BAB I PENDAHULUAN A. NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Blitar Nama Kepala Sekolah : Drs. YULIANTO, M.Pd NSS : 341056502001 NIPSN : 20535098 SK Pendirian : 145/ B3/ Kej Tgl SK : 03/08/1966 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Alamat : Jalan Tanjung No. 111 Kota : Blitar Provinsi : Jawa Timur Telepon/Fax : (0342) 801882 Website : www.smkn2blitar.sch.id Email : [email protected]Program Keahlian : - Administrasi Perkantoran (AP) - Akuntansi (AK) - Pemasaran (PM) - Busana Butik (BB) - Usaha Perjalanan Wisata (UPW) - Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) - Multimedia (MM) Sertifikasi ISO : 9001:2008 Tahun 2012 B. PROFIL SEKOLAH 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Blitar
Nama Kepala Sekolah: Drs. YULIANTO, M.Pd
NSS : 341056502001
NIPSN : 20535098
SK Pendirian : 145/ B3/ Kej Tgl SK : 03/08/1966 Menteri Pendidikan dan
SMK Negeri 2 Blitar memiliki beberapa sarana utama yang mendukung kegiatan
praktik belajar mengajar yang berkualitas, sarana pendukung tersebut antara lain :
18
1. Ruang Teori/Kelas
2. Perpustakaan
3. Laboratorium Komputer
4. Laboratorium Bahasa Inggris
5. Laboratorium Program Keahlian Akuntansi
6. Laboratorium Program Keahlian Administrasi Perkantoran
7. Laboratorium Program Keahlian Pemasaran
8. Laboratorium Program Keahlian Busana Butik
9. Laboratorium Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata
10. Laboratorium Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
11. Unit Produksi
12. Hotspot Area
13. Database server intranet materi/bahan ajar/modul
14. Bank Mini (Bank Sekolah)
15. Bursa Kerja Khusus
16. Sarana Olahraga
17. Business Center
18. Koperasi Sekolah
19. Mushola
20. Kantin
19
BAB II
KEGIATAN AKADEMIK
A. PROSES PEMBEKALAN DAN PEMBIMBINGAN
Proses Pembekalan diberikan pada para mahasiswa dalam waktu kurang dari seminggu
sebelum mahasiswa Angkatan 2011 yang mengkuti program PPP di Gedung PPG
Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan tanggal 8 Agustus 2014. Mahasiswa
yang berhak untuk mengikuti PPP di sekolah yang dituju adalah mahasiswa yang telah
menempuh beberapa mata kuliah yang telah disyaratkan serta mengikuti Simulasi dan
Microteaching di jurusan masing – masing. Pembekalan dan pelepasan yang dipandu secara
langsung oleh Bapak Rektor di dilakukan secara serempak pada tanggal 4 September 2014
di halaman Gedung PPG Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan serta
pembagian kelompok dan pembagian tempat P3G. Tanggal 5 September pertemuan antar
anggota kelompok dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Bpk. Purnomo, M.Pd dan
pengarahan oleh beliau mengenai koordinasi pemberangkatan serta penyerahan izin ke
sekolah, tepatnya di SMKN 2 Blitar. Tanggal 6 September, beberapa anggota kelompok
beserta bapak DPL menyampaikan kepada pihak sekolah serta menyampaikan izin untuk
menitipkan mahasiswa PPP ke sekolah yang dituju dan diterima dengan baik oleh pihak
sekolah.
B. PROSES PENGAMATAN KULTUR SEKOLAH
Kultur sekolah pada SMKN 2 Blitar terselenggara dengan melibatkan semua pihak, baik guru,
siswa, staff serta komite sekolah. Keyakinan utama dari pihak sekolah sesuai dengan esensi
Kurikulum 2013 yang difokuskan pada usaha menanamkan norma,nilai, dan kebiasaan-
kebiasaan yang merupakan setiap pemangku kepentingan tersebut.
Peserta didik pada SMKN 2 Blitar mayoritas bergender perempuan, sedangkan beberapa
bergender laki – laki. Dengan keadaan tersebut, kultur sekolah masih dapat diterapkan dengan
baik melalui penerapan sifat dan psikologi peserta didik yang terdapat pada sekolah tersebut.
menyebutkan adanya enam unsur moral positif yang hendaknya ditanamkan di lingkungan
sekolah. Keenam unsur tersebut adalah sebagai berikut. Pertama: Kepala sekolah hendaknya
memperlihatkan kepemimpinan moral akademik dengan cara:
20
A. mengartikulasikan visi dan misi sekolah secara jelas.
B. memperkenalkan semua warga sekolah dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan
strategi pencapaiannya serta penilaian terhadap tujuan-tujuan tersebut.
