LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 Oleh: MARIYANTI PO 7224113059 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN 2016
301
Embed
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU
DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN
SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2016
Oleh:
MARIYANTI
PO 7224113059
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BALIKPAPAN
2016
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU
DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN
SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2016
Oleh:
MARIYANTI
PO 7224113059
Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dan menyelesaikan
pendidikan Diploma III Kebidanan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BALIKPAPAN
2016
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DI
KELURAHAN SEPINGGAN BALIKPAPAN TAHUN 2016
MARIYANTI
Laporan Tugas Akhir ini telahdisetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan
Tim penguji Poltekkes Kemenkes Kaltim Jurusan Kebidanan
Prodi DIII Kebidanan Balikpapan Pada Tanggal 13 Juli 2016
Teknik yang yang menggunakan indra perabaan. Tangan dan jari
– jari adalah satu instrumen yag sensitif dan digunakan untuk
mengumpulkan data (Nursalam, 2009).
Pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan: palpasi abdomen dari
leopold I, leopold II, leopold III dan leopold IV.
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk – ngetukkan jari
kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan
bagian yang kiri dengan bagian yang kanan (Wiknjosastro, 2007).
Pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan
dan kiri negatif atau positif.
4) Auskultasi
Auskultasi asalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan
stetoskop.Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendetekdi denyut
jantung janin (Nursalam, 2009)
b. Wawancara
Wawancara adalah metode yag dipergunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan dan informasi secara
200
lisan dari sesorang sasaran penelitian dengan berhadapan muka secara
langsung (Notoatmodjo, 2010)
Pada studi kasus ini penulis melakukan wawancara tentang biodata,
riwayat kehamilan yang lalu.
c. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencanna, yang diantar lain:
melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,
2010)
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yag didapat secara tidak langsung dari obyek
penelitian (Riwidigdo, 2007)
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah untuk mendukung permasalahan ang
diungkapkan dalam penelitian, diperlukan studi kepustakaan yang kuat
(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini penulis mengunakan referensi dari
tahun 2007 sampai tahun 2016.
b. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi asalah semua sumber informasi yang berhuubungan
dengan dokumen (Notoatmodjo, 2010).
Analisi yang digunakan pada penelitian ini mengubah data hasil
penelitian menjadi suatu informasi yang dapat digunkan untuk mengambil
ksimpulan adalah menggunakan manajemen kebidanan menerut Varney yang
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
201
E. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk
menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya
ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian dilakukan, responden akan
dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasiaan responden.
Menurut Hidayat (2008) dalam penelitian ini, peneliti akan memperhatikan
etika dalam penelitian yang dilakukan dengan prinsip:
1. Respect for person
Prinsip ini merupakan unsur mendasar dari penelitian. Prinsip ini
menekankan asuhan menghormati orang lain, dan memberikan
perlindungan terhadap haknya. Setiap subjek memiliki hak auto nomi,
bersifat unik dan bebas. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan
untuk memutuskan bagi dirinyan sendiri, memiliki nilai dan
kehormatan/martabat, dan memiliki hak untuk mendapatkan informed
consent. Subjek harus sudah mendapat penjelasan sebelum persetujuan,
keikutsertaan secara sadar, dan membubuhkan tanda tangan pada lembar
persetujuan. Pemberi asuhan harus menjaga kerahasiaan dan subjek asuhan.
2. Beneficence dan non moleficence
Prinsip ini menekankan pencegahan pada terjadinya resiko, dan
melarang pembuatan yang berbahaya selama melakukan asuhan.
Kewajiban pemberi asuhan adalah memaksimalkan manfaat dan
meminimalkan bahaya resiko, termasuk ketidaknyamanan fisik, emosi,
psikis, kerugian sosial, da ekonomi.
202
3. Justice
Prinsip justice menekankkan adaya keseimbangan antara manfaat dan
resiko bila ikut serta dalam penelitian. Selain itu pada saat seleksi subjek
penelitian harus adil dan seimbang, berkaitan langsung dengan masalah
yang akan diteliti dan tidak ada unsur manipulatif. Pemberian asuhan juga
harus memberi perhatian secara khusus kepasa subjek penelitian sebagai
vulnerable subject.
Asuhan yang diberikan pada Ny. E tidak memiliki unsur penipuan
atau merugikan klien atau peneliti. Klien dan peneliti sama – sama
diuntungkan, klien secara langsung dapat mengetahui kondisi
kehamilannya saat ini dan peneliti dapat mengetahui kondisi kehamilannya
saat ini dan peneliti dapat dengan mengetahui kondisi kehamilannya saat
ini dan peneliti dapat dengan mudah melakukan asuhan tanpa adanya
hambatan.
203
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-1
Tanggal/waktu pengkajian : 18 Maret 2016/pukul 16.00 WITA
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Novi Pasiriani, SST., M.Pd
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E
S :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
- HPHT 08-08-2015
- Ibu mengeluh nyeri pinggang dan kaki saat bangun dari tidur
- Ibu memiliki riwayat kista pada kehamilan pertama
- Ibu mengatakan anak pertama tidak ASI Eksklusif
O :
TP : 15-05-2015 TP USG : 15-05-2015
KU : Baik; Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg, N : 84x/ menit,
R : 22x/ menit S : 36,5 °C
Golongan darah ibu : O Rhesus : +
Golongan darah suami : B
204
TFU : ½ px dan pusat (28 cm); TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x
155 = 2480 gram.
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan :teraba bagian-bagian kecil janin (daerah
eksremitas), Kiri : teraba keras memanjang seperti
papan (punggung)
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Konvergen (belum masuk PAP)
Auskultasi DJJ : 148x/ menit
A :
Diagnosis : G2 P0001 usia kehamilan 31 minggu 6 hari Janin Tunggal
Hidup Intrauterine Presentasi Kepala
Masalah : Ketidaknyamanan karena nyeri pinggang kaki saat bangun
tidur
Diagnosa potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
18 Maret 2016
16.00
WITA
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwaberdasarkan hasil pemeriksaan, secara umumkeadaan ibu dan janin baik, saat ini usia kehamilan ibusudah memasuki 8 bulan; ibu dan keluargamengetahui kondisi kehamilannya saat ini
16.20 Menganjurkan ibu untuk miring terlebih dahulu jikaakan bangun dari tempat tidur; dapat
205
WITA mempraktekkan anjuran yang diberikan saat banguntidur
16.25
WITA
Memberi KIE tentang gizi ibu hamil ; ibu mengertimakanan apa saja yang harus dikonsumsi selamahamil
16.40
WITA
Memberikan KIE mengenai tanda bahaya kehamilan ;ibu sudah mengerti mengenai tanda bahaya apa sajayang harus diperhatikan selama kehamilan
16.50
WITA
Memberikan KIE mengenai manfaat ASI Eksklusif bagiibu dan bayi ; ibu sudah mengerti manfaat dari ASIEksklusif dan berjanji untuk memberikan ASI Eksklusifdi anak ke-2 ini
11.50
WITA
Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANCditenaga kesehatan; ibu bersedia untuk melakukanpemeriksaan pada tanggal 4 April 2016 di BPM
11.40
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenaikunjungan ulang; Ibu bersedia dilakukan kunjunganulang pada bulan Mei mendatang
11.45
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
2. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-2
Tanggal/waktu pengkajian : 10 Mei 2016/pukul 14.00 WITA
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E
S :
206
Ibu merasa nyeri pinggang dan setelah bangun dari tidur sudah
berkurang, kadang-kadang keluar keputihan tetapi tidak berbau dan tidak
gatal.
O :
KU : Baik; Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg, N : 76 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5 °C
TFU : 3 jari bawah px (33 cm); TBJ : (TFU-11) x 155 = (33-11) x 155 =
3410 gram.
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin (daerah
eksremitas)
Kiri : teraba keras memanjang seperti papan
(punggung)
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)
Auskultasi DJJ : 137x/ menit
Hasil pemeriksaan USG :
TBJ : 2.293 gram
GA : 33 minggu 4 hari
EDD : 30 Mei 2016
AFI : 84,41 mm (8,441 cm)
A :
207
Diagnosis : G2 P1001 usia kehamilan 39 minggu 2 hari Janin Tunggal Hidup
Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihiramnion
Masalah : Keputihan
Dasar : Ibu mengeluh keluar cairan berwarna putih, tidak gatal dan
tidak berbau
Diagnosa potensial :
Pada ibu :
- Solutio plasenta
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada
P :
Tanggal/Jam
Pelaksanaan Paraf
10 Mei2016
14.30
WITA
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa berdasarkanhasil pemeriksaan, secara umum keadaan ibu dan janinbaik, saat ini usia kehamilan ibu sudah memasuki 9 bulan;ibu dan keluarga mengetahui usia dan kondisi kehamilansaat ini
14.35
WITA
Memberi tahu ibu tentang keputihan fisiologis dapatologis; Ibu dapat menyebutkan dan menjelaskan tanda-tanda keputihan yang normal dan tidak normal
14.45
WITA
Memberikan KIE kepada ibu mengenai persiapanpersalinan ; ibu sudah menyiapakan baju bayi dan jaminankesehatan
14.55 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC diPKM biasa ibu periksa setiap 1 minggu sekali ; Ibu sudah
208
WITA melakukan pemeriksaan ANC seminggu yang lalu
15.00
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjunganulang; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang padatanggal 16 Mei 2016
15.05
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
3. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-3
Tanggal/waktu pengkajian : 16 Mei 2016/ pukul 16.00 WITA
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E
S :
Ibu mengatakan belum ada tanda – tanda persalinan
O :
KU : Baik; Kesadaran : Composmentis
TTV ; TD : 100/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36 °C
TFU : 34 cm; TBJ : (TFU-11) x 155 = (34-11) x 155 = 3565 gram
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan : teraba keras memanjang seperti papan
(punggung)
Kiri : teraba bagian-bagian kecil janin (daerah
eksremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)
209
Auskultasi DJJ :136x/ menit
Hasil pemeriksaan USG :
TBJ : 2.958 gram
GA : 37 minggu 3 hari
EDD : 29 Mei 2016
AFI : 87,97 mm (8,797 cm)
A :
Diagnosis : G2 P1001 usia kehamilan 40 minggu 1 hari Janin Tunggal Hidup
Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihidramnion
Masalah : Tidak ada
Diagnosa potensial :
Pada ibu
- Solutio plasenta
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
16 Mei 2016
16.30
WITA
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwaberdasarkan hasil pemeriksaan, secara umum keadaanibu dan janin baik, saat ini usia kehamilan ibu sudahmemasuki 9 bulan; ibu dan keluarga mengetahui usiadan kondisi kehamilan saat ini
16.40 Mengajarkan ibu mengenai perawatan payudara danrangsangan puting susu ; ibu dapat mempraktekkan
210
WITA cara perawatan payudara dan rangsangan payudara
16.45
WITA
Menganjurkan ibu untuk menghitung gerakan bayiselama 12 jam minimal 5 kali gerakan ; ibu bersediauntuk memantau dan menghitung gerakan bayinyaselama 12 jam
16.50
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Asuhan Kebidanan Intranatal Care
Nama Pengkaji : Mariyanti
Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2016 / Pukul: 10.00 WITA
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
Tempat : Ruang Bogenville RSKD
Persalinan Kala I Fase Aktif
S :
Ibu masuk ruang bersalin, merasakan nyeri perut bagian bawah melingkar
hingga ke pinggang sejak pukul 07.30 WITA. Keluar air – air pukul 07.30
WITA. Pada pukul 08.50 WITA ibu merasakan kencang-kencang semakin
sering sehingga ibu dan suami segera pergi ke UGD RSKD.
O :
Pada pukul 09.30 WITA untuk menjalani pemeriksaan dan proses persalinan.
1. Pemeriksaan Umum
211
Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu: tekanan darah 90/60 mmHg, suhu tubuh 36,6 oC, nadi
80 x/menit, pernafasan: 24 x/menit.
