BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pertanian maupun dunia usaha dalam bidang pertanian erat kaitannya dengan aspek-aspek sosiologi yang mencakup kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, dan jaringan sosial. Aspek- aspek tersebut sangat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani maupun pada pedagang produk pertanian itu sendiri. Pada dasarnya pemasaran adalah salah satu sub sistem dalam sistem agribisnis, sehingga pasar memiliki peranan penting dalam kesuksesan agribisnis. Itulah sebabnya, usaha pertanian memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pemasaran, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui perantara atau distributor. Untuk melakukan hal itu dibutuhkan jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut secara maksimal. Pasar sendiri adalah tempat dimana terjadi titik kesepakatan antara harga jual dan harga beli antara penjual dan pembeli.Oleh karena itu aspek-aspek sosiologi memang sangat berperan dalam mempengaruhi kemajuan usaha pada bidang pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supra desa. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan zaman pada pemasaran hasil 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pertanian maupun dunia usaha dalam bidang pertanian erat
kaitannya dengan aspek-aspek sosiologi yang mencakup kebudayaan,
stratifikasi sosial, kelembagaan, dan jaringan sosial. Aspek-aspek tersebut
sangat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani
maupun pada pedagang produk pertanian itu sendiri. Pada dasarnya pemasaran
adalah salah satu sub sistem dalam sistem agribisnis, sehingga pasar memiliki
peranan penting dalam kesuksesan agribisnis.
Itulah sebabnya, usaha pertanian memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan pemasaran, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui
perantara atau distributor. Untuk melakukan hal itu dibutuhkan jaringan sosial
yang baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut secara maksimal.
Pasar sendiri adalah tempat dimana terjadi titik kesepakatan antara harga jual
dan harga beli antara penjual dan pembeli.Oleh karena itu aspek-aspek
sosiologi memang sangat berperan dalam mempengaruhi kemajuan usaha
pada bidang pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supra desa.
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan
zaman pada pemasaran hasil pertanian , maka perlu diadakan praktikum
sosiologi pertanian dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman aspek-aspek sosiologis pada tingkat pedagang produk-produk
hasil pertanian, serta para pelaku yang terlibat didalamnya.
Alasan dilakukannya wawancara di Pasar Besar Kota Malang untuk
memenuhi tugas akhir praktikum Sosiologi Pertanian karena Pasar Besar kota
Malang adalah salah satu tempat dimana warga Kota Malang mencari sarana
dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga kita dapat
mengidentifikasi aspek-aspek sosiologis yang ada di Pasar tersebut ataupun di
kehidupan para pedagang.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa aspek-aspek sosiologi pada tingkat perdagangan produk-produk hasil
pertanian?.
2. Apa pengaruh perkembangan zaman pada pemasaran hasil pertanian?.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui aspek-aspek sosiologis pada tingkat pedagang produk-produk
hasil pertanian
2. Mengetahui pengaruh perkembangan zaman pada pemasaran hasil
pertanian.
2
BAB II
ASPEK SOSIOLOGIS PEDAGANG
2.1 Qur’anul Ilma/125040100111009
2.1.1 Identifikasi Pedagang Hasil Pertanian
Dalam kegiatan akhir praktikum Sosiologi Pertanian, dilakukan
wawancara dengan seorang pedagang di Pasar Besar Kota Malang pada hari
sabtu, 01 Desember 2012. Wawancara tersebut dilakukan pada salah satu
pedagang yang bernama Bapak Ahmad Jainuri yang berusia 33 tahun.
Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh Bapak Ahmad Jainuri yaitu
Sekolah Menengah Atas. Dalam kesehariannya beliau hanya bekerja sebagai
seorang pedagang untuk menghidupi istri dan seorang anaknya. Beliau
mulai bekerja sebagai pedagang pada tahun 2007.
2.1.2 Asal Usul Menjadi Pedagang
Bapak Ahmad Jainuri mengaku bahwa dia mulai bekerja sebagai
pedagang pada tahun 2007, dan sebelum itu beliau bekerja sebagai pekerja
di sebuah toko yang juga menjual produk-produk hasil pertanian milik
orang lain. Pada awal karirnya sebagai seorang pedagang beliau meneruskan
bisnis keluarga yang hanya terdiri dari jengkol, pete, dan jeruk, dengan
modal awal milik pribadi ditambah dengan pinjaman dari tetangga. Beliau
mendapatkan produk-produk tersebut dari supplier yang sudah menjadi
langganannya. Untuk jumlah komoditi yang dijual tiap harinya selalu
berbeda-beda, menyesuaikan dengan kebutuhan dan mekanisme pasar.
2.1.3 Transaksi Jual Beli Hari Ini
Barang yang dijual Pak Ahmad Jainuri tiap harinya tidak selalu
habis dan akan dijual lagi keesokan harinya, namun apabila sudah tidak
memungkinkan dijual maka akan dibuang. Pak Ahmad Jainuri memilih
menjadi pedagang karena sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dan
tingkat keberhasilan yang dirasa cukup besar. Beliau memilih menjual
komoditi tersebut karena jengkol masih jarang ditemukan di daerah Malang.
