Page 1
Laporan Resmi
Golongan : Sedimen
Kode : P2
Warna : Abu-abu
Struktur : Masif
Tekstur
Ukuran butir : Pasir Sphericity & Roundness : Low sphericity-angular Kemas : Terbuka Sortasi : Buruk
Komposisi
Fragmen : Tuff halus Matriks : Tuff kasar
Nama : Breksi Piroklastik
Genesa
Fragmen tuff halus yang terdapat dalam batuan terbentuk pada awal proses
vulkanik, dimana abu-abu vulkanik diendapkan di daerah sekitar pusat erupsi
kemudian mengalami konsolidasi. Selanjutnya batuan ini terbentuk karena proses
vulkanik yang bersifat eksplosif sehingga tuff yang telah mengalami konsolidasi
sebelumnya ikut terhempaskan karena gaya lontar dari proses vuklanik itu sendiri.
Material-material yang terlontarkan berupa block-block tuff, pasir dan abu-abu
vulkanik. Kemas serta sortasi yang buruk memungkinkan batuan ini terbentuk karena
dipengaruhi oleh arus turbidit yang terjadi di sepanjang lereng atau lembah, sehingga
tampak fragmen berupa tuff halus yang telah mengalami konsolidasi pada proses
sebelumnya dan matriks pada batuan yang berupa tuff yang bercampur dengan pasir
sehingga tampak kasar. Tipe deposit yang mungkin dari kenampakan batuan adalah
termasuk dalam tipe Pyroclastic Surge Deposits. Batuan ini memiliki densitas yang
rendah dan endapannya cenderung menyebar dan menyelimuti area di sekitar pusat
erupsi.
Page 2
Golongan : Sedimen
Kode : R5
Warna : Abu-abu
Struktur : Masif
Tekstur
Ukuran butir : Pasir halus Sphericity & Roundness : High sphericity-roundness Kemas : Terbuka Sortasi : Baik
Komposisi : Pasir halus dan tuff
Nama : Batupasir-Tufaan
Genesa
Batuan ini terbentuk karena proses vulkanik yang bersifat eksplosif yang
termasuk dalam Pyroclastic Flow Deposits. Endapan ini dihasilkan dari gerakan
mareial piroklasik ke arah lateral berupa aliran gas atau material setengah padat yang
berkonsentrasi tinggi di atas permukaan tanah, sehingga batuan ini memiliki gradding
yang buruk dengan densitas yang rendah.
Page 3
Golongan : Sedimen
Kode : P1
Warna : Putih kecoklatan
Struktur : Masif
Tekstur
Ukuran butir : Pasir sangat halus Sphericity & Roundness : High sphericity-roundness Kemas : Tertutup Sortasi : Baik
Komposisi : Pasir dan tuff
Nama : Batupasir-Tufaan
Genesa
Batuan ini terbentuk karena proses vulkanik yang bersifat eksplosif. Batuan ini
terbentuk dengan melalui beberapa proses. Proses awalnya yaitu proses vulkanik
dimana material-material seperti abu vulkanik dan pasir terlontarkan. Abu dan pasir
ini tertiup angin atau karena menuruni lereng sehingga mengendap di tempat yang
agak jauh dari pusat erupsi. Oleh karena jarak transport material yang cukup jauh
maka batuan yang terbentuk memiliki ukuran butir yang halus, high sphericity-
roundness, kemasnya tertutup dan sortasi yang baik. Pasir yang memiliki densitas
yang lebih rendah tentu akan lebih dahulu jatuh atau terendapkan kemudian disusul
oleh abu-abu vulkanik yang kemudian terkonsolidasi menjadi tuff. Serangkaian proses
diatas terjadi berulang-ulang, sehingga pada batuan tampak seperti struktur yang
berlaminasi.
