Skenario A Blok 25Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya
Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini
terdiri atas sekitar 50 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata
pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan.
Pertanian terutama padi sawah dan karet alam.Rumah penduduk beragam
ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan
ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari
tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi
lebih banyak yang telanjang kaki.Sumber air utama masyarakat untuk
kebutuhan domestik adalah sungai Ogan; juga dari air rawa yaitu
dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri
, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.Sumber
energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah
listrik; untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu
bakar, sebagian kecil memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak
minyak tanah menjadi langka , penduduk kembali menggunakan kayu
bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian
masyarakat yang menggunakan briket batubara.Pada bulan Januari
sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada bulan
September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat
sampai berminggu-minggu.Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan
oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota kecamatan sekitar 15 km ke
arah Palembang.Petugas kesehatan yang ada di desa adalah Mantri dan
bidan desa. Tapi jumlah kelahiran yang ditolong dukun masih lebih
banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting sebagai garis
pertama melayani orang sakit.Didesa ini pengelolaan sampah
dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada organisasi
desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak
rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.Laporan
tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang
terdeteksi di desa ini adalah : ISPA Gastrointestinal dan diare
Kulit Malaria DHF Tuberkulosis Asthma Gigi dan mulut Hipertensi
Cidera karena kecelakaan lalu lintasDalam kurun waktu tahun
2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan yaitu
tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.Dari
pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum
yang bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada
lampiran. Dari pihak provinsi pernah juga melakukan pengukuran
kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan
di lampiran.Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri
di desa ini di tahun 2009 yaitu Penelitian tentang Kualitas Udara
Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi ini akibat pengunaan
bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak
baik , maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik,
khususnya kadar debu halus (PM 10) yang tinggi.Akhir-akhir ini
sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran motor yang
menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan
Kades, selain kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai
mengalami budaya minuman keras dan narkoba.
Lampiran :1. Hasil Pengujian Kualitas Air MinumParameterHasil
Uji
E. Coli2000 / 100 cc
Total Coliform1000 / 100 cc
Arsen0,05 mg/L
Flourida1,4 mg/L
Total Kromium0,03 mg/L
Kadmium0,001 mg/L
Nitrit2 mg/L
Nitrat25 mg/L
Sianida0,07 mg/L
Selenium0,01 mg/L
2. Kualitas UdaraParameterWaktu PengukuranHasil Uji
SO224 jam500 micrgr / M3
CO24 jam30000micrgr / M3
Nox24 jam200 micrgr / M3
O31 jam200 micrgr / M3
Hidrokarbon3 jam100 micrgr / M3
Total Suspended Particulate (TSP)24 jam500 micrgr / M3
Pb24 jam5 micrgr / M3
A. Klarifikasi Istilah1. Kebutuhan domestik: Kebutuhan dalam
rumah tangga.2. Puskesmas: Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.3. Pustu: Unit
pelayanan kesehatan yang sedehana dan berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas
dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.4. Mantri: Pegawai
yang keranya sebagai pembantu dokter di pelayanan kesehatan;
perawat kepala (biasanya laki-laki)5. Briket batu bara: Bahan bakar
padat yang tebuat dari batu bara dengan campuran diantaranya adalah
tanah liat, tepung tapioka, air dan natrium hidroksida.6. Debu
halus: Partikel debu yang beukuran kurang dai 10 m7. Ventilasi:
Proses atau tindakan mensuplai udara segar ke suatu rumah atau
ruangan secara terus menerus.8. Indoor air quality: Kualitas udara
dalam ruang yang dipengaruhi oleh polutan yang dapat berefek pada
penggunanya9. Narkoba: Sejumlah kelompok senyawa yang umumnya
mengandung resiko kecanduan terhadap penggunaan yang berlebihan10.
Inventarisasi: Pencatatan atau pengumpulan data
B. Identifikasi Masalah1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan
raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas
disini terdiri atas sekitar 50 KK dengan populasi sekitar 2000
orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan
pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam.2. Rumah
penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai
dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula
yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian
memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.3. Sumber
air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan;
juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar
KK memiliki sumur sendiri , namun sumur tersebut biasanya kering di
musim kemarau. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan
kualitas air minum yang bersumber dari air sumur penduduk dan
hasilnya diberikan pada lampiran.4. Sumber energi yang digunakan
penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik; untuk masak memasak
sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai
kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka ,
penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang
menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan
briket batubara.5. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas
udara di desa baik sekali namun pada bulan September sampai
Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai
berminggu-minggu. Dari pihak provinsi pernah melakukan pengukuran
kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya diberikan di
lampiran.6. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu
sedangkan Puskes ada di kota kecamatan sekitar 15 km ke arah
Palembang. Petugas kesehatan yang ada di desa adalah Mantri dan
bidan desa. Tapi jumlah kelahiran yang ditolong dukun masih lebih
banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting sebagai garis
pertama melayani orang sakit.7. Didesa ini pengelolaan sampah
dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada organisasi
desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak
rawa, maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.8. Laporan
tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang
terdeteksi di desa ini adalah : ISPA Gastrointestinal dan diare
Kulit Malaria DHF Tuberkulosis Asthma Gigi dan mulut Hipertensi
Cidera karena kecelakaan lalu lintas9. Dalam kurun waktu tahun
2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan yaitu
tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.10.
Menurut studi penelitian mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009
tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality), akibat
pengunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi
dapur tidak baik, maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup
baik, khususnya kadar debu halus (PM 10) yang tinggi.11.
Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran
motor yang menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi.
Menurut penuturan Kades, selain kecelakaan akibat motor, desa ini
juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.
C. Analisis Masalah1. Apa saja resiko kesehatan pada desa ini?a.
Desa di pinggir jalan raya dan pekerjaan (sosial ekonomi)Desa di
Pinggir Jalan RayaBanyaknya kendaraan bermotor yang melewati jalan
raya dapat menyebabkan polusi udara yang pada akhirnya dapat
merusak kesehatan penduduk Desa Mjt. Penggunaan dari bahan bakar
kendaraan terutama bensin dapat menghasilkan berbagai polutan
seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NOx), hidrokarbon
(HC), dan lain-lain. Selain itu, jalan raya juga identik dengan
debu yang dapat berperan dalam mengganggu kesehatan penduduk.
Inhalasi merupakan satu-satunya rute pajanan yang menjadi perhatian
dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesehatan. Walau demikian
ada juga beberapa senjawa lain yang melekat bergabung pada
partikulat, seperti timah hitam (Pb) dan senyawa beracun lainnya,
yang dapat memajan tubuh melalui rute lain.Pengaruh partikulat debu
bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung
kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair
yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran
partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara
0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat
debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat
langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan
ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5
mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi
sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga.Selain itu
partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan
menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus
pandang mata (Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang
terdapat dalam partikulat debu di udara merupakan bahaya yang
terbesar bagi kesehatan. Pada umumnya udara yang tercemar hanya
mengandung logam berbahaya sekitar 0,01% sampai 3% dari seluruh
partikulat debu di udara Akan tetapi logam tersebut dapat bersifat
akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada
jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang
terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih
besar dibandingkan dengan dosis sama yang besaral dari makanan atau
air minum. Oleh karena itu kadar logam di udara yang terikat pada
partikulat patut mendapat perhatian.Suara bising kendaraan yang
melewati jalan lintas Sumatera secara terus menerus juga dapat
mengganggu kenyamanan, juga dapat berdampak pada kesehatan:
Gangguan Fisiologis, TD , nadi , basal metabolisme , konstriksi
pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki pucat, gangguan
neurovaskular Gangguan Psikologis, rasa tidak nyaman, kurang
kosentrasi, susah tidur, emosi. Gangguan keseimbangan, gejala:
sakit kepala, mual, vertigo Gangguan komunikasi, pekerjaan
terganggu, terjadi kesalahan pekerjaan mutu & produktivitas
menurun. Tidak mendengan alarm tanda bahaya kecelakaan kerja Dapat
menyebabkan Noise induced hearing loss (NIHL), penurunan fungsi
indera pendengaran akibat terpapar oleh bising dengan intensitas
yang berlebihan terus-menerus dalam waktu lama
(>85dB)PekerjaanPekerjaan dari penduduk desa Mjt salah satunya
adalah pertanian. Karena itu, ada kemungkinan bahwa mereka juga
menggunakan insektisida dan pestisida. Salah satu kandungan yang
dapat ditemukan dari insektisida adalah khlorin. Selain bau yang
menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran
pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida
yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan
peradangan. Selain itu gas khlorin juga dapat mencemari atmosfer.
