Top Banner
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I MESIN BUBUT 1 BAB I LATAR BELAKANG Dewasa ini tingkat pengangguran di Indonesia semakin tinggi, hal ini disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga pekerja. Disamping itu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) juga sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat diatasi dengan cara pemberian ketrampilan. Ketrampilan pada bidang industri, khususnya bidang manufaktur, dapat dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami peralatan/mesin yang berhubungan dengan bidang manufaktur tersebut. Mesin Bubut (Lathe Mechine) merupakan mesin yang mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi benda kerja berbentuk silindris (pada umumnya) dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, membuat lubang (pengeboran) dan meratakan permukaan benda kerja yang berputar. Benda kerja diberi gerakan memutar (rotasi), sedangkan pahat bergerak horizontal sepanjang sumbu benda kerja. Benda kerja yang dihasilkan berbentuk silinder, ulir, dan tirus. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut yaitu energi pada motor listrik ditransmisikan ke gear box melalui pulley. Lalu energi tersebut ditransmisikan ke spindle untuk menggerakkan chuck. Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya
49

Laporan praktikum proses produksi

Jun 25, 2015

Download

Automotive

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

1

BAB I

LATAR BELAKANG

Dewasa ini tingkat pengangguran di Indonesia semakin tinggi, hal ini disebabkan

kurangnya lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga pekerja. Disamping itu

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola Sumber Daya Alam

(SDA) juga sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peningkatan Sumber Daya Manusia

(SDM) dapat diatasi dengan cara pemberian ketrampilan. Ketrampilan pada bidang

industri, khususnya bidang manufaktur, dapat dilakukan dengan cara mempelajari dan

memahami peralatan/mesin yang berhubungan dengan bidang manufaktur tersebut.

Mesin Bubut (Lathe Mechine) merupakan mesin yang mencakup segala mesin

perkakas yang memproduksi benda kerja berbentuk silindris (pada umumnya) dan

digunakan untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, membuat lubang

(pengeboran) dan meratakan permukaan benda kerja yang berputar. Benda kerja diberi

gerakan memutar (rotasi), sedangkan pahat bergerak horizontal sepanjang sumbu benda

kerja. Benda kerja yang dihasilkan berbentuk silinder, ulir, dan tirus.

Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut yaitu energi pada motor listrik

ditransmisikan ke gear box melalui pulley. Lalu energi tersebut ditransmisikan ke

spindle untuk menggerakkan chuck.

Mesin Milling adalah jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan logam

dengan cutting tool bergigi banyak (Multiple Tooth Cutting Tool) yang disebut milling

cutter/pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling, diantaranya mesin milling

horizontal, vertikal, universal dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda.

Milling cutter dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan

menggunakan motor listrik. Energi pada motor listrik tersebut ditransmisikan ke spindle

yang nantinya akan menggerakkan arbor.

Mesin bor biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming, dan

counterboring pada benda-benda ferrous maupun non ferrous. Benda kerja diletakkan

pada table dan jika diperlukan dapat dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada

sebagai perlengkapan tambahan pada mesin bor. Selanjutnya mata bor yang mendapat

daya dan putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.

Mesin las adalah mesin yang digunakan untuk penyambungan plat atau logam

menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 2: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

2

disambung dipanaskan terlebih dahulu hingga meleleh, kemudian baru disambung dengan

bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang

timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 3: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

3

BAB II

PRAKTIKUM

2.1 Mesin Bubut

2.1.1 Tujuan

Tujuan umum:

a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoprasiannya

b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas

Tujuan khusus:

a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut

b. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut

c. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir

2.1.2 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Mesin Bubut Tipe KRISBOW KW16– 485

Alat yang digunakan untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat

ulir, pengeboran dan meratakan permukaan benda putar.

Gambar 2.1 Mesin Bubut Tipe KRISBOW KW16- 485Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

2. Jangka Sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 4: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

4

Gambar 2.2 Jangka SorongSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

3. Center Gauge

Digunakan untuk menyenterkan benda kerja.

