Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu orientasi Fakultas Tarbiyah adlah melahirkan lulusan-lulusan dan tenaga pendidik yang tidak hanya handal di bidang pengetahuan agama, tetapi juga di bidang pengetahuan umum. Fakultas tarbiyah adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan dan melahirkan calon pendidik yang profesional. Mahasiswa dibekali dengan ilmu kependidikan yang diaplikasan dalam bentuk Program Pengalaman Lapangan (PPL). Sebelum melakukan PPL mahasiswa dibekali dengan ilmu-ilmu keguruan secara teoritis dalam mata kuliah dan secara praktik melalui Micro Teaching Ilmu-ilmu yang dipelajari tidak bisa dimanfaatkan secara optimal jika hanya dalam teoritis saja, tetapi juga harus dipraktekkan langsung dilapangan atau di dalam kelas sebagai implementasi dari sekian banyak mata kulian yang dipelajari selama 3,5 tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan agar teori yag didapat di bangku kuliah dengan pengalaman yang dirasakan di lapangan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut maka Fakultas Tarbiyah IAIN ”IB” Padang telah menetapkan dalam 1
40

Laporan PL

Dec 01, 2015

Download

Documents

cha_oulik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan PL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu orientasi Fakultas Tarbiyah adlah melahirkan lulusan-

lulusan dan tenaga pendidik yang tidak hanya handal di bidang

pengetahuan agama, tetapi juga di bidang pengetahuan umum. Fakultas

tarbiyah adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan dan melahirkan

calon pendidik yang profesional. Mahasiswa dibekali dengan ilmu

kependidikan yang diaplikasan dalam bentuk Program Pengalaman

Lapangan (PPL). Sebelum melakukan PPL mahasiswa dibekali dengan

ilmu-ilmu keguruan secara teoritis dalam mata kuliah dan secara praktik

melalui Micro Teaching

Ilmu-ilmu yang dipelajari tidak bisa dimanfaatkan secara optimal

jika hanya dalam teoritis saja, tetapi juga harus dipraktekkan langsung

dilapangan atau di dalam kelas sebagai implementasi dari sekian banyak

mata kulian yang dipelajari selama 3,5 tahun sebelumnya. Hal ini

bertujuan agar teori yag didapat di bangku kuliah dengan pengalaman

yang dirasakan di lapangan sesuai dengan situasi dan kondisi yang

sebenarnya.

Berdasarkan hal tersebut maka Fakultas Tarbiyah IAIN ”IB” Padang

telah menetapkan dalam kurikulumnya bahwa Program Pengalaman

Lapangan (PPL) sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti

oleh setiap mahasiswa Fakultas Tarbiyah dengan bobot 4 SKS.

Melalui PPL diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara

teori dengan praktek lapangan dalam menghadapi peserta didik, PPL akan

memberikan pengalaman yang berharga bagi seorang mahasiswa sebagai

calon pendidik. Oleh sebab itu, sebagai calon pendidik terlebih dahulu

harus mengatahui segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran

yang dapat menunjang kelancaran serta kemajuan proses belajar mengajar.

1

Page 2: Laporan PL

Harapan lain yang diharapkan dari kegiatan PPL ini adalah sebagai

langkah awal dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

InsyaAllah.

B. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Program Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Tarbiyah diarahkan untuk

mendidik, membimbing, dan melatih mahasiswa agar :

1. Menyiapkan calon pendidik yang profesional yang mempunyai standar

kompetensi pendidik.

2. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan menggunakan ilmu yang

dipelajari dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan mengajar maupun kegiatan

non mengajar lainnya.

3. Menyiapkan calon tenaga kependidikan tentang seluk-beluk hal-hal diluar

pembelajaran di lapangan.

4. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengamalannya selama

latihan untuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap

professional sebagai guru.

C. Gambaran Umum program pengalaman lapangan (PPL)

Pelaksanaan PPL ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

1. Tahap pembekalan

Sebelum dikirim ke madrasah tempat PPL ada beberapa kegiatan yang

dilakukan diantaranya:

a. Pelatihan mahasiswa dengan materi tentang:

a) Kepribadian guru

b) Penyusunan RPP

c) Penyusunan laporan

d) Sistem penilaian PPL

e) Sosialisasi tugas-tugas lain

b. Observasi ke sekolah tempat mengadakan PPL.

Observasi dilakukan seminggu sebelum jadwal PPl dimulai.

2. Tahap pelaksanaan

Adapun benatuk-bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

2

Page 3: Laporan PL

1. Penyerahan dan penjemputan mahasiswa PPL.

2. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pamong terhadap mahasiswa

mengacu pada tugas pamong.

3. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing terhadap

mahasiswa mengacu pada tugas dosen pembimbing.

4. Orientasi, berupa serangkaian kegiatan menuntut mahasiswa mengenal

seluruh aspek yang ada di madrasah sebelum kegiatan pelatihan

mengajar dan non mengajar. Pengenalan ini meliputi pengenalan fisik,

administrasi, akaademik dan sosial.

5. Latihan mengajar terbimbing dan mandiri. Pelatihan terbimbing dan

mandiri. Pelatihan terbimbing bertujuan untuk melatih mahasiswa

bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai pendidik. Masa

pelatihan tergantung pada kemajuan masing-masing mahasiswa. Fokus

dalam pelatihan ini adalah persiapan dan pelaksannan pengajaran.

