Laporan Praktikum Meteorologi Satelit Modul 1 “ Pengolahan Data Satelit MTSAT “ Disusun Oleh : Yetty Prabawatie 12812007 Bobby M Zaky Slamet 12812014 Fikri Rozi 12812031 Indah Oktalia Diarosa 12812036 Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum Meteorologi Satelit
Modul 1
“ Pengolahan Data Satelit MTSAT “
Disusun Oleh :
Yetty Prabawatie 12812007
Bobby M Zaky Slamet 12812014
Fikri Rozi 12812031
Indah Oktalia Diarosa 12812036
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung
2015
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hujan deras biasanya disebabkan oleh adanya awan cumulunimbus atau awan hujan
yang berbentuk seperti bunga kol dan berwarna gelap/hitam pekat. Akibat lain dari adanya awan
jenis ini yaitu dapat menimbulkan angin kencang, petir berdurasi singkat dan juga sebagai salah
satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim.
Menurut ketentuan BMKG cuaca ekstrim yaitu kejadian cuaca yang tidak normak yang
dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Akibat dari cuaca ekstrim
yang sering dijumpai di Indonesia adalah banjir.
Kejadian hujan ekstrim di Desa Bori, Halmahera Selatan (Lat 1.379, Lon 127.956) terjadi
pada hari Senin malam (1/7/2013). Hal ini menyebabkan Desa Bori dilanda banjir bandang
menyusul hujan deras mengguyur daerah itu yang mengakibatkan ratusan rumah warga rusak
berat dan ringan. (http://issuu.com/malutpost/docs/malut_post__03_juli_2013/3).
1.2 Tujuan - Mengolah data satelit meteorologi MTSAT IR1, IR2, IR3, IR4, IR2-IR, dan IR4-IR1 - Menginterpretasikan hasil pengolahan data satelit dan memandingkan hasil antara
Data yang digunakan dalam analisis ini yaitu : 1. Data Citra satelit MTSAT tanggal 29 Juni 2013 pukul 00 UTC sampai tanggal 2
Juli 2013 pukul 23 UTC.
3.2 Metode
1. Menganalisis plot olahan IR-1 untuk mengetahui suhu puncak 2. Menganalisis plot olahan IR-2 untuk mengetahui ketebalan optis 3. Menganalisis plot olahan IR-3 untuk mengetahui kelembaban di level atas dan
menengah 4. Menganalisis plot olahan IR-4 untuk mengetahui ukuran dan fasa partikel 5. Menganalisis plot olahan IR-2 – IR1 untuk mengetahui ketebalan optis 6. Menganalisis plot olahan IR-4 – IR1 untuk mengetahui ketebalan optis, fasa,
ukuran partikel
Langkah Pengerjaan :
• Copy 3 file dari folder srcke home direktori anda masing-masing, yaitu : ir_pgm2grads,
namelist.pgm2grads, pgm2grads.sh. (cp 3 ~)
• Buat direktori data, out dan tmp dengan perintah mkdir pada home direktori anda
masing-masing.
• Masuklah ke dalam direktori data, lalu lakukan link folder data dari folder
src/data/090203 dan 090204. (cd data >ln –sf ~ ../../src/data//090203)
• Untuk mengkonvert file data satelit MTSAT yang berekstensi .pgm menjadi file data
dalam format grads dilakukan oleh script file ir_pgm2grads.
o Cara untuk mengkonvert file IR satu chanel dalam 1 jam dilakukan dengan:
./ir_pgm2grads yyyymmddhh ch prefixdata
Contoh file data :MT1R09020315IR4.pgm.gz
./ir_pgm2grads 2009020301 1 MT1R
Keterangan :
yyyy : 4 digit tahun 2009
mm : 2 digit bulan 02
dd : 2 digit tanggal 03
hh : 2 digit jam 01
ch : 1 digit chanel 1
prefixdata : nama di awal file MT1R
o Cara untuk mengkonver file IR satu chanel dalam 2 hari sekaligus dilakukan
dengan :
Mengedit script pgm2grads.sh
CH : chanel
PF : prefixdata
YY : year
MM : month
SD : start date
SH : start hour
ED : end date
EH : end hour
• Setelah di konvert akan menghasilkan file data berekstensi .ctl dan .dat yang bisa dibuka
dengan grads.
