LAPORAN RESMIPRAKTIKUM PRODKSI HIJUAN PAKAN
DISUSUN OLEH :Lindra Pamuji Nugroho 23010214060049Nurul
Miskiyah23010213060053Agil Firman Subarkah23010214090056Niken
Amelia Sari23010214090065Istyawan Budi Raharjo23010214090066M.
Fahreza Sakti 23010214090075
JURUSAN DIII MANAJEMEN USAHA PERTENAKANFAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIANUNIVERSITAS DIPONEGORO2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI HIJUAN PAKANKelompok : V
(LIMA) Fakultas : FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIANTanggal
Pengesahan:
Menyetujui,
Koordinator AsistenPraktikum Produksi Hijuan Pakan
NIM.Asisten Pemmbimbing Praktikum Produksi Hijuan pakan
NIM.
Mengetahui,
Koordinator PeaktikumProduksi Hijuan Pakan
NIP.
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan Produksi Hijauan
Pakan dengan baik dan lancar.Tidak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih atas terselesaikannya Laporan ini kepada ? yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah Produksi Hijauan Pakan ini. Tanpa
ilmu yang telah Ibu berikan kami tidak dapat mengerjakan laporan
ini. Juga kepada orang tua kami yang selalu mendukung kami baik
susah maupun duka, baik senang maupun susuh. Tidak lupa pula kami
ucapankan terima kasih kepada semua pihak dan teman - teman yang
telah memberikan bantuan baik materi maupun immateri dalam
penulisan laporan ini.Kami tahu bahwa pada laporan ini masih banyak
kekurangan walaupun kami suadah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang kami miliki, apabila terdapat beberapa hal
yang kurang ataupun kurang berkenan kami mohon maaf. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membanguun demi kesempurnaan
laporan ini.
Semarang,Mei 2015
Penulis
DAFTR ISIHalamanLEMBAR PENGESAHANRINGKASANKATA PENGANTARDAFTAE
ISIDAFTAR TABELDAFTAR ILUSTRASIDAFTAR LAMPIRANACARA 1. PENGUJIAN
DDAYA TUMBUH DAN UJI MUNCUL TANAHBAB I PENDAHULUANBAB II TINJUAN
PUSTAKA2.1. Pengetahuan Skarifikasi 2.1.1. Skarifikasi Fisik 2.1.2.
Skarifikasi Kimia 2.1.3. Skarifikasi Mekanik2.2. Perkecambahan2.3.
Uji Muncul Tanah2.4. Benih 2.4.1. Sentro (Centrosemapubescens)
2.4.2. Puero (Puerariaphaseoloides) 2.4.3. Kalopo
(Calopogoniummunucoides)BAB III MATERI DAN METODE3.1. Materi3.2.
Metode 3.2.1. Skarifikasi 3.2.2. Perkecamabahan 3.2.3. Uji Muncul
TanahBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Perkecamabahan 4.1.1.
Perkecambahan dengan Skarifikasi Fisik 4.1.2. Perkecambahan dengan
Skarifikasi Kimia 4.1.3. Perkecambahan dengan Skarifikasi
Mekanik4.2. Uji Muncul Tanah 4.2.1. Uji Muncul Tanah dengan
Skarifikasi Fisik 4.2.2. Uji Muncul Tanah dengan Skarifikasi Kimia
4.2.3. Uji Muncul Tanah dengan Skarifikasi MekanikBAB V
SIMPULAN5.1. Kesimpulan5.2. SaranDAFTAR PUSTAKAACARA 2 . PENGENALAN
JENIS TANAMAN PAKANBAB I PENDAHULUANBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1.
Rumput (Graminae) 2.1.1. Rumput Raja (Pennisetum hybrid) 2.1.2.
Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) 2.1.3. Rumput Benggala (Panicum
maximum) 2.1.4. Sorgum (Sorgum bicolor) 2.1.5. Rumput Kolonjono
(Brachiaria mutica)2.2. Legum (Leguminoceae) 2.2.1. Sentro
(Centrosemapubescens) 2.2.2. Puero (Puerariaphaseoloides) 2.2.3.
Kalopo (Calopogoniummunucoides)2.2.4. Lamtoro (Leucaena
leucaphala)2.2.5. Arachis pintotBAB III MATERI DAN METODE3.1.
Materi3.2. MetodeBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Rumput (Graminae)
4.1.1. Rumput Raja (Pennisetum hybrid) 4.1.2. Rumput Setaria
(Setaria Sphacelata) 4.1.3. Rumput Benggala (Panicum maximum)
4.1.4. Sorgum (Sorgum bicolor) 4.1.5. Rumput Kolonjono (Brachiaria
mutica) 4.2. Legum (Leguminoceae) 4.2.1. Sentro
(Centrosemapubescens) 4.2.2. Puero (Puerariaphaseoloides) 4.2.3.
