I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
merupakan penghasil minyak nabati yang bisa diandalkan. Kelapa
sawit menyumbang devisa cukup besar bagi pembangunan karena pada
tahun 2005 volume ekspor 10.376.200 ton minyak sawit mentah (CPO)
mencapai nilai US $ 3.756.283.000. Pada tahun 2007 ekspor Cruide
Palm Oil (CPO) meningkat menjadi 11.875.400 ton dengan mencapai
nilai US $ 7.868.640.000 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008).
Volume ekspor CPO meningkat terjadi pula pada tahun 2011. Volume
tersebut meningkat dari 16,45 juta ton tahun 2010 menjadi 17,07
juta ton pada 2011. Pertumbuhan volume ekspor CPO berkisar 3,8%
pada tahun 2011 tersebut.Oil World memperkirakan volume ekspor CPO
Indonesia akan mencapai sebesar 18,15 juta ton pada tahun 2012.
Kenaikan ekspor tersebut, dalam analisanya, sebagai dampak dari
kenaikan produksi CPO yang perkiraannya akan tumbuh sebesar
6,2%.Oleh karena itu, kelapa sawit memiliki potensi yang sangat
besar (Oil Word, 2012).Selain digunakan sebagai minyak goreng,
minyak kelapa sawit juga digunakan oleh berbagai industri sebagai
bahan utama atau campuran untuk menghasilkan produk-produk bahan
makanan, kosmetika, obat-obatan, serta industri berat dan ringan.
Karena kegunaannya itu, minyak kelapa sawit banyak dibutuhkan,
sehingga perlu terus dilakukan peningkatan produksi minyak kelapa
sawit untuk memenuhi permintaan baik dari dalam maupun luar negeri
(Departemen Perindustrian, 2007).Tahap pengolahan Tandan Buah Segar
(TBS) yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi yang
dilakukan dalam bejana bertekanan (sterilizer) dengan menggunakan
uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh memungkinkan
terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam
buah,sedangkan jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan
kulit buah hangus sehingga menghambat penguapan air dalam daging
buah dan dapat juga mempersulit proses pengempaan.Pada proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO,bagian terpentingnya adalah di
penjernihan minyaknya.Penjernihan pada minyak kelapa sawit disebut
dengan proses pemurnian. Proses pemurnian ini bertujuan untuk
menjernihkan sehingga memperoleh mutu minyak sebaik mungkin. Dalam
tahap ini minyak kasar dari campuran digesti dan pengempaan
dialirkan menuju ke saringan getar (vibrating screen) untuk
disaring agar kotoran berupa serabut kasar dapat dipisahkan
(Maksisawit, 2009).Proses pemurnian minyak ini sangat diperlukan
untuk melihat kelapa sawit yang telah diolah menjadi minyak sudah
layak digunakan atau tidak. Dalam proses pemurnian minyak terdapat
dua tahap proses pemurnian minyak yaitu proses pemurnian minyak
secara kimiawi dan secara fisika. Proses pemurnian minyak secara
kimiawi yaitu dengan menggunakan asam sulfat sedangkan proses
pemurnian minyak secara fisika yaitu tidak menggunakan asam sulfat
(Ketaren, 1986).
B. Tujuan Praktek LapangTujuan kegiatan praktek lapang ini
adalah untuk meninjau proses pengolahan kelapa sawit dari proses
penimbangan sampai dengan pemurnian minyak, di PT. Surya Panen
Subur2 di Nagan Raya, serta untuk mendapatkan pengalaman kerja di
bidang pengolahan kelapa sawit.
C. Ruang Lingkup Praktek LapangRuang lingkup dari pelaksanaan
praktek lapang ini meliputi : tinjauan proses penimbangan, sortasi,
perebusan, pengepresan dan pemurnian minyak. Kondisi umum
perusahaan juga akan diamati juga diobservasi. Wawancara akan
dilakukan dengan manajer dan karyawan perusahaan.D. Tempat dan
WaktuPraktek lapang ini akan dilaksanakan di PT. Surya Panen Subur2
Desa Pulo Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya,
Provinsi Aceh, dari Tanggal 24 Juni sampai dengan kurang lebih 25
hari.E. Metode Praktek LapangMetode pengambilan data yang akan
digunakan dalam praktek lapang di PT. Surya Panen Subur2 Desa Pulo
Kruet, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh,
meliputi :1. Pengambilan data primer berupa pengamatan secara
langsung dan wawancara dengan berbagai pihak (pimpinan dan
karyawan).2. Pengambilan data sekunder berupa studi kepustakaan.3.
Pengambilan gambar pada kegiatan tinjauan proses pengolahan kelapa
sawitII. PROFIL PERUSAHAANA. Sejarah SingkatPada tahun 1996 1997
lahan PT. Agra Para Citra yang merupakan kawasan hutan dilepaskan
melalui SK Menteri Kehutanan No 152/kpts-II/1996 untuk lahan seluas
7.917 ha yang terletak di Desa Pulo Kruet. PT. Agra Para Citra
kemudian mendapatkan HGU atas lahan ini dengan No. 25 pada tanggal
18 Oktober dengan luas 7.887 Ha. Kemudian pada tahun 1997 1998 PT.
Agra Para Citra mendapatkan izin lokasi dengan luas 5.500 Ha di
Desa Pulo Kruet melalui SK Kepala BPN Aceh Barat dengan No.
404.21-5/SK/IL/73/1997 tanggal 7 Agustus 1997. Kemudian HGU atas
lahan ini didapatkan tanggal 1 Desember 1998 dengan No. 34 dengan
luas lahan 5.080 Ha. Pada tahun 1998 2004 PT. Agra Para Citra
melakukan pembukaan lahan dan penanaman pada lahan kelapa sawit
seluas 2000 Ha. Lalu pada tahun 2004 2007 PT. Agra Para Citra vakum
melakukan pembukaan lahan dan hanya melakukan perawatan dan
pemanenan buah kelapa sawit. Pada tahun 2007 PT. Agra Para Citra di
ambil alih oleh Grup PT. Astra Agro Lestari,Tbk dan berubah nama
menjadi PT. Surya Panen Subur 2. Kemudian pada tahun 2007 2010 PT.
Surya Panen Subur 2 melakukan perawatan lahan kelapa sawit yang
masih layak panen. Selain itu PT. Surya Panen Subur 2 melakukan
re-planting pada lahan lahan yang tanaman kelapa sawitnya dianggap
tidak layak. Pada bulan Oktober 2010, PT. Surya Panen Subur 2
diambil alih oleh Grup PT. Agro Maju Raya. Mulai tahun 2011 2012
PT. Surya Panen Subur 2 mulai melakukan pembukaan lahan dan
penanaman kelapa sawit di Afdeling OD, Afdeling. OE, Afdeling OF,
Afdeling OG, Afdeling OI dan Afdeling OJ. Luas lahan yang dibuka
adalah 2.500 Ha. B. Struktur OrganisasiStruktur organisasi
merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan fungsional kepada
unit unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan
yang diinginkan.Struktur organisasi ini berguna untuk mencegah
adanya kesenjangan dalam aktifitas yang dilakukan sehari hari. PT
Surya Panen Subur 2 menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa
sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta
pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. C. Job Description1. Kepala
Pabrika. Peran/ Tujuan Jabatan 1. Menjamin ketersediaan dan
utilisasi pabrik secara optimal.2. Menjamin operasional pabrik
excellence3. Menjamin ketersediaan SDM untuk operasional pabrik
sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan baik untuk
operasional saat ini maupun yang akan datang4. Menjamin berjalannya
pabrik dengan biaya operasional yang efisien dan inventory yang
terkendali5. Menjamin implementasi SHE b. Kontribusi dan Tugas
Pokok Jabatan:Tabel 1. Kontribusi dan tugas pokok jabatan kepala
pabrikNoKontribusi / Hasil JabatanTugas Pokok
1 TBS masuk terolah sesuai target utilisasi Koordinasi dengan
Kepala Kebun mengenai kuantitas dan kualitas raw material serta
perencanaan olah Menjamin semua unit mesin siap pakai Menjamin
throught put sesuai dengan kapasitas terpasang
2 zero defect, zero breakdown. Menjamin pelaksanaan SOP dan IK
Melakukan Genba Evaluasi feedback proses dan maintenance serta
menyusun rencana kerja selanjutnya Memastikan kontrak service dan
kontraktor sesuai schedule
3 Karyawan berkompeten ZAO (Zero straight, asset aman,
operasional lancar) Adanya second-man disetiap bagian Melakukan
pengembangan melalui : training , penugasan, rotasi, pengajuan
promosi, Coaching dan Counseling. Melaksanakan Reward &
Punishment
4 Realisasi biaya sesuai dengan budget Inventory terkendali
Menyusun rencana biaya tahunan (operasional dan investasi)
Mengajukan permintaan kebutuhan dana operasional Mengontrol
pemakaian biaya operasional (PK & PO) Mengontrol ketersediaan
dan pemakaian sparepart
5 Zero accident Zero complain Menjamin implementasi SHE Menjamin
kecukupan APD, kesiapan Apar dan Hydrant. Menjamin semua aktifitas
di pabrik comply to regulation
c. Tugas Rutin Tabel 2. Tugas rutin kepala pabrikNoTugas
RutinFrekwensi Pelaksanaan
1GembaHarian
2Review cost dan operasionalHarian, Mingguan, bulanan dan
Quartal.
