakar disebabkan oleh kompor yang
meledak 2 jam yang lalu. Tn. R sadar namun tampak sangat sesak dan mengeluh kesakitan
dengan suara yang serak dan kalimat yang pendek-pendek. Sebagai dokter magang di UGD,
Anda meminta perawat menggunting pakaian Tn. R dan melihat bahwa terdapat eritema pada
wajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri Tn. R. Pada eritema tersebut
terdapat beberapa bula, beberapa bula sudah pecah dan berair. Alis Tn. R juga tampak
terbakar. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, N 98 x/menit, RR 32 x/menit, T 37,7 0C.
Dokter jaga senior di UGD mempersilakan Anda untuk menangani pasien ini. Dia
mengarahkan Anda untuk melakukan primary survey dengan memperingatkan Anda untuk
menangani masalah airway dan breathing yang terjadi pada pasien. Anda juga diminta
mencari tanda-tanda trauma inhalasi pada pasien dan menangani luas luka berdasarkan Rule
of Nines. Bagaimana Anda menangani pasien ini?
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Luka bakar : Kerusakan jaringan tubuh oleh api baik secara langsung atau tidak
langsung, pajanan sinar matahari, listrik dan bahan kimia.1
2. Eritema : Kelaianan kulit yang berupa bercak-bercak kemerahan.2,5
3. Bula : Lesi menonjol melingkar dengan ukuran lebih dari 0,5 cm dan berisi
cairan serosa di atas dermis.2,6
4. Primary survey : Tindakan awal yang dilakukan dalam keadaan gawat darurat.8
5. Trauma inhalasi : Trauma luka bakar yang mengenai mukosa saluran nafas.1
6. Rule of Nines : Cara penilaian luas luka bakar pada permukaan tubuh pada orang
dewasa.8
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Luka bakar
a. Apa saja penyebab dari luka bakar?
b. Apa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini?
c. Bagaimana cara menentukan luas luka bakar Tn. R berdasarkan Rule of Nines?
d. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien luka bakar?
e. Apakah Tn. R perlu dirawat inap dan apa indikasinya?
f. Apa saja komplikasi dari luka bakar?
3
g. Bagaimana patofisiologi timbulnya eritema dan bula pada luka bakar dan
komplikasinya?
2. Primary survey
a. Bagaimana primary survey dan pengelolaannya pada pasien luka bakar?
b. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada Tn. R?
3. Trauma inhalasi
a. Apa saja tanda-tanda trauma inhalasi?
b. Apa penyebab terjadinya trauma inhalasi?
c. Bagaimana klasifikasi trauma inhalasi?
d. Bagaimana patofisiologi timbulnya sesak, kesakitan, suara serak, dan kalimat
pendek-pendek pada trauma inhalasi?
e. Apa saja komplikasi dari trauma inhalasi?
f. Bagaimana tatalaksana terhadap pasien luka bakar yang disertai trauma inhalasi?
g. Bagaimana prognosis luka bakar disertai trauma inhalasi?
ANALISIS MASALAH
1. Apa saja penyebab dari luka bakar?8,9
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi:
Luka Bakar Termal
Luka Bakar Kimia
Luka Bakar Elektrik
Luka Bakar Radiasi
2. Apa saja derajat luka bakar dan berapa derajat luka bakar pada skenario ini?8
Tn. R mengalami derajat luka bakar derajat II. Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka
bakar tergantung pada derajat panas sumber penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh
penderita.
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hiperemik berupa
eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
b. Luka bakar derajat II
4
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.
Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.
Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan
dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatrik.
Derajat II dalam / deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan
epitel tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan
disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari
satu bulan.
c. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai
mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan,
tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar
berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi
protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa
nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi
lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.
3. Bagaimana cara menentukan luas luka bakar Tn. R berdasarkan Rule of Nines?10
Kepala dan leher : 9 %
Lengan kanan : 9 %
Lengan kiri : 9 %
Badan depan : 18 %
Punggung : 18 %
Tungkai kanan : 18 %
Tungkai kiri : 18 %
Perineum : 1 %
5
Berdasarkan data di atas, luas luka bakar pada Tn. R adalah ± 31,5 %, yang terdiri dari
wajah, leher, dada, perut, dan hampir seluruh lengan kiri.
4. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien luka bakar?8
a. Hitung darah lengkap: peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.
b. Elektrolit serum: kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan
penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.
c. Alkalin fosfat: peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan
interstitiil/ganguan pompa natrium.
d. Urine: adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan
dalam dan kehilangan protein.
e. Foto rontgen dada: untuk memastikan cedera inhalasi
f. Scan paru: untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
g. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.
h. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
i. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
j. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
k. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan
l. Fotografi luka bakar: memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
selanjutnya.
