LAPORAN PRAKTIKUMMATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL
MATERIPENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOLSEBAGAI
ANTIOKSIDAN
Disusun Oleh :Sri Ningsih Parmita121710101114Kelompok 2 THP
C
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI
PERTNIANUNIVERSITAS JEMBERNOVEMBER, 2014 BAB I. PENDAHULUAN1. Latar
BelakangPada masa sekarang telah banyak diungkapkan bahaya-bahaya
lingkungan yang tidak sehat antara lain terbentuknya radikal bebas,
yaitu molekul atau atom yang memiliki elektron yang tidak
berpasangan sehingga menjadi radikal bebas reaktif. Radikal bebas
reaktif ini sangat berbahaya sekali karena akan mencuri elektron
dari senyawa lain misalnya lemak yang dapat mengakibatkan
ketengikan (Kumalaningsih, 2006).Salah satu penangkal senyawa
radikal bebas yaitu senyawa antioksidan, senyawa antioksidan
merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor), yang mampu
menangkal dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja
dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa
dihambat (Winarsi,2007). Radikal bebas selain terdapat di luar
tubuh, radikal bebas juga terjadi dalam tubuh. Pembentukan radikal
bebas dalam tubuh dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan
berlangsung sepanjang hidup. Radikal bebas dalam jumlah kecil masih
dapat ditolerir oleh tubuh, namun berbahaya apabila dalam jumlah
yang berlebih. Inilah penyebab utama dari proses penuaan dan
berbagai penyakit degeneratif. (Silalahi, 2006).Antioksidan adalah
senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan
elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas. Antioksidan juga berguna untuk
mencegah oksidasi komponen makanan yang mengandung senyawa tidak
jenuh (mempunyai ikatan rangkap) misalnya minyak dan lemak.
Kombinasi beberapa jenis antioksidan memberikan perlindungan yang
lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding dengan satu
jenis antioksidan saja (Kumalaningsih, 2006). Oleh karena itu
dilakukan praktikum untuk mrngetahui kandungan antioksidan pada
beberapa bahan segar dan olahan, dimana kandungan antioksidan yang
terdapat pada bahan nantinya akan mampu menetralisir radikal bebas,
yaitu suatu produk sampingan dari proses kimiawi dalam tubuh yang
menggangu kesehatan.2. Tujuan Untuk mengetahui kandungan aktivitas
antioksidan serta dapat mengetahui cara analisa kandungan
antioksidan pada berbagai macam sampel segar dan olahan.BAB II.
BAHAN DAN METODO1. Bahan Bahan pangan yang digunakan untuk
analisa1. Teh dan minuman teh 2. Jahe dan minuman jahe3. Kopi
sangrai bubuk dan minuman kopi sangrai4. Anggur dan jus anggur5.
Rosella dan jus crunberry6. Bubuk kakao dan minuman kakao7. Kedelai
dan susu kedelai8. Kunyit dan minuman kunyit9. Secang dan minuman
kakao10. Pala dan susu jahe
Bahan kimia yng digunakan dalam analisa1. Etanol p.a2. Aquades3.
Standar asam galat4. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasi)
2. Analisa Antioksidan
Ambil 3 mlDimasukkan dalam @5 Tabung Reaksi+0,5 ml Etanol p.a
dan 0,5 ml sampel (Total 1 ml)Divortex0,003943 g/100 ml (3,9 mg/100
ml) DPPHPenimbanganPelarutan dengan etanol p.a 50 mlStirrer 1
JamDitera Hingga 100 mlPendiaman selama 15 menitAbsorbansi pada =
517 nm
Proses pertama untuk mengetahui kandungan antioksidan pada
bahan, timbang DPPH sebanyak 3,9 mg/100 ml, kemudian dilakukan
pelarutan dengan menggunakan etanol p.a sebanyak 50 ml. Etanaol p.a
merupakan etanol murni yang digunakan untuk melarutkan DPPH. Agar
DPPH larut sempurna maka dilakukan proses stirer selama 1 jam.
