BAB I
DASAR TEORI
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus
untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri
dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau
lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun dari jaringan squamosa bertingkat
yang mengalami keratinisasi. Dari bagian dalam ke bagian luar,
pertama adalah stratum basalis (germinativum) adalah lapisan
tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan di
bawahnya, berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Lapisan
kedua adalah stratum spinosum merupakan lapisan sel spina atau
tanduk, disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina (bagian
penghubung intrasellar yang disebut desmosom). Lapisan berikutnya
adalah stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam ( melanin ).
Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau
kecoklatan. Lapisan terakhir merupakan lapisan yang transparan
disebut stratum lusidium dan lapisan keempat adalah lapisan tanduk
disebut stratum korneum.Gambar 1. Lapisan Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya
otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam
reseptor yang peka terhadap berbagai macam rangsangan; sebagai alat
ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Kepekaan indera peraba sangat
besar terutama pada ujung jari dan bibir.Klasifikasi reseptor
antara lain
Berdasarkan tingkat kepekaan terhadap modalitas tertentu :
1. Termoreseptor ( peka terhadap perubahan suhu )
2. Mekanoreseptor ( peka terhadap sentuhan dan tekanan )
3. Kemoreseptor ( Peka terhadap perubahan kimiawi )
4. Osmoreseptor ( peka terhadap perubahan tekanan osmotik
)Berdasarkan sumber rangsangan :1. Eksteroresepor, terletak pada
permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau
luar
2. Proprioreseptor, berrespons terhadap perubahan posisi dan
pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal
3. Interoreseptor, terletak pada visera / alat dalam dan
pembuluh darah.Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera
peraba antara lain :
a. Ujung Saraf Bebas ( Free Nerve Ending ) : Saraf sensorik
aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.
Serat saraf akhir bebas merupakan searat saraf yang tak bermielin,
atau serat saraf bermielin berdiameter kecl, yang semua telah
kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf
terbuka yang berjalan diantara sel epidermis. Sebuah serat saraf
sering kali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke
permukaan, sehingga hampir mencapai stratum koneum. Serat yang
berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri, dan suhu. Sehubungan
dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan
longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
b. Korpuskulus Peraba ( Meissner) : Korpuskulus peraba (
Meissner ) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari,
bibir, puting dan genetalia. Bentuknya sislindris, sumbu
panjangnyua tegak lurus permukaan kulit dan berukuran 80 mikron dan
lebarnya 40 mikron. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan deskriminasi / pembedaan dua titik ( mampu membedakan
rangsang dua titik yang letaknya berdekatan )c. Korpuskulus
Berlamel ( Vater Pacini ) : Korpuskulus berlamel ( vater pacini)
ditemukan dijaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki,
jari, puting, periosteum, mesenterium tendo, ligamen dan genetalia
eksterna. Setiap korpuskulus di suplai oleh sebuah serat bermielin
yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwanya pada tepi
korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson
dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel
gepeng ). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur
longitudinal pada sisinya. Korpuskulus berfungsi untuk menerima
rangsangan tekanan yang dalam.
d. Korpuskulus Gelembung ( Krause) : Korpuskulus gelembung (
krause) ditemukan di daerah mukokutis ( bibir dan genetalia
eksterna ), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Di dalam
korpuskulus , serat bermielin kehilangan mielin dan cabangngnya
tetapi tetap diselubungi sel schwan. Korpuskulus ini jumlahnya
semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna
sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
e. Korpuskulus Ruffini : Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan
ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula
jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena
mirip dengan tendo golgi.Korpuskulus ini terangsang oleh oleh
regangan atau konstraksi otot yang bersangkutan juga untukn
menerima rangsangan panas.
f. Spindel Neuromuskular.Diskriminasi Titik
Diskriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsanagan kulit
oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua
titik. Diskriminasi pada setiap tubuh bervariasi dalam kemampuan
membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi
dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemishan
bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2 sampai 4 mm dapat
dibedakan pada ujung jari tangan, 30 sampai 40 mm dapat dibedakan
pada dorsum pedis .
Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satudari tiga jenis
neuron sensorik,yaitu : serat tipe A yang besar, serat tipe A yang
kecil dan serat tipe C yang paling kecil Hampir semua informasi
mengenai sentuhan , tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis
melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai.Setelah bersinap di
spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang
melepaskan potensial aksi dengan cepat lalu dikirim ke otam melalui
sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sistem
ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinap
di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi
kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang
melepaskan potensil aksi secara lambat. Info tyersebut dikirim ke
daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang
lebih tinggi melalui serat di sistem anterolateral.
