LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN DODOL TAMARILLO DI DESA WANAGIRI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG- BALI TIM PELAKSANA: 1. Cok. Istri Raka Marsiti,S.Pd.,M.Pd.(Ketua Pelaksana) NIP.197103031997032001 2. Lucy Sri Musmini,SE.,MSi.,Ak (Anggota) NIP.197105101999032001 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017
42
Embed
LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197107111999032001... · Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI
PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN DODOL TAMARILLO DI DESA
WANAGIRI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG- BALI
Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) dalam bentuk program Ipteks
kelompok wanita tani Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, Kelompok ini
sudah mewadahi berbagai usaha seperti usaha kopi,dodol tamarilo dan usaha perkebunan
lainnya. Disisi lain para anggota KWT ini juga mengalami kendala dalam mengemas
produk a tau hasil produksi berupa dodol . T e t a p i m a s i h t e r k e n d a la k u r a n g n y a
p e n g e t a h ua n d i b i d a n g pengemasan maupun perhitungan secara akuntansi sederhana Oleh karena itu dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan berupa keterampilan mengemas dodol dan pelatihan membuat pembukuan sederhana diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga usaha dodol akan berkembang dengan pesat, mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Metode pendekatan yang diterapkan dalam program ini, dengan menggunakan
metode c e r a m a h , d a n p r a k t i k l a n g s u n g membuat dodol, mengemas dan berlatih
membuat pembukuan. Pada kegiatan pelatihan ini akan diberikan oleh pakar dan tenaga ahli dari
Perguruan Tinggi seperti, tenaga dari jurusan PKK, khususnya prodi Tata Boga. Substansi
materi pelatihan yang akan diberikan oleh pakar bidang Tata Boga yaitu pentingnya alih fungsi
teknologi pangan . Selain itu juga pendekatan pelatihan keterampilan menyusun
pembukuan,. Selanjutnya diberikan pelatihan tentang teknik kemasan yang menarik,
pemasangan label .
Penerapan teknologi tepat guna melalui pelatihan mengolah dan mengemas dodol
tamarilot d i l a k s a n a k a n d e n g a n h a s i l s a n g a t b a i k m u l a i d a r i p e r s i a p a n , p e n
g o l a h a n d a n p e n y a j i a n bagi anggota kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa
Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Pelatihan keterampilan membuat
pembukuan akuntansi sederhana untuk kalangan anggota KWT dapat dilaksanakan dengan
hasil sangat memuaskan. Tanggapan masyarakat khususnya para anggota KWT terhadap
kegiatan pelatihan ini sangat positif dan antusias. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi kehadiran
peserta sebanyak 100% dari 15 orang yang diundang, hadir juga sebanyak 15 orang.
Kata Kunci ; Pemberdayaan, KWT(Kelompok Wanita Tani), pengemasan dodol tamarillo
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan
adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam
mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub
sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan
lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan.
Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis
masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya
sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang
termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan
yang telah membawa kesuksesan di negara negara kawasan Eropa ternyata telah
menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan
kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun
1
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Dalam praktiknya,
ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring ( network ) yang
menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha
masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk
terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era
globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen
yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis
internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik.
Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera
diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan
dan menjadi titik masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi
kerakyatan dalam jangka panjang, diantaranya
1. Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi
praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya.
2. Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme ; persaingan
yang berkeadilan ( fair competition).
3. Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.
4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap.
5. Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai
bidang usaha dan kegiatan.
Salah satu agenda di atas yang mungkin terealisasikan di daerah pedesaan yang memiliki
potensi pertanian dan perkebunan khususnya di Desa Wanagiri Kecamatan
Sukasada Bulelelng Bali , adalah pendirian kelompok usaha-usaha kecil yang
tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mengolah hasil-hasil pertanian
khususnya buah-buahan seperti tamarillo/terung belanda yang merupakan hasil pertanian
sela /penyela masyarakat desa Wanagiri.
2
1.2. ANALISIS SITUASI
Kecamatan Sukasada terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang terdiri
dari 15 Desa, dengan luas wilayah 172,93 km. jumlah penduduk 71.459 jiwa.