Gambar 2.3 Center GaugeSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 5: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

5

4. Stop Watch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Gambar 2.4 Stop WatchSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

5. Kunci Chuck

Digunakan untuk mengencangkan chuck/ pencekam, bentuk matanya

biasanya berbentuk bujur sangkar.

Gambar 2.5 Kunci ChuckSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

6. Kunci Pahat

Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan

kedudukan pahat tidak berubah.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 6: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

6

Gambar 2.6 Kunci PahatSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

7. Tachometer

Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle.

Gambar 2.7 TachometerSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

8. Pahat HSS

Digunakan sebagai alat pemakan benda kerja. HSS (High Speed Steel)

merupakan baja paduan tinggi dengan unsur paduan utama karbon (C), tungsten

(W), vanadium (V), molybdenum (Mo), kromium (Cr), ataupun kobalt (Co).

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 7: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

7

Gambar 2.8 Pahat HSSSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

9. Kunci Pass

Digunakan untuk mengubah sudut compone rest waktu proses penirusan.

Gambar 2.9 Kunci Pass 17Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

10. Kamera

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 8: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

8

Digunakan untuk mengambil gambar alat dan bahan pada saat praktikum

Gambar 2.10 KameraSumber : Anonymous 1, 2010

b. Bahan

1. Nama Bahan : Baja Esser (ST – 37)

Bahan yang digunakan adalah baja esser (ST – 37) dengan koefisien bahan

157 kg/mm2. Baja ST – 37 merupakan baja karbon rendah dengan komposisi

kimia: 0,17% C; 0,30% Si; 0,20%- 0,50% Mn, P dan S masing-masing 0,05%.

Dipergunakan untuk pembuatan poros, konstruksi gedung-gedung ataupun

bangunan.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 9: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

9

Gambar 2.11 Baja Esser (ST – 37)Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

2.1.3 Desain

2.1.4 Flowchart

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 10: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

10

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 11: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

11

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 12: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

12

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 13: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

13

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 14: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

14

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 15: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

15

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 16: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

16

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 17: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

17

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 18: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

18

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 19: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

19

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 20: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

20

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 21: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

21

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 22: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

22

2.1.5 Proses Pengerjaan

Pertama kita menyiapkan parameter-parameter pemotongan pada mesin

bubut seperti, deep of cut, kecepatan putaran spindle, feed motion,

desain produk, dan alat bantu.

Baja yang dipakai dalam proses pembubutan ini adalah baja ST 37.

Ukur benda kerja awal dan benda kerja yang diinginkan. Hal ini

bertujuan agar benda kerja yang dihasilkan/ ukuran data aktual sesuai

dengan ukuran data teoritis.

Buka chuck protection cover dan kendurkan chuck. Pasang benda kerja

pada chuck kemudian rapatkan kembali chuck.

Setting kecepatan spindle pada 235 rpm lalu tutup chuck protection

cover dan tekan tombol T (trial).

Mengecek apakah gear box sudah dalam kondisi aman. Jika belum maka

kembali ke langkah penyetingan kecepatan spindle. Jika sudah maka

lanjut ke tahap berikutnya.

Buka chuck protection cover, lalu centerkan benda kerja dan tutup

kembali chuck protection cover. Turunkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Nyala) dan Naikkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Mati)

Mengecek apakah benda kerja sudah dalam posisi center atau tengah.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 23: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

23

Jika belum, maka kembali pada proses sebelumnya. Jika sudah, maka

lanjut ke tahap selanjutnya.

Buka kembali chuck protection cover dan kendurkan chuck. Pasang

benda kerja pada chuck kemudian rapatkan kembali chuck.

Setting kecepatan spindle pada 235 rpm lalu tutup chuck protection

cover dan tekan tombol T (trial).

Mengecek apakah gear box sudah dalam kondisi aman. Jika belum maka

kembali ke langkah penyettingan kecepatan spindle. Jika sudah maka

lanjut ke tahap berikutnya.

Buka chuck protection cover, lalu setting left and right hand thread

change lever ke arah kanan. Dan tutup chuck protection cover. Tekan

tombol T (trial).

Jika sudah siap lakukan pemakanan. Turunkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Nyala). Setting feed motion pada = 0,161 mm/rev.

