LAPORAN SEMENTARA ASESMEN KONDISI TUBE BOILER UNIT 2 PLTU PAITON PT PJB UP PAITON PT PLN (PERSERO) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN BIDANG PENELITIAN SISTEM PEMBANGKITAN DAN ENERGI PRIMER JL. DUREN TIGA JAKARTA 12760. PO BOX 6701/JKSRB, Jakarta 1267 Telepon : 7973774, 7980190, 7982035 (Hunting), Fax. (021) 7991762, 7975414
206
Embed
Laporan Sementara Assesment Boiler Paiton#2 -Nov2012-Litbang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN SEMENTARA
ASESMEN KONDISI TUBE BOILER
UNIT 2 PLTU PAITON
PT PJB UP PAITON
PT PLN (PERSERO) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN BIDANG PENELITIAN SISTEM PEMBANGKITAN DAN ENERGI PRIMER JL. DUREN TIGA JAKARTA 12760. PO BOX 6701/JKSRB, Jakarta 1267 Telepon : 7973774, 7980190, 7982035 (Hunting), Fax. (021) 7991762, 7975414
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
2
Dengan hormat ,
Bersama ini kami sampaikan laporan sementara hasil assesment PLTU Paiton unit 2.
Berdasarkan surat penugasan dari Direktur Operasi Jawa Bali PT. PLN (Persero) Pusat No.
00070/121/DITOPJB/2011 tanggal 10 Januari 2011, dan notulen rapat tanggal 26
September 2012 di PT PJB UP Paiton, PLN Puslitbang Ketenagalistrikan telah melakukan
pekerjaan pengujian/pengukuran tube boiler PLTU Paiton Unit 2 dengan metode Uji Tak
Merusak/Non Destructive Test (NDT) dan uji Destructive Test (DT) di Laboratorium
Metalurgi Puslitbang Jakarta.
1. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pekerjaan asesmen tube boiler PLTU Paiton Unit 2 adalah untuk
menilai kondisi (condition assessment) tube boiler saat ini dan memberikan rekomendasi
pada komponen-komponen yang perlu perbaikan/penggantian segera.
2. DATA TEKNIK
Boiler PLTU Paiton Unit 1 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type : Single Drum
Control Circulation
Radiant Reheat
Balance Draft
Steam Pressure : 185 kg/cm2 max = 2719,5 psig
179 kg/cm2 SH Outlet = 2631 psig
43,2 kg/cm2 RH Outlet = 636 psig
Steam Temperature : 1005 0F SH Out
1005 0F RH Out
Probolinggo, Nopember 2012
Kepada :
Yth. Direktur Operasi Jawa Bali
PLN (Persero) PUSAT
Jakarta
Dari : Tim PLN Puslitbang
Hal : Laporan Sementara
Asesmen Kondisi Tube Boiler
PLTU Paiton Unit 2
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
3
SH Type : L.T. Horizontal & Pendent Panels & Platen Finishing
(3 set)
RH Type : Wall, Pendant & Platen Finishing
Furnance : Control Circulation Radiant Reheat
Econimizer :
Boiler MCR : 29320100 lb/m.at 2631 psig
: F.W inlet 497 0F
Furnance Height : El 162100
Furnance Depth : 13619.16
Furnance Widht : 15544,8
Grade El : 100000
Tahun operari : 1992
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Adapun ruang lingkup dalam pekerjaan pengukuran ketebalan/thickness tube Boiler PLTU
Paiton Unit 2 sesuai notulen meeting rapat koordinasi RLA Test SE #2, tanggal 26
September 2012 adalah sebagai berikut :
Pengukuran Ketebalan Tube ( Thickness ) :
Area sootblower Economizer E-7 (tube) : 363 titik pengukuran
Area sootblower Economizer E-7 (wall) : 456 titik pengukuran
Area sootblower Economizer E-8 (tube) : 726 titik pengukuran
Area sootblower Economizer E-8 (wall) : 912 titik pengukuran
F22 : 732 titik pengukuran
F23 : 664 titik pengukuran
S-3 Backpass at Furnace Front Roof Tubes : 342 titik pengukuran
S-4 Backpass at Furnace Rear Roof Tubes : 136 titik pengukuran
S-14 Backpass Roof Tubes : 121 titik pengukuran
S-8 Backpass Side Wall Tubes at Front : 184 titik pengukuran
S-13 Backpass Front Wall Screen Tubes : 484 titik pengukuran
S-15 Backpass Rear Wall Tubes : 121 titik pengukuran
S-19 Low Temp Shtr.Horizontal Lower : 363 titik pengukuran
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
4
S-19 Low Temp Shtr.Vertcal tube : 242 titik pengukuran
S-19 Low Temp Shtr.Vertcal tube : 21 titik pengukuran
S-20 Low Temp Shtr.Vertcal tube : 121 titik pengukuran
S-20 : 121 titik pengukuran
S-20 : 242 titik pengukuran
S-20 : 121 titik pengukuran
S-21 : 363 titik pengukuran
S-33 : 200 titik pengukuran
R-10 : 200 titik pengukuran
R-11 : 200 titik pengukuran
S- 38 : 24 titik pengukuran
S- 41 : 2 titik pengukuran
S- 1 Elbow : 21 titik pengukuran
S-33 elevasi blower : 88 titik pengukuran
R – 9 : 3520 titik pengukuran
Boroscope test :
Desuperheater : 2 hole
Reheater : 2 hole
Header Economizer Inlet : 1 hole
Replica Technik Tube ( RT) :
S-33 : 42 titik
S-38 : 24 titik
S-41 : 2 titik
Hardness Test :
S-33 : 42 titik
S-38 : 24 titik
S-41 : 2 titik
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
5
Pengujian Labortorium :
Analisa komposisi endapan/deposit (kerak)
Pada Economizer Inlet Header E-5
RLA / uji merusak / Destructive Test (DT).