Kecamatan Sukasada merupakan daerah hutan, perkebunan serta pertanian. Kecamatan
ini terletak di sebelah utara pulau Bali. Keadaan tanahnya sebagian besar hutan dan
tegalan yang hanya dapat ditanami tanaman holtikultura, palawija, perkebunan, dan
vegetasi hutan, beberapa diantaranya persawahan. Penggunaan lahan di kecamatan
Sukasada adalah sebagai berikut: (1) lahan sawah 1943 ha, (2) lahan tegalan : 4543 ha;
(3) lahan perkebunan 5846 ha; (4) pekarangan: 507 ha; (5) hutan 2966 ha; (6) tanah
negara 27.135 ha; lain-lain 318.61 ha. Kecamatan Sukasada beriklim tropis dengan
curah hujan rata-rata 1651 mm dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan
Wilayah Kecamatan (PPWK) Kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng, tahun 2011).
Pengembangan Iptek di kecamatan Sukasada akan diambil atau dipusatkan pada satu
desa yaitu desa Wanagiri, seperti ditunjukkan pada gambar 1(B).
Keterangan: (A)
DESA WANAGIRI
(B)
3
Profil Desa Wanagiri
Kepala Desa :I Wayan Gumiarsa. SE. Desa Wanagiri adalah Desa yang termasuk
masih muda karena baru terbentuk pada tahun 1973 yang merupakan penggabungan
dari tiga dusun/banjar yang sebelumnya merupakan desa lain yaitu : Banjar Dinas
Asah Panji termasuk wilayah desa Panji, Banjar Alas Ambengan termasuk wilayah Desa
Ambengan yang sekarang namanya Banjar Dinas Bhuanasari sesuai SKp Bupati Nomor.
10 tahun 1989 dan Banjar Yeh Ketipat termasuk wilayah Desa Gitgit
Salah satu visi Desa Wanagiri adalah Mengupayakan untuk peningakatan mutu
masyarakat melalui peningkatan pendidikan, kesehatan pendapatan dan sosial masyarakat
guna mencapai masyarakat yang adil dan sejahtera.Serta Menggali dan memperdayakan
potensi Desa guna menunjang segala pembangunan di Desa. Untuk mewujudkan visi
tersebut berbagai upaya dilakukan terutama oleh Kepala Desa, Ibu Ketua Penggerak
PKK, agar mampu memberdayakan masyarakatnya.
LUAS WILAYAH DESA WANAGIRI: 1575 Ha, Pemanfaatan wilayah : Perkebunan: 1122
Ha, Tegalan : 11,50 Ha, Perumahan : 28,25 Ha,Kuburan : 0,40, are.
LETAK DAN BATAS-BATAS
Sebelah utara : Desa Ambengan, Git-git,Sambangan,dan
Panji. Sebelah Timur : Desa Pegayaman
Sebelah selatan : Desa Pancasari
Sebelah Barat :Desa Gobleg Kec. Banjar
JARAK PEMERINTAHAN DESA KE
Kecamatan :20 km
Kabupaten :22 Km
Propinsi :57 Km
JUMLAH DUSUN 3 (TIGA)
Banjar Dinas Yeh ketipat
Banjar Dinas Bhuanasari
Banjar Dinas Asah Panji
JUMLAH PENDUDUK : 3111
jiwa Laki : 1620
jiwa Perempuan : 1491 jiwa
MATA PENCARIAN PENDUDUK: Bertani
4
POTENSI DESA YANG DI KEMBANGKAN
Pertanian : pada bidang pertanian di desa Wanagiri dihasilkan berbagai komoditi
pangan seperti : kopi, kentang, ubi kayu, dan juga buah-buahan seperti terong belanda
(tamarilo), strawbery, jagung, markisa, pisang, dan sayur-sayuran.
Pada tahun 2016, kami tim P2M Undiksha telah berhasil melatih anggota KWT desa
Wanagiri dalam bidang Boga yaitu mengolah kue rumahan berbahan terigu dan kanji, dan juga
pelatihan tata rias wajah dan rambut yaitu menata rambut sederhana namun elegan. Berdasarkan
evaluasi akhir, kegiatan tersebut mendapat respon yang sangat antusias dari masyarakat/tim PKK,
dan telah berhasil melatih masyarakat/tim penggerak PKK. Selanjutnya masukan dari
masyarakat/KWT, menginginkan adanya pelatihan lanjutan untuk mengolah terung belanda
(tamarillo) dari hasil perkebunan. Selain itu masyarakat/KWT juga menginginkan adanya
pelatihan keterampilan teknik pengemasan dodol yang menarik. Selama ini kemasan dodol
tamarillo dibuat dari mika/plastic yang sederhana sehingga penampilannya kurang menarik.
