BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa mendatang. Namun dengan berbagai keterbatasannya Perguruan tinggi hanya memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit keterampilan selama proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal dilapangan. Untuk mengurangi kesenjangan ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa karena didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak didapat dalam perkuliahan di Kampus. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk kuliah dimana Mahasiswa terjun langsung dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa akan lebih banyak Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam
mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa mendatang.
Namun dengan berbagai keterbatasannya Perguruan tinggi hanya
memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit
keterampilan selama proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak
bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal dilapangan. Untuk
mengurangi kesenjangan ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir
diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa
karena didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan
sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak
didapat dalam perkuliahan di Kampus. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan bentuk kuliah dimana Mahasiswa terjun langsung
dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Mahasiswa akan lebih banyak mengetahui seluk beluk proyek dan
ilmu-ilmu lain di lapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar Mahasiswa mampu
menerapkan secara nyata dan jelas dari proses pelaksanaan konstruksi di
lapangan dengan penerapan-penerapan teori-teori yang diperoleh pada
bangku perkuliahan, sedangkan tujuannya adalah agar lulusan Perguruan
tinggi khususnya sarjana Teknik Sipil mempunyai bekal lapangan yang
cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai
dengan disiplin ilmu yang diketahui.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 1
Adapun tujuan Khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di antaranya
adalah sebagai berikut :
1) Sebagai persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa Fakultas Teknik Unram.
2) Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam melaksanakan
Pembangunan Nasional di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang.
3) Mengenalkan kepada Mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan suatu
proyek konstruksi di lapangan.
1.3. Lingkup Bahasan
Karena banyaknya pekerjaan yang ada di lapangan dan terbatasnya
waktu yang tersedia, adapun materi Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
wajib dipahami dan dipelajari serta dilaporkan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pondasi
b. Pekerjaan Kolom dan Balok
c. Review Design dan Anggaran Biaya untuk Struktur
d. Rencana Kerja
1.4. Deskipsi Proyek
Data-data lengkap pembangunan perumahan griya kebon sajiq
sebagai berikut :
Nama Proyek : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq
Lokasi Proyek : Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10
Pemilik Proyek : I Gusti Nyoman Artha S.H.
Biaya Proyek (keseluruhan) : Rp. 1.100.000.000,00
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 2
1.5. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq bertempat di Jln. AA
Gede Ngurah No. 140 Blok B.10 Abian Tubuh NTB.
Gambar 1.1 Denah Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 3
BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK
2.1. Unsur-unsur Proyek
Di dalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang
efektif dalam pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi yang bertanggung
jawab dalam menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Organisasi proyek
tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang saling melengkapi di dalam
penyelesaian proyek tersebut.
Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk,
antara lain :
a. Dapat membagi tugas antara masing-masing pelaksana.
b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan
bidangnya.
d. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi
bawahannya.
Organisasi adalah berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun
pelaksanaan pekerjaan termasuk mengatur dan menyusun hubungan kerja
organisasi yang melibatkan unsur-unsur pembangunan yang terdiri dari :
a. Pemilik Proyek.
b. Konsultan perencana.
c. Konsultan pengawas.
d. Kontraktor.
Gambar 2.1. Hubungan Antar Unsur-unsur Proyek
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 4
PEMILIK PROYEK
KONSULTAN KONTRAKTOR
Pada sistem ini pemilik pada tahap perekayasan dan perancangan
(Engineering Design) mengadakan ikatan kontrak dengan Konsultan
Perencana. Pada tahap pelaksanaan (Construction) Pemilik mengadakan
ikatan kontrak dengan pihak Kontraktor. Pada sistem ini Kontraktor seakan-
akan bekerja sendiri- sendiri secara independen. Perencana menyelesaikan
tugas-tugas perencanaanya sebelum Pemilik memilih Kontraktor Pelaksana.
Setelah penentuan Kontraktor biasanya pemilik meminta perencana menjadi
pengawas pelaksanaan peroyek atas nama pemilik.
