LAPORAN PROGRAM TATALAKSANA BALITA GIZI BURUK SATELIT GIZI PUSKESMAS KALASAN Disusun Oleh : 2014
LAPORAN PROGRAM
TATALAKSANA BALITA GIZI BURUK
SATELIT GIZI PUSKESMAS KALASAN
Disusun Oleh :
2014
Daftar Isi
I.Pendahuluan
a. Kebijakan Tata Laksana Gizi Buruk
b. Pembentukan dan Pengelolaan Satelit Gizi
di Kabupaten Sleman
II.Perencanaan Kegiatan
a. Nama Kegiatan
b. Tujuan Kegiatan
c. Sasaran Kegiatan
d. Bentuk Kegiatan
e. Jadwal Kegiatan
f. Pembiayaan
III.Hasil Kegiatan
a. Deskripsi Balita Sasaran dan Penapisan Faktor Risiko Gizi Buruk
b. Catatan Perkembangan Medis Balita Gizi Buruk
c. Asuhan Gizi Balita Gizi Buruk
d. Asuhan Keperawatan Balita Gizi Buruk
e. Asuhan PHBS Balita Gizi Buruk
f. Deteksi Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk
IV.Pembahasan
V.Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
I. Kebijakan Tata Laksana Gizi Buruk
Sampai saat ini di tahun 2014 Indonesia masih menghadapi dualism
masalah kesehatan balita. Masalah tersebut adalah adanya gizi lebih dan
gizi buruk pada balita dengan rentang usia 0-60 bulan. Timbulnya masalah
kurang gizi pada anak dipengaruhi status gizi pada masa sebelum konsepsi
dan status gizi ibunya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini juga
akan mempengaruhi status gizi pada usia dewasa (inter-generation impact
of malnutrition).
Kurangnya konsumsi makanan & penyakit infeksi merupakan penyebab
langsung, kemiskinan dan pendidikan yang rendah sebagai masalah utama
yang harus ditanggulangi (Unicef, 1998). Diketahui bahwa adanya gizi
Kurang & gizi buruk merupakan 54% underlying factor dari kematian bayi &
anak. Sedangkan cacat bawaan dan kelainan congenital cenderung
sebagai underlying factor anak menjadi gizi buruk. Hasil pengamatan di
sarana pelayanan kesehatan di antaranya: penyakit jantung bawaan,
hydrocephalus, Cereberal Palsy, Labio/palato schisis (Bibir Sumbing),
Thalasemia, tumor atau keganasan. Serta adanya gagal tumbuh (failure to
thrive) pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
Indonesia mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang meliputi
Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A
(KVA), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Gangguan kurang zat gizi
mikro; dan masalah gizi lebih.
Prevalensi gizi kurang - gizi buruk berdasar Riskesdas 2007 adalah :
• Prevalensi nasional gizi kurang dan gizi buruk (BB/U) 18,4%
• Prevalensi nasional gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) 13,6%
• Ada 44 kab/kota dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/U) >
30%.
• Ada 10 kab/kota prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) > 30%.
NAD : Nagan Raya, Aceh Utara
Sumut : Tapanuli Selatan
Sumbar : Solok Selatan
NTT : Manggarai
Kalteng : Seruyan
Maluku : Seram bagian barat, Buru
Maluku Utara : Halmahera Selatan
Papua : Asmat
• 83 kab/kota dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (BB/TB) > 20%.
Sedangkan prevalensi Gizi Lebih adalah sbb.
o Dewasa IMT (> 27 kg/m²) à 11,1% (≥ 30 kg/m²) à 3,9%
(Survei IMT tahun 1997)
o Dewasa IMT (25-27 kg/m²) à 8,8%(> 27 kg/m²) à10,3%
(Riskesdas 2007)
o Balita BB/U (>+2SD) : 2,46% (2003)
Kebijakan Pemerintah dalam menanggulangi gizi buruk dituangkan
dalam Sasaran Pembangunan Kesehatan RPJMN 2010-2014
Menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18.4% menjadi setinggi-tingginya
15%
Menurunkan prevalensi balita pendek dari 36.8% menjadi setinggi-tingginya
32%
Prioritas Pembangunan Gizi di Indonesia tahun 2011-2015 meliiputi :
Tujuan:
Meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat untuk
menurunkan prevalensi gizi kurang dan prevalensi stunting, serta
mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan.
Kegiatan Prioritas:
1. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui kampanye
Gerakan Nasional Sadar Gizi serta penyediaan KIE, khususnya dalam
pemberian ASI Eksklusif, ASI hingga usia dua tahun atau lebih dengan
penambahan MP-ASI lokal, gizi ibu, pemantauan pertumbuhan, dan cuci
tangan pakai sabun.
2. Suplementasi dan fortifikasi gizi mikro, terutama pemberian
vitamin A pada balita usia 6 – 59 bulan, pemberian taburia untuk usia 6 –
24 bulan, pemberian besi folat minimal 90 tablet pada ibu hamil,
konsumsi garam yodium, fortifikasi tepung terigu, fortifikasi minyak
goreng, dan pemberian obat cacing pada balita 1 – 5 tahun.
3. Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang yang terdiri dari
Tatalaksana Anak Gizi Buruk melalui rawat inap di rumah sakit,
Puskesmas perawatan, TFC dan tatalaksana rawat jalan di masyarakat,
dan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita gizi kurang.
SPM bidang kesehatan di kab/kota sesuai dengan PERMENKES
741/PER/MENKES/VII/2008
• Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin: 100% (tahun 2010)
• Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan: 100% (2010)
Manajemen Kasus dilakukan dengan TERAPI GIZI yang dilaksanakan di
Puskesmas s/d rumah sakit serta rujukannya dengan memberikan tindakan,
perawatan dan pengobatan dari berbagai disiplin ilmu secara komprehensif
mengarah ke pelayanan gizi paripurna (Tim Asuhan Gizi) meliputi:
• Penyuluhan (Health Promotion)
• Perlindungan Khusus (Specific Protection)
• Deteksi Dini (Early Detection)
• Pengobatan Segera (Prompt Treatment)
• Mencegah Kecacatan (Disability Limitation)
• Rehabilitasi (Rehabilitation)
Kebijakan Teknis Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 :
1. Memperkuat peran masyarakat dlm pembinaan gizi masyarakat melalui
Posyandu.
2. Memberlakukan standar pertumbuhan anak Indonesia.
3. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi & anak.
4. Meneruskan suplementasi gizi pada balita, remaja, ibu hamil dan ibu nifas
serta fortifikasi makanan.
5. PMT pemulihan diberikan pada anak gizi kurang dan ibu hamil miskin dan
KEK.
6. Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat inap di
Puskesmas perawatan, RS & Pusat Pemulihan Gizi (TFC) maupun rawat
jalan di Puskesmas & Pos Pemulihan Gizi (CFC).
7. Memperkuat surveilans gizi nasional.
Penanggulangan gizi buruk (WHO/UNICEF/SCN, 2005) terdiri dari Facility
based dan community based :
- Facility based adalah perawatan Gizi Buruk dengan komplikasi dirawat-
inap di fasilitas kesehatan (Puskesmas perawatan, TFC, RS); dilakukan
perawatan dan pengobatan sesuai Tatalaksana Anak Gizi Buruk sesuai
dengan 10 langkah dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk dan
Penanganan 5 kondisi klinis (Kondisi I-V) sesuai dengan tanda bahaya.
- Penanganan Gizi Buruk di Community Based atau /Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat (PGBM) adalah perawatan bagi Gizi Buruk tanpa
komplikasi di “community based”’ tanpa rawat-inap. Dilakukan rawat
jalan dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan &
konseling gizi. Dengan tenaga pelaksana: tenaga kesehatan &
masyarakat (kader).
- Untuk pelayanan anak gizi buruk yang dikelola oleh tenaga kesehatan
dengan melibatkan peran serta masyarakat dibentuklah Pos Pemulihan
Gizi (PPG). PPG dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan
pengobatan anak gizi buruk di suatu tempat/ ruangan khusus, dimana
ibu ikut serta merawat anaknya secara intensif. PPG dapat
dikembangkan dengan membuat bangunan khusus atau memanfaatkan
RS/ Puskesmas Perawatan. Pemda Kab/kota bertanggung jawab untuk
tenaga, sarana, prasarana dan biaya operasional. Dinas Kesehatan
Kab/kota bertanggung jawab pada peningkatan kualitas pelayanan
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Prasyarat dibentukny Pos Pemulihan Gizi :
1. Global Acute Malnutrition (GAM): Jumlah balita BB/TB atau BB/PB <-2
SD): > 20%
2. GAM > 10 – 19,9 % + accurating factors
GAM= JumlahBalita BB /TBatau BB /PB<−2 SDTotal Balita
Catatan:
- Balita gizi buruk/sangat kurus (BB/TB-PB < - 3 SD)
- Balita gizi kurang/kurus (BB/TB-PB > - 3 SD – < - 2 SD)
Kebutuhan tenaga untuk pengelolaaan Pos Pemulihan Gizi dgn
kapasitas 20 tempat Tidur adalah sbb. Dokter 1 orang, Perawat (D3, SPK) 4
orang, Ahli Gizi (D3) 1 orang, Tenaga Pemasak 1 orang.
Kegiatan PPG meliputi :
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan Keperawatan
3. Pelayanan dan konseling gizi
4. Pendidikan kesehatan dan gizi
5. Rujukan ke posyandu/ puskesmas pembantu/ puskesmas/ rumah sakit
6. Stimulasi pertumbuhan
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Monitoring dan evaluasi
Peranan Tim Dukungan Gizi:
Dokter menentukan diagnosis, melakukan tindakan,pengobatan dan
tindak lanjut
Perawat/ bidan memberikan asuhan keperawatan
Nutrisionis menyediakan makanan, melakukan konseling gizi baik di
rumah sakit /puskesmas
Pencegahan dan tata laksana gizi buruk telah diintegrasikan secara lintas
sektoral sbb.