Kalopo (Calopogoniummunucoides) 4.2.4. Lamtoro (Leucaena
leucaphala) 4.2.5. Arachis pintoBAB V SIMPULAN5.1. Kesimpulan5.2.
SaranDAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR ILUSTRASI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB IPENDAHULUANPerkecambahan merupakan suatu aktivitas
pertumbuhan yang sangat singkat dari suatu embrio dalam
perkembangan biji menjadi tanaman muda. Syarat benih dapat
berkecambah adalah embrio benih masih muda, benih tidak dalam
keadaan dorman dan suhu, kelembaban beserta aerasi menguntungkan
untuk perkecambahan. Benih yang berada pada kondisi dorman akan
sulit untuk berkecambah. Faktor yang menyebabkan dormansi antara
lain Karena kulit benih yang tidak permeable terhadap air maupun
gas dan adanya penghambat kimiawi dalam benih. Proses imbibisi dan
permiabilitas kulit biji juga berpengaruh. Untuk mematahkan itu
semua perlu dilakukan skarifikasi. Skarifikasi adalah usaha untuk
mematahkan benih dorman yang diakibatkan oleh kulit benih yang
permiabel.Praktikum Produksi Hijauan Pakan dengan materi
skarifikasi mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
pengaruh skarifikasi terhadap persentase perkecambahan legum pakan
khususnya benih sentro dan mengetahui kedalaman tanam terhadap
persentase muncul tanah legum pakan. Manfaat yang diperoleh yaitu
praktikan mampu melakukan proses skarifikasi fisik, kimia dan
mekanis serta dapat mengetahui perlakuan mana yang menghasilkan
perkecambahan paling cepat disbanding dengan yang lain.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1.SkarifikasiSkarifikasi merupakan cara
untuk memecahkan dormansi biji yang bertujuan untuk mengubah kulit
benih yang tidak permeable menjadi permeable terhadap gas-gas dan
air (Schmidt, 2000). Skarifikasi adalah salah satu proses yang
menyebabkan kulit benih menjadi lebih permeabel terhadap gas dan
air. Skarifikasi dapat dilakukan dengan cara mekanik seperti
mengikir atau menggosok kulit benih dengan amplas, dengan cara
kimia yaitu dengan menggunakan asam kuat seperti asam sulfat dan
asam nitrat dengan konsentrasi pekat serta perlakuan cara fisik
dengan merendam dengan air yang dipanaskan sampai 60oC (Sukamto,
2006).
2.1.1.Skarifikasi FisikBeberapa jenis benih terkadang diberi
perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan
penerapan air oleh benih. Prosedur yang umum digunakan adalah
sebagai berikut. Air dipanaskan sampai 1800 sampai 2000 F, benih
dimasukkan ke dalam air panas tersebut dan biarkan menjadi dingin
selama beberapa waktu (Schmidt, 2002). Cara-cara skarifikasi secara
fisik umumnya dilakukan dengan tindakan air panas 77-1000 C efektif
untuk benih honey locust (Sutopo, 2004).
2.1.2.Skarifikasi KimiaSkarifikasi secara kimia menggunakan asam
sulfat (H2SO4) pekat, yaitu dengan merendam biji ke dalamnya selama
5 menit. Hal ini bertujuan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air
pada saat proses imbibisi berlangsung. Selain itu dapat juga
menggunakan KNO3 untuk mengganti peranan cahaya dan mempercepat
penerimaan benih akan oksigen (Hartmannet al., 2002). Skarifikasi
secara kimia juga dapat memberantas penyakit yang berada di dalam
benih, sehingga persentase tumbuh akan baik. Hal ini dikarenakan
biji-biji tersebut telah terbebas dari penyakit yang mengganggu
pertumbuhan (Saleh, 2002).
2.1.3.Skarifikasi MekanikSkarifikasi dapat dilakukan dengan cara
mekanik (pengamplasan). Perlakuan mekanis umumnya digunakan untuk
memecah dormansi benih akibat impermeabilitas kulit, baik terhadap
air maupun gas, resistensi mekanis kulit perkecambahan yang
terdapat pada kulit biji (Schmidt, 2002). Cara-cara mekanis yang
dilakukan adalah menggosok kulit biji yaitu dengan pisau atau
amplas, sedangkan perlakuan impaction (goncangan) untuk benih-benih
yang memiliki sumbat gabus (Saleh, 2002).