Selanjutnya dilakukan peneraan hingga volumenya mencapai 100 ml.
Dalam pengukuran kandungan antioksidan hanya dibutuhkan larutan
DPPH sebanyak 3 ml, dimana selanjutnya dimasukkan kedalam 5 tabung
rekasi. Larutan DPPH memiliki warna ungu sebelum ditambahkan
sampel. Selanjutnya tambahkan 0,5 ml etanol p.a dan o,5 ml sampel
sehingga total menjadi 1 ml. Sampel yang digunakan adalah sampel
dari bahan segar dan olahan. Sedangkan blanko tidak dilakukan
penambahan sampel, hanya saja dilakukan penambahan etanol p.a
sebanyak 0,5 ml. Selanjutnya dilakukan vortex yang bertujuan agar
semua bahan dapat bercampur sempurna atau homogen. Proses
selanjutnya adalah pendiaman selama 15 menit yang bertujuan agar
sampel yang digunakan dapat bereaksi dengan larutan DPPH. Setelah
15 menit proses terakhir adalah menghitung nilai absorbansi sampel
dan blanko dengan menggunakan panjang gelombang 517 nm. 3. Prosedur
AnalisaDPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dalam
penyimpanannya, disimpan dalam bentuk kering dan dalam kondisi
penyimpanan yang baik. Metode ini cukup sederhana dan mudah
dikerjakan (Windono dkk, 2004). Salah satu metode yang telah
dikembangkan untuk menguji aktivitas antioksidan dari bahan makanan
adalah penggunaan radikal 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH).
Elektron yang tidak berpasangan pada radikal DPPH memberikan
serapan maksimum pada 517 nm dan berwarna ungu. Warnanya akan
berubah dari ungu menjadi kuning lemah ketika elektron tersebut
berpasangan dengan atom hidrogen yang berasal dari antioksidan
tertentu (Prakash, 2001;Ionita, 2005;Bondet, et. al., 1997). Pada
metode DPPH sebaiknya digunakan standard atau kontrol positif.
Standard yang umum digunakan adalah asam askorbat (vitamin C).
Standard ini digunakan untuk memastikan bahwa prosedur yang
dilakukan telah sesuai (Molyneux, 2004). DPPH atau 2,2
difenil-1-pikrilhidrazil adalah radikal bebas yang stabil pada suhu
kamar, dengan bentuk serbuk, warna kehitaman dan cepat teroksidasi
oleh temperatur dan udara. Metode pembentukan radikal DPPH
merupakan metode pengukuran aktivitas antioksidan yang hanya
menggunakan sampel dalam jumlah sedikit dan waktu yang sangat
singkat. Aktivitas antioksidan dari suatu senyawa ditunjukan oleh
hambatan serapan DPPH terkuat pada panjang gelombang maksimumnya
(Molyneux, 2004).
% Penghambat = (ABS. Blanko Abs. Sampel) / Abs. Blanko x
100%Rumus % penghambat DPPH
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HasilTabel 1. Hasil pengujian antioksidanBahaSampel%
PenghambatRata-Rata Total Antoiksidan
Ulangan AUlangan B
SegarTeh 91,78686,54889,167
Jahe97,11277,37787,244
Kopi bubuk78,92973,45276,190
Anggur94,37894,61794,498
Rosella86,70090,02588,362
Bubuk kakao87,34584,61585,980
Kedelai-44,375-20,625-32,500
Kunyit61,36963,57062,469
Secang75,72168,26971,995
Pala90,38590,28890,337
OlahanMinuman teh76,54876,90576,726
Minuman jahe24,06726,47425,271
Minuman kopi sangrai-70,595-43,333-56,964
Jus anggur86,84276,67581,758
Jus crunberry80,41989,28684,852
Minuman kakao35,73255,33545,533
Susu kedelai-894,375-348,750-621,563
Minuman kunyit90,70989,48790,098
Minuman kakao43,51041,10642,308
Susu jahe30,04827,64428,846
2. Pembahasan
Grafik 1. Kandungan AntioksidanBerdasarkan grafik di atas dapat
terlihat bahwasampel segar memiliki kandungan antioksidan lebih
tinggi dibandingkan dengan sampel olahan. Perbadaan kandungan
antioksidan pada sampel segar dan olahan tidak jauh berbeda.
