LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI Oleh: Golongan A/Kelompok 6A 1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156) 2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251) 3. Hisyam Hardiansyah (161510501258). LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
24
Embed
LAPORAN PRAKTIKUM - feridwiputra0123.files.wordpress.com filetumbuhan. Respirasi merupakan proses terjadinya perubahan energi kimia yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat ataupun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
RESPIRASI
Oleh:
Golongan A/Kelompok 6A
1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156)
2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)
3. Hisyam Hardiansyah (161510501258).
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup termasuk didalamnya, baik hewan (makroorganisme dan
mikroorganisme) dan tumbuhan yang memiliki aktivitas tertentu dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap makhluk hidup memiliki
struktur dan fungsi yang berbeda-beda pada setiap komponen penyusunnya,
diantaranya meliputi sel, jaringan, dan organ. Secara fungsional keseluruhan
komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing yang membentuk suatu
kesatuan unit kerja tersruktur yang disebut sistem, dimana pada sistem ini
beberapa dari organ akan bekerja sama dan saling berhubungan. Sistem fungsional
yang terdapat di dalam individu makhluk hidup diantaranya seperti sistem
reproduksi, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem eksresi dan sistem
respirasi.
Sistem respirasi menjadi penting bagi makhluk hidup karena tanpa adanya
sistem ini makhluk hidup tidak dapat menjalankan aktivitas proses metabolisme.
Setiap aktivitas makhluk hidup membutuhkan energi begitu juga dengan
tumbuhan. Respirasi merupakan proses terjadinya perubahan energi kimia yang
tersimpan dalam bentuk karbohidrat ataupun lemak yang digunakan dalam proses
metabolisme. Respirasi pada tumbuhan dapat dikatakan sebagai suatu proses
perombakan zat organik yang telah tersimpan sebelumnya untuk digunakan
kembali guna melaksanakan proses-proses pada tumbuhan. Setiap sel aktif pada
makhluk hidup melakukan respirasi, baik itu pada sel yang terdapat pada
tumbuhan ataupun hewan. Respirasi pada umumnya digambarkan sebagai proses
pernapasan pada makhluk hidup yang membutuhkan oksigen. Respirasi dapat
dilakukan kapan saja oleh makhluk hidup baik pada siang ataupun malam hari,
karena berbeda dengan fotosintesis cahaya bukanlah syarat mutlak dalam proses
respirasi. Beragam faktor yang mempengaruhi tumbuhan dalam melakukan proses
respirasi, seperti benih yang membutuhkan lingkungan yang mendukung untuk
memulai perkecambahan yang diawali dengan suatu proses respirasi.
2
Respirasi tidak selalu melibatkan oksigen sebagai komponen utama pada
proses pemecahan energi yang tersimpan. Terdapat dua macam respirasi
berdasarkan keterlibatan oksigen di dalamnya. Tumbuhan juga memanfaatkan
oksigen dalam bernafas dengan menghirupnya melalui stomata, dari sini oksigen
akan berperan pada proses respirasi aerob. Respirasi aerob merupakan respirasi
yang membutuhkan oksigen pada prosesnya, sedangkan respirasi anaerob tidak
memerlukan oksigen atau disebut juga sebagai fermentasi. Respirasi pelepasan
energi kimia mencakup pada proses-proses dengan tahapan pertama oksidasi,
perombakan molekul dan diakhiri dengan transfer energi.
Acara praktikum ini dilatarbelakangi oleh proses respirasi yang
membutuhkan CO2 dan menghasilkan O2 pada kecambah tanaman kacang hijau.
Kegiatan praktikum ini bermaksud untuk mengetahui volume O2 dan CO2 yang
dihasilkan dari proses respirasi. Pengamatan ini penting dilakukan karena setiap
proses respirasi dalam waktu yang berbeda memiliki ukuran tersendiri, sehingga
perlu untuk dipelajari mengenai jumlah CO2 yang dibutuhkan tanaman dan O2
yang dihasilkan beserta pengaruh suhu terhadap proses respirasi.