Pada kadar antara 3,0 6,0 ppm gas khlorin terasa pedas dan
memerahkan mata. Dan bila terpapar dengan kadar sebesar 14,0 21,0
ppm selama 30 60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-paru (
pulmonari oedema ) dan bisa menyebabkan emphysema dan radang
paru-paru.Kemudian, pada industri pestisida juga dapat dihasilkan
salah satu polutan, yaitu hidrokarbon. Hidrokarbon diudara akan
bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru
yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak
dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini
masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.Profesi warga sebagai petani, terutama
petani padi menuntut warga untuk melakukan kontak dengan
media-media dimana sejumlah parasit hidup, sehingga akan
meningkatkan resiko terjadinya penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan infeksi dan infestasi parasit, terutama penyakit-penyakit
kulit..Adapun resiko kesehatan pekerjaan pertukangan diantaranya:1)
Penyakit pekerja pertukangan kayu dipengaruhi oleh debu kayu,
seperti sesak nafas dan batuk. Debu yang dihasilkan dari usaha
perkayuan mempunyai potensi untuk menyebabkan pneumokoniosis yaitu
terjadinya penimbunan debu di paru-paru dan jika tidak diantisipasi
dengan segera akan menyebabkan penyumbatan dan kerusakan jaringan
paru-paru2) Penyakit lain seperti ISPA, asbestosis dan asma.3)
Resiko kecelakaan ketika kerjaPekerjaan pertanian dan pertukangan
juga dapat meningkatkan risiko penyakit malaria, filariasis, atau
penyakit lain yang disebabkan serangga, hewan pengerat atau hewan
buas.
b. Kondisi rumahMenurut Adnani dan Mahastuti (2006), lantai
rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit TBC Paru. Risiko
untuk menderita TBC Paru 3 - 4 kali lebih tinggi pada penduduk yang
tinggal pada rumah yang lantainya tidak memenuhi syarat kesehatan.
Hal ini sesuai pendapat Fahmi (2005) yang menyatakan bahwa lantai
tanah memiliki peran terhadap proses kejadian TBC Paru melalui
kelembaban ruangan, karena lantai tanah cenderung menimbulkan
kelembaban.Tanah juga merupakan tempat tinggal makhluk hidup yang
dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti parasit, serangga,
dan banyak mikroorganisme lain. Mikroorganisme tersebut dapat masuk
kedalam tubuh manusia melalui kulit, udara, dan makanan yang
akhirnya berakibat terhadap timbulnya berbagai macam penyakit.Alas
kaki adalah produk seperti sepatu dan sandal yang dipakai untuk
melindungi kaki terutama bagian telapak kaki agar tidak cedera dari
kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu,
berair, udara panas, maupun dingin. Selain itu, manfaat yang juga
penting adalah agar kita terlindung dari masuknya mikroorganisme
seperti parasit yang dapat membahayakan kesehatan. Anak- anak yang
tidak memakai alas kaki berkemungkinan terinfeksi cacing yang
berasal dari tanah. Penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya
daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang
anak, karena cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh,
misalnya protein, karbohidrat dan zat besi yang dapat menyebabkan
anemia.Memasak menggunakan kayu bakar dan briket batubara dengan
ventilasi dapur yang tidak baik dapat mempengaruhi Kualitas Udara
Ruangan (Indoor Air Quality), maka kualitas udara di dalam rumah
tidak cukup baik. Asap pembakaran yang tidak sempurna dari kayu
bisa menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan, jantung, bahkan
pengaruh kognitif pada anak. Anak disebut juga menjadi korban
karena biasanya mereka diajak oleh si ibu ketika memasak. Demikian
disampaikan Kirk R. Smith, Direktur Kesehatan Global dan Program
Lingkungan Kesehatan Masyarakat, University of California,
Berkeley, Amerika Serikat. Asap yang melayang di sekitar si ibu dan
anak, dikatakan Smith, sama dengan bahaya rokok. Malah, risiko
kesehatannya lebih besar karena jumlah asap yang dihasilkan lebih
besar dan menguap ke ruangan yang menaungi mereka. Menurut WHO,
memasak dengan bahan bakar padat (batu bara) di ruangan
mengakibatkan kematian dini. Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal
tiap tahun, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Dampak pembakaran
bahan bakar padat memudahkan manusia terkena infeksi pernapasan dan
kanker paru.
c. Sumber airAir sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama
untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan mencuci. Air untuk
keperluan minum dan masak harus mempunyai persyaratan khusus agar
air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia, antara lain
syarat fisik (bening, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di
luarnya), bakteriologis (bebas dari segala bakteri), dan kimia
(mengandung zat tertentu dalam jumlah tertentu). Sumber air minum
dapat berasal dari air hujan, air sungai dan danau, mata air, dan
air sumur. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan
maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah
dapat diterima sebagai air yang sehat, memenuhi persayaratan
diatas, asalkan tidak tercemar oleh kotoran terutama kotoran
manusia dan binatang.Pada kasus ini, sumber air utama masyarakat
desa Mjt untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan, air rawa, dan
sumur sendiri. Dari hasil uji kualitas air minum didapatkan kadar
E. Coli, total coliform, dan arsen yang melebihi batas. Hal ini
menandakan bahwa sumber air minum masyarakat telah terkontaminasi
feses manusia dan limbah. Bakteri koliform merupakan golongan
mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana
bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air
telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan
penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang
dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga
memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli, Salmonella
spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dll.Resiko kesehatan
yang akan terjadi pada warga Mjt. jika terus-menerus mengkonsumsi
air tersebut antara lain penyakit kolera, disentri, tifoid, dan
diare yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam air tersebut.
Sedangkan kandungan arsenik -yang merupakan logam berat berdaya
racun tinggi- dalam air dapat menyebabkan nafsu makanberkurang,
gangguan sistem pencemaran, kelainan ginjal, gangguan mental,
neuritis perifer, perubahan pada kulit dan kanker kulit.
d. Sumber energiMemasak menggunakan kayu bakar dan briket
batubara dengan ventilasi dapur yang tidak baik dapat mempengaruhi
Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality), maka kualitas udara di
dalam rumah tidak cukup baik. Asap pembakaran yang tidak sempurna
dari kayu bisa menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan, jantung,
bahkan pengaruh kognitif pada anak. Anak disebut juga menjadi
korban karena biasanya mereka diajak oleh si ibu ketika memasak.