Menurut Bravo (1998), aktifitas antioksidan berhubungan dengan
kandungan gugus hidroksil polifenol yang mampu menyumbangkan atom
hidrogen ke dalam radikal bebas untuk menetralkan sifat
radikal.Pada sampel segar kandungan antioksidan tertinggi terdapat
buah anggur sebesar 94,948%. Hal ini dapat dikarenakan anggur
banyak mengandung senyawa yang berperan sebagai antioksidan seperti
flavanoid yang mampu untuk menjalankan fungsi antioksidannya
bergantung pada struktur molekulnya, posisi gugus hidroksil
memiliki peranan dalam fungsi antioksidan dan aktivitas
menyingkirkan radikal bebas. Selain itu tannin sebagai antioksidan
bekerja dengan cara menangkal radikal bebas. Tannin juga sebagai
antimikroba, melalui beberapa penelitian tannin terbukti efektif
terhadap Clostridium difficile dan Clostridium perfringens,
Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Escheria coli dan
Citrobacter freundii, Listeria monocytogenes. Antosianin merupakan
pigmen yang tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen ini berfungsi
sebagai alat peredam cahaya guna melindungi sel-sel tanaman dari
kerusakan akibat cahaya, dan sebagai antioksidan yang membantu
melindungi tumbuhan dari radikal-radikal bebas yang dihasilkan oleh
sinar UV.Pada sampel jahe segar memiliki kandungan antioksidan
sebesar 87,244% dimana hasil tersebut masit merupakan nilai
tertinggi ke lima dari sampel segar. Senyawa antioksidan yang
umumnya banyak terdapat pada jahe merupakan senyawa fenolik. Hasil
penelitian farmakologi menyatakan bahwa senyawa antioksidan alami
dalam jahe cukup tinggi dan sangat efisien dalam menghambat radikal
bebas superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel kanker
dan bersifat sebagai antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik
pada konsentrasi tinggi (Felipe et al, 2008). Sedangkan sampel
olahan jahe memiliki kandungan antioksidan terendah ketiga sebesar
25,271%. Senyawa antioksidan pada jahe dapat mengalami kerusakan
yang dipengaruhi oleh adanya suhu, oksigen, pH dan cahaya sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan (Lee, K.G,
2002). Penambahan air yang dilakukan dapat mengurangi aktivitas
antioksidan, karena semakin tinggi rasio air yang digunakan maka
kadar senyawa gingerol pada jahe semakin rendah dan nilai
antioksidan yang dihasilkan mengalami penurunan. Persamaan sifat
antara pelarut (polar) dengan senyawa gingerol dan shogaol (polar)
menyebabkan semakin banyak senyawa antioksidan yang terekstrak dari
jahe. Kualitas simplisia yang dihasilkan dari suatu bahan
dipengaruhi oleh ukuran pengecilan bahan tersebut (Maharani, 2012).