Semua produk yang dijual Pak Ahmad Jainuri dibeli secara kiloan, dan
3
dibawa ke pasar menggunakan pick-up ataupun sepeda motor yang
merupakan kendaraan sehari-hari beliau. Pak Ahmad Jainuri tidak memberi
perlakuan secara khusus terhadap barang yang diperdagangkan, beliau
hanya mengelap dan apabila dirasa perlu maka akan dicuci. Sedangkan
untuk harga, beliau mengaku menyesuaikan dengan harga yang ada di
pasaran dan menyesuaikan dengan kondisi barang. Pak Ahmad Jainuri biasa
mengambil keuntungan sebesar Rp.1000 sampai Rp.3000 rupiah per kilo,
atau sekitar 18% dari harga belinya dari supplier. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa Pak Ahmad Jainuri mengangkut barang dagangannya ke
pasar menggunakan kendaraan milik pribadi, sehingga tidak ada biaya
angkut atau biaya transport yang dikeluarkan beliau untuk membayar tenaga
kerja. Secara keseluruhan para pedagang hanya mengeluarkan biaya
tambahan sebesar Rp.1000 tiap harinya untuk kebersihan dan biaya retribusi
pada petugas pasar yang tiap harinya rutin keliling ke lapak-lapak tempat
para pedagang berjualan untuk menagihnya. Menurut Pak Ahmad Jainuri
lokasi tempat berjualan (pasar) sangat mempengaruhi jumlah pembeli dan
tingkat penjualan, menurut beliau pasar adalah tempat dimana orang-orang
dari berbagai golongan berkumpul untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya, jadi kemungkinan untuk meningkatkan keuntungan semakin besar.
Tidak sedikit orang yang membeli barang dagangan Pak Ahmad Jainuri
secara grosir, terutama mereka yang akan memiliki hajatan. Tetapi mereka
tetap membeli produk atau barang dagangan Pak Ahmad Jainuri tersebut
dalam hitungan atau batasan kilogram.
Untuk lebih jelasnya tentang produk-produk hasil pertanian yang
dijual oleh Pak Ahmad Jainuri dari jumlah yang banyak sampai yang
tersedikit dijual dengan tingkat habis atau tidaknya produk-produk tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut,
Nomor Jenis Produk diurut dari Terbanyak ke Tersedikit
Tabel 2.4 Jenis Produk yang Dijual Pak Kasyanto Diurut dari Terbanyak ke
Tersedikit
Dari table dapat diketahui tingkat atau daya penjualan Pak Kasyanto
mulai dari barang yang banyak diminati oleh pembeli atau konsumen dan
yang kurang diminati oleh konsumen atau pembeli di pasar, serta barang
atau produk hasil pertanian yang dijual Pak Kasyanto dalam jumlah yang
banyak dan yang paling sedikit. Dari data table diatas dapat dilihat bahwa
Pak Kasyanto menjual sawi dalam jumlah yang paling banyak, hal ini
karena para konsumen banyak yang berminat pada sawi yang harganya
cukup terjangkau dan gizi yang dikandungnya juga banyak. Selain itu ada
beberapa orang yang membeli sawi dalam jumlah yang cukup besar, yang
biasanya digunakan untuk jualan mie goring atau nasi goring dan untuk
dijual lagi keliling perumahan pendudduk. Dari seluruh penjualan yang
dilakukan Pak Kasyanto seperti yang telah dipaparkan sebelumnya Pak
Kasyanto dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.200000 per harinya,
keuntungan ini menurut Pak Kasyanto cukup lumayan untuk kebutuhan
sehari-hari dan untuk menjadi modal lagi di hari selanjutnya.
2.2.4 Dampak Globalisasi Terhadap Pemasaran Produk Pertanian
11
Menurut wawancara yang saya lakukan dan berdasarkan
pengalaman Pak Kasyanto selama ini, lokasi pasar juga mempengaruhi
jumlah pembeli dan jumlah penjualan produk pertanian yang dijual.
Semakin strategis lokasi pasar tersebut, maka semakin banyak pula jumlah
pembeli dan jumlah penjualan produk pertanian yang dijual. Di sisi lain,
banyaknya impor hasil pertanian dan berkembangnya supermarket di
Malang beberapa tahun terakhir ini, ternyata tidak terlalu berpengaruh
terhadap pemasaran atau perdagangan hasil pertanian, karena masih banyak
pembeli yang lebih memilih untuk membeli sayuran di pasar.