5. Apakah Tn. R perlu dirawat inap dan apa indikasinya?8
Tn. R perlu dilakukan rawat inap karena memenuhi kriteria atau indikasi untuk dirawat
inap. Adapun indikasinya adalah sebagai berikut:
Dewasa: luka bakar lebih dari 15 % (derajat II)
Anak-anak: luka bakar lebih dari 10 % (derajat II)
Luka bakar derajat III dan lebih dari 2 %
Luka bakar yang mengenai daerah yang penting, yaitu:
Muka dan leher
Genitalia
Ekstremitas
6
6. Bagaimana patofisiologi timbulnya eritema dan bula pada luka bakar dan
komplikasinya?7,8
7. Apa saja komplikasi dari luka bakar?8,9
Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau
kematian
7
Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga
timbul cerebrovascular accident, infark miokardium, atau emboli paru
Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi
kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta sindrom
distress pernafasan pada orang dewasa.
Gangguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung
Syok luka bakar dapat secara irreversible merusak ginjal sehingga timbul gagal
ginjal dalam 1 atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. Dapat terjadi gagal ginjal
akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis (obstruksi mioglobin pada tubulus ginjal
akibat nekrosis otot yang luas)
Penurunan aliran darah ke saluran cerna dapat menyebabkan hipoksia sel-sel
penghasil mukus sehingga terjadi ulkus peptikum
Dapat terjadi koagulasi intravaskular diseminata (DIC) karena destruksi jaringan
yang luas
Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma psikologis dapat
menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh diri. Gejala-
gejala psikologis dapat timgul setiap saat setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat
datang dan pergi berulang-ulang kapan saja seumur hidup.
8. Bagaimana primary survey dan pengelolaannya pada pasien luka bakar?8
a. Pembebasan jalan nafas (airway) dan kontrol C-spine
b. Penilaian pernafasan (breathing)
c. Penilaian sirkulasi (circulation)
d. Penilaian kesadaran (disability)
e. Kontrol lingkungan (exposure)
9. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada Tn. R?
No. Hasil Pemeriksaan Normal Interpretasi
1. TD 130/80 mmHg TDS < 120 mmHg
TDD < 80 mmHg
Prahipertensi
2. Frek. nadi 98 x/menit 60-100 x/menit Normal
3. RR 32 x/menit 14/20 x/menit Takipneu
4. T 37,7 0C 36,5 – 37,2
0C Hipertermi
8
10. Apa saja tanda-tanda trauma inhalasi?8
Luka bakar pada wajah
Alis mata dan bulu hidung hangus
Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring
Sputum yang mengandung arang atau karbon
Wheezing, sesak dan suara serak
Adanya riwayat terkurun dalam kepungan api
Ledakan yang menyebakan trauma bakar pada kepala dan badan
Tanda-tanda keracunan CO (karboksihemoglobin > 10 % setelah berada dalam
lingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi, takipnea, sakit
kepala, mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps sampai koma.
11. Apa penyebab terjadinya trauma inhalasi?8
Gas Iritan
Bekerja dengan melapisi mukosa saluran nafas dan menyebabkan reaksi inflamasi.
Amonia, klorin,, kloramin lebih larut air sehingga dapat menyebabkan luka bakar
pada saluran nafas atas dan menyebabkan iritasi pada mata , hidung dan mulut. Gas
iritan yang lain yaitu sulfur dioksida, nitrogen dioksida, yang kurang larut dengan air
sehingga menyebabkan trauma paru dan distres pernafasan.
Gas asfiksian
Karbon dioksida, gas dari bahan bakar ( metana, etana, propane, asetilana), gas-gas
ini mengikat udara dan oksigen sehingga menyebabkan asfiksia.
Gas yang bersifat toksik sistemik
CO yang merupakan komponen terbesar dari asap hidrogen sianida merupakan
komponen asap yang berasal dari api , hidrogen sulfida. Gas-gas ini berhubungan
dengan pengangkutan oksigen untuk produksi energi bagi sel. Sedangkan toksik
sistemik seperti hidrokarbon halogen dan aromatik menyebabkan kerusakan lanjut
dari hepar , ginjal, oatak, paru-paru dan organ lain
Gas yang menyebabkan alergi
Dimana jika asap terhirup, partikel dan aerosol menyebabkan bronkoospasme dan
edema yang menyerupai asma.
12. Bagaimana klasifikasi trauma inhalasi?8
Trauma pada saluran nafas bagian atas ( trauma supraglotis)
9
Trauma saluran nafas atas dapat menyebabkan ancaman hidup melalui obstruksi
jalan nafas sesaat setelah trauma. Jika proses ini ditangani secara benar, edema
saluran nafas dapat hilang tanpa sekuele beberapa hari.
Trauma pada saluran nafas bawah dan parenkim paru ( trauma subglotis)
Trauma ini dapat menyebabkan lebih banyak perubahan signifikan dalam fungsi
paru dan mungkin akan susah ditangani. Trauma subglotis merupakan trauma kimia
yang disebabkan akibat inhalasi hasil- hasil pembakaran yang bersifat toksik pada
luka bakar. Asap memiliki kapasitas membawa panas yang rendah, sehingga jarang
didapatkan trauma termal langsung pada jalan nafas bagian bawah dan parenkim
paru, trauma ini terjadi bila seseorang terpapar uap yang sangat panas.
Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas toksik seperti karbon monoksida (CO) dan
sianida
Inhalasi dari gas toksik merupakan penyebab utama kematian cepat akibat api,
meskipun biasanya trauma supraglotis, subglotis dan toksisitas sistemik terjadi
bersamaan. Intoksikasi CO terjadi jika afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar
dari afinitas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga ikatan Codan hemoglobin
membentuk suatu karbonsihemoglobin dan menyebabkan hipoksia.
13. Bagaimana patofisiologi timbulnya sesak, kesakitan, suara serak, dan kalimat pendek-
pendek pada trauma inhalasi?3,4
Trauma inhalasi terjadi melalui kombinasi dari kerusakan epitel jalan nafas oleh
panas dan zatkimia atau akibat intoksikasi sistemik dari hasil pembakaran itu sendiri.
Hasil pembakaran tidak hanya terdiri dari udara saja, tetapi merupakan campuran dari
udara, partikel padat yang terurai di udara ( melalui suatu efek iritasi dan sitotoksik).
Aerosol dari cairan yang bersifat iritasi dan sitotoksik serta gas toksik dimana gabungan
tersebut bekerja sistemik. Partikel padat yang ukurannya > 10 mikrometer tertahan di
hidung dan nasofaring. Partukel yang berukuran 3-10 mikrometer tertahan pada cabang
trakeobronkial, sedangkan partikel berkuran 1-2 mikrometer dapat mencapai alveoli.
Gas yang larut air bereaksi secara kimai pada saluran nafas , sedangkan gas yang
kurang larut air pada saluran nafas bawah. Adapau gas yang sangat kurang larut air
masuk melewat barier kapiler dari alveolus dan menghasilkan efek toksik yang bersifat
sistemk. Kerusakan langsung dari sel-sel epitel, menyebabkan kegagalan fungsi dari
apparatus mukosilier dimana akan merangsang terjadinya suatu reaksi inflamasi akut
yang melepaskan makrofagg serta aktifitas netrofil pada daerah tersebut. Selanjutnya
10
akan di bebaskan oksigen radikal, protease jaringan, sitokin, dan konstriktor otot polos
(tromboksan A2,C3A, C5A). Kejadian ni mrnyebabkan peninfkatan iskemia pada saluran
nafas yang rusak, selanjutnay terjadi edema dari dinding saluran nafas dan kegagalan
mikrosirkulasi yang akan meningkatkan resistensi didding saluran nafas dan pembuluh
darah paru. Komplains paru akan turun akibat terjadinya edema paru interstitiil sehingga
terjadi edema pada saluran nafas bagian bawah akibat sumbatan pada saluran nafas yang
dibentuk oleh sel-sel epitel nekrotik, mukus dan se- sel darah.
14. Apa saja komplikasi dari trauma inhalasi?8
Trauma paru berat, edema dan ketidakmampuan untuk oksigenasi atau ventilasi
yang adekuat dapat menyebabkan kematian.
Keracunan CO dan inhalasi dari hasil pembakaran yang lain secara bersamaan dapat
menyebabkan hipoksemia, trauma organ dan morbiditas.
15. Bagaimana tatalaksana terhadap pasien luka bakar yang disertai trauma inhalasi?8,9
a. Fase Akut
Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar
Nilai keadaan umum penderita:
Obstruksi jalan nafas (airway): bebaskan jalan nafas dengan melakukan
intubasi atau trakeostomi
Syok: segera lakukan pemasangan infus, tanpa memperhitungkan luas luka
bakar dan kebutuhan cairan (Ringer Laktat)
Tidak syok: segera lakukan pemasangan infus sesuai dengan perhitungan
kebutuhan cairan
Perawatan luka:
Dimandikan/ cuci dengan menggunakan air steril yang dicampur antiseptik
Jika bula berukuran kecil (± 2-3 cm), biarkan saja
Jika bula berukuran besar (> 3 cm), lakukan bulektomi (dipecah)]
Berikan obat-obat lokal (topikal) untuk luka, yaitu Silver sulfadiazine
(SSD) seperti Silvaden, Burnazine, Dermazine, dan lain-lain
Pemberian anibiotik bersifat profilaksis jenis spektrum luas, namun tidak
perlu diberikan jika penderita datang < 6 jam dari kejadian
Pemberian analgetik
11
Pemberian ATS/ toxoid
Pasang kateter untuk memantau produksi urin
Pemasangan NGT (Nasogastric Tube), namun tidak dilakukan jika terdapat
ileus paralitik
Pedoman Pemberian Cairan
a. Per oral: penderita dengan luka bakar tak luas (kurang dari 15 % derajat II)
b. Infus (IVFD): pada luka bakar yang lebih dari 15 %