Demikian disampaikan Kirk R. Smith, Direktur Kesehatan Global dan
Program Lingkungan Kesehatan Masyarakat, University of California,
Berkeley, Amerika Serikat. Asap yang melayang di sekitar si ibu dan
anak, dikatakan Smith, sama dengan bahaya rokok. Malah, risiko
kesehatannya lebih besar karena jumlah asap yang dihasilkan lebih
besar dan menguap ke ruangan yang menaungi mereka. Menurut WHO,
memasak dengan bahan bakar padat (batu bara) di ruangan
mengakibatkan kematian dini. Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal
tiap tahun, kebanyakan perempuan dan anak-anak. Dampak pembakaran
bahan bakar padat memudahkan manusia terkena infeksi pernapasan dan
kanker paru.Selain itu Masalah pemanfaatan sumber energi yang
kurang tepat ini juga menyebabkan peningkatan resiko masalah
kesehatan seperti: Keracunan karbon monoksida Keracunan karbon
monoksida ditandai dengan sakit kepala, vertigo, flu, dan pada
tingkat yang lebih tinggi dapat meracuni sistem saraf pusat dan
hati, bahkan menyebabkan kematian. Karbon monoksida juga sangat
membahayakan janin jika dihirup oleh ibu hamil. Pada tingkat rendah
sampai kronis bisa menyebabkan depresi, pusing dan kehilangan
ingatan. Karbon monoksida mengakibatkan dampak lebih lanjut ketika
berikatan dengan hemoglobin dalam darah dalam bentuk
karbohemoglobin (HbCO). Senyawa ini mencegah pengikatan Oksigen ke
dalam darah, sehingga mengurangi kapasitas transport Oksigen darah,
yang selanjutnya menyebabkan hipoksia (kekurangan Oksigen) yang
mengganggu proses pencernaan dan penyerapan makanan di dalam tubuh.
Keracunan sulfurdioksida (akibat pembakaran batu bara). SO2
mengganggu fungsi paru dan pernafasan. Penyakit pernafasan (TBC,
asma, kanker paru, dll.). Kematian.
e. Kualitas udara dan kabut asapPenggunaan bahan bakar kayu dan
briket arang serta adanya kabut asap berminggu-minggu dapat merusak
kualitas udara. Ditambah lagi ventilasinya yang kurang, akan
mengganggu pertukaran udara di dalam rumah, sehingga udara
terperangkap di dalam. Hal ini akan diperparah dengan kabut asap
yang membawa polutan-polutan hasil pembakaran lahan, terutama lahan
gambut yang berada di kawasan sekitar Ogan Ilir yang memang
didominasi oleh rawa gambut. Penggunaan sumber energi yang tidak
tepat ditambah dengan terjadinya kabut asap pada musim kemarau akan
berdampak pada meningkatnya angka kejadian penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan polusi udara, terutama ISPA.Berikut ini dampak
akibat gangguan asap bagi kesehatan kita.1) Kabut asap dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta
menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.2)
Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis
lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.3) Kemampuan
kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah
dan mengalami kesulitan bernapas.4) Bagi mereka yang berusia lanjut
(lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik,
dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk
mendapat gangguan kesehatan.5) Kemampuan dalam mengatasi infkesi
paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan
lebih mudah terjadi infeksi.6) Berbagai penyakit kronik juga dapat
memburuk.7) Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi
sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak
terlindungi.8) Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih
mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh
(host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya
lingkungan (environment).9) Muncul keluhan-keluhan seperti iritasi
(mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan, sesak
napas, sakit kepala, kelelahan
f. Pelayanan kesehatan1) Jarak Puskesmas yang cukup jauh dari
Desa menjadi resiko sulitnya penatalaksaan suatu penyakit dengan
cepat.2) Jumlah kelahiran yang ditolong oleh dukun masih lebih
banyak dari bidan.3) Peran dukun sebagai first line dalam melayani
orang sakit masih cukup penting.Ketiga hal ini dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas penyakit serta berisiko tinggi terhadap
malpraktik dan pengobatan yang tidak sesuai.
g. Pengelolaan sampahKebiasaan masyarakat desa Mjt membuang
sampah di rawa membuat air rawa tercemar. Mengingat bahwa air rawa
merupakan salah satu sumber air utama desa Mjt, kebiasaan
masyarakat membuang sampah dapat membahayakan kesehatan. Dari
sampah-sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab
penyakit (bakteri patogen) dan binatang serangga sebagai
pemindah/penyebar penyakit (vektor). Selain itu sampah dapat
menyebabkan gangguan ekosistem pada rawa. Air rawa yang tercemar
apabila digunakan sebagai sumber air untuk dikonsumsi maka dapat
menyebabkan penyakit seperti diare, disentri dan tifus. Apabila
sumber air rawa digunakan untuk MCK maka dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit kulit. Air rawa yang tercemar juga dapat menjadi
tempat berdiamnya vektorvektor penyakit. Berbagai macam penyakit
infeksi yang didapat melalui vektor seperti nyamuk adalah Malaria,
DHF, dll.
h. Perubahan gaya hidup (peningkatan ekonomi, miras,
narkoba)Budaya meminuman minuman keras/ alkohol dan narkoba
merupakan kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan. Salah satu
risiko minuman keras terhadap kesehatan adalah mengganggu fungsi
hati, gangguan kognitif, kerusakan jantung, lambung, kanker,
stroke, kematian dll. Adapun dampak buruk penyalahgunaan narkoba
secara umum adalah ketergantungan, kanker, impotensi, jantung,
HIV/AIDS, hepatitis dll. Secara Khusus Narkoba dan minuman keras
memiliki dampak yang kurang baik, yaitu: Narkobaa. Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap fisik Gangguan pada sistem saraf
(neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan saraf tepi. Gangguan pada jantung dan pembuluh
darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan
peredaran darah. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
penanahan (abses), alergi, eksim. Gangguan pada paru-paru
(pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit kepala,
mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan
sulit tidur. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan
reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi
hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid). Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya
pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular
penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum
ada obatnya. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika
terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh
untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.b. Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap psikis Lamban kerja, ceroboh kerja,
sering tegang dan gelisah Hilang kepercayaan diri, apatis,
pengkhayal, penuh curiga Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku
yang brutal Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diric.
Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan sosial Gangguan
mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga Pendidikan menjadi terganggu,
masa depan suram Minuman Kerasa. Pengaruh langsung setelah minum:
kehilangan keseimbangan tubuh pusing, merasa gembira, kulit menjadi
merah perasaan ingatan menjadi tumpul dalam dosis tinggi menjadi
mabuk, tindakan tidak terkontrol dan kendali diri berkurangb.
Pengaruh pada sistem pernapasan: denyut jantung dan pernapasan
lambatc. Pengaruh pada sistem pencernaan: Selera makan hilang dan
kekurangan makan Peradangan hati Kanker mulut, kerongkongan dan
lambung Luka dan radang lambungd. Pengaruh pada sistem
kardiovaskuler: Pembengkakan jantung Kegagalan fungsi jantunge.
Pengaruh pada sistem reproduksi dan pengaruh pada bayi: Pada ibu
hamil dapat menyebabkan cacat bayi yang dikandung, abortus,
kelahiran prematur. Pada pria dapat menyebabkan impotensif.
Pengaruh pada sistem saraf pusat: menghambat fungsi otak yg
mengontrol pernapasan dan denyut jantung sehingga dapat menimbulkan
kematian dapat menyebabkan hilangnya memory (amnesia), sakit jiwa,
kerusakan tetap pada otak dan system saraf
2. Bagaimana pemberian edukasi yang spesifik:a. Desa di pinggir
jalan raya dan pekerjaan (sosial ekonomi)Desa di pinggir jalan raya
Memberikan penyuluhan mengenai bahaya polusi udara dan penggunaan
zat-zat kimia seperti insektisida dan pestisida bagi kesehatan
masyarakat. Menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat
keluar rumah terutama saat jalan raya sedang macet atau berdebu dan
saat bekerja. Bagi warga yang memiliki kendaraan bermotor, maka
disarankan untuk rajin merawatnya agar dapat berfungsi dengan baik.