1.2 Tujuan
Mengatahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta
membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah proses metabolis pada tumbuhan yang menghasilkan
energi. Proses ini meliputi pemecahan senyawa kompleks seperti asam-asam
organik, gula (glukosa), asam lemak (gliserol), dan asam amino menjadi molekul
yang lebih sederhana. Senyawa kompleks yang dihasilkan dari fotosintesis berupa
glukosa (C6H12O6) akan dirombak pada saat proses respirasi yang nantinya akan
menjadi senyawa sederhana.. Selain itu, kadar oksigen di udara akan menipis
seiring bertambahnya karbondioksida. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kandungan oksigen berkurang di udara disebabkan oleh pengaruh suhu yang
semakin tinggi (Fagundes et al., 2013).
Respirasi pada dasarnya membutuhkan oksigen sebagai bahan perombak
molekul. Berdasarkan keberadaan oksigen di udara, ada 2 cara respirasi pada
tumbuhan yaitu respirasi anaerob dan respirasi aerob. Respirasi aerob merupakan
suatu reaksi yang membutuhkan oksigen dan nantinya menghasilkan suatu energi
yang tersimpan dalam bentuk kimia atau ATP. Respirasi anaerob adalah respirasi
yang tidak membutuhkan oksigen dalam perombakannya. Proses respirasi aerob
lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan dengan respirasi anaerob karena
pengaruh konsentrasi oksigen yang memiliki peran sebagai perombak glukosa
secara alami (Cokadar, 2012).
Energi yang dilepaskan dari glukosa dalam proses respirasi melalui
serangkaian reaksi kimia. Selama proses respirasi terdapat beberapa energi yang
hilang. Energi panas tereduksi yang digunakan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan. Bahan utama dalam melakukan proses respirasi
ialah glukosa. Respirasi yang terjadi pada tumbuhan melibatkan oksidasi aerobik
pada gula. Energi yang didapat dari respirasi pada mitokondria dilepaskan
kedalam sitoplasma. Energi yang diperoleh dalam 1 mol glukosa sebesar kurang
lebih 673 kalori (Liang et al., 2013).
Proses respirasi apabila terjadi peningkatan suhu maka akan mempercepat
laju respirasi dan laju penggunaan oksigen akan meningkat pula. Kekurangan
oksigen pada perkecambahan menyebabkan energi yang digunakan berkurang.
4
Suhu semakin tinggi maka laju respirasi semakin meningkat, karena penurunan
defisit tekanan uap air dari udara yang hangat dan suhu daun yang tinggi.
Perubahan suhu dan kelembapan berpengaruh dalam mengontrol laju respirasi.
Kondisi lingkungan berupa suhu maupun kelembaban yang baik dapat menunjang
proses respirasi yang sempurna. Respirasi yang baik akan memberikan hasil
produksi (CO2, H2O, dan energi) dalam keadaan optimal (Aanderud et al., 2013).
Laju respirasi pada tanaman bersifat fluktuasi atau tidak tetap dari waktu
ke waktu. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
respirasi diantaranya kadar oksigen di udara, suhu, kadar karbondioksida,
intensitas cahaya, dan zat-zat kimia. Reaksi pada proses respirasi ialah reaksi
biokimia. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju respirasi sebesar dua kali
lipat. Cahaya menjadi faktor penting dalam proses respirasi. Meningkatkan laju
fotosintesis dapat menghasilkan persedian makanan yang meningkat. Kondisi ini
dapat menyebabkan laju respirasi meningkat pula (Saktiyono, 2006).
Pengetahuan mengenai laju respirasi sangatlah berguna dalam penanganan
pasca panen. Produk pertanian yang memiliki laju respirasi cepat akan memiliki
daya simpan yang relatif pendek. Perbedaan laju respirasi setiap produk baik buah
ataupun sayur disebabkan adanya perbedaan antara fungsi botanis dari jaringan
buah tersebut. Aktivitas respirasi dengan menggunakan bahan oksigen pada
proses respirasi memiliki hasil yang berbeda-beda. Semakin banyak oksigen yang
digunakan, maka proses respirasi semakin aktif (Fransiska dkk, 2013).
Buah yang disimpan pada suhu rendah dapat menekan laju respirasi dan
metabolisme, percepatan pematangan dan pelunakan, menunda masa penuaan,
mencegah perubahan warna dan tekstur, menstabilkan kadar air pada buah, dan