Kegiatan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pamong dan dosen

pembimbing. Bimbingan menggunakan pendekatan supervisi klinis.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa antara lain:

a. Merencanakan dan membuat RPP

b. Memilih dan menggunaka strategi mengajar

c. Merancang dan menggunakan alat peraga dan menggunakannya

dalam kegiatan belajar-mengajar

d. Melaksanakan kegiatan pelatihan mengajar di kelas

e. Melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik.

f. Menganalisis dan mendiskusikan pelaksanaan pengajaran dengan

pamong.

6. Kegiatan non mengajar.

Kegiatan non mengajar merupakan kegiatan yang mendukung

mengajar secara umum. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan

pengalaman kepada mahasiswa berkenaan dengan hal-hal yang

mendukung kegiatan pendidikan secara umum dan menunjang

keberhasilan program pengajaran.

Ruang lingkup kegiatan non mengajar ini adalah;

a. Memberikan bimbingan kepada peserta didik yang menemui

kesulitan dalam kegiatan belajar.

b. Mengerjakan tugas administrasi sekolah dan sekolah

3

Page 4: Laporan PL

c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler

d. Melibatkan diri dalam kegiatan sekolah lainnya seperti upacara

bendera dan kepustakaan.

e. Mengetahui struktur dan tata kerja madrasah

7. Ujian praktek mengajar

Ujian praktek mengajar dilaksanakan jika pamong telah

berpendapat bahwa mahasiswa telah mencapai kualitas yang cukup baik

dan mahasiswa menyatakan siap untuk diuji.

4

Page 5: Laporan PL

BAB II

GAMBARAN UMUM

A Latar Belakan Sejarah Lahirnya Madrasah Negeri (MTsN) Koto Nan

Gadang

MTsN Koto Nan Gadang bertitik tolak dari sebuah yayasan PGA yang

terletak di Koto Nan Gadang. Kemudian PGA ini berkembang menjadi Filia.

Karena semakin bertambahnya murid PGA ditukar menjadi Filia yaitu belajar

dengan lokal jarak jauh. Diadakan lokal jarak jauh ini karena tidak tertampung

lagi murid pada sekolah PGA. Berubahnya nama yayasan menjadi PGA menjadi

Filia disebabkan karena perkembangan dan kemajuan yang dimiliki lembaga

tersebut dan banyak nya dorongan dan dukunganatau kerja sama antara

masyarakat dan komite sekolah. Pada yayasan ini yang menjadi Kepala

Sekolahnya adalah SYAFRIDA.BA.

Pada sekolah yayasan Filia yang sistem persekolahanya yang dilaksanakan

dengan lokal jarak jauh. Tetapi gurunya tetap berasal ari guru Negri. Semakin

berkembang dan majunya yayasan Filia ini maka dirobah yayasan ini menjadi

MTsN Kotro Nan Gadang. Berdasarkan SknMendagri NMI: 244 th 93 pada

tanggal 25 Oktober 1993 penegrian yayasan Filia menjadi MTsN. Karena tidak

mengizinkan beradanya MTsN yang berlokasi sempit di Koto Nan Gadang yang

terletak dipinggir raya. Maka dipindahkan MTsN ini ke Kelurahan Talawi Koto

Nan Gadang.

Pindahnya MTsN ke Kelurahan Talawi ini yaitu pada tahun 1996- 1997 di

atas tanah seluas 2 hektar yang berasal dari tanah Ulayat di bangunlah sebuah

sekolah Tsanawiyah yang terdiri dari 18 total ruang.

Dilihat dari letak Geografisnya MTsN Koto Nan Gadang sekarang tepatnya di

Kelurahan Talawi, kondisi sangat nyaman dan minimnya gangguan untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dan juga jauh dari pusat kota keramaian

dan juga memiliki fasilitas yang sangat memadai yang akan mendukung proses

pendidikan. MTsN ini memiliki 1 perpustakaan, 1 labor komputer dan 1 labor IPA

dan 1 ruang majelis guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tat usaha dan , 13 ruang

belajar, dan 1 ruang koperasi sekolah dan 1 mushalla.

5

Page 6: Laporan PL

MTsN Koto Nan Gadang ini dikelilingi oleh kebun- kebun yang menghijau

yang membuat mata tidak pernah jenuh berada disana dan juga halaman sekolah

dan kebun- kebun bunga yang indah. Sekali datang ke MTsN sulit untuk

melupakan kenangan disana.

B Visi dan Misi MTsN Koto Nan Gadang

Visi :

Terwujudnya Insan Yang Agamais, Intelektual dan Terampil.

Misi :

1. Mewujudkan proses pembelajaran bermutu, efektif dan efisien.

2. Menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia.

3. Mewujudkan ketatausahaan yang professional.

4. Mewujudkan fasilitas madrasah yang relevan, mutakhir dan berwawasan

kedepan.

5. Membina kerjasama yang harmonis dengan orang tua peserta didik, komite,

dan masyarakat.

6. Menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman.

C Kurikulum Madrasah/ Sekolah

Kurikulum merupakan seperangkat komponen yang mencakup tujuan, proses

pembelajaran, metode pembelajaran, serta evaluasi yang hendak dicapai yang

merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Adapun kurikulum yang dipakai di MTsN Koto Nan Gadang adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum

operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan

pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan

memperhatikan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional pasal 36 :

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu kepada

Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

6

Page 7: Laporan PL

Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diverivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah dan peserta didik.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan mengah

dikembangkan oleh komite dan sekolah berpedoman pada standar

kompetensi dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum

yang dibuat oleh BNSP ( Mulyasa 2007 : 12 ).

D Administrasi dan Personalia Madrasah

1. Waktu Belajar.

Waktu belajar mengajar peserta didik dibagi menjadi 9 jam pelajaran pada

hari Senin dan Selasa, 8 jam pelajaran pada hari Rabu, Kamis, Sabtu dan 6 jam

pelajaran pada hari Jum’at. Satu jam pelajaran lamanya 40 menit. Proses belajar

mengajar dimulai setelah 15 menit bel tanda masuk berbunyi yaitu tepatnya pada

pukul 07.30. sedangkan jam masuk dimulai pada pukul 07.15, jadi antara jam

07.15-07.30 digunakan untuk kegiatan berdo’a. Kegiatan ini dilaksanakan oleh

peserta didik di setiap masing-masing lokal setiap pagi. Kecuali hari Jumat,

khusus hari jumat muhadarah diserahkan kepada wali kelas masing-masing.

2. Guru

MTsN Koto Nan Gadang merupakan salah satu madrasah yang sudah

menghasilkan banyak lulusan berprestasi. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama dan

semangat yang tinggi dari seluruh majelis guru dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawab masing-masing tanpa mengurangi arti penting dari tanggung

jawab Kepala Sekolah beserta komponen lainnya. Jumlah guru saat ini adalah

orang dan jumlah pegawai orang .

3. Peserta Didik

Dilihat dari grafik penerimaan peserta didik yang bersekolah di MTsN

Koto Nan Gadang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari dahulu sekolah

ini sudah menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Hal ini dapat dilihat dari

keberhasilan peserta didik yang mampu bersaiang dengan sekolah lainnya.

Banyak peserta didik lulusan MTsN Koto Nan Gadang yang diterima di SMA/

SMK/ MAN/ MAKN favorit baik dalam maupun di luar kota Payakumbuh.

7

Page 8: Laporan PL

Prestasi yang diraih peserta didik siswi MTsN Koto Nan Gadang sangat

mengharumkan nama baik sekolah.

Adapun yang berkaitan dengan Administrasi sekolah adalah :

- Administrasi kurikulum

Menyusun program tahunan dan semester termasuk tugas guru

Menyusun jadwal pelajaran

Evaluasi program pengajaran

- Administrasi kesiswaan

Penerimaan mahasiswa baru

Bimbingan kepada peserta didik baru

Pengelolaan data tentang peserta didik

Mengatur kegiatan OSIS

- Administrasi kepegawaian

Pengadaan pegawai

Kesejahteraan pegawai

Pembinaan dalam rangka peningakatan professional guru

- Administrasi ketatausahaan

Kegiatan administrasi surat menyurat

Administrasi keuangan yang meliputi buku-buku penerimaan

murid, SPP, BP3, daftar penerimaan gaji guru

- Administrasi perlengkapan

Administrasi material yang meliputi alat-alat perlengkapan dan

alat-alat pelajaran

Administrasi laboratorium, meliputi alat-alat pemeliharaan dan

bahan praktikum

Struktur Organisasi MTsN Koto Nan Gadang terdiri dari :

1. Kepala Sekolah

2. Komite Sekolah

3. Kepala Tata Usaha

a. Urusan Umum / Persuratan

b. Urusan Kesiswaan

c. Urusan Kepegawaian

8

Page 9: Laporan PL

d. Urusan Perlengkapan

e. Urusan kurikulum

f. Bendahara

g. Urusan perpustakaan

h. Tata Usaha (TU)

4. Wakil Kepala Sekolah

a. Wakasek Kurikulum

b. Wakasek peningkatan mutu

c. Wakasek Kesiswaan

d. Wakasek sarana dan prasarana

5. Koordinator Wali kelas

6. Wali kelas

7. Kelompok Pengajar

8. Peserta didik

E Sarana dan Prasarana Madrasah/ Sekolah

Sarana dan prasarana dalam pendidikan merupakan suatu keharusan dalam

mencapai hasil pendidikan yang lebih optimal. Belajar optimal harus didukung

oleh perangkat yang lengkap sehingga kehadiran perangkat itu memfungsikan

seluruh indera peserta didik. Belajar tidak hanya dilakukan dengan mendengar dan

melihat, tetapi dapat dilakukan juga dengan meraba dan mengecap. Belajar dapat

efektif apabila peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar atau sesuatu

yang dipelajarinya.

Untuk mendukung proses pembelajaran, maka perlu berbagai fasilitas,

dengan fasilitas itu peserta didik dapat belajar dengan baik sehingga dapat

menghasilkan lulusan yang berprestasi. Sebab fasilitas tersebut sangat membantu

proses belajar mengajar dan demi kemajuan sekolah.

