I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis Dalam struktur data vector yang disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Objek, area, atau, fenomena yang didelinasi merupakan objek, area atau fenomena yang telah diinterpretasi sebelumnya sesuai kepentingan. Digitasi merupakan salah satu proses input data yang dilakukan setelah data grafis dapat ditayangkan pada layar monitor dalam format JPEG/JPG atau GeoTiFF/TiFF. Penyimpanan data grafis menggunakan format JPEG/JPG akan kehilangan kordinat grafisnya, penyimpanan data grafis dengan format GeoTiFF/TiFF kordinat geografisnya masih tetap utuh. Data grafis yang dapat didigitasi dapat diperoleh melalui kopi data atau atau melalui scanning. Umunya sebelum dilakukan digitasi data grafis dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog
menjadi data grafis Dalam struktur data vector yang
disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Objek,
area, atau, fenomena yang didelinasi merupakan objek,
area atau fenomena yang telah diinterpretasi sebelumnya
sesuai kepentingan. Digitasi merupakan salah satu proses
input data yang dilakukan setelah data grafis dapat
ditayangkan pada layar monitor dalam format JPEG/JPG atau
GeoTiFF/TiFF.
Penyimpanan data grafis menggunakan format JPEG/JPG
akan kehilangan kordinat grafisnya, penyimpanan data
grafis dengan format GeoTiFF/TiFF kordinat geografisnya
masih tetap utuh. Data grafis yang dapat didigitasi dapat
diperoleh melalui kopi data atau atau melalui scanning.
Umunya sebelum dilakukan digitasi data grafis dalam
bentuk raster tersebut dibuka, diolah, dan disimpan dalam
menggunakan ER Mapper.
B. Tujuan Praktikum
1. Melakukan digitasi “on-screen” pada citra sesuai dengan
peruntukan peta.
2. Mengetahui dan mampu melakukan teknik-teknik
penyuntingan data vektor.
C. Manfaat
1. Memberikan wawasan mengenai software ArcView yang
berbasiskan pemetaan dan sekaligus mampu
mengoperasikan software ArcView dalam melakukan digitasi
on-screen pada peta digital dan penyuntingan data
vektor.
2. Memberi batasan pada suatu wilyah sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan tertentu.
48
3. Mengaplikasikan dan memanfaatkan SIG dalam kegiatan
sehari-hari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
49
A. Pengertian Digitasi
Digitasi adalah Proses pemasukan data spasial melalui
konversi data analog (hardcopy) ke data digitasi dan
disimpan dalam bentuk titik, garis dan poligon atau area.
Digitasi dapat dilakukan dengan cara dua hal, antara
lain;
1. Digitasi manual
Digitasi manual adalah penelusuran poligon atau
kumpulan pixel terklasifikasi pada hardcopy
menggunakan digitizer. Adapun langkah-langkah dalam
digitasi manual, yaitu tetapkan Titik Ikat Converage
(TIC) pada batas area yang akan digitasikan, setelah
itu tetapkan batas koordinat area tersebuta, dalu
tentukan user identitas (user_id) (Teknomo, 2008).
2. Digitasi on Screen
Digirasi on screen adalah penelusuran batas
kenampakan objek pada citra yang akan ditayangkan pada
50
layar monitor. Digitasi on screen merupakan suatu
teknik digitasi atau proses konversi dari data format
raster ke dalam format vektor. Pada teknik ini, peta
yang akan digitasi terlebih dahulu harus dibawa ke
dalam format raster baik itu melalui proses scanning
dengan alat scanner atau dengan pemotretan (Prahasta,
2005).
Screen digitizing merupakan proses digitasi yang
dilakukan di atas layar monitor denganbantuan mouse.
Screen digitizing atau sering disebut juga dengan
digitasi on screen dapat digunakansebagai alternatif input
data digital tanpa menggunakan meja digitizer. Tiga unsur
spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on
screen ini antara lain point (titik), line (garis), dan
polygon (area) (Budiyanto, 2002).
Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan
di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen
51
digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on
screen dapat digunakan sebagai alternatif input data
digital tanpa menggunakan alat digitizer. Tiga unsur
spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on
screen ini antara lain point, line, dan polygon. Proses
digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada
layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai
perangkat lunak sistem informasi geografis seperti Arc
View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain (Murni, 1992).
