Top Banner
Judul : Titrasi Asam-Basa Tujuan : Mengetahui konsentrasi H 2 SO 4 dengan metode titrasi asam-basa Alat dan Bahan : Alat 1. Gelas kimia 50 ml 2. Pipet tetes 3. Pelat tetes 4. Buret 5. Labu erlenmeyer 6. Buret Statif 7. Klem 8. Corong Bahan 1. Larutan H 2 SO 4 1 M 2. Larutan NaOH 0,05 M 3. Indikator PP Dasar Teori : Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan tersebut dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam sejumlah larutan basa yang belum diketahui konsentrasinya, dan atau sebaliknya. Penetesan tersebut dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi, yaitu pada saat berada di titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah satunya telah diketahui (larutan baku). Proses penetapan tersebut disebut dengan titrasi asam-basa.
11

Laporan Titrasi Asam dan Basa

May 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Titrasi Asam dan Basa

Judul : Titrasi Asam-Basa

Tujuan : Mengetahui konsentrasi H2SO4 dengan metode titrasi asam-basa

Alat dan Bahan :

Alat

1. Gelas kimia 50 ml

2. Pipet tetes

3. Pelat tetes

4. Buret

5. Labu erlenmeyer

6. Buret Statif

7. Klem

8. Corong

Bahan

1. Larutan H2SO4 1 M

2. Larutan NaOH 0,05 M

3. Indikator PP

Dasar Teori :

Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan

basa. Penentuan tersebut dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan asam yang telah

diketahui konsentrasinya ke dalam sejumlah larutan basa yang belum diketahui konsentrasinya,

dan atau sebaliknya. Penetesan tersebut dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi,

yaitu pada saat berada di titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat

ditentukan jika salah satunya telah diketahui (larutan baku). Proses penetapan tersebut disebut

dengan titrasi asam-basa.

Page 2: Laporan Titrasi Asam dan Basa

Titrasi merupakan sebuah metode untuk menentukan kadar suatu zat yang menggunakan zat

lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa disebut juga dengan titrasi adisi

alkalimetri. konsentrasi asam-basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri, dimana

pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia yang ditetapkan

melalui titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi sendiri dapat kita ketahui melalui perubahan warna

pada kertas indikator.

Di dalam proses titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai titrant dan

biasanya diletakkan pada labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya

disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret.

Pada umumnya, indikator yang kerap digunakan dalam titrasi asam-basa adalah indikator

yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH larutan. Penambahan indikator diusahakan

sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Indikator

Perubahan warna Pelarut

Asam Basa

Thimol biru Merah Kuning Air

Metil kuning Merah Kuning Etanol 90%

Metil jingga Merah Kuning-jingga Air

Metil merah Merah Kuning Air

Bromtimol biru Kuning Biru Air

Fenolftalein Tak berwarna Merah-ungu Etanol 70%

thimolftalein Tak berwarna biru Etanol 90%

Selain itu, indikator yang juga sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator

fenolftalein.  Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.

pH < 0 0−8.2 8.2−12.0 >12.0

Kondisi Sangat

asam

Asam atau mendekati

netral

Basa Sangat basa

Warna Jingga Tidak berwarna Merah muda

keunguan

Tidak

berwarna

Page 3: Laporan Titrasi Asam dan Basa

Pada saat berada di titik ekuivalen, maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol

ekuivalen basa, yaitu sebagai berikut:

Mol ekuivalen asam = Mol ekuivalen basa

Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume, sehingga

rumus di atas dapat ditulis sebagai berikut:

N x Vasam = N x Vbasa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada

asam atau jumlah OH- pada basa, sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

N = Normalitas

V = Volume

M = Molaritas

Val = valensi (jumlah ion H+ pada asam atau ion OH- pada basa)

Langkah Kerja:

1. Hitung dan catatlah pH awal larutan NaOH dan H2SO4 dengan meneteskan masing-masing

larutan pada pelat tetes. Kemudian, letakkan kertas indikator untuk mengetahui besar pH

dari masing-masing larutan.

2. Siapkan buret statif dan klem

3. Isilah buret dengan larutan NaOH tepat hingga garis nol dengan bantuan corong

4. Masukkan 10 mL H2SO4 ke dalam labu erlenmeyer, lalu tambahkan 2 tetes indikator PP ke

dalam larutan.

5. Letakkan labu erlenmeyer tepat di bawah buret, lalu buka kran buret secara perlahan.

6. Saat NaOH menetes keluar buret, goyangkan labu erlenmeyer agar NaOH dapat tercampur

rata.

