BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana
saja. Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas resiko dari
bahaya kebakaran. Kebakaran di tempat kerja dapat membawa
konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik bagi
pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Atas dasar hukum
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa
dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.Alat Pemadam Api
Ringan (Fire Extinguisher)yang biasanya disingkat dengan APARadalah
alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan
kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya
berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang
bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap
Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam
keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.PT. SISETTON SD adalah
perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan minyak bumi. di
PTSISETTON SD berdasarkan pada PERMENAKERTRANS RI NO.04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR Apabila dari
hasil evaluasi tidak sesuai dengan standart maka dilakukan
perencanaan ulang APAR dengan menggunakan standart diatas dan
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di area PT. SISETTON SD.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1Teori dan Anatomi Api2.1.1Teori ApiNyala api adalah suatu
fenomena yang dapat diamati gejalanya yaitu adanya cahaya dan panas
dari suatu bahan yang sedang terbakar. Gejala lainnya yang dapat
diamati adalah bila suatu bahan telah terbakar maka akan mengalami
perubahan baik bentuk fisiknya maupun sifat kimianya. Keadaan fisik
bahan yang telah terbakar akan berubah pula menjadi zat baru.
Gejala perubahan tersebut menurut teori perubahan zat dan energi
adalah perubahan secara kimia.2.1.2Teori Segitiga Api (Triangel of
Fire)Untuk dapat berlangsungnya proses nyala api diperlukan adanya
tiga unsur pokok yaitu adanya unsur : bahan yang dapat terbakar
(fuel), oksigen (O2) yang cukup dari udara atau bahan oksidator dan
panas yang cukup. Apabila salah satu unsur tersebut tidak berada
pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi.
Gambar 2.1 Segitiga Api(Sumber:
http://en.wikipedia.org)2.1.3Teori Piramida bidang Empat
(Tetrahedron of Fire)Fenomena pada suatu bahan yang terbakar adalah
terjadi perubahan bentuk dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat
baru, maka proses ini adalah perubahan secara kimia. Proses
pembakaran ditinjau dengan teori kimia adalah reaksi satu unsur
atau satu senyawa dengan oksigen yang disebut oksidasi atau
pembakaran. Produk yang terbentuk disebut oksida.
Gambar 2.2 Fire Tetrahedron(Sumber :
http://www.exelgard.com.au)
2.2Fenomena KebakaranFenomena kebakaran atau gejala pada setiap
tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam,
dapat diamati beberapa fase tertentu seperti source energy,
initiation, growth, flashover, full fire dan bahaya-bahaya spesifik
pada peristiwa kebakaran seperti : back draft, penyebaran asap
panas dan gas dll. Tahapan - tahapan tersebut antara lain:
Gambar 2.3 Diagram Fenomena Kebakaran (Sumber: DEPNAKERTRANS
RI)
a. Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya
api/kebakaran, tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya
(source energy), yaitu adanya potensi energi yang tidak
terkendali.b. Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan
zat yang dapat terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal
(initiation) bermula dari sumber api/nyala yang relatif kecilc.
Apabila pada periode awal lebakaran tidak terdeteksi, maka nyala
api akan berkembang lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada
media disekelilingnyad. Intensitas nyala api meningkat dan akan
menyebarkan panas kesemua arah secara konduksi, konveksi dan
radiasi, hingga pada suatu saat kurang lebih sekitar setelah 3-10
menit atau setelah temperatur mencapai 300C akan terjadi penyalaan
api serentak yang disebut Flashover, yang biasanya ditandai
pecahnya kacae. Setelah flashover, nyala api akan membara yang
disebut periode kebakaran mantap (Steady/full development fire).
Temperatur pada saat kebakaran penuh dapat mencapai 600-1000C.
Bangunan dengan struktur konstruksi baja akan runtuh pada
temperature 700C. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang
setelah terbakar lebih dari 7 jam dianggap tidak layak lagi untuk
digunakanf. Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala
akan berkurang/surut berangsur-angsur akan padam yang disebut
periode surut.