2 (dua) sampel tube S -3.
1 (satu) sampel tube S-4.
1 (satu) sampel tube S-14.
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dimulai tanggal 16 Oktober s/d 11 Nopember 2012
Pelaksana : Tim PT PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan :
- Yusuf Rasyid, ST, MT
- Achmad
- Tumpal Hutagalung
- Saprudin
- Haryadi
- Dikky Dwi A, ST
- Budiyanto
- Hadi Nurcahyo
- Bagus Panji Asmoro
Dibantu oleh : PT PJB UP Paiton :
- Lalu Bramantias Gutama
- Andi
- Nanang Samsul W
5. METODOLOGI
Metode pengujian adalah Uji Tak Merusak / Non Destructive Test (NDT) pada surface benda
uji, pengujian dilakukan secara visual dan menggunakan peralatan.
Peralatan yang digunakan :
- Ultrasonic Thickness Meter
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
6
- Boroscope
- Replika Technic
- Hardness
Referensi :
- ASM Metal Handbook
- ASTM Section V
- Damage Mechanisms and Life Assessment of High-Temperatur Components,
R.Viswanathan.
- Steam Generator, BW
- Manual Book PLTU Paiton, unit 1, 2.
6. HASIL PENGUJIAN
Data hasil pengujian dilapangan dapat dilihat pada lampiran :
- Data hasil pengujian Thickness Tube pada lampiran - 1
- Data hasil pengujian Boroscope pada lampiran - 2
- Data hasil pengujian Replica/insitu metallography dan Hardness pada lampiran – 3
Hasil Pengujian Laboratorium akan dilakukan setelah dilakukan pemotong sampel, dilakukan uji
pada laboratorium metalurgi di PLN Puslitbang Jakarta.
7. EVALUASI
Hasil Pengujian Thickness Tube
Kegagalan/failure operasi boiler salah satunya disebabkan oleh terjadinya kebocoran/pecahnya
tube ketika beroperasi, salah satu penyebabnya karena terjadi penipisan pada tube sehingga tube
tidak sanggup menahan tekanan/pressure hoop stress yang terjadi. Penipisan tube boiler
disebabkan oleh adanya korosi dan erosi yang disebabkan antara lain oleh fly ash corrosion,
sootblower corrosion, coal particle corrosion, dan lain-lain. Maka pada tube boiler dilakukan
pengukuran ketebalan/thickness tube, sehingga diketahui apakah ketebalan tube masih
memenuhi MWT (Minimum Wall Thickness), apabila ketebalan tube dibawah MWT atau sama
dengan MWT maka perlu dilakukan tindakan segera untuk penggantian tube.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
7
Berikut adalah rangkuman hasil pengukuran thickness tube boiler unit 2 PLTU Paiton :
Tabel 1. Hasil maksimum dan minimum pengukuran tebal/thickness tube
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.63
5.08 4.49
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.26
5.08 4.78
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.96
5.08 5.02
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.64
5.08 5.04
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.36
5.08 5.00
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.37
5.08 5.08
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSE-7 (WALL)
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 7.58 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 7.39 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 7.51 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
Teb
al (m
m) - 7.79
7.11 7.22
Teb
al (m
m)
No. Row
No. Row
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 7.57 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 7.55 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 7.66 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) - 7.71
7.11 7.27
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.81
7.11 6.43
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
7.11 7.19
- 7.75
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
- 5.56
5.08 5.20
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.71
7.11 7.14
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.70
7.11 7.25
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSE-8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Budiyanto ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Hadi Nur Cahyo ………...
- 5.35
5.08 4.43
E‐ 8
E‐ 7Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.15
5.08 4.51
E‐ 8
E‐ 7Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Budiyanto ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Hadi Nur Cahyo ………...
- 5.46
5.08 4.91
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Budiyanto ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Hadi Nur Cahyo ………...