Untuk deteksi dan penentuan tata laksana gizi buruk, dimulai dari unit
kesehatan paling kecil dengan memberdayakan Poskesdes, Pustu, Polindes
dengan alur sbb.
II. Pembentukan Satelit Gizi Buruk di Kabupaten Sleman.
Sejalan dengan arahan Kementrian Kesehatan mengenai Tata Laksana Gizi
Buruk, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencoba mengembangkan Pos
Pemulihan Gizi atau Therapeutic Feeding Centre (TFC). Untuk mempermudah
pengelolaan, diintegrasikan kepada 4 Puskesmas dengan Tempat Perawatan;
yakni Puskesmas Mlati II, Minggir, Kalasan, dan Puskesmas Ngemplak I.
Untuk pengelolaan TFC telah dilatih pula Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari
dokter, perawat, dan nutrisionis yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan
unit terkait di UPT setempat.
Berikut alur pelayanan di satelit gizi buruk; dalam hal ini Puskesmas dengan
Tempat Perawatan.
Pos Pemulihan Gizi dikelola oleh tenaga kesehatan dan kader dan
dilakukan secara rawat jalan (non perawatan). TFC ini diperuntukkan untuk
memberikan asuhan gizi pada:
- anak gizi kurang atau Bawah Garis Merah (BGM)
- anak dengan 2 kali T pada penimbangan rutin
- anak gizi buruk tanpa komplikasi
- pasca perawatan anak gizi buruk
Kegiatan TFC :
- Pemeriksaan antropometri (LiLA, BB/PB / BB/TB)
- Penimbangan berat badan setiap minggu \
- Pemeriksaan nafsu makan, tanda klinis (sangat kurus, edema) dan
komplikasi
- Penjelasan kepada ibu ttg perkembangan status
- Pemberian Makanan Tambahan/PMT-Pemulihan
- Penyuluhan gizi dan konseling Psikologi
TFC dikembangkan untuk pelayanan anak gizi buruk yang dikelola
oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan peran serta masyarakat. TFC
lebih dilihat dari fungsinya sebagai perawatan dan pengobatan anak gizi
buruk di suatu tempat/ ruangan khusus, dimana ibu ikut serta merawat
anaknya secara intensif. TFC dapat dikembangkan dengan membuat
bangunan khusus atau memanfaatkan RS/ Puskesmas Perawatan
Pada pelaksanannya Pemda Kab/kota bertanggung jawab untuk
tenaga, sarana, prasarana dan biaya operasional. Sedangkan Dinas
Kesehatan Kab/kota bertanggung jawab pada peningkatan kualitas
pelayanan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
BAB II
PERENCANAAN KEGIATAN
a. Nama Kegiatan
Penanganan Balita Gizi Buruk di Satelit Gizi Puskesmas Kalasan
dengan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin selama 90 hari.
b. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum : Menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk di wilayah Kabuoaten Sleman
b. Tujuan Khusus :
i. Mencegah kematian anak (Case Fatality Rate/CFR)
ii. Mencegah gangguan tumbuh kembang berkelanjutan (growth
faltering)
iii. Mencapai garis pertumbuhan anak (growth trajectory)
c. Sasaran Kegiatan
Balita sasaran kegiatan dikirimkan oleh 6 puskesmas sesuai rayon :
i. Puskesmas Kalasan ( 2 balita)
ii. Puskesmas Prambanan ( 2 balita)
iii. Puskesmas Berbah (1 balita )
iv. Puskesmas Depok 1 (1 balita)
v. Puskesmas Depok 2 (1 balita)
vi. Puskesmas Depok 3 ( 1 balita)
Pemilihan balita gizi buruk dalam program ini dilakukan oleh
nutrisionis tiap Puskesmas dengan mengacu pada kriteria WHO sbb.
i. Anak Gizi Buruk (BB/TB-PB <- 3 SD baku standard WHO-
2005) dengan atau tanpa gejala klinis (marasmus,
kwashiokor & marasmik-kwashiorkor)
ii. Anak gizi kurang (BB/TB-PB <- 2 SD baku standard WHO-
2005), dengan penyakit.
d. Bentuk Kegiatan
Penanganan gizi buruk dengan menerapkan 10 langkah tata laksana gizi
buruk, diwujudkan dengan kegiatan sbb.
a. Pemeriksaan fisik dan penunjang untuk penapisan faktor risiko gizi
buruk.
b. Pemberian makanan tambahan selama 90 hari dalam bentuk bahan
pangan mentah serta untuk pembuatan Formula 100.
c. Deteksi dan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak.
d. Asuhan keperawatan dan Promosi Kesehatan.
e. Jadwal Kegiatan
KegiatanApril I II III IV
MeiI II III IV
JuniI II III IV
Juli I II III IV
Koordinasi dan Persiapan
v
Kunjungan I Pemeriksaan + lab HbDTKBPenyerahan PMT tahap IEdukasi Pembuatan F-100Lab FR
v
Kunjungan IIPemeriksaan rutin + lab FR Penyerahan PMT tahap II
v
Kunjungan IIIPemeriksaan rutin Penyerahan PMT tahap III
v
Kunjungan IVPemeriksaan rutinPenyerahan PMT tahap IV
v
Kunjungan VPemeriksaan rutin Skrining PKTBPenyerahan PMT tahap V
v
Kunjungan VIPemeriksaan rutinPenyerahan PMT tahap VRTL sesuai Puskesmas Asal
v
Evaluasi Penyusunan Laporan
v
f. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
dengan mata anggaran Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin untuk
balita gizi buruk sebanyak 6 kasus selama 90 hari, dengan rincian 3 kali
sehari x @Rp.15. 000,00.