1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dan Kontraktor adalah hubungan
kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan adalah
hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah hubungan
fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan tanggung jawab
masing-masing sebagaimana telah tertuang dalam dokumen
pelaksanaan.
2.2 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek
Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu
pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut. Pemilik
proyek dapat berupa perorangan maupun instansi baik pemerintah maupun
swasta. Pada pekerjaan Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq.
Pemilik proyek memiliki kewajiban antara lain :
1. Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang
dikelolanya.
2. Memimpin seluruh staf proyek dan bersama–sama melaksanakan
kegiatan sesuai dengan ketentuan, prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 5
3. Bersama bendahara menyediakan, mengelola dan bertanggung
jawab terhadap keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Menyetujui berita acara lainnya yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas.
5. Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap
pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari–hari.
6. Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi
melalui jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk
penyelesaian masalah.
Wewenang Pemilik Proyek adalah :
1. Mengambil tindakan yang menyebabkan pengeluaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing – masing tolak
ukur dan dalam batas – batas yang sesuai dengan jenis pengeluaran
dan pedoman pelaksanaan kegiatan.
2. Mengadakan hubungan kerja dan kerjasama dengan instansi –
instansi lainnya baik pusat maupun daerah menurut keperluannya,
termasuk pembuatan kontrak kerja.
3. Mengatur tata kerja proyek yang terperinci dalam suatu pedoman
kerja sebagai petunjuk dalam pelaksanaan tugas sehari – hari
dengan memperhatikan petunjuk yang ditetapkan Departemen atau
Lembaga yang berada diatasnya.
Konsultan
Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh
pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan,
antara lain :
Kegiatan Konsultan selama kontrak berjalan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan
kontruksi.
2. Inspeksi ke lapangan dapat diadakan bersama atau sendiri – sendiri.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 6
3. Rapat bulanan/rapat koordinasi untuk evaluasi program diadakan
secara berkala oleh tiga pihak dan dibuatkan berita acaranya.
4. Surat menyurat dari Pimpinan Pelaksana Kegiatan ke kontraktor
maupun sebaliknya, melakukan perhitungan perubahan nilai
kontrak (Amandemen Contract) dan eskalasi kontak berupa berita
acara yang ditandatangani oleh tiga pihak, bila diperlukan.
5. Setiap tagihan (termyn) kontraktor berdasarkan kemajuan fisik
lapangan setiap bulannya yang telah disetujui dan ditandatangani
oleh tiga pihak.
Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum yang berbentuk perusahaan
baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pembangunan fisik dari suatu kontruksi. Dalam melaksanakan tugasnya
kontaktor selaku pelaksana fisik harus mendapatkan persetujuan dari Tim
Konsultan/Pengawas dan berkewajiban membuat laporan harian,
mingguan, bulanan, dan laporan lainnya, guna dapat mengetahui
kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi baik Konsultan
Pengawas maupun oleh Pemberi Tugas/owner .
Kewajiban dari Kontraktor, adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan menaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat kontrak kerja.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar serta
persyaratan (Spesifikasi Teknis) yang telah ditentukan.
3. Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh
pengawas.
4. Mengadakan pengujian- pengujian untuk contoh-contoh bahan
konstruksi yang akan dipakai.
5. Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 7
6. Membuat Laporan peningkatan kegiatan dalam bentuk Kurva S/ Bar
Chat.
Hak Kontraktor, adalah :
1. Mengikuti proses pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari
Pimpinan Proyek melalui pengumuman atau edaran.
2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan bobot
atau persentasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.
3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas
gambar kerja dengan pelaksanaan atas perintah Pemilik Proyek.
4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah
disepakati, apabila terjadi penambahan pekerjaan atas perintah
Pemilik Proyek.
Tanggung jawab kontraktor, adalah :
1. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2. Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi oleh karena kelalaian
pelaksana.
3. Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4. Bertanggung jawab atas keselamatan bangunan selama masa
pemeliharaan.
Jasa Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan pada suatu proyek.
Kegiatan pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan konstruksi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan Pengawas memiliki
tugas utama pengawasan yang sangat penting dalam pengarahan di
lapangan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 8
a. Kewajiban Konsultan Pengawas
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.
2) Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara
penyerahan pekerjaan.
3) Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan
digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan
material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah
ditetapkan standar perencanaan.
4) Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada
kesulitan teknis di lapangan.
b. Hak Konsultan Pengawas
1) Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan
pelaksanaan pekerjaan.
2) Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.
2.3. Proses Administrasi Proyek
Setiap pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek ( DIP ), maka
mulai dilakukan design dan detailed engineering atau fase membuat gambar-
gambar rencana dan gambar - gambar kerja serta RKS dan estimasi harga.
Hasil kerja yang diproduksikan dalam tahap ini dinamakan dokumen
pelelangan yang pada prinsipnya merupakan resep dan aturan permainan
dalam membangun dan mendirikan sebuah proyek.
Dalam kontrak engineering khususnya dalam pekerjaan sipil maka
tiap - tiap proyek kekhususan yang mandiri dan ini semua diuraikan dalam
uraian teknis maupun uraian khusus. Untuk proyek - proyek konstruksi,
dokumen kontrak mengandung :
1. Dokumen pelelangan, meliputi :
a. Gambar – gambar bestek
b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )
c. Lampiran – lampiran
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 9
d. Risalah Aanwijzing
2. Dokumen kontrak, meliputi :
a. Gambar – gambar bestek
b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )
c. Lampiran – lampiran
d. Risalah Aanwijzing
e. Surat–surat klarifikasi
f. Estimasi biaya proyek
2.3.1. Gambar bestek
Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek
yang akan didirikan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan
yang harus dibuat. Gambar bestek terbagi dalam beberapa macam
gambar pekerjaan konstruksi, antara lain :
1). Gambar prarencana ( Preliminary Drawing )
2). Gambar informasi ( Information Drawing )
3). Gambar proyek ( Site Drawing )
4). Gambar kerja ( Detailed Working Drawing )
5). Gambar hasil pelaksanaan ( As Built Drawing )
2.3.2. Rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS )
Untuk penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan
dalam hal job descriptions harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No.29/Kepres/1984, yang memuat :
1). Syarat umum :
Keterangan mengenai pemberian tugas,
Keterangan mengenai perencana,
Keterangan mengenai direksi,
Syarat-syarat peserta pelelangan,
Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2). Syarat administrasi :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 10
Jangka waktu pelaksanaan,
Tanggal penyerahan pekerjaan,
Denda atas keterlambatan,
Besarnya jaminan pelelangan,
Besarnya jaminan pelaksanaan.
3). Syarat teknis terdiri dari :
Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan,
Jenis dan mutu bahan,
Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.
Syarat teknis merupakan ketentuan teknis alat, bahan
tenaga kerja dan prosedur pelaksanaan/uraian pekerjaan yang secara
umum meliputi :
1. Pekerjaan persiapan,
2. Bangunan prasarana proyek,
3. Penetapan evaluasi di lapangan,
4. Pekerjaan galian tanah,
5. Pekerjaan urugan tanah urug dan pasir urug,
6. Pekerjaan pondasi,
7. Pekerjaan konstruksi beton bertulang,
8. Pekerjaan konstruksi batu bata,
9. Pekerjaan plesteran dan spesi,
10. Pekerjaan kayu kuda – kuda,
11. Pekerjaan konstruksi atap dan penutup atap,
12. Pekerjaan finishing cat,
13. Pekerjaan instalasi listrik,
14. Pekerjaan instalasi air kotor,
15. Pekerjaan pelapis lantai dan pekerjaan finishing,
16. Dan lain – lain.
Dalam hal ini pembahasan dibatasi pada pengawasan mutu beton
pada pekerjaan Sloof, Balok, Pelat dan Kolom.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 11
2.3.3 Lampiran - lampiran ( Appendices )
Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-
lampiran yang merupakan keterangan tambahan, seperti :
Daftar kuantitas pekerjaan ( bill of quality ),
Tabel harga bahan dan ongkos pekerjaan,
Surat jaminan tender ( tender bond ),
Surat jaminan pelaksanaan ( performance bond ),
Bentuk kontrak perjanjian pemborong,
Pembuatan surat penawaran.