Page 4
Golongan : Beku
Kode : B
Warna : Hitam
Struktur : Vesikuler-skoriaan
Tekstur : Non-fragmental
Komposisi : Mineral silikat
Nama : Batu Skoriaan
Genesa
Batuan ini terbentuk karena proses vulkanik yang bersifat eksplosif. Batuan ini
terbentuk sangat cepat sehingga akibat dari letusan dan tekanan yang besar, tibul
lubang-lubang pada batuan yang tidak saling berhubungan. Berdasarkan kenampakan
warna batuan, yaitu hitam, maka batuan ini berasal dari magma yang bersifat basa, di
mana kandungan silikanya sedikit.
Batuan ini termasuk dalam tipe Pyroclastic Fall Deposits. Material-material yang
terlontar dari pusat erupsi yang membentuk batu ini akan segera mengalami
pendinginan yang cepat dan batuan akan terkonsolidasi menjadi batuan dengan
lubang-lubang disekitarnya. Karena densitas yang dimiliki oleh batuan ini kecil, maka
batuan jenis ini dapat ditemukan di daerah sekitar pusat erupsi.
Page 5
No Batuan Keterangan
1
http://www.dicalite-europe.com/chemrock-perlite.htm
Perlite (perlit) adalah salah satu batuan piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan menjadi sangat berpori ketika dipanaskan.
2
http://www.geograph.org.uk/photo/2948001
Peperite, yaitu materi mirip breksi di lingkungan sedimentasi marin.
3
https://picasaweb.google.com/lh/photo/zwKtD9cdPwLXiWS3YaZx9g
Reticulite adalah batuan basaltik kadang-kadang disebut basal apung atau scoria benang-renda. Reticulite memiliki kepadatan terendah dari setiap batu, dengan porositas (vesicularity) hingga 98 persen.
4
http://www.jpk.com/phb-phv-spherulites.167.en.html
Spherulite adalah kenampakan tubuh bulat batuan yang umumnya terjadi pada batuan kaca
5
http://geology.about.com/od/more_igrocks/ig/obsidian/obsidianrind.-
183.htm
Obsidian Hydration Rind adalah obsidian yang menggabungkan dengan air dan mulai terurai menjadi lapisan dingin.
Page 6
6
http://skywalker.cochise.edu/wellerr/rocks/igrx/tuff-lithic1.htm
Lithic Tuff adalah tuff yang didominasi oleh fragmen batuan.
7
http://earthphysicsteaching.homestead.com/
Tuff.html
Vitric Tuff adalah tuff yang didominasi oleh pumice fragmen gelas vulkanik.
8
http://www.cedd.gov.hk/eng/about/organisation/chapter_5/plate5_10.htm
Crystal Tuff adalah tuff yang didominasi oleh fragmen kristal.
9
http://www.panoramio.com/photo/69065697
Agglutinate adalah hasil akumulasi fragmen-fragmaen pipih yang terelaskan, berasal dari erupsi basaltik yang sangat encer.
10
http://volcanoes.usgs.gov/hazards/gas/volgaspollution.php
Spatter adalah hujan rintik-rintik yang berasal dari letusan berupa fragmen lapili hingga ukuran bom yang tetap di udara hanya untuk waktu singkat sehingga masih cair ketika mereka menyentuh permukaan tanah.
Page 7
1. Erupsi Strombolian
Pada erupsi ini, gunung hanya
memuntahkan lava dalam
jumlah yang sangat kecil saja.
Ketinggian erupsi sekitar 15-90
meter ke udara dengan interval
yang pendek. Erupsinya hampir
sama dengan Hawaiian berupa
semburan lava pijar dari magma yang dangkal. Pada umumnya terjadi pada gunungapi
aktif di tepi benua atau di tengah benua. Lava yang dikeluarkan dalam jumlah yang
sangat kecil akan membentuk breksi volkanik autoklastik yang terbentuk sebagai
akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava atau akibat pergerakan lava sebelum
mengalami pembatuan. Erupsi yang terjadi sekitar 15-90 meter akan melontarkan
material-material padat dan abu vulkanik ke udara. Karena kontak dengan udara
sekitar, maka material akan mengalami pendinginan secara cepat sehingga
membentuk struktur yang vesikuler, yaitu adanya lubang-lubang gas pada batuan.