• Masuk ke direktori out, copy semua file yang ada di src/script_gradske dalam direktori
out anda. (masukkesrc-script_grads- cp *.gshot.pgt ~/out/)
• Sesuaikan nama file, waktu dan tempat yang ingin anda gambar pada script-script
tersebut.
• Bandingkandenga data visible yang dapatdidowbload di website kochi.
• Jalankan script-script tersebut sesuaikan dengan keperluan anda.
BAB III Pembahasan
Fenomena kejadian hujan lebat yang terjadi di Desa Bori, Pulau Bacan, Halmahera selatan terjadi pada tanggal 1 Juli 2013 pukul 11.00-13.00 UTC atau pukul 19.00-21.00 WIT. Untuk menganalisis kejadian tersebut dimulai sejak sebelum kejadian dan sesudah kejadian yaitu pukul 09.00-14.00UTC atau pukul 18.00-23.00 WIT.
Untuk melihat bagaimana perkembanngan awan dari tanggal 29-30 Juni 2013 dan 01-02 Juli 2013. Di tiap harinya dapat kita plot per enam jam (00UTC, 06UTC,12UTC, 18UTC atau pukul 09WIT,15UTC,21WIT dan 03 WIT di hari berikutnya (terkecuali pada saat fenomena kejadian)
3.1 Analisis Plot IR-1 dan IR-2
• 29 Juni 2013 (IR-1)
• 29 Juni 2013 (IR-2)
o Jika dilihat dari gambar, hasil pencitraan IR1 dengan IR2 tidak jauh berbeda, hal ini karena sensor panjang gelombang kedua kanal (IR1 dan IR2) memang tidak jauh berbeda.
o Temperatur di bawah 220 K menandakan adanya awan tinggi, karena pada awan tinggi, temperaturnya rendah. ( tetes kelewat dingin biasanya terjadi pada suhu -40oC )
o Dari hasil plot kedua IR tsb pada Pukul 09.00 WIT dan 15.00 WIT terlihat di Pulau Bacan temperaturnya di bawah 220 K. Diindikasikan adanya awan tinggi di jam tersebut. Pada jam 21.00 WIT terlihat bahwa temperaturnya tinggi, diindikasikan tidak ada awan tinggi.
• 30 Juni 2013 (IR-1)
• 30 Juni 2014 (IR-2)
o Dari hasil plot kedua IR tsb pada Pukul 03.00 WIT dan 09.00 WIT terlihat di Pulau Bacan temperaturnya di atas 220 K. Diindikasikan tidak adanya awan tinggi di jam tersebut. Pada jam 15.00 WIT, 21.00 WIT terlihat bahwa temperaturnya rendah, diindikasikan ada awan tinggi.
• 01 Juli 2014 (IR-1)
• 01 Juli 2013 (IR-2)
o Dari hasil plot kedua IR tsb pada Pukul 03.00 WIT temperatur di bawah 220 K (adanya awan tinggi) dan 09.00 WIT di atas 220K (tidak adanya awan tinggi). Pada jam 15.00 WIT, 21.00 WIT terlihat bahwa temperaturnya tinggi, diindikasikan tidak ada awan tinggi.
• Saat Fenomena Kejadian (IR-1)
• Saat Fenomena Kejadian (IR-2)
o Dari hasil plot kedua IR tsb dari pukul 18.00 WIT sampai pukul 23.00 WIT temperatur di atas 220 K. Diindikasikan bahwa tidak ada awan tinggi pada saat fenomena.
• 2 Juli 2013 (IR-1)
• 02 Juli 2013 (IR-2)
o Dari hasil plot kedua IR tsb pada Pukul 03.00 WIT temperatur di bawah 220 K (adanya awan tinggi) dan 09.00 WIT di atas 220K (tidak adanya awan tinggi). Pada jam 15.00 WIT, 21.00 WIT terlihat bahwa temperaturnya tinggi, diindikasikan tidak ada awan tinggi.