C. meminta dukungan dan partisipasi para orang tua/wali siswa.
D. memodelkan nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan sekolah melalui
interaksi dengan para guru, karyawan, siswa, dan orang tua/wali siswa. Kedua: Pihak
sekolah membuat aturan-aturan atau disiplin sekolah (nilai, norma, dan kebiasaan-
kebiasaan) yang efektif dengan cara:
a) mendefinisikan semua nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan secara jelas dan
memperkuatnya.
b) mengatasi masalah-masalah perilaku siswa (nilai, norma, dan kebiasaankebiasaan)
dengan cara yang dapat membantu perkembangan moral mereka.
c) memberikan jaminan bahwa nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang ditetapkan
d) pihak sekolah akan ditegakkan sepenuhnya di lingkungan sekolah dan dengan segera
akan menghentikan semua perilaku yang menyimpang.
Ketiga: Pihak sekolah menciptakan suasana lingkungan sekolah yang nyaman
dengan cara:
mendorong semua warga sekolah untuk memberikan perhatian dan kepeduliannya
antara satu dengan yang lain.
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk saling mengenal satu dengan
lainnya, demikian juga dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan.
menjadikan sebagian besar siswa agar tertarik untuk mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler.
memperkuat kegiatan keolahragaan.
memasang berbagai visualisasi atau famflet yang akan membantu perkembangan
nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang positif.
menekankan setiap kelas untuk memberikan sumbangannya yang positif dan
bermanfaat bagi sekolah.
21
Keempat: Pihak sekolah dapat menggunakan organisasi siswa (OSIS) untuk
memromosikan terbinanya warga sekolah yang memiliki tanggung jawab bersama
terhadap sekolah, dengan cara:
menjadikan organisasi siswa (OSIS) berperan memaksimalkan partisipasi mereka dan
menguatkan interaksi di antara kelas-kelas yang ada dengan lembaga kesiswaan.
memberikan tanggung jawab kepada lembaga kesiswaan untuk dapat mengatasi
persoalan-persoalan dan isu-isu yang memberikan akibat terhadap kualitas kehidupan
sekolah.
Kelima: Pihak sekolah dapat menciptakan komunitas moral dengan cara:
menyediakan waktu dan dukungan kepada para guru untuk berkeja bersama-sama
dalam menyusun pembelajaran yang bermuatan karakter.
melibatkan para karyawan dalam pengambilan keputusan.
Keenam: Pihak sekolah menekankan pentingnya nilai-nilai moral dengan cara:
melunakkan tekanan-tekanan akademik sehingga para guru tidak mengabaikan
perkembangan sosial dan moral para siswa.
mendorong para guru untuk senantiasa bekerja atas dasar nilai, norma, dan kebiasaan-
kebiasaan yang positif. Mereka bertanggung jawab terhadap kelangsungan struktur dan
kegiatan-kegiatan sekolah, berbagai prosedur dan kebijakan, program-program dan
sumberdaya, serta standar dan aturan yang berlaku di sekolah. Mereka juga memainkan
peran yang pokok dalam membentuk budaya sekolah dengan cara mengomunikasikan visi
dan misi sekolah, mengartikulasikan dan memelihara nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan
yang positif, serta menghargai setiap capaian yang diperoleh warga sekolah.
C. HASIL PENELAAHAN KURIKULUM DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Saat ini kurikulum 2013 sudah dijalankan oleh banyak institusi pendidikan di indonesia
tidak terkecuali pada jenjang SMK, khususnya pada SMKN 2 Blitar sendiri. Namun dalam
pelaksanaannya kurikulum 2013 tidak dapat berjalan lancar dikarenakan ada beberapa
masalah antara lain:
- Alokasi penempatan waktu yang tidak cocok
22
Apa yang direncanakan oleh pemerintah tidak selalu sesuai dengan kondisi ketika
dilapangan, disini ditemukan banyak ketidaksesuaian pada waktu alokasi jam mengajar
disekolah.