Mekanoreseptor stimulus taktil
Tempat-tempat di tubuh yang tidak terdapat rambut , tetapi
dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat
banyak corpusculum taktil. Perasaan taktil dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Perasaan taktil yang halus Kepekaan taktil yang halus
diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di
kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapatdibedakan sebagai
dua titik. Impuls taktil ini dihantarkan melalui fasiculus
gracillis cuneatus.
2. Perasaan taktil kasarImpulus taktil ini dihantarkan melalui
tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari
raba , tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensaasi
terpisah, mereka semua di deteksi oleh jenis reseptor yang
sama.Mekanisme SensorisMekanisme sensoris yang dapat dirasakan
dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf
spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini
diintegrasikan. Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi
rasa rasa primitif atau rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan
sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps
dengan interneuron interneuron yang bersinaps lagi dengan motor
neuron motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan (
thalamus dan korteks serebri) melalui traktur spino-talamikus.
Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi
rasa-rasa yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak
rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan
rangsang, diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk.
Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang
terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris
di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada
pusat-pusat dibawahnya.BAB II
HASIL PERCOBAAN2.1 DATA PENGAMATAN
2.1.1 Rasa Panas dan Dingin
A. Jari TanganJariStimulusRespon
KananEsTerasa dingin pada jari telunjuk
KiriAir hangatTerasa panas pada jari telunjuk
Kanan-KiriAir BiasaTelunjuk kanan : terasa hangat
Telunjuk kiri : terasa dingin
B. Punggung Tangan LokasiStimulusRespon
Punggung Tangan-Terasa tiupan napas biasa
Punggung tanganAlkoholTerasa dingin pada punggung tangan
2.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit
Telapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk
PipiKeterangan: Panas : Merah
Dingin : Hijau
Nyeri : Hitam
Tekan : Biru NoPerlakuanJumlah Reseptor
Rasa-Rasa Kulit
Telapak
TanganLengan
BawahKudukPipi
1.Nyeri9899
2.Tekan7989
3.Suhu dingin6535
4.Suhu panas4543
2.1.3 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa TekanLokasi
Taruh Titik Tekan dan Tunjuk
IIIIIIRerata
Ujung Jari2 101
Telapak Tangan6596.6
Lengan Bawah81137.3
Lengan Atas10111512
Pipi57117.6
Kuduk6576
2.1.4.Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Rangsangan
Simultan
No.PerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke kecil
Jarak dua titik
(mm)RerataJarak dua titik
(mm)Rerata
IIIIIIIIIIII
1.Telapak Tangan8888810109.3
2.Lengan Bawah18201818.620222020.6
3.Lengan Atas24242624.624262625.3
4.Pipi1616161618181818
5.Kuduk20182019.322202221.3
6.Bibir 22222222
7.Lidah22222222
8.Depan Telinga2220182024222020
Rangsangan BerurutanNo.PerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke
kecil
Jarak dua titik
(mm)RerataJarak dua titik
(mm)Rerata
IIIIIIIIIIII
1.Telapak Tangan44446666
2.Lengan Bawah6645.38867.3
3.Lengan Atas8666.610888.6
4.Pipi6444.68686.6
5.Kuduk8867.3101089.3
6.Bibir 22222222
7.Lidah22222222
8.Depan Telinga8666.610668
2.1.5. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan-Hukum Weber-fechner
No.Beban Awal (g)Ulangan (g)Rerata
IIIIII
1beban awal 5 g1510510
2beban awal 10 g17232020
3beban awal 50 g30334335.3
4beban awal 100 g40575647.6
5beban awal 200 g50626656
Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
PERTANYAAN
Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?
Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada
umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan
tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.
Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan? SesuaiMengapa?
Karena menurut hukum Weber-Fechner suatu rangsang yang didapatkan
akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban
akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.2.1.6 Kemampuan
Diskriminasi 2.1.6.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
No.Kekasaran
Kertas
GosokJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk
UlanganUlanganUlanganUlangan
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
10VVVVVVVVVVVVVVVV
21VVVVVVVVVVVVVVVV
32VVVVVVVVVVVVVVVV
44VVVVVVVVVVVVVVVV
2.1.6.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
No.BentukJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk
UlanganUlanganUlanganUlangan
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
1KerucutVVVVVVVVVVVVVVVV
2Bola besarVVVVVVVVXVVVVVVV
3Bola kecilVVVVVVXVVXVVVVVV
4KubusVVVVVVVVVVVVVVVV
BAB III
PEMBAHASAN3.1 PALEOSENSIBILITAS3.1.1 Rasa Panas dan Dingin
Percobaan ini dilakukan pada jari tangan dan punggung tangan.
Jari telunjuk tangan kanan dimasukkan ke dalam air es pada suhu
5oC. Orang coba merasakan dingin. Kemudian pada jari telunjuk
tangan kiri dimasukkan ke dalam air hangat yang bersuhu 40oC, orang
coba merasakan panas. Kemudian, telunjuk tangan kanan dan kiri
secara bersamaan dimasukkan pada air yang bersuhu kamar. Jari
telunjuk tangan kanan mula-mula merasakan hangat lalu lama kelamaan
terasa dingin, sedangkan pada jari telunjuk tangan kiri terasa
hangat.
