LAPORAN STASE ELEKTROMIOGRAFI RS dr. KARIADI / IKFR UNDIP – SEMARANG (Periode 11 Februari – 11 Mei 2013) Oleh: Widya Utari Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Bagian/SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik
LAPORAN STASE ELEKTROMIOGRAFI
RS dr. KARIADI / IKFR UNDIP – SEMARANG
(Periode 11 Februari – 11 Mei 2013)
Oleh:
Widya Utari
Program Pendidikan Dokter Spesialis-1Bagian/SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Sam RatulangiBLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU
Manado 2013
PENDAHULUAN
Pemeriksaan elektrodiagnostik saat ini telah banyak digunakan untuk menegakkan
diagnosis berbagai kelainan neuromuskular. Titik awal pemeriksaan elektrodiagnostik adalah
informasi dari dokter yang merujuk, keterangan dari penderita, dan hasil pemeriksaan klinis yang
didapat. Berdasarkan hal tersebut, ditentukan jenis pemeriksaan, serta otot-otot atau saraf-saraf
yang akan diperiksa. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menentukan diagnosis topis,
patologis, dan prognosis kelainan saraf tepi.
Pemeriksaan elektroneuromiografi (ENMG) adalah pemeriksaan yang sangat berguna
untuk menegakkan diagnosis penyakit sistem saraf perifer. Pemeriksaan ini merupakan
kombinasi antara pemeriksaan elektroneurografi dan elektromiografi. Elaktroneurografi (ENG)
disebut juga sebagai pemeriksaan konduksi saraf, yang mencakup pemeriksaan kecepatan hantar
saraf (KHS) motoris, sensoris dan respon lambat. Elektromiografi (EMG) dalam arti sempit
didefinisikan sebagai pemeriksaan aktivitas listrik otot. Kadang-kadang istilah EMG disalah
artikan sebagai pengganti ENMG yang juga mencakup pemeriksaan konduksi saraf.
Pemeriksaan elektromiografi (EMG) melibatkan evaluasi dari aktifitas elektrikal otot dan
merupakan salah satu bagian fundamental dari rujukan medik elektrodiagnostik. Elektromiografi
adalah ilmu pengetahuan dan seni. Hal ini memerlukan pengetahuan yang menyeluruh mengenai
anatomi otot yang diperiksa, pengesetan alat, dan neurofisiologi sebagai latar belakang
pemeriksaan. Elektromiografer harus menyadari bahwa pemeriksaan ini tidak terpisahkan
dengan ketidaknyamanan. Penting untuk memperoleh kepercayaan dan kerjasama dari pasien.
Sebagian besar pasien menjadi lebih nyaman sehingga disediakan waktu untuk menjelaskan
alasan dari pemeriksaan dan informasi apa yang dapat diperoleh dari pemeriksaan. Sesuatu yang
dapat dilakukan untuk menghilangkan ketakutan pasien adalah dengan melakukan pemeriksaan
ini di dalam ruangan yang tenang, berbicara dengan percaya diri dan bersikap tenang, memutar
musik yang dipilih pasien, dan menjaga suhu ruangan yang nyaman.
Bila pada pemeriksaan ENMG terdapat ketidaksesuaian dengan diagnosis klinis pikirkan
tentang faktor-faktor teknis (mesin EMG, elektroda, stimulator). Bila masih ragu-ragu, periksa
ulang pasien dengan lebih teliti. Bila masih ragu-ragu, juga, jangan memaksakan diagnosis,
karena pemeriksaan elektrofisiologik sangat sensitif, sering keadaan subklinis bahkan tidak
berhubungan dengan klinis bisa didapatkan pada pemeriksaan ENMG. Hal ini bisa terjadi oleh
1
karena variasi normal pada saraf dan otot yang diperiksa. selain itu banyak juga faktor-faktor
fisiologis maupun non-fisiologis yang mempengaruhi KHS maupun EMG. Keadaan abnormal ini
sebaiknya tidak dianggap relevan kecuali berhubungan dengan pemeriksaan elektrofisiologik
yang lain dan terutama dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada prinsipnya, pemeriksaan ENMG hanyalah sebagai perluasan dari pemeriksaan
klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik, pemeriksaan ENMG akan membantu
mempersempit diagnosis banding yang ada. Pemeriksaan ini membantu menentukan diagnosis
topis, patologis dan prognosis kelainan susunan saraf tepi. Untuk itu sebagai Dokter Spesialis
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi perlu mengetahui, mampu dan terampil dalam
melakukan pemeriksaan tersebut. Berikut ini adalah dokumentasi foto, laporan rangkaian
kegiatan stase pada Bagian Elektromiografi di Rumah Sakit dr. Kariadi/IKFR Universitas
Diponegoro – Semarang dan laporan pasien yang menjalani pemeriksaan elektrodiagnostik.
2
Alat Pemeriksaan Elektrodiagnostik
Pemeriksaan Elektromiografi (EMG)Pemeriksaan Elektroneurografi (KHS)
Pemeriksaan Repetitive Nerve Stimulation (RNS)