Kondisi mengakibatkan daya tarik dodol tamarilo rendah sehingga jumlah produksinya juga
rendah. Disisi lain dodol tamarilo sangat berpeluang sebagai produk khas oleh-oleh dari Desa
Wanagiri yang sudah dikembangkan kea rah wisata agro.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Ketua Kelompok Wanita
Tani sekaligus kelompok usaha dodol dengan nama “KWT SARI AMERTA GIRI”
ibu Ni Nyoman Budiani dan Ibu Ketua Tim penggerak PKK desa Wanagiri, Ibu Ni Kadek
Yastini, bahwa beliau sangat menginginkan adanya kerjasama dari Undiksha khususnya
LPM untuk diberikan pelatihan pengolahan dan pengemasan dodol tamarillo yang
mencirikan kekhasan dari wadah atau kemasan unik untuk meningkatkan daya tarik
konsumen. Produk dodol tamarillo yang bisa tahan lama dan menjadi ikon oleh-oleh khas
Wanagiri. Beliau merasakan bahwa masyarakatnya mempunyai keinginan yang tinggi untuk
bisa mengolah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pengemasan. Di
samping itu di Desa Wanagiri sudah terbentuk kelompok-kelompok Wanita Tani (KWT),
dari tiga banjar dinas , dimana setiap banjarnya mempunyai anggota 20 orang. Selama ini
h a n y a kegiatan KWT “ K W T S a r i A m e r t a G i r i ” y a n g s u d a h
b e r p r o d u k s i n a m u n m a s i h t e r b a t a s p a d a s y s t e m o r d e r a t a u
p e s a n a n . . Jika KWT ini sudah diberdayakan maka program-program desa akan sangat
mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, serta mengangkat nama desa
di tingkat Kabupaten, dimana setiap tahun selalu diadakan ajang pameran hasil-hasil
5
pertanian,perikanan juga dalam kegiatan Buleleng Festifal , para anggota KWT bisa
berperan.
Selain itu, kelompok KWT dari ketiga banjar dinas yang secara keseluruhan
berjumlah 60 orang, sudah mempunyai peralatan produksi makanan yang akan menunjang
kegiatan pemberdayaan kelompok. Kondisi ini sangat mendukung untuk segera diberikan
pelatihan keterampilan mengolah dan mengemas dodol buah tamarillo, sebagai upaya
meningkatkan keterampilan anggota KWT.
Selanjutnya pelatihan keterampilan mengolah dan mengemas dodol tamarillo juga
sangat urgen diperlukan, mengingat salah satu factor terhambatnya produksi secara
berkelanjutan disebabkan dodol tamarillo belum banyak dikenal, system produksi
berdasarkan order atau pesanan, pengemasan masih kurang memiliki daya tarik atau kurang
unik/khas.
Sejalan dengan hal tersebut, mahasiswa jurusan PKK (Tata Boga) melalui hasil-hasil
penelitiannya telah menghasilkan berbagai macam produk seperti di atas, yang mana
resep-resep tersebut bisa diaplikasikan melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Jadi terdapat sinergi antara perguruan tinggi (Undiksha) dengan masyarakat (Desa Wanagiri)
untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian mahasiswa.
Gambar A. Observasi dan wawancara Gambar B. Observasi dan wawancara dengan Ibu
dengan Kepala Desa, Ibu Ketua Penggerak PKK Nyoman Budiani ( Ketua klp. KWT SARI AMERTA
GIRI)
Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk memberdayakan warga
masyarakat desa Wanagiri khususnya yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT)
melalui program pelatihan pengolahan dan pengemasan dodol tamarillo dalam upaya
meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran dodol tamarillo.
6
Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK)
yang memiliki Jurusan yang saling terkait yaitu Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (Jurusan PKK). Di Jurusan PKK, terdiri dua sub. Tata Boga dan Sub. Tata
Busana. Pada kedua sub program studi tersebut, 65 % kurikulumnya mengajarkan
praktikum, aneka jenis keterampilan , salah satu mata kuliahnya yaitu Pengawetan
makanan. Oleh karena itu
kegiatan dalam bentuk Pengabdian pada Masyarakat ini sangat relevan untuk
memecahkan permasalahan yang ada di desa Wanagiri khususnya anggota Kelompok Wanita
Tani.