3.2 Analisis Plot IR-3 dan IR-4
• 29 Juni 2013 (IR-3)
• 29 Juni 2013 (IR-4)
• Hasil dari IR3 menunjukkan adanya uap air. Makin tinggi suhu tbb, makin banyak mengandung uap air sehingga makin berpotensi terjadi hujan.
• Hasil dari IR4 menunjukkan adanya awan rendah, sehingga makin besar nilai tbb, memungkinkan terdapatnya awan rendah. Hasil pencitraan ini digunakan pada malam hari
• 30 Juni 2014 (IR-3)
• 30 Juni 2014 (IR-4)
• Hasil dari IR3 pada jam 03.00 WIT dan 09.00 WIT menunjukkan adanya uap air. Sedangkan Pada jam 15.00 WIT dan 21.00 WIT temperaturnya rendah sehingga sedikit mengandung uap air
• Hasil dari IR4 menunjukkan adanya awan rendah, sehingga makin besar nilai tbb, memungkinkan terdapatnya awan rendah. Hasil pencitraan ini digunakan pada malam hari
• 01 Juli 2013 (IR-3)
• 01 Juli 2013 (IR-4)
• Hasil dari IR3 pada jam 03.00 WIT dan 09.00 WIT menunjukkan adanya uap air. Sedangkan Pada jam 15.00 WIT dan 21.00 WIT temperaturnya rendah sehingga sedikit mengandung uap air
• Hasil dari IR4 menunjukkan adanya awan rendah, sehingga makin besar nilai tbb, memungkinkan terdapatnya awan rendah. Hasil pencitraan ini digunakan pada malam hari
• Saat Fenomena Kejadian (IR-3)
• Saat fenomena kejadian (IR-4)
• Saat fenomena terjadi dari hasil dari IR3 pada jam 18.00 WIT sampai 21.00 WIT temperaturnya tinggi yang menunjukkan adanya uap air. Sedangkan Pada jam 22.00 WIT dan 23.00 WIT temperaturnya rendah sehingga sedikit mengandung uap air
• Hasil dari IR4 menunjukkan adanya awan rendah, sehingga makin besar nilai tbb, memungkinkan terdapatnya awan rendah. Hasil pencitraan ini digunakan pada malam hari
• 02 Juli 2013 (IR-3)
• 02 Juli 2013 (IR-4)
• Hasil dari IR3 pada jam 03.00 WIT dan 09.00 WIT menunjukkan sedikit
adanya uap air. Sedangkan Pada jam 15.00 WIT dan 21.00 WIT temperaturnya tinggi sehingga mengandung uap air
• Hasil dari IR4 menunjukkan adanya awan rendah, sehingga makin besar nilai tbb, memungkinkan terdapatnya awan rendah. Hasil pencitraan ini digunakan pada malam hari. Namun pada pukul 03.00 WIT nilainya rendah, diindikasikan tidak ada awan rendah.
3.3 Plot Hasil IR-2 – IR-1 • 29 Juni 2013
• 30 Juni 2013
• 1 Juli 2013
• Pada saat fenomena
• 2 Juli 2013
Analisis :
Kanal IR2-IR1 dapat mengetahui keberadaan awan cirrus di suatu daerah. Semakin besar selisih nilai temperature blackbody dari kedua kanal tersebut, maka kemungkinan adanya awan Cirrus di daerah tersebut besar juga. Dari hasil data satelit menggunakan kanal (IR2-IR1) didapat bahwa secara umum selisih dari temperature blackbody tanggal 29 Juni 2013 sampai 2 Juli 2013 relatif kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan adanya awan cirrus sangatlah kecil.
3.3 Plot IR-4 – IR-1
• 29 Juni 2013
• 30 Juni 2013
• 1 Juli 2013
• 2 Juli 2013
Analisis :
Kanal IR4-IR1 dapat mengetahui informasi tentang awan rendah pada malam hari di suatu daerah dan adanya es di atmosfer. Semakin besar selisih nilai temperature blackbody dari kedua kanal tersebut, maka kemungkinan adanya awan rendah pada malam hari di daerah tersebut besar juga. Untuk siang hari, semakin besar selisih dari temperature blackbody dari kedua kanal tersebut, maka kemungkinan adanya es di atmosfer juga semakin besar. Dari hasil data satelit menggunakan kanal (IR4-IR1) didapat bahwa secara umum selisih dari temperature blackbody tanggal 29 Juni 2013 sampai 2 Juli 2013 relatif besar, maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan adanya awan rendah di malam hari dan adanya es di siang hari sangatlah tinggi.