- 5.48
5.08 5.00
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Achmad ………...
Yusuf Rasyid, ST 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.49
5.08 5.00
E‐ 8
E‐ 7
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 5.98
5.08 5.12
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 5.96
5.08 5.12
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.64
5.08 5.12
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.65
5.08 5.07
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 5.52
5.08 5.04
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 5.51
5.08 5.08
E‐ 8
E‐ 7
Posisi PengujianCA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSE-8 (WALL)
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 7.58 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 7.39 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 7.51 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
7.79
7.11 7.22
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) -
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 7.57 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 7.55 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 7.66 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) - 7.71
7.11 7.27
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.81
7.11 6.43
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
7.11 7.19
- 7.75
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
- 5.56
5.08 5.20
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.71
7.11 7.14
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari turbin ke stack
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.70
7.11 7.25
Posisi Pengujian
E‐ 8
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSDATA PENGUJIAN THICKNESSF-22
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
- 7.31
5.58 6.00
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
241 242 241 242 Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 6.20 6.26 6.27 6.22 Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 6.21 6.25 6.22 6.24 Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.29 6.28 6.16 6.18 Ketebalan Pipa Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Desain = mm Ketelitian : 0.01 mm
Minimum = mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m) 6.58
6.00
-
5.58
No. Row
Teb
al (m
m)
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
- 7.89
5.58 6.01
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
241 242 241 242 Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 6.32 6.24 6.41 6.31 Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 6.33 6.21 6.24 6.28 Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.36 6.40 6.24 6.27 Ketebalan Pipa Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Desain = mm Ketelitian : 0.01 mmMinimum = mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) 6.99
6.02
-
5.58
No. Row
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.07
5.58 5.82
No. Row
Teb
al (m
m)
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
241 242 241 242 Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 6.09 6.11 6.06 6.05 Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.93 6.00 5.98 5.97 Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.01 6.02 6.05 6.03 Ketebalan Pipa Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Desain = mm Ketelitian : 0.01 mmMinimum = mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) 6.60
5.81
-
5.58
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSDATA PENGUJIAN THICKNESSF-23
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 6.61
5.58 5.70
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
LEVEL 4
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 6.09
5.58 5.67
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
LEVEL 4
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 6.98
5.58 5.67
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
LEVEL 4
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 6.08
5.58 5.71
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3LEVEL 4
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSDATA PENGUJIAN THICKNESSS-3
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 9.79
7.62 8.01
A B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 9.06
7.62 7.91
A B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
8.04
- 8.88
7.62
A B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B dihitung dari turbin ke stack
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 8.79
7.62 8.00
A B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSDATA PENGUJIAN THICKNESSS-4
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 7.72
7.11 7.24
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
- 7.96
7.11 7.31
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSDATA PENGUJIAN THICKNESSS-14
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
- 7.78
7.11 7.18
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Saprudin ………...
7.82
7.11 7.16
-
Posisi Pengujian
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE mengikuti susunan tube di bawah level 1
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
7.74
7.047.11
-
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE mengikuti susunan tube di bawah level 1
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
7.71
7.11 7.26
-
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE mengikuti susunan tube di bawah level 1
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
7.99
7.11 7.20
-
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 7.47 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 7.55 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 7.50 Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
7.73
7.11 7.14
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) -
Posisi Pengujian
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.48 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.49 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.41 Tipe : DMS 2 ketebalan tube < 4,00 mm
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT
` (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
-
5.08
5.99
3.61
No. Row
Teb
al (m
m)
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.40 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.39 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.38 Tipe : DMS 2 ketebalan tube < 4,00 mm
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT
` (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) -
5.08
6.34
3.06
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.02 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.41 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.40 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m)
-
5.08
5.56
2.05
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.38 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.45 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 5.42 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) - 6.46
5.08 5.17
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.43 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.51 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 5.48 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) - 5.64
5.08 4.84
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 8.62
REF* 7.01
Posisi Pengujian
BA
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 8.60
REF* 7.24
Posisi Pengujian
CA
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 8.85
REF* 7.40
Posisi Pengujian
CA
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.72 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.71 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.87 Tipe : DMS 2 ketebalan tube < 4,00 mm
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT
` (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
-
5.59
5.99
3.61
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m)
Posisi Pengujian CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.23 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.36 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.31 Tipe : DMS 2 ketebalan tube < 4,00 mm
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT
` (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
Teb
al (m
m) -
5.08
5.55
3.04
Teb
al (m
m)
No. Row
No. Row
Posisi Pengujian
CA B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.24 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.26 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.18 Tipe : DMS 2 ketebalan tube < 4,00 mm
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT
` (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m) - 5.84
5.08 3.87
No. Row
Teb
al (m
m)
Posisi Pengujian
A B C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.75 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.73 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.90 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m) - 6.73
5.44 5.04
No. Row
Teb
al (m
m)
Posisi Pengujian A B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.72 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.61 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE - Posisi A-B-C dihitung dari turbin ke stack
Kiri 5.77 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
No. Row
Teb
al (m
m) - 5.93
5.44 5.20
No. Row
Teb
al (m
m)
Posisi Pengujian BA
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.99 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.83 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Kiri 5.91 Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