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Tampak simetris, tidak tampak bekas luka operasi, tampak
linea nigra, tinggi fundus uteri 35 cm. Pada pemeriksaan
leopold I, pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak
melenting pada leopold II teraba memanjang dan keras
seperti papan pada sebelah kiri ibu dan dibagian sebaliknya
teraba bagian kecil janin. leopold III, pada segmen bawah
rahim, teraba bagian keras, bulat dan melenting. Bagian ini
sudah tidak dapat digoyangkan, dan pemeriksaan leopold
IV bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul
(divergen); konsistensi keras; dan kandung kemih kosong;
TBBJ: (35-11) x 155 = 3720 gram, kontraksi uterus:
frekuensi: 3 x 10’, durasi: 40-45 detik, Intensitas : kuat,
cepat, frekuensi 141 x/menit, terletak di kuadran kiri bawah
umbilicus.
Genetalia : Tidak tampak oedema dan varices pada vulva dan vagina,
tampak pengeluaran cairan lendir bercampur darah, tidak
tampak luka parut, tidak tampak fistula
212
3. Pemeriksaan Dalam
Pukul : 10.30 WITA
Tidak tampak oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir bercampur
darah, tidak ada luka parut pada vagina, portio tebal lembut, effacement 75
%, pembukaan 7 cm, ketuban utuh/belum pecah, tidak terdapat bagian
terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, Denominator
UUK, hodge II.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG
GA : 37 minggu 4 hari
EDD : 10 Juni 2016
BPD : 9,22 cm
AC : 33,58 cm
Dist : 10,75 cm
b. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11,2 g/dL
HbsAg : (-)
Anti HIV : (-)
A :
Diagnosis : G2 P0101 Usia Kehamilan 41 minggu 2 hari inpartu
kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala dengan Polihidramnion
Masalah : Tidak ada
213
Diagnosa Potensial :
Pada ibu :
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
- Solutio plasenta
Kebutuhan Tindakan Segera : Kolaborasi dengan dokter obgyn dan
pasang infus RL 20 tpm
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 10.15
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwakeadaan umum serta tanda-tanda vital baik, pemeriksaankesejahteraan janin DJJ 138 x/menit, his 4 x 10’ durasi 40-45 detik, pembukaan 7 cm dan ketuban utuh; Ibumengetahui kondisi dirinya dan janin dalam keadaan baikdari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. 10.20
WITA
Mengamati tanda gejala persalinan kala II; Ibu merasakanadanya dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakanadanya tekanan pada anus, perineum tampak menonjol,dan vulva tampak membuka
3. 12.00
WITA
Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan, esensial untuk persalinan dan menatalaksanakankomplikasi ibu dan BBL; mematahkan ampul oksitosin 10unit dan menempatkan tabung spuit steril kedalam partusset
4. 12.15
WITA
Memakai celemek; celemek telah terpasang
5. 12.16
WITA
Melepas semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,mencuci tangan dengan sabun dan air mengalirmenggunakan teknik 6 langkah, kemudiankeringkan dengan handuk; tangan dalamkeadaan bersih
214
6. 12.21
WITA
Menggunakan sarung tangan steril pada tangan yangmelakukan pemeriksaan dalam; tangan sebelahkanan telah terpasang sarung tangan steril
7. 12.23
WITA
Masukkan oksitosin kedalam tabung spuit danmeletakkan kembali kedalam partus set;oksitosin telah dimasukkan dan diletakkankedalam partus set
8. 12.25
WITA
Melakukan vulva hygiene; vulva hygiene telahdilakukan sesuai prosedur
9. 12.30
WITA
Melakukan pemeriksaan dalam; tidak tampak oedemadan varices, tampak pengeluaran lendirbercampur darah, tidak ada luka parut padavagina, portio tidak teraba, effacement 75 %,pembukaan 9 cm, ketuban dilakukan amniotomiberwarna jernih (±100 cc), tidak terdapat bagianterkecil di sekitar bagian terendah janin,presentasi kepala, Denominator UUK,station/hodge II
Segera dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm untukmencegah perdarahan .
10. 12.40
WITA
Mendekontaminasi sarung tangan dilarutan alkasimkemudian lepas secara terbalik; membuka sarungtangan dalam keadaan terbalik danmerendamnya dalam larutan alkasim
umbilicus. Kontraksi uterus memiliki frekuensi: 4 x
10’ dengan durasi: 40-45 detik dan intensitas: kuat.
Genetalia : Tampak adanya tekanan pada anus, perineum tampak
menonjol, vulva terbuka dan meningkatnya
pengeluaran lendir darah.
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal: 24 Mei 2015 Jam: 13.30 WITA
Tidak tampak oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir
bercampur darah, tidak ada luka parut pada vagina, portio tidak teraba,
effacement 100 %, pembukaan lengkap, ketuban dilakukan amiotomi,
berwarna jernih berjumlah ±100 cc, tidak terdapat bagian terkecil di
sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, Denominator UUK,
hodge IV.
A :
Diagnosis : G2 P1001 dengan inpartu kala II Janin Tunggal Hidud
Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihidramnion
Masalah : tidak ada
216
Diagnosa Potensial :
Pada ibu
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
Pada bayi :
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 13.30
WITA
Memberitahu keluarga bahwa pembukaan telah lengkapdan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saatada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran; ibu dankeluarga mengerti terhadap kondisi ibu saat ini dan ibuberjanji untuk meneran saat ada his
2. 13.31
WITA
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi yangnyaman untuk melahirkan; Ibu memilih posisi ibu setengahduduk (semi fowler)
3. 13.32
WITA
Membimbing ibu untuk meneran ketika ada doronganyang kuat untuk meneran; Ibu meneran ketika adakontraksi yang kuat dengan cara kedua tangan memegangmata kaki, dagu ibu menyentuh dada dan mata dalamkeadaan terbuka
4. 13.33
WITA
Mengajari ibu teknik nafas dalam atau relaksasi pada saatHIS yaitu dengan cara menarik nafas panjang melaluihidung saat merasakan sakit dan menghembuskannyamelalui mulut; Ibu dapat mengikuti teknik nafas yang diajarkan dan ibu telah mempraktikkannya.
5. 13.33
WITA
Menganjurkan ibu minum disela his; Ibu meminumsetengah gelas air teh manis
6. 13.34 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Jika bayi belumlahir dalam waktu 2 jam pada primi dan 1 jam pada
Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untukmengeringkan bayi; handuk bersih telah terpasang diatasperut ibu
8. 13.37 Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawahbokong ibu; duk steril telah terpasang dibawah bokong ibu
9. 13.37WITA
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinantermasuk oksitosin; alat pertolongan telah lengkap, ampuloksitosin 10 unit telah dipatahkan dan spuit berisi oksitosintelah dimasukkan kedalam partus set
10. 13.38
WITA
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan; sarungtangan DTT telah terpasang
11. 13.40
WITA
Melindungi perineum ibu ketika kepala bayi tampakdengan diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satutangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tanganyang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksidan membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibuuntuk meneran perlahan atau bernapas cepat dangkal;kepala bayi telah lahir
12. 13.45
WITA
Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin;tidak ada lilitan tali pusat
13. 13.45
WITA
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaranpaksi luar secara spontan; janin melakukan putaran paksiluar menghadap kepaha kanan ibu
14. 13.46
WITA
Memegang secara bipariental, dengan lembutmenggerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahudepan muncul dibawah arkus pubis dan kemudianmenggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahubelakang; bahu depan dan bahu belakang janin telah lahir
15. 13.48
WITA
Menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untukmenyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.Menggunakan tangan atas untuk menelusuri danmemegang tangan dan siku sebelah atas; tubuh dan lengantelah lahir
218
16. 13.49WITA
Menelusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawahjanin untuk memegang tungkai bawah; bayi lahir spontanpervaginam pukul 13.49 WITA, jenis kelamin perempuan,bayi segera menangis. Jumlah air ketuban ±2000 ml
Persalinan Kala III
S :
Ibu senang karena bayinya telah lahir
Ibu merasakan mules pada perutnya
O :
KU : Baik, Kesadaran : composmentis
Data bayi : Bayi lahir spontan pervaginam pukul 13.49 WITA, bayi lahir
cukup bulan, segera menangis dan bergerak aktif, sisa ketuban
jernih (±1500 cc). Jenis kelamin laki-laki, APGAR score menit
pertama 7/9
Abdomen : TFU sepusat, kontraksi baik
Genitalia : Plasenta belum lahir
terdapat ruptur perineum derajat I
perdarahan ±150 cc
A :
Diagnosis : P2001 Parturient Kala III
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
219
Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 13.49
WITA
Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaianselintas bayi baru lahir; bayi cukup bulan, ketubanjernih, bayi menangis kuat dan bergerak aktif
2. 13.49
WITA
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala danbagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpamembersihkan verniks. mengganti handuk basahdengan handuk/kain yang kering
3. 13.50
WITA
Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada bayilagi dalam uterus; tidak ada bayi kedua dalam uterus
4. 13.50 WITA Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosinagar rahim berkontraksi baik; Ibu bersedia untukdisuntik oksitosin
5. 13.50 WITA Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir 10intra IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral;oksitosin telah disuntikkan
6. 13.51 WITA Menjepit tali pusat dengan klem umbilical 3 cm daripusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal(ibu) dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distaldari klem pertama; tali pusat telah terklem
7. 13.51
WITA
Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungiperut bayi), dan menggunting tali pusatdiantara 2 klem; tali pusat telah terpotong
8. 13.52
WITA
Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain dan memasangtopi dikepala bayi (Insiasi Menyusui Dini),menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sambilmemperhatikan bayinya terutama pada pernapasandan gerakan bayinya; bayi berada di atas dada ibudalam keadaan tenang
9. 13.52WIT
A
Memindahkan klem pada tali pusat hinggaberjarak 5-10 cm dari vulva; klem berada 5-10cm didepan vulva.
220
10. 13.52WIT
A
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu,di tepi atas simfisis, untuk mendeteksikontraksi. Tangan lain meregangkan talipusat; Kontraksi uterus dalam keadaan baikdan tali pusat memanjang
11. 13.53WIT
A
Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan,sementara tangan kiri menekan uterusdengan hati-hati kearah dorsokrainal.
12. 13.53WIT
A
Melakukan penegangan tali pusat dan dorongandorsokranial hingga plasenta terlepas, mintaibu meneran sambil penolong menarik talipusat dengan arah sejajar lantai dankemudian kearah atas, mengikuti poros jalanlahir
13. 14.03WIT
A
Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegangplasenta dengan kedua tangan danmelakukan putaran searah untuk membantupengeluaran plasenta dan mencegahrobeknya selaput ketuban; Plasenta lahirpukul 14.10 WITA.
14. 14.10WIT
A
Melakukan masase uterus segera setelah plasentalahir dengan menggosok fundus uteri secarasirkuler hingga kontraksi baik; Kontraksiuterus baik, uterus, teraba bulat, dan keras.TFU sepusat, kandung kemih penuh
15. 14.11WIT
A
Memeriksa kelengkapan plasenta untukmemastikan bahwa seluruh kotiledon danselaput ketuban sudah lahir lengkap, danmemasukan plasenta kedalam tempat yangtersedia; Kotiledon ± 20, selaput ketubanlengkap, letak tali pusat sentralis padaplasenta, berat ± 500 gram, panjang talipusat ± 50 cm, tebal plasenta ± 2 cm, lebarplasenta ± 16 cm. Setelah plasenta lahir,dilakukan pemasngan IUD
16. 14.12
WITA
Melakukan pemeriksaan pada jalan lahir; Terdapatrufture derajat I yaitu dari mukosa vagina, komisuraposterior, kulit perineum.
17. 14.12
WITA
Menyiapkan alat hecting set dan anastesi; lidokain 1ampul, bak instrumen steril berisi spuit 3 cc, sepasangsarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benangchromic catgut no.2/0, pinset, gunting benang, dankasa steril.
18. 14.13
WITA
Melakukan penyuntikan anastesi lokal; mengecekkerja obat, ibu sudah tidak merasakan sakit didaerahvagina
19. 14.13
WITA
Melakukan tindakan penjahitan luka robekan;Menggunakan teknik jahitan jelujur, memberitahu ibu
221
agar menjaga perineumnya tetap kering dan bersih.Telah dilakukan penjahitan perineum, ibu mengertidan bersedia melaksanakan saran bidan.