BAB III
HASIL KEGIATAN
a. Deskripsi Balita Sasaran dan Penapisan Faktor Risiko Gizi Buruk
Berikut Data 8 Balita Sasaran Program
Data Dasar An.laks An. nada An. hanisa An. Mimo An.Arfan An.Danendra An. Habib A.Ghozi
Asal Puskesmas Kalasan Kalasan Depok 1 Berbah Depok 3 Prambanan Prambanan Depok 2
TTL 08-09-2010 30-07-2013 10-07-2013 15/07/2013 01/11/2012 03/12/2012 31/12/2012
Jenis kelamin L P P P L L L L
Umur 44 36 40 40 18bl
BB 9.6 6.2 5.8 5.6 7 8.3 8 8.2
TB 89.9 67 65 65 72 79.5 77 79.5
Status gizi BB/U Buruk kurang Buruk Buruk Buruk Kurang Kurang Buruk
BB/TB pendek normal pendek pendek pendek normal normal s.pendek
Penyakit Pemberat/RPD
- Tb Anak Post mondok RS pneumonia
Prematurits Down Syndrome - - -
Riwayat kelahiran Aterm, spontan, 3000g
Aterm, spontan, 2500g
Aterm, spontan2500g
Preterm 8bln, spontan di RS,
1800g
Aterm, spontan 3450g
Aterm, spontan , 2500g,
Aterm, spontan3200g
Sc kpd 36 mgg2.3 kg
Riwayat imunisasi Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap lengkap Lengkap Lengkap Lengkap
ASI eksklusif 5 bln 3 bl 3 bl 6 bl 6 bl 2 minggu 6 bl 6 bln
PASIMPASI 5 bln MPASI sejak 3
bulan
+ASI +formula smp 6 bln, 6 bln SUN, 8 bln nasi
lembek
MP ASI 6 bulan MP ASI 6 bulanMP ASI sejak 2
mgg
MP asi 6 bulan Mp asi 6 bln
Kondisi kedelapan balita yang menjadi sasaran program, dengan kriteria
BB/U, didapatkan lima balita < 3 SD (gizi buruk), dan 3 balita gizi kurang.
Sementara dengan indicator BB/TB terdapat 2 balita sangat kurus dan 6
balita kurus.
Nama BB/U TB/U BB/TB
Laksmana BURUK PENDEK S.KURUSNada KURANG NORMAL KURUS
Hanisa BURUK PENDEK KURUSMimo BURUK PENDEK KURUSArfan BURUK PENDEK KURUS
Danendra KURANG NORMAL KURUSHabib KURANG NORMAL S.KURUSGhozi BURUK S.PENDEK KURUS
DATA FOOD FREKUENSI BALITA TFC DI KALASAN
Bahan makanan/ frekuensi LAKSAMANA NADA SAFIRA HANISAH
MIMO TALITA
ARFAN HANAFI danendra HABIB GHOZI
1 Makanan Pokok 3x 2x 3x 3x 3x/ hari 2-3 x 33x/ hari
2 Lauk Hewani 2x 1x 2x 2x 1 11
3 Tahu 1x 1x 2x 1x 2-3x/hr 1 x 2 - 3x1
4 Tempe tdk mau 1x 1x 1x 2-3x/hr 1 x 2 - 3x1
5 Sayuran tdk mau 2x 2x 3xkuah kaldu 2- 3 x 2 - 3x
2
6 Buah tdk mau 1x 1x-2x 2x1-2x/mgg jrg 2 - 3 / mgg
4-5/mgg
7 Susu 4 x @180 ml 6x @60cc 3x60ml 3x
3 x dicampur
bubur3x 120
8 Teh 1 x 3sdt 3 jrg0
9 Air Putih susah 1 x 1/2 gls 3gls 3 4x3
10 Selingan (sebutkan) biskuit/wafer biskuit biskuit
roti kukus
jajan pasar JAJAN
PASAR 11 ASI Pagi+Sore
Riwayat persalinan 6 diantaranya baik, aterm, sesuai masa kehamilan,
secara spontan, 1 balita terlahir SC dikarenakan KPD, 2 balita BBLR
dengan komplikasi prematuritas. Kesemuanya ditolong oleh tenaga kesehatan.
Riwayat imunisasi dasar pada semua balita balita lengkap. Diketahui
dari hasil wawancara bahwa hanya 3 balita yang mendapatkan ASI
eksklusif. Sisanya mendapatkan ASI namun sebelum usia 6 bulan sudah
ditambah dengan MP–ASI. Adanya kegagalan ASI eksklusif dan pola
pemberian PASI sebagian tidak sesuai umur dan kemungkinan menjadi
salah satu faktor risiko gizi buruk.