1.3. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukakan bahwa kurangnya
pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah dan mengemas dodol tamarillo sehingga
kemasan lebih menarik, unik, dan menjadi daya tarik konsumen. menjadi produk makanan
awetan, yang berorientasi pasar (siap jual), sedangkan peralatan yang tersedia cukup
memadai untuk bidang tersebut. Selain itu para ibu anggota Kelompok Wanita Tani
sangat membutuhkan keterampilan tersebut, karena diharapkan setelah mereka mampu
memproduksi dodol tamarillo dalam jumlah besar, sehingga mampu menunjang wisata agro
yang sedang dikembangkan. sebagai produk awetan sejalan dengan program pemerintah
untuk memberdayakan kelompok wanita tani sehingga berpeluang untuk membuka
usaha. Oleh karena itu untuk dapat memiliki sejumlah keterampilan maka
diperlukan sejumlah pelatihan keterampilan yaitu :
a. Mengolah dodol tamarillo sesuai dengan standar resep yang ditetapkan
b. Mengemas dodol tamarillo dengan keunikan tersendiri.
c. Menganalisis nilai ekonomi produk.
Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui strategi dan
program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya
selebihnya (peralatan/fasilitas) dan juga sumber daya alam yang ada desa
Wanagiri,kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
7
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut :
1. Teknologi tepat guna melalui pelatihan keterampilan mengolah dan
mengemas dodol tamari l l o menjadi produk siap jual dan memiliki daya
tarik bagi masyaraakat khususnya wisatawan kelompok Wanita Tani (KWT) di
Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.
2. Melatihkan Teknik pengemasan dodol yang unik namun menarik konsumen
sehingga layak dijual pada pasar modern selain sebagai ikon Desa Wanagiri.
3. Bagaimana tanggapan masyarakat khususnya para anggota KWT terhadap
kegiatan pelatihan ini?
1.4. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan pelatihan dalam bentuk program pelatihan bagi para ibu anggota kelompok
Wanita Tani (KWT), dalam bentuk pemberian keterampilan bidang Boga tentang pengolahan
dan pengemasan dodol tamarillo. Selain itu juga diberikan wawasan tentang
kewirausahaan, sehingga hasil-hasil keterampilan mereka sekaligus dapat dijadikan
kegiatan lanjutan untuk mengembangkan wirausaha aneka produk olahan berbahan
berbahan buah tamarillo
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah :
1. Untuk memberikan pelatihan dalam bidang Boga berupa pengolahan dan
pengemasan dodol yang bisa tahan lama bagi para ibu anggota KWT desa
Wanagiri .
2. Untuk melatih teknik pengemasan produk serta menganalisis produk dari aspek
potensi bisnis
3. Untuk mengetahui tanggapan para ibu anggota kelompok Wanita Tani
terhadap pelatihan ini, sekaligus mengembangkan wirausaha baru.
8
1.4. MANFAAT KEGIATAN
Berpijak pada analisis situasi dan tujuan program Pengabdian di atas, maka
program ini akan bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) ,hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan
dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah dan
mengemas dodol tamarillo sehingga meningkatkan daya tarik konsumen/pembeli.
2. Dampak iringan /nurturant effect setelah kegiatan ini, para ibu khususnya
yang tergabung dalam kelompok wanita tani dapat meningkatkan jumlah produksi
dan keberlangsungan produksi,sehingga dodol tamarillo mampu menjadi produk oleh-
oleh khas desa Wanagiri. .
3. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan
kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin
komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan
masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam pemberdayaan
masyarakat luas.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TERONG BELANDA/TAMARILLO
Gambar 2. Buah Terung Belanda/Tamarillo
Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae. Buah
ini berasal dari Peru yang masuk ke Indonesia dan dikembangkan di
beberapa daerah seperti Bali, Jawa Barat, dan Tanah Karo Sumatera Utara. Buah
ini bentuknya bulat panjang berasa kombinasi antara tomat dan jambu biji
(Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Terung belanda memiliki nama yang berbeda di setiap negara. Tamarillo
merupakan nama yang dipakai dalam perdagangan internasional, dan pertama kali
digunakan di New Zealand dengan nama tree tomato pada tahun 1967. Di
Indonesia dikenal dengan nama terung belanda, terung menen, atau tiung,
Malaysia (pokok tomato), Thailand (makhua-thetton), Australia, Amerika, Inggr is,
Argentina dan Bolivia (tomate de monte), Brazil (tomate frances), Columbia
(pepino de Arbol), Peru (yuncatomate), Portugis (tomate frances), Belanda
(struiktomaat, Tamarillo), dan Spanyol (tomate de palo) (Danga, 2002).