20. 14.20
WITA
Melakukan evaluasi peradarahan kala III ; Perdarahan± 150cc.
Persalinan Kala IV
S :
Ibu merasa lega dengan proses persalinannya
Ibu merasakan perutnya terasa mules
Ibu merasa nyeri pada jahitan
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Tinggi fundus uteri ibu 1 jari bawah pusat, kontraksi
rahim baik dengan konsistensi yang keras serta
kandung kemih teraba kosong.
Genitalia : Tampak pengeluaran lochea rubra, terdapat luka
heacting derajat I
A :
Diagnosis : P2002 Parturient kala IV
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : perdarahan posrpartum
222
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 14.20
WITA
Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak terjadiperdarahan pervaginam; kontraksi baik danperdarahan ± 50 cc
2. 14.21
WITA
Melakukan IMD selama 1 jam pertama; bayi mulaimendapatkan puting susu setelah 15 menitdan mulai menghisap setelah 30 menit
3. 14.21
WITA
Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus danperdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15menit pertama;
- 5 menit pertama kontraksi uterusbaik dan perdarahan ± 50 cc.
- 5 menit kedua kontraksi uterus baikdan perdarahan ± 50 cc.
- 5 menit ketiga kontraksi uterus baikdan perdarahan ± 50 cc.
4. 14.22
WITA
Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beriantibiotika, salep mata dan vitamin K1 1 mgIM di paha kiri anterolateral; Berat badan3600 gram, panjang badan 49 cm, lingkarkepala 35, dan vitamin K1 telah diberikan
5. 14.27 Melakukan pemantauan kontraksi uterus danperdarahan pervaginam setiap 15 menit pada1 jam pertama PP dan setiap 20-30 menitpada jam kedua PP ; data terlampirdipartograf
6. 14.27
WITA
Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B dipahakanan anterolateral 1 jam setelah pemberianvitamin K1; telah dilakukan penyuntikanimunisasi hepatitis B
7. 14.30
WITA
Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massaseuterus; ibu dan keluarga mampumempraktekkan dengan baik
8. 14.31
WITA
Mengevaluasi jumlah kehilangan darah; jumlahperdarahan ± 40 cc
9. 14.31 Melakukan pemeriksaan tensi, nadi, dan VU setiap15 menit selama 1 jam pertama PP dan setiap30 menit selama jam kedua PP, memeriksa
223
suhu setiap jam selama 2 jam pertama PP;data terlampir dipartograf
10. 14.34
WITA
Memeriksa kembali bayi dan pantau setiap 15menit untuk memastikan bayi bernafasdengan baik, serta suhu normal; pernafasan40 x/menit, suhu 36,7 oC
11. 14.37
WITA
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalamlarutan alkasim untuk dekontaminasi (10menit); alat telah terendam didalam larutanalkasim
13. 14.37
WITA
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi;bahan-bahan yang terkontaminasi telahdibuang kedalam tempat sampah yang sesuai
14. 14.37
WITA
Membersihkan ibu dan bantu ibu mengenakanpakaian; membersihan cairan ketuban, lendirdarah dengan air DTT dan ibu telah memakaipakaian yang bersih
15. 14.42
WITA
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sertaistirahat; Ibu memakan menu yang telahdisediakan rumah sakit dan minum air putih
16. 14.42
WITA
Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutanalkasim; tempat tidur telah bersih
17. 14.43
WITA
Membersihkan sarung tangan di dalam larutanalkasim; melepaskan sarung tangan dalamkeadaan terbalik dan merendamnya dalamlarutan alkasim
18. 14.35
WITA
Mencuci alat-alat yang telah didekontaminasi; alattelah bersih dan sudah disterilisasi
19. 14.45
WITA
Melengkapi partograf; partograf telah terlampir
C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Nama Pengkaji : Mariyanti
Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2016/Pukul: 14.50 WITA
Tempat : Ruang Bougenville RSKD
224
S :
1. Identitas
Nama ibu/ayah adalah Ny.E dan Tn. D, alamat rumah berada di Kelurahan
Sepinggan Balikpapan Selatan, tanggal lahir bayi 24 Mei 2016 pada hari
Selasat pukul 13.49 WITA dan berjenis permpuan.
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu hamil kedua ini usia 33 tahun dengan usia kehamilan 41 minggu 3 hari
O :
1. Data Rekam Medis
a. Riwayat Persalinan Sekarang:
Keadaan umum ibu baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital yang
dilakukan berupa tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5oC. Jenis persalinan adalah spontan.
1) Lama Persalinan :
Kala I : 4,5 Jam
Kala II : 19 menit
2) Komplikasi Persalinan
Bayi : tidak ada
3) Keadaan Bayi Saat Lahir
Tanggal: 24 Mei 2016 Jam : 13.49 WITA
Jenis kelamin perempuan, bayi lahir segera menangis, kelahiran
tunggal, jenis persalinan spontan,tali pusat tidak ada kelainan,
225
tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat. Penilaian
APGAR adalah 7/9.
2. Nilai APGAR : 7/9
Kriteria 0 1 2Jumlah
0-1menit
1-5menit
FrekuensiJantung
tidakada
< 100 > 100 2 2
UsahaNafas
tidakada
lambat/tidak teratur
menangisdengan
baik1 2
TonusOtot
tidakada
beberapafleksi
ekstremitas
gerakanaktif
1 1
Reflekstidakada
Menyeringai
menangiskuat
1 2
WarnaKulit
biru/pucat
tubuhmerahmuda,
ekstremitasbiru
merahmudaselur
uhnya2 2
Jumlah 7 9
3. Pola fungsional kesehatan:
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi
(ASI)Eliminasi - BAB (+)
- BAK (-)
4. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 137
x/menit, pernafasan 38 x/menit, suhu 36,7 oC. Pemeriksaan
antropometri, berat badan 3390 gram, panjang badan 49 cm,
lingkar kepala 35 cm.
226
b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kepala : Bentuk bulat, tidak tampak molase, tidak tampak
caput succadeneum, tidak tampak cephal
hematoma, tidak tampak ananchepal, tidak
tampak hedrocepalus, distribusi rambut bayi
tampak merata, warna tampak kehitaman,
teraba ubun-ubun besar berbentuk berlian dan
ubun-ubun kecil berbentuk segitiga.
Wajah : Tampak simetris, ukuran dan posisi mata, hidung,
mulut dagu dan telinga tidak terdapat kelainan.
Mata : Tampak simetris, tidak tampak kotoran, tidak
Glabella (+) bayi tampak berkedip saat diketuk perlahan 4-5
kali pada dahinya, mata boneka (+) bayi tampak membuka
matanya dengan lebar saat ditolehkan kepala bayi ke satu sisi
kemudian di tegakkan kembali, blinking (+) bayi tampak
menutup kedua matanya saat di hembuskan udara, rooting (+)
bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika pipi bayi
disentuh, swallowing (+) bayi dapat menelan dan menghisap
tanpa tersedak, batuk atau muntah saat disusui, tonick neck
(+) bayi tampak berusaha mempertahankan lehernya untuk
tetap tegak saat bayi ditelentangkan kemudian menarik bayi
kearah mendekati perut dengan memegang kedua tangannya,
morro (+) bayi tampak terkejut lalu melengkungkan
punggung, menjatuhkan kepala, menagkupkan kedua lengan
dan kakinya ke tengah badan ketika dikejutkan dengan suara
229
hentakkan, palmar graspingping (+) bayi tampak
menggengam jari pemeriksa saat pemeriksa menyentuh
telapak tangan bayi, magnet(+) kedua tungkai bawah bayi
tampak ekstensi melawan saat pemeriksa memberi tekanan
pada telak kaki bayi, babinski (+) jari-jari bayi tampak
membuka saat disentuh telapak kakinya, plantar (+) jari-jari
kaki bayi tampak berkerut rapat ketika disentuh pangkal jari
kaki bayi, galant (+) tubuh bayi tampak fleksi dan pelvis
diayunkan ke arah sisi yang terstimulasi saat punggung bayi
digoreskan menggunakan jari kearah bawah.
d. Terapi yang diberikan
Neo-K 0,5 ml
Hepatitis B 0.5 ml
A :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan Usia 1 Jam
Masalah : Tidak ada
Dasar : Tidak ada
DiagnosisPotensial : Tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
230
P :
Tanggal : 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 13.51
WITA
Melakukan pemotongan tali pusat dengan teknikaseptik dan septik. Membungkus tali pusat bayimenggunakan kassa steril.
2. 13.52
WITA
Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering.
3. 13.53
WITA
Memberikan bayi kepada ibu untuk dilakukan IMD dandijaga kehangatannya; bayi sedang disusui olehibu.
4. 14.25WITA
Memberikan Injeksi neo-k 0.5 ml secara IM pada1/3paha kiri dan salep mata; Bayi telahmendapatkan injeksi neo-k 0.5 ml dan salepmata.
5. 14.30WITA
Menggunakan pakaian pada bayi, memasangkan topipada kepala bayi, mengkondisikan bayi di tempat yanghangat dan memberikan bayi kepada ibu agar disusuikembali.
6. 14.35
WITA
Memberikan Injeksi Hepatitis B 0,5 ml secara IM pada 1/3paha kanan; Bayi telah mendapatkan injeksi hepatitis B
7 14.40
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu bahwa akan dilakukanpemeriksaan ulang berikutnya saat 6-8 jam setelahpersalinan; Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan ulang.
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
1. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan 6 - 8 Jam pertama
Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2015/Pukul :20.00 WITA
Tempat : Ruang Mawar RSKD
S :
Ibu masih merasa nyeri pada jahitan, ibu dapat beristirahat setelah proses
persalinannya dan ibu sudah BAK ke kamar mandi.
231
O :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil
pengukuruan tanda vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, suhu
tubuh 36,3oC, nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit.
b. Pemeriksaan fisik
Ekspresi Wajah : Ibu tampak bahagia atas kelahiran bayinya
hyperpigmentasi pada areolla, putting susu menonjol, dan
tidak ada retraksi.
Abdomen : Tidak tampak bekas operasi, tidak terdapat asites, TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih
kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran
lochea rubra, tidak terdapat luka parut.
c. Terapi
Amoxicillin 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Tablet tambah darah 1x1
A :
Diagnosis : P2002 6 jam Post Partum Spontan
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : TIdak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
232
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 20.30
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaanfisik puerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal,TFU 1 jari dibawah pusat, tampak adanya pengeluaran ASI.Pengeluaran lochea rubra, berwarna merah, konsistensicair dan bergumpal. Sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; Ibu mengerti akan kondisinya saat inidalam keadaan normal.
2. 20.35WITA
Memberi tahu ibu mengenai kebutuhan dasar ibu nifas; ibudapat menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas dengan benar
3. 20.45
WITA
Menjelaskan kepada ibu mengenai perawatan perineum ;ibu dapat menjelaskan kembali cara perawatan perineum
3. 20.55
WITA
Membuat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya padahari ke 3 yaitu pada tanggal 27 Mei 2015; Ibu bersediadilakukannya kunjungan hari 6.
4. 20.57
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
2. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-1
Tanggal/waktu pengkajian : 27 Mei 2016/ 18.00 WITA
Tempat : Ruang bayi RSKD
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
S:
Ibu tidak memiliki keluhan, pengeluara ASI lancar dan bayi menyusui sering
dan aktif, pengeluaran darah nifas masih merah.