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di MTsN Koto Nan Gadang untuk

kelancaran proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :

1. Ruang belajar13 lokal.

2. Ruang perpustakaan.

9

Page 10: Laporan PL

Untuk menunjang proses belajar mengajar MTsN Koto Nan

Gadang menyediakan sebuah perpustakaan yang berukuran 42 m2 yang

berisi berbagai koleksi buku antara lain :

- Buku pelajaran berjumlah 3.912 buku.

- Buku penunjang berjumlah 536 buku.

- Buku pegangan guru berjumlah 96 buku.

3. Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kepala Sekolah berdekatan dengan ruang Tata Usaha.

4. Ruang Tata Usaha.

Terletak disamping ruang kepala sekolah. Dilengakapi dengan

ruang komputer serta meja dan kursi pegawai TU. Ruang TU juga

berfungsi sebagai tempat penyimpanan perlengkapan sekolah, misalnya

mikrofon, alat tulis, kertas, pakain peserta didik dan sebagainya

5. Ruang Majelis Guru.

Terletak disamping runga UKS dan Ruang Labor Komputer. Di

ruang guru terdapat 32 meja dan kursi untuk measing-masing guru, serta

juga tersedia satu ruangan untuk solat majelis guru.

6. Ruang gudang.

Berguna untuk menyimpan peralatan olahraga.

7. Mushalla.

Berada dipojok barat sekolah. Mushola selain sebagai tempat ibadah

juga berfungsi sebagai pusat kegiatan IMTAQ, training dan tempat belajar.

Mushola juga dilengkapi dengan microfon dan TOA pengeras suara.

8. Koperasi sekolah.

Berada di samping ruang kelas VIII2 di dekat mushalla.

9. Ruang UKS.

Ruang UKS berada diantara di sebelah ruang majelis guru. Di

ruang UKS dilengkapi dengan peralatan obat-obatan dan juga tersedia 3

tempat tidur yang bisa digunakan oleh peserta didik ketika sedang sakit.

10. Labor Komputer.

10

Page 11: Laporan PL

Terletak diantara di sebelah ruang majelis guru yang dilengkapi

dengan 16 unit computer untuk menunjang pembelajaran peserta didik

untuk belajar.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

11. Ruang Pramuka.

Terletak di sebelah kantin sekolah yang menyimpan berbagai alat

kepramukaan dan tempat berkumpul peserta didik di saat

ekstrakulikuler pramuka.

12. Ruang kesenian.

13. Ruang BK

14. Kafe/ warung sekolah.

15. Labor IPA.

Ruang laboratorium IPA berdekatan dengan Mushalla sekolah.

Laboratorium IPA sudah dilengkapi dengan berbagai macam peralatan

seperti OHP, Miroskop, Alat peraga tubuh manusia, alat percobaan listrik

dan alat percobaan lain yang sudah komplit.

16. Lapangan olahraga serbaguna.

17. Lapangan upacara.

18. Toilet yang memadai.

11

Page 12: Laporan PL

BAB III

RENCANA PROGRAM

A. Proses Pembelajaran

1. Belajar Mengajar dan Tugas Administrasi Secara Terbimbing

Tujuan belajar mengajar dan tugas administrasi secara terbimbing adalah

agar guru PPL dapat menerapkan kemampuan mengajar secara utuh dan

integral yang dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh di kelas dan dengan

bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing yang meliputi :

a) Kemampuan menetapkan tujuan pembelajaran

b) Kemampuan mengorganisasikan materi, media, dan sumber

belajar.

c) Merancang strategi pembelajaran.

d) Merancang prosedur dan alat evaluasi.

Memilih prosedur dan metode pendekatan pengajaran dimaksudkan agar

calon guru yang akan tampil di depan kelas dapat menyampaikan materi

secara terprogram dan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan.

Adapun keterampilan dasar / pokok guru didalam kelas meliputi :

a) Membuka dan menutup pelajaran

b) Memberi penguatan

c) Variasi dalam belajar

d) Kemampuan bertanya

e) Kemampuan memimpin diskusi kecil

f) Penguasaan kelas

g) Evaluasi

Agar guru dapat menerapkan keterampilan mengajar secara utuh

dan professional, maka terlebih dahulu seorang guru harus menyusun

program pengajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru seperti yang

diterapkan di MTsN Koto Nan Gadang yaitu Rincian Minggu Efektif dan

Minggu Tidak Efektif dalam satu tahun ajaran, Program Tahunan,

Program Semester, Silabus dan Sistem Penilaian, serta RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Program ini disusun berdasarkan kurikulum

12

Page 13: Laporan PL

mandiri yang disusun oleh pihak sekolah dan berpedoman pada kalender

pendidikan yang telah ditetapkan sebagai acuan pada waktu melaksanakan

proses belajar mengajar.

a) Program Tahunan

Program Tahunan merupakan suatu program yang dibuat oleh

seorang guru yang berisi rencana pengajaran selama satu periode yang

disusun tiap tahunnya dengan berdasarkan pada scope dan sequence mata

pelajaran.

b) Program Semester

Program Semester yaitu program pengajaran dalam satu semester

yang disusun bedasarkan pada progran tahunan. Untuk satu tahun terdapat

dua program semester yang disusun.

c). Program Harian

Pada program harian ini berisi tentang materi-materi yang akan

diajarkan pada saat hari akan mengajar dan dibuat dalam bentuk satuan

pelajaran yang disusun dengan rencana pengajaran. Dalam rencana

pengajaran ini terdapat materi dan langkah-langkah dalam mengajar

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar dan terperinci

(RPP)

2. Ujian Praktek

Ujian Praktek mengajar merupakan kegiatan akhir dari PPL. Pada

kegiatan ini mahasiswa diuji oleh guru pamong dan atau oleh dosen

pembimbing yang penilaiannya meliputi cara membuka pelajaran dan

sampai menutup pelajaran.