Setting titik nol diameter benda kerja dan Setting titik nol panjang benda

kerja.

Bebaskan pahat menjauhi benda kerja dan Netralkan Spindle Forward –

Stop – Reverse Lever (Mesin Netral).

Buka chuck protection cover. Setting depth of cut = (max) 0,5 mm.

Tutup chuck protection cover. Turunkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Nyala).

Naikkan longitudinal and cross power feed lever. Pembubutan L = 150

mm

Ambil data putaran spindle dan waktu pembubutan. Netralkan

longitudinal and cross power feed lever.Netralkan Spindle Forward –

Stop – Reverse Lever (Mesin Netral). Bebaskan pahat ke titik awal

Maka Ø= 20 mm . mengecek kembali apakah ukuran sudah sesuai. Jika

belum maka kembali ke proses sebelumnya. Jika sudah maka lanjut ke

tahap berikutnya.

Buka chuck protection cover Ukur diameter dan panjang benda kerja

hasil pembubutan. Mengecek kembali, apakah ukuran desain sudah

sesuai dengan yang diinginkan. Jika belum maka ulangi langkah

sebelumnya. Jika sudah maka lanjut ke tahap berikutnya.

Lakukan percobaan tersebut berulang-ulang mulai dari setting deep of

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 24: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

24

cut sampai menjadi diameter yang diinginkan sudah sesuai desain. Mulai

dari pembubutan, 150mm dengan Ø= 20 mm, 100mm dengan Ø= 15

mm, dan 55mm dengan Ø= 12 mm.

Jika proses pembubutan telah selesai,lalu kendurkan mur pengunci

compound rest.

Atur sudut compound rest α =600 . Kencangkan mur pengunci compound

rest.

Setting kecepatan spindle pada 235 rpm lalu tutup chuck protection

cover dan tekan tombol T (trial).

Mengecek apakah gear box sudah dalam kondisi aman. Jika belum maka

kembali ke langkah penyetingan kecepatan spindle. Jika sudah maka

lanjut ke tahap berikutnya.

Buka chuck protection cover, lalu centerkan benda kerja dan tutup

kembali chuck protection cover. Turunkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Nyala) dan Naikkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Mati)

Gambar 2.12 Benda KerjaSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

Pada proses penguliran , Setting depth of cut = 0,25 mm. Turunkan Split

nut lever. Tutup chuck protecting cover. Tutup chuck protecting cover.

Lakukan penguliran L = 40 mm. Ambil data putaran spindle dan waktu

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 25: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

25

penguliran. Netralkan Spindle Forward – Stop – Reverse Lever.

Putar top carriedge hand wheel CCW. Naikkan Spindle Forward – Stop

– Reverse Lever (Mesin Nyala Putaran Spindle CW). Netralkan Spindle

Forward – Stop – Reverse Lever (Mesin Mati).

Buka chuck protecting cover. Ukur diameter dan panjang benda kerja

hasil penguliran. Mengecek apakah sudah sesuai desain, jika belum

makan kembali ke tahap sebelumnya. Jika sudah maka lanjut ke tahap

berikutnya.

Lakukam percobaan tersebut kembali mulai dari mengatur sudut

compound rest α =00 sampai turunkan Spindle Forward – Stop –

Reverse Lever (Mesin Nyala).

Setting pitch pada = 1,75 mm/ gang, Setting titik nol diameter ulir dan

Setting titik nol panjang penguliran. Lakukan hal yang sama seperti

sebelumnya, akan tetapi setting deep of cutnya = 0,25mm dan penguliran

L= 40 mm sampai mengecek kembali, apakah ukuran desain sudah

sesuai dengan yang diinginkan.

Kendurkan chuck, lepas produk, Bersihkan mesin dan Kondisikan seperti

semula

Pada proses penirusan, proses pengerjaanya sama saja dengan

pembubutan dan penguliran hanya saja pembubutan tirus α = 30.

Buka chuck protecting cover. Ukur diameter dan panjang benda kerja

hasil penguliran. Mengecek apakah sudah sesuai desain, jika belum

makan kembali ke tahap sebelumnya. Jika sudah maka lanjut ke tahap

berikutnya.