3Verifikasi Permintaan Barang dan investasi Harian
4Feedback kualitas dan kuantitas TBSHarian
5Pemanggilan Kontraktor/teknisiSituasional
6Inspeksi bejana tekan, mesin uap dan tankiTahunan
7Melakukan penilaian karyaSemester, Tahunan
8Mentoring MT , asisten dan mandor.Situasional
9Koordinasi dengan kebun, marketing dan pihak lain untuk
kelancaran proses produksiHarian
10Memastikan pengeluaran hasil produksi (kuantitas dan
kualitas)Harian
11Melakukan Apel pagi ( Safety Talk, feedback PQC)Harian
d. Wewenang Tabel 3. Wewenang kepala PabrikNoArea WewenangBentuk
Wewenang
1Keuangan Menentukan permintaan barang dan investasi Menentukan
biaya operasional pabrik
2Prasarana Kerja Persetujuan pembelian sparepart/ unit tertentu
Persetujuan pengadaan APD, Apar, dan Hydrant.
3Tenaga Kerja Rotasi/ mutasi karyawan antar station Pemberian
Reward & Punishment.
4Operasional atau Strategis Memutuskan penggantian spare part,
jam masuk karyawan, Jam olah proses, Pengaturan Lembur, feedback
kualitas TBS yang tidak sesuai dengan standar.
e. Hubungan Kerja Tabel 4. Hubungan kerja kepala pabrikNoPosisi
atau InstansiBentuk Hubungan Kerja Frekuensi
1ADMMelaporkan operasional PabrikHarian
2RMC Konsultasi permasalahan pabrik Follow up mill visit RMC
Review operasional pabrikHarian, Mingguan, Bulanan, 3 bulanan
3Engineering HO Implementasi policy (SOP, hasil audit, proses
improvement) Follow up feedback mill visit Konsultasi masalah
Persetujuan pengajuan investasi PO & PKHarian, Mingguan,
BulananSituasionalSituasional
4Marketing HOPemenuhan DOFeedback kuantitas dan kualitas
produksiFollow up complainHarian, Mingguan, Bulanan
5KTUKoordinasi Biaya, Ketenagakerjaan, pemasaran dan pengadaan
spare part.Harian
6Kepala KebunKoordinasi kualitas dan kuantitas TBS yang dikirim.
Harian
7Kepala TeknikKoordinasi penggunaan alat berat Peminjaman Unit
alat berat dan angkutan.Situasional.
8SHEKoordinasi mengenai SHE (training, perijinan , APD,
5k2S)Mingguan, Bulanan.
9CDOKoordinasi ZAO Mingguan.
10HRGA SiteKoordinasi mengenai ketenagakerjaan (rekrutmen
golongan non staf, rotasi, mutasi, penggajian, training)
Harian, Mingguan, Bulanan
11Kontraktor/TeknisiMitra kerja untuk pekerjaan yg sedang
dikerjakanSetiap ada perbaikan.
12Instansi TerkaitPerijinan-perijinanSituasional.
f. Laporan yang diterimaTabel 5. Laporan yang diterima oleh
kepala pabrikNoNama LaporanFrekuensiDiterima DariTindak Lanjut
1Log sheet machineryHarianKa ProcessKoordinasi penyimpangan
2Feed-back Process ControlHarianKa LabKoordinasi
penyimpangan
3Laporan Harian ProduksiHarianKa ProcessAnalisa dan menentukan
kebijakan tindakan
4Laporan Kondisi Mesin PabrikMingguanKa MaintenanceKoordinasi
penyimpangan
5Laporan Pemakaian BarangHarianKa GudangMonitor pemakaian
barang
6Laporan Harian ProcessHarianKaSie AdministrasiDiteruskan ke
DC
7Laporan Bulanan PabrikBulananKaSie AdministrasiDiteruskan ke
EMQC
8PK RM dan PK OlahHarianKaSie AdministrasiMonitor biaya tenaga
kerja
9Laporan Komisioning MesinSituasionalKontraktor /
TeknisiMemastikan kelayakan operasional
10Laporan Kualitas AirBulananKontraktor / TeknisiMemastikan
rekomendasi dari teknisi
g. Laporan yang disusun atau dibuat Tabel 6. Laporan yang
disusun oleh kepala pabrikNoNama LaporanFrekuensiDiserahkan ke
1Laporan Harian ProsesHarianData Center dan ADM
2Laporan Bulanan PabrikBulananEMQC
h. Kualifikasi Jabatan Tabel 7. Kualifikasi jabatan kepala
pabrikNoArea KualifikasiKualifikasi
1Pendidikan S1 Teknik
2Pengalaman Kerja 2 tahun sebagai Ka Proses dan 3 tahun sebagai
Ka Maintenance
3Ketrampilan Teknis Mengerti dan mampu menggambar mesin Memahami
prinsip kerja mesin-mesin pabrik Memahami proses bisnis di
pabrik
4Kualitas Pribadi (Disesuaikan menurut level kompetensi)1.
VISION & BUSINESS SENSEMemiliki pemahaman atas core business
perusahaan serta memiliki perspektif masa depan dari bisnis sebagai
dasar untuk menetapkan suatu impian dan mampu mengidentifikasi
peluang dengan didasarkan pada pemahaman atas proses bisnis.
2. CUSTOMER FOCUSMampu memposisikan diri pada sisi pelanggan
agar secara proaktif dapat melayani pelanggan sesuai dengan
kebutuhannya dan juga menularkan nilai-nilai pelayanan pelanggan
pada orang lain.
3. INTERPERSONAL SKILLMampu mempengaruhi orang lain dengan
pendekatan yang dapat diterima dan sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
4. ANALYSIS & JUDGMENTMampu membuat keputusan dengan suatu
pertimbangan tertentu yang didasari oleh suatu proses analisa.
5. PLANNING & DRIVING ACTIONMempunyai cara kerja yang
sistematis, fokus pada apa yang penting bagi bisnis serta
memberdayakan sumberdaya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
6. LEADING & MOTIVATING Sepenuh hati mampu mengambil peran
sebagai pemimpin yang respek terhadap kebutuhan dan perasaan
bawahan serta mampu menggunakan pendekatan yang sesuai saat
menjalankan proses kerjanya.
7. TEAMWORKMampu menggerakkan anggota kelompok untuk mencapai
tujuan.
8. DRIVE, COURAGE, INTEGRITY Proaktif dan gigih dalam
menjalankan perannya untuk mewujudkan impian yang diyakininya.
Mempunyai kemauan belajar dan fokus pada kualitas kinerja sehingga
tidak takut menghadapi situasi ketidakpastian, yang mengandung
konflik dan berisiko.
2. Kepala Prosesa. Peran dan Tujuan Jabatan 1. Menjamin
kesinambungan pengolahan TBS yang sudah masuk ke pabrik sesuai
dengan standard pengolahan yang berlaku.2. Menjamin pelaksanaan TPM
berjalan sesuai jadwal.3. Menjamin pelaksanaan proses produksi
sesuai standar SOP.4. Menjamin ketersediaan tenaga kerja termasuk
kompetensinya, untuk menjalankan operasional proses.5. Menjamin
implementasi SHE di area kerjanya.
b. Kontribusi dan Tugas Pokok JabatanTabel 8. Kontribusi dan
tugas pokok jabatan kepala prosesNoKontribusi / Hasil JabatanTugas
Pokok
1 Tidak terjadi kemacetan proses olah di pabrik. (TBS terolah
tuntas sesuai dengan kapasitas pabrik) Memeriksa kesiapan unit
mesin sebelum dan saat dioperasikan agar selalu siap pakai
Memeriksa kesiapan operator proses baik jumlah maupun kualitasnya.