3.4 Hasil Observasi Visible Satelit MTSAT
Dari hasil citra pukul 09.00 UTC awan mulai menutupi sebagian pulau Bacan, kemudian awan
terlihat bergerak dari arah timur laut . Pada pukul 10.00 UTC awan menutupi seluruh bagian
utara dan barat dari pulau Bacan, karakteristik awan yang tebal dan berwarna putih cerah
mengindikasikan awan tersebut adalah awan kumulunimbus. Kemudian pada pukul 11.00 –
13.00 UTC terlihat awan sudah menutupi seluruh pulau Bacan. Hal ini menunjukkan pada saat
kejadian konsentrasi awan cukup banyak dan memungkinkan seluruh pulau Bacan diguyur
hujan.
3.5 Analisis Temporal
Untuk analisis temporal, kami menggunakan data sinoptik dari ogimet. Kode sinop untuk hujan adalah 6xxxy. Dimana xxx adalah besar curah hujan dalam mm sedangkan y menandakan berapa hujan yang lalu.
Kami memilih Stasiun Labuha dengan koordinat 0.64;127.5 yang merupakan stasiun terdekat dengan Desa Bori, Pulau Bacan, Halmahera Selatan. Pada data sinop di bawah ini menunjukan terdapat hujan sejak pukul 00.00UTC sampai pukul 06.00UTC. (ditunjukkan oleh angka yang ditandai warna kuning)
1. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR1 pada saat fenomena terjadi menunjukan suhu
yang tinggi yang mengindikasikan terdapat awan - awan cumulunimbus atau awan
hujan.
2. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR2 pada saat fenomena terjadi menunjukan suhu
yang tinggi yang mengindikasikan terdapat awan - awan cumulunimbus atau awan
hujan.
3. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR3 pada saat fenomena terjadi menunjukan suhu
yang tinggi yang mengindikasikan terdapat uap air.
4. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR4 saat fenomena terjadi menunjukkana adanya
awan rendah.
5. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR2-IR1 saat fenomena terjadi menunjukkan
bahwa selisih temperature black body dari kedua kanal tersebut bernilai kecil sehingga
diindikasikan bahwa kemungkinan adanya awan cirrus kecil..
6. Dari pengolahan data satelit MTSAT IR4-IR1 saat fenomena terjadi menunjukan
bahwa selisih temperaturnya besar sehingga mengindikasikan pada malam hari
terdapat awan rendah.
7. Dari verifikasi observasi satelit visible MTSAT menunjukkan bahwa pada sejak pukul
09UTC-12UTC atau pukul 18.00-21.00 WIT terlihat bahwa konsentrasi awan cukup
banyak di Pulau Bacan yang diindikasikan terdapat hujan lebat.
8. Dari verifikasi Data temporal dari Ogimet menggunakan data sinoptik juga
menunjukkan bahwa terdapat hujan pada tanggal 01 Juii 2013 sejak pukul 00.00UTC
sampai pukul 06.00UTC
Daftar Pustaka
- Modul 1 Pengolahan Data MTSAT, 2015.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh, diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pukul 14.20 WIB
http://ogimet.com/display_synopsc2.php?lang=en&estado=Indon&tipo=ALL&ord=REV&nil=SI&fmt=txt&ano=2013&mes=06&day=29&hora=00&anof=2013&mesf=07&dayf=02&horaf=21&send=send, diakses pada tanggal 01 Maret 2015 Pukul 15.35 WIB
- Makalah Analisis Data Citra Satelit Saat Kejadian Banjir di Bori, (https://www.academia.edu/7473178/Analisis_data_citra_satelit_saat_kejadian_banjir_di_bori), di akses tanggal 27 Februari 2014 Pukul 15.35 WIB
- Banjir Bandang Hantam Bori Bacan Timur (http://issuu.com/malutpost/docs/malut_post__03_juli_2013/3), diakses tanggal 27 Februari 2014 Pukul 15. 50 WIB