10
Manfaat Buah Terung Belanda
Ditinjau dari aspek fungsionalnya ternyata buah terung belanda
mempunyai khasiat yang sangat unggul sebagai sumber antioksidan alami. Buah
terung belanda mengandung berbagai macam bentuk vitamin, seperti vitamin A,
vitamin B6 , vitamin C, vitamin E, senyawa karotenoid, anthosianin, dan serat
(Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Buah terung belanda mengandung vitamin C yang cukup tinggi, yaitu
sekitar 42 mg/100 g bahan , jumlah ini cukup untuk mencegah penyakit.
Vitamin C merupakan antioksidan alami yang mudah dan murah bila dikonsumsi dari
alam. Vitamin C sebagai sumber antioksidan memiliki manfaat bagi tubuh antara
lain membantu menjaga sel, meningkatkan penyerapan asupan zat besi, dan
memperbaiki sistem kekebalan tubuh (Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Terung belanda yang mengkal dapat diolah menjadi sambal dengan cara
tertentu. Terung belanda juga dapat digunakan sebagai campuran untuk es krim,
sandwich filling, puding, dan pie. Buah terung belanda dapat diolah menjadi
produk-produk seperti chutney yaitu salah satu makanan yang terkenal di New
Zealand. Karena kandungan pektin yang tinggi maka buah ini sangat cocok dijadikan
jelli, jam, akan tetapi buah terung belanda mudah teroksidasi dan kehilangan
warnanya (Morton, 1987).
Perlakuan Pendahuluan Pascapanen
Penanganan lepas panen bertujuan untuk memperbaiki sifat hasil
pertanian. Salah satu perlakuan yang sering dilakukan adalah pencucian dan
perendaman. Tujuan perlakuan ini adalah untuk menghilangkan bahan-bahan
asing, mengurangi jumlah bakteri atau jenis mikroba lainnya, menginaktifkan
enzim, dan mendapatkan kenampakan hasil pertanian yang lebih bersih dan menarik
(Hadiwiyoto dan Sooehardi, 1981).
Pemanasan dilakukan untuk menginaktifkan enzim, menghindari
kerusakan buah yang disebabkan oleh larva, lalat buah, dan mengurangi
organisme perusak. Perlakuan dengan air panas (heat water treatment) untuk
pengendalian hama atau penyakit. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara
memanaskan buah pada suhu tertentu selama periode waktu tertentu yang
bertujuan untuk membunuh lalat buah atau mengendalikan penyakit antraknosa
dan busuk pangkal buah (stem end rot) tanpa menyebabkan kerusakan pada buah
tersebut (Setyabudi, 2009).
10
11
Selanjutnya perlakuan pasca panen lainnya adalah diolah menjadi dodol
buah tamarillo yang memiliki rasa khas gabungan rasa manis, asam, segar.