Sampel teh segar memiliki kandungan antioksidan tertinggi ketiga
sebesar 89,167%. Sedangkan pada sampel olahan memiliki kandungan
ontioksidan sebesar 76,267%. Tingginya akndungan antioksidan pada
sampel teh, baik olahan maupun segar dapat disesbabkan karena
kandungan senyawa yang terdapat pada daun teh. Dimana pada teh
mengandung senyawa polifenol, alkaloid (kafein, teofilin, dan
teobromin), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, mineral dan
komponen lainnya. Diantara senyawa-senyawa tersebut, polifenol
merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling
kuat (Cabrera et al., 2003). Sampel segar kakao memiliki kandungan
antioksidan sebesar 76,190%, sedangkan olahan kakao terdapat 2
sampel sama, yang memiliki kandungan antioksidan tidak jauh
berbeda. Sampel olahan kakao pertama mengandung antioksidan sebesar
45,533% dan sampel kedua sebesar 42,308%. Biji kakao mempunyai
potensi sebagai bahan antioksidan alami yang mempunyai kemampuan
untuk memodulasi sistem immune dan efek kemopreventif untuk
pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker (Keen et al., 2005;
Otman et al., 2007; Weisburge, 2001). Biji kakao mengandung
antioksidan yang kuat, seperti epikatekin dan Procyanidin
Pentameric yang telah terbukti untuk membantu mengurangi efek
kanker, diabetes dan penyakit jantung. Mengkonsumsi biji kakao
telah terbukti baik untuk menurunkan tekanan darah dan menurunkan
resistensi insulin (faktor resiko kencing manis).Sampel kedelai
memiliki nilai paling rendah baik segar ataupun olahan. Hal ini
dikarenakan nilai blanko dari sampel kedelai kecil sebesar 0,160
sehingga nilai %penghambat antioksidan menjadi minus. Kandungan
antioksidan pada sampel segar sebesar -32,500%, sedangkan pada
sampel olahan sebesar -621,563%. Jika dilihat dari hasil total
kandungan polifenol kedelai sebelumnya, kedelai segar maupun olahan
memang mengandung polifenol paling rendah jika dibandingkan dengan
sampel lainnya. Sehingga selain kesalahan dari hasil blanko kedelai
kandungan antioksidan, kandungan polifenol pada kedelai memang
sanhat rendah. Oleh karena itu total kandungan poilifenol
berpengaruh terhadap kandungan antioksidan pada bahan. Menurut
Erickson et al. (1980) biji kedelai kering mengandung senyawa
fosfolipid sekitar 2 persen. Cephalin berperan dalam meningkatkan
aktivitas antioksidan, sehingga semakin lama hidrolisis, maka
fosfolipid yang terekstrak dalam kedelai semakin banyak, yang
berarti semakin meningkat aktivitas antioksidan.Pada sampel kunyit
segar mengandung antioksidan terendah kedua dengan %penghambat
sebesar 62,469%, sedangkan pada sampel olahan total kandungan
antiokasidan tertinggi terdapat pada minuman kunyit sebesar
90,098%. Hal ini dikarenakan kunyit mengandung beberapa komponen
bioaktif yang berperan sebagai antioksidan. Komponen bioaktif yang
utama adalah kurkuminoid dan turmerin. Keduanya memiliki aktivitas
antioksidan. Pemberian kurkuminoid dengan dosis 3,68 g/5 L pada sel
monosit kelompok pria 20-39 tahun, sehat tidak merokok, menunjukkan
penurunan kadar malondialdehid yang bermakna. Dengan kata lain
pemberian kurkuminoid memberikan aktivitas antioksidan (Indrayati
dan Adianto, 1997). Turmerin memiliki aktivitas antioksidan lebih
ringgi daripada kurkumin. Konsentrasi molar yang dibutuhkan untuk
menadapatkan tingkat penghambatan peroksidasi yang sama dalam
sistem liposome maupun fosfatidil kolin dengan uji TBA lebih
sedikit daripada kurkumin. Potensi antioksidan tersebut disebabkan
karena turmerin kaya akan komposisi asam amino yang mengandung
sulfur, yaitu metionin, yang diketahui merupakan antioksidan.
Sedangkan pada sampel segar kandungan antioksidan lebih rendah
dibandingkan sempel olahan sebesar 62,469%. Menurut Pratt dan
Hudson (1990) serta Shahidi dan Naczk (1995), senyawa antioksidan
alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang
dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Ditambahkan oleh
Pratt (1992), golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin,
flavonol dan kalkon.