2.3Klasifikasi KebakaranKlasifikasi kebakaran yang dimiliki di
Indonesia mengacu pada standard National Fire Protection
Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of portable
fire extinguishers) yang telah dipakai oleh PERMENAKERTRANS RI No.
Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi dari kebakaran adalah
sebagai berikut:Tabel 2.1 Klasifikasi Kebakaran Menurut
NFPAKELASKLASIFIKASI KEBAKARAN
Kelas A
Kebakaran pada benda pada mudah terbakar yang
menimbulkanarang/karbon (contoh : Kayu, kertas, karton/kardus,
kain, kulit,plastik)
Kelas B
Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh
:Bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)
Kelas C
Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau
yangmengandung unsur listrik
Kelas D
Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh : Sodium,
lithium,radium)
(Sumber : NFPA 10 Tahun 1998)
2.4Klasifikasi Bahaya HunianKlasifikasi bahaya hunian ini
dimaksudkan untuk dapat disesuaikan dengan sarana dan prasarana
emergency, klasifikasi tersebut, terdiri dari:1. Bahaya kebakaran
ringan ialah hunian yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, serta
menjalarnya api lambat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran
ringan antara lain:- Ibadat - Tempat Perawatan- Hotel -
Perkantoran- Lembaga - Klub- Rumah Sakit - Perumahan- Perpustakaan
- Tempat Pendidikan - Penjara - Rumah Makan- Museum2.Bahaya
kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang mempunyai kemudahan
terbakar rendah penimbunan bahan yang mudah terbakar sedang dengan
tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran
sedang kelompok I antara lain:- Parkir Mobil - Pabrik Minuman-
Binatu - Pabrik Susu- Pabrik Roti - Pengalengan- Pabrik Permata -
Pabrik Elektronika- Pabrik Barang Gelas
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang
mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api
sedang. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II
antara lain:- Penggilingan Gandum atau Beras- Pabrik Bahan Makanan-
Pabrik Kimia- Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang4.
Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran,
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Yang
termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III antara lain:-
Pameran - Gudang (Cat,Minumankeras)- Pabrik Ban - Pabrik Permadani-
Studio Pemancar - Bengkel Mobil- Pabrik Pengolahan Tepung -
Penggergajian Kayu- Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50
orang5.Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas tinggi dan penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran berat:- Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat- Pabrik Korek
Api, Kembang Api- Pemintalan Benang- Studio Film dan Televisi-
Penyulingan Minyak- Pabrik Karet Busa, Plastik Busa
2.5APAR (Alat Pemadam Api Ringan)Alat pemadam api ringan (APAR)
ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.2.5.1Jenis jenis media
pemadam kebakaranMengenal berbagai jenis media pemadam api
dimaksudkan agar dapat menentukan jenis media yang tepat, sehingga
dapat dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman. Media
pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api ringan
adalah :1. AirSifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara
fisik mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan
bahan padat (kelas A) karena dapat menembus sampai bagian dalam.
Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa tangan, air
bertekanan dan asam soda/soda acid.
Gambar 2.9 Water Extinguisher(Sumber: Guide to fire risk
assasment)2. BusaAda 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa
mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang berisi antara lain
zat arang dan karbondioksida , sedangkan busa mekanik dibuat dari
campuran zat arang udara. Dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A dan B. Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga
aksi pemadaman yaitu menutupi, melemahkan dan mendinginkan.a.
Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputusb. Melemahkan yaitu
mencegah penguapan cairan yang mudah terbakarc. Mendinginkan yaitu
menyerap kalori cairan yang mudah terbakar sehingga suhunya
turun
Gambar 2.10 Foam Extinguisher(Sumber: Guide to fire risk
assessment)3. Serbuk kimia keringSifat serbuk kimia ini tidak
beracun tetapi dapat menyebabkan untuk sementara sesak nafas dan
pandangan mata agak terhalang. Dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A, B dan C. Daya pemadaman dari serbuk kimia kering
tergantung pada jumlah serbuk yang dapat menutupi permukaan yang
terbakar. Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi
kimia pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan
bahan yang terbakar. Makin halus butiran serbuk kimia kering maka
makin luas permukaan yang ditutupi. Karena kemampuannya untuk
mematikan jenis api di tiga kelas, jenis tabung ini paling banyak
digunakan diberbagai kantor dan perumahan.