2.2. TINJAUAN TENTANG DODOL
Dodol merupakan salah satu produk olahan hasil pertanian yang termasuk dalam jenis
makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa dibasahi
terlebih dahulu (rehidrasi) dan cukup kering sehingga dapat stabil dalam penyimpanan. Dodol
termasuk jenis makanan setengah basah (Intermediate Moisture Food) yang mempunyai kadar
air 10-40 %; Aw 0,70-0,85; tekstur lunak; mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan,
tidak memerlukan pendinginan dan tahan lama selama penyimpanan. (Astawan dan Wahyuni,
1991)
Buah-buahan kadang juga ditambahkan untuk memberikan rasa yang diinginkan. Dodol
yang berkualitas baik adalah dodol dengan tekstur yang tidak terlalu lembek, bagian luar
mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika mengandung
minyak tidak terasa tengik. Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi tengik akibat adanya
kerja enzim lipase yang tahan panas dan adanya reaksi oksidasi (Setiawihardja, 1994).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, tepung
beras ketan, gula pasir dan garam. Tepung beras ketan memiliki kadar amilopektin yang tinggi
sehingga memberi sifat elastis pada produk dodol. Santan yang mengandung lemak memberi
efek rasa yang lezat dan tekstur akan lebih kalis. Sedangkan jenis gula yang digunakan bisa
gula pasir ataupun gula merah. Dalam hal ini gula akan memberi efek rasa manis, aroma dan
warna coklat. Selain itu gula juga berperan sebagai pengawet dan membantu dalam
pembentukan tekstur
2.3. Kemasan
Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas
produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir. Kemasan yang
baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan tetapi juga secara signifikan
memberikan keuntungan dari segi pendapatan, Selama distribusi, kualitas produk pangan
dapat memburuk secara biologis dan kimiawi maupun fisik. Oleh karena itu, kemasan
makanan memberikan kontribusi untuk memperpanjang masa simpan dan
11
12
mempertahankan kualitas dan keamanan produk makanan (Jun H. Han, 2005).
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat
ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik, dan kemasan komposit atau
kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya
gabungan antara kertas dan plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan
ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis
kemasan yang sesuai untuk produk pangan (Elisa dan Mimi, 2006).
Yokoyama (1985) menyarankan syarat yang diperlukan untuk menghasilkan
kemasan yaitu :
1. Jumlahnya berlimpah
2. Material yang digunakan layak dan efisien sebagai kemasan
3. Struktur dan bentuknya sesuai
4. Menyenangkan
5. Pertimbangan pembuangan
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya
dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang
dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang.
2.4.KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran yang strategis untuk masalah ini adalah para ibu anggota kelompok
wanita tani SARI AMERTA GIRU sejumlah 15 orang. Dipilihnya para ibu anggota
kelompok wanita tani, sebab mereka sudah memiliki wadah/kelompok , pengetahuan
terhadap bahan baku memadai, akses transportasi mudah, sehingga nampaknya aspek
kebersamaan minat mereka untuk terampil mengolah makanan sudah merupakan hal yang
mudah, sehingga perkiraan kami sebagai tim pelaksana P2M sasaran ini sangat tepat. Selain
itu kelompok Wanita Tani merupakan sebuah wadah bagi para kaum ibu petani untuk dapat
diberdayakan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan mengolah dan mengemas dodol
tamarillo , sehingga mampu mengembangkan menjadi wirausaha yang mandiri sesuai
harapan pemerintah.
12
13
Kegiatan pelatihan pengolahan dan pengemasan dodol tamarillo melibatkan tim
dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik dan Kejuruan, dosen
jurusan Ekonomi Akuntansi, bekerja sama dengan Kepala Desa Wanagiri terutama Ibu
Ketua Penggerak PKK yang merupakan pengarah para angota kelompok wanita tani di
desa
Wanagiri yang dijadikan subjek sasaran. Pengabdian ini dilakukan tim dosen PKK
Universitas Pendidikan Ganesha untuk menjalin hubungan yang lebih erat melalui
penerapan multi disiplin ilmu khususnya bidang Boga, kewirausahaan. Adapun Tim dosen
PKK sebagai instruktur terdiri dari :
1. Cok. Istri Raka Marsiti,S.Pd.,M.Pd. (Bidang Boga) sekaligus ketua pelaksana
2. Lucy Sri Musmini. ( Bidang Kewirausahaan, dan pengemasan)
Melalui kegiatan pengabdian ini, akan menumbuhkan kreatifitas para ibu
kelompok wanita tani (KWT) untuk mengolah dan mengemas dodol Tamarillo
sehingga sentra-sentra industri rumahan akan berkembang pesat, yang artinya tingkat
pendapatan masyarakat juga akan meningkat.