Secara umum, latar belakang sosial ekonomi balita sasaran gizi
buruk adalah menengah ke bawah, dengan pendidikan rata-rata SMA/
sederajat. Pemantauan tumbuh kembang dengan pengukuran SDIDTK
didapatkan hasil………………………. (Hasil terlampir).
Pemantauan keperawatan (hasil terlampir
Penilaian aspek asah asih asuh juga menjadi perhatian khusus,
hasil asesmen psikolog terlampir. ………………………..
Satu balita dengan penyakit pemberat down syndrome dengan kelainan
jantung disangkal selama kontrol tumbuh kembang di RS Sardjito, satu balita TB, namun
tidak didapatkan kelainan congenital lainnya. Berikut data penunjang dari
Balita gizi buruk terkait kondisi keluarga, sosial ekonomi, dll.
An.laks An. nada An. hanisa
An. Mimo An.Arfan An.Danendra
An. Habib
A.Ghozi
Data Ortu Tn.KNy.D
Tn. FNy. E
Tn.SNy. S
Tn ENy. Y
Tn.KNy.M
Tn.SNy.M
Tn.ENy. Y
Tn. LNy. A
Pendidikan
SMK/ SMK
SD/ SMA SMAN/ SMA
SMA/ SMA
STM/ SMEA
SD/ SMA
SMA/ SLTP
S1/ D3
Pekerjaan Sopir/ IRT
Honorer/ IRT
Petani/ IRT
Buruh/ Buruh
CS/ IRT Buruh/ IRT
Buruh/ IRT
Swasta/ IRT
SDIDTK / KSPP skor
10 NORMAL
10 NORMAL
10 NORMAL
10 NORMAL
0 PERLU DIRUJUK
10 NORMAL
10 NORMAL
9 NORMAL
TDD 0 PERLU DIRUJUK
NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL
Paparan Rokok
Ya Ya Ya Ya Tdk Ya Ya Tdk
ASAH ASIH ASUH
b. Catatan Perkembangan Medis Balita Gizi Buruk
Klinis Gizi Buruk An. laks An. nada An. hanisa An. mimo An. arfan An.danen An. habib An. Ghozi
Tanda Bahaya Syok
Letargis Dehidrasi
---
---
---
---
---
---
---
---
SuhuNadi
Respirasi
Tanda Klinis Sangat kurus
Edema Dermatosis
Ya--
Ya--
Ya--
Ya--
Ya--
Ya--
Ya --
Ya --
Klinis dg edema
Rewel/ apatis Rambut jagung Hepatomegali Wajah sembab
Hipotrofi
-----
-----
-----
-----
-----
-----
-----
-----
Klinis non edema
Wajah tua Baggy pants Perut cekung Iga gambang Atrofi otot
-----
-----
-----
-----
-----
-----
-----
-----
Tanda pada mata Bercak bitot
Nanah/radang Ulkus kornea Conjunctiva
anemis Sklera ikterik
---
Ya
-
---
Tidak
-
---
Ya
-
---
Tidak
-
---
Ya
-
---
Ya
-
---
Tidak
-
---
Tidak
-
Diare BAB cair
BAB darah Muntah
Tanda dehidrasi
----
----
----
----
----
----
----
----
Tanda infeksi Limfadenopati
Px sistem--
Coli Multiple
-Skor TB
=8Mulai
OAT TB anak
limfadenopati-
limfadenopati
limfadenopati
-
--
--
--
Hb 10.2 11,4 10,4 10,6 10 10 9,2 10
Glukosa darah 78 92 90 110 123 90 110 122
Rx Campak (3 bln) - - - - - - - -
ASSESMENT KONDISI V KONDISI V
KONDISI V KONDISI V KONDISI V
KONDISI V KONDISI V KONDISI V
PLANNING PMT Tumbuh kjrSuplmn FeTx infeksi
PMT Tumbuh
kjrSuplmn
FeOAT TB
PMT Tumbuh kjrSuplmn Fe
PMT Tumbuh
kejar
PMT Tumbuh
kjrSuplmn
Fe
PMT Tumbuh
kjrSuplmn Fe
PMT Tumbuh
kjrSuplmn Fe
PMT Tumbuh
kjrSuplmn Fe
DATA AWAL LABORAT BALITA TFC
Pemeriksaan LAKSAMANANADA
SAFIRA HANISAHMIMO TALITA
ARFAN HANAFI DANENDRA HABIB GHOZI
Hb 10.2 11.4 10.4 10.6 10 10 9.2 10
GDS 76 92 90 110 123 90 110 122
KED 20 13 28 18 14 9 9 22
Leokosit 7800 11600 10,200 6300 12300 6900 5800
Diff tel
a. Basofil 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Eosinofil 1 2 1 2 1 2 2 1
c. N. Batang 1 2 1 2 1 1 2 2
d. N. Segmen 60 45 30 47 59 51 42 44
e. Limfosit 36 48 64 46 36 44 52 51
d. Manosit 2 3 4 3 4 7 2 2
Berdasar pemeriksaan pada kunjungan pertama kedelapan balita sasaran
kegiatan merupakan balita gizi buruk dengan kondisi V tanpa tanda bahaya.