233
O :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu: tekanan darah 110/70 pmmHg, suhu tubuh 36,4 oC, nadi
78 x/menit, pernafasan 22 x/menit. BB : 49 kg
b. Pemeriksaan fisik
Payudara : Tampak bersih dan tampak pengeluaran ASI
Abdomen : Tidak tampak asites, TFU 3 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih teraba
kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran
lochea rubra, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula,
luka perineum dan jahitan tampak baik.
c. Pola Fungsional
Pola Keterangan
IstirahatIbu beristirahat kurang saat malam hari karena bayi seringmenyusu dan ibu kurang istirahat pada siang hari karenamemasak dan mencuci
NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelasair putih/hari
TerapiIbu mendapat Antibiotik 3x1 500 mg, vitamin dan penambahdarah 1 X 1
Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
EliminasiIbu sudah BAK 4 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhg jernih,tidak ada keluhan , ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensikecoklatan
234
A :
Diagnosa : P2002 post partum spontan hari ke-3
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera: tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
27 Mei 2016
17.00
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 3 jaribawah pusat, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaranlochea rubra, berwarna merah, konsistensi cair, luka jahitantampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnya dalam batasnormal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini
17.15
WITA
Memberikan KIE mengenai tanda bahaya masa nifas; ibu dapatmenyebutkan dan menjelaskan tanda bahaya nifas (SAP danleaflet terlampir)
17.25
WITA
Mngajarkan ibu perawatan payudara ; ibu bisa mengulangkembali cara perawatan payudara
17.45
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangmasa nifas; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal30 Mei 2016
17.50
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancar
235
3. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-2
Tanggal/waktu pengkajian : 30 Juni 2015/ 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
S:
Ibu tidak memiliki keluhan, pengeluara ASI lancar dan bayi menyusui sering
dan aktif.
O :
KU : Baik; Kesadaran : composmentis;
TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36oC
BB : 48 kg
Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI
Abdomen : TFU pertengahan pusat dan symphisis , dan kandung kemih
teraba kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran
Lochea sanguilenta, tidak terdapat luka parut, tidak tampak
fistula, luka perineum dan jahitan tampak baik.
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi dan balita tidur
Nutrisi Ibu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelas
236
A :Diagnosa : P2002 1 Minggu post partum spontan
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
30 Mei 2016
15.00
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasilpemeriksaan fisik puerperium, tanda-tanda vital dalambatas normal, TFU tidak teraba, tampak adanyapengeluaran ASI. Pengeluaran lochea sanguilenta, lukajahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisiklainnya dalam batas normal; ibu mengerti dengankondisi saat ini
15.05
WITA
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jamsekali ; ibu bersedia menyusui bayinya setiap 2 jamsekali
17.15
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenaikunjungan ulang masa nifas; Ibu bersedia dilakukankunjungan ulang pada tanggal 17 Juni 2015
17.20
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
air putih/hari
Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhgjernih, tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensilunak warna kecoklatan
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancar
237
4. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-3
Tanggal/waktu pengkajian : 07 Juni 2016/ 16.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Damai Noviasari, SST
S:
Pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusui sering dan aktif, ibu mengeluh
kurang tidur.
O :
KU : Baik; Kesadaran : composmentis;
TTV ; TD : 110/80 mmHg, N : 78 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36oC
BB : 45 kg, TB : 143 cm, LILA : 23,5 cm
Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI
Abdomen : TFU tidak teraba, dan kandung kemih teraba
kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran
Lochea serosa, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula,
luka perineum dan jahitan tampak baik.
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu tidak ada tidur siang; Malam : 5-6 jam
238
A :Diagnosa : P2002 2 Minggu post partum spontan
Masalah : Kurang tidur
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : Kelelahan, anemia
Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
07 Juni 2016
16.00
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidakteraba, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea alba,luka jahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini
16.10
WITA
Memberi tahu ibu tentang nutrisi dan istirahat yang cukup; ibudapat menjelaskan tentang nutrisi dan istirhat yang cukup
16.20
WITA
Menganjurkan ibu untuk beristirahat ketika bayi tidur agar ibutidak kelelahan; ibu bersedia untuk beristirahat ketika bayi tidur
16.25
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potong lauk(ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelas airputih/hari
Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhg jernih,tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensi kecoklatan
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancer
239
5. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-4
Tanggal/waktu pengkajian : 13 Juni 2016/ 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
Pembimbing : Novi Pasiriani, SST., M.Pd
S:
Pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusui sering dan aktif, ibu mengeluh
kurang tidur
O :
KU : Baik; Kesadaran : composmentis;
TTV ; TD : 110/80 mmHg, N : 78 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36oC
BB : 39 kg,
Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI
Abdomen : TFU tidak teraba, dan kandung kemih teraba
kosong.
Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran
lochea alba, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula, luka
perineum dan jahitan tampak baik.
Pola Fungsional
Pola Keterangan
Istirahat Ibu tidak ada tidur siang; Malam : 5-6 jam
NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelasair putih/hari
240
A :Diagnosa : P2002 2 Minggu post partum spontan
Masalah : Kurang tidur
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : Kelelahan, anemia
Kebutuhan Tindakan Segera: tidak ada
P :
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
07 Juni 2016
15.00
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidakteraba, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea alba,luka jahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini
15.10
WITA
Memberi tahu ibu tentang nutrisi dan istirahat yang cukup; ibudapat menjelaskan tentang nutrisi dan istirhat yang cukup
15.20
WITA
Menjelaskan kepada ibu mengenai alat kontrasepsi IUD, kelebihandan kekurangan IUD, dan cara kerja IUD ; ibu dapat mengulangkembali kelebihan dan kekurangan IUD, dan cara kerja IUD
15.30
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhgjernih, tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensikecoklatan
Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancer
241
E. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Neonatus
1. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan 6-8 jam pertama
Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2015/Pukul :20.00 WITA
Tempat : R. Mawar RSKD
S: Tidak ada
O :
KU : Baik, N : 142 x/menit, R : 40 x/menit, S : 36,4 °C, BB : 3390 gram,
Pola Fungsional
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
Ibunya. Ibu menyusui bayinya secara on-demand. Ibu juga tidakmemberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2 kali/hari konsistensi lunak warna hijau kehitaman- BAK 4 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
PersonalHygiene
- Bayi belum ada dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
A :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
242
P :
Tanggal 24 Mei 2016
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 20.30
WITA
Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalamkeadaan sehat; Ibu telah mengerti kondisibayinya saat ini.
2. 20.35 WITA Memberikan tahu ibu tentang tanda bahaya bayi sepertidemam, bayi kuning, malas menyusu, tali pusat berbau,gerakan/tangisan tidak ada, merintih, bayi sesak, infeksimata, diare, kejang. Apabila ibu menemui tanda-tandatersebut sgera kepelayanan kesehatan terdekat; Ibudapat menyebutkan dan menjelaskan tanda bahayapada bayi
3. 20.45
WITA
Memberi KIE tentang cara merawat tali pusat; ibu dapatmempraktekkan cara merawat tali pusat (SAP danleaflet terlampir)
4. 20.55 WITA Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjunganulang neonatus selanjutnya yaitu pada 3 hariselanjutnya pada tanggal 27 Mei 2016 atau ada saatkeluhan.
5. 20.00
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP
2. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-1 (bayi di rawat di R. Bayi)
Tanggal/waktu pengkajian : 27 Mei 2015/ 17.00 WITA
Tempat : R. Bayi RSKD
Nama Pengkaji : Mariyanti
S : Tidak ada
O :
KU : Baik, N : 136 x/menit, R : 48 x/menit, S : 36,7 °C, BB : 3260 gram,
243
Wajah : Tampak kuning
Abdomen : Tali pusat belum lepas
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 14,7 gr/dL (12-24 gr/dl)
Leukosit : 39.800 uL ( 9000-30.000)
Golongan darah : B Rh + (ibu bergolongan darah O Rh +)
Retikulosit : 6,0 %
Bilirubin total : 12,80 mg/dL
Pola Fungsional
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
PersonalHygiene
- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
A :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari dengan
hiperbilirubenemia susp. Inkompatibilitas
ABO (ketidakcocokan golongan darah ibu dan
bayi)
Masalah : Bayi kuning
Diagnosis Potensial : Kern Ikhterus
Masalah Potensial : tidak ada
244
Kebutuhan tindakan segera : tidak ada
P :
Tanggal : 28 Mei 2016
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
28 Mei 2015
17.31
WITA
Memberitahu ibu bahwa bayinya kuning yang dimana mengalamihiperbilirubinnemia; Ibu telah mengerti kondisi bayinya saat ini.
17.35
WITA
Anjurkan ibu untuk meyusui bayinya setiap 2 jam sekali ataumemecah ASI sesering mungkin ; ibu bersedia melakukan apa yangdisarankan
17.40
WITA
Bayi diberikan fototerapi double selama 19 jam ; bayi telahdifototerapi duoble
17.50
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangneonatus; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 05Juni 2015
17.55
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
3. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-2
Tanggal/waktu pengkajian : 30 Mei 2016/ 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
S :
Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel.
245
O :
KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 51 x/menit, S : 36,9 °C, BB : 3800 gram,
Wajah : Tampak kuning
Kulit : Tampak kuning dibagian wajah
Sklera : Tampak sedikit kuning
Abdomen : Tali pusat sudah lepas
Pola Fungsional
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
Ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
PersonalHygiene
- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah
ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
A :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Usia Kehamilan usia 7 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada
P :
Tanggal : 30 Mei 2016
Tanggal/ Pelaksanaan Paraf
246
Jam
30 Mei 2016
15.00
WITA
Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat akan ; Ibutelah mengerti kondisi bayinya saat ini.
17.47
WITA
Menganjurkan ibu untuk lbih sering menyusui bayinya dengan posisidan teknik yang benar; ibu bersedia menyusui bayinya dengan posisidan teknik yang benar
17.52
WITA
Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangneonatus; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 06Juni 2016
17.55
WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
4. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-3
Tanggal/waktu pengkajian : 06 Juni 2016/ 15.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
S :
Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel, terdapat bintik – bintik
kecil dan berair dibadan
O :
KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 36 x/menit, S : 36,6 °C, BB : 4100 gram
terdapat bintik-bintik merah dan berair dibagian kepala dan lipatan leher
serta axila
Wajah : Tampak kuning
247
Kulit : Tampak kuning dibagian wajah
Sklera : Tampak sedikit kuning
Pola Fungsional
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh
Ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuningkehijauan
- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernihPersonal Hygiene - Bayi sudah dimandikan.
- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basahataupun lembab.
Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jikahaus dan popoknya basah atau lembab.
A :
Diagnosis : Bayi Ny. E usia 14 hari
Masalah : Terdapat bintik-bintik merah dan berair dikulit
bagian kepala dan lipatan leher
Diagnosis Potensial : Miliaria
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : tidak ada
P :
Tanggal : 06 Juni 2016
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
6 Juni 2065
16.00
WITA
Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat; Ibu telahmengerti kondisi bayinya saat ini.
16.10
WITA
Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kaliberkeringan dan membersihkan tubuh bayi dengan air hangatagar bintki-bintik merah tidak semakin banyak ; ibu mengerti
248
dengan nasehat yang diberikan
16.20
WITA
Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya jika semakinbanyak ; ibu bersedia memeriksakan bayinya jika bintik – bintiksemakin banyak.
16.30 Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
5. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-4
Tanggal/waktu pengkajian : 14 Juni 2016/ 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
Nama Pengkaji : Mariyanti
S :
Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel, masih terdapat bintik-
bintik kecil (biang keringat) dan bayi mengalami kembung.
O :
KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 51 x/menit, S : 36,9 °C, BB : 4300 gram
Masih terdapat bintik-bintik merah dan berair dibagian kepala dan lipatan
leher serta axila
Perkusi Abdomen : pada pemeriksaan abdomen, perut berbunyi seperti
kembung
Pola Fungsional
Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh Ibunya.
Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu juga tidakmemberikan makanan lain selain ASI.
Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih
249
PersonalHygiene
- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah ataupun
lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan
popoknya basah atau lembab.
A :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Usia Kehamilan usia 7 hari
Masalah : bayi kembung dan masih terdapat sisa bintik-
bintik kecil
Diagnosis Potensial : Miliaria
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada
P :
Tanggal : 14 Juni 2016
Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf
6 Juni 206515.00WITA
Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat; Ibu telahmengerti kondisi bayinya saat ini.