2.5. KETERKAITAN
Pelaksanaan kegiatan P2M di desa Wanagiri Kecamatan Sukasada ini akan
melibatkan berbagai pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun pihak –pihak yang terkait yaitu :
1. Undiksha melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat sebagai penanggung
jawab utama kegiatan, yang mana sebagai pelaksananya adalah tim Jurusan
PKK, Fakultas Teknik dan Kejuruan
2. Dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Buleleng, terkait dalam hal
perijinan usaha, agar dipermudah,
3. Lembaga masyarakat Desa , melalui kelompok –kelompok Wanita Tani
(KWT) , sebagai subjek sasaran yang sangat strategis, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka kegiatan P2M ini sangat
bermanfaat khususnya bagi masyarakat Desa Wanagiri
13
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3.1.Rancangan Pengabdian Pada Masyarakat
Program kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini menggunakan metode
pelatihan yang didahului melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Metode ceramah
dilakukan dalam rangka memberikan informasi tentang dodol berbahan buah tamarillo,
juga manfaat dari buah tamarillo, serta resep-resep yang mudah dipahami., teknik
pengolahan, pengemasan, aspek peluang usaha, serta perhitungan sederhana rugi laba, dan
tknik pengemasan. Metode demonstrasi dilakukan dalam menganalisis resep, mengolah
produk sehingga menghasilkan dodol tamarillo sesuai standar resep. Demikian juga untuk
pengemasan, akan diupayakan melatih cara membuat kemasan yang menarik.. Hasil yang
diperoleh melalui demonstrasi ini dirancang pula dengan system pengemasan. Metode
Tanya jawab dilakukan selama proses pelatihan baik secara teoritis maupun dalam kegiatan
praktik.
Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah di atas, dilakukan
melalui peningkatan keterampilan dalam program pelatihan pengolahan dan pengemasan
dodol tamarillo , serta perhitungan ekonomi sederhana, yang mampu mengembangkan
usaha baru.
Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan yang terbagi dalam tiga
tahap yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
3.2. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang dirasakan oleh para ibu anggota kelompok
wanita tani yaitu belum dimilikinya pengetahuan dan keterampilan mengolah dan
mengemas dodol tamarillo secara optimal, maka ditemukan suatu alternatif untuk
memecahkan permasalahan tersebut yaitu memberikan pelatihan keterampilan pengolahan
d a n p e n g e m a s a n d o d o l t a m a r i l l o s e h i n g g a m a m p u
m e n i n g k a t k a n d a y a t a r i k p e m b e l i / k o n s u m e n , melalui kerjasama
perguruan tinggi (sebagai implementasi Dharma ke-3) yaitu pengabdian pada masyarakat.
Perguruan tinggi sebagai mitra masyarakat sudah selayaknya memberikan kontribusi
kepada masayarakat dilingkungannya.
14
15
3.3. RANCANGAN EVALUASI DAN KRITERIA KEBERHASILAN
Kegiatan evaluasi program pengabdian ini dilakukan melalui pengamatan langsung
melalui penilaian kinerja dalam proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Untuk menentukan tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui evaluasi yang
dilakukan instruktur dengan menggunakan indikator yang tercantum dalam rubrik ,
yang telah disiapkan.
Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk menilai keterampilan proses
sebagai berikut :
Tabel 3.1.Check list proses ( Pembuatan Dodol Tamarillo dan Pengemasan)
No Keterampilan yang diamati (Indikator) Skala Nilai
4 3 2 1
1. Persiapan (Pemilihan bahan ,penimbangan, penyiapan alat )
2. Penggunaan peralatan yang benar
3. Ketepatan langkah-langkah mengolah produk
4. Kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria
yang diharapkan dalam resep
5. Menata peralatan setelah mengolah
6. Teknik pengemasan
7 Analisis untuk menghitung rugi /laba produk
4= sangat baik, 3= baik , 2= cukup, 1=kurang
sumber: I Wayan Santyasa, 2006
Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi
menggunakan pedoman konversi sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pedoman Hasil evaluasi :
No Rentangan Nilai Kategori
1 85%-100% 4 Sangat baik
2. 70-84 % 3 Baik
3. 55-69% 2 Cukup
4. ≤ 54% 1 Kurang
15
16
Selain aspek penilaian di atas, keberhasilan pelatihan ini dilihat dari antusias peserta mengikuti pelatihan yang dilihat dari kehadiran,dan hasil pelatihan bisa dilanjutkan pada usaha secara kelompok maupun mandiri.
16
17
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN P2M
4.1.Koordinasi pelaksanaan
Sebelum kegiTan P2m dilaksankan terlebih dahulu tim P2M melakukan koordinasi
dengan Kepala Desa, Ibu Ketua penggerak PKK, Desa Wanagiri terkait dengan rangkaian
kegiatan serta jadwal atau kesepakatan tempat dan waktu. Koordinasi dilakukan pada
tanggal 27 Juli 2017, tim bertemu dengan ketua Tim Penggerak PKK ,ibu Kadek Yastini
membicarakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya disepakati waktu yang
tepat yaitu hari Sabtu, 12 Agustus 2017 bertempat di Kantor pertemuan perbekel Desa
Wanagiri.