Gambar 2.11 Dry Chemical Estinguisher(Sumber:
http://wb8.itrademarket.com)4. Carbon Dioksida (CO2 )Media pemadam
api CO didalam tabung harus dalam keadaan fase cair bertekanan
tinggi. Prinsip kerjanya dalam memadamkan api adalah reaksi dengan
oksigen sehingga konsentrasinya di dalam udara berkurang dari 21 %
menjadi sama dengan atau lebih kecil dari 14 % sehingga api akan
padam. Hal ini disebut pemadaman dengan cara tertutup. Efektif
dalam memadamkan kebakaran kelas B (minyak dsb) dan C
(listrik).
Gambar 2.12 Carbon dioxide extinguisher(Sumber:
http://wb3.itrademarket.com)5. HalonGas halon bila terkena panas
api kebakaran pada suhu sekitar 485 C akan mengalami proses
penguraian.Zat-zat yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut
akan mengikat unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga
menghasilkan beberapa unsur baru yaitu HF, HBr, COF dan COBr,
karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup membahayakan
terhadap manusia.
2.5.2Tipe konstruksi APARTipe konstruksi adalah :1. Tipe tabung
gas (gas container type) adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya
di dorong keluar oleh gas bertekanan yang dilepas dari tabung gas2.
Tipe tabung bertekanan tetap (stored preasure type) adalah suatu
pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas tanpa bahan
kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung
pemadamnya dalam keadaan bertekanan
2.5.3Penandaaan dan Pengenalana.Penandaan APARPenandaan yang
disyaratkan : Kalimat yang bermakna umum tidak menjurus seperti
mutu, umum, atau universal tidak boleh dituliskan pada pelat nama
yang dipasang pada badan APAR. Setiap APAR harus memiliki
keterangan sebagai berikut: Kata jenis tepung Kimia Kering yang
disusul tipe APAR sesuai dengan ketentuan Tipe Tabung Gas atau Tipe
Tabung Bertekanan Tetap Cara pemakaian Nama dan alamat pabrik
pembuat atau penjualnya yang bertanggung jawab.b.Cara
PenandaanPenandaan APAR dapat dialkukan dengan cara: Huruf timbul
atau sketsa pada plat logam yang disolder atau diikat pada tabung
APAR Dicat langsung pada tabung APAR Dengan label yang tahan lama
Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APARc.Warna
PengenalBadan APAR harus berwarna merah.(DEPNAKER, 1999)
2.5.4Klasifikasi bahayaBerdasarkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan
mengenai klasifikasi bahaya kebakaran diantaranya:a. Bahaya Rendah,
light (low) hazard Bahaya ini merupakan bahan-bahan yang mudah
terbakar dimana bahaya ini meliputi area kantor, hotel, motel, aula
dan kelas. Pengelempokkan bahaya ini untuk mengantisipasi agar
bahan-bahan ini tidak mudah menyebarkan bahaya kebakaran.b. Bahaya
Sedang,Ordinary (Moderate) Hazard Bahaya ini merupakan bahan-bahan
yang mudah terbakar dengan cepat dimana bahaya ini meliputi area
gudang, pertokoan, bengkel, laboratorium, showroom, garasi.c.
Bahaya Tinggi, Extra (High) Hazard Lokasi ini merupakan bahaya
kebakaran kelas A yang mudah terbakar dan kelas B yang mudah
menyala. Dimana area ini meliputi ruang reparasi pesawat dan kapal,
dapur, pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan ruang
pameran.