Menanam dan merawat tumbuhan di lingkungan rumah. Hal ini berguna
untuk menyejukan udara, dan mengurangi polusi udara. Membangun
pagar penghalang, dibuat setinggi sekitar 2-4 meter agar meredam
suara bising kendaraan bermotor juga menghalangi masuknya debu
jalan raya. Pagar penghalang dipilih dari material yang meredam
suara seperti kayu, beton dan sejenisnya. Menanami halaman dengan
rumput dan pohon-pohon berdaun lebat dengan fungsi sebagai buffer
(peredam suara) Peletakan jendela dan ventilasi, sebaiknya
mengurangi tatanan jendela dan buka-bukaan yang terlampau banyak
terutama yang menuju kearah jalan raya. Bila memungkinkan, kurangi
aktivitas di luar rumah. Pekerjaan Dianjurkan pemakaian alas kaki
dan hindari kontak langsung dengan tanah terutama saat bekerja
Edukasi memakai pakaian dan topi petani ketika sedang bekerja
Edukasi penyemprotan pestisida yang benar (penyiapan, penyimpanan,
durasi, teknik penyemprotan, pencucian alat dan penggunaan alat
pelindung diri / APD)b. Kondisi rumah Sarankan untuk mulai
merencanakan dan menyisihkan sebagian dari pendapatan keluarga agar
dapat memperbaiki lantai rumah. Karena lantai yang ideal untuk
rumah sehat adalah lantai kedap air. Bahannya bisa beragam: ubin,
semen, kayu, atau keramik. Lantai yang berdebu atau becek selain
tidak nyaman juga bisa menjadi sarang penyakit. Edukasikan
pentingnya penggunaan alas kaki dalam aktifitas sehari-hari
terutama apabila kontak langsung dengan tanah, dan menjelaskan
bagaimana membentuk PHBS. Menjelaskan bahwa ventilasi yang
mendekati kriteria kesehatan adalah ventilasi yang berukuran 10-20
persen dari luas lantai rumah. Edukasikan saat sedang memasak atau
sedang merokok, sebaiknya rumah dalam keadaan terbuka. Agar
sirkulasi udara menjadi lancer dan udara didalam rumah menjadi
segar.
c. Sumber airEdukasi kepada warga Mjt bahwa air yang bersih dan
sehat sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan. Untuk mendapatkan
air yang sehat, air harus memenuhi syarat antara lain syarat fisik,
bakteriologis, dan kimia. Oleh karena itu masyarakat Mjt diedukasi
agar menjaga kebersihan sumber air minum yaitu sungai Ogan, rawa,
dan sumur sendiri dengan tidak membuang sampah dan kotoran/tinja ke
dalam sumber air minum tersebut. Pengelolaan Pembuangan Kotoran
ManusiaUntuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, yaitu di
suatu tempat tertentu atau jamban sehat. Jamban sehat harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tidak mengotori permukaan
tanah di sekeliling jamban Tidak mengotori air permukaan di
sekitarnya Tidak mengotori air tanah di sekitarnya Tidak terjangkau
oleh serangga terutama lalat dan kecoa Tidak menimbulkan bau Mudah
digunakan dan dipelihara Desain sederhana Murah Dapat diterima oleh
pemakainyaAgar persyaratan dipenuhi maka diperhatikan hal-hal sbb.
Sebaiknya jamban tertutup Bangunan jamban punya lantai yang kuat
Ditempatkan di lokasi yang tidak mengganggu pemandangan, tidak
menimbulkan bau Disediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15
meter.Sumber air minum yang tidak terlindung sehingga tidak atau
kurang memenuhi persyaratan kesehatan dapat diatasi dengan
pengolahan terlebih dahulu. Masyarakat diberikan edukasi untuk
mengolah air minum secara sederhana antara lain sebagai
berikut:Pengolahan Air Secara AlamiahDilakukan dalam bentuk
penyimpanan (storage) air yang diperoleh dari berbagai macam sumber
seperti air sungai, rawa, dan sumur. Didalam penyimpanan ini air
dibiarkan selama beberapa jam kemudian akan terjadi koagulasi dari
zat-zat yang terdapat dalam ait dan akhirnya terbentuk endapan
sehingga air menjadi jernih.Pengolahan Air dengan
MenyaringPenyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk, dan pasir.Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat
KimiaZat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia
yang berfungsi untuk koagulasi, dan akhirnya mempercepat
pengendapan (misalnya tawas), serta zat kimia yang berfungsi utnuk
menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air,
misalnya chlor).Pengolahan Air dengan Mengalirkan UdaraTujuan
utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
emnghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2, dan juga
menaikkan derajat keasaman air.Pengolahan Air dengan Memanaskan
sampai MendidihTujuannya membunuh kuman-kuman yang terdapat pada
air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil,
misalnya kebutuhan rumah tangga. Pengolahan Air untuk Rumah
TanggaAgar air sumur tidak tercemar oleh kotoran sekitarnya, perlu
adanya syarat-syarat sebagai berikut: Harus ada bibir sumur, agar
bila musim hujan tiba, air tanah tidak masuk ke dalamnya Pada
bagian atas kurang lebih 3m dari permukaan tanah harus ditembok
agar air dari atas tidak mengotori air sumurPerlu diberi lapisan
kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan.
Sebagai pengganti kerikil dapat dimasukkan tawas (aluminium
sulfat).
d. Sumber energi Buat ventilasi yang cukup terutama di dapur.
Penambahan ruang terbuka untuk dapur. Memasak di luar rumah Membuat
cerobong asap tepat di atas tungku perapian Kayu bakar dipotong
kecil-kecil dan jangan lembab karena kayu yang lembab dapat
menambah asap. Sebisa mungkin kayu bakar yang digunakan sedikit
agar tidak menyebabkan penebangan hutan berlebihan. Memberikan
himbauan untuk mengurangi penggunaan batubara dan kayu bakar untuk
memasak Penggunaan Bahan Bakar AlternatifUpaya untuk memperbaiki
udara dan cuaca global salah satunya adalah dengan memakai sumber
energi yang tidak lagi berasal dari dalam bumi seperti bahan bakar
minyak, yang hasil pembakarannya berpengaruh buruk terhadap
lingkungan Memakai sumber bahan bakar seperti LPG Penambahan Ruang
Terbuka HijauPepohonan merupakan filter alami untuk polusi udara.
Hal ini dapat dilihat bahwa semakin berkurangnya ruang terbuka
hijau di kota-kota besar di Indonesia berdampak secara signifikan
pada kenaikan suhu udara dan kualitas udara
e. Kualitas udara dan kabut asap Memberitahukan bahayanya
menggunakan kayu bakar dan briket batu bara bagi kesehatan
Menyarankan penduduk untuk mulai menggunakan LPG Menyarankan untuk
menambah ventilasi rumah terutama di tempat melakukan pembakaran,
bila tidak mampu, maka sarankan untuk membuka pintu atau jendela
saat melakukan pembakaran. Menggunakan masker saat terjadi kabut
asap. Melakukan edukasi untuk tidak melakukan pembakaran lahan di
lingkungan penduduk.
f. Pelayanan kesehatan Menambah tenaga kesehatan dan kader
penyuluhan Meminta koordinasi dengan kepala desa untuk mengajukan
dibuatnya puskes yang dekat dengan desa meranjat kepada dinas
kesehatan
g. Pengelolaan sampahCara-cara pengelolaan sampah antara lain
pengumpulan dan pengangkutan sampah, serta pemusnahan dan
pengolahan sampah. Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab
masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah.