Batuan yang umumnya dijumpai dengan struktur yang demikian adalah Batu
Scoriaan.
2. Erupsi Plinial
Bentuk erupsi Plinial termasuk erupsi yang
sangat berbahaya. Letusannya yang dasyat
mampu merusak wilayah sekitar gunung
dan mengancam nyawa makhluk hidup
yang tinggal di sana. Erupsi Plinial
ditandai dengan asap tebal yang
berterbangan dan kemudian lava mengalir cepat, menuruni lereng-lereng gunung.
Lava inilah yang akan menghancurkan apa saja yang dilaluinya. Erupsi Plinial dapat
berlangsunga dalam hitungan jam maupun hitungan hari. Erupsi sangat ekslposif dari
magma berviskositas tinggi atau magma asam, dimana komposisi magma bersifat
andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung (pumice) dalam
jumlah besar. Erupsi sangat ekslposif dari gunung-gunung bertipe plinial juga dapat
Page 8
menghasilkan ignimbrit. Ignimbrit adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu
panas.
3. Erupsi Vulkanian
Hampir sama dengan erupsi Strombolian,
letusan Vulkanian berlangsung dalam
interval yang pendek. Tidak terlalu
membahayakan karena pada erupsi ini
gunung tidak disertai oleh aliran lava seperti
erupsi Plinial. Hanya magma kental dan
kandungan gas yang cukup tinggi
membumbung ke udara saat proses letusan terjadi. Erupsi magmatis berkomposisi
andesit basaltik sampai dasit. Pada umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau
bongkahan di sekitar kawah permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan
tidak hanya selalu berasal dari magma, tetapi bercampur dengan batuan samping
berupa litik. Batuan piroklastik yang terbentuk akibat erupsi ini dapat berupa batu
agglomerate. Agglomerate diartikan sebagai batuan yang terbentuk dari hasil
konsolidasi material yang mengandung bomb.
4. Erupsi Hawaiian
Erupsi Hawaiian sesungguhnya erupsi yang
tidak berbahaya. Hanya saja, saat letusan
terjadi lava bergerak lamban sehingga
memungkinkan warga disekitar pegunungan
sempat mengungsikan diri ketempat yang lebih
aman. Erupsi ini ditandai dengan semburan
lava seperti kembang api keudara. Lalu perlahan-lahan lava akan keluar dari bebrapa
lubang di permukaan gunung dan mengalir hingga membentuk kawah atau kolam-
kolam lava disekitarr gunung. Disebut erupsi hawaiian karena letusan seperti ini
sering terjadi di peguningan kepulauan Hawaii. Jarang ditemukan batun piriklastik,
karena erupsi jenis ini bersifat efusif.
5. Erupsi Hidrovulkanik
Page 9
Gunung di bawah samudra sangat berpotensi menghasilkan erupsi hidrovulkanik.
Ledakan dalam air membuat bumbungan asap tidak berlangsung lama. Namun
geteran yang diciptakan mampu memicu terjadinya lonsor dan banjir bandang.
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Peperite
http://en.wikipedia.org/wiki/Perite
http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/letusan-gunungapi.html
http://geology.about.com/od/more_igrocks/ig/extrusives/peperite.htm
http://geology.about.com/od/more_igrocks/ig/obsidian/obsidianrind.-183.htm
www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Tephra.html
http://global.britannica.com/EBchecked/topic/559694/spherulite
http://global.britannica.com/EBchecked/topic/9056/agglutinate
http://heruharyadi27.blogspot.com/2009/11/batuan-piroklastik.html
http://www.bimbingan.org/jenis-jenis-erupsi-gunung-merapi.htm
http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Thumblinks/Reticulite_page.html
http://www.mindat.org/glossary/crystal_tuff
http://www.mindat.org/glossary/lithic_tuff
http://www.mindat.org/glossary/vitric_tuff
http://zonegeologi.blogspot.com/2013/09/tipe-letusan-gunung-api.html