15.10WITA
Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kaliberkeringan dan membersihkan tubuh bayi dengan air hangatagar bintki-bintik merah tidak semakin banyak ; ibu mengertidengan nasehat yang diberikan
15.20WITA
Mengajarkan ibu tentang massase bayi ; ibu bisa melakukankembali cara massase bayi
15.50WITA
Memandikan bayi ; bayi dimandikan dengan air hangat yang telahdicampur dengan lactacit
16.00WITA
Memakaiankan bayi baju yang telah disiapkan, membedong bayidan mengenakan bayi topi
16.15WITA
Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP
250
F. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Tanggal Pengkajian/Waktu : 14 Juni 2016/14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. E
S :
1. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu tidak sedang/memiliki riwayat penyakit ginekologi yaitu kista ovarium
di kehamilan pertama
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga, ibu tidak memeiliki riwayat kesehatan tertentu dan
tidak memiliki riwayat alergi makanan tertentu. Selain itu ibu mengatakan
dalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki riwayat penyakit
hipertensi, hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang
menular ataupun berpotensi menurun, serta tidak ada riwayat keturunan
kembar.
3. Riwayat Menstruasi
HPHT Ny. S adalah 08 Agustus 2015, taksiran persalinan yaitu pada
tanggal 15 Mai 2016 dengan riwayat siklus haid yang teratur selama 28-30
hari, lama haid 6-7 hari, banyaknya haid setiap harinya 2-3 kali ganti
pembalut, warna darah merah, encer, kadang bergumpal. Ibu tidak
mempunyai keluhan sewaktu haid. Ibu mengalami haid yang pertama kali
saat ibu berusia 14 tahun.
251
4. Riwayat Obstetri
No
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami
Ank UK Pny Jns Pnlg TmptPeny
JKBB/
PBH M
Abnormalitas
Laktasi
Penyulit
1 1 1Aterm
Ta’a Spt Bidan RSKD Ta’a P
3100grgr/49cm
4 thn - - +Ta’a
2 1 2aterm
Ta’a Spt Bidan RSKD Ta’a P3390gr/47cm
21hari
- - +Ta’a
5. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Ibu makan 3x/hari dengan porsi makan: nasi seporsi, lauk pauk 2 potong,
sayur dan terkadang dengan buah-buhan, susu, air putih. Tidak ada
keluhan dalam pemenuhan nutrisi.Nafsu makan baik
Eliminasi
BAK sebanyak 4-5x/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair,
tidak ada keluhan. BAB sebanyak 1x/hari atau 1x/2hari,
berwarna cokelat, konsistensi padat lunak, tidak ada keluhan.
IstirahatTidur siang selama ± 1-1,5 jam/hari. Tidur malam selama ± 6-7
jam/hari, dan tidak ada gangguan pola tidur
Aktivitas
Di rumah ibu hanya membereskan rumah dan masak, mengurus anak.
Kegiatan ibu diluar rumah yakni mengajar sebagai guru sd
Personal
Hygiene
Mandi 2x/hari, ganti baju 2-3x/hari, anti celana dalam 2-3x/hari
Kebiasaan Tidak ada
Seksualitas Belum ada melakukan hubungan seksual
252
6. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
Ini merupakan pernikahan pertama. Ibu menikah sejak usia 27 tahun, lama
menikah ± 6 tahun, status pernikahan sah. Ini merupakan kelahiran anak yang
kedua. Kultural dalam keluarga ibu tidak memiliki adat istiadat atupun tradisi
yang dapat mempengaruhi kehamilan. Sebelumnya ibu memakai KB Suntik 3
bulan dan KB Alamiah.
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan tanda
vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,5oC, nadi 78
x/menit, pernafasan 20 x/menit.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tampak simetris, tidak tampak lesi, distribusi rambut merata,
tampak bersih, warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat,
tidak teraba benjolan/massa.
Wajah : Tampak simetris, tidak tampak kloasme gravidarum, tidak
tampak pucat, tidak teraba benjolan/massa, tidak teraba oedema.
Mata : Tampak simetris, konjungtiva sedikit pucat, sklera berwarna
putih, tidak tampak pengeluaran kotoran, tidak teraba oedema
pada kelopak mata.
Telinga : Tampak simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak
berbau.
Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan
cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung.
253
Mulut : Tampak simetris, tidak tampak pucat, bibir tampak lembab,
tampak bersih, lidah tampak bersih, tidak tampak stomatitis
ataupun caries, tampak gigi geraham berlubang di kanan dan kiri.
Leher : Tidak tampak pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe,
dan kelenjar tiroid, tidak tampak hiperpigmentasi. Tidak teraba
pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar
tiroid.
Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi, tidak tampak alat bantu
tampak hiperpigmentasi pada aerolla mammae, putting susu
tampak menonjol. Tampak pembesaran, tidak teraba
massa/oedem, ada pengeluaran asi, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
Abdomen :Tampak simetris, tidak tampak bekas operasi, tidak teraba
massa/pembesaran.
Ekstremitas : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak tampak varises
dan edema tungkai. Pada ekstremitas atas tidak ada oedema
dan cavilari refil kembali dalam waktu > 2detik.
A :
Diagnosa : P2002 usia 33 tahun dengan akseptor KB IUD
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
254
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Tidak ada
P :
No. Waktu Tindakan Paraf
1. 16.00
WITA
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasilpemeriksaan fisik nifas ibu dalam keadaan normal;Ibu mengerti kondisinya dalam keadaan normal.
2. 16.15
WITA
Memberi KIE mengenai cara kerja kontrasepsi IUD,kelebihan dan kekurangan kontrasepsi IUD,lamanya penggunaan kontrasepsi IUD (SAP danleaflet terlampir) ; ibu bersedia menggunakansesuai dengan jangka panjang (masa pemakaian )alat kontrasepsi IUD
3. 16.30 WITA Segera menghubungi atau kedokter jika adakeluhan ; ibu bersedia menghubungi atau langsungmmeriksakan diri kedokter atau bidan bila adakeluhan
255
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan
Dipembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan yang
terjadi antara praktek dan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar
dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam
penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :
1. Kehamilan
Klien bernama Ny. E usia 33 tahun G2P1001 hamil 32 minggu janin
tunggal, hidup, intrauteri, yang bertempat tinggal di Kelurahan Sepinggan
Baru Kecamatan Balikpapan Selatan Kota Balikpapan. Ny. E saat ini sedang
mengandung anak kedua.
Selama kehamilan, Ny. E memeriksakan kehamilannya secara teratur
sebab Ny. E tidak ingin terjadi masalah dengan kehamilannya serta
menghindari terjadinya masalah pada persalinan nanti. Pada trimester 1 Ny. E
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 3 kali, pada trimester II
sebanyak 3 kali, pada trimester III sebanyak 8 kali. Frekuensi pemeriksaan ini
telah memenuhi standar sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa WHO
menganjurkan sedikitnya ibu hamil melakukan 4 kali kunjungan Antenatal
Care (ANC) selama kehamilan yaitu dengan frekuensi pemeriksaan ANC
256
pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali, trimester III
minimal 2 kali (Kusmiyanti, 2009).
Ny. E tidak pernah mengalami keluhan yang berat pada kehamilan ini,
keluhan yang dialami Ny. E hanyalah keluhan fisiologis seperti neyri
punggung dibagian bawah. Keluhan ini sesuai dengan teori yaitu Nyeri
punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan
usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi
wanita tersebut dan postur tubuhnya (Kusmiyanti, 2009). Selain itu, Ny. E
mengeluh mengalami keputihan. Sesuai teori yang dikemukakan varney
(2007) yaitu seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat
hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah
satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan
penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi
pencernaan.
Ketika ibu melakukan USG pada usia kehamilan 38 minggu, dr.
Obgyn mengatakan kehamilan ibu mengalami kelebihan air ketuban
yang disebut polihidramnion. Hidramnion yaitu normal volume cairan
amnion meningkt secara bertahap selama kehamilan dan mencapai puncakya
kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu(Admin,2011). Akan tetapi
penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan dipraktik yang dimana
tanda dan gejala polihidramnion tidak ditemukan ketika melakukan
pemeriksaan ANC. Tanda dan gejala polihidramnion yaitu ukuran uterus
lebih besar dibanding yang seharusnya, identifikasi janin dan bagian janin
257
melalui pemeriksaan palpasi sulit dilakukan, DJJ sulit terdengar, ballotemen
janin jelas, sesak, nyeri abdomen, odeme dan varices (Ambarawati,2010).
Menurut Sulistyawaati (2009) standar asuhan pelayanan Antenatal
care 10 T meliputi; timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan
tekana darah, mengukur TFU, skrining status imunisasi TT, tablet Fe minimal
90 tablet selama kehamilan, pemeriksaan HB, pemeriksaan VDRL, perawatan
oayudara, senam payudara dan pijat tekan payudara, senam ibu hamil, temu
wicara (konseling), pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan
reduksi urine atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah
endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis
malaria. Penulis berpendapat, saat dilapangan, sebagian besar petugas
kesehatan menggunakan pelayanan ANC yang berstandar 10 T maka resiko
atau penyulit pada ibu hamil dapat dideteksi sejak dini, adapun pelayanan
yang diberikan sebagai berikut :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Hasil pemeriksaan berat badan Ny. E adalah 50 kg. Ny.E
mengatakan sebelum hamil berat badannya 36 kg. Sehingga Ny. E
mengalami kenaikan berat badan sekitar 14 kg. Menurut Sukarni tahun
2013 kenaikan berat badan ibu hamil dapat dikatakan normal apabila
mengalami kenaikan berat badan sekitar 6,5 kg- 16,5 kg.
Menurut penulis kenaikan berat badan yang dialami Ny. E masih
adalam batas normal karena tidak melebihi dari 16,5 kg. Kenaikan berat
badan tersebut didukung dengan asupan nutrisi yang baik pada saat hamil.
258
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan janin dalam rahim
Saat dilakukan pengukuran tinggi badan, Ny. E memiliki tinggi
badan 143 cm. berdasarkan teori yang dikenukakan Pantikawati tahun
2010 mengemukakan bahwa tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
tergolong resiko tinggi yaitu dikhawatirkan panggul ibu sempit. Penulis
berpendapat, pentingnya dilakukan pengukuran tinggi badan karena
sebagai deteksi dini adanya panggul sempit atau ketidak sesuaian antara
besar bayi dan luas panggul dan tinggi badan Ny.E dibawah normal karena
kurang dari 145 cm. Ny. E termasuk dalam resiko tinggi.
b. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah Ny. E selalu dalam keadaan normal, tekanan darah
pada pemeriksaan terakhir 100/70 mmHg.Sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Depkes RI tahun 2009, tekanan darah yang normal adalah
110/80 mmHg - 140/90 mmHg, hal ini dilakukan sebagai deteksi adanya
hipertensi atau preeklamsi dalam kehamilan. Penulis berpendapat, dengan
adanya pemeriksaan tekanan darah pada setiap kunjungan, dapat diketahui
pula ibu beresiko atau tidak dalam kehamilannya dan menurut penulis
tekanan darah Ny. N normal karena tidak melebihi 140/90 mmHg.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Hasil pemeriksaan Lila Ny. E adalah 23,5 cm. Menurut Kusmiyati
tahun 2009, Lila ibu hamil normalnya yaitu 23,5 cm – 36 cm. Pengukuran
Lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK).
259
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
Menurut penulis dengan mengukur status gizi pada ibu hamil, dapat
diketahui kecukupan gizi pada ibu. Apabila gizi ibu kurang, tentunya
kurang pula asupan gizi ke janin dan Lila Ny.E termasuk normal karena
tidak kurang dari 23,5 cm. Sehingga antara teori dan praktek tidak terjadi
kesenjangan.
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Hasil pengukuran TFU Ny.E normal dan sesuai dengan usia
kehamilannya yaitu 35 cm atau 2 jari dibawah procesus xifoideus pada
umur kehamilan 40 minggu 2 hari. Usia kehamilan Ny. E melewati tanggal
taksiran persalinan sehingga bertambahan berat janin ketika telah melewati
tanggal persalinan akan cepat meningkat. Kemudian dilakukan
penghitungan tafsiran berat janin dengan hasil 3720 gram. Sesuai dengan
teori yang dinyatakan oleh Manuaba tahun 2010, umur kehamilan 35
minggu TFU normalnya 2 jari dibawah procesus xifoideus.