6.90
5.44 5.60
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) -
Posisi Pengujian
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.90
REF* 6.79
Posisi Pengujian
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 7.88
REF* 7.05
Posisi Pengujian
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 6.06 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 6.04 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.04 Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
5.44 5.54
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m) - 6.99
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.92 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 5.97 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.06 Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
Teb
al (m
m) - 6.98
5.44 5.08
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
121 Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Kanan 5.99 Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timurTengah 6.04 Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 6.00 Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
Teb
al (m
m) - 6.85
5.44 5.13
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
DATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 11.89 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 10.67 mm Ketebalan Minimum = 10.46 mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Achmad ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 11.93 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 10.67 mm Ketebalan Minimum = 11.21 mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
No. Row
Teb
al (m
m)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Achmad ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 7.15 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 6.35 mm Ketebalan Minimum = 6.76 mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
No. Row
Teb
al (m
m)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 7.90 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 6.35 mm Ketebalan Minimum = 6.04 mm Merek : GE - Row No. 3, 6, 10, 13, 17 dan 20 pada
Tipe : DMS 2 posisi B adalah Tube S-38
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT(Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 7.93 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 6.35 mm Ketebalan Minimum = 6.82 mm Merek : GE - Row No. 3, 6, 10, 13, 17 dan 20 pada
Tipe : DMS 2 posisi B adalah Tube S-38
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT(Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Tumpal H. ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 7.98 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 6.35 mm Ketebalan Minimum = 6.80 mm Merek : GE - Row No. 3, 6, 10, 13, 17 dan 20 pada
Tipe : DMS 2 posisi B adalah Tube S-38
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT(Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Tumpal H. ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = - mm Ketebalan Maksimum = 7.81 mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = 6.35 mm Ketebalan Minimum = 6.40 mm Merek : GE - Row No. 3, 6, 10, 13, 17 dan 20 pada
Tipe : DMS 2 posisi B adalah Tube S-38
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube di bawah MWT(Minimum Wall Thickness)
ketebalan tube < 4,00
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
B - LEVEL 5
B - LEVEL 4
B - LEVEL 3
B - LEVEL 2
B - LEVEL 1
B - ELBOWA - ELBOW
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
A - LEVEL 3
A - LEVEL 4
A - LEVEL 5
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
DATA PENGUJIAN THICKNESSR-9
LOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL A POSISI : PANEL 2 LEVEL A POSISI : PANEL 3 LEVEL A
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,59
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
3,49
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9LEVEL A
Koordinator Lapangan1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL A
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL A POSISI : PANEL 11 LEVEL A POSISI : PANEL 12 LEVEL A
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,46
No. Tube No. TubeT
ebal
(mm
)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,46-
R-9LEVEL A
Koordinator Lapangan1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL A
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL A POSISI : PANEL 20 LEVEL A POSISI : PANEL 21 LEVEL A
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,62
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,16-
R-9LEVEL A
Koordinator Lapangan1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL A
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL A POSISI : PANEL 29 LEVEL A POSISI : PANEL 30 LEVEL A
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,83
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,33
R-9LEVEL A
Koordinator Lapangan1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL A
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL A POSISI : PANEL38 LEVEL A POSISI : PANEL 39 LEVEL A
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
6,16-4,57 3,45
No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9LEVEL A
Koordinator Lapangan1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL A
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL B POSISI : PANEL 2 LEVEL B POSISI : PANEL 3 LEVEL B
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,44-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,12
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL B POSISI : PANEL 11 LEVEL B POSISI : PANEL 12 LEVEL B
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,83-
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,02
R-9
Koordinator Lapangan1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL B POSISI : PANEL 20 LEVEL B POSISI : PANEL 21 LEVEL B
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,38-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,01
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL B POSISI : PANEL 29 LEVEL B POSISI : PANEL 30 LEVEL B
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,63-4,57
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube
4,01
No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL B POSISI : PANEL38 LEVEL B POSISI : PANEL 39 LEVEL B
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GEKeterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,86-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57
No. Tube No. Tube
4,38
R-9
LEVEL B Koordinator Lapangan1 Bagus Panji A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL B
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL C POSISI : PANEL 2 LEVEL C POSISI : PANEL 3 LEVEL C
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
3,775,65
4,57-
No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube
R-9Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL C POSISI : PANEL 11 LEVEL C POSISI : PANEL 12 LEVEL C
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GEKeterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,70-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,70
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
LOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
LEVEL C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONPOSISI : PANEL 19 LEVEL C POSISI : PANEL 20 LEVEL C POSISI : PANEL 21 LEVEL C
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
5,25-
No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,34
No. Tube No. Tube
R-9
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
LEVEL C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL C POSISI : PANEL 29 LEVEL C POSISI : PANEL 30 LEVEL C
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,65-
No. Tube No. Tube No. Tube
4,05
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
LEVEL C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL C POSISI : PANEL38 LEVEL C POSISI : PANEL 39 LEVEL C
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,72-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 4,02
No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9LEVEL C
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
LEVEL C
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL D POSISI : PANEL 2 LEVEL D POSISI : PANEL 3 LEVEL D
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
5,21-4,57 3,17
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. TubeT
ebal
(mm
)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9
4,57-
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL D
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL D POSISI : PANEL 11 LEVEL D POSISI : PANEL 12 LEVEL D
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
3,534,50
4,57-
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL D
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL D POSISI : PANEL 20 LEVEL D POSISI : PANEL 21 LEVEL D
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
4,96-4,57 3,36
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL D
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL D POSISI : PANEL 29 LEVEL D POSISI : PANEL 30 LEVEL D
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
4,16-4,57 3,50
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL D
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL D POSISI : PANEL38 LEVEL D POSISI : PANEL 39 LEVEL D
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
4,88-4,57 3,57
No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Husni Thamrin ………...