Hal ini diperparah dengan pembagian jam pelajaran yang tidak tepat dan tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang diharapkan untuk menunjang proses pembelajaran. Dalam hal
ini, guru pembimbing bidang studi, memberikan penjelasan mengenai pembagian jam yang telah
disepakati oleh guru dan staff di sekolah tersebut. Untuk pelajaran produktif / penjurusan pada
jurusan Multimedia di sekolah tersebut, semua guru menggunakan sistem blok. Sistem tersebut,
menggunakan prinsip menyelesaikan sub bab atau kompetensi dasar secara sistematis sebelum
menginjak ke sub bab berikutnya atau kompetensi dasar. Namun, dengan diterapkannya sistem
tersebut otomatis alokasi waktu pembelajaran semakin di persingkat dan harus menggunakan
strategi dan metode pembelajaran yang efektif.
Jurusan Multimedia pada SMKN 2 Blitar, memiliki 3 guru mata pelajaran produktif, yang
keseluruhannya sama – sama mengajar pada kelas yang sama dengan beban dan materi yang
berbeda – beda. Salah satu guru pembimbing, yaitu Bapak Imam Irfai, S.T yang mengajar pada
kelas X, XI dan XII Multimedia dengan beban total 9 mata diklat untuk semester ganjil. ( 3 mata
diklat untuk kelas X, 2 mata diklat untuk kelas XI dan 4 mata diklat untuk kelas XII )
23
- Sarana dan prasarana yang belum mencukupi
D. PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG DIKEMBANGKAN
24
PEMBAGIAN JADWAL PELAJARAN SISTEM BLOKSEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015
KELAS MD JP/M BLOK/M HES PES T JP
TP (M) JPT END DAY
START END
X MM
SK 2
10 122 20
41 4 8
JD 4 81 8 16
PW 4 81 8 16
XI MMCD 4
8 53 935 4 9
3D 4 35 4 9
XII MM
SM 3
13 122 20
61 5 9
TC 3 61 5 9
EK 2 41 3 6
PP 5 102 8 16
Keterangan
KELAS : Kelas yang diajar
SK : sistem komputer
MD : Mata diklat yang di ampu JD : jaringan dasarJP/M : Jam pelajaran dalam 1 pekan PW : pemrograman web
BLOK/M : Total jumlah jam pelajaran dalam 1 pekan
CD : citra digital
HES : Hari efektif sekolah 3D : 3 dimensiPES : Pekan efektif sekolah SM : stop motion
T JP : Total jam pelajaran dalam 1 semester
TC : tata cahaya
TP (M) : Total pekan untuk 1 mata diklat EK : efek khusus
JPT : Jumlah Pertemuan Total Setiap Mata Diklat
PP : proposal penawaran
END DAY : Hari terakhir materi disampaikanSTART : Hari mulai KBM Mengetahui
END : Hari terakhir KBM
Kepala SMK Negeri 2 Blitar
Drs. YULIANTO, M.PdNIP. 19640715 199003 1 014
- Sarana dan prasarana yang belum memadahi
Permasalahan selanjutnya adalah sarana dan prasarana yang masih belum memadai, meskipun tidak terlalu signifikan materi ajar atau kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum 2013 dengan Kurikulum sebelumnya / KTSP. Namun, kendala kurangnya sarana dan prasarana ydapat menimbulkan efek serius pada berlangsungnya proses pembelajaran. Guru akan kesulitan menerapkan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Ada beberapa materi yang dijelaskan dengan media seadanya sehingga tidak dapat masuk secara keseluruhan di dalam kognitif dan psikomotor peserta didik.
Multimedia kelas X, XI dan XII hanya memiliki 1 (satu) ruangan kelas. Padahal dalam standar sebuah sekolah menengah kejuruan, masing – masing sekolah harus mempunyai laboraturium / ruang praktek sendiri sebagai tempat mengeksplorasikan psikomotor peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ada. Fasilitas yang diperlukan oleh sebuah jurusan multimedia, antara lain : 1. Laboraturium Audio2. Laboraturium Video3. Laboraturium Produk dengan fasilitas Koneksi Internet Cepat
2.4 Perangkat Pembelajaran Yang Dikembangkan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan dijalankan oleh guru pembimbing mata pelajaran produktif meliputi strategi, media, model dan metode pembelajaran yang bertumpu pada siswa / peserta didik (student centered). Perangkat pembelajaran tersebut disusun pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diolah dari Silabus Kurikulum 2013. Model Pembelajaran Blended Learning diterapkan untuk mengefektifkan alokasi waktu yang terbuang dengan sistem pembelajaran berbasis ICT. Metode pembelajaran Eksperimental dan Demonstrasi serta Project Method dijadikan sebuah rangkaian untuk diterapkan dengan model blended learning. Dengan presentase 45% - 55% untuk tatap muka dan e learning, perangkat pembelajaran ini dapat memenuhi alokasi waktu pembelajaran. Guru pembimbing menggunakan media e leaning dengan menggunakan perangkat google drive, mdl2 serta tambahan software yang dapat mengcopy seluruh isi website untuk dijadikan materi offline sehingga tidak diperlukan internet saat membukanya, untuk menjalankan model blended learning.