Mengajukan kebutuhan prasarana kerja Mengontrol penggunaan alat dan
prasarana kerja
2 Mesin terpelihara,beroperasi normal (Zero Breakdown)
Mengontrol pelaksanaan TPM Melakukan koordinasi perawatan mesin
dengan bagian maintenance
3 Kualitas hasil produksi sesuai dengan standard yang ditetapkan
(Zero Defect) Mengontrol dan mengawasi penerapan SOP dan instruksi
di setiap stasiun.
4 Tidak ada penyimpangan biaya operasional process dengan budget
Menyusun rencana pemakaian biaya operasional process pada bagian
kerjanya untuk disetujui Kepala Pabrik. Melakukan evaluasi cost
harian (Realisasi vs Budget)
5 Tenaga kerja terpenuhi sesuai kebutuhan dan memiliki kemampuan
kerja Melakukan evaluasi kinerja karyawan (Penilaian Karya) dan
penilaian kompetensi yang bersifat teknikal. Melakukan pengembangan
SDM (Pelatihan Kompetensi Teknis, C&C) Mengajukan promosi atau
rotasi operator antar station sesuai dengan kebutuhan operasi
6 Zero Accident Melakukan pengawasan implementasi SHE
c. Tugas Rutin Tabel 9. Tugas rutin kepala prosesNoTugas
RutinFrekwensi Pelaksanaan
1 Melakukan apel dan Brefing karyawan Membuat Laporan Produksi
Follow-up feedback process control dan log sheet Inspeksi rutin
proses pengolahan setiap station Merencanakan job untuk hari
berikutnya Monitoring cost Melakukan pengawasan implementasi
SHEHarian
2 Melakukan PK Karyawan dan C&CBulanan, Semester,
Tahunan
d. Wewenang Tabel 10. Wewenang kepala prosesNoArea
WewenangBentuk Wewenang
1Keuangan Tidak ada
2Prasarana Kerja Tidak ada
3Tenaga Kerja Membuat BAPP Sanksi tindakan indisipliner terhadap
pelanggaran SOP, IK, Sikap dan Etika Kerja.
4Operasional atau Strategis Menentukan stop olah untuk shift
akhir Menentukan mesin yang akan dioperasikan dan tidak
dioperasikan. Menghentikan aktivitas tertentu jika dianggap
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
e. Hubungan Kerja Tabel 11. Hubungan kerja kepala prosesNoPosisi
atau InstansiBentuk Hubungan Kerja Frekuensi
1Ka.PabrikLaporan operational pabrik Harian
2Ka. MaintenanceKoordinasi kesiapan unit mesin Harian
3Ka. Gudang PabrikKoordinasi ketersediaan consumable min/max
Harian
4Ka. LabProcess Quality ControlHarian
5SHEKoordinasi Safety, Health, & Environment Mingguan
6Krani AdministrasiPenyiapan pelaporanHarian, Bulanan
f. Laporan yang diterima Tabel 12. Laporan yang diterima oleh
kepala prosesNoNama LaporanFrekuensiDiterima DariTindak Lanjut
1Laporan Shift ProcessHarianSpvsr Process & Boiler
ChargemanEvaluasi
2Laporan Log sheet MesinHarianSpvsr Process & Boiler
ChargemanEvaluasi
3Feedback Process ControlHarianKa LabEvaluasi
4Hasil Analisa BoilerBulananVendorEvaluasi
g. Laporan yang dibuat Tabel 13. Laporan yang dibuat oleh kepala
prosesNoNama LaporanFrekuensiDiserahkan ke
1Laporan Log Sheet MesinHarianKa Pabrik
2Laproan ProduksiHarianBulananKa Pabrik
h. Kualifikasi Jabatan Tabel 14. Kualifikasi jabatan kepala
proses NoArea KualifikasiKualifikasi
1Pendidikan S1- Sarjana Teknik Mesin / Elektro Arus kuat
2Pengalaman Kerja S1 Lulus Trainee 5 tahun sebagai supervisor
-untuk calon non S1 Trainee
3Ketrampilan Teknis Memahami prinsip kerja dan mampu
mengoperasikan unit mesin Mampu menganalisa feedback proses dan
mengatasi masalah yang terjadi Memahami dan menguasai SOP unit
mesin Mengerti gambar dan proses mesin Memahami SHE
4Kualitas Pribadi (Disesuaikan menurut level kompetensi)1.
VISION & BUSINESS SENSEMemiliki pemahaman atas core business
perusahaan serta memiliki perspektif masa depan dari bisnis sebagai
dasar untuk menetapkan suatu impian dan mampu mengidentifikasi
peluang dengan didasarkan pada pemahaman atas proses bisnis.
2. CUSTOMER FOCUSMampu memposisikan diri pada sisi pelanggan
agar secara proaktif dapat melayani pelanggan sesuai dengan
kebutuhannya dan juga menularkan nilai-nilai pelayanan pelanggan
pada orang lain.
3. INTERPERSONAL SKILLMampu mempengaruhi orang lain dengan
pendekatan yang dapat diterima dan sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
4. ANALYSIS & JUDGMENTMampu membuat keputusan dengan suatu
pertimbangan tertentu yang didasari oleh suatu proses analisa.
5. PLANNING & DRIVING ACTIONMempunyai cara kerja yang
sistematis, fokus pada apa yang penting bagi bisnis serta
memberdayakan sumberdaya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
6. LEADING & MOTIVATING Sepenuh hati mampu mengambil peran
sebagai pemimpin yang respek terhadap kebutuhan dan perasaan
bawahan serta mampu menggunakan pendekatan yang sesuai saat
menjalankan proses kerjanya.
7. TEAMWORKMampu menggerakkan anggota kelompok untuk mencapai
tujuan.
8. DRIVE, COURAGE, INTEGRITYProaktif dan gigih dalam menjalankan
perannya untuk mewujudkan impian yang diyakininya. Mempunyai
kemauan belajar dan fokus pada kualitas kinerja sehingga tidak
takut menghadapi situasi ketidakpastian, yang mengandung konflik
dan berisiko.
3. Kepala Maintenancea. Peran dan Tujan Jabatan 1. Menjamin
pelaksanaan TPM berjalan sesuai jadwal agar semua unit selalu siap
pakai2. Menjamin kualitas perawatan dan pemasangan spare part
sesuai standar Menjamin ketersediaan dan kompetensi SDM 3. Menjamin
efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya perawatan mesin.4.
Menjamin pemakaian mesin workshop sesuai dengan SOP.5. Menjamin
implementasi SHE di area kerjanya.
b. Kontribusi dan Tugas Pokok JabatanTabel 15. Kontribusi dan
tugas pokok jabatan kepala maintenancaNoKontribusi / Hasil
JabatanTugas Pokok
1 Zero Breakdown Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan TPM
Mengevaluasi pelaksanaan TPM Memastikan pelaksanaan perbaikan
segera pada mesin yang bermasalah
2 Umur pemakaian unit/ alat sesuai standard Melakukan perawatan
dan penggantian Part sesuai dengan spesifikasi dan prosedur .