2.3.4 Risalah Aanwijzing
Penjelasan lelang di lakukan di tempat dan waktu yang
ditentukan di hadiri oleh para penyedia barang dan jasa yang terdaftar
dalam daftar calon peserta lelang. Bila dipandang perlu panitia dapat
memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjaun
langsung lapangan.
Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang yang berupa
pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia peserta dan jawaban
dari panitia serta keterangan lain termasuk perubahannya dari peninjaun
lapangan harus di tuangkan dalam berita acara penjelasan yang di tanda
tangani oleh panitia pengadaan dan sekurang-sekurangya dua wakil dari
peserta yang hadir.
2.3.5 Surat-surat klarifikasi
Surat-surat klarifikasi ini dikerjakan secara tertulis kepada
pemborong yang memenangkan pekerjaan, dan surat-surat klarifikasi
tersebut merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat. Surat-
surat klarifikasi ini sangat mempengaruhi lamanya proses evaluasi
tender yang dibuat apabila :
Ada kesalahan kalkulasi,
Ada pernyataan yang tidak jelas dalam surat penawaran pemborong,
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 12
Ada hal yang lupa dan lain-lain.
2.3.6 Estimasi Biaya Proyek
Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan
untuk memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan/disiapkan bagi
pembangunan suatu konstruksi. Estimasi biaya proyek secara umum
dapat dibagi empat, yaitu :
Estimasi kasar untuk pemilik
Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide
untuk membangun proyek tersebut.
Estimasi pendahuluan oleh perencana
Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi
terdahulu/sudah ada gambar.
Estimasi detail oleh kontraktor
Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga fixed price.
Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.
Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya
langsung ( direct cost ) yang berhubungan dengan konstruksi atau
bangunan.
Biaya langsung terdiri dari dari :
Biaya inti ( Overhead )
Biaya overhead merupakan biaya penunjang pelaksanaan
konstruksi baik di lapangan maupun di kantor.
Biaya tak terduga ( cotigencies )
Biaya tak terduga merupakan suatu biaya yang disiapkan sebagai
akibat dari suatu bencana alam yang besarnya berkisar antara 0,5%
sampai dengan 5% dari biaya total.
Keuntungan ( Profit )
Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah
dari faktor resiko yang besarnya relatif masing-masing proyek.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 13
2.4 Sistem Kontrak ( Contructions Contract )
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diperhatikan macam
dan jenis kontrak dengan variasinya yang dikenal dan diterapkan dalam dunia
bisnis konstruksi.
Berhubungan dengan banyaknya keanekaragaman pekerjaan proyek
konstruksi maupun engineering dan pengaruh-pengaruh berbagai faktor,
misalnya :
Urgensi,
Penyiapan dan sumber dananya,
Pola pemanfaatan,
Pengaturan jadwal,
Situasi dan kondisi setempat.
Untuk mengatasi pengaruh faktor-faktor di atas maka dikembangkan
jenis-jenis kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan antara
yang memiliki pekerjaan dengan yang mengerjakan.