7. Lakukan terus hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda.

val x M asam x V asam = val x M basa x V basa

Page 4: Laporan Titrasi Asam dan Basa

8. Catat volume NaOH yang digunakan untuk membentuk larutan bewarna merah muda, yaitu

dengan menghitung selisih antara volume awal dan volume akhir NaOH

9. Hitung dan catatlah pH campuran larutan tersebut dengan meneteskannya pada pelat tetes.

Kemudian, letakkan kertas indikator untuk mengetahui besar pH-nya.

10. Ulangi percobaan hingga tiga kali

Data Hasil Pengamatan:

Percobaa

n

Volume NaOH pH campuran

1. 11,5 mL 10

2. 8 mL 9

3. 7,7 mL 8

Pembahasan:

Titrasi merupakan salah salah satu cara untuk mengukur jumlah larutan yang dibutuhkan

untuk dapat bereaksi secara tetap dengan larutan lainnya. Di dalam titrasi, penetesan dilakukan

terus hingga salah satu asam atau basa habis bereaksi . Dengan begitu, konsentrasi asam atau

basa dapat diketahui, apabila terdapat sebuah konsentrasi larutan yang diketahui.

Pada saat salah satu asam atau basa habis bereaksi, maka larutan tengah berada pada titik

ekuivalen, dimana untuk dapat mengetahui titik tersebut, kita dapat menggunakan bantuan

larutan PP yang kisaran warnanya tidak bewarna hingga merah keunguan. Apabila bersifat asam,

maka larutan tak bewarna, dan sebaliknya, jika larutan bewarna merah hingga keunguan, berarti

larutan bersifat basa. Larutan yang berada di titik ekuivalen ditandai dengan terjadinya

perubahan warna paling awal, yaitu warna yang sangat muda dan cerah.

Pada percobaan yang telah dilakukan, berlaku persamaan reaksi sebagai berikut:

H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4 (aq) + 2H2O(l)

Page 5: Laporan Titrasi Asam dan Basa

Volume rata-rata NaOH:

V=V 1+V 2+V 3

3

¿ 11,5+8+7,73

= 9,067 mL

Diketahui:

M NaOH = 0,05 M

V1 NaOH = 11,5 mL

V2 NaOH = 8 mL

V3 NaOH = 7,7 mL

V H2SO4 = 10 mL

Val H2SO4= 2

Val NaOH= 1

Percobaan 1

ValH2SO4 x VH2SO4 x MH2SO4 = ValNaOH x V(1)NaOH x MNaOH

2 x 10 x 0,05 = 1 x 11,5 x MNaOH

MNaOH = 2x 10 x 0,05

11,5

MNaOH = 0,087 M

Page 6: Laporan Titrasi Asam dan Basa

Percobaan 2

ValH2SO4 x VH2SO4 x MH2SO4 = ValNaOH x V(2)NaOH x MNaOH

2 x 10 x 0,05 = 1 x 8 x MNaOH

MNaOH = 2x 10 x 0,05

8

MNaOH = 0,125 M

Percobaan 3

ValH2SO4 x VH2SO4 x MH2SO4 = ValNaOH x V(3)NaOH x MNaOH

2 x 10 x 0,05 = 1 x 7,7 x MNaOH

MNaOH = 2x 10 x 0,05

7,7

MNaOH = 0,13 M

Maka, MNaOH = (0,087 x 0,125 x 0,13)/3 = 0,114 M

Kesimpulan:

1. Titrasi merupakan sebuah metode untuk menentukan kadar suatu zat yang menggunakan

zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.

2. Titrasi asam-basa atau titrasi adisi alkalimetri dapat dilakukan dengan metode volumetri,

dimana pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia

yang ditetapkan melalui titik akhir titrasi.

3. Titik ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa

(habis bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah

asam yang dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator.

4. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat

perubahan warna indikator

Page 7: Laporan Titrasi Asam dan Basa

5. Indikator PP perlu ditambahkan kedalam larutan karena supaya mengetahui perubahan

warna yang terjadi pada titik ekuivalen

Page 8: Laporan Titrasi Asam dan Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIATITRASI ASAM BASA

Oleh

Sherly IndrianaXI MIPA 6

SMA NEGERI 10 SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2014-2015

Page 9: Laporan Titrasi Asam dan Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIATITRASI ASAM BASA

Oleh

Sherly IndrianaXI MIPA 6

SMA NEGERI 10 SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2014-2015

Page 10: Laporan Titrasi Asam dan Basa
Page 11: Laporan Titrasi Asam dan Basa

LAMPIRAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses titrasi asam-basa

Langkah 3: Mengisi buret dengan larutan NaOH

Langkah 1: Hitung pH awal larutan dengan kertas indikator pH

Langkah 6: Teteskan larutan NaOH secara perlahan

Campuran 2: pH 9

Campuran 1: pH 10

Campuran 3: pH 8