Memastikan ketersediaan sparepart dan alat kerja saat
dibutuhkan
3 Penyelesaian pekerjaan maintenance sesuai waktu dan kualitas
yang ditetapkan Tersedianya second-man Melakukan Training sesuai
dengan Kompetensi yang dibutuhkan untuk fungsi maintenance
Melakukan pengawasan dan pengarahan pekerjaan lapangan Melakukan
Coaching & Counseling
4 biaya PK & PO RM (repair maintenance) terkendali Melakukan
Monitoring Pemakaian biaya perawatan
5 Tidak ada pelanggaran terhadap SOP mesin workshop
Melakukan sosialisasi SOP pemakaian mesin. Memonitor ketaatan
terhadap SOP pemakaian mesin. Mengambil tindakan yang diperlukan
untuk pelanggaran terhadap SOP
6 Zero Accident Melakukan pengawasan implementasi SHE
c. Tugas Rutin Tabel 16. Tugas rutin kepala maintenanceNoTugas
RutinFrekwensi Pelaksanaan
1 Apel Pagi Mengawasi pembagian Job Order Memberikan instruksi
kerja (Job harian) dan arahan kepada supervisor Memeriksa hasil
pekerjaan hari kemarin Memeriksa Outstanding PR, order material
Mengontrol kesiapan peralatan pendukung kerja Monitoring
pengeluaran biaya PK/PO RM PabrikHarian
2 Meeting Intern Pabrik Penyediaan alat untuk
inspeksiMingguan
3 Membuat laporan kegiatan PM, repair, modifikasi, fabrikasi
yang sudah dilaksanakan maupun yang akan dilakukan kepada kepala
pabrik. Mengawasi pelaksanaan dan waktu kontrak kerja Bulanan
4 Memberikan Penilaian Kerja karyawan dan melakukan C&C
karyawan maintenance Membuat laporan hasil kerja selama
semesterSemester
5 Mengajukan budget PK / PO RM Pabrik untuk tahun
berikutnyaTahunan
d. Wewenang Tabel 17 .Wewenang kepala maintenanceNoArea
WewenangBentuk Wewenang
1Keuangan ---
2Prasarana Kerja ---
3Tenaga Kerja Memberikan BAPP atas Pelanggaran Yang Terjadi
Merotasikan Karyawan Maintenance
4Operasional atau Strategis Menyatakan / memastikan kelayakan
dan kesiapan mesin/ alat
e. Hubungan Kerja Tabel 18. Hubungan kerja kepala
maintenanceNoPosisi atau InstansiBentuk Hubungan Kerja
Frekuensi
1Kepala PabrikLaporanHarian
2Kepala ProsesKoordinasi masalah yang terjadi sebelum , selama
dan setelah proses berlangsung Harian
3SHEKoordinasi dan informasi tentang implementasi
SHESituasional
4HRGAPengembangan karyawan maintenanceSituasional
5Kasie Administrasi PabrikPenyiapan pelaporan
administrasiHarian
Kasie Gudang PabrikKoordinasi ketersediaan spare part dan
min/max inventoryMingguan
6MQC (HO)Konsultasi dan koordinasiSituasional
7Kontraktor dan TeknisiPengawasan pekerjaanSituasional
f. Laporan yang diterima Tabel 19. Lporan yang diterima oleh
kepala maintenancNoNama LaporanFrekuensiDiterima DariTindak
Lanjut
1Laporan Kerusakan MesinHarianKepala ProsesMenyusun jadwal
perbaikan
2Laporan Penyelesaian pekerjaanHarianSupervisor Maintenance,
Electric ChargemanMenentukan pekerjaan berikutnya.
3Laporan feedback processHarianKepala
ProsesMelakukansetting,perbaikan dan penggantian
g. Laporan yang dibuat Tabel 20. Laporan yang dibuat oleh kepala
maintenanceNoNama LaporanFrekuensiDiserahkan ke
1Laporan MaintenanceHarian, BulananKa Pabrik
2Laporan Lembur HarianKa Pabrik
h. Kualifikasi Jabatan Tabel 21. Kualifikasi jabatan kepala
maintenanceNoArea KualifikasiKualifikasi
1Pendidikan S1 Teknik Mesin/ Elektro arus kuat
2Pengalaman Kerja 2 tahun sebagai kepala proses 5 tahun sebagai
supervisor maintenance (calon non S1 Trainee)
3Ketrampilan Teknis Menguasai proses pengolahan Kelapa Sawit
Menguasai kinerja alat / unit di pabrik Meguasai Penyebab-penyebab
Losses dan Kualitas Memahami dan mampu menggambar mesin Memahami
dan mampu memperbaiki serta mengoperasikan mesin-mesin di pabrik
Bisa mengoperasikan komputer
4Kualitas Pribadi(Disesuaikan menurut level kompetensi)1. VISION
& BUSINESS SENSEMemiliki pemahaman atas core business
perusahaan serta memiliki perspektif masa depan dari bisnis sebagai
dasar untuk menetapkan suatu impian dan mampu mengidentifikasi
peluang dengan didasarkan pada pemahaman atas proses bisnis.
2. CUSTOMER FOCUSMampu memposisikan diri pada sisi pelanggan
agar secara proaktif dapat melayani pelanggan sesuai dengan
kebutuhannya dan juga menularkan nilai-nilai pelayanan pelanggan
pada orang lain.
3. INTERPERSONAL SKILLMampu mempengaruhi orang lain dengan
pendekatan yang dapat diterima dan sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
4. ANALYSIS & JUDGMENTMampu membuat keputusan dengan suatu
pertimbangan tertentu yang didasari oleh suatu proses analisa.
5. PLANNING & DRIVING ACTIONMempunyai cara kerja yang
sistematis, fokus pada apa yang penting bagi bisnis serta
memberdayakan sumberdaya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
6. LEADING & MOTIVATING Sepenuh hati mampu mengambil peran
sebagai pemimpin yang respek terhadap kebutuhan dan perasaan
bawahan serta mampu menggunakan pendekatan yang sesuai saat
menjalankan proses kerjanya.
7. TEAMWORKMampu menggerakkan anggota kelompok untuk mencapai
tujuan.
8. DRIVE, COURAGE, INTEGRITYProaktif dan gigih dalam menjalankan
perannya untuk mewujudkan impian yang diyakininya. Mempunyai
kemauan belajar dan fokus pada kualitas kinerja sehingga tidak
takut menghadapi situasi ketidakpastian, yang mengandung konflik
dan berisiko.
III. TINJAUAN PUSTAKAA. Kelapa SawitKelapa sawit Elaeis
guinensis Jacq Ppalmae) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari
Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya,
termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan nasional. Selain mampu menyediakan lapangan kerja,
hasil dari tanaman ini juga merupakan sumber devisa negara. Di
Indonesia setiap tahunnya luas penanaman kalapa sawit dan
produksinya cenderung meningkat yakni masing-masing antara 2,4
-9,1% dan 2,9 - 18,6% (BPS, 2008).Kelapa sawit berbentuk pohon.
Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa
sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat
beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya
tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah
berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan
tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan
tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12
tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas
sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa. Bungajantan dan
betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin)
dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang
terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip
dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifatfemale
sterilsehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam
produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit
mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang
muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai
kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak
bebas free fatty acid (FFA) akan meningkat dan buah akan rontok
dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan yaitu eksoskarp,
bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin, mesoskarp, serabut
buah, dan endoskarp, cangkang pelindung inti (Maksisawit,
2009).Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E.
guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama yang terluas
dibudidayakan orang. dari kedua species kelapa sawit ini memiliki
keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang
sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang
rendah.Banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk
mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E.
oleifera sekarang mulai di budidayakan pula untuk menambah
keanekaragaman sumber daya genetik (Maksisawit, 2009).
Gambar 1. African Oil Palm (Elaeis guineensis) Sumber :
Maksisawit (2009)B. Minyak Kelapa SawitMinyak sawit digunakan
sebagai bahan baku minyak makan, margarine, industri baja, kawat,
radio, kulit dan industry farmasi. Minyak sawit dapat digunakan
untuk beragam peruntukannya kerena keunggulan sifat yang
dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, maupun
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya,
mempunyai daya melapisi yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi
pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk
diolah dari kelapa sawit adalah buah (Naibaho, 1999). Bagian daging
buah menghasilkan minyakkelapa sawit mentahyang diolah menjadi
bahan bakuminyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendahkolesterol,
dan memiliki kandungankarotentinggi. Minyak sawit juga diolah
menjadi bahan bakumargarin. Minyak inti menjadi bahan baku
minyakalkoholdan industrikosmetika. Bunga dan buahnya berupa
tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah
kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahanminyak
goreng,sabun, danlilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Ampas yang disebutbungkil inti sawititu digunakan sebagai salah
satu bahan pembuatan makanan ayam (Naibaho, 1999).Tempurungnya
digunakan sebagai bahan bakar danarang. Buah diproses dengan
membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90C. Daging yang
telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan
cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti
dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing.
Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan
turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat
potensial menjadi bahan campuran makananternakdan di fermentasikan
menjadikompos (Naibaho, 1999).C. Proses Pengolahan Kelapa
SawitProses pengolahan kelapa sawit pada umumnya mengolah bahan
baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO
(Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel), meliputi proses jembatan
timbang, penyortiran, perebusan, pengepresan dan pemurnian
minyak.1. Jembatan Timbang Hal ini sangat sederhana, sebagian besar
sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan dikarenakan
beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur. Pada
Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan
sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan
timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit,
kemudian dicatat berat truk awal sebelum Tandan Buah Segar (TBS)
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali
ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang
ditrima dipabrik (Maksisawit, 2009).2. PenyortiranKualitas buah
yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis
buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura.
Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan
kualitas buah di stasiun penerimaan TBS.Kriteria sortasi dan
standarisasi grading buah menurut Naibaho adalah sebagai berikut
:a. Buah mentah (unripe) merupakan tandan buah segar kriteria tidak
ada fraksi yang membrondol dan biasa nya buah akan berwarna hitam.
Persentase standart grading buah mentah (Unripe)b. Buah mengkal
(under ripe) adalah tandan buah dengan kriteria hanya membrondol 25
% dari total tandan buah segar dengan fraksi brondolan < 10
brondolan. Persentase standart grading buah Mengkal (Under Ripe):
10 brondolan/ 50 % sudah membrondolan. Standart persentase grading
buah matang (Ripe) : 90 %.d. Buah terlalu matang (over ripe) adalah
tandan buah dengan kriteria buah sudah membrondol lebih dari 75 %,
Hal ini dapat terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman TBS
dari kebun ke pabrik (buah restan). Standar persentase grading buah
terlalu matang ( Over ripe).e. Tangkai panjang (long stalk) .
Kriterianya tangkai janjangkan harus habis dipotong hingga dekat
dengan pangkal buah, dan tangkai yang lulus grading dapat dibuat
hutuf V. Standar persentase grading buah tangkai panjang ( long
stalk) : 0 %.f. Buah-buah abnormal berupa buah kartasi adalah Buah
yang berat nya dibawah 2,5 kg/janjang sehinnga tidak produksi
karena tingkat persentase minyak yang rendah. Standart persentase
grading buah kartasi maksimal < 2 %.g. Buah kurang polinasi
terjadi karena adanya pemberian pupuk yang tidak merata, iklim yang
berubah-ubah, dan factor penyerbukan bunga yang tidak merata pada
setiap bunga betina, dengan ciri-ciri pembentukan brondolan yang
tidak merata pada tandan tersebut, hanya sebagian dari tandan saja
yang akan menghasilkan buah. Sehingga akan menurunkan tingkat
persentase minyak yang akan dihasilkan. Standart persentase grading
buah Polinasi maksimal < 2 %.h. Buah sakit, dapat terjadi karena
adanya jamur marasmius yang hidup pada kulit buah kelapa sawit,
yang jika pada tingkat berat akan masuk kedalam daging buah
sehingga buah membusuk dan gugur serta jika di panen memiliki kadar
asam lemak yang tinggi. Ciri-cirinya brondolan akan ditumbuhi oleh
benang-benag jamur. Serta ada juga buah yang ukuran pada setiap
tandan nya berbeda 50 % berukuran kecil dan 50% berukuran besar
yang di sebut dengan buah paternokarpi. Serta ada juga buah sudah
berwarna matang tetapi tidak dapat membrondol. Standart persentase
grading buah sakit maksimal < 1 %.i. Janjang Kosong (Empty
Bunch) : 0 %.j. Sampah (Dirt) : 0 %.k. Brondolan : 12 %.3. Proses
Perebusan (Sterilizer)Lori yang telah diisi TBS dimasukan ke dalam
sterilizer dengan menggunakan capstand. Tujuan perebusan adalah
untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas, mempermudah proses
pembrodolan pada threser, menurunkan kadar air dan melunakan daging
buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji. Bila poin dua
tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan tercapai
juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang. Dalam sterilizer dilapisi
Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan steam, di
bawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air
condesat agar pemanasan di dalam sterilizer tetap seimbang.Dalam
proses perebusan minyak yang terbuang lebih kurang 0,7%. Dalam
melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan
sterilizer yang disalurkan dari boiler (Lubis,1998).4. Proses
PengepresanPengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar
(Crude Oil) dari daging buah (Pericarp). Massa yang keluar dari
digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan
menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS
(maks) dengan hasil minyak kasar (Crude Oil) yang viscositasnya
tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan
ampas serta biji.Minyak kasar (Crude Oil) yang dihasilkan kemudian
disaring menggunakan Vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk
memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan
bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat
dikembalikan ke digester. (Ketaren, S., 1986).Minyak yang telah
disaring kemudian ditampung kedalam Crude Oil Tank (COT). Di dalam
COT suhu dipertahankan 90-95C agar kualitas minyak yang terbentuk
tetap baik. Tahap selanjutnya minyak dimasukkan kedalam Tanki
Klarifikasi (Clarifier Tank). prinsip dari proses pemurnian minyak
di dalam tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan
berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat
terpisah dari air. Pada tahapan ini dihasilkan dua jenis bahan
yaitu Crude Oil dan Slude . Minyak kasar yang dihasilkan kemudian
ditampung sementara kedalam Oil Tank. Di dalam Oil Tank juga
terjadi pemanasan (75-80C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air
(Ketaren, S., 1986).5. Proses Pemurnian Minyak.Hasil terpenting
dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang diperoleh dari
ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah
pentingnya adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh
dengan cara ekstraksi. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari
mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran
berupa tempurung, serabut dan air sekitar 40-45% air. Untuk itu
perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Persentase minyak
sawit yang dihasilkan dalam proses pemurnian ini sekitar 21%.Proses
pemurnian minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
a. Pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification
tank)Prinsip dari proses pemurnian minyak di tangki pemisah adalah
melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga
campuran minyak kasardapatterpisahdariair. Dari proses ini nantinya
dihasilkan minyak kasar sedangkan pasir dijatuhkan melalui spui
kebawah (blow down). Pada tahapan ini juga dihasilkan dua jenis
bahan yaitu Crude Oil dan Sludge. Minyak kasar yang dihasilkan
kemudian ditampung sementara kedalam Oil Tank. Di dalam oil tank
juga terjadi pemanasan (75-80C) dengan tujuan untuk mengurangi
kadar air, proses ini dilakukan di dalam tangki pemisah pasir.
b. SentrifusiminyakDalam tahap ini minyak dimurnikan dari
berbagai macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari
proses sentrifusi ini adalah minyak dengan kadar kotoran kurang
dari 0,01%. Pada Sentrifusi Minyak ini menggunakan dua saringan
yaitu saringan tingkat atas dan saringan tingkat bawah.c.
PengeringanhampaDalam tahap ini kadar air minyak diturunkan sampai
0,1%. Proses pengeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95oC
dan tekanan75cmHg. Pengeringan hampa ini menggunakan alat Crude Oil
Tank (COT) yaitu untuk menampung minyak kasar yang telah disaring,
untuk dipompa ke dalam tangki pemisah dengan pompa minyak kasar.
COT berfungsi untuk mengendapkan sludge dan air yang tidak larut
dan lolos dari ayakan getar. Namun, fungsi utama dari COT adalah
menampung minyak dari ayakan sebelum dipompakan ke Continous
Settling Tank (CST).d. Pemurnian minyak di dalam tangki
lumpurProses pemurnian di dalam tangki lumpur bertujuan untuk
memisahkan minyak dari lumpur. Peralatan yang digunakan pada tahap
ini adalah Continous Settling Tank (tangki pemisah). Continous
Settling Tank ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur atau Sludge
dalam Crude Oil berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada tangki
ini terjadi 3 lapisan yaitu lapisan pengotor (pasir dan Sludge),
lapisan Sludge dan lapisan minyak (Lubis,1998).