BAB IV. KESIMPULANDari hasil praktikum pengujian kandungan
antioksidan terhadap 20 macam sampel dapat disimpulan sebagai
berikut : kandungan antioksidan terbesar terdapat pada sampel
anggur segar jika dibandingkan dengan sampel segar lainnya sebesar
94,498%. Kandungan antioksidan terbesar terdapat pada sampel kunyit
olahan sebesar 90,098%. Kandungan antioksidan pada bahan segar
lebih tinggi dari pada total kandungan antioksidan bahan olahan
atau minuman. Rendahnya kandungan aktivitas antioksidan pada bahan
dapat disesbabkan beberapa faktor yaitu pH, suhu, cahaya,
pengecilan ukuran bahan atau proses penumbukan. Sampel kedelai
memiliki kandungan aktivitas antioksidan paling rendah baik segar
ataupun olahan dengan nilai segar sebesar -32,500% dan olahan
sebesar -62,563%.
DAFTAR PUSTAKA
Indrayati, N dan Andianto. 1997. Aktivitas Antioksidan
Kurkuminoid terhadap Perosidasi Lipid pada Monositdan Interaksinya
dengan a-to/coferol. Universitas Padjajaran. Bandung.Pratt, D.E.
and B.J.F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants not Exploited
Comercially. Di dalam : B.J.F. Hudson (ed.). Food Antioxidants.
Elsevier Applied Science, London.Shahidi, F. and M. Naczk. 1995.
Food Phenolics. Technomic pub. Co. Inc, Lancester-Basel.Bravo, L.
1998. Polyphenols : Chemistry, Dietary Sources, Metabolism, and
Nutritional Significance. Nutrition Reviews, 56, 317-333. Erickson
DR, Pryde EH, Brekke OL, Mounts TL, dan Falb RA, 1980. Handbook of
Soy Oil Processing and Utilization. American Soybean. Association
and the American Oil Chemists Society, St. Louis, Missouri and
Champaign, Illinois.Felipe, C.F., S.F. Kamyla, L. Andr, N.S.B. Jos,
A.N. Manoel, M.F. Marta dan S.V. Glauce. 2008. Alterations in
Behavior and Memory Induced by the Essential Oil of Zingiber
officinale roscoe (Ginger) in Mice are Cholinergic-Dependent.
Journal Medicinal Plants Res. 2 : 163-170 Lee, K.G dan T.
Shibamoto. 2002. Determination of Antioxidant Potential of Volatile
Extracts Isolated from Various Herb and Spices. Journal Agric Food
Chem. 50 (17) : 4947-4952. Maharani, D. D. 2012. Size Reduction
(Pengecilan Ukuran). Universitas Brawijaya. Malang. Keen CL, RR
Holt, P Oteiza, C Fraga, HH Schmitz. 2005, Cocoa antioxidant and
cardio vascular health. Am. J. Clin. Nutrition. 81(1):
298-303.Otman A, A Ismail, NA Ghani, I Adenan. 2007, Antioxidant
capacity and phenolic content of cocoa bean. Food Chemistry.
100(40):1523- 1530.Weisburger JH. 2001. Chemopreventive effects of
cocoa polyphenols on chronic diseases. Experimental Biology and
Medicine. 226:891-897.Shafwatunida L, 2009. Secang.
http://liew267wordpress.com . [Diunduh tanggal 19 November
2014]Stuart, 2011. Medicine Philipine.