Data sumber yang akan didigitasi dalam metode ini
tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber
tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat
scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang
mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data
raster dengan format file
seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain (Elly,
2009).
52
Menurut Prahasta (1980), Arcview GIS
mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian
rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
komponen-komponen penting sebagai berikut :
1. Project
Suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView
GIS. Sebuah project berisi pointers yang merujuk pada
lokasi fisik (direktori dalam disk) di mana dokumen-
dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan
informasi- informasi pilihan pengguna (user
preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna
dan sebagainya). Semua dokumen yang terdapat di dalam
sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses
melalui project window.
2. Theme
Suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes
merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang
membentuk suatu “tematik” tertentu. Sumber data yang
53
dapat direpresentasikan sebagai theme adalah
shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.
3. View
Representasi grafis informasi spasial dan dapat
menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi
spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster).
4. Table
Berisi informasi deskriptif mengenai layer
tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan
sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu
poligon batas propinsi) di dalam basisdata
spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan
atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama,
luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang
bersangkutan.
5. Chart
54
Hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk
chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar,
column, xy scatter, area, dan pie.
6. Layout
Untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan
chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak
(biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).
7. Script
Bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang
digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView
menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan
Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi
tampilan (user interface).
B. Pemetaan
Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka
bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan
buminya maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta,
55
system proyeksi peta, serta symbol-symbol dari unsur muka
bumi yang disajikan (Paryono, 1994). Kemajuan di bidang
teknologi khususnya di bidang computer mengakibatkan
suatu peta bukan hanya dalam bentuk nyata (pada selembar
kertas, real maps, atau hardcopy), tetapi juga dapat
disimpan dalam bentuk digital, sehingga dapat disajikan
pada layar monitor yang dikenal dengan peta maya
(Virtualmaps atau softcopy).
Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan
pembuatan peta dalam format digital yang dapat disimpan
dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah
atau skala peta yang dihasilkan.Format digital terdiri
dari 2 macam :
1. Raster
Merupakan format data dengan satuan pixel
(resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi
(pixel per inch). Tipe format initidak bagus digunakan
untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi
56
korupsi data ketika dilakukan pembesaran atau
pengecilan. Contoh format data raster : bitmap
(seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG
(Budianto, 2010).
2. Vektor
Merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan
koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format
ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau
sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig),
tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Oleh karena itu,
pekerjaan pemetaan saatini tidak hanya membuat peta
saja, tetapi mengelolanya menjadi informasi spasial
melalui pengembangan basis data (Budianto, 2010).
Basis data tersebut dapat diolah lebih lanjut
sehingga dapat menghasilkan berbagai informasi kebumian
(geo informasi) yang dibutuhkan oleh para perencana
ataupengambilan keputusan. Karakteristik pemetaan digital
sangat cocok untuk perencanaan tata runag yang perubahan
57
informasi spasialnya relative capat perubahan tata ruang
dapat langsung direkam sgera mungkin oleh peta digital
sehingga informasi yang dibutuhkan oleh perencana selalu
dapt mengikuti perubahan di lapangan pada saai ini
(Avery, 1989). Adapun Tahap-tahap dalam pemetaan
digital :
1. Membangun basis geografi
2. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan,
nama batuan, sesar, kekar, dan morfologi
3. Untuk pemetaan sistem irigasi ini, seluruh data yang
dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.
C. Penyuntingan Data Vektor
Pengeditan (editing) merupakan bentuk pengolahan data
masukkan untuk memperbaiki data spasial dari berbagai
kesalahan pada waktu proses pemasukan data dan atau pada
waktu digitasi. Kesalahan pada data raster (peta, foto
udara,dan citra) dapat diedit menggunakan program Er
58
Mapper melalui proses restorasi citra, baik restorasi
radiometrik maupun restorasi geometrik. Kesalahan pada
data vektor hasil digitasi dapat diedit menggunakan
program Arc View melalui digitasi ulang, atau menggunakan
Arc Info melalui fasilitas ARCEDIT. Beberapa kesalahan
yang timbul pada waktu digitasi adalah : (1) garis yang
belum tersambung atau poligon yang belum tertutup
(undershoot); (2) garis dan poligon yang berlebih
(overshoot); (3) poligon yang belum diberi label; (4)
poligon yang memiliki lebih dari satu label; (5) user_id
yang salah atau tidak sama dengan user_id yang digunakan
(Philippe Rigaux et.al, 2002).