IV. PEMBAHASANA. Proses Pengolahan Kelapa SawitPada proses
pengolahan TBS di PKS PT. Surya Panen Subur 2 dilakukan beberapa
tahapan yang dimulai dari penerimaan bahan baku mentah berupa buah
kelapa sawit sampai menjadi bahan setengah jadi, terdiri dari
beberapa stasiun utama, yaitu :1) Stasiun penerimaan buah2) Stasiun
perebusan3) Stasiun pemipilan4) Stasiun pengepresan5) Stasiun
pemurnian minyak6) Stasiun kernel7) Stasion BoilerKeseluruhan
stasiun tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Apabila salah satu stasiun mengalami masalah, maka akan sangat
mempengaruhi hasil produksi yang diperoleh.1. Stasiun Penerimaan
Buah (Fruit Reception Station)Dalam stasiun ini terdapat 2 proses
yaitu penimbangan Tandan Buah Segar (TBS) dan memasukkan buah ke
loading ramp. Langkah pertama adalah melakukan penimbangan terhadap
TBS yang diterima oleh pabrik. Sistem penimbangan ini menggunakan
jembatan timbangan (weight bridge). Sebelum memasuki loading ramp,
truk-truk yang mengangkut buah terlebih dahulu ditimbang untuk
mendapatkan berat brutonya. Dan pada saat truk tersebut telah
kosong akan ditimbang kembali untuk mendapatkan berat taranya. Hal
tersebut bertujuan untuk memperoleh berat netto TBS dari selisih
penimbangan yang telah dilakukan dan dipotong potongan wajib
sebesar 1,5% dan juga potongan sampah.Setelah penimbangan TBS
selesai, selanjutnya akan diletakkan di tempat penampungan buah
yang disebut loading ramp. Selain berfungsi sebagai tempat
penampungan, loading ramp ini juga berfungsi sebagai tempat sortasi
TBS. Dimana TBS tersebut akan dipilih yang sesuai untuk pengolahan.
Berikut merupakan kriteria fraksi TBS di PT. Surya Panen Subur 2
:1. Buah mentah TBS yang berondol masih kurang dari 10 brondolan2.
Buah busuk TBS yang buah dalam ikut berondol3. Buah matang TBS yang
berondol lebih dari 10 brondolan4. Tandan kosong TBS tanpa
brondolan5. Tangkai panjang TBS yang panjang tangkainya melebihi
dari 5 cm dari pangkal tandan.a. Jembatan Timbang (Weigh
Bridge)
Gambar 2. Jembatan TimbangJembatan timbang adalah suatu stasiun
untuk mendapatkan berat bruto, tarra, dan netto. Pada stasiun ini,
mobil truk pengangkut tandan buah segar (TBS) ditimbang. Setelah
itu data dari timbangan langsung terbaca oleh komputer yang
dikendalikan oleh 1 orang operator. Jembatan timbangan juga
berfungsi untuk menimbang CPO dan minyak inti yang masuk untuk
diolah dan yang akan dikirim keluar,dan juga limbahnya seperti
janjangan kosong dan sellAdapun beberapa kriteria-kriteria yang
harus dipenuhi untuk memperoleh hasil timbangan yang akurat, yaitu
:a. Angka penimbangan harus selalu 0 pada saat penimbangan.b.
Kendaraan yang masuk atau keluar harus perlahan-lahan agar angka
penunjukan penimbangan tidak berubah-berubah.c. Petugas jembatan
timbangan harus benar-benar teliti.b. Loading Ramp
Gambar 3. Loading RampLoading ramp adalah suatu tempat
penyimpanan sementara TBS sebelum diproses ke tahap selanjutnya.
TBS yang sudah berada di loading ramp, akan disortir terlebih
dahulu sebelum masuk ke ramp konveyor.Kriteria TBS yang di terima
oleh PT. Surya Panen Subur 2 adalah sebagai berikut :
1. Berat janjangannya minimal 8 kg2. Buahnya harus matang dengan
ditandai warna orange daging bagian dalamnya3. Tidak boleh ada
tangkai panjang 0 %4. TBSnya tidak boleh busuk 0 %5. Tangkai
sebaiknya dipotong berbentuk huruf V6. Tidak boleh ada sampah 0 %7.
Buah mentah 2 %8. First In First Out (FiFo) Pembuatan peron yang
miring bertujuan untuk mempermudah pembuangan buah ke konveyor yang
terletak pada bagian bawah. 2. Stasiun Perebusan (Sterilization
Station)
Gambar 4. Sterilization StationTBS yang sudah disortasi di
loading ramp kemudian dibawa dengan incluned konveyor kedalam
stalilizer untuk dilakukan proses perebusah. Kapasitasdari tempat
perebusan ini adalah 30 ton/satu stelilizer,dan di PKS SPS 2
menggunakan 4 stelilizer.Sebelum proses ekstraksi minyak, hal yang
pertama harus dilakukan adalah merebus buah dalam sterilizers.
Proses perebusan TBS ini bertujuan untuk :aMenghentikan aktivitas
enzim pada buaha. Memudahkan brondolan lepas dari janjanganb.
Menurunkan kadar air yang terkandung dalam buah c. Mempermudah
lepasnya daging buahd. Membantu proses pelepasan inti dari
cangkang.Ada 2 macam sterilizer yang dikenal, yaitu sterilizer tipe
tegak dan sterilizer tipe horizontal. Namun yang digunakan oleh PKS
SPS 2 adalah sterilizer tipe tegak atau vertikal.Sistem kerja
stalilizer ini adalah dengan melakukan 3 peak. Sistem kerjanya
adalah sebagai berikut :1. Pengisian uap pertama sampai pada puncak
pertama atau pada tekanan 1,5 Bar selama kurang lebih 6 menit.2.
Setelah mencapai puncak pertama dilakukan pelepasan yang
menghabiskan waktu kurang lebih 2 menit.3. Setelah dilakukan
pelepasan pertama kemudian dimasukan lagi uapnya selama kurang
lebih 8 menit untuk mencapai puncak kedua dengan tekanan 2.5 bar4.
Setelah mencapai puncak kedua dilepaskan lagi uapnya kira-kira
waktunya 4 menit5. Kemudian dimasukkan lagi uapnya selama 9 menit
untuk mencapai puncak ketiga yaitu pada tekanan 3 Bar.6. Setelah
itu dilakukan proses penahan selama 32 menit.7. Apabila sudah 32
menit uapnya akan keluar sendiri biasanya waktunya 10 menit.8.
Setelah tekanannya mencapai nol baru pintunya bisa dibuka9.
Kemudian buah dikeluarkan dengan menggunakan oger dan membutuhkan
waktu selama 15-20 menit.Tujuan melakukan proses pelepasan atau
peak 1 dan 2 adalah untuk mengeluarkan udara yang ada didalam
tabung stalilizer dan sela brondolannya karena udara adalah
pengantar panas yang buruk sehingga menggangu proses perebusan oleh
karena itu udara dikeluarkan. Kemudian baru dilakukan penahanan
setelah udara dikeluarkan pada peak pertama dan peak kedua.Suhu uap
stemnya mencapai 140 derajat celcius.3. Threshing Station
Gambar 5. Stasiun Tresher
a. Pengisian Automatis (Automatic Feeder)Setelah TBS direbus
dalam sterilizer kemudian dikeluarkan dari sterilizer dan dimasukan
kedalam automatic feeder. Fungsi automatic feeder ini adalah
sebagai pengatur jatuhnya TBS kedalam inclined conveyor.b.
ThreserThreser adalah suatu mesin yang berfungsi untuk melepas dan
memisahkan brondolan dari janjangannya. Brondolannya akan jatuh ke
Bottom Cross Fruit conveyor dan kemudian dengan menggunakan fruit
elevator dibawa kedalam Digester.Sedangkan janjangannya akan jatuh
ke under theser conveyor yang akan di bawa ke bunch press untuk
kemudian dipress lagi minyaknya.4. Stasiun Press (Press Station)a.