Sistem kontak ( Contructions Contracts ) terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Fixed Price Contract
Kontrak dengan harga tetap mewajibkan kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan hingga selesai sesuai dengan yang diisyaratkan
dalam kontrak atas resikonya sendiri terhadap jumlah total biaya yang
dikeluarkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
a. Lump Sum Contract
Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini memerlukan
gambar - gambar kerja yang jelas, spesifikasi dan bestek yang akurat
dimana kedua belah pihak mempunyai satu interpretasi yang sama
terhadap isi dan maksud dari dokumen tender tersebut. Oleh karena itu,
pemilik proyek tahu jelas dari awal berapa biaya yang harus dikeluarkan,
dan dari pihak kontraktor juga dapat menghitung biayanya dengan tepat.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 14
b. Kontrak “Jadwal Harga satuan” (Shedule of rates contract)
Pada kontrak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan dimana masing-masing pekerjaan mempunyai
harga satuan yang tetap dengan volume sesuai dengan dengan yang
dikerjakan.Karena itu,jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun
kualitas yang diinginkan harus ditentukan secara jelas.jumlah sebenarnya
dari tiap pekerjaan tidak perlu ditetapkan lebih dahulu (hanya berupa
taksiran).
c. Kontrak “Daftar Volume” (Bill of Quantity Contract)
Dengan kontak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan dengan masing-masing jenis pekerjaan
mempunyai harga satuan yang tetap dan volume pekerjaan berdasarkan
gambar rencana.
2. Prime Cost Contract
Pemilik proyek pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang
dikeluarkan kontrak untuk melaksanakan pekerjaannya, ditambah dengan
satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya kerja pemborong. Kontrak
semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan desain, pengadaan
barang/peralatan, pekerjaan konstruksi, pelayanan manajemen ataupun
kombinasi dari pekerjaan tersebut.
Prime Cost Contract mencakup beberapa hal yang meliputi :
a. Cost Plus Persentage Fee
b. Cost Plus Fixed Fee Contract
c. Cost Plus Variable Percentage Contract
d. Target Estimasi Contract
e. Guaranteed Maksimum Cost Contract
f. Convertible Cost Contract
g. Cost Plus Time and Material Contra
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 15
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Uraian dan Struktur Administrasi Proyek
Adapun struktur administrasi proyek Pembangunan Perumahan
Griya Kebon Sajiq, diuraikan dalam rencana kerja dan syarat-syarat yang
terdiri dari :
a. Status proyek ditetapkan sebagai berikut :
1) Judul proyek
Proyek : Perusahaan Griya Kebon Sajiq
Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq
2) Lokasi proyek adalah di Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10
b. Pejabat Pembuat Komitmen (owner)
Adalah badan atau instansi atau orang perorangan yang memberikan tu
gas/pekerjaan kepada kontraktor sebagai pelaksananya. Dalam hal ini yang
menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (owner) adalah Direktur Kepala
Proyek.
c. Kontraktor Pelaksana
Adalah kontraktor yang telah mengajukan penawaran dan dinyatakan
sebagai pemenang serta terikat dengan kontrak pemborongan pekerjaan.
Kontraktor berlaku sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan pembangunan konstruksi fisik. (Hanya sebatas kontrak upah
tenaga saja, Bahan dan lain – lain disediakan oleh kantor).
3.1.1 Struktur organisasi proyek dan tugas-tugasnya.
Struktur organisasi proyek kontraktor pelaksana adalah
menggambarkan struktur garis komando internal jenjang managerial
personil-personil yang bertugas melaksanakan pekerjaan fisik proyek yang
terdiri dari :
a. Project Manager
Tugas dan Kewajiban :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 16
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek.
2) Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi selama melaksanakan proyek.
3) Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan
pekerjaan.
b. Site Manager
Tugas dan Kewajiban :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek di lapangan.
2) Memimpin pelaksanaan proyek.
3) Mengatur pelaksanaan proyek di lapangan.
4) Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggung jawab
proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.
c. Koordinartor Pelaksana
1) Menjadwalkan proyek, manajer bertugas untuk merencanakan
pelaksanaan proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu.
2) Mengimplementasikan rencana proyek, setelah membuat
perencanaan, tugas manajer selanjutnya adalah
mengimplementasikan perencanaan proyek tersebut di lapangan.