2.5.5Penempatan APARBerdasarkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan
mengenai penempatan APAR dimana penempatan ini tergantung dari
kelas kebakaran dan luas area bangunan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai penempatan APAR berdasarkan kelas kebakaran.Tabel 2.7 Luas
area yang dilindungi (ft2)Rating APARBahaya rendah(ft2)Bahayasedang
(ft2)Bahaya tinggi(ft2)
1A---
2A60003000-
3A
9000
4500
-
4A1125060004000
6A
11250
9000
6000
10A112501125010000
20A
11250
11250
11250
30A
11250
11250
11250
40A112501125011250
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)Keterangan :- 1 ft2 = 0,0929 m2-
Travel distance untuk kelas A,C dan D = 22,7 ma.Kelas AJarak
minimal penempatan APAR pada tabel berikut : Tabel 2.8 Penempatan
APAR dengan bahaya kebakaranKlasifikasiAPARRatingAPARJarak
Max.JangkauanAPAR (ft2)LuasBangunan
Rendah2A7511250
Sedang2A7511250
tinggi4A7511250
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)b.Kelas BJarak minimal penempatan
APAR dilihat pada table berikut : Tabel 2.9 Penempatan APAR (bahaya
kebakaran kelas B)Klasifikasi BahayaRating APARJarak max.jangkauan
APAR
(ft)(m)
Rendah5 B309.15
10 B5015.25
Sedang10 B309.15
20 B5015.25
Tinggi40 B309.15
80 B5010.25
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)c.Kelas C dan Kelas DJarak
penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D sama dengan jarak
penempatan kelas A dan kelas B
2.5.6Jenis media pemadam kebakaran dan aplikasinyaPemasangan dan
penempatan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan
kebakaran berdasarkan PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 dalam Bab
2 pasal 4 point 4, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2.10
Kebakaran dan Jenis APARGolBahan bakarAir 9 literBusa 9
literTetrachoorkolostopchloorbrommethan 1
literKarbondioksidaTepungBCF9HAL C
P+PKPGPM
KelasAKebakaran pada permukaanbahan seperti : kayu,
teksilvvvv/xxxvVvvvxv
Kebakaran sampai bagiandalam dari bahan sepertikayu, majun,
arang batuVVVXXXXXVVVXX
Kebakaran dari barang barang yang jarangterdapat dan
berhargaVV/X
X
XX XX/XXX X
X
VV
V
XV
Kebakaran dari bahan bahan yang pada pemanasanmudah
menguraiV
X
XXX
X
X
VV
V
X X
Kelas BKebakaran dari bensin,bensol, cat ( yg tdk bercampur dgn
air )XXX
V
V/XXX
VV
VV V
VVXVV
Kebakaran dr Alcohol &sebangsanya (bercampur air)X
X
V/XXX
V
VVV
VVXV
Gas yang MengalirX
X
V/XXX
V
VVV
VVXV
Kelas CPanel penghubung, Petipenghubung, Sentral
telepon,TransformatorXXXXXXVV/XXXVVVVVVXVVV
Kelas DMagnesium, Natrium,AluminiumXXX
XXX
XXX X
XX
X
VV
VVV
XXX
(Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)Keterangan:VVV :
Sangat efektifVV : Dapat digunakanV : Kurang tepat/tidak
dianjurkanX : Tidak tepatXX : MerusakXXX : Berbahaya
2.6Syarat dan Ketentuan Pemasangan APARPenempatan Tabung Pemadam
/ APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diatur melalui Permenakertrans RI
No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan PemeliharaanAlat
Pemadam Api Ringan.Persyaratan tersebut antara lain:1. Mudah
dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda
pemasangan APAR / Tabung Pemadam.2. Tinggi pemberian tanda
pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau
kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung Pemadam
dengan laintai minimal 15 cm).3. Jarak penempatan APAR / Tabung
Pemadam satu dengan lainnya ialah 15 meter atau ditentukan lain
oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.4. Semua Tabung Pemadam /
APAR sebaiknya berwarna merah.5. Kotak/lemari APAR tidak dikunci,
kecuali ada kemungkinan APAR dicuri/digunakan tanpa ijin dan lemari
dilengkapi alat/cara untuk mengaksesnya.6. APAR diletakkan
digantung pada gantungan atau disediakanbracketyang khusus
disediakan dari pihak pembuatnya. Hal ini tidak berlaku untuk
pemadam yang menggunakan roda7. APAR yang memiliki berat kotor
tidak lebih dari 18,14 kg dipasang pada ketinggian dimana bagian
puncak APAR tidak lebih dari 5 kaki / 1,53 meter dari lantai.