Sehingga direncanakan pemberian makanan tambahan untuk tumbuh kejar,
suplementasi Fe, pelacakan dan pengobatan penyakit penyerta.
Pada pemberian PMT tumbuh kejar, energi dan protein ditingkatkan sesuai
kemampuan.
energi : 150-220 kkal/kgBB/hari
protein: 4-6 g/kgBB/hari
cairan sesuai kebutuhan
F100, bertahap ditambah makanan keluarga
Dilakukan evaluasi kenaikan berat badan:
minimal 5 g/kgBB/hari atau 50 g/kgBB/minggu
Seharusnya sesuai pedoman dilaksanakan fase rehabilitasi ini berlangsung 2-4
minggu di Puskesmas dengan tempat perawatan sambil menyiapkan fase
tindak lanjut saat balita dirawat di rumah.
Sepulang rawat inap :
teruskan pemberian makanan tumbuh kejar
kontrol teratur:
o setiap minggu pada bulan pertama
o setiap 2 minggu pada bulan kedua
o selanjutnya setiap bulan
lanjutkan/lengkapi imunisasi dan vitamin A
lanjutkan pengobatan penyakit penyerta
Kesemua penanganan tersebut membutuhkan waktu sampai 4 - 5 bulan
Akan tetapi pada praktiknya, jangka waktu kegiatan tata laksana gizi
buruk di satelit gizi Puskesmas Kalasan tahun 2014 dibatasi selama 90 hari,
dan tidak memungkinkan dilakukannya rawat inap. Sehingga ibu/pengasuh
diajari cara membuat Formula 100 dan pemberiannya serta konseling gizi.
Pemantauan kondisi umum dan berat badan tinggi badan dilakukan tiap
2 minggu sekali. Berikut tabel perkembangan berat badan balita sasaran
kegiatan.
DATA BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN BALITA TFC KALASAN
Nama balita I II III IV V VI
BB TB BB TB BB TB BB TB BB TB BB TB
Laksmana9.6 89.9 10 90 9.7 90 10 90.5 10.7 91 10.8 91
Nada 6.2 67 6.1 67 6.4 69 6.7 69.5 7 70.5 6.7 70.8
Hanisa5.8 65 6.5 67 6.5 67 6.7 68 6.9 69 7 70
Mimo5.6 65 5.6 66 5.8 66.5 5.9 67.2 6 68 5.9 69
Arfan 7 72 7.1 76 7.4 76 7.8 77 7.7 78 8.4 78
Danendra8.3 79.5 9.4 79.5 8.9 80 9.2 80.5 9.0 80.5 9 82
Habib8 77 8 77.5 8.3 77.5 8.4 78 8.3 78 8.1 79
Ghozi8.2 79.5 8.4 79.5 8.5 80 8.7 81 9 81 9.5 81
DATA STATUS GIZI BB/UNama balita I II III IV V VI
Laksmana BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK
Nada KURANG KURANG KURANG BAIK BAIK KURANG
Hanisa BURUK KURANG KURANG BAIK BAIK BAIK
Mimo BURUK BURUK BURUK KURANG BURUK BURUK
Arfan BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK KURANG
Danendra KURANG BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
Habib KURANG KURANG KURANG KURANG KURANG KURANG
Ghozi BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK KURANG
DATA STATUS GIZI BB/TBNama balita I II III IV V VI
Laksmana SANGAT KURUSSANGAT KURUS
SANGAT KURUS
SANGAT KURUS
KURUS KURUS
Nada KURUS KURUS KURUS KURUS NORMAL KURUS
Hanisa KURUS NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL
Mimo KURUS KURUS KURUS KURUS KURUSSANGAT KURUS
Arfan KURUSSANGAT KURUS
SANGAT KURUS
KURUSSANGAT KURUS
KURUS
Danendra KURUS NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL KURUS
Habib KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS
Ghozi SANGAT KURUS KURUS KURUS KURUS KURUS NORMAL
c. Asuhan Gizi Balita Gizi Buruk
1. Data Obyektif
i.Anthropometri
Data Antropometri An.laks An. nada An. hanisa An. Mimo An.Arfan An.Danendra An. Habib A.Ghozi
Asal Puskesmas Kalasan Kalasan Depok 1 Berbah Depok 3 Prambanan Prambanan Depok 2
TTL 08-09-2010 30-07-2013 10-07-2013 15/07/2013 01/11/2012 03/12/2012 31/12/2012 6/2/2012
Jenis kelamin L P P P L L L L
Umur 44 36 40 40 18bl 17 16 27
BB 9.6 6.2 5.8 5.6 7 8.3 8 8.3
TB 89.9 67 65 65 72 79.5 77 79.5
Status gizi BB/U Buruk kurang Buruk Buruk Buruk Kurang Kurang Buruk
BB/TB pendek normal pendek pendek pendek normal normal s.pendek
ii.Anamnesis Gizi/Recall 24 jam
Nama Hasil recal Kebutuhan %