3) Mengontrol kerja sampai selesai, Seorang manajer harus dapat
mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga
serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.
4) Membina hubungan kooperatif, manajer bertanggung jawab untuk
membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik
dalam struktur horizontal maupun vertical.
5) Melakukan inovasi, seorang manajer juga bertugas melakukan
inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
6) Memperkirakan Durasi Tugas, Teknik memperkirakan durasi tugas.
d. Ahli Struktur
Tugas dan tanggung jawab ahli Struktur adalah:
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 17
1) Melakukan penelitian dan kajian mengenai kelayakan rencana
bangunan
2) Membuat dan mebantu laporan yang diperlukan team leader.
3) Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil
pekerjaan menjadi komprehensif dan terpadu.
e. Administrasi Keuangan
1) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap administrasi
produksi dan administrasi keuangan.
2) Membuat catatan laporan pemakaian bahan baku dan penjualan
produk.
3) Bertanggung jawab dan mengawasi terhadap proses
permintaan barang, penyimpanan dan pengeluaran produk dari
gudang.
1) Memberikan laporan kepada kepala unit mengenai administrasi
keuangan dan administrasi produk.
2) Menerima laporan dari administrasi keuangan.
3) Menerima laporan harian, bulanan dan tahuan dari administrasi
produks i.
f. Pelaksana Bangunan
Tugas dan Kewajiban :
1) Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan kerja.
2) Mengatur penempatan bahan-bahan konstruksi teknis dan alat kerja
agar tercapai efisiensi kerja.
3) Menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan konstruksi, teknis
dan mengontrol pemakaiannya.
4) Mengatur dan memberi pengarahan kepada pekerja supaya dapat
berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 18
g. Mandor
Tugas dan Kewajiban :
1) Mengawasi jalannya proyek di lapangan.
2) Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.
3.2 Spesifikasi Teknis
A. Lingkup Pekerjaan
1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan
ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perumahan
Griya Kebon Sajiq, yang meliputi tipe perumahan :
a. Tipe 55
b. Tipe 70
c. Tipe 110
2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud
berikut, lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja .
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Penyedia Barang / Jasa pekerja lain yang
berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
B. Bahan
1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,
penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar sama
sekali tidak diperbolehkan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 19
2. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan
dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/produk akan
dibeli/dipesan/diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/Produk tersebut pada
Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis
yang dilampirkan pada contoh/brosur dari bahan/produk yang
bersangkutan untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa/suplier,
yang mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa/Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini
mengadakan bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta
tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh
bahan/produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah
disetujui.
3.3 Uraian Pekerjaan
3.3.1 Tenaga dan Sarana Kerja.
1. Alat-alat bantu kerja seperti; Scafolding, Bar Cutter, Waterpass, Alat
Transport (Truk) Mesin potong keramik, Molen dan alat lainnya yang
disebutkan dalam RKS ini.
Alat kerja merupakan sarana yang penting dan besar artinya dalam
pelaksanan suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap akan dihasilkan
kualitas pekerjaan yang baik, waktu yang singkat dan biaya yang efisien.
Alat kerja dapat berupa alat mekanik maupun alat elektrik, tenaga manusia
relatif lebih murah dari tenaga mesin, sehingga dari segi ekonomi
pemakaian alat harus dipertimbangkan secara teliti. Alat-alat kerja yang
dipakai dalam proyek ini sebagai berikut :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 20
a. Pesawat Waterpass.
Digunakan sebagai penyipat datar suatu bidang untuk menentukan
beda tinggi/elevasi bangunan pada penentuan tinggi bouwplank,
pelaksanaan begisting plat lantai, balok portal dan pekerjaan lain yang
mengharuskan suatu bidang harus datar.
b. Roll meter.