Kemudian hasil dari tahap editing diolah dengan
menambahkan data deskriptif yang melekat pada tiap titik,
arc, dan poligon. Annotasi (pemberian tulisan pada
luasan), Labelling (pemberian informasi terhadap objek
geografis), dan Attributing (tahap penambahan atribut secara
59
detail terhadap hasil dari tahap labelling) adalah proses-
proses yang terjadi dalam tahap selanjutnya.
Informasi yang disajikan dalam SIG merepresentasikan
data yang telah diolah. Data dalam SIG merupakan hasil
pencitraan ulang dari model permukaan bumi yang ada dan
dinyatakan dalam empat notasi, yakni Titik (node), Garis
(arc), dan luasan atau polygon (polygon).
1. Titik (Node)
Notasi titik adalah pencitraan objek atau benda
tunggal, tanpa panjang dan tanpa luasan serta
ditampilkan dengan koordinat tunggal. Misalnya letak
lokasi suatu, dan letak pohon.
2. Garis (Arc)
Notasi garis merupakan pencitraan terhadap beberapa
notasi titik yang terhubung menjadi garis, mempunyai
panjang namun tanpa luasan, mempunyai koordinat awal
dan akhir, dapat mewakili suatu koordinat diskrit.
Misalnya jalan dan sungai.
60
3. Luasan atau Poligon (Polygon)
Notasi polygon merupakan gabungan dari beberapa
notasi garis (polyline) yang membentuk kurva tertutup,
mempunyai panjang dan luasan dengan koordinat awal
berhimpit dengan koordinat akhir. Misalnya suatu
provinsi.
Editing data grafis dilakukan untuk memperbaiki
coverage akibat adanya kesalahan yang dibuat pada waktu
digitasi. Editing dalam SIG dapat dilakukan menggunakan
program ARC_VIEW dan menggunakan program ARC_INFO.
Kesalahan digitasi berupa : a) kelebihan garis (overshoot);
b) garis yang belum menyambung (undershoot); c) poligon
yang belum diberi label; d) poligon yang kelebihan label;
e) adanya gap antara dua garis atau dua poligon yang
belum tertutup; dan f) Nilai User-ID (Paryono, 1994).
61
Data Spasial terdiri dari data vektor dan data raster
dan merupakan suatu data yang mengacu pada posisi, obyek,
dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data vektor
ialah informasi posisi point, garis dan polygon disimpan
dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point
dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk
garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai
kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon,
seperti zona projectdisimpan sebagai pengulangan
koordinat yang tertutup. Data raster ialah model data ini
terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil
scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau
pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada
bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh,
pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari
sebuah satelit (Mulders,1987).
III. METODE PRAKTIKUM
62
A. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum Sistem Informasi Geografi dilaksanakan di
Laboratorium Sistem Informasi Geografi Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
yang bertepatan pada tanggal 7 April 2014.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah data spasial berupa
citra yang telah diklasifikasi, lembar pengamatan, dan
software SIG berupa ER Mapper dan Arc View. Sedangkan
alat-alat yang digunakan adalah perangkat keras komputer
berupa monitor, keyboard, CPU, mouse dan alat tulis.
C. Cara kerja
Digitasi “On-Screen”
1. Program ArcView dijalankan dengan mengklik ikon yang
ada di desktop.
63
2. Dipanggil citra yang telah dikalisifikasikan pada
acara ke-2 melalui cara Add Theme yang ada pada tool
bar.
3. Diatur properti tampilan untuk unit-unit jarak dan
jarak peta secara berurutan menjadi meter dan
kilometer.
4. Dibuat tema Polygon baru melalui menu New Theme pada
menu bar.
5. Dibuat bidang persegi empat disekeliling citra yang
hendak di digitasi denagn menggunakan rectangle pada tool
bar.