Penulis berpendapat, perlunya dilakukan pengukuran TFU pada ibu
hamil dengan polihidramnion yakni sebagai acuan pertambahan berat
badan janin.
e. Mentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Hasil saat dilakukan pemeriksaan palpasi leopold pada Ny. E ,
presentasi janin normal yaitu kepala sebagai bagian terendah janin dan saat
didengarkan DJJ dalam keadaan normal yaitu 148 x/menit. Sesuai dengan
260
teori yang dikemukakan oleh Manuaba tahun 2010, letak dan presentasi
janin dalam rahim merupakan salah satu faktor penting yang berpeng aruh
terhadap proses persalinan. Menentukan presentasi janin dimulai pada
akhir trimester II dan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini
dimaksutkan untuk mengetahui letak janin.Jika pada trimester III bagian
bawah janin bukan kepala, atau kepal janin belum masuk PAP berarti ada
kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit.Selain itu penilaian
DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
ANC. DJJ normal yaitu 120-160 x/menit.
Penulis berpendapat dengan dilakukannya asuhan tersebut, dapat
menjadi acuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosa klien. Sehingga dapat
dilakukan asuhan selanjutnya berdasarkan diagnosa yang telah
ditentukannya dan posisi janin Ny. E tidak mengalami kelainan letak, DJJ
normal karena tidak melebihi 160 x/menit.Sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek.
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Saat dilakukan anamnesa mengenai imunisasi TT Ny. E
mengatakan telah mendapat imunisasi TT saat sekolah 3 kali, saat menikah
1 kali, saat hamil anak pertama 1 kali, dan saat hamil anak kedua 1 kali.
Hal ini sesuai dengan konsep imunisasi TT.
Hal ini sependapat dengan teori yang dipaparkan Kusmiyati, dkk
tahun 2008, pemberian imunisasi TT pada saat ibu hamil, disesuaikan
dengan status imunisasi TT ibu saat ini sehingga apabila Imunisasi TT5
sudah didapatkan (TT Long live) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
261
Menurut penulis imunisasi TT Ny. N sudah lengkap sampai TT5.Sesuai
dengan teori yang sudah dijelaskan di atas Ny. E sudah tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi. Imunisasi TT penting diberikan sebagai
pencegahan terhadap penyakit Tetanus.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Saat dilakuakn anamnesa Ny. E mengatakan mendapatkan tablet
Fe di PKM Sepinggan. Semenjak kehamilan trimester II hingga akhir
trimester III. Tablet Fe yang Ny.E dapatkan sebanyak 30 tablet setiap
bulan. Sehingga sampai pada trimester akhir kehamilan Ny. E
mendapatkan lebih dari 90 butir tablet Fe yang dikonsumsi secara rutin.
Ny. E meminum tablet Fe 1 x sehari pada malam hari dengan air putih.
Menurut Kusmiyati tahun 2009, pemberian suplement tablet
tambah darah atau zat besi pada ibu hamil minimal 90 butir.Setiap tablet
zat besi mengandung FeSO4 320 MG (zat besi 30 mg), dasar pemberian
zat besi adalah adanya perubahan volume darah (peningkatan sel darah
merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50 %). Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh atau kopi karena
mengandung tanin dan pitat yang menghambat penyerapan zat besi..
Menurut penulis Ny. E sudah patuh dalam mengkonsumsi tablet
Fe, dan sudah benar tentang cara meminumnya. Dengan demikian resiko
Ny.E untuk terkena anemia sangatlah kecil.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan hemoglobin Ny.E dilakukan dirumah Ny.E dengan
menggunakan alat hb digital dengan hasil 11,4 gr%. Pemeriksaan
262
laboratorium khusus seperti pemeriksaan Hepatitis, HIV dan VDRL
dilakukan di Puskesmas Sepinggan tanggal 10 Mei 2016 dengan hasil
pemeriksaan negatif.
Hal tersebut sesuai dengan Teori Saifuddin tahun 2007,
pemeriksaan dan pengawasan Hb pada ibu hamil dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu pada saat TM I dan TM III.Kadar Hb normal pada
ibu hamil yaitu tidak kurang dari 11 gr%.
Menurut penulis kadar Hemoglobin darah Ny. E normal karena
tidak kurang dari 11gr% dan Ny. E tidak mengalami anemia.
Pemeriksaan laboratorium berupa tes protein dan tes urine glukosa
tidak dilakukan pada Ny. E karena tidak ada keluhan ataupun tanda gejala
yang mengarah pada hal tersebut.
Hal ini didukung dengan teori yang dinyatakan oleh Depkes RI
tahun 2005, bahwa pemeriksaan urine untuk tes protein dan urine glukosa
dapat dilakukan atas indikasi, bila ada kelainan ibu dirujuk. Sedangkan
untuk pemeriksaan khusus seperti test PMS dan Hepatitis merupakan
program khusus pemerintah yang dimana setiap ibu yang hamil harus
melakukan pemeriksaan test PMS dan Hepatitis.
i. Tatalaksana kasus
Hasil dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa masalah-masalah yang di keluhankan Ny.E adalah kehamilan yang
mengalami polihidramnion. Penatalaksanaannya pun dilakukan dengan
kolaborasi bersama dr. Obgyn untuk dilakukan USG untk memastikan
bahwa bayi Ny. E tidak mengalami kelainan kongenital. Hidramnion
263
sering terjadi bersamaan dengan cacat janin terutama pada anenchepalus
dan atresia esophagel (Taufan,2010)
Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan (Manuaba,2010).
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan.
Berdasarkan dengan teori yang sudah dipaparkan di atas penulis
berpendapat bahwa perencanaan penatalaksanaan kegawat daruratan harus
dilakukan rujukan pada Ny.E mengingat hasil pemeriksaan Ny.E dengan
kehamilan polihidramnion dan tinggi badan yang kurang dari 145 cm dan
tterjadi kesenjangan antara teori dan praktik.
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencan aan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
Ny. E dan keluarga sebagai pengambil keputusan telah mendapat
konseling mengenai perencanaan persalinan. Sehubungan dengan teori
yang dinyatakan oleh Depkes RI tahun 2005, pada trimester III petugas
kesehatan baiknya memberikan konseling kepada ibu dan suami untuk
merencanakan proses persalinannya, dan pencegahan komplikasi (P4K)
serta KB setelah bersalin. Diakhir kunjungan Ny. E merencanakan ingin
bersalin di RS Dr. Kanudjoso Djatiwibowo..
Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin tahun 2008, konseling
diberikan pada setiap kunjungan ANC disesuaikan dengan kebutuhan
ibu.Saat pelaksanaan ANC juga telah dilakukan perencanaan persalinan
yang meliputi rencana tempat bersalin, penolong persalinan, transportasi,
264
biaya, serta keperluan ibu dan bayi. Secara keseluruhan penulis tidak
mengalami kesulitan pada saat temu wicara dengan Ny.E, hal ini
dikarenakan Ny.E kooperatif dan mau bekerjasama sehingga konseling
berjalan lancar.
2. Persalinan
Saat memasuki proses persalinan kala I, usia kehamilan Ny. E
yaitu 41 minggu 2 hari minggu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR,2008). Kehamilan cukup bulan
(aterm) atau pematangan janin terjadi pada minggu 37-40 adalah periode
saat neonatus memiliki kemungkinan hidup maksimal(Benson,2009).
Ny. E tidak dilakukan induksi oleh dokter dikarenakan usia
kehamilannya yang masih berada diantara 37-42 minggu dan jumlah air
ketuban yang masih banyak menurut hasil USG. Pemeriksaan USG
dilakukan untuk melakukan pemeriksaan biometri yang gunanya untuk
menaksir berat badan janin. Pemeriksaan derajat kematangan plasenta dan
keadaan cairan amnion. Hasil dari USG Ny.E dinyatakan oleh dokter
normal dengan Taksiran Berat Badan Janin tidak >4000 gram dan jumlah
air ketuban yang cukup banyak. (Sarwono, 2010)
Penulis menyimpulkan bahwa tanda-tanda persalinan yang dialami
Ny.E sesuai dengan teori yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara teori dengan praktik.
Tanggal 24 Mei 2016 pukul 07.30 WITA Ny. E merasa kencang-
kencang namun belum keluar lendir darah. Pukul 08.40 WITA Ny. E
265
memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke UGD RSKD karena Ny.
E merasakan mules diperut dan kencang-kencang yang semakin sering.
Klien mengeluh sakit dan nyeri di bagian bawah pinggang menjalar hingga
ke perut, yang kemudian diikuti kencang-kencang yang semakin sering.
Pada pukul 09.00 WITA saat di periksa dalam dengan hasil vulva/uretra
tidak ada kelainan, portio tebal lunak, efficement 50 %, selaput ketuban
utuh, presentasi kepala, pembukaan serviks 5 cm, penurunan kepala hodge
II, DJJ 145 x/menit dengan HIS yang adekuat yaitu 3 kali dalam 10 menit
dengan durasi 40-45 detik.
3,5 jam selanjutnya bidan melakukan observasi persalinan
berdasarkan partograf pada pukul 12.30 WITA, hasil pemeriksaan dalam
vulva, uretra tidak ada kelainan, portio tipis lunak, efficement 50 %,
selaput ketuban utuh, pembukaan serviks 9 cm, posisi kepala janin pada
hodge II, DJJ 153 x/menit dengan HIS (5x dalam 10 menit dengan durasi
45-50 detik). Dilakukan amniotomi pukul 12.30 wita dengan jumlah air
ketuban ±100 cc dan pemasangan infus RL untuk mencegah kemugkinan
terjadinya perdarahan post partum akibat dari kehamilan polihidramnion.
Sesuai dengn teori yang dikemukakan oelh Taufan(2010) yaitu diagnosa
potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan polihidramnion yaitu atonia
uteri, solutio plasenta, perdarahan post partum.
Saat klien telah memasuki fase aktif bidan menyiapkan partus set
serta alat pelindung diri dan perlengkapan bayi. Pukul 13.00 WITA Ny.E
mengeluh ingin BAB dan merasa nyeri perut bagian bawah menjalar
sampai ke pinggang.Hal ini sesuai dengan APN (JNPK-KR, 2008) langkah
awal pertolongan persalinan adalah menyiapkan alat dan bahan dalam
266
pertolongan persalinan. Penulis berpendapat, penyiapan alat dan bahan
dalam pertolongan persalinan tersebut selain memudahkan bidan dalam
proses pertolongan persalinan juga sebagai mengoptimalkan waktu dalam
pertolongan persalinan.
Ny. E memasuki kala II. Pukul 13.30 WITA. Melakukan pemeriksaan
dakam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
selaput ketuban pecah spontan dengan warna jernih, efficement 100 %,
pembukaan serviks 10 cm, posisi kepala janin pada hodge III+, DJJ 148
x/menit, dengan HIS 5x dalam 10 menit dengan durasi 45-50 detik. Pada
pukul 13.45 WITA kepala 5-6 cm didepan vulva dan hodge IV.Pukul
13.49 WITA bayi lahir.
Keadaan Ny. E tanda-tanda persalinan yaitu rasa nyeri terasa
dibagian pinggang dan penyebar ke perut bagian bawah, lendir darah
semakin nampak, waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah,
serviks menipis dan membuka. Penulis sependapat dengan teori tersebut,
karena Ny. N merasakan kencang-kencang dan diikuti pengeluaran lendir
darah pada awal persalinannya dan setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
pembukaan serviks 2 cm bertambah menjadi 5 cm dan terakhir lengkap
atau 10 cm. Pertambahan pembukaan serviks pada Ny. E didukung dengan
HIS yang semakin meningkat dan adekuat (Sumarah, dkk,2009.
Kala I hingga kala II yang dialami Ny. E berlangsung selama 4
jam. Lama kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam (JNPK-KR,2008).