Sedangkan APAR dengan berat kotor lebih dari 18,14 (kecuali APAR
yang beroda) dipasang pada ketinggian dimana bagian puncak APAR
tidak lebih dari 1,07 meter dari lantai.8. Tidak diijinkan
peletakan APAR dimana jarak antara bagian terbawah APAR dengan
lantai kurang dari 10,2 cm.
Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam:1. Segitiga sama
sisi dengan warna dasar merah.2. Ukuran tiap sisi 35 cm.3. Tinggi
huruf 3 cm berwarna putih.4. Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna
putih.
Gambar 2.13 Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam
Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung Pemadam pada kolom (tiang)
bangunan:
Gambar 2.14 Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam Pada Kolom
(Tiang) Bangunan
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1.Langkah-Langkah Perencanaan Penempatan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)Dalam perencanaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
diperlukan langkah-langkah yang harus dipenuhi, langkah-langkah
tersebut antara lain1. Pemahaman Layout Gedung DirektoratPemahaman
layout gedung direktorat sebagai langkah awal dalam perencanaan
penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Layout ini diperoleh
dari data PTASETTON SD.2.Menentukan Jumlah APAR Sesuai Luas
GedungDari luas gedung dapat dijadikan penentuan jumlah APAR yang
sesuai dengan PER.04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998 serta jenis
APAR yang dibutuhkan sesuai klasifikasi kebakaran gedung.3.
Menentukan Letak APARMenentukan letak APAR sesuai dengan PER
04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998. Dalam tiap standar dapat
diketahui jarak perlindungan atau radius perlindungan APAR.4.
AnalisaDari hasil perencanaan dan perhitungan tersebut, kemudian
dilakukan analisa apakah sesuai dengan standar yang digunakan (PER
04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998), jika tidak sesuai maka
dilakukan kembali penentuan jumlah APAR sesuai luas gedung, apabila
ada kemungkinan kesalahan dalam pembacaan ukuran/luas gedung.
3.2. Diagram Alir Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
START
Pemahaman Layout Gedung Kantor PT SISETTON SD.
Menentukan Jenis APAR
Menentukan Jumlah APAR
Menentukan Letak APAR sesuai Per 04/MEN/1980
END
Gambar 3.1 Diagram alir pemasangan APAR
BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 LAYOUTHal yang pertama kali kami lakukan adalah mencari data
mengenai layout gedung PT. Sisseton Wahton Oyate. Pada praktikum
perancangan Emergency Response Plan (ERP) ini, kami menggunakan
layout gedung perkantoran dari PT. Sisseton Wahton Oyate yang
memiliki 3 buah lantai dengan masing-masing layout sebagai berikut
:1. LAYOUT 1
2. LAYOUT 2
3. LAYOUT 3
4.2 PENETUAN JENIS APAR PADA LANTAI 1Setelah melakukan proses
perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan
pada ruangan-ruangan pada lantai 1 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut
berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat
apabila terjadi kebakaran.1. Untuk director room 1Berdasarkan
klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu
bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan
beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta
terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan
kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada
director room 1 adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk
Kelvins officeBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada
ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon
(kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam
(kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan
menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan
digunakan pada kelvins office adalah APAR air, APAR halon, dan APAR
CO2.1. Untuk Account storageDi dalam account storage terdapat
beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain
bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam,
cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah,
digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR
ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah
terbakar.1. Untuk Workspace 2Di dalam workspace 2 terdapat beberapa
macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan
yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan
mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah,
digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR
ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah
terbakar.1. Untuk Director room 2Berdasarkan klasifikasi material
yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang
mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang
terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik
yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR
yang akan digunakan pada director room 2 adalah APAR air, APAR
halon, dan APAR CO2.1. Untuk ToiletDikarenakan di dalam toilet yang
dikhawatirkan hanya lah instalasi listrik saja, maka jenis APAR
yang digunakan untuk ruangan ini adalah APAR CO2.1. Untuk Workspace
3Di dalam workspace 3 terdapat beberapa macam material dengan
klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung
karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan
instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry
chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api
dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk Meeting
roomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini
yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan
beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta
terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan
kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada
director room 1 adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk
Workspace 1Di dalam workspace 1 terdapat beberapa macam material
dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung
karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan
instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry
chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api
dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk
LobbyBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada lobby
yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi
listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk ruangan ini
adalah APAR air dan APAR CO2.1. Untuk PantryBerdasarkan klasifikasi
material yang terdapat di dalam dapur/pantry yaitu bahan-bahan yang
mengandung karbon (kelas A), terdapat sarana dan pra sarana yang
terbuat dari logam (kelas D), dan instalasi listrik (kelas C), maka
jenis APAR yang digunakan pada ruang pantry adalah APAR air, APAR
halon, dan APAR CO2.4.3 PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 1Untuk
menghitung luas bangunan dilakukan dengan cara manual melalu
perkalian antara lebar bangunan dan panjang bangunan, sehingga
diperoleh data sebagai berikut:Tabel 4.1 Data Luas Ruangan pada
Lantai 1NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)
1Director room3033990
2Kelvins Office39.9734.481374.16
3Accounts Storage20.2443.27875.78
4Workspace 235.1237.821328.23
5Director room 235.1226.5930.68
6Toilets26.0147.121225.5
7Workspace 343.5460.852649.4
8Meeting room43.5429.341277.46
9Workspace 134.243.541489.0.68
10Lobby2243.54957.88
11Pantry20.6222.35460.85
Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan
kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout
bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS
(PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk
menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan
rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas
Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 =
176,625 m2
Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 BuahTabel 4.2 Tabel Jumlah APAR
yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai
1NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)LUAS PERLINDUNGAN 1
APAR (m2)
1Director room3033990176.6256
2Kelvins Office39.9734.481374.16176.6258
3Accounts Storage20.2443.27875.78176.6255
4Workspace 235.1237.821328.23176.6258
5Director room 235.1226.5930.68176.6256
6Toilets26.0147.121225.5176.6257
7Workspace 343.5460.852649.4176.62515
8Meeting room43.5429.341277.46176.6258
9Workspace 134.243.541489.0.68176.6259
10Lobby2243.54957.88176.6256
11Pantry20.6222.35460.85176.6253
4.4 PENENTUAN JENIS APAR PADA LANTAI 2Setelah melakukan proses
perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan
pada ruangan-ruangan pada lantai 2 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut
berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat
apabila terjadi kebakaran.1. Workspace 1Di dalam workspace 1
terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara
lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari
logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena
itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua
jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material
mudah terbakar2. Marketing Manager Room Berdasarkan klasifikasi
material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat
yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja
yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi
listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka
jenis APAR yang akan digunakan pada Marketing Manager Room adalah
APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.3. Lobby lantai 2Berdasarkan
klasifikasi material yang terdapat pada lobby yaitu material padat
yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C),
maka jenis APAR yang digunakan untuk Lobby lantai 2 adalah APAR air
dan APAR CO2.4. Account StorageDi dalam account storage terdapat
beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain
bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam,
cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah,
digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR
ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah
terbakar5. Production Manager RoomBerdasarkan klasifikasi material
yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang
mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang
terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik
yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR
yang akan digunakan pada Production Mag Room adalah APAR air, APAR
halon, dan APAR CO2.6. HRD Manager RoomBerdasarkan klasifikasi
material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat
yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja
yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi
listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka
jenis APAR yang akan digunakan pada HRD Manager Room adalah APAR
air, APAR halon, dan APAR CO2.7. Workspace 3Di dalam workspace 3
terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara
lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari
logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena
itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua
jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material
mudah terbakar8. Tangga 1Berdasarkan klasifikasi material yang
terdapat pada tangga 1 yaitu material padat yang mengandung karbon
(kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang
digunakan untuk tangga 1 adalah APAR air dan APAR CO2.9. Tangga
2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga 2 yaitu
material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi
listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 2
adalah APAR air dan APAR CO2.10. ToiletBerdasarkan klasifikasi
material yang terdapat pada toilet yaitu material padat yang
mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka
jenis APAR yang digunakan untuk toilet adalah APAR air dan APAR
CO2.11. Material and LibraryBerdasarkan klasifikasi material yang
terdapat pada material library yaitu material padat yang mengandung
karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR
yang digunakan untuk material library adalah APAR air dan APAR
CO2.12. Storage 1Di dalam storage 1 terdapat beberapa macam
material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang
mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah
terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR
jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu
memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar13.