stuartxchange.com/Sapan.html. [Diunduh tanggal 19 November
2014]LAMPIRAN PERHITUNGAN
KELOMPOK 1 (Teh dan Minuman Teh)1. Teh Absorbansi Blanko:
0,840Absorbansi A1: 0,069Absorbansi B1: 0,113Rumus : Teh A191,786%
Teh B186,548%89,167%2. Minuman TehAbsorbansi Blanko:
0,840Absorbansi A1: 0,197Absorbansi B1: 0,194Rumus : Minuman Teh
A176,548% Minuman Teh B176,905%76,726% KELOMPOK 2 (Jahe dan Minuman
Jahe)1. Jahe Absorbansi Blanko: 0,381Absorbansi A1: 0,024Absorbansi
B1: 0,188Rumus : Teh A197,112% Teh B177,377%87,244%2. Minuman
JaheAbsorbansi Blanko: 0,381Absorbansi A1: 0,631Absorbansi B1:
0,611Rumus : Minuman Jahe A124,067% Minuman Jahe
B126,474%25,271%
KELOMPOK 3 (Kopi Bubuk dan Minuman Kopi Sangrai)1. Kopi Bubuk
Absorbansi Blanko: 0,840Absorbansi A1: 0,177Absorbansi B1:
0,223Rumus : Kopi Bubuk78,929% Kopi Bubuk73,452%76,190%2. Minuman
Kopi SangraiAbsorbansi Blanko: 0,840Absorbansi A1: 1,433Absorbansi
B1: 1,204Rumus : Minuman Kopi Sangrai A1-70,595% Minuman Kopi
Sangrai B1-43,333%-56,964%
KELOMPOK 4 (Anggur dan Jus Anggur)1. Anggur Absorbansi Blanko:
0,836Absorbansi A1: 0,047Absorbansi B1: 0,045Rumus : Anggur 94,378%
Anggur 94,617%94,498%2. Jus Anggur Absorbansi Blanko:
0,836Absorbansi A1: 0,110Absorbansi B1: 0,195Rumus : Jus Anggur
A186,842% Jus Anggur B176,675%81,758%
KELOMPOK 5 (Rosella dan Jus Crunberry)1. Rosella Absorbansi
Blanko: 0,812Absorbansi A1: 0,108Absorbansi B1: 0,081Rumus :
Rosella86,700% Rosella90,025%88,362%2. Jus CrunberryAbsorbansi
Blanko: 0,812Absorbansi A1: 0,159Absorbansi B1: 0,087Rumus : Jus
Anggur A180,419% Jus Anggur B189,286%84,852%
KELOMPOK 6 (Kakao dan Minuman Kakao)1. KakaoAbsorbansi Blanko:
0,403Absorbansi A1: 0,051Absorbansi B1: 0,062Rumus : Kakao87,345%
Kakao84,615%85,980%2. Minuman KakaoAbsorbansi Blanko:
0,403Absorbansi A1: 0,259Absorbansi B1: 0,180Rumus : Minuman Kakao
A135,732% Minuman Kakao B155,335%45,553%
KELOMPOK 7 (Kedelai dan Susu Kedelai)1. KedelaiAbsorbansi
Blanko: 0,160Absorbansi A1: 0,231Absorbansi B1: 0,193Rumus :
Kedelai-44,375% Kedelai-20,625%-32,500%2. Susu KedelaiAbsorbansi
Blanko: 0,160Absorbansi A1: 1,591Absorbansi B1: 0,718Rumus : Susu
Kedelai A1-894,375% Susu Kedelai B1-348,750%621,563%
KELOMPOK 8 (Kunyit dan Minuman Kunyit)1. KunyitAbsorbansi
Blanko: 0,409Absorbansi A1: 0,158Absorbansi B1: 0,149Rumus :
Kunyit61,369% Kunyit63,570%62,469%2. Minuman KunyitAbsorbansi
Blanko: 0,409Absorbansi A1: 0,038Absorbansi B1: 0,043Rumus :
Minuman Kunyit A190,709% Minuman Kunyit B189,487%90,098%
KELOMPOK 9 (Secang dan Minuman Kakao)1. SecangAbsorbansi Blanko:
0,416Absorbansi A1: 0,101Absorbansi B1: 0,131Rumus : Secang75,721%
Secang68,269%71,995%2. Minuman KakaoAbsorbansi Blanko:
0,416Absorbansi A1: 0,235Absorbansi B1: 0,245Rumus : Minuman Kakao
A143,510% Minuman Kakao B141,106%42,308%
KELOMPOK 10 (Pala dan Susu Jahe)1. PalamAbsorbansi Blanko:
0,416Absorbansi A1: 0,040Absorbansi B1: 0,040Rumus : Pala 90,385%
Pala 90,288%90,337%2. Susu JaheAbsorbansi Blanko: 0,416Absorbansi
A1: 0,291Absorbansi B1: 0,301Rumus : Susu Jahe A130,048% Susu Jahe
B127,644%28,846%
LAMPIRAN FOTO