Masyarakat Mjt harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk
mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan
sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara
(TPS) yang selanjutnya dibawa ke tempat penampungan akhir (TPA).
Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.1) Ditanam (Landfill), yaitu pemusnahan sampah
dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan
ditimbun dengan tanah.2) Dibakar (incineration), yaitu dengan
membakar sampah dalam tungku pembakaran3) Dijadikan pupuk
(composing), yaitu sampah diolah menjadi pupuk, terutama sampah
organik yang dapat membusuk. Jika tidak mempunyai TPS maupun TPA
seperti di pedesaan, sampah rumah tangga dapat dikelola dan didaur
ulang menjadi pupuk. Dalam hal ini masyarakat Mjt harus diajarkan
untuk memisahkan sampah organik dan non organik.
h. Perubahan gaya hidup (peningkatan ekonomi, miras, narkoba)
Penyuluhan mengenai dampak negatif dari konsumsi minuman keras dan
narkoba, uang yang ada dipakai untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Rehabilitasi bagi pemakai
yang kecanduan minuman keras dan narkoba. Memahami ancaman hukum
yang dijatuhkan pada para bandar (penjual), pengedar, dan pemakai
atau pengguna narkoba, yaitu terdapat pada Undang-Undang No.22
Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang No.5 Tahun 1997
tentang Psikotropika. Menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak
sehat, yakni pergaulan yang menjurus kearah penggunaan narkoba dan
perilaku sex bebas. Memperkuat keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa,
agar segala kegiatan dapat lebih terkontrol dan selalu menuju
kearah kebaikan.
3. Bagaimana rekomendasi langkah penting yang harus dilakukan
pihak Puskesmas dalam mengatasi masalah ini?a. Promosi
KesehatanTenaga promosi kesehatan di Puskesmas;1) Merencanakan,
memonitoring, dan mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan di
wilayah Puskesmas2) Mengidentifikasi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di masyarakat3) Menerapkan komunikasi efektif4)
Memilih, membuat, dan menggunakan metode dan teknik promosi
kesehatan (ceramah singkat, diskusi kelompok, Tanya jawab, praktik
lapangan)5) Mengembangkan atau memanfaatkan media promosi kesehatan
(seperti pamphlet, dan poster) tentang bahaya polusi udara dan
kabut asap.6) Menggunakan alat bantu/sarana promosi kesehatan dan
teknologi tepat guna7) Melakukan promosi kesehatan berupa pelatihan
dan pemberian informasi kepada penduduk wilayah kerja puskesmas
tentang kesehatan kerja pertanian dan pertukangan serta kabut asap.
8) Upaya promosi kesehatan berupa penyuluhan tentang sumber air
bersih dan cara pengolahannya9) Usahakan kerjasama lintas sektor,
sehingga tersedia dukungan, sarana, dan prasarana yang memadai
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan.
b. KeslingPengelolaan sampah Puskesmas harus mewaspadai adanya
lonjakan penyakit infeksi atau keracunan dengan mempersiapkan
sebagai berikut: Pengobatan yang memadai untuk penyakit infeksi
yang sering terjadi di desa Mjt Penggalakan pola perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) Melaporkan kondisi kesehatan desa ke
pejabat setempat berserta rekomendasi yang diajukan
c. KIA-KBWilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA
disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi
baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.Pada desa Mjt,
jumlah kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan.
Sehingga pihak Puskesmas dalam program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)nya harus berusahan meningkatkan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
a. Pengertian1) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan
persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.2)
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai
standar.3) Jumlah seluruh Ibu Bersalin dihitung melalui estimasi
dengan rumus : 1,05 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk. Angka CBR
dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing masing
Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu.4) Indikator ini
mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan persalinan yang profesional. 1,05 adalah konstanta untuk
menghitung Ibu bersalinb. Definisi OperasionalCakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.c. TargetTarget 2015: 90 %d.
Langkah Kegiatan1) Kemitraan Bidan Dukun2) Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K)3) Pelayanan persalinan4)
Penyediaan/Pengantian Peralatan Persalinan (Bidan KIT)5) Pelatihan
+ Magang (APN)6) Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi (PWS-KIA dan
Analisis Manajemen Program KIA)e. SDM1) Dr. SpOG2) Dokter Umum3)
BidanPelayanan PUSKESMASKesehatan Ibu dan Anak / Keluarga Berencana
(KIA/KB)a. Dalam Gedung Pelayanan kesehatan Anak (Bayi dan anak
balita), MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), melahirkan, Nifas
Pelayanan Ibu Hamil (antenatal care) meliputi pemeriksaan kehamilan
4x selama hamil Pelayanan Keluarga Berencana Pembinaan keluarga
rawan Pencatatan dan pelaporanb. Luar Gedung Pelayanan kesehatan
anak, Pelayanan ibu hamil di Posyandu dan Poskesdes, melahirkan di
Poskesdes, nifas Pelayanan Keluarga Berencana di Posyandu Pembinaan
keluarga rawan (Bumil Resti) Pencatatan dan pelaporan
d. P2MPuskesmas harus meningkatkan dan melaksanakan program
Puskesmas Keliling dan Kesehatan Lingkungan.Berikut adalah
penyuluhan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas: Kondisi rumah
Menggalakkan budaya beralas kaki Promosi ventilasi rumah yang baik
Sumber air Penyuluhan tentang sumber air bersih dan cara
pengolahannya. Penyuluhan tentang bahaya penggunaan air yang
tercemar 10 besar penyakit Penyuluhan mengenai usaha preventif
terhadap 10 besar penyakit di desa Mjt. (cth: Pemberantasan Jentik
Berkala, dll) Pengobatan yang memadai untuk penyakit infeksi yang
sering terjadi di desa Mjt. Penggalakan pola perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) Melaporkan kondisi kesehatan desa ke pemerintah
agar dapat dilakukan perencanaan dan penatalaksanaan yang
terpadu.