Storage 2Di dalam storage 2 terdapat beberapa macam material dengan
klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung
karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan
instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry
chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api
dari semua klasifikasi material mudah terbakar14. PantryDi dalam
Pantry terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu
antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat
dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh
karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena
kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi
material mudah terbakar
4.5 PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 2Untuk menghitung luas
bangunan dilakukan dengan cara manual melalu perkalian antara lebar
bangunan dan panjang bangunan, sehingga diperoleh data sebagai
berikut:Tabel 4.3 Data Luas Ruangan pada Lantai
2NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)
1Workspace 134.3835.031204.3
2Marketing Manager Room3435.031191.02
3Lobby lantai 23418.9642.6
4Account Storage43.2720.24875.78
5Production Manager Room28.2535.87992.14
6HRD Manager Room28.5735.871003.37
7Toilets24.7647.871185.26
8Workspace 360.1043.642616.754
9Meeting Room29.8443.641277.46
10Workspace 232.3743.641409.38
11Pantry22.3520.62460.85
12Material and Library38.520.62793.87
13Storage 118.2829.84545.76
14Storage 231.0932.371006.52
15Tangga 135.0320.62824.18
16Tangga 235.1119.84696.78
Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan
kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout
bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS
(PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk
menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan
rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas
Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 =
176,625 m2
Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 BuahTabel 4.4 Tabel Jumlah APAR
yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai
2NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)LUAS PERLINDUNGAN 1
APAR (m2)
1Workspace 134.3835.031204.3176.6257
2Marketing Manager Room3435.031191.02176.6257
3Lobby lantai 23418.9642.6176.6254
4Account Storage43.2720.24875.78176.6255
5Production Manager Room28.2535.87992.14176.6256
6HRD Manager Room28.5735.871003.37176.6256
7Toilets24.7647.871185.26176.6256
8Workspace 360.1043.642616.754176.62515
9Meeting Room29.8443.641277.46176.6258
10Workspace 232.3743.641409.38176.6258
11Pantry22.3520.62460.85176.6253
12Material and Library38.520.62793.87176.6255
13Storage 118.2829.84545.76176.6254
14Storage 231.0932.371006.52176.6256
15Tangga 135.0320.62824.18176.6255
16Tangga 235.1119.84696.78176.6254
4.6 PENENTUAN JENIS APAR PADA LANTAI 3Setelah melakukan proses
perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan
pada ruangan-ruangan pada lantai 3 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut
berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat
apabila terjadi kebakaran.1. Untuk Storage 1Berdasarkan klasifikasi
material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat
yang mengandung unsur karbon (kelas A), bahan kimia berbahaya
(Kelas B), beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas
D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan
menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan
digunakan pada director room 1 adalah APAR jenis Halon 2. Untuk
Lobby Lantai 3Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada
ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon
(kelas A) serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan
menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan
digunakan pada kelvins office adalah Dry Chemical.3. Untuk Account
storageDi dalam account storage terdapat beberapa macam material
dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung
karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan
instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry
chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api
dari semua klasifikasi material mudah terbakar.4. Untuk Workspace
1Di dalam workspace 1 terdapat beberapa macam material dengan
klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung
karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan
instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry
chemical atau halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan
api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.5. Untuk Storage
2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini
yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A),
bahan kimia berbahaya (Kelas B), beberapa fasilitas kerja yang
terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik
yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR
yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR jenis Halon 6.