6. Dimulailah mendigitasi citra sesuai dengan klasifikasi
yang telah ditentukan.
7. Hasil digitasi disimpan kedalam dua file yakni Project
(*.apr) dan Shape File (*.shp) pada folder yang
sesuai.
Penyuntingan Polygon
64
1. Arc View 3.3 dibuka dan peta RBI yang telah disimpan
dalam format GeoTiff / TiFF atau BIL ditampilkan
dengan cara klik sub menu add theme lalu pilih data
yang akan ditampilkan.
2. Kemudian dianjutkan langkah-langkah dalam editing,
dipilih menu file > klik sub menu extentions > cek list
Edit Tools (ET) lalu klik OK.
3. kemudian diklik Edit Tools kemudian klik icon EDIT
THEM > Show Edit Tools maka akan muncul gambar berikut
:
4. Dilakukan pengeditan sesuai kasus yang ada.
65
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
66
Gambar 1. Hasil digitasi rempoah.
67
B. Pembahasan
Digitasi adalah proses pengubahan data grafis anolog
(gambar) menjadi data grafis digital (numerik) dalam
struktur data vektor yang disimpan dalam bentuk titik
(point), garis (line), dan area (polygon). Obyek, area
atau fenomena yang dideliniasi atau didigitasi merupakan
obyek, area atau fenomena yang telah diinterpretasi
sebelumnya sesuai kepentingannya.
Didgitasi merupakan salah satu proses input data yang
dilakukan setelah data grafis dapat ditayangkan pada
layar monitor dalam format JPEG/JPG atau Geo TiFF/TIFF.
Penyimpanan data grafis menggunakan format JPEG/JPG akan
kehilangan koordinat geografisnya, penyimpanan data
grafis dengan format Geo TiFF/TIFF koordinat geografisnya
masih tetap utuh. Data grafis yang dapat didigitasi
diperoleh melalui copy data atau melalui pelarikan
(scanning). Umumnya sebelum dilakukan digitasi data
grafis dalam bentuk raster tersebut dibuka, diolah dan
disimpan menggunakan Er Mapper.
Secara teoritis, digitasi adalah proses pengubahan
data grafis analog dan atau digital menjadi data grafis
digital dalam struktur data vektor yang disimpan dalam
bentuk titik (point) seperti kota, titik riangulasi;
garis (line) seperti batas administrasi, jalan, jalan KA;
dan area (polygon) seperti sawah, pemukiman, tegalan,
hutan, rawa, desa, dan sungai. Digitasi dapat dilakukan
pada gambar (grafis analog) menggunakan meja digitasi
(digitizer) dan pada tanyangan (display) gambar dilayar
monitor (digitasi on-screen). Digitasi pada layar monitor
banyak memberikan keuntungan bagi penggunanya, yaitu
selain mudah dikerjakan hasilnya secara langsung dapat
diedit dan ditanyangkan bersama-sama dengan data
grafisnya. Dengan demikian tingkat kesalahan digitasi
adalah sangat kecil.
69
Akurasi data vektor yang telah dihasilkan dari
pengolahan data raster terhadap kondisi lapang dapat
ditingkatkan dengan melakukan penyuntingan (editing).
Penyuntingan pada data vektor merupakan pengubahan bentuk
bidang dengan memanfaatkan logika dan algoritma tertentu
yang dilakukan oleh pengolah data secara langsung maupun
dengan bantuan komputer. Objek vektor yang ada dalam
penyuntingan meliputi titik (point), garis (line), dan
bangun (polygon). Ada banyak teknik dalam penyuntingan
data vektor, tetapi semua teknik itu mendasarkan pada
emapt hal yaitu memisahkan, menggabungkan, memindahkan
dan menghapus.
1. Pemisahan
Pemisahan pada data vektor dilakukan ketika suatu
bidang memiliki atribut yang berbeda dan akan
disajikan secara demikian. Bidang yang bisa dipisah
harus memiliki ukuran maka dari itu, objek vektor yang
dapat dipisah hanya garis dan bangun. Hal penting yang
70
perlu diperhatikan dalam memisah suatu bidang yaitu
bagian yang hendak dipisah dan relevansi pemisahnya.