Digunakan untuk mengukur panjang ukuran.
c. Mollen (Concrete Mixer)
Agar tercapai adukan beton yang baik dan rata maka digunakan mesin
pengaduk yaitu mollen dengan kapasitas yang tergantung dari volume
yang ditargetkan. Prinsip kerjanya adalah dengan memasukkan bahan
kedalam silinder yang berputar karena motor diesel.
d. Gerobak tuang dorong dan ember
Gerobak tuang adalah alat angkut yang menggunakan tenaga manusia
untuk mengangkat mortal beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran. Sedangkan ember berfungsi untuk mengangkut adukan
beton dan air ketempat pengecoran.
e. Vibrator
Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan
pengecoran sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga
kosong yang menyebabkan kondisinya tidak merata, hal ini akan
mengurangi proses pengeroposan.
f. Cangkul dan Sekop
Cangkul dan sekop digunakan dalam berbagai pekerjaan namun dalam
pekerjaan ini digunakan untuk memasukkan agregat ke dalam suatu
takaran campuran ataupun untuk memindahkan hasil campuran beton ke
dalam ember atau gerobak tuang yang akan dibawa ke tempat pekerjaan
beton dilakukan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 21
g. Alat pemotong kawat dan besi
Alat pemotong besi dan kawat sangat diperlukan untuk memotong
besi agar mendapatkan ukuran besi yang diinginkan sesuai dengan
perencanaan.
2. Tenaga Kerja
Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan
Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq adalah sebagai berikut :
1. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan
pengalaman dalam bidangnya dan pengawas, mandor serta kepala
tukang yang cukup dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk
pekerjaan proyek tersebut.
2. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai
dengan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian
dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.
3. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari :
Kepala proyek/site manager
Konsultan Pengawas
Site engineer
Logistik proyek
Dalam penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pemborosan terhadap
tenaga kerja yang mengakibatkan kerugian dapat ditekan serendah-
rendahnya. Apabila seorang pekerja sehubungan dengan pelaksanaaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan
berprilaku tidak baik, tidak cakap, atau ceroboh dalam melaksanakan
tugasnya atau yang menurut pertimbangan direksi pekerjaan orang tersebut
tidak patut dipekerjakan. Dan orang tersebut tidak boleh dipekerjakan lagi
tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang yang diberhentikan secara
demikian dari pekerjaan, harus diganti secepatnya dengan seorang
pengganti yang cakap yang disetujui oleh direksi pekerjaan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 22
3. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada
waktunya
3.3.2 Pengukuran (Uizet )
Pengerjaan Pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek
untuk menentukan luasan, batas-batas kerja, ketinggian dan level eksisting
lokasi proyek hingga menghasilkan akurasi data berupa gambar kerja (shop
drawing) yang lengkap. Pekerjaan pengukuran dilakukan termasuk
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi
dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
bangunan eksisting yang ada dan akan di bongkar dengan memakai alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut
dilakukan dengan memakai alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya
dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma
atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil.
3.3.3 Pekerjaan Galian Dan Urugan
A. Pekerjaan Galian
1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut di atas.
3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar
dari halaman, dibuang dilingkungan sekitar.
4. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 23
bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan galian dan urugan meliputi :
1. Galian pondasi batu kali
2. Galian pondasi tangga
3. Urugan kembali galian pondasi
4. Urugan tanah peninggian peil bangunan
5. Urugan tanah peninggian lingkungan
6. Urugan pasir sesuai gambar kerja
C. Pengurugan
1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
user.
2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang di kehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi, elevasi bangunan atau sesuai dengan
yang tertera dalam gambar kerja.
D. Pemadatan
1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-
besarnya 20 cm.
2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui Konsultan Pengawas. Penyedia Barang
Jasa harus menyediakan stamper minimal 10 unit dan dimasukkan dalam
dokumen penawaran data teknis.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 24
3.3.4 Pekerjaan Pasangan
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut :
1. Pasangan pondasi batu kali
2. Pasangan dinding ½ bata
3. Pasangan dinding trasram ½ bata
4. Pasangan batu alam
5. Pasangan Roster
B. Bahan
1. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki
minimal 3 bidang kotak, batu kali bulat tidak boleh digunakan untuk
pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak.