Kembalikan alat pada tempatnya

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 26: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

26

Gambar 2.13 Benda KerjaSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

Produk sudah jadi dan bersihkan sisa sisa pembubutan agar mesin dapat

terawat dengan baik.

2.1.6 Data Hasil Praktikum

2.1.7 Perhitungan

2.1.8 Grafik dan Pembahasan

2.1.9 Studi Kasus

2.2 Mesin Milling

2.2.1 Tujuan

Tujuan umum

a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoprasiannya

b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas

Tujuan khusus

a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian bagian dari mesin milling

b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi, alur pada

poros dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam mcam

pekerjaan yang dapat dilakukan

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 27: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

27

2.2.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mesin Milling

Digunakan untuk melakukan pemotongan logam dengan cutting tool

bergigi banyak yang disebut milling cutting/ pisau frais.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 28: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

28

Gambar 4.7 Skema Kontrol Utama Pada Mesin Milling Horisontal

Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Produksi I

1. Variable Speed Control

Digunakan untuk mengatur kecepatan putar milling cutter.

2. Cross Feed

Digunakan untuk menggerakkan saddle ke arah melintang / transversal.

3. Vertical Feed

Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.

4. Longitudinal Feed

Digunakan untuk menggerakkan table dalam arah longitudinal.

Kontrol 2, 3, 4 disebut juga dengan Table Transverse Handwheel.

2. Jangka Sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.20 Jangka SorongSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

3. Stop Watch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 29: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

29

Gambar 2.21 Stop WatchSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

4. Kunci Chuck

Digunakan untuk mengencangkan chuck/ pencekam, bentuk biasanya bujur

sangkar.

Gambar 2.22 Kunci ChuckSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

5. Kunci L

Digunakan untuk mengencangkan tailctock.

Gambar 2.23 Kunci LSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

6. Kunci Inggris

Digunakan untuk mengencangkan benda kerja pada proses berulir dan

mengatur kedudukan index crank.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 30: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

30

Gambar 2.24 Kunci InggrisSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

7. Obeng (-)

Digunakan untuk mengatur sector arm.

Gambar 2.25 ObengSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

8. Milling Cutter Modul

Milling Cutter Modul pada mesin milling mempunyai bentuk silindris,

berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar.

Gambar 2.26 Milling Cutter Modul

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 31: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

31

Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

9. Poros Berulir

Digunakan sebagai tempat kedudukan benda kerja sebelum dipasang pada

chuck.

Gambar 2.27 Poros BerulirSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

10. Index Deviding Head

Digunakan untuk mengatur, memutar/ membagi benda kerja melalui besar

sudut tertentu, sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak yang sama.

Gambar 2.28 Index Deviding HeadSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)b. Bahan

Bahan benda kerja : Aluminium silinder

Konstanta Bahan : 32 kg/mm2

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 32: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

32

Gambar 2.29 Aluminium silinderSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

2.2.3 Proses Pembuatan Benda Kerja

Pertama kita menyiapkan alat kerja, bahan desain dan mengecek mesin

agar berjalan dengan lancar pada saat proses pengerjaan.

Setelah itu, benda kerja tersebut dipasang pada chuck yang terdapat pada

mesin milling. Centerkan tailstock dengan pisau frais pada mesin

milling.

Hal ini bertujuan agar, sesuai dengan desain yang diinginkan.

Lalu, putar knee feed handwheel untuk menurunkan posisi tailstock.

Setelah itu, kita menentukan possisi jarum index crank sesuai dengan

perhitungan. Pasang benda kerja pada poros tersebut. Jangan lupa atur

putaran spindel pada kecepatan 680 rpm.

Kita hidupkan mesin milling tersebut , lalu tentukan titik nol benda kerja

dengan memutar kneefeed of handwheel. Lalu benda kerja dinetralkan

dengan memutar table feen of handwheel.

Setting deef of cut pada 3mm dengan memutar knee of handwheel 1,5

putaran kemudian putar jarum indexcrank .