LEVEL D
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL E POSISI : PANEL 2 LEVEL E POSISI : PANEL 3 LEVEL E
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
-4,57 3,35
4,01
No. Tube No. Tube No. Tube
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Saprudin ………...
R-9
LEVEL E
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL E POSISI : PANEL 20 LEVEL E POSISI : PANEL 21 LEVEL E
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,40- 4,39
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Saprudin ………...
LEVEL E
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL E POSISI : PANEL 29 LEVEL E POSISI : PANEL 30 LEVEL E
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,26- 4,14
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Saprudin ………...
LEVEL E
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL E POSISI : PANEL38 LEVEL E POSISI : PANEL 39 LEVEL E
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,19- 4,84
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Saprudin ………...
LEVEL E
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL F POSISI : PANEL 2 LEVEL F POSISI : PANEL 3 LEVEL F
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,24- 4,16
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL F
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL F POSISI : PANEL 11 LEVEL F POSISI : PANEL 12 LEVEL F
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,41- 4,01
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL F
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL F POSISI : PANEL 20 LEVEL F POSISI : PANEL 21 LEVEL F
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,47- 4,50
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL F
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL F POSISI : PANEL 29 LEVEL F POSISI : PANEL 30 LEVEL F
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,44- 4,03
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9
Koordinator Lapangan1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
LEVEL F
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL F POSISI : PANEL38 LEVEL F POSISI : PANEL 39 LEVEL F
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,58- 5,64
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Tumpal H. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Haryadi ………...
R-9
LEVEL F
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL G POSISI : PANEL 2 LEVEL G POSISI : PANEL 3 LEVEL G
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,39- 4,77
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikki Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL G
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL G POSISI : PANEL 11 LEVEL G POSISI : PANEL 12 LEVEL G
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,54- 4,24
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL G
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL G POSISI : PANEL 20 LEVEL G POSISI : PANEL 21 LEVEL G
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,58- 4,43
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL G
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL G POSISI : PANEL 29 LEVEL G POSISI : PANEL 30 LEVEL G
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,37- 4,95
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL G
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL G POSISI : PANEL38 LEVEL G POSISI : PANEL 39 LEVEL G
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,06- 4,31
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL G
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 1 LEVEL H POSISI : PANEL 2 LEVEL H POSISI : PANEL 3 LEVEL H
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,27- 4,73
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL H
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 10 LEVEL H POSISI : PANEL 11 LEVEL H POSISI : PANEL 12 LEVEL H
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,19- 4,05
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL H
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 19 LEVEL H POSISI : PANEL 20 LEVEL H POSISI : PANEL 21 LEVEL H
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,41- 4,93
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL H
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 28 LEVEL H POSISI : PANEL 29 LEVEL H POSISI : PANEL 30 LEVEL H
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,56- 4,26
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL H
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITONLOKASI : R-9 LOKASI : R-9 LOKASI : R-9
POSISI : PANEL 37 LEVEL H POSISI : PANEL38 LEVEL H POSISI : PANEL 39 LEVEL H
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meterMinimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Keterangan : Tipe : DMS 2- No. Tube dihitung dari sisi turbin ke sisi stack ketebalan tube di bawah MWT Ketelitian : 0.01 mm- No. Panel dihitung dari sisi barat ke timur (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Nopember 2012Diperiksa : Penguji : Paraf