Ketel Adukan (Digester)
Gambar 6. DigesterDigester berfungsi untuk melumatkan brondolan,
sehingga daging buah terpisah dari biji (nut). Di pabrik SPS 2
memiliki 4 unit Digester. Daging buah yang berasal dari threser
tersebut akan dilumatkan didalam digester. Digester adalah alat
yang digunakan untuk memisahkan daging buah dengan biji sawit. Di
dalam digester terdapat pisau sebanyak 9 buah yang digunakan untuk
mengiris, melumatkan dan mengaduk bahan,melempar atau mendorong
buah yang telah dilumatkan keluar dari bejana adukan (ketel adukan)
dimasukkan ke dalam screw press. Dikatakan ketel adukan karena
didalam digester dimasukkan uap panas yang masih mengandung air
yang berasal dari boiler, maksud dari uap panas ini adalah untuk
memudahkan buah terpisah dari inti sawit (kernel) yang masih
terdapat cangkangnya. b. Alat Pengempa (Screw Press)
Gambar 7. Screw PressFungsi untuk mengambil minyak kasar (Cruide
Oil) dari daging buah (Pericarp). Screw Press yang ada di PKS SPS 2
sebanyak 4 unit. Alat ini terdiri dari press silinder dan
didalamnya ada 2 buah screw ulir (scew press) yang berputar
berlawanan arah.5. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)
Gambar 8. Stasiun KlarifikasiBuah kelapa sawit yang merupakan
bahan baku penghasil minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO)
dan inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) secara umum mempunyai
komposisi : minyak, air dan padatan (kotoran, serabut, cangkang dan
biji) didalamnya. Untuk mendapatkan CPO yang bermutu serta bernilai
ekonomis yang tinggi maka perlu dihasilkan CPO yang betul-betul
murni 100 %, dan terbebas dari kandungan kadar air dan padatan atau
kotoran lainnya.Oleh karena itu perlu dilakukannya proses pemisahan
dan pemurnian CPO dari kadar air maupun padatan-padatan lainnya.
Proses pemisahan dan pemurnian merupakan proses pengolahan terakhir
untuk mendapatkan CPO. Proses ini merupakan kelanjutan dari proses
pengempaan (screw press). Proses dan mesin / alat yang digunakan
dalam proses ini diantaranya :a. Sand Trap Tank (Tangki Pemisah
Pasir)Fungsi dari tangki ini adalah menampung minyak dari screw
press dan sekaligus melakukan atau terjadi pemisahan antara minyak,
pasir kasar dan kotoran-kotoran lainnya. Dari proses ini nantinya
dihasilkan minyak kasar sedangkan pasirnya di drain.b. Vibrating
Screen/Vibro Separator (Saringan Bergetar)
Gambar 9. Vibrating ScreenBerfungsi untuk memisahkan benda-benda
yang padat dan lumpur di dalam minyak kasar. c. Crude Oil Tank
Gambar 10. Oil TankTangki ini berfungsi untuk menampung minyak
kasar yang telah disaring, untuk dipompa ke dalam tangki pemisah
dengan pompa minyak kasar. Pada Crude Oil Tank ini minyak
dipanaskan dengan steam dan digunakan sistem pipa pemanas, dan suhu
dipertahankan 90-95 oC.d. CST (Continous Settling Tank) atau Tangki
Pemisah
Gambar 11. CSTCST merupakan tempat penampungan minyak dari semua
pengolahan. Fungsi dari tangki ini adalah untuk memisahkan antara
minyak, kadar air, kotoran atau lumpur serta pasir. Sistem
pemisahan yang terjadi pada tangki ini adalah dengan cara
pengendapan (sistem gravitasi). Hasil dari pemisahan ini nantinya
akan timbul 2 lapisan yaitu: lapisan minyak dan sludge. Minyaknya
akan masuk kedalam oil tank setelah masuk ke dalam vacum dryer.
Sedangkan slugenya akan dikeluarkan melalui underflaw dan kemudian
dibawa ke vibrating screen.e. Oil TankAlat ini berfungsi sebagai
penampung minyak yang dialirkan dari CST. Sistem pemanasannya sama
dengan CST yaitu sistem steam injeksi. Baru kemudian dialiri uap
dengan sistem pemanasan spiral. Suhu normal di Oil Tank berkisar
90-95 oCf. Vacum Dryer
Gambar 12. Vacum DryerFungsi dari pada alat ini adalah untuk
mengeringkan minyak atau memisahkan air dari minyak dengan cara
penghampaan. Air yang berada didalam vacum dryer yang bersuhu 95o C
dengan tekanan 0,8 bar nantinya akan diuapkan melalui pipa dan akan
masuk kedalam hot water. Sedangkan minyak akan turun kebawah dan
akan ditransfer melalui pipa ke penyimpanan minyak (storage tank)
dan selanjutnya siap dipasarkan.g. Sand cycloneFungsinya adalah
sebagai penangkap pasir yang terkandung didalam sluge untuk
memudahkan proses selanjutnya.h. Sludge TankFungsi dari tangki ini
adalah sebagai tempat memisahkan lumpur/kotoran dan minyak yang
masih terikut ke dalam sludge yang berasal dari tangki CST.
Biasanya kandungan minyak yang berada dalam sludge tank berkisar
antara 5-6% (Standart 8%). i. Sludge Centrifuge (Sentrifusi
sludge)Alat ini berfungsi untuk memisahkan kembali minyak yang
masih berada di sludge balance tank dengan kecepatan putar gaya
sentrifugal 1500 rpm. Sludge Centrifuge yang ada di PT. SPS 2
adalah sebanyak 6 unit.j. Recycle tankFunsinya adalah sebagai
tempat tampungan minyak yang keluar dari Sluge Centrifugasi sebelum
kemudian dipompa lagi menuju CST. Dan siklusnya akan berlangsung
terus menerus.k. Sludge Pit (Bak Penampung Lumpur)Fungsi dari bak
ini adalah untuk menampung limbah sementara untuk diendapkan
apabila ada sisa minyak sebelum dibawa ke tempat limbah.
l. Storage tank
Gambar 13. Storage TankFungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan minyak sebelum dipasarkan suhunya 45-55 derajat celcius
dengan kapasitas 2500 ton/tangki sebanyak 2 tangki. Dan standar CPO
dari PKS SPS 2 adalah :1. Air 0,2 %2. Kotoran 0,04 %6. Stasiun
Kernel
Gambar 14. Stasiun KernelMinyak sawit merupakan hasil utama dari
proses pengolahan TBS (tandan Buah Segar) yang dikeluarkan dari
perebusan dan pemerasan (pressan) dan dikenal dengan minyak sawit
kasar atau Crude Palm Oil (CPO) dengan hasil samping berupa serabut
(fiber), cangkang (shell) dan kernel. Pengolahan biji sawit
meliputi pemisahan serabut dari biji, pemeraman biji dan pemisahan
inti dari cangkangnya serta pengeringan. Adapun tahap-tahap yang
harus dilewati untuk mendapatkan inti (kernel) adalah :a. Fiber
CycloneAmpas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan
biji yang masih menggumpal masuk ke fibre cyclone. Fibre cyclone
merupakan pemisahan antara fibre dan Nut dengan cara fibrenya
dihisap keluar ketangki /siklon tabung dan kemudian fibrenya
ditranfer untuk bahan bakar boiler. b. Polishing DrumBerfungsi
untuk melepaskan fibre yang masih melekat pada nut setelah proses
fiber cyclone.c. Nut Silo Nut Silo berfungsi untuk menurunkan
pengaruh pectin (sebagai lem pelekat) yang terdapat diantara
cangkang dan inti untuk dipecah didalam alat pemecah (ripple
mill).d. Ripple MillBiji dari Nut silo masuk ke Ripple Mill untuk
dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Biji yang masuk
melalui akan mengalami suatu gaya sentrifugal sehingga biji keluar
dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan inti menjadi
pecah.
e. Hidro CycloneBerfungsi untuk memisahkan antara sell dan
kernelnya dengan cara sentrifugasi didalam fortex dan sellnya
diangkat ke sell bungker dan kernelnya masuk ke kernel silo.f.
Kernel siloKernel silo berfungsi sebagai tempat penggorengan atau
pemasakan dan pemanasan untuk dikeringkan kernelnya dengan suhu
65-70 derajat celcius.g. Wet ConveyorFungsinya adalah untuk
mengantarkan kernel yang sudah kering menuju kernel bunker.h.
Kernel BunkerBerfungsi sebagai tempat penampungan kernel sebelum
dipasarkan.i. Sell BungkerTempat penyimpanan sell sebelum digunakan
sebagai bahan bakar boiler atau dibuang.6. Stasiun Pembangkit Uap
(Boiler)
Gambar 15. Stasiun BoilerBoiler merupakan suatu alat penukar
panas (Heat Exchanger) yang memfasilitasi perpindahan panas dari
bahan bakar ke fluida agar fase yang digunakan untuk menggerakkan
alat-alat mekanis tersebut berubah. Fluida yang digunakan untuk
memanaskan adalah air yang telah dibersihkan dari senyawa-senyawa
kimia, misalnya besi. Apabila zat ini tidak dibersihkan terlebih
dahulu dari air, maka akan merusak pipa-pipa boiler pada saat
pemanasan. Kerusakan yang ditimbulkan berupa pembentukan
kerak-kerak pada permukaan dalam pipa-pipa boiler yang digunakan
atau yang disebut dengan Fouling Factor (Faktor Pengotoran). Uap
dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa
sawit berasal dari boiler yang memproses air dari tangki deaerator.