Untuk ToiletDikarenakan di dalam toilet yang dikhawatirkan hanya
lah instalasi listrik saja, maka jenis APAR yang digunakan untuk
ruangan ini adalah APAR CO2.7. Untuk Workspace 3Di dalam workspace
3 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu
antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat
dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh
karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical atau halon karena
kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi
material mudah terbakar.8. Untuk Material LibraryDi dalam material
library terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi
tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, dan
instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry
chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api
dari semua klasifikasi material mudah terbakar.9. Untuk
PantryBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat di dalam
dapur/pantry yaitu bahan-bahan yang mengandung karbon (kelas A),
terdapat sarana dan pra sarana yang terbuat dari logam (kelas D),
dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan
pada ruang pantry adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.10.
Tangga 1Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga
1 yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan
instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk
tangga 1 adalah APAR air dan APAR CO2.11. Tangga 2Berdasarkan
klasifikasi material yang terdapat pada tangga 2 yaitu material
padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas
C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 2 adalah APAR air
dan APAR CO2.12. KantinBerdasarkan klasifikasi material yang
terdapat di dalam kantin yaitu bahan-bahan yang mengandung karbon
(kelas A), terdapat sarana dan pra sarana yang terbuat dari logam
(kelas D), dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang
digunakan pada ruang pantry adalah APAR air, APAR halon, dan APAR
CO2.13. Untuk Storage Berdasarkan klasifikasi material yang
terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung
unsur karbon (kelas A), bahan kimia berbahaya (Kelas B), beberapa
fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta
terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan
kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada
director room 1 adalah APAR jenis Halon 14. Finance Manager
RoomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini
yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan
beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta
terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan
kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada
Production Mag Room adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.4.7
PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 3Untuk menghitung luas bangunan
dilakukan dengan cara manual melalu perkalian antara lebar bangunan
dan panjang bangunan, sehingga diperoleh data sebagai berikut:Tabel
4.5 Data Luas Ruangan pada Lantai 3NoNama RuanganLuas Ruangan
(m2)
1Storege 1545.76
2Ruang recepcionist849.25
3Storege21006.52
4Account storage875.78
5Workspace12351.902
6Storage1744.65
7Finance management103.37
8Kantin869.57
9Workspace 31761.001
10Material and library793.87
11Pantry460.85
12Tangga 1824.18
13Tangga 2696.78
14Toilet992.14
Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan
kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout
bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS
(PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk
menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan
rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas
Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 =
176,625 m2
Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 Buah Tabel 4.6 Tabel Jumlah APAR
yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai 3NoNama RuanganLuas
Ruangan (m2)Luas perlindungan 1 APAR (m2)
1Storege 1545.76176,6253,089 4
2Ruang recepcionist849.25176,6254,808 5
3Storege21006.52176,6255,698 6
4Account storage875.78176,6254,958 5
5Workspace12351.902176,62513,315 14
6Storage1744.65176,6259,877 10
7Finance management103.37176,6250,585 1
8Kantin869.57176,6254,923 5
9Workspace 31761.001176,6259,970 10
10Material and library793.87176,6254,494 5
11Pantry460.85176,6252,609 3
12Tangga 1824.18176,6254,666 5
13Tangga 2696.78176,6253,944 4
14Toilet992.14176,6255,617 6
Jumlah APAR83
4.8 LAYOUT HASIL PERANCANGAN