4,09-
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
4,57 3,53
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
No. Tube No. Tube
R-9Koordinator Lapangan
1 Saprudin ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
R-9
LEVEL H
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m)
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE ketebalan tube di bawah MWT
Tipe : DMS 2 (Minimum Wall Thickness)
Ketelitian : 0.01 mm ketebalan tube < 4,00 mm
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.70
4.57 3.29
A - LEVEL 1
A - LEVEL 2
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
4.57 4.74
No. Row
Teb
al (m
m)
- 5.52
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
A - LEVEL 3
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 4.52
3.78 3.59
B - LEVEL 1
B - LEVEL 2
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.86
3.81 3.49
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.04
3.81 3.43
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.74
3.81 3.06
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 5.29
3.81 3.97
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
Ketebalan Pipa Hasil Pengukuran Alat yang dipakai : Keterangan :Desain = mm Ketebalan Maksimum = mm Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm Merek : GE
Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Ketelitian : 0.01 mm (Minimum Wall Thickness)
Paiton, Oktober 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 4.85
3.81 3.53
LEVEL 5
LEVEL 4
LEVEL 3
LEVEL 2
LEVEL 1
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Tengah 8.25 8.60 8.55 7.81 8.19 8.12 Tengah 7.71 7.78 7.79 7.73 7.77 7.79 Alat yang dipakai : Keterangan :Kiri 8.24 8.21 8.49 7.95 8.34 8.03 Kiri 7.71 7.85 7.85 7.79 7.85 7.72 Nama : Thickness meter - No. Row dihitung dari barat ke timur
No. Row
Teb
al (m
m)
Teb
al (m
m)
8.60
1.92
7.16
-
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
LOKASI : S-38 LOKASI : S-38 Merek : GE mengikuti panel S-33POSISI : C POSISI : F Tipe : DMS 2 ketebalan tube di bawah MWT
Kiri 17.33 17.17 17.62 17.79 17.85 17.38 17.43 17.27 17.24 17.19 16.98 17.43 17.81 17.12 17.64 17.38 17.71 17.75 16.87 17.13 17.68 ketebalan tube di bawah MWT(Mi i W ll Thi k )
Teb
al (m
m)
PLN PUSLITBANG - Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi PrimerDATA PENGUJIAN THICKNESS BOILER TUBE
UNIT 2 PLTU PAITON
No. Row
Teb
al (m
m)
No. Row
(Minimum Wall Thickness)
Ketebalan Pipa Hasil PengukuranDesain = mm Ketebalan Maksimum = mm
Minimum = mm Ketebalan Minimum = mm
Paiton, Nopember 2012
Diperiksa : Penguji : Paraf
Koordinator Lapangan
1 Dikky Dwi A. ………...
Yusuf Rasyid, ST, MT 2 Bagus Panji A. ………...
- 18.09
15.08 16.70
A
B
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
LAMPIRAN 2
HASIL PENGUJIAN BOROSCOPE
BOILER PLTU PAITON UNIT 2
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
LOKASI BOROSCOPE / DESUPERHEATER
LOKASI BOROSCOPE / REHEATER
GAMBAR BOILER PLTU UNIT 2 PAITON DAN POSISI PENGUJIAN BOROSCOPE
LOKASI BOROSCOPE ECONOMIZER HEADER
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PENGUJIAN BOROSCOPE PADA DESUPERHEATER
SISI TIMUR
Foto No.1 Lokasi Pengujian boroscope pada Desuperheater I (timur).
Foto No.2 Pengujian boroscope pada bagian dalam header desuperheater, terlihat lubang spray tidak terjadi sumbatan, kondisi relative masih baik.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PENGUJIAN BOROSCOPE PADA DESUPERHEATER
SISI BARAT
Foto No.3 Lokasi Pengujian boroscope pada Desuperheater posisi II (barat).
Foto No.4 Pengujian boroscope pada bagian dalam header desuperheater, terlihat lubang spray tidak terjadi sumbatan, tidak mengalami deformasi kondisi relative masih baik.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
A. HASIL UJI BOROSCOPE PADA DESUPERHEATER SISI TIMUR
No.
Lokasi
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
1.
Desuperheater I (timur)
Pada bagian dalam header desuperheater, terlihat lubang spray kondisi relative masih baik.
2.
Desuperheater II ( barat)
Pada bagian dalam header desuperheater, terlihat lubang spray kondisi tidak, mengalami deformasi relative masih baik.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PENGUJIAN BOROSCOPE PADA REHEATER PIPE LINE
BOILER UNIT 2
Foto No.5 Pengujian boroscope pada bagian dalam Reheater A pipe line.
Foto No.6 Pengujian boroscope pada bagian dalam spray reheater A kondisi diselimuti korosi dan tidak terdapat indikasi crack.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Foto No.7 Pengujian boroscope pada bagian dalam pipe line reheater kondisi diselimuti general korosi dan tidak terdapat indikasi crack.
Foto No.8 Pengujian boroscope pada Reheater B pipe line.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
Foto No.9 Pengujian boroscope pada bagian dalam reheater kondisi pipe line diselimuti korosi, nozzle kondisi baik dan tidak terdapat indikasi crack.