Mulai pembukaan lengkap jam 13.30 WITA ibu dimotivasi atau
boleh untuk mengejan apabila rasa sakit atau kontraksinya mulai semakin
267
kuat. Disela-sela his, asupan nutrisi ibu kurang.Ibu hanya mau minum
sedikit saja.Sehingga terpengaruh pada power ibu yang diakibatkan ibu
menjadi kelelahan.Menurut varney tahun 2008, kebanyakan wanita saat
persalinan tidak menginginkan untuk makan.Namun, cairan yang adekuat
harus disediakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Pembukaan lengkap Ny. E terjadi pada pukul 13.30 WITA dan bayi
lahir pukul 13.49 WITA, lama kala II Ny. E berlangsung selama 19 menit
dan ini merupakan keadaan yang normal. Hal tersebut sesuai dengan teori
JNPK-KR tahun 2008, mengungkapkan bahwa pada primigravida kala II
berlangsung rata-rata 2 jam dan pada multipara rata-rata 1 jam. Penulis
berpendapat, proses persalinan Ny. E berlangsung lancar dikarenakan
selalu terpantaunya persalinan klien sesuai dengan partograf.Ny. E telah
mendapat APN dalam proses persalinannya, persalinan klien berjalan
dengan lancar dan hasil pemantauan persalinan melalui partograf dalam
keadaan baik.
Bayi lahir spontan dan segera menangis pada pukul 13.49 WITA,
jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3390 gram panjang 49 cm.
tidak ada kelainan kongenital seperti anenchepal dan atresia esophagel.
Setelah dilakukan pemotongan tali pusat, bayi langsung diletakkan di
dada Ny.E untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Menurut Sumarah, dkk
tahun 2008, sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek
psikologis yang dalam diantar ibu dan anak. Naluri bayi akan
membimbingnya saat baru lahir. Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan,
insting bayi membawanya untuk mencari putting susu dang ibu.
268
Menurut penulis IMD sangatlah penting karena mendatangkan
manfaat yang sangat banyak bagi bayi khususnya, antara lain dada ibu
menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari
payudara. Hal ini akan menghindari bayi dari kedinginan atau hypotermia.
Pada saat bayi lahir plasenta belum keluar, bidan pun segera
melakukan asuhan manajemen aktif kala III. Proses penatalaksanaan kala
III Ny. E dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.
Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm
di depan vulva. Saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta bidan melakukan
PTT, lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri.
Hal ini sesuai dengan manajemen aktif kala III terdiri dari langkah
utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
lahir, melakukan PTT dan masase uteri (JNPK-KR,2008).
Pukul 14.05 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput
ketuban lengkap, posisi tali pusat lateralis, panjang tali pusat ± 50 cm,
tebal plasenta ± 2,5 cm, lebar plasenta ± 16 cm. Lama kala III Ny. e
berlangsung ± 5 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
JNPK-KR tahun 2008 bahwa persalinan kala III dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala III
berlangsung rata -rata antara 5 sampai 10 menit.Akan tetapi kisaran
normal kala III adalah 30 menit. Selain itu didukung pula dengan teori
yang menjelaskan bahwa biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah
bayi lahir dan keluar spontan cc atau dengan tekanan pada fundus uteri
269
(WHO, 2013). Penulis sependapat dengan pernyataan diatas karena
plasenta Ny. N lahir tidak lebih dari 30 menit.
Pukul 14.05 WITA plasenta telah lahir, pada perineum terdapat
ruptur perineum yaitu pada mukosa vagina. Segera dilakukan pemasangan
IUD Sesuai dengan pengkategorian laserasi menurut Depkes RI tahun
2004, laserasi perineum derajat I yaitu yang luasnya mengenai mukosa,
dan kulit perineum, perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan yang terjadi akibat perlukaan yang
menyebabkan pembuluh darah terbuka.
Penulis berpendapat, dalam pelaksanaannya bidan segera melakukan
penjahitan pada perineum agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi.
Sebelum penjahitan dilakukan pemberian anastesi lokal terlebih dahulu
untuk meminimalkan nyeri pada saat proses penjahitan.
Setelah dilakukan tindakan penjahitan pada perineum, bidan
melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
Oleh karena itu, penulis melakukan observasi tersebut setiap 15 menit
pada jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah melahirkan ( Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).
Penulis berpendapat, dengan dilakukannya pemantauan kala IV
secara komprehensif dapat mengantisipasi terjadinya masalah atau
komplikasi.
Penulis berpendapat selama proses persalinan hingga memasuki kala
IV tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana jumlah air
ketuban ±2100 cc. Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang
berlebihan (lebih dari 2000 ml) (Admin,2011). Selain itu ibu tidak
270
mengalami perdarahan post partum, atonia uteri dan solutio plasenta. Bayi
dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kelainan kongenital.
3. Bayi Baru Lahir
Kehamilan Ny. E berusia 41 minggu 2 hari. Menurut Muslihatun,
2011 mengemukakan bahwa normalnya bayi lahir dengan usia kehamilan
37- 42 minggu dengan berat lahir antara 2500- 4000 gram. Menurut
penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik karena saat
bersalin usia kehamilan Ny.E aterm dan berat badan bayi Ny.E diatas 2500
gram.
Setelah bayi lahir dilakukan penilaian Apgar Score (AS),
didapatkan hasil A/S bayi Ny.N yaitu 7/9.Penilaian ini termasuk dalam
keadaan normal karena menurut Saifuddin tahun 2006, bahwa bayi
normal/asfeksia ringan apabila memiliki nilai AS 7-10, asfeksia sedang
apabila nilai AS 4-6, dan bayi asfeksia berat apabila nilai AS 0-3.Sehingga
penulis berpendapat bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek karena nilai AS bayi Ny.E dalam batas normal yaitu 7/9.
Kemudian dilakukannya pemotongan tali pusat dengan cara
mengklem tali pusat 3 cm didepan dinding perut bayi dan memotong tali
pusat. Dilakukannya perawatan tali pusat dengan cara membungkus tali
pusat dengan kassa steril tanpa membubuhkan apapun serta menjaga agar
tali pusat selalu kering. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
Muslihatun tahun 2010 perawatan umbilicus dimulai segera setelah bayi
lahir dan tali pusat harus tetap kering.
Penulis sependapat dengan teori diatas perawatan tali pusat sangat
penting dilakukan agar mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali
pusat yang tersisa pada bayi. Apabila perawatan tali pusat dapat dilakukan
271
dengan prinsip bersih dan kering, maka tali pusat akan cepat mengering
dan terlepas dengan sendirinya. Setelah dilakukan perawatan tali pusat
kemudian bayi diberikan kepada ibu untuk dilakukan IMD.
Setelah 1 jam dilakukan IMD, dilakukan pemeriksaan fisik pada
bayi Ny.E dengan hasil yaitu BB : 3390 gram, PB : 49 cm, LK : 35 cm,
LD: 35 cm, caput (-), cephal (-), miksi (-), defekasi (-), cacat (-), reflek
normal. Menurut Depkes tahun 2005, bayi baru lahir normal memiliki ciri
berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm dan lingkar kepala 33-35 cm. Penulis berpendapat, hasil dari
pemeriksaan fisik bayi Ny.N dalam batas normal dan sesuai dengan teori.
Pemeriksaan fisik awal pada bayi baru lahir dilakukan sesegera mungkin
dengan tujuan untuk menentukan apakah terdapat kelainan atau tidak pada
bayi serta memudahkan untuk menentukan tindakan lebih lajut.
Setelah pemeriksaan fisik, bayi Ny. E injeksi vitamin K 0,5 cc
secara Intra Muscular (IM) pada paha kiri anterolateral. Setelah satu jam
kemudian bayi Ny. E diberikan imunisasi hepatitis B secara IM pada paha
kanan anterolateral. Asuhan ini di berikan sesuai dengan teori JNPK tahun
2008, bahwa 1 jam setelah bayi lahir dilakukan penimbangan dan
pemantauan antropometri serta pemberian tetes mata profilaksis dan
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral. Setelah 1 jam pemberian
vitamin K1, diberikan imunisasi hepatitis B pada paha kanan anterolateral.
Penulis berpendapat bahwa tujuan diberikannya vit. K pada bayi
Ny. E yaitu untuk mencegah terjadinya perdarahan pada otak
bayi.Sehingga sangat penting bagi bayi baru lahir untuk mendapatkan
salep mata dan pemberian vit. K.
272
4. Nifas
Pada masa nifas, Ny. E mendapatkan asuhan kebidanan sebanyak 4 kali
yaitu saat 6 jam post partum, 3 hari post partum, 1 minggu postpartum dan 2
minggu post partum.Hal ini sesuai dengan kebijakan program nasional bahwa
kunjungan masa nifas dilakukan saat 6-8 jam post partum, 2-6 hari post
partum, 2 minggu post partum dan 4-6 minggu post partum (Suherni, dkk
tahun 2009). Penulis berpendapat kunjungan nifas tersebut sangat penting
dilakukan, karena dengan adanya kunjungan nifas tersebut dapat mendeteksi
adanya penyulit saat masa nifas.
Pada saat kunjungan dilakukan observasi KU, kesadaran, status emosi,
TTV, ASI, kontraksi uterus, dan perdarahan post partum semua dalam batas
yang normal. Asuhan yang diberikan pada Ny.E selama masa nifas meliputi
pemberian KIE tentang nutrisi nifas, mobilisisasi dini, tanda bahaya nifas,
cara perawatan luka jahitan perinuim serta mengajarkan ibu senam nifas.
Menurut Prawiroharjo tahun 2008 bahwa faktor yang mempengaruhi
involusi uterus antara laim senam nifas, mobilisasi dini, serta gizi yang baik.
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa senam nifas
sangat penting karena pengaruh gerakan otot-otot pada ibu nifas dapat
membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul serta dapat
mempercepat kembalinya bagian- bagian tersebut kembali seperti saat
sebelum hamil. Hal ini terbukti dengan hasil yang didapatkan oleh Ny.E
karena setiap dilakukannya kunjungan rumah uterus ibu mengecil secara
bertahap, ibu tidak mengalami perdarahan , mobilisasi ibu cukup baik, luka
273
jahitan pada perinium ibu cepat mengering, serta perut ibu yang semakin
mengecil kembali seperti saat sebelum hamil.
5. Kunjungan Neonatus
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus dilakukan 4 kali kunjungan,
yaitu pada 6 jam, 3 hari, 1 minggu dan 2 minggu. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Muslihatun (2010) yaitu kunjungan neonatus
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN-1 dilakukan 6-8 jam, KN-2 dilakukan 3-7
hari, KN-3 dilakukan 8-28 hari.
Menurut penulis kunjungan pada neonatus penting dilakukan karena
perioede nenonatus yaitu bulan pertama kehidupan.Bayi banyak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan. Begitu banyak
perubahan yang terjadi dalam tubuh bayi dari ketergantungan pada saat
didalam rahim menjadi tidak tergantung pada ibu saat bayi sudah melewati
proses persalinan. Serta sebagai deteksi dini apabila terdapat penyulit pada
neonatus.
Tanggal 24 Mei 2016. Pukul 20.00 WITA dilakukan kunjungan
Neonatus 6-8 jam pertama pada bayi Ny. E yaitu pada ^ jam setelah bayi
lahir. Keadaan umum neonatus baik, nadi 142 x/menit, pernapasan 40
x/menit, suhu 36,5 °C.Bayi telah mendapat injeksi vitamin K, bayi telah
mendapat imunisasi Hepatitis B 0 hari, bayi telah diberi salep mata antibiotik,
bayi sudah BAK dan BAB. Hasil pemeriksaan dalam batas normal.
Tanggal 27 Mei 2016. Pukul 17.00 WITA dilakukan kunjungan
Neonatus pertama pada bayi Ny. E yaitu pada 3 hari setelah bayi lahir. Bayi
274
Ny. E mengalami hiperbilirubinemia dimana jumlah Hb pada bayi menurun
yaitu 14,2 gr/dl dimana jumlah normal dari hemoglobin bayi adalah berkisar
antara 17-22 gr/dL.. Selain itu bayi mengalami inkompabilitas ABO dimana
terjadi ketidakcocokan golongan darah ibu dengan bayi. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium, didapatkan bayi bergolongan darah B Rh +
sedanggkan ibu bergolongan darah O Rh +.