e. Gizi Pemantauan pertumbuhan balita Melaksanakan kerja sama
lintas sektor untuk mendukung sarana prasarana gizi di desa
tersebut Membuka konseling gizi bagi penduduk untuk meningkatkan
pemahaman akan pentingnya gizi. f. PengobatanPelayanan kesehatan
Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan yang telah ada
Memberikan usulan kepada pemerintah setempat untuk menambah jumlah
tenaga kerja Puskesmas Memberikan penyuluhan dan edukasi masyarakat
mengenai praktik tenaga kesehatan dan perizinannya Melakukan usaha
promotif dan preventif kesehatan
43
Tabel Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas untuk Desa
MjtUKWKegiatanTujuanSasaranKebutuhan Sumber DayaIndikasi
KeberhasilanSumber Biaya
DanaAlatTenaga
PromkesPenyuluhan KeslingMasyarakat paham pentingnya menjaga
keslingPenduduk desa MjtRp 1000.000,-Lokasi penyuluhan, bangku,
sound system, tenda bila tidak ada ruanganDokterBidanNakes
lainPenduduk lebih memperhatikan dan berusaha menjaga kesehatan
lingkunganPemdaDinkesSwasta
Pamflet dan posterMasyarakat paham pentingnya menjaga
keslingPenduduk desa MjtRp 500.000,-Design poster dan pamfletJasa
percetakanNakesKaderPenduduk lebih memperhatikan dan berusaha
menjaga kesehatan lingkunganPemdaDinkesSwastaAnggaran puskesmas
Kesehatan LingkunganKunjungan lapangan dan pemeriksaan air
minumMengetahui tingkat sanitasi lingkungan dan kualitas air
desaWilayah desa Mjt dan sumber air minumRp 500.000,-Alat
penyimpanan sampel airPetugas Pemda dan DinkesNakes
Sanitasi lingkungan dan kualitas air semakin membaikPemda dan
Dinkes
Gotong Royong berkalaMeningkatkan kebersihan lingkunganWilayah
desa Mjt-Alat kebersihanPenduduk desa MjtDesa menjadi lebih bersih
dan rapi dan program berlanjut untuk di masa depan
Pembagian masker gratisMencegah meningkatnya jumlah penduduk
yang mengalami penyakit saluran napasPenduduk desa MjtRp
500.000,-MaskerNakesKaderInsiden penyakit saluran napas di desa Mjt
berkurangPemdaDinkes
Klinik SanitasiPenduduk memahami pentingnya sanitasi lingkungan
dan cara menjaga sanitasi ituPenduduk desa MjtRp 3000.000,--Dokter,
Nakes; KaderSanitasi lingkungan di desa Mjt menjadi lebih
baikPemda; Dinkes
KIA-KBKemitraan Bidan-DukunMenjalin hubungan saling membantu
antara bidan dan dukunDukun di des MjtRp 1000.000,-Sarana edukasi
dan pelatihan dukunBidan DokterDokter SpOGBerkurangnya angka
kematian ibu dan anakAnggaran Puskesmas
Penyuluhan untuk melahirkan pada atau dengan pengawasan
NakesMeningkatkan jumlah Bumil yang melahirkan di NakesIbu Hamil di
desa MjtRp 1000.000,-Lokasi penyuluhan, bangku, sound system, tenda
bila tidak ada ruangan, alat peragaBidan DokterDokter SpOGNakes
lainBerkurangnya angka kematian ibu dan anakPemdaDinkesAnggaran
Puskesmas
Kesehatan Gizi MasyarakatPenyuluhan pentingnya gizi dan menjaga
sanitas makananMasyarakat paham pentingnya tercukupi gizi untuk
hidup lebih sehatPenduduk desa MjtRp 1000.000,-Lokasi penyuluhan,
bangku, sound system, tenda bila tidak ada ruanganDokterAhli
giziNakes lainMeningkatnya status gizi
masyarakatPemdaDinkesAnggaran Puskesmas
Konseling giziMasyarakat lebih paham pentingnya tercukupi gizi
untuk hidup lebih sehat melalui penjelasan komunikasi 2 arah
Penduduk desa MjtRp 300.000,-Sarana prasarana edukasi
giziDokterAhli giziNakes lainMeningkatnya status gizi
masyarakatAnggaran Puskesmas
P2MPemberantasan Jentik BerkalaMenurunkan jumlah penderita
malaria dan DBDLingkungan desa MjtRp 1000.000,-Alat kebersihan,
serbuk pembunuh jentikPihak pemda dan dinkesNakesBerkurangnya
penderita malaria dan DBDPemdaDinkesAnggaran Puskesmas
Skrinning penderita TBCMeningkatkan jumlah penderita TBC yang
terdiagnosis dan terobatiPenduduk desa MjtRp 5.000.000,-Sarana
prasarana skrinning TBCDokterPetugas labiratoriumNakes
lainBerkurangnya insiden TB kasus baruPemdaDinkesAnggaran
Puskesmas
PengobatanPuskesmas kelilingMeningkatkan angka kesehatan
pendudukPenduduk desa MjtRp. 10.000.000,-Sarana prasarana
kesehatan, mobil Dokter, perawat, supir, bidan Nakes lainAngka
kesehatan penduduk meningkatPemdaDinkesSwastaAnggaran Puskesmas
4. Apa saja rekomendasi pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda dalam
mengatasi masalah ini?a. Desa di pinggir jalan raya dan pekerjaan
(sosial ekonomi) Menyarankan agar pihak pemda dan dinkes dapat
melakukan observasi lansung ke desa Mjt untuk mengetahui kondisi
sebenarnya. Mengajak pihak pemda dan dinkes untuk turut serta
menentukan masalah yang terjadi pada desa Mjt serta jalan
penyelesaiannya. Memberikan penyuluhan kepada penduduk tentang
bahayanya polusi udara dan usulan untuk memakai masker, serta pada
masyarakat dengan kendaraan bermotor untuk rajin dalam merawat
kendaraannya agar tetap dalam kondisi baik. Menyediakan alat
bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan petugas
kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan dan melakukan penyuluhan;
Penyuluhan dalam kesehatan kerja pertanian maupun pertukangan.
(dari faktor fisik, kimia, ergonomik, alat pelindung diri, dan
lain-lain). Penyuluhan sanitasi makanan hasil pertanian kepada
penduduk
b. Kondisi rumahSesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR)
Untuk kondisi hunian kumuh ringan dan sedang upaya
perbaikan/pemugaran lingkungan perumahan (tanpa perombakan yang
mendasar, bersifat parsial dan memerlukan peran serta masyarakat
dan dilaksanakan secara bertahap) Untuk hunian kumuh berat
peremajaan perumahan atau kota (perombakan mendasar bersifat
menyeluruh dan memerlukan peran serta masyarakat yang menyeluruh
pula)Tidak sesuai RUTR Dapat dilakukan melalui pembangunan rumah
susun sederhana sewa atau milik (Rusunawa/Rusunami)
c. Sumber air Memberlakukan kebijakan/peraturan
perundang-undangan yang tidak merugikan kesehatan masyarakat dan
bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang
dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu
sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat
luas pada umumnya. Membangun PAM dan penyediaan air bersih
Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna
memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui
kemitraan dengan pihak-pihak lain.
d. Sumber energi Pemerintah bekerja sama dengan arsitek
melakukan penyuluhan mengenai rumah yang sehat Memberikan
penyuluhan untuk menggunakan LPG sebagai sumber energi untuk
memasak dan meninggalkan kayu bakar dan briket batu bara
Bersama-sama dengan pihak Kepolisian mensosialisasikan mengenai
aturan berkendara yang baik dan benar Bersama-sama dengan pihak
kepolisian melakukan razia miras dan narkoba di desa Mjt Menambah
jumlah petugas pelayanan kesehatan kompeten sehingga pelayanan
kesehatan lebih merata. Melakukan penyuluhan mengenai bahaya miras
dan narkoba serta akibatnya di bidang hukum dan kesehatan.
e. Kualitas udara dan kabut asap Menyarankan agar pihak pemda
dan dinkes dapat melakukan observasi lansung ke desa Mjt untuk
mengetahui kondisi sebenarnya. Mengajak pihak pemda dan dinkes
untuk turut serta menentukan masalah yang terjadi pada desa Mjt
serta jalan penyelesaiannya. Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat akan pentingnya ventilasi rumah dan saran untuk beralih
menggunakan LPG Mengadakan program pemberian LPG gratis sesekali
untuk meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan LPG Dinas
kesehatan kabupaten/kota harus menyediakan tenaga khusus promosi
kesehatan. Tenaga ini berupa pegawai negeri sipil dinas kesehatan
kabupaten/kota yang ditugasi untuk melaksanakan promosi kesehatan.
Petugas ini bertanggung jawab membantu pelaksanaan promosi
kesehatan di Puskesmas. Membantu menyediakan sumber daya (dana,
sarana dan lain-lain) dalam penanaman pohon. Membantu menyediakan
masker untuk penduduk. Menyediakan alat bantu/alat peraga atau
media komunikasi guna memudahkan petugas kesehatan dalam
melaksanakan pemberdayaan dan melakukan penyuluhan;a. Memberi
penyuluhan agar di setiap rumah harus memiliki ventilasi udara yang
cukup, 15-20% dari luas tapak yang ada.b. Penyuluhan dalam
informasi kesehatan dan penggunaan masker saat kabut asap.c.