Foto No.10 Pengujian boroscope pada bagian dalam pipe line reheater kondisi diselimuti korosi dan tidak terdapat indikasi crack.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
B. HASIL UJI BOROSCOPE PADA REHEATER PIPE LINE/SISI TIMUR
No.
Lokasi
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
1.
Reheater pipe line A (barat)
Pada bagian dalam Reheater, kondisi pada pipe line mengalami korosi, tidak terdapat indikasi crack.
2.
Reheater pipe line B (timur)
Pada bagian dalam Reheater, kondisi pada pipe line mengalami korosi, tidak terdapat indikasi crack.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
C. UJI BOROSCOPE PADA ECONOMIZER INLET HEADER
Foto No.1 Pengujian boroscope pada header Economizer inlet.
Foto No.2 Pengujian boroscope pada bagian dalam header Economizer inlet, terlihat adanya serangan korosi.dan pitting korosi.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
No.
Lokasi
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
1. Economizer Inlet Header
- Permukaan dalam header secara umum
diselimuti korosi, kerak /endapan lumpur.
Kondisi masih rentan terhadap serangan korosi lokal.
Foto No.3 Pengujian boroscope pada bagian dalam header Economizer inlet, terlihat adanya endapan deposit semacam lumpur.
Terdapat lapisan lumpur.
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
LAMPIRAN 3
HASIL PENGUJIAN REPLIKA / INSITU METALLOGRAPHY
DAN HARDNESS TUBE BOILER UNIT 2 PLTU PAITON
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
GAMBAR BOILER DAN LOKASI PENGAMBILAN
REPLIKA TEST/INSITU METALLOGRAPHY
LOKASI PENGAMBILAN REPLIKA TEST (S 33)
LOKASI PENGAMBILAN REPLIKA TEST (S 41)
LOKASI PENGAMBILAN REPLIKA TEST (S 38)
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
A. Pada S - 38 (Steam Cooled SpacerRiser Tube), sebanyak 24 spot.
NO.
LOKASI
HASIL UJI
KETERANGAN
KLASIFIKASI ERA
TECHNOLOGI
MIKROSTRUKTUR
HARDNESS (HV)
1.
S-38 1A Struktur mikro ferrit- bainit, persipitat carbida, tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 162 Min. 150 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV
Class C RL : 60 %
2.
S-38 1B Struktur mikro ferrit – pearlite, persipitat carbida, tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 170 Min. 152 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
3.
S-38 1C
Struktur mikro austenite, martensite tidak terdapat indikasi creep void, dibeberapa batas butir mengalami korosi,
Maks. 213 Min. 197 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
4.
S-38 1D
Struktur mikro austenite, martensite tidak terdapat indikasi creep void, dibeberapa batas butir mengalami korosi,
Maks. 216 Min. 198 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C
RL : 60 %
5.
S-38 2A
Struktur mikro ferritic- pearlite, tidak terdapat indikasi creep void,
Maks. 162 Min. 151 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV
Class C RL : 60 %
6.
S-38 2B
Struktur mikro ferrit - bainite, tidak terdapat indikasi creep void
Maks. 156 Min. 150 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
7.
S-38 2C
Struktur mikro austenite, martensite tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 220 Min. 202 Stdr Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
8.
S-38 2D
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void batas butir sedikit mengalami korosi.
Maks. 206 Min. 197 Stdr Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
9.
S-38 3A
Struktur mikro ferritic – bainite, tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 170 Min. 155 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
10.
S-38 3B
Struktur mikro ferrit – pearlite, bainite tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 169 Min. 152 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
11.
S-38 3C
Struktur mikro austenite, martensite tidak terdapat indikasi creep void, dibeberapa batas butir mengalami korosi,
Maks. 206 Min. 197 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
12.
S-38 3D
Struktur mikro austenite, tidak terdapat indikasi creep void, dibeberapa batas butir mengalami korosi,.
Maks. 210 Min. 197 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
13.
S-38 4A
Struktur mikro ferrit – bainite, tidak terdapat indikasi creep void, batas mengalami korosi,
Maks. 168 Min. 150 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
14.
S-38 4B
Struktur mikro ferritic, tidak terdapat indikasi creep void, batas mengalami korosi,
Maks. 165 Min. 150 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
15.
S-38 4C
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 252 Min. 205 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
16.
S-38 4D
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 225 Min. 210 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
17.
S-38 5A
Struktur mikro ferrit – bainit , tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 165 Min. 152 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
18.
S-38 5B
Struktur mikro ferritic – bainite, tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi.
Maks. 162 Min. 151 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
19.
S-38 5C
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 218 Min. 171 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
20.
S-38 5D
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi.
Maks. 219 Min. 194 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : 60 %
21.
S-38 6A
Struktur mikro ferritic – bainite tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 169 Min. 159 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
22.