2.2. PerkecambahanPerkecambahan merupakan batas antara benih
yang masih tergantung pada sumber makanan dari induknya dengan
tanaman yang mampu berdiri sendiri dalam mengambil hara. Oleh
karenanya perkecambahan merupakan mata rantai terakhir dalam proses
penanganan benih. Perkecambahan ditentukan oleh kualitas benih
(vigor dan kemampuan berkecambah), perlakuan awal (pematahan
dormansi) dan kondisi perkecambahan seperti air, suhu, media,
cahaya dan bebas dari hama dan penyakit. Cahaya, suhu dan
kelembaban merupakan tiga faktor utama yang mempengaruhi
perkecambahan selama pertumbuhan anakan. Kondisi media pertumbuhan
seperti pH, salinitas, dan draenase menjadi penting. Selama
perkecambahan dan tahap awal pertumbuhan benih dan anakan sangat
rentan terhadap tekanan fisiologis dan infeksi karenanya tujuan
lain penyediaan kondisi lingkungan yang optimal adalah untuk
mempercepat perkecambahan hingga anakan dapat melalui tahap ini
dengan cepat (Utomo, 2006). Daya kecambah benih memberikan
informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal
menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik
lapangan yang serba optimum. Parameter yang digunakan dapat berupa
persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur
tumbuh embrio yang diamati secara langsung atau tidak langsung
dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan
kehidupan benih (Sutopo, 2000).Biji akan berkecambah setelah
mengalami masa dorman yang dapat disebabkan berbagai faktor
internal, seperti embrio masih berbentuk rudimen atau belum masak
(dari segi fisiologi), kulit biji yang tahan atau impermeable atau
adanya penghambat tumbuh. secara umum vigor kekuatan tumbuh
menghadapi kondisi suboptimum lapang produksi yang diindikasikan
oleh tolok ukur kecepatan benih berkecambah karena diasumsikan
bahwa benih yang cepat tumbuh mampu mengatasi segala macam kondisi
suboptimum (Yuniarti, 2002).2.3.Uji Muncul TanahDormansi benih
dapat dipatahkan bila masing-masing diberi perlakuan skarifikasi
dengan kertas amplas pada benih yang diberi perlakuan secara
bersama-sama (Saleh, 2004). Benih akan tumbuh dengan baik apabila
ditamam di dalam tanah dengan kedalaman antara 1,5 cm sampai dengan
3 cm di bawah permukaan (Schmidt, 2004). Faktor yang mempengaruhi
uji muncul tanah adalah keadaan benih dan keadaan medium tanahnya.
Keadaan benih dipengaruhi oleh pemasakan benih, dormasi dan
perlakuan terhadap benih, sedangkan medium tanah dipengaruhi oleh
tekstur tanah, suhu tanah, udara tanah, porositas tanah,
konsistensi tanah dan warna tanah (Utomo, 2006).
2.4.BenihBenih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan
penanaman atau simbol dari suatu permulaan dan merupakan inti dari
kehidupan di alam semesta dengan kegunaan sebagai penyambung dari
kehidupan tanaman (Harjadi, 2002). Pengertian benih secara botanis
atau tepatnya secara embriologis adalah biji yang berasal dari
ovule. Struktur biji yaitu suatu ovule atau bakal biji yang masak
dan mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya
terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) di dalam embrio
serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio (Harjadi, 2002).
Menurut strukturnya biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang
masak dan mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya
terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) di dalam embrio
serta cadangan makanan Rofik dan Murniati, 2008).2.4.1.Sentro
(Centrocema pubescens)Centrosema pubescens berasal dari Amerika
Selatan dan merupakan tanaman yang membelit, menjalar, batang
berbulu dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai
(trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm
(Muharni, 2002). Bunganya berbentuk tandan berwarna biru agak
kehijauan, bertipe kacang ercis atau kapri. Polong berwarna coklat
atau hitam kecoklatan panjang 12 cm atau lebih, sempit dengan ujung
tajam dan terdiri dari 20 biji. Biji besar, panjang 5mm dan lebar
4mm, berwarna coklat atau hitam kecoklatan. Dikembangkan dengan
biji 1-6 kg/ha, mampu tumbuh pada tanah ringan sampai sedang, mulai
pada ketinggian 0-1000 m dpl, tidak tahan dingin tahan musim
kemarau panjang, toleran terhadap drainase yang jelek, responsif
terhadap pupuk P, dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar
kurang lebih 1300 mm (Saleh, 2004).