Boiler yang digunakan pada pabrik kelapa sawit PT. Surya Panen
Subur 2 berbahan bakar serabut (fibre) dan cangkang, yang memiliki
nilai kalori berbeda. Nilai kalori pada cangkang sebesar 4.300
kcal/kg, sedangkan nilai kalori pada fibre sebesar 2.350 kcal/kg..
Uap yang dihasilkan akan digunakan untuk menghidupkan turbin uap
dengan tekanan 19-21 Bar (Kg/cm2). Konsep utama dari sebuah boiler
adalah sebuah vessel untuk membangkitkan uap. Pada boiler-boiler
yang berukuran besar pemanasan bertujuan untuk menghasilkan uap.
Posisi tungku pembakaran sangat mempengaruhi jumlah panas yang
ditransfer. Tungku pembakaran terletak pada bagian bawah boiler.
Seluruh panas yang dihasilkan harus ditransfer melalui permukaaan
perpindahan panas untuk mencapai air yang berada didalam tabung.Air
merupakan kebutuhan yang sangat penting pada pabrik pengolahan
kelapa sawit PT. Surya Panen Subur 2. Hal ini karena air akan
diolah untuk menghasilkan steam yang sangat dibutuhkan dalam
pengolahan dan pengoperasian pabrik. Air yang dihasilkan dari
proses pengolahan ini harus memenuhi standar air umpan boiler.a.
Kolam Penampungan (Water Basin)Air dari waduk dipompakan ke dalam
water basin sehingga terjadi pengendapan (lumpur dan
kotoran-kotoran) secara alami lalu dipompakan kembali ke tangki
pengendap (clarifier tank).b. Tangki Pengendap (Clarifier
Tank)Tangki ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu proses
pengendapan dan diinjeksikan zat-zat kimia yaitu aluminium sulfat,
soda ash, ameblok dan cargefat. Soda ash berfungsi untuk mengatur
pH dan zat lainnya berfungsi untuk menggumpalkan kotoran dalam air
sehingga mengendap di dasar tangki. Air pada bagian atas dialirkan
ke reservoir tank yang berfungsi untuk menampung air sebelum
dialirkan ke sand filter.c. Penyaring Pasir (Sand Filter) Dalam
sand filter, air disaring melalui pasir-pasir halus sehingga
partikel-partikel padatnya akan tertahan pada permukaan pasir dan
air mengalir keluar melalui bagian bawah dan dipompakan ke water
tower. Dari water tower ini air dibagikan untuk keperluan antara
lain untuk unit umpan boiler, keperluan domestik, kantor,
laboratorium serta keperluan proses.d. Tangki Pemisah Kation
(Kation Tank)Fungsi dari tangki kation adalah untuk :1.
Mengurangi/menghilangkan kesadahan air akibat garam-garam Ca2+ dan
Mg2+.2. Mengurangi/menghilangkan alkalinitas dari garam-garam
alkali.3. Mengurangi/menghilangkan zat-zat padatan terlarut yang
menyebabkan timbulnya kerak pada ketel.Apabila resin kation telah
jenuh, maka untuk meregenerasi/mengaktifkan kembali resin ini
diinjeksikan larutan HCl.e. Tangki Penukar Anion (Anion Tank)Tangki
penukar anion berfungsi untuk menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, HCl,
H2SiO3 yang terbentuk pada tangki penukar kation yang mengakibatkan
pH menjadi tinggi dan juga menghilangkan garam-garam mineral dalam
air. Apabila resin anion telah jenuh, maka untuk mengaktifkan
kembali resin ini diinjeksikan larutan NaOH.f. Tangki Air Pengumpan
(Feed Water Tank)Dalam feed water tank air dari anion tank
dipanaskan dengan steam hingga temperatur 95oC dengan tujuan untuk
memudahkan pelepasan gas pada deaerator.g. Pembuang Gas
(Deaerator)Tujuan dari deaerasi adalah untuk menghilangkan gas-gas
CO2 dan O2 yang terlarut dalam air yang dapat menyebabkan korosi
dan kerak pada pipa-pipa boiler. Penghilangan gas-gas yang terlarut
tersebut adalah dengan pemanasan menggunakan steam yang
diinjeksikan langsung ke dalam air yang berlawanan arah dengan
aliran air. Temperatur di dalam tangki dijaga tetap, temperatur air
sekitar 90 100 oC. Air dalam deaerator sebelum masuk ke boiler
diberi bahan kimia yang berguna menurunkan PH, mencegah terjadinya
korosi dan pembentukan kerak pada ketel.
B. Losses Pabrik1. Sterilizer CondensateMoisure minimum 85 %Oil
Wet Basic maksimum 3 %2. PressPress cake fibre maksimum 6
%Broken/total nut maksimum 18 %3. Sludge UnderflowMoisture maksimum
85 %Oil Wet Basic maksimum 8 %5. Sludge SentrifugeOil wet basic
maksimum 0,8 %Oil dry basic maksimum 11 %6. Final EffuentOil wet
basic maksimum 0,8 %Oil dry basic maksimum 11 %7. Janjang kosongOil
wet basic maksimum 1,5 %Oil wet nut maksimum 0,5 %8. Broken Ripple
Mill maksimum 15 %9. Fiber Cyclone maksimum 2 %10. Efisiensi ripple
mill minimum 95 %11. LTDS 1 maksimum 2 %12. LTDS 2 maksimum 5 %13.
Shell HidroCyclone 3-4 %C. Mutu Kernel Dit Kernel 6,00 7,50
%Moisture Kernel 6,00-7,50 %D. Mutu CPOFFA (Asam Lemak Bebas)
maksimum 2,5 %Moisture maksimum 0,20 %Dirt maksimum 0,040 %
V. PENUTUP
A.Kesimpulan1. Perebusan bertujuan untuk menghentikan aktivitas
enzim pada buah dan memudahkan brondolan lepas dari janjangan serta
menurunkan kadar air yang terkandung dalam buah sehingga
mempermudah lepasnya daging buah dan membantu proses pelepasan inti
dari cangkang.2. Thresher bertujuan untuk melepas dan memisahkan
brondolan dari janjangannya.3. Fungsi pengempa (Screw Press)
berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (Cruide Oil) dari daging
buah (Pericarp)4. Pemurnian merupakan suatu proses yang sangat
menentukan kualitas dan mutu dari minyak sawit mentah (CPO), karena
proses pemurnian ini adalah proses terakhir dari pengolahan minyak
kelapa sawit.5. Pemurnian bertujuan untuk menghilangkan dan
membersihkan minyak dari sampah dan pasir yang telah diolah dari
proses-proses sebelumnya sehingga mendapatkan CPO yang baik.6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu CPO adalah kadar asam lemak
bebas (ALB), kadar air dan kadar kotoran. 7. Standar mutu minyak
kelapa sawit di PT. SPS 2 adalah : kandungan air 0,2% dan kotoran
0,04%.E. SaranUtamakanlah keselamatan, sebelum bekerja pastikan
semua perlengkapan keamanan sudah anda gunakan.DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Kelapa Sawit Indonesia.
Jakarta. Indonesia.Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas
Industri Minyak Kelapa Sawit. Jakarta.IndonesiaKetaren, S., 1986.
Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit. IPB. Bogor.Lubis, B. 1998.
Pengawasan Terhadap Efisiensi Pengolahan dan Mutu Minyak Sawit.
Buletin.Perkebunan 19 (3),Hlm: 83-97.Maksisawit, 2009. Pasca Panen
Kelapa Sawit. Andi. Yogyakarta.Naibaho, P.M. 1999. Teknologi
Pengolahan Kelapa Sawit. Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Lampiran Dokumentasi di PT. Surya Panen Subur 2
Gambar 1. Jembatan timbang
Gambar 2. Stasiun sortasi
Gambar 3.Loading ramp
Gambar 4. Stelilizer
Gambar 5. Thresher
Gambar 6. Stasiun Press
Gambar 7. Stasiun Klarifikasi
2. Lampiran alur skema pengolahan kelapa sawit di PT. Surya
Panen Subur 2
1