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 33: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

33

Gambar 2.30 Proses Pemakanan pada roda gigiSumber :Dokumentasi Pribadi

Lakukan pemakanan lalu netralkan benda kerja . Setelah itu kita

mengecek apakah mata roda gigi sudah sesuai desain. Jika belum ulang

percobaan dari memutar jarum index crank. Akan tetapi , jika sudah

maka lanjut setting deep of cut 2,0635 dengan memutar knee of

handwheel 82,5 skala.

Lakukan percobaan sama seperti menyeting deep of cut sebelumnya.

Apabila sudah selesai dan jumlah pemakanannya sesuai, matikan mesin,

lalu lepas benda kerja.

Maka jadilah sebuah roda gigi.

Gambar 2.31 sebuah roda gigiSumber : Dokumentasi Pribadi

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 34: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

34

Yang terakhir adalah membersihkan serpihan alumunium tersebut agar

alat mesin milling terawat dengan baik.

2.2.3.1 Desain Benda Kerja

2.2.3.1.1 Perhitungan

2.2.3.1.2 Gambar

2.2.3.2 Penentuan Parameter Penelitian

2.2.3.3 Flowchart

2.2.4 Data Hasil Praktikum

2.2.5 Pengolahan Data

2.2.6 Studi Kasus

2.3 Mesin Bor

2.3.1 Tujuan

Tujuan umum :

a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.

b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin perkakas.

Tujuan khusus :

a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor.

b. Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan mesin

bor.

2.3.2 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Mesin Bor

Digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming dan counterboring

pada benda-benda ferrous maupun non ferrous.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 35: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

35

Gambar 6.1 Skema Bench Drilling Machine FLOTT SB M3

Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Produksi I

Keterangan gambar

1. Hood

2. Belt Tensioning Lever

Digunakan untuk mengatur ketegangan belt,sehingga mempermudah dalam

mengatur kecepatan putar yang diinginkan.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 36: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

36

3. Drilling Lever

Digunakan dalam proses pemakanan.Drilling Lever mengatur kedudukan mata

bor secara vertikal.

4. Drilling Depth Control

Bagian ini terdapat pada front plate. Drilling depth control digunakan untuk

mengetahui kedalaman pemakanan .

5. Driving Motor

6. Table

7. Base

8. Table Clamp

Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.

9. Spindle Head

10. Drilling Chart

11. Rack

12. Front Plate

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 37: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

37

Gambar 6. 2 Front Plate Pada Mesin Bor FLOTT SB M3

Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Produksi I

Keterangan :

1. Main Switch

Merupakan saklar utama yang berfungsi menghidupkan / mematikan mesin.

2. Two Speed Switch

Digunakan untuk mengatur kecepatan mesin sesuai posisi vee belt pada puli

bertingkat.

3. Emergency Push Button

Merupakan tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat.

4. Fuse

5. Coolant Switch

Digunakan untuk mengaktifkan coolant.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 38: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

38

6. Lighting Switch

Digunakan untik mengaktifkan lampu penerangan.

7. Drilling Depth Scale

Merupakan skala pada sisi luar Drilling Depth Control, digunakan untuk

mengetahui kedalaman pemakanan.

2. Jangka Sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.34 Jangka SorongSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

3. Stop Watch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Gambar 2.35 Stop WatchSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

4. Kunci Drill Chuck

Digunakan untuk mencangkan drill chuck

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 39: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

39

Gambar 2.36 Kunci Drill ChuckSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

5. Palu

Digunakan untuk membersihkan kerak.

Gambar 2.37 PaluSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

6. Mata Bor

Digunakan untuk melubangi benda kerja.

Gambar 2.38 Mata BorSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

7. Penitik

Digunakan untuk menandai benda kerja yang akan di bor.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 40: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

40

Gambar 2.39 PenitikSumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2013)

2.3.3 Proses Pembuatan Benda Kerja

Pertama, kita menyiapkan alat kerja, bahan, desain dan mengecek mesin

agar lancar dalam proses pengerjaan.

Lalu tempelkan gambar desain yang sudah dibuat pada benda kerja dan

tandai titik di tengah dengan menggunakan palu. Hal ini bertujuan agar

hasil yang dibuat presisi dengan desain yang diinginkan.