4.2. Pelaksanaan Kegiatan
Sesuai dengan kesepakatan dengan Ketua penggerak PKK Desa Wanagiri, kami tim
pelaksana P2M tiba di lokasi pada pukul 10.30. wita . Para anggota kelompok KWT
(Kelompok Wanita Tani) sudah siap menunggu, dan menyiapkan tempat. Demikian juga tim
kami menyiapkan semua keperluan pengabdian, menata bahan, alat.
Selanjutnya diawali dengan pembukaan, sambutan ibu ketua penggerak PKK, arahan
teknis dari instruktur. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang. Kemudian arahan oleh
instruktur untuk menyiapkan alat dan bahan dodol, yang selanjutya mengolah dodol tamarilo
Masing-masing instruktur memberikan atau memaparkan langkah-langkah teknis dalam
mengolah dodol Tamarillo, selama proses pengolahan juga disertai Tanya jawab oleh
peserta, sampai dodl tamarilo matang, didinginkan.
Setelah mengolah dodol selesai, dilanjukan dengan pemaparan tentang perhitungan
sederhana ,membuat pembukuan usaha, yang langsung dibimbing oleh instruktur. Peserta
terlihat sangat antusias, walaupun menurut mereka sudah melakukan pencatatan, tetapi
sebatas catatan-catatan bahan yang penting saja, tidak mencatat secara keseluruhan, dimana
secara akuntansi belum bisa dikatakan benar. Maka dari itu diberikan pemahaman bahwa
dalam menjalankan suatu usaha sekecil apapun harus mencatat semua pengeluaran, maupun
pembelanjaan.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan seperti tampak pada foto-foto
kegiatan berikut :
17
18
Keterangan: Instruktur (bu Lucy) sedang menjelaskan cara menulis pembukuan
Keterangan: Tim pelaksana (Bu Cok Istri Marsiti, Bu Lucy sedang berbincang
dengan ibu Ketua Tim PenggerakPKK Desa Wanagiri (Bu Kadek Yastini)
18
19
Keterangan: Proses pengolahan Dodol
Keterangan: dodol yang sudah dikemas oleh ketua Kelompok KWT
19
20
Keterangan: antusias peserta
Keterangan: Foto bersama usai kegiatan
20
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan dan
pengemasan dodol Tamarilo dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan teknologi tepat guna melalui pelatihan pengolahan dan pengemasan
dodol tamari lo dapat d i laksanakan dengan hasi l sangat ba ik mulai
dar i pe r siapan,pengolahan dan penyaj ian bagi anggota kelompok Wanita
Tani (KWT) Sari Amerta Giri di Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten
Buleleng.
2. Pelatihan pengo lahan dan pengemasan dodol tamari lo untuk kalangan
anggota KWT dapat dilaksanakan dengan hasil sangat memuaskan.
3. Pelatihan penyusunan pembukuan dapat dilaksanakan dengan baik, dimana para peserta
yang bertugas sebagai ketua maupun bendahara dilatih langsung membuat pembukuan
usaha dodol tamarilo.
4. Tanggapan masyarakat khususnya para anggota KWT terhadap kegiatan pelatihan ini
sangat positif dan antusias. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi kehadiran peserta
sebanyak 100% dari 51 orang yang diundang, hadir juga sebanyak 15 orang.
5.2. Saran
Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Desa Wanagiri masih terbatas pada bidang
pengolahan dan pengemasan dodol tamarilo, sedangkan potensi wilayah desa Wanagiri masih
banyak, seperti produk kopi khas desa wanagiri yang memerlukan penanganan dalam
pengemasan. Tim pelaksana menyarankan kepada pihak terkait yaitu pemerintah Kabupaten
Buleleng bisa bersinergi dengan Universitas Pendidikan Ganesha untuk meningkatkan,
memperluas jaringan sehingga tujuan akhir pemberdayaan masyarakat dapat tercapai.
21
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 01.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2002.Pangan Sumber Energi Negara.Bandung:Institut Teknologi Bandung