This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
FISIKA TERAPAN
Disusun oleh :
1.Dicky Syahputra (061440411722)
2.Dinda Reskiyah Sakinah (061440411723)
3.Indah Amalia (061440411725)
4.Kemas Ahlun Nazar (061440411729)
5.Maria Sihol Marito Simorangkir (061440411733)
6.Muhammad Abdul Jabar (061440411735)
7.Steven Raymon Maldhy Sihombing (061440411739)
Instruktur : Ir. Erlinawati, M.T
Judul Percobaan : Panas Pelarutan
Jurusan/Prodi : Teknik Kimia/Teknik Energi
Kelas : 1 EGD
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Tahun Akademik 2013 / 2014
PANAS PELARUTAN
I. TUJUAN
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghitung panas reaksi dengan menggunakan hokum Hess
II. ALAT dan BAHAN
ALAT
Kalorimeter
Mortar
Termometer 100oC
Gelas Ukur 100 ml
Stopwatch
Pipet ukur 10 ml, 25 ml
Bola Karet
Kaca Arloji
Spatula
Batang Pengaduk
Botol Aquadest
BAHAN
CuSO4.5H2O
Air Aquadest
III. DASAR TEORI
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suattuu senyawa disebut
panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai
pencampuran secara kimia. Energy ionisasi bila senyawa yang dilarutkan
mengalami peristiwa ionisasi. Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam
netral dan tidak mengalami disosiasi adalah positif, sehingga reaksi isotermis atau
larutan akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung secara adibatis.
Panas hidrasi, khususnya dalam sistem berair biasanya negative dan relatif besar.
Perubahan entalpi pada pelarutan sua
perbandingan harga :
AB/BC = (QA - QB)/(tC-tB)
Jumlah panas yang hilang tiap satuan waktu dapat dinyatakan dengan :
Untuk membangun sistem tertutup bukan hal yang mudah, metode pendingin
Newton secara teori mengantisipasi hal ini dengan memperhitungkan jumlah kalor
yang hilang ketika kedua sistem akan mencapai temperatur tertinggi dan jumlah
kalor yang hilang ketika kedua sistem akan mencapai temperatur tertinggi dan
jumlah kalor yang hilang selama kedua sistem menuju kesetimbangan. Perhatikan
gambar 10.1.
Gambar 6.1 grafik T – f(t)
Gambar 10.1 Koreksi Pendinginan
Kurva putus – putus menggambarkan jika selama pemanasan tidak ada
panas yang hilang, dimana ‘p’ adalah factor koreksi selama kedua sistem
mengalami pemanasan, ‘q’ adalah factor koreksi selama sistem menuju setimbang
(L). Disisi lain jumlah panas yang hilang dapat dinyatakan untuk kurva grafik OC.
Q1 =
Q1 = KSA1 = (m1 c + m2 c + c)p
Dan untuk kurva grafik CL, panas yang hilang dinyatakan dengan :
Q2 =
Q2 = KSA2 = (m1 c + m2 c - c)q
Untuk sistem yang sama dalam waktu yang sama akan mengalami kelingan
jumlah panas yang sama, sehingga Q1 = Q2, dengan demikian :
p = q
Perbandingan banyaknya kalor yang diperlukan benda sehingga
temperaturnya naik sebesar T dinamakan kapasitas kalor C dari benda itu, maka
kapasitas kalor bermakna tenaga dalam bentuk kalor yang diberikan pada benda
sehingga temperatur benda naik sebesar 1oC. Hal yang lebih khusus mengarah
pada karakteristik bahan pembentuk dinyatakan sebagai kalor jenis zat. Kalor
jenis C adalah kapasitas kalor persatuan massa benda, yaitu kalor yang harus
diberikan kepada benda bermassa m yang memiliki kalor jenis C, untuk
menaikkan temperatur benda dari T1 menjadi T2 dimana T1 > T2 adalah . Bila
kapasitas dari kalorimeter diketahui, maka kalorimeter dapat digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Metode yang digunakan dikenal dengan metode
pencampuran, yaitu benda yang ingin diketahui kalor jenisnya dipanasi sampai
temperatur t2, kemudian dimasukkan dalam kalorimeter berisi air yang berada
dalam kesetimbangan temperatur t1. Pencampuran dua sistem bertemperatur
berbeda tersebut akan menghasilkan kesetimbangan temperatur t3. Faktor
terpenting yang harus dipertimbangkan dalam percobaan menggunakan
kalorimeter adalah semaksimal mungkin sistem kalorimeter berada dalam kondisi
terisolasi dengan lingkungannya (tidak terjadi pertukaran kalor antara kalorimeter
dengan lingkungannya). Dengan demikian kalor yang dilepas benda sama dengan
kalor yang diterima oleh kalorimeter dari air dingin.