Hal ini dikarenakan tangan memiliki suhu yang berbeda pada
awalnya karena merupakan terusan dari percobaan pertama. Tangan
masih mengingat sensasi sebelumnya. Tangan yang sebelumnya berada
di air yang lebih dingin akan merasakan sensasi hangat karena ada
kenaikan suhu.
Pada percobaan punggung tangan, punggung tangan ditempatkan 10
cm di depan mulut kemudian kulit punggung tangan ditiup secara
perlahan-lahan dalam kondisi kering, orang coba merasakan hembusan
nafas seperti biasa tidak panas dan tidak dingin. Kemudian
percobaan dengan punggung tangan yang dibasahi dengan alcohol dan
ditiup secara perlahan-lahan, terasa dingin seperti terkena air es.
Lalu percobaan dengan mengoleskan alcohol pada punggung tangan dan
meniupnya secara perlahan-lahan, orang coba merasakan dingin pada
punggung tangannya.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit
Percobaan ini dilakukan pada daerah telapak tangan, lengan
bawah, kuduk dan pipi, pada masing-masing daerah tersebut ditandai
sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titik-titik
panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah
direndam dengan air panas yang bersuhu 50o C. Lalu untuk menentukan
titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah
direndam dalam air es. Untuk menentukan titik nyeri menggunakan
jarum. Dan untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil.
Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan
tetapi tingkat sensibilitas yang dirasakan berbeda. Tingkat
sensibilitas paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada
daerah pipi.3.2 Neosensibilitas
3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan
Percobaan ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan
kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas,
pipi dan kuduk. Orang coba menunjukan dengan tepat letak bagian
tubuh yang dirangsang tersebut dan dilakukan 3 kali. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, bagian yang paling peka terhadap
rasa tekan adalah pada bagian ujung jari. Hal ini ditunjukan dengan
hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yakni
sebesar 1.0 mm. 3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan
3.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Stimultan
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung jari
dengan sebuah jangka. Jangka diperbesar setiap kali 2 mm sampai
dirasakan dua titik yang dapat dibedakan dua titik oleh orang coba.
Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah yang paling
peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu bibir dan lidah.
Hal ini terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.3.2.2.2
Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan
Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun
secara berurutan. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah
yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada
lidah dan bibir. Hal ini terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2
mm.3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner
Pada percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber-Fechner, orang
coba ditutup matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan
beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai
terasa pertambahan beban tersebut. Pertambahan beban yang terasa
berkisar 11-30 gram. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum
Weber Fencher karena didapatkan sebuah pembuktian bahwa respon
indera rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus
yang diberikan. Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat
asalnya.3.2.4 Kemampuan Diskriminasi
3.2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan menebak
kekasaran kertas gosok 1, 2, dan 3 (halus, sedang, kasar).
Percobaan ini melibatkan jari tangan, telapak tangan, lengan bawah
dan kuduk. Dan didapat hasil dalam percobaan ini tidak ada yang
salah menebak kekasaran kertas gosok.
3.2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Percobaan ini dilakukan untuk mengamati kemampuan menebak bentuk
orang coba yaitu bentuk kerucut, bola besar, bola kecil dan kubus
pada bagian tubuh jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan
kuduk. Orang coba dapat menebak semua bentuk dengan benar pada jari
tangan dan telapak tangan. Akan tetapi, pada lengan bawah dan
telapak tangan terjadi kesalahan dalam penebakan terutama dalam
menebak bentuk bola besar dan bola kecil.BAB IVKESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jari tangan dan punggung tangan peka terhadap rasa panas dan
dingin.2. Daerah pipi memiliki sensibilitas tinggi di antara daerah
kulit lainnya.3. Bagian ujung jari merupakan bagian yang paling
peka terhadap rasa tekan.4. Daerah yang paling peka dalam
membedakan dua titik ujung jangka adalah bibir dan lidah.
5. Respon indera rangsang akan lebih rendah daripada stimulus
yang diberikan sesuai dengan hukum Weber-Fechner.
6. Bagian yang paling tepat menebak kekasaran pada suatu benda
adalah jari tangan.
7. Bagian yang paling tepat dalam menebak bentuk suatu benda
adalah jari tangan dan kuduk.1
_1450155086.xlsChart1
10
20
35.3
47.6
56
Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
Beban Awal (g)
Beban yang Dirasa (g)
Sheet1
beban awalHubungan antara beban awal terhadap beban yang
dirasakan
510
1020
5035.3
10047.6
20056
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.