Contoh teknik penyuntingan data vektor dengan dasar
pemisahan yaitu split line with polygon, split polygon
with line dan explore.
2. Penggabungan
Penggabungan data vektor dilakukan ketika dua atau
lebih bidang memiliki atribut yang sama. Tujuan
penggabungan data vektor yaitu mempermudah pembaca
dengan mengurangi jumlah bidang tanpa mengubah
ukurannya. Contoh teknik penyuntingan pada vektor
dengan dasar penggabungan yaitu merge, overlay, dan
union.
3. Pemindahan
Pemindahan data vektor yaitu merubah posisi nodal
bidang. Pengubahan posisi nodal bidang dapat dilakukan
71
secara terpisah untuk mengubah bentuk dan ukuran
bidang maupun secara menyeluruh untuk menyesuaikan
posisi bidang. Contoh teknik penyuntingan pada vektor
dengan dasar pemindahan yaitu warp shape, register and
transform dan drag and drop.
4. Penghapusan
Pengahapusan data vektor hanya dilakukan jika suatu
bidang tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan
tujuan pembentukannya. Penghapusan suatu bidang
mendasarkan pada pertimbangan penganalisis data dan
relevansinya terhadap algoritma penghapusan jika
dilakukan dengan bantuan komputer. Contoh teknik
penyuntingan pada vektor dengandasar pengahapusan
yaitu delete shape, clip shape dan clip line with
polygon.
Pada praktikum yang kami lakukan, proses digitasi
dilakukan dengan software Arc View. Digitasi dimulai
72
dengan bidang-bidang yang terdapat pada peta sehingga
dihasilkan beberapa bidang diantaranya sawah, hutan,
pemukiman, pabrik, sungai, lapangan, dan informasi
lainnya seperti jalan desa. Hasil digitasi yang ada
kemudian dapat digunakan untuk membuat layout pada acara
selanjutnya.
Pada praktikum acara 2 ini menggunakan digitasi On-
Screen. Digitasi On Screen di bagi kedalam 3 kelompok
berdasarkan type shape filenya yaitu:
1. Digitasi Point
Digitasi untuk membuat simbol fasilitas umum, tempat
wisata, Gunung, Kota, dll.
2. Digitasi Line
Digitasi untuk membuat jalan tol, arteri dan kolektor;
sungai.
3. Digitasi Polygon
Digitasi untuk membuat wilayah Kabupaten, Kota dll
(Gisiger, 1996).
73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Digitasi on screen pada dasarnya adalah melakukan
tracing (menelusuri) dan mengeblat objek-objek yang ada di
permukaan bumi yang tampak di peta dengan cara kerja
mengkonversi fitur-fitur spasial yang ada pada peta
menjadi kumpulan koordinat. Hasil digitasi yang didapat
berupa bidang sawah, hutan, pemukiman, pabrik, sungai,
74
lapangan, sumur dan informasi lainnya seperti jalan desa
yang terdapat pada peta.
B. Saran
Alan Sebaiknya sebelum praktikum diadakan pengarahan
terlebih dahulu, agar praktikan dapat memahami terlebih
dahulu dalam pengaplikasian.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc ViewGIS. Andi Offset. Yogyakarta.
75
Budiyanto, Eko. 2002.Sistem Informasi Geografis MenggunakanArcView GIS,. Andi. Yogyakarta.
Elly, M. Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografis. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Mastra, R. 1993. Konsep Sistem Informasi Geografis, TuturialWorkshop. Informatika. Bandung
Mulders, M.A., 1987. Remote Rensing in Soil Science.Department of Soil Science and Geology, AgriculturalUniv. of Wageningen, Netherlands. ESEVIER-Amsterdam.
Murni, A. 1992. Pengantar Pengolahan Citra. Elex MediaKomputindo. Jakarta.
Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. PenerbitAndi. Yogyakarta.
Philippe Rigaux et.al, 2002. Spatial Databases WithApplication to GIS. Morgan Kaufman : San Francisco
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsepDasar. Penerbit Informatika.Bandung.
Teknomo, K. 2008. GIS tutorial. Website:htttp://karditeknomo.co.id/tutorial diakses padatanggal 5 mei 2014