S-38 6B
Struktur mikro ferritic - bainite, terdapat persipitat carbida, tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 179 Min. 168 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV
. Class C RL : 60 %
23.
S-38 6C
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 264 Min. 243 Standar Maks. 180 HV Min. 150 H
Class C ke D RL : < 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
24.
S-38 6D
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 267 Min. 241 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
Pada S - 33 (Shtr. Vertical Platen Assemblies), sebanyak 21 spot, panel 16 s/d 22
NO.
LOKASI
HASIL UJI
KETERANGAN
KLASIFIKASI ERA
TECHNOLOGI
MIKROSTRUKTUR
HARDNESS Vickers Hardness
(HV) 1.
S-33 Panel 16 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void. batas butir mengalami korosi,
Maks. 166 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
2..
S-33 Panel 16 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 182 Min. 157 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
3.
S-33 Panel 16 No.13
Struktur mikro austenite, martensite terdapat indikasi cacat creep cavities pada batas butir.
Maks. 160 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
4
S-33 Panel 17 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep cavities, batas butir mengalami korosi,
Maks. 181 Min. 167 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
5.
S-33 Panel 17 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 166 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
6..
S-33 Panel 17 No.13
Struktur mikro austenite, martensite terdapat indikasi creep cavities dan, batas butir mengalami korosi,
Maks. 182 Min. 157 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
7.
S-33 Panel 18 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 160 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
8
S-33 Panel 18 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 181 Min. 167 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
9.
S-33 Panel 18 No, 13
Struktur mikro austenite, martensite terdapat indikasi creep cavities, batas butir mengalami korosi, .
Maks. 166 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
10..
S-33 Panel 19 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 182 Min. 157 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
11.
S-33 Panel 19 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 160 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
12
S-33 Panel 19 No.13
Struktur mikro austenite martensite terdapat indikasi creep cavities, dan mengalami korosi,
Maks. 181 Min. 167 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
13.
S-33 Panel 20 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 166 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
14..
S-33 Panel 20 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 182 Min. 157 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
15.
S-33 Panel 20 No.13
Struktur mikro austenite terdapat indikasi creep cavities, pada batas butir .
Maks. 160 Min. 147 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
16
S-33 Panel 21 No.1 Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 210 Min. 178 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
17.
S-33 Panel 21 No.4
Struktur mikro austenitic tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 200 Min. 181 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
18..
S-33 Panel 21 No.13
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void pada batas butir dan mengalami korosi,
Maks. 170 Min. 152 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
19.
S-33 Panel 22 No.1
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 202 Min. 191 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
20
S-33 Panel 22 No.4
Struktur mikro austenite tidak terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 201 Min. 194 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C RL : 60 %
21.
S-33 Panel 22 No.13
Struktur mikro austenite, martensite terdapat indikasi creep void, batas butir mengalami korosi,
Maks. 173 Min. 148 Standar Maks. 180 HV Min. 150 HV
Class C ke D RL : < 60 %
Foto material tube S38 yang mengalami penipisan (thickness = 1.92 mm) tube No.6, Panel 3
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
C. Pada S – 41 (Steam Cooled Spacer Riser Tube), sebanyak 2 spot.
NO.
LOKASI
HASIL UJI
KETERANGAN KLASIFIKASI
ERA TECHNOLOGI
MIKROSTRUKTUR
HARDNESS Vickers Hardness
(HV)
1.
S-41 A
Struktur mikro ferite- pearlite, terjadi persipitat carbida, tidak terdapat indikasi creep void.
Maks. 156 Min. 150 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV
Class C RL : 60 %
2.
S-41 B
Struktur mikro ferite- pearlite, terjadi persipitat carbida, tidak terdapat indikasi creep void, dan mengalami korosi.
Maks. 164 Min. 149 Standar Maks. 200 HV Min. 160 HV.
Class C RL : 60 %
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .
LAMPIRAN 4
ERA TECHNOLOGI
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
LAMPIRAN 5
AKTIVITAS PENGUJIAN ASESMEN
TUBE BOILER UNIT 2 PLTU PAITON
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer
FOTO KEGIATAN PENGUJIAN
UNIT-2 PLTU PAITON
Foto 1. Pengukuran thickness di S-19
Foto 2. Pengukuran thickness di S-21
Foto 3. Pengukuran hardness test pada tube S-38
Foto 4. Pengukuran thickness di R-9
Foto 5. Pengujian Boroscope pada Desuperheater spray
Foto 6. Pengujian Replika Technic pada tube S-38
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .
LAMPIRAN 6
FOTO COPY SURAT PENUGASAN DARI DIREKTUR OPERASI JAWA BALI
PT PLN (PERSERO) PUSAT DAN HASIL NOTULEN RAPAT DI PT PJB UP
PAITON
PLN PUSLITBANG – Bidang Penelitian Sistem Pembangkitan dan Energi Primer .