Memberikan penyuluhan untuk menggunakan LPG sebagai sumber energi
untuk memasak dan meninggalkan kayu bakar dan briket batu bara
sebagai bahan bakar karena pengaruhnya terhadap kesehatan
f. Pelayanan kesehatan Menyediakan tenaga kesehatan yang
berkompeten lebih banyak seperti dokter, bidan, perawat. Melakukan
penyuluhan tentang pentingnya berprilaku hidup sehat (memakai ala
kaki, membuang sampah pada tempatnya) Memberikan penyuluhan agar
jika sakit segera berobat danminum oabat secara teratur
g. Pengelolaan sampah Membantu menyediakan sumber daya (dana,
sarana dan lain-lain) yang dapat memperbaiki pengelolaan sampah.
Membuat pengolaan sampah yang lebih baik Mengadakan program
Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) dimana salah satu
pilarnya adalah Pengelolaan sampah dengan benar selain itu pilar
lainnya antara lain: Tidak Buang air besar sembarangan (Stop BABs),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAM-RT), Pengelolaan sampah dengan benar, Mengelola
Limbah Cair Rumah Tangga dengan benar. Menyediakan tenaga khusus
promosi kesehatan dan lingkungan.
h. Perubahan gaya hidup (peningkatan ekonomi, miras, narkoba)
Penyuluhan tentang hukum dan dampak minuman keras dan narkoba
Inspeksi Berkala di Seluruh wilayah desa akan adanya pelanggaran
akan hukum berkenaan dengan minuman keras dan narkoba.
5. Apa saja rekomendasi pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat
dan petugas kesehatan untuk mengastasi masalah ini?a. Desa di
pinggir jalan raya dan pekerjaan (sosial ekonomi) Agar para pemuka
masyarakat dan petugas kesehatan menjadi yang pertama melakukan
program penanggulangan seperti memakai masker sehingga penduduk
desa lain pun ikut meniru. Mengingatkan penduduk dan mengawasi
tingkat kepatuhan penduduk dalam menjalankan program
penanggulangan. Diharapkan penduduk terutama pemuka masyarakat dan
petugas kesehatan mengenali tanda-tanda orang yang telah terpapar
polutan secara berlebihan agar dapat membantu menjelaskan ke
masyarakat dan membantu dalam penanggulangan lebih cepat sehingga
kondisi tidak memburuk.
b. Kondisi rumah Pelatihan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas
mengenai tindakan primer ketika terjadi kecelakaan kerja. Pelatihan
identifikasi infeksi kecacingan Penyuluhan rumah sehat dan pola
perilaku hidup bersih dan sehat Pelatihan khusus yang
direkomendasikan adalah pelatihan pemasangan pemeriksaan dan
penggunaan kompor gas LPG (Pemda)c. Sumber air Pelatihan pengolahan
air sungai Ogan untuk bisa dijadikan sebagai sumber air bersih dan
sumber air minum Pelatihan pengolahan sampah yang benar Pelatihan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d. Sumber energi Penyuluhan ke rumah-rumah, memberitahukan
bahaya penggunaan sumber energi seperti kayu bakar, briket batu
bara, dll Pelatihan penggunaan gas LPG dan manfaatnya
e. Kualitas udara dan kabut asap Membantu dalam melakukan
observasi dan pengawasan ke rumah masyarakat Membantu dalam
menyarankan penggunaan LPG, karena penduduk cendrung mendengarkan
para pemuka masyarakat. Mengetahui cara memasang, melepas, dan
menggunakan LPG agar dapat mengajarkan ke penduduk.
f. Pelayanan kesehatan Peningkatan kualitas SDM, baik dari segi
peningkatan pengetahuan maupun pelayanan kesehatan
g. Pengelolaan sampah Membuang sampah pada tempatnya serta
pengelolaannya yang tepat Penyuluhan tentang higien dan sanitasi
lingkungan Pelatihan warga terutama pemuda untuk mengolah atau
mendaur ulang sampah menjadi kompos atau benda lain yang bernilai
ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan desah.
Perubahan gaya hidup (peningkatan ekonomi, miras, narkoba)
Pemanfaatan media seperti billboard di halaman, poster di dinding
ruangan, pertunjukan film, pemuatan makalah/berita di majalah
dinding, serta penyelenggaraan diskusi, mengundang pakar atau
alim-ulama atau figur publik untuk berceramah mengenai bahaya
narkoba, minum-minuman keras, dll. Pelatihan penyuluhan mengenai
kesehatan yang ada di desa Mjt Pelatihan pola hidup sehat
6. Bagaimana inventarisasi peraturan perundangan terkait untuk
masalah:a. Kondisi rumah UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman Peraturan pemerintah republik Indonesia, Nomor : 41 tahun
1999, Tanggal: 26 mei 1999 tentang Baku mutu udara ambien nasional.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 34/PERMEN/M/2006
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana
dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 5/PRT/M/2007 Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun
Sederhana Bertingkat Tinggi; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
06/PRT/M/2007 tentang Tata Cara Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan; Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Dengan
Hunian Berimbang; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4
Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan
Permukiman Terpadu
b. Sumber air Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang
Persyaratan Air Minum
c. Sumber energi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2007 Tentang Energid. Kualitas udara dan kabut asap Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia, Nomor : 41 Tahun 1999, Tanggal: 26
Mei 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
e. Pelayanan kesehatan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999) Undang-Undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran juga merupakan Undang-Undang yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5
menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. UU No. 40
Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional.
f. Pengelolaan sampah Undang-Undang RI No. 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah di Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
g. Perubahan gaya hidup (peningkatan ekonomi, miras, narkoba) UU
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 15/M.DAG/PER/3/2006 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Impor, Pengedaran, dan Penjualan, Perizinan Minuman Beralkohol.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 86/Men.Kes/Per/II/1982 tentang
Larangan Peredaran, Produksi dan Mengimpor Minuman Keras yang Tidak
Terdaftar pada Departemen Kesehatan
7. Interpretasi dan dampak hasil pengujian:a. Kualitas air
minumBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,
kadar maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah sebagai
berikut.Hasil Pengujian Kualitas Air MinumParameterHasil UjiBaku
Mutu air/Kadar maksimum yang diperbolehkanInterpretasiSumber
E. Coli2000 / 100 cc0Melebihi batas maksimumTerkontaminasi
feses
Total Coliform1000 / 100 cc0Melebihi batas maksimum
Terkontaminasi feses
Arsen0,05 mg/dl0,01 mg/dlMelebihi batas
maksimumTerkontaminasi
Flourida1,4 mg/dl1,5 mg/dlNormal
Total Kromium0,03 mg/dl0,05 mg/dlNormal
Kadmium0,001 mg/dl0,003 mg/dlNormal
Nitrit2 mg/dl3,0 mg/dlNormalBahan organik
Nitrat25 mg/dl50 mg/dlNormalBahan organik
Sianida0,07 mg/l0,07 mg/dlNormal
Selenium0,01 mg/dl0,01 mg/dlNormal
Keenam parameter diatas merupakan parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan. Didapat hasil bahwa air minum desa Mjt
terkontaminasi oleh E. Coli, bakteri koliform, dan arsenik.