25
BAB III
PENDAMPINGAN EKSTRAKULIKULER
Dalam hal pendampingan ekstra kulikuler, saya mengikuti hanya secara umum. Karena jadwal pelaksanaan PPP sendiri masih termasuk awal tahun pelajaran baru. Sehingga pada senin tanggal 15 september 2014, ada kegiatan di sekolah yaitu pameran ekstrakulikuler yang ditujukan pada peserta didik baru kelas X. Pada Minggu ke 3, selama 3 hari kegiatan ekstrakulikuler diliburkan dikarenakan adanya LDKS yang berlangsung pada tanggal 23 – 25 september. Untuk ekstrakulikuler sendiri di SMKN 2 blitar ini ada beberapa ekstrakulikuler. Yang paling sering mengadakan latihan yaitu ekstrakulikuler paskibra. Biasanya mereka mengadakan latihan pada sore hari sepulang sekolah. Pada tanggal 30 september kemarin, ekstra paskibra mengadakan latihan dan juga gladi bersih untuk mempersiapkan pasukan esok hari dalam rangka upacara hari kesaktian pancasila pada tanggal 1 oktober. Seperti biasa upacara berjalan dengan khitmat dan lancar.
26
BAB IVKENDALA DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Dalam setiap kegiatan pasti ada suatu kendala tetapi juga pasti ada jalan menyelesaikannya, sehingga diharapkan kelak masalah tersebut tidak akan terulang lagi dimasa mendatang. Adapun kendala yang dihadapi mahasiswa PPP yang berada di SMKN 2 Blitar. Yaitu:- Tidak ada koordinasi awal untuk masalah penempatan mahasiswa PPP antara pihak PPG dan
pihak dari sekolah, sehingga berkesan terlalu mendadak- kurangnya observasi ke sekolah yang dituju oleh mahasiswa yang melaksanakan PPP- Sarana pra sarana sekolah khususnya wifi kurang bisa mendukung proses pembelajaran yang
berlangsung- Ketidaksamaan ketetapan alokasi waktu pelajaran pada silabus kurikulum 2013 dengan
situasi riil disekolah
Upaya pemecahan masalah :- Untuk menghadapi agar tidak terjadi miss komunikasi antara pihak sekolah dan juga pihak
dari Unesa, maka pada hari sabtu 06 september 2014 beberapa mahasiswa dan DPL berangkat untuk menemui dan mengkonfirmasi kepada pihak sekolah bahwa akan melakukan praktek mengajar di sekolah tersebut selama 1 bulan
- Mahasiswa melakukan koordinasi sendiri dengan guru pamong masing-masing setelah melaksanakan pertemuan awal dengan pihak sekolah.
- Untuk mengatasi masalah koneksi pada lingkungan sekolah, khususnya guru jurusan multimedia dalam mengatasi masalah ini yaitu dengan cara meng-offline kan semua materi yang sifatnya online dengan cara mengcopy isi dari websiter pembelajaran tertentu menjadi file offline. Dengan jalan tersebut diharapkan siswa dapat belajar tanpa ada masalah dengan internet.
- Untuk mengatasi kesenjangan alokasi waktu antara silabus dan waktu riil, pada jurusan multimedia menggunakan sistem blok pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran produktif sehari-hari.
Rekomendasi untuk sekolah :- Disarankan untuk lebih memperhatikan kebutuhan tiap jurusan agar para siswa dapat
berkompetensi dengan maksimal- Menata ulang alokasi waktu yang ada pada silabus agar dapat sesuai dengan kondisi sekolah,
sehingga antara mata pelajaran produktif dan non produktif dapat berjalan dengan seimbang.
Rekomendasi untuk pengelola (pihak UNESA) :- Membenahi program PPP yang masih termasuk program baru pengganti PPL sebelumnya