2. Batu bata
Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat.
a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
b. Ukuran :
panjang : 22 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
tebal : 5 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan sample daripada bata yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari site.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 25
d. Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai
dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI
tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang bagian yang pecah tidak boleh
lebih dari 10%
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna kehitaman,
bersih dari campuran kotoran kadar lumpur maksimum 5% diambil dari
sungai, pasir harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka
kehalusan lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat memenuhi persyaratan
PUBI 1982
4. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dan pasangan
dinding bata harus memenuhi persyaratan yang sama digunakan untuk
pembuatan beton.
5. Roster
Roster yang digunakan terbuat dari beton dan tanah liat, ukuran dan
ketebalan sama. Ukuran dan jenis/model/bentuk sesuai dengan gambar
kerja.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali yang dilakukan di lapangan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pekerjaan dan sesuai dengan gambar kerja yang ada.
2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata
Pelaksanaan dari pasangan dinding di lapangan telah sesuai dengan aturan
yang berlaku dan gambra kerja dari proyek tersebut.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 26
3.3.5. Pekerjaan Beton Praktis
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan sloof praktis
2. Pekerjaan kolom praktis
3. Pekerjaan ring praktis
4. Pekerjaan kolom, ring latieu praktis
kusen alumunium
B. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam : ASTM C 150, ASTM C 33, SII-
0051- 74-, SII- 0013- 81, dan SII- 0136- 84.
C. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus,
PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1pc : 3ps : 5kr
Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup pekerjaan
diatas menggunakan besi diameter P12 mm polos berisi 4 (empat) untuk
tulangan pokok , dan sengkang/begel diameter P8 mm jarak dengan 150 mm
dengan tegangan tarik minimal dan regangan.
3.3.6 Pekerjaan Beton Struktur
A. Ketentuan Umum
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-
syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard
yang berlaku, yaitu :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 27
a. SNI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di
Indonesia.
b. SNI - 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
c. Standard Industri Indonesia (SII).
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
e. Tata Cara Pembebanan Rumah dan Gedung.
f. American Society of Testing Material (ASTM).
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi
seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
1. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di
dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang
pekerjaan beton.
C. Bahan-bahan
1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland (portland cement) Tipe I
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972 atau British
Standard No. 12 th 1965.
2. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 28
dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan
ASTM C23 “Specification for Concrete Aggregates”.
Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas
ayakan berlubang persegi 20 mm
b. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan
gradasinya tergantung pada penggunaannya
c. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
3. Agregat Halus
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling penting :
a. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya,
apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm,
minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm
minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan
4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual.
b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 29
liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa
sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
5. Besi tulangan waremash
Besi tulangan waremash yang digunakan adalah M – 8
Ketentuan baja tulangan menyesuaikan dengan baja tulangan struktur.
6. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut ini :
a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
b. Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan baja
tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak
boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak
boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
c. Tulangan dengan Ø ≤12 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk
tulangan dengan Ø > 16 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.
D. Beton dan Adukan Beton Struktur
1. Benda uji harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili
minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
2. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat
pengujian slump
3. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam
Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI
T-15-1990-03).
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 30
E. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai
permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang/Jasa harus
memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sabagai acuan
untuk disetujui Konsultan Pengawas.
3.3.7 Pekerjaan Rangka Atap
A. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan bahan, peralatan dan tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
1. Pengadaan dan fabrikasi konstruksi baja (kolom, balok, bracing kolom
dan bracing atap untuk dudukan mahkota, gording, sambungan seperti plat
sambung, baut sambung, angkur, connector untuk encase balok).
2. Pembersihan seluruh permukaan konstruksi baja dan pengecatan awal