Lalu, lepas kertas dari benda kerja. Pasang benda kerja pada ragum

(penjepit). Pasang pahat tersebut dan turunkan mata bor hingga

menyentuh benda kerja yang ingin dibor. Geser ragum hingga posisi

titik pusat lingkaran yang akan dibor menyentuh titik pusat tersebut.

Setelah itu, naikan mata bor dan hidupakan mesin. Lakukan pemakanan

sesuai dengan yang diinginkann.

Jika sudah selesai matikan mesin. Lepas benda kerja pada ragum.

Maka jadilah sebuah silinder berlubang

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 41: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

41

Gambar 2.40 Benda kerja setelah diborSumber : Dokumentasi Pribadi

Yang terakhir adalah bersihkan agar mesin bor terawat dengan baik.

2.3.3.1 Desain Benda Kerja

2.3.3.2 Penentuan Parameter Permesinan

2.3.3.3 Flowchart

2.3.4 Data Hasil Praktikum

2.3.5 Pengolahan Data

2.3.6 Studi Kasus

2.3.5. Proses Pengerjaan

2.3.6 Data Hasil Praktikum

2.3.7 Perhitungan

2.3.8 Studi Kasus

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 42: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

42

2.4 Kerja Bangku

2.4.1 Tujuan

Tujuan umum

a. Pengenalan secara langsung terhadap mesin las serta cara pengoperasiannya.

b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang proses pengelasan.

Tujuan khusus

a. Dapat mengetahui, memahami dan melakukan proses pengelasan.

b. Melatih ketrampilan dalam mengoperasikan mesin las.

2.4.2 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Tang

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 43: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

43

Digunakan untyuk menjepit benda kerja pada saat pengelasan apabila

diperlukan.

Gambar 2.43 TangSumber: Laboratorium Proses Produksi I Universitas Brawijaya

2. Kacamata Las

Digunakan untuk melindungi mata pada saat proses pengelasan berjalan.

Gambar 2.44 Kacamata LasSumber: Laboratorium Proses Produksi I Universitas Brawijaya

3. Stopwatch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengelasan.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 44: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

44

Gambar 2.45 StopwatchSumber: Anonymous 2, (2013)

4. Penggaris

Digunakan untuk mengukur benda kerja setelah dilas.

Gambar 2.46 PenggarisSumber: Anonymous 3, (2013)

5. Palu

Digunakan untuk membersihkan terak.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 45: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

45

Gambar 2.47 PaluSumber: Anonymous 4, (2013)

6. Gergaji

Digunakan untuk memotong besi hollow dan kayu.

Gambar 2.48 Gergaji BesiSumber: Anonymous 5, (2013)

7. Mesin Las

Digunakan untuk menyambung benda kerja.

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 46: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

46

Gambar 2.49 Mesin Las SMAWSumber: Laboratorium Proses Produksi I Universitas Brawijaya

8. Penggaris Siku

Digunakan untuk menegakluruskan benda kerja

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 47: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

47

Gambar 2.50 Penggaris SikuSumber: Anonymous 6, (2013)

9. Penanda

Digunakan untuk menandai pada benda kerja

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 48: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

48

Gambar 2.51 Penanda (paku)Sumber: Anonymous 7, (2013)

b. Bahan

1. Besi Hollow

Dengan ukuran :1130mm x 35mm

750mm x 35mm

580mm x 35mm

Gambar 2.52 Besi HollowSumber: Anonymous 8, (2013)

2. Kayu

Dengan ukuran : 1200mm x70mm

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 49: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

49

Gambar 2.53 Kayu Sumber: Anonymous 9, (2013)

3. Sekrup

Gambar 2.54 Sekrup Sumber: Anonymous 10, (2013)

2.4.3 Desain

2.4.4 Flowchart

2.4.5 Proses Pengerjaan

2.4.6 Data Hasil Praktikum

2.4.7 Perhitungan

2.4.8 Studi Kasus

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Page 50: Laporan praktikum proses produksi

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I Semester Genap 2013/2014

MESIN BUBUT

50

Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin Universitas Brawijaya