E P L KH E P L KH E P L KHLaksman
a 77591.8
29.8 37
1550
210.0
28.0 60.0 50.0 43.7
106.4 61.7
Nada
70581.8
26.8 34.4 700 80.0
16.0 35.0
100.7
102.3
167.5 98.3
Hanisa
668 84 32 29 700 80.016.0 35.0 95.4
105.0
200.0 82.9
Mimo
66099.8
27.4 19.4 700 80.0
16.0 35.0 94.3
124.8
171.3 55.4
Arfan
978 133 44 35.6
1050
145.0
20.0 40.0 93.1 91.7
220.0 89.0
Danendra
85592.4
33.4 43.7
1050
145.0
20.0 40.0 81.4 63.7
167.0
109.3
Habib
925 115 42 38
1050
145.0
20.0 40.0 88.1 79.3
210.0 95.0
Ghozi
1089 14946.2 41.2
1050
145.0
20.0 40.0
103.7
102.8
231.0
103.0
2. Intervensi Gizii. Terapi diet : tinggi energi tinggi protein ( fase rehabilitasi)
Bentuk makanan : Makanan biasa (Nasi)Cara pemberian : oral
ii. Tujuan diet Memperbaiki kondisi gizi pasien Memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk mencegah kerusakan
jaringan tubuh lanjut dan menjaga daya tahan tubuh. Berupaya meningkatkan berat badan anak dan mengupayakan
kenaikan berat badan secara bertahap Menanamkan pola makan yang baik untuk membantu tumbuh
kembang pasieniii. Syarat diet
Energi diberikan tinggi secara bertahap
Protein tinggi bertahap dari 4 g/kg berat badan.
Lemak 40% total energi.
Karbohidrat sisa dari kebutuhan protein dan lemak.
Cukup vitamin dan mineral dan makanan porsi kecil dan sering.
NamaKebutuhan
E P L KHLaksmana 1440 177.6 38.4 64.0
Nada 930 114.7 24.8 41.3
Hanisa 870 107.3 23.2 38.7
Mimo 840 103.6 22.4 37.3
Arfan 1065 131.8 28.0 47.3
Danendra 1100 131.8 33.2 48.9
Habib 1200 148.0 32.0 53.3
Ghozi 1700 222.2 32.8 75.6
d. Asuhan Keperawatan Balita Gizi Buruk
No Nama Anak AWALAKHIR
SUHU nadi respirasi SUHU nadi respirasi1 M. Ghazi 36,5 ᵒ C 110 x/mnt 28 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 30 x/mnt2 Hanifah R 37,4 ᵒ C 90 x/mnt 35 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 36 x/mnt
3Laksamana
Ardian 36,4 ᵒC 88 x/mnt 26 x/mnt 36 ᵒC 96 x/mnt 28 x/mnt4 Arfan Hanafi 36,3 ᵒ C 115 x/mnt 30 x/mnt 36,9 ᵒ C 100 x/mnt 28 x/mnt5 Habib mustofa 37,5 ᵒ C 98 x/mnt 32 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 30 x/mnt6 Danendra nauval 36,5 ᵒ C 90 x/mnt 30 x/mnt 36 ᵒ C 100 x/mnt 32 x/mnt7 F. Nadia Safira 36,8 ᵒ C 100 x/mnt 29 x/mnt 36,4 ᵒ C 100 x/mnt 38 x/mnt8 Mimo Thalita 36,5 ᵒ C 102 x/mnt 27 x/mnt 37.2 ᵒ C 102 x/mnt 36 x/mnt
e. Deteksi Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk
No Nama AnakTgl
lahir/Umur imunisasiSkor KSPP Interpretasi Hasil Intervensi
1 M. Ghazi06/02/2012 ( 27 bulan )
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
2 Hanifah R10/07/2013 (10 bulan )
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
3Laksamana Ardian
08/09/2010 ( 43 bulan )
lengkap 10Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
4 Arfan Hanafi01/11/2012 (18 bulan )
lengkap 1
Penyimpangan ( Anak menderita down syndrom sejak lahir )
1. Motivasi Rujukan ke RS
5Habib mustofa
31/12/2012 (17 bulan )
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
6Danendra nauval
3/12/2012 9 (17 bulan )
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
7F. Nadia Safira
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
8Mimo Thalita
05/07/2013 (10 bulan )
lengkap 9Sesuai tahap perkembangan
1. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Anjurkan pemberian stimulasi sesering mungkin sesuai tahapan umur anak
f. Pengkajian Psikologis Balita Sasaran Gizi Buruk
Terlampir
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Berat badan selama mendapat PMT
Perkembangan berat badan balita selama mendapatkan penanganan di satelit
gizi Puskesmas Kalasan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini.