Tipe Kalorimeter
1. Kalorimeter Bom
Kalorimeter Bom adalah alat yang digunakan untk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih)
suatu senyawa bahan makanan, bahan bakar. Contoh kalorimeter bom adalah
kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai
kalor zat makanan, karbohidrat, protein, atau lemak.
2. Kalorimeter Larutan / Sederhana
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/ diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Bentuk Kalorimeter
1. Beker alumunium dan gelas plastik jenis polistrin (busa) dapat digunakan
sebagai kalorimeter sederhana dengan thermometer sebagai pengaduk.
keuntungan menggunakan gelas plastik sebagai kalorimeter adalah murah
harganya dan setelah dipakai dapat dibuang.
2. Kalorimeter yang biasa digunakan di laboratorium fisika sekolah berbentuk
bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam. Misalnya tembaga atau
aluminium dengan ukuran 75 mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini
dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan didalam bejana yang lebih
besar yang disebut mantel. Mantel tersebut berguna untuk mengurangi
hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menimbang massa dan pengaduk kalorimeter, mencatatnya sebagai ml
2. Mengisi kalorimeteer dengan air kira – kira 1/3 volume kalorimeter,
menimbang massanya m2, massa air dingin menjadi md = m2 – m1
3. Memanaskan air sebanyak 300 ml, hingga temperatur di atas 70oC,
mencatat temperaturnya, memasukkan dalam sistem kalorimeter yang
berisi air dingin sambil menyalakan stopwatch.
4. Mencatat perubahan temperatur tiap selang waktu 3 menit hingga kedua
sistem berada dalam kondisi setimbang.
5. Setelah sistem telah setimbang, menimbang massanya m3, massa air panas
menjadi mp = m3 – m2.
6. Membuat grafik temperatur sebagai fungsi waktu dalam kertas berpetak
yang telah disediakan.
7. Menghitung luas kurva untuk kurva pemanasan, dan untuk kurva
pendinginan, kemudian menentukan harga q.
8. Menentukan harga faktor koreksi p berdasarkan hasil perhitungan.
9. Harga ini akan memberikan harga kapasitas kalor kalorimeter, bandingkan
dengan harga literature, sehingga Anda dapat menentukan terbuat dari
bahan apakah kalorimeter yang Anda pergunakan dalam eksperimen ini.
V. DATA PENGAMATAN
Percobaan I tanpa pengadukan
Waktu (menit)
Suhu0 3 6 9 12 15 18 21 24 27
56o 52o 50o 48o 47o 46o 45o 44o 44o 44o
Percobaan II dengan pengadukan
Waktu (menit)
Suhu0 3 6 9 12 15 18 21 24 27
57o 54o 52o 50o 49o 48o 47o 45o 45o 45o
VI. PERHITUNGAN
M1 = massa set kalorimeter = 270 gr
M2 = massa set kalorimeter + air dingin 120 ml = 375 gr
Md = Massa air dingin = m2 – m1 = 105 gr
M3 = Massa set kalorimeter + air dingin 120 ml + air 75o 230 ml = 600 gr