Kontaminasi E. Coli dan total koliform menandakan bahwa air minum
tersebut telah terkontaminasi feses manusia. Sedangkan kadar
arsenik yang melebihi kadar maksimum bisa didapatkan dari limbah
industri. Kontaminasi tersebut dapat terjadi akibat kegiatan
manusia di sekitar sumber air seperti pembuangan sampah ke rawa dan
pembuangan tinja dekat sumber air.
b. Kualitas udaraHasil Pengujian Kualitas Udara
ParameterWaktu PengukuranHasil UjiBaku MutuInterpretasi
SO224 jam500 g/365 g/Melebihi
CO24 jam30.000 g/10.000 g/Melebihi
NOx24 jam200 g/150 g/Melebihi
O31 jam200 g/235 g/Normal
Hidrokarbon3 jam100 g/160 g/Normal
TSP24 jam500 g/230 g/Melebihi
Pb24 jam5 g/2 g/Melebihi
ParameterDampak
S02 Mempengaruhi sistem pernapasan dan gangguan fungsi paru
Menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada saluran pernapasan
Menyebabkan batuk, sekresi lendir, Memicu asma dan bronkhitis
kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit kepala
CO Efek toksik CO menyebabkan kegagalan transportasi O2 ke
jaringan dan mengakibatkan anoksia jaringan, gangguan system syaraf
pusat (kehilangan sensitifitas ujung jari, penurunan daya ingat,
pertumbuhan mental buruk terutama pada balita, berat badan bayi
lahir rendah, kematian janin dan gangguan kardiovaskular). Gejala
yang muncul akibat keracunan gas CO, antara lain pusing, mual,
gelisah, sesak napas, sakit dada, bingung, pucat, tidak sadar,
kegagalan pernapasan dan kematian.
NOx Dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan seperti lemas,
batuk, sesak napas, bronchopneumonia, edema paru, dan cyanosis
serta methemoglobinemia.
Pb Gangguan pada sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal.
Dalam konsentrasi tinggi, dapat menyebabkan konvulsi/kejang, koma,
bahkan kematian. Pajanan pada anak-anak atau janin dapat lebih
parah, karena Menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, penurunan
kecerdasan, mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku.
PM10 Dapat menyebabkan pneumonia, gangguan system pernapasan,
iritasi mata, alergi, bronchitis khronis.
D. HipotesisDesa Mjt mengalami masalah kesehatan lingkungan.
E. Learning Issue1. Kesehatan Lingkungana. DefinisiAda beberapa
definisi dari kesehatan lingkungan :1. Menurut WHO (World Health
Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
b. Ruang lingkup dan batasan Kesehatan lingkungan mencakup aspek
yang sangat luas yang meliputi hampir seluruh aspek kehidupan
manusia. Pentingnya lingkungan yang sehat akan mempengaruhi sikap
dan perilaku manusia (Widyati, 2002). Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di
samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Ruang lingkup Kesehatan
lingkungan adalah :a. Menurut WHO1. Penyediaan Air Minum2.
Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran3. Pembuangan
Sampah Padat4. Pengendalian Vektor5. Pencegahan/pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia6. Higiene makanan, termasuk
higiene susu7. Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi8.
Kesehatan kerja9. Pengendalian kebisingan10. Perumahan dan
pemukiman11. Aspek kesling dan transportasi udara12. Perencanaan
daerah dan perkotaan13. Pencegahan kecelakaan14. Rekreasi umum dan
pariwisata15. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.4)
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. b.
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam
Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8,
yaitu:1. Penyehatan Air dan Udara2. Pengamanan Limbah
padat/sampah3. Pengamanan Limbah cair4. Pengamanan limbah gas5.
Pengamanan radiasi6. Pengamanan kebisingan7. Pengamanan vektor
penyakit8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca
bencanaPada umumnya, masalah kesehatan lingkungan di negara
berkembang ada lima hal yaitu (Adnani, 2001):1. Masalah sanitasi
jamban (jamban).2. Penyediaan air minum.3. Perumahan (housing).4.
Pembuangan sampah.5. dan pembuangan air limbah (air kotor).Dari
pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang telah
berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya
membuat batasan kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu
dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasi Masyarakat untuk
(Notoatmodjo, 2007):1. Perbaikan sanitasi lingkungan2.
Pemberantasan penyakit-penyakit menular3. Pendidikan untuk
kebersihan perorangan.4. Pengorganisasi pelayanan-pelayanan medis
dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.5. Pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
c. Tujuan Kesehatan LingkunganBerdasarkan Pasal 22 ayat (1) UU
23/1992, tujuan dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.d. Sasaran Kesehatan
LingkunganMenurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari
pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:1. Tempat
umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang
sejenis2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang
sejenis3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang
sejenis4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang
digunakan untuk umum5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat
khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat
khusus.e. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia-Masalah
Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di
Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain:1. Air
BersihAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah
sebagai berikut : Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berwarna Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang
diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) Syarat
Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml
air)2. Pembuangan Kotoran/TinjaMetode pembuangan tinja yang baik
yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut: Tanah permukaan
tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi
pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur Tidak
boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau
oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja
segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi
seminimal mungkin Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang
tidak sedap dipandang Metode pembuatan dan pengoperasian harus
sederhana dan tidak mahal.3. Kesehatan Pemukiman-Secara umum rumah
dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian
yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah
antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
4.Pembuangan Sampah-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan
benar harus memperhatikan faktor-faktor/unsur, berikut: Penimbulan
sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan
kemajuan teknologi Penyimpanan sampah Pengumpulan, pengolahan dan
pemanfaatan kembali Pengangkutan PembuanganDengan mengetahui
unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.5. Serangga dan Binatang
PenggangguSerangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit
penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal
tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit
Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat
tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah
gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD,
Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit
misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa
dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke
makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan
Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.6.Makanan dan MinumanSasaran higene
sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat
penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman tempat pengelolaan makanan meliputi: Persyaratan lokasi dan
bangunan Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang
makan dan gudang makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan Persyaratan penyimpanan bahan
makanan dan makanan jadi Persyaratan peralatan yang digunakan7.
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan diantaranya pencemaran
air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat
dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem
perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah
ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya,
mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang
berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar
rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya
infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out
door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai
analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak
pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali
lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif,
tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk
dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata
membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut,
iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya
ekologi hutan.
F. Kerangka Konsep
Terganggunya kesehatan lingkungan dan individuMunculnya 10 besar
penyakit di desaTingkat kecelakaaan, penggunaan narkoba dan miras
tinggiPelayanan kesehatan kurang memadai, dan masih percaya pada
dukunKualitas udara buruk, Kabut asap berminggu-mingguSumber air
dari sungai dan air rawa, padahal rawa tempat membuang
sampahKondisi rumah: lantai tanah, tidak memakai alas kaki,
ventilasi kurang, memasak menggunakan kayu bakar dan briket
batubaraDesa di pinggir jalan raya dan pekerjaan pertanian dan
pertukangan
G. KesimpulanBerdasarkan hasil penilaian baku mutu lingkungan
bahwa Desa Mjt memiliki masalah kesehatan lingkungan antara lain
masalah kualitas air minum, kualitas udara, sanitasi makanan,
kondisi rumah, perilaku mayarakat, pengolahan sampah, banyaknya
kendaraan dan pelayanan kesehatan yang perlu penanggulangan dari
pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
setempat.
DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum
Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19 April 2010.
Jakarta, Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Nomor : 741/Menkes/PER/VII/2008.
Jakarta, IndonesiaDepartemen Kesehatan Repubik Indonesia.1992.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta,
Indonesia.Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara
Lingkungan Hidup. 2007. Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas
Udara. Jakarta , IndonesiaKemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan di
Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan. Jakarta,
IndonesiaKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan RestoranMenteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan
No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air.Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku Mutu Udara
Ambien Nasional Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal : 26 Mei 1999.
Jakarta, IndonesiaSoeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan
Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.Upe, Ambo. 2011.
Pencemaran Udara GTO. Makassar: Unhas.Undang-Undang Republik
Indonesia. 2007. No. 30. 2007. JakartaWorld Health Organization
(WHO). Environmental Health. Disitasi dari http://www.WHO.int. Last
Update : Januari 2008