1 2 3 4 5 69
9.510
10.511
Laksmana
Laksmana
1 2 3 4 5 65.5
66.5
77.5
Nada
Nada
1 2 3 4 5 6012345678 Hanisa
Hanisa
1 2 3 4 5 65.3
5.5
5.7
5.9
6.1
Mimo
Mimo
1 2 3 4 5 602468
10
Arfan
Arfan
1 2 3 4 5 67.5
8
8.5
9
9.5
Danendra
Danendra
1 2 3 4 5 67.87.9
88.18.28.38.48.5
Habib
Habib
1 2 3 4 5 67.5
8
8.5
9
9.5
10
Ghozi
Ghozi
Secara umum, kedelapan balita menunjukkan kenaikan berat badan,
meski tidak selalu berpola linier dikarenakan ada episode sakit ataupun
ketelatenan yang kadang kurang dari orang tua.
DATA PERKEMBANGAN BB/U BALITA TFC
1 2 3 4 5 60
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
burukkurangbaik
DATA PERKEMBANGAN BB/TB BALITA TFC KALASAN
1 2 3 4 5 60
1
2
3
4
5
6
Sgt KurusKurusNormal
Berdasar grafik pemantauan status gizi selama kegiatan, belum
tercapai BB ideal sesuai target.yaitu 50 g/kgBB/minggu. Beberapa hal yang
m,enjadi kemungkinan penyebab adalah sbb.
1. Tidak memungkinkan dilaksanakannya rawat inap.
a. Tidak dimungkinkan adanya kontrol terhadap pemberian F 100
dan asupan gizi lainnya.
b. Tidak dimungkinkan pengawasan lebih terhadap kondisi balita.
c. Tidak dimungkinkan kontrol promotif, preventif, kuratif terhadap
penyakit penyerta (hygiene, rokok, dll)
2. Pemilihan balita sasaran dengan adanya penyakit penyerta (underlying
diseases) yang berat.
FC/ PPG idealnya dilakukan pada kurang gizi akut; dengan parameter
BB/TB. Pada sebagian kasus, balita masuk gizi buruk dengan criteria
BB/U. Pada 1 balita, didapatkan kompleksitas masalah karena down
sindroma sehingga sulit dinilai ketercapaian program tata laksana gizi
buruk dengan PMT tumbuh kejar.
3. Adanya penyakit infeksi/ pemberat lain.
a. Pada 7 dari 8 balita gizi buruk, didapatkan anemia ringan. Besar
kemungkinan anemia yang terjadi adalah Anemia Defisiensi Besi
dikarenakan kurangnya kecukupan gizi. Dalam kegiatan, sudah
diberikan suplementasi Fe, namun belum dimungkinkan adanya
evaluasi.
b. Pada pelacakan PKTB, didapatkan 1 balita dengan hasil
scoring TB= 8. Pada pasien terdiagnosis TB anak tersebut
dimulai Pengobatan TB Anak dengan Fixed Dose di
Puskesmas Kalasan. Diharapkan koordinasi dan kerja sama
dari programmer TB/ Promkes untuk pemantauan dan
pelacakan sumber penularan TB.
c. Common cold dan ISPA sering terjadi pada balita sasaran.
Dimungkinkan gizi buruk menjadi penyebab rendahnya imunitas,
namun didapatkan factor lain terutama PHBS yang belum baik.
Konseling sudah diberikan namun kontroling belum sepenuhnya
cukup mengingat kondisi wilayah (terkait poin 4)
4. Minimnya kontrol promkes/ PHN.
5. Masih didaptkan perilaku merokok pada orang tua dan/atau keluarga
pasien.
6. Minimnya sarana prasarana untuk stimulasi tumbang dan konseling
keluarga.
7. Minimnya koordinasi lintas sektoral.
BAB V
KESIMPULAN
a. KESIMPULAN
1. Pemberian Makanan Tambahan selama 90 hari pada 8 balita gizi buruk
di satelit gizi Kalasan menunjukkan adanya rerata pertambahan berat
badan.
2. MEDIS : secara medis tata laksana Gizi buruk telah menunjukkan
hasil yang baik tampak dari rerata pertambahan berat badan. Hasil
ini tentunya akan menunjang tumbuh kembang anak sehingga lebih
optimal. Diperlukan monitoring kolaborasi medis, gizi dan psikolog
untuk mempertahankan peningkatan berat badan.
Pengobatan Penyakit penyerta TB Anak pada salah satu pasien di
lanjutkan hingga tuntas bersamaan dengan monitoring kondisi
klinis dan berat badan anak.
3. KEPERAWATAN
4. BIDAN
5. PSIKOLOG
6. Pada akhir periode didapatkan bahwa :
-berdasar BB/U didapatkan balita gizi buruk 2 orang, gizi kurang 4
orang dan gizi baik sebanyak 2 orang.
-sedangkan bersadar TB/BB balita sangat kurang 1, gizi kurang 5
dan normal 2 .
b. SARAN
1. Kegiatan tata laksana gizi buruk sangat baik dan selayaknya diteruskan
dengan penyempurnaan dan penyelenggaraan yang lebih matang.
2. Pemilihan balita sasaran diharapkan lebih sesuai kriteria gizi buruk akut.
3. Butuh ditingkatkannya kerjasama lintas unit, lintas puskesmas, lintas
sektoral untuk mewujudkan tata laksana gizi buruk yang komprehensif.