2.2.5 Informasi Transaksi Diluar Hari Ini
Kondisi jual beli produk pertanian Pak Kasyanto sehari sebelumnya, 2
minggu terakhir, 3 minggu terakhi, dan sebulan terakhir jika dilihat dari
aspek jenis produk yang diperjualbeliakan, volume produk pertanian yang
diperjualbelikan, asal produk yang diperjual belikan, cara mengangkut
produk yang diperjual belikan, harga pembelian, harga penjualan, biaya
yang dikeluarkan, serta keuntungan yang diperoleh adalah relatif sama. Hal
ini tergantung pada permintaan pasar. Selain itu menurut beliau permintaan
konsumen dalam kurun waktu diatas juga relative sama, tetapi jika ada
perubahan harga produk hasil pertanian yang diperdagangkan secara
signifikan maka Pak Kasyanto akan mengurangi pasokkannya, karena
permintaan konsumen juga akan berkurang jika harga barang naik ( mahal ).
2.3 Lailatul Hidayah/125040100111027
2.3.1 Deskripsi Pedagangan Produk Pertanian Sampel
Pedagang yang saya wawancarai pada hari Sabtu, tanggal
01 Desember 2012 bernama Bapak Johan. Beliau tinggal di Kelurahan
Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang bersama istri dan seorang
anaknya yang masih berumur 3 tahun. Beliau berumur 33 tahun dengan
tingkat pendidikan formal SLTA. Beliau hanya bekerja sebagai
pedagang karena tidak memiliki lahan yang bisa digunakan sebagai
12
usaha sampingan. Beliau memiliki satu sepeda motor untuk sarana
transportasi.
2.3.2 Asal Usul Menjadi Pedagang
Diawal karirnya beliau bekerja pada saudagar cina sejak
tahun 2005. Hingga akhirnya pada tahun 2008 beliau memutuskan utuk
membuka lapak sendiri di Pasar Besar Kota Malang. Produk yang
beliau jual adalah produk-produk hasil pertanian. Barang-barang yang
beliau jual ini, didapatkannya dari para pengepul atau tengkulak yang
sudah menjadi langganan beliau setiap harinya. Jumlah sayuran yang
beliau jual setiap harin berbeda-beda berkisar antara 5-20 kg,
menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
2.3.3 Transaksi Jual Beli Hari ini
Hari ini (sabtu/01-12-2012), bapak johan menjual berbagai
produk/hasil pertanian yang diantaranya adalah pete, timun, selada,
buncis, pucai, gubis, sawi, brokoli, jeruk nipis, dan sebagainya.
Seebelum dijual beberapa sayur biasanya di sortir kembali. Sayur-sayur
yang tidak layak jual biasanya akan dibuang begitu saja. Semua sayur
dagangan beliau ini, tidak setiap harinya selalu habis terjual, terkadang
masih ada yang tersisa. Serpeti halnya hari ini, masih ada buncis,
brokoli, timun, jeruk nipis dan sebagainya yang belum habis terjual.
Sayur.-sayur yang belum habis terjual ini akan beliau jual kembali esok
harinya, dan harga jualnya pun relatif tetap karena sayuran tersebut
masihdalam keadaan bagus. Beliau mendapatkan sayur-sayur
dagangannya ini dari para tengkulak dan terkadang juga ada para
pengepul yang mengantarkan langsung sayuran mereka ke lapak beliau.
Biasanya Pak Johan mengambil 5-20 kg/unit dari para tengkulak atau
pengepul utuk dijual kembali. Sayuran dijualnya dengan harga kiloan
dan terkadang juga bijian(tergantung pada permintaan pembeli). Jika
ada pembeli yang membeli sayuran dalam jumlah besar biasanya akan
13
diberikan bonus atau diskon. Dari penjualan sayur-sayurnya ini beliau
mengambil keuntunga berkisar antara Rp.2000-Rp.4000 per kilonya.
Modal awal Pak Johan untuk berdagang ini ±Rp.2.000.000.
Sebagian modal dagang ini beliau peroleh dari hasil pinjam ke
saudaranya. Keuntunga yang diperoleh beliau setiap harinya ±15% dari
modal yang telah dikeluarkan. Keuntungan ini akan diputar kembali
sebagai modal membeli dagangan.
Bapak Johan mengaku alasan beliau memilih menjual produk/hasil
peertanian seperti sayuran ini, karena sayur merupakan salah satu bahan
makanan pokok yang setiap hari dibutuhkan untuk menu makan sehari-
hari. Dan Pak Johan memilih pasar menjadi tempat berdagang karena
mnenurutnya pasar merupakan pilihan kebanyak orang untuk berbelanja
dan sangat mempengaruhi jumlah pembelian dan jumlah penjualan.
Dibawah ini menunjukan tabel jenis, jumlah, harga beli, serta harga
jual produk pertanian yang jual pak Johan.
Jenis Produk Pertanian Jumlah (satuan/ikat) Harga beli Harga Jual1 Daun bawang satuan kg 5500 65002 Kubis satuan kg 3000 50003 Kecambah satuan kg 7000 80004 Jagung satuan kg 4000 50005 Pete satuan kg 10000 120006 Timun satuan kg 800 15007 Brokoli Satuan kg 10000 120008 Selada Satuak kg 8000 100009 Sawi Satuan ikat 1000 3000