Inkompatibilitas sel darah merah (inkompatibilitas ABO) dapat
disebabkan oleh dua hal, yang pertama akibat ketidakcocokan
(Inkompatibilitas) golongan darah ABO saat melakukan transfusi sehingga
terjadi reaksi hemolisis intravaskular akut dan juga dapat disebabkan oleh
reaksi imunitas antara antigen dan antibody yang sering terjadi pada ibu dan
janin yang akan dilahirkan(Roderic,2006). Penyebab kedua yang
mengakibatkan Inkompatibilitas pada golongan darah ABO adalah reaksi
imunitas antara antigen dan antibody pada ibu dan janin yang dikandungnya.
Inkompatibilitas pada golongan darah ABO terjadi jika Ibu golongan darah O
mengandung janin golongan darah A atau B. Ibu yang golongan darah O
secara alamiah mempunyai antibody anti-A dan anti-B pada sirkulasinya. Jika
janin mempunyai golongan darah A atau B, eritroblastosis dapat terjadi.
Sebagian besar secara alamiah, membentuk anti-A atau anti-B berupa
antibody IgM yang tidak melewati plasenta. Beberapa ibu juga relative
mempunyai kadar IgG anti-A atau anti-B yang tinggi yang potensial
menyebabkan eritroblastosis karena melewati sawar plasenta.
Ibu golongan darah O mempunyai kadar IgG anti-A lebih tinggi
daripada ibu golongan darah B dan mempunyai kadar IgG anti-B lebih tinggi
275
daripada ibu dengan golongan golongan darah A. Dengan demikian, penyakit
hampir selalu terjadi bila golongan darah O. Penyakit jarang terjadi bila ibu
golongan darah A dan bayi golongan darah B. Kehamilan pertama sering
terkena sensitisasi ibu tejadi sejak awal kehidupan melalui kontak dengan
antigen A dan B. Penyakit tidak memburuk pada kehamilan berikutnya yang
juga terkena dan jika ada penyakitnya cenderung menajdi lebih ringan.
Bayi dirawat selama 6 hari dan diberikan fototerapi. Fototerapi perlu
diberikan karena jika kadar bilirubin bayi tinggi, maka fototerapi perlu
dilakukan. Karena kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan keracunan
pada otak bayi yang akhirnya dapat menyebabkan retardasi mental atau palsi
cerebral. Dan jika tahap bilirubin sudah pada tahap yang berbahaya, bisa
dilakukan transfusi tukar yaitu menukar darah bayi dengan darah golongan O
dengan kadar tertentu dan sebelumnya telah dilakukan uji silang.
Keadaan umum neonatus baik, nadi 136 x/menit, pernapasan 48
x/menit, suhu 36,7 °C, BB : 3260 gram, belum terlepas, ASI sebagai asupan
nutrisi bayi.
Pada kunjungan ke 3 yaitu 14 hari, bayi masih tampak kuning. Keadaan
umum neonatus baik, nadi 141 x/menit, pernapasan 42 x/menit, suhu 37 °C,
BB : 3800 gram, belum terlepas, ASI sebagai asupan nutrisi bayi. Keluhan
yang dialami bayi yaitu terdapat bintik-bintik kecil berair disekitaran leher,
ketiak dan daerah llipatan. Menurut teori kelainan kulit yang ditandai dengan
kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat
keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi,
leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang
276
mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala disebut
miliaria/biang keringat (Sudoyo, 2009).
Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi yang mengalami miliaria
yaitu dengan mendorongnya terjadinya penguapan keringat, salah satu
caranya adalah selalu memakaikan bju-baju yang terbuat dari bahan katun.
Mempunyai pola hidup sehat dan bersih. Bila anak memang cenderung
mudah terserang biang keringat, hindari keadaan yang dapat merangsang
keringat yang berlebihan. (Harahap, 2000)
Menurut penulis bayi mengalami miliaria/biang keringat karena
kurangnya Ny. S menjaga kebersihan pada bayi. Keluhan tersebut dapat
teratasi karena ibu mengikuti anjuran yang diberikan oleh penulis untuk
memandikan bayi secara teratur paling sedikit 2 kali sehari menggunakan air
dingin dan sabun, bila berkeringat sesering mungkin dibasuh dengan
menggunakan handuk (lap) basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau
kain yang lembut. Setelah itu dapat diberikan bedak tabur.
Penulis sependapat dengan toeri, karena bayi Ny. E mengalami kuning
hingga hari ke-14 karena pada saat hamil ibu meengalami kehamilan
polihidramnion dimana terjadinya prognosis dari polihiramnion adalah
terjadinya eritoblastosis fetalis yaitu kelainan pada sel darah merah.
Asuhan yang diberikan oleh penulis menurut Suriadi (2010), adalah
melakukan perawatan kepada bayi dengan : memandikan bayi secara teratur,
melakukan perawatan tali pusat secara rutin, menjaga kehangatan bayi,
menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada pukul 07.00-09.00 WITA,
memberikan ASI setiap 2 jam.
277
Hasil pemeriksaan pada saat kunjungan 21 hari didapatkan hasil
neonatus dalam keadaan normal dan tidak terdapat keluhan.
6. Pelayanan Keluarga Berencana
Pada asuhan kebidanan kontrasepsi Ny. E mengatakan ingin
menggunakan KB IUD dan telah menjadi akseptor KB IUD dengan alasan
riwayat KB sebelumnya adalah menggunakan KB suntik 3 bulan dan ibu
merasa cocok serta tidak ada keluhan selama penggunaan kontrasepsi
tersebut. Penggunaan kontrasepsi ini adalah atas keinginan dari ibu sendiri
dan didukung oleh suami.Setelah mendapatkan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerugian kontrasepsi KB IUD, ibu tetap memilih kontrasepsi
tersebut dan mengertu atas penjelasan yang telah diberikan.
B. Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan
Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. N di
temui beberapa hambatan dan keterbatasan yang menyebabkan pelaksanaan
studi kasus tidak berjalan dengan maksimal. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
antara lain adalah :
1. Penjaringan pasien
Kesulitan yang ditemui pada awal pelaksanaan studi kasus adalah dalam hal
penjaringan pasien.Untuk menemukan pasien yang sesuai dengan persyaratan
yang diajukan dari pihak institusi sangatlah sulit.Beberapa pasien pun tidak
bersedia untuk dijadikan subjek penelitian dalam studi kasus ini dengan
berbagai alasan.
278
2. Waktu yang terbatas
Pelaksanaan asuhan kebidanan komprefensif yang bersamaan dengan
kegiatan PKK III dan PKL II terkadang menyebabkan kesulitan bagi peneliti
untuk mengatur waktu. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan asuhan
terkadang sangat terbatas, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya
asuhan yang diberikan.
279
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajiandan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny. E Di Kelurahan Sepinggan Baru Balikpapan Selatan, dapat diambil
kesimpulan bahwa penulis :
1. Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif. Kehamilan termasuk
resiko tinggi karena tinggi ibu yang kurang dari 145 cm, di trimester III
kehamilan kondisi klien dalam keadaan patologis dimana kehamilan ibu
terdiagnosa dengan hidramnion sedang namun karena adanya pengawasan
yang elbih sehingga tidak terjadi komplikasi antara ibu dan janin.
2. Melakukan asuhan persalinan normal secara komprehensif. Persalinan
berlangsung normal tanpa ada penyulit. Ketika proses bersalin, ibu tidak
mengalami komplikasi akibat dari hidramnion.
3. Melakukan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif. Bayi lahir sehat
secara spontan, segera menangis dan tidak tampak kelainan konginental.
4. Melakukan asuhan masa nifas secara komprehensif. Pada saat kunjungan
hari ke 3 didapatkan hasil pemeriksaan bahwa lochea ibu masih berwarna
merah dan ibu gelisah dan tidak karena bayinya dirawat. Masalah ini bisa
teratasi dengan memberikan ibu ketenangan dan menjelaskan mengenai
kondisi bayi. Pada saat kunjungan hari keenam didapatkan hasil
280
pemeriksaan ibu dalam kondisi baik. Ibu tidak ada keluhan hanya saja ibu
kurang tidur. Hal tersebut dapat teratasi karena adanya asuhan yang
diberikan oleh penulis dan bidan yaitu dengan menganjurkan ibu beristirahat
disaat bayi mulai tidur dan beristirahat saat siang hari.
5. Melakukan asuhan neonatus secara komprehensif. Pada kunjungan hari ke-3
didapatkan hasil pemeriksaan bayi mengalami hiperbilirubinemia. Bayi
mulai kuning saat 24 jam pertama. Hal tersebut dapat teratasi dengan bayi
diberikan fototerapi selama ±5 hari untuk membantu pemecahan bilirubin.
Pada saat kunjungan hari keenam didapatkan hasil pemeriksaan bayi dalam
kondisi baik hanya saja bayi terlihat kuning karena mengalami
hiperbilirubinemia. Hal tersebut dapat teratasi karena adanya asuhan yang
diberikan oleh penulis dan bidan yaitu dengan lebih sering menyusukan
bayinya setiap 1-2 jam sekali karena ASI membantu memecahkan bilirubin
pada bayi dan menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi
sebelum jam 9. Pada saat kunjunga hari ke-14 didapatkan hasil pemeriksaan
bintik-bintik merah dan berair disekitar wajah bagian atas. Hal tersebut
dapat teratasi karena adanya asuhan yang diberikan oleh penulis dan bidan
seperti pemberian KIE tentang memandikan bayi menggunakan air dingin
dan sabun, bila berkeringat sesering mungkin dibasuh dengan handuk (lap)
basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau kain yang lembut,
setelah itu berikan bedak tabur. Pada kunjungan hari ke-21 didapatkan hasil
pemeriksaan bayi masih mengalami bintik – bintik merah dan bayi
mengalami kembung. Hal tersebut dapat teratasi karena ibu mengikuti
anjuran yang diberikan oleh penulis dan bidan untuk melakukan anjuran
281
yang telah disampaikan pada kunjungan sebelumnya dan mempraktikkan
cara massas terhadap bayi sehingga ibu bisa melakukannya sendiri ketika
bayi mengalami kembung.
6. Melakukan pelayanan kelurga berencana secara komprehensif. Klien
diberikan konseling. Konseling berjalan lancar dan ibu memilih untuk
menggunakan KB IUD.
B. Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan diupayakan mampu
memberikan kontribusi yang nyata dalam pemberian asuhan kebidanan
komprehensif ini dengan tidak mempersulit penulis untuk mendapatkan data
sekunder sebagai referensi dalam penyusunan laporan asuhan komprehensif
ini. Karena dengan adanya laporan tugas akhir berupa asuhan komprehensif
ini maka kami telah membantu terlaksananya program MPR
2. Bagi Puskesmas Wilayah Kerja Setempat
a. Diupayakan bimbingan dan asuhan yang diberikan lebih sesuai dengan
standar asuhan kebidanan yang telah diberikan untuk menghasilkan
asuhan kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan klien.
b. Bidan diupayakan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien
agar tercipta suasana yang terbuka dan harmonis, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir serta keluarga berencana.
282
c. Bidan diupayakan melakukan penyuluhan tentang jarak/interval
kehamilan yang terlalu dekat karena hal tersebut merupakan resiko tinggi
terhadap kehamilan berikutnya.
3. Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan Balikpapan
Kepada Prodi D-III Kebidanan Balikpapan diupayakan laporan tugas
akhir ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam
pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan kontrasepsi serta
untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam memberikan asuhan
kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang terampil, professional,
dan mandiri. Selain itu lebih menyelaraskan lagi persepsi dalam pencapaian
target asuhan yang telah ditetapkan.
4. Bagi klien
Kepada klien diupayakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
ibu tentang masa hamil khususnya resiko tinggi pada kehamilan, persalinan
yang aman, bayi baru lahir, nifas, neonates dan KB sehingga dapat
menjalaninya tanpa adanya komplikasi.
5. Bagi penulis
Bagi penulis diupayakan dapat mengembangkan pola pikir ilmiah dan
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui pendidikan dan
penatalaksanaan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan agar
dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2011. Polihidramnion Pada Kehamilan. Jakarta : EGC