2.4.2.Puero (Pueraria phaseoloides)Legum ini berasal dari India
Timur. Siklus hidupnya perenial. Ciri-cirinya tumbuh merambat,
membelit dan memanjat. Sifat perakarannya dalam. Daun muda tertutup
bulu berwarna coklat. Bunganya berwarna ungu kebiruan. Puero dapat
digunakan sebagai pakan ternak, selain itu tanaman ini tahan
ditanam di tempat yang teduh. Addison (2003) menyatakan bahwa puero
merupakan salah satu tanaman yang memiliki toleransi yang baik
terhadap naungan, walaupum terdapat kelemahan jika ditanam pada
tanaman perkebunan yang masih muda, karena sifatnya yang dapat
memanjat sehingga diperlukan pemeliharaan yang lebih baik.
Perkembangbiakan puero dengan bahan tanam stek, biji 5 kg/ha. Legum
ini berfungsi sebagai penutup tanah yang baik. Tidak tahan grazing
berat dan ketahanannya lebih tinggi apabila dicampur sentro
(Ramrez, 2000).
2.4.3. Kalopo (Calopogonium mucunoides)Pertumbuhan kalopo
menjalar, merambat, tidak tahan terhadap penggembalaan, tidak tahan
naungan yang lebat akan tetapi dapat tumbuh dengan baik didaerah
yang lembab (Sukamto, 2006). Kalopo memiliki batang lunak ditumbuhi
bulu panjang berwarna cokelat dan daunnya ditutupi oleh bulu halus
berwarna cokelat keemasan, sehingga kurang disukai oleh ternak
(Harjadi, 2002). Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji
dan mampu tumbuh baik pada tanah sedang sampai berat pada
ketinggian 2001.000 m diatas permukaan laut dan membutuhkan curah
hujan tahunan sebesar 1.270 mm (Sukamto, 2006).
BAB IIIMATERI DAN METODEPraktikum Produksi Hijauan Pakan dengan
materi Skarifikasi dan Uji muncul tanah dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 1 April 2015, pukul 07.00-09.00 WIB, di Laboratorium
Ilmu Tanaman Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang.3.1.MateriAlat yang digunakan adalah amplas
untuk mengamplas biji pada skarifikasi mekanik, tisu untuk media
tanam benih yang telah diskarifikasi, semprotan untuk menyemprotkan
air ke media tanam agar kondisi tetap basah, plastik untuk
membungkus media tanam, karet untuk mengikat media tanam dan
polybag untuk menanam benih pada praktikum uji muncul tanah. Bahan
yang digunakan pada praktikum skarifikasi dan uji muncul tanah
adalah biji centro (Centrosema pubescens) masing-masing sebanyak 20
biji untuk setiap uji, H2SO4 pekat 96% untuk merendam benih pada
skarifikasi kimia, air panas untuk merendam benih pada skarifikasi
fisik.
3.2.Metode3.2.1SkarifikasiMenyedikan 20 biji centro, lalu
merendam biji dengan air panas 60oC selama 10 menit, mengamplas
lapisan kulit benih,merendam benih menggunakan larutan H2SO4 pekat
96%. Skarifikasi secara kimia dengan cara merendam biji benih
kedalam larutan H2SO4 pekat 96% selama 5 menit. Kemudian membilas
biji dengan menggunakan air steril. Setelah itu siapkan tissue
(dalam keadaan basah) sebanyak 5 lembar di dasar dan letakkan biji
diatas tissue yang sudah dibasahi lalu tutup dengan 5 lembar tissue
yang telah dibasahi juga.Selanjutnya menggulung tisu yang telah
dilapisi plastik. Mengikat dengan karet dikedua ujung gulungan dan
memasukkannya kedalam inkubator. Mengamati pertumbuhan biji pada
media tanam dengan menghitung jumlah biji yang berkecambah setiap
hari selama 14 hari.3.2.2.PerkecambahanKecambahkan benih dari biji
sentro diletakkan di kertas saring dan tisu, mengamati dan mencatat
jumlah biji yang berkecambah setiap hari sampai dengan hari ke 14.
Menentukan benih yang berkecambah yang sesuai criteria selama
pengamatan. Menghitung dan membuang benih yang busuk, dan berjamur
karena benih biji dianggap mati. Menghitung persen perkecambahan,
Memasukkan hasil pengamatan kedalam table pengamatan.3.2.3. Uji
Muncul TanahMetode pada uji muncul tanah yaitu dengan melakukan
perlakuan yang sama dengan proses scarifikasi secara kontrol,
fisik, mekanik, dan kimia. Menyiapkan polybag dan media tanam
berupa tanah. Menanam biji dalam polybag untuk masing-masing
perlakuan sebanyak 20 biji pada 1 polybag yang berbeda. Menempatkan
polybag kedalam rumah kaca, mengamati dan mencatat jumlah biji yang
berkecambah setiap hari selama 14 hari dengan melakukan penyiraman
setiap harinya.