B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dalam merealisasi proses belajar mengajar, seorang guru harus

memperhatikan beberapa komponen dalam rencana proses belajar

mengajar antara lain sebagai berikut :

a. Mengajar Terbimbing

Tahap pelatihan yang meliputi :

13

Page 14: Laporan PL

1) Penyusunan Program tahunan dan program semester. Program

tahunan disusun berdasarkan kurikulum sekolah dengan

berpedoman kepada kalender pendidikan yang telah ditetapkan

sebagai acuan waktu proses belajar mengajar

2) Penyusunan Persiapan Mengajar

Sebelum mengajar di depan kelas, mahasiswa PPL khususnya

harus mempersiapkan berbagai hal, diantaranya persiapan tertulis

meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Analisis

materi pelajaran merupakan bahan yang akan disampaikan kepada

peserta didik dan mencakup pengembangan materi, media dan

sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan dijelaskan dan

diajarkan. Dalam pengembangan materi mencakup analisis

kedalam materi dan penentuan konsep-konsep essensial yang akan

diajarkan.

Selama tahap mengajar terbimbing, menyusun RPP dibawah

pengawasan dan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.

Hal-hal yang memerlukan bimbingan antara lain :

- Penetapan bahan dan tujuan pembelajaran serta materi yang akan

diajarkan.

- Pengorganisasian materi, media, dan sumber pengajaran.

- Rancangan prosedur pengajaran dan alat evaluasi.

Disamping persiapan tertulis, masih ada persiapan lain yang

dituntut bagi mahasiswa PPL diantaranya persiapan fisik dan mental.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang akan

dilaksanakan pada saat mengajar didepan kelas, mulai dari membuka

pelajaran, proses berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),

sampai menutup pelajaran. Selain itu mahasiswa PPL harus

mempersiapkan kestabilan emosional dan mental, sehingga dapat

mengatasi masalah-masalah yang timbul saat maengajar.

b. Mengajar mandiri

Tahap pertama mengajar di depan kelas bagi mahasiswa PPL di

MTsN Koto Nan Gadang adalah diawasi oleh guru pamong dan dosen

14

Page 15: Laporan PL

pembimbing PPL. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang

akan di diskusikan dengan mahasiswa lainnya dan guru pamong serta

dosen pembimbing. Hasil diskusi dapat menjadi bahan masukan bagi

mahaiswa PPL lainnya dan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa

PPL yang bersangkutan untuk perbaikan selanjutnya.

Selama tahap pelatihan mengajar di depan kelas yang menjadi

sasaran utama adalah :

1. Bagaimana membuka pelajaran dengan baik,

2. Penggunaan metode dan pengajaran yang baik,

3. Kesesuaian penyampaian materi dengan rencana pengajaran,

4. Penguasaan penyampaian materi dengan alokasi waktu yang dibuat,

5. Pengelolaan kelas,

6. Keefektifan Penggunaan media pengajaran,

7. Kesinambungan komunikasi lisan maupun tulisan,

8. Mengadakan evaluasi pada kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar),

yaitu untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap apa yang

sudah dijelaskan.

Dan bentuk kegiatan non teaching yang penulis lakukan di MTsN Koto

Nan Gadang adalah :

1. Membantu guru piket.

2. Membantu pegawai tata usaha .

3. Membantu/ Piket UKS.

4. Ikut melaksanakan shalat zuhur berjamaah.

5. Membantu kegiatan Ekstra kurikuler.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat

Faktor pendukung yang didapatkan oleh mahasiswa PPL selama

melaksanakan PPL di MTsN Koto Nan Gadang adalah :

1. Kerjasama dan dukungan penuh dari kepala sekolah, dewan guru

beserta staff, sehingga memudahkan kelancaran pelaksanaan kegiatan

PPL,

15

Page 16: Laporan PL

2. MTsN Koto Nan Gadang memiliki fasilitas/media yang dibutuhkan

oleh pengajaran, seperti lab Biologi, lab komputer, tape, kaset,

proyektor, dll,

3. Persiapan yang mahasiswa PPL lakukan sebelum mengajar, baik fisik

dan mental maupun kelengkapan mengajar ,

4. Penguasaan materi yang akan diajarkan,

5. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar,

6. Kesiapan peserta didik dlam menerima pelajaran atau materi yang

diajarkan,

7. Bimbingan dari pamong dan dosen pembimbing yang selalu

memberikan perhatian dan bimbingan yang cukup.

Faktor-faktor penghambat yang dihadapai mahasiswa PPL di MTsN

Koto Nan Gadang meliputi 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor

Eksternal.

a. Faktor Internal :

- Faktor kesulitan dalam menghadapi anak yang tidak peduli terhadap

guru dan sibuk dengan dirinya sendiri.

- Faktor keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam hal

pendekatan terhadap peserta didik saat proses belajar mengajar

dirasakan oleh penulis begitu juga dalam menyampaikan materi

pelajaran, perlu bimbingan lebih lanjut.

- Penulis mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang lebih

sederhana yang dapat dimengerti oleh semua peserta didik dalam

penyampaian materi pelajaran.

b. Faktor Eksternal

Kesulitan dalam kurikulum yang dipakai serta penentuan alokasi

waktu yang sesuai dengan silabus masing-masing mata pelajaran.

- Motivasi peserta didik

Jika dilihat secara keseluruhan motivasi peserta didik dalam

proses belajar mengajar cukup baik, peserta didik langsung terlibat

belajar mengajar di dalam kelas, tetapi masih ada beberapa peserta

didik yang kurang memiliki motivasi untuk terlibat secara aktif

16

Page 17: Laporan PL

dalam menumbuhkan suasana komunikatif saat proses belajar

mengajar.

- Suasana kelas

Suasana kelas ketika sedang berlangsungnya proses belajar

mengajar sangat tidak kondusif, meskipun beberapa dari mereka

ada yang tenang dalam belajar, namun secara umum peserta didik

tidak bisa mengontrol suara dalam belajar. Walaupun mereka aktif

terhadap pembelajaran, namun cara peserta didik menyampaikan

aspirasinya yang perlu dibina dari awal. Hal ini menjadi kesulitan

besar bagi penulis, karena penulis mempunyai tipe suara yang

rendah.

- Kesulitan dalam penyampaian materi

Adanya perbedaan peserta didik dalam hal cepat atau lambatnya

peserta didik dalam penerimaan materi, oleh karena itu penulis

membutuhkan waktu yang lama yaitu dengan cara pengulangan

materi beberapa kali untuk mengatasi peserta didik yang

mengalami permasalah dalam penerimaan materi pelajaran.

- Kesulitan memilih metode belajar yang tepat

Kesulitan ini disebabkan karena keberadaan peserta didik yang

memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap materi pelajaran yang

disampaikan. Maka diperlukan metode yang tepat dalam

penyampaian materi sehinga pelajaran yang disampaikan menjadi

menyenangkan dan tidak membosankan.

- Tidak adanya aliran listrik ke dalam kelas sehingga penulis susah

menggunakan media pembelajaran khususnya yang menggunakan

elektronik.

D. Target Yang Dicapai

Dalam pelaksanaan PPL ini, target yang ingin/ akan penulis capai

tidak terlepas dari tujuan PPL itu sendiri. Tentunya menjadi seorang

pendidik yang professional, para peserta didik bias memahami pelajaran

yang disampaikan dengan baik dan berhasil dalam pelajaran tersebut.

17

Page 18: Laporan PL

Keberhasilan peserta didik adalah keberhasilan guru. Berhasilnya peserta

didik dalam memahami materi yang disampaikan tidak terlepas dari

kemampuan guru dalam mengajar, bagaimana guru dalam mengelola kelas

da apa metode yang dipakai guru sehingga peserta didik tetarik untuk

belajar.

Disaat kegiatan observasipun penulis menargetkan yaitu hasil yang

akan dicapai dari observasi tersebut adalah penulis memiliki pengalaman

terhadap apa yang penulis lihat, dari penampilan guru yang mengajar di

local yang penulis observasi. Dengan demikian penilis mengaplikasikan

metode yang dilakukan oleh guru yang dapat diamati oleh peserta didik

dengan menambahkan metode penulis sendiri.

18

Page 19: Laporan PL

BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH DAN SOLUSI

A. PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Studi Kasus

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

dalam perkembangannya berorientasi pada kompetensi, di mana

sebaiknya guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran dan

memanfaatkannya secara tepat, yakni disesuaikan dengan pengalaman

belajar yang akan ditempuh peserta didik sehingga dapat memperjelas

informasi dan konsep yang sedang dipelajari. Media pengajaran pada

dasarnya dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan.

Berbagai tuntutan bagi guru tersebut dilandasi karena pada saat ini

masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, hal ini

tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau dikaji lebih lanjut, sebenarnya

banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mereka.

Faktor-faktor tersebut dapat disebabkan dari pihak peserta didik itu

sendiri, dikarenakan banyak potensi yang mereka miliki, baik dalam

bakat, pembawaan, IQ, kecepatan belajar, perhatian dan lain-lain.

Dalam buku teks fisika yang beredar, isinya didominasi dengan

tulisan-tulisan yang panjang, rumus-rumus dan konsep fisika yang

abstrak. Anak-anak cenderung malas untuk membacanya karena kurang

menarik dan sulit dipahami. Karena sulit dipahami kebanyakan anak-

anak menghafal konsep-konsep fisika dan rumus-rumus fisika tanpa

benar-benar memahami maknanya, pelajaran fisikapun menjadi

pelajaran yang tidak disukai anak-anak.

Di zaman yang serba Hi-Tech ini, Dalam kesehariannya anak-anak

seusia ini waktunya banyak dihabiskan dengan bermain game,

menonton televisi, membaca majalah, buku cerita dan komik. Bahkan di

awal pembelajaran mereka bukannya bertanya masalah pelajaran,

melainkan masalah game yang sering dimainkannya.

19

Page 20: Laporan PL

Beberapa kondisi di lapangan yang diuraikan diatas mengakibatkan

rendahnya minat peserta didik untuk konsentrasi pada pelajaran Fisika,

dan akan berdampak pada hasil belajar peserta didik .

Dengan media pembelajaran yang menarik, hal itu bukanlah suatu

yang mustahil. Oleh karena itu pemilihan media oleh guru sangatlah

penting. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat baca, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis

pada peserta didik . Ada banyak media yang digunakan dalam

meningkatkan minat baca, diantaranya adalah menggunakan media

yang diproyeksikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud melakukan

sebuah studi kasus dengan judul ”Pemanfaatan Media Pembelajaran

Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik”

2) Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi yaitu:

a. Rendahnya motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.

b. Anggapan “Fisika itu sulit” masih melekat di benak peserta didik .

c. Rendahnya hasil belajar peserta didik

d. Tidak banyak media pendukung yang dapat dipakai pada proses

pembelajaran.

e. Sulitnya menggunakan peralatan yang ada di labor karna berbagai

alasan.

3) Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penulis

perlu mengarahkan karya ini agar tidak mengambang. Oleh karena itu,

penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada studi kasus ini

yaitu mengenai motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran

saja.

4) Teknik Pengumpulan Data

20

Page 21: Laporan PL

Untuk mengumpulkan data tentang upaya yang dilakukan untuk

mencapai hasil yang dicapai dilaksanakan dengan wawancara, lembar

observasi peserta didik , dan angket (kuisioner) peserta didik terhadap

penggunaan media yang diproyeksikan.

B. STUDI KASUS

Motivasi

Pembelajaran Fisika sering dianggap sebagai pelajaran yang

membosakan, sulit, baik di tingkat dasar maupun di tingkat lanjutan. Banyak

factor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, beberapa diantaranya adalah:

pelajaran dianggap sulit, guru yang dibilang pemarah, buku pegangan yang

kurang, media yang tidak bervariasi, waktu belajar yang kurang tepat. Oleh

karena itu, berbagai kondisi di lapangan menjadi bukti nyata betapa fisika

menjadi mata pelajaran yang kurang diminati dan dibenci. Sedangkan

karena ada tuntutan dari kurikulum maka fisika tetap harus dikuasai oleh

peserta didik. Pada studi kasus ini, penulis akan memberikan kondisi

tentang pembelajaran fisika.

Setelah penulis telusuri terdapat beberapa masalah yang dihadapi

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran fisika, antara lain:

a. Siswa kurang memahami konsep-konsep yang digambarkan secara

abstrak.

b. Siswa juga kurang memahami contoh-contoh yang tertulis di buku.

c. Siswa sulit membedakan bagian-bagian mana yang masuk dalam KD

yang satu dan yang mana pula yang termasuk KD yang lain. Artinya

sering mencampur adukkan bahasan masing-masing KD.

d. Banyak peserta didik yang terpengaruh oleh kecanggihan teknologi

saat ini, mereka lebih suka membicarakan masalah game online

dibanding pelajaran yang mesti dipahami.

C. PEMBAHASAN

Motivasi Belajar

Menurut Ngalim Purwanto (1990:60) bahwa “motivasi adalah segala

sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”.

21

Page 22: Laporan PL

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin “Movere” yang

berarti menggerakkan. Kata motif sering diartikan sebagai upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk

melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eligram

Amka (2002) bahwa ada tiga elemen penting yang tergantung dalam

motivasi :

a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu

manusia.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya rasa (felling), afeksi seseorang

dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat diransang oleh karna tujuan.

c. Motivasi akan diransang karna adanya tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan

atau keinginan yang dimiliki seseorang untuk bekerja dengan baik dan

mencapai hasil yang sesuai dengan standar yang dietapkan.

Pengertian media pembelajaran

Secara etimologi, media berasal dari bahasa Latin, medius yang

berarti tengah, parantara, pengantar. Dalam bahasa Arab berarti pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima informasi.(Azhar Arsyad,2003:3)

Sedangkan menurut istilah media adalah segala sesuatu yang dapat diindra

yang berfungsi sebagai perantara untuk proses komunikasi.(Ahmad

Rohani,1997:3).

Menurut KBBI, media adalah alat atau sarana konunikasi seperti

koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan media

pendidikan atau pengajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam

proses pengajaran atau pembelajaran. Media pendidikan adalah sarana

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras,

22

Page 23: Laporan PL

maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran

secara afektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

mudah.(Ahmad Rohani,1997:4).

Media lahir karena penerapan prinsip-prinsip teknologi intruksional,

teknologi intruksional lahir karena adanya teknologi pendidikan. Karena

media instruksional adalah lahir dari konsekuensi penerapan teknologi

intruksional dan yang memanfaatkan media intruksional adalah mereka

yang datang dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, namun mempunyai

kepentingan yang sama yaitu hal-hal yang berhubungan dengan interaksi

antara manusia dan proses belajar-mengajar, maka timbullah banyal

pendapat mengenai media, diantaranya adalah : (1) Gagne (1970)

menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar, (2)

Brigg (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar, buku,

film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. (Arif Sadiman dkk,

1990:6)

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatau yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,

membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan sehingga terjadi proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Ciri-ciri media pembelajaran

Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut

kemampuan dan pengelompokannya. Menurut kemampuannya ciri-ciri

mrdia dapat membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan,

pendengaran, perabaan. Maka secara umum ciri-ciri media pembelajaran

adalah media itu dapat dilihat, di dengar, diraba, dapat diamati dengan

panca indra.

Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh

pemakainya. Pengenalan jenis media dan karakteristiknya merupakan salah

23

Page 24: Laporan PL

satu faktor dalam penentuan atau pemilihan media. Dalam memilih media,

ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) kejelasan maksud dan

tujuan pemilihan tersebut, (2) sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih,

dan (3) adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan

media pada dasrnya adalah proses pengembalian keputusan akan adanya

alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.

Fungsi dan Nilai Media Pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar-

mengajar, keenam fungsi tersebut adalah: (1) penggunaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan tetapi merupakan fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif, (2) penggunaan media

pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar, ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur

yang harus dikembangkan guru, (3) dalam pengajaran penggunaannnya

integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi mengandung pengertian

bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan materi

pelajaran, (4) penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran bukan

semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi

proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik, (5)

penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk

mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu peserta didik dalam

menangkap pengertian yang diberikan guru, dan (6) penggunaan media

dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar.

(Sudjana, 2005: 24).

Disamping enam fungsi diatas penggunaan media pengajaran dalam

proses belajar-mengajar mempunyai nilai-nilai seperti di bawah ini: (1)

dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir,

oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme. (2) dengan media

dapat memperbesar minat dan perhatian peserta didik untuk belajar, (3)

dengan media dapat meletakkan dasar untuk untuk perkembangan belajar

24

Page 25: Laporan PL

sehingga hasil belajar bertanbah mantap, (4) memberikan pengalaman yang

nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap

peserta didik, (5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan

berkesinambungan, (6) mambantu tumbuhnya pemikiran dan

berkembangnya kemampuan berbahasa dan (7) memberikan pengalaman

yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu

berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna

(Sudjana, 2005: 28)

Jenis media pembelajaran

Dalam perkembangannya, media mengikuti perkembangan

teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar

mengajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis.

Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan

mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul

terakhir adalah mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan

kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1)

media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3)

media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil

gabungan cetak dan komputer. (arsyad, 2009)

Menurut Sudjana (2005) disebutkan bahwa dalam proses belajar-

mengajar dibedakan menjadi dua yaitu: (1) media pengajaran dua dan tiga

dimensi, contohnya bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta

timbul, globe dan papan tulis, dan (2) media pengajaran yang diproyeksi,

contohnya, film, slide, macromedia flash, film strip dan power point.

Solusi dari Kasus yang ditemukan

Untuk masalah-masalah yang ada pada studi kasus diatas, penulis

menyarankan beberapa solusi untuk masalah tersebut, yaitu dengan

menggunakan media pembelajaran yang disesuaiakan dengan materi ajar

dan mengguanakan game sebagai media pembelajaran yang menyenangkan

bagi peserta didik, namun memang membutuhkan skill dalam mengolah

aplikasi-aplikasi computer.

25

Page 26: Laporan PL

Dari berbagai keterangan diatas bahwa menggunakan media dalam

proses pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan motivasi, menarik

perhatian dan dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

Menggunakan media adalah salah satu solusi yang penulis tawarkan kepada

pendidik ataupun kepada calon pendidik, karena diketahui sangat efektif

untuk membuat pembelajaran lebih bermakna, lebih tenang dan tentu

membangkitkan motivasi belajar peserta didik . mengguakan media juga

dapat menkonkretkan konsep yang abstrak, sehingga peserta didik lebih

mudah memahaminya.

Beberapa alasan penulis mengatakan jika media sangat efektif untuk

menyampaikan materi adalah tingginya keinginan peserta didik untuk

belajar saat menggunakan proyektor. Bahkan mereka berlarian untuk duduk

di bagian depan, dan juga banyak dari mereka yang mengatakan asyik

belajar dengan menggunakan media dan lebih paham. Bukti nyata yang

penulis peroleh adalah hasil ulangan yang lebih tinggi dibanding materi

sebelumnya, ini menandakan kalau peserta didik paham dengan materi

yang disampaikan.

26

Page 27: Laporan PL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan dari studi kasus ini

yaitu:

a. Banyak peserta didik yang kurang termotivasi untuk belajar fisika

b. Banyak juga peserta didik yang terpengaruh oleh game online yang

banyak berkembang saat ini di Indonesia sehingga mereka lebih sering

membicarakan game ketimbang membicarakan pelajaran.

c. Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk membangkitkan

motivasi peserta didik, diantaranya adalah menggunakan media

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Untuk masalah yang nomor b kita sebagai pendidik bias menggunakan

game sebagai media pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta

didik, tapi memang lebih membutuhkan skill dalam mengolah program

computer.

B. Saran

Demikianlah laporan ini peulis buat, dengan harapan bias menambah

wawasan bagi para pembaca semuanya. Dan dalam penulisan laporan ini

masih banyak yang mesti dibenahi, belum sempurna. Bak kata pepatah, “tak

ada gading yang tak